Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
SEMESTER GENAP 2020-2021

PF 4 DAN RANGKAIAN RESISTOR SEI DAN PARAREL

NAMA JANUAR RIZKI FADILLAH

KELAS E

HARI, TANGGAL SENIN, 24 APRIL 2021

JAM 16.00 WIB

NAMA ASISTEN

NILAI LAPORAN

LABORATORIUM FISIKA DASAR


UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
DEKLARASI / PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Januar Rizki Fadillah

NIM : 190481100094

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa isi dari laporan yang ditulis berikut ini
merupakan murni dari hasil pemikiran saya dan tidak ada unsur plagiat. Tugas yang
terbukti mengandung tindakan plagiarisme atau kolusi tanpa ijin resmi membawa
konsekuensi berupa pemberian sanksi akademis yang tegas berupa pengurangan
nilai ataupun penalti berupa penggagalan kelulusan praktikum terkait.

Mojokerto, 5 April 2021

Yang menyatakan,

Januar Rizki Fadillah


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Yasmanrinto (2012), pada umumnya rangkaian dalam sebuah alat


listrik terdiri dari banyak jenis komponen yang terangkai secara tidak sederhana,
akan tetapi untuk mempermudah mempelajarinya biasanya jenis rangkaian itu biasa
dikelompokkan dalam rangkaian seri dan rangkaian parallel.
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk
mengatur jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. resistor bersifat resistif
dan umumnya terbuat dari karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm.
Pada pemasangan resistor, dibagi menjadi dua bagian yaitu pemasangan seri dan
parallel. Pada rangkaian seri, kedua resistor haruslah membaca arus yang sama.
Sehingga dalam hukum Ohm, jika resistor harus dijumlahkan untuk mendapatkan
tegangan total pada rangkaian. selain itu, hambatan total pada rangkaian juga
merupakan jumlah-jumlah dari hambatan yang dipasang secara seri.
Sedangkan pada resistor paralel, menurut Oktafiana (2014), berlaku hukum
Kirchoff yaitu menyatakan bahwa 1 masuk sama dengan 1 keluar pada rangkaian.
dengan menggunakan hukum Kirchoff, I total yang mengalir pada rangkaian adalah
penjumlahan I, dan. sedangkan untuk tegangan yang jatuh pada kedua resistor
adalah sama besar.
Berdasarkan teori atau konsep dasar ini kita telah memahami konsep dasar
rangkaian seri-paralel, namun kita belum mengetahui bagaimana cara menentukan
nilai resistansi resistor berdasarkan kode warna dan pengukuran dengan multimeter
serta bagaimana cara membandingkan besar arus dan beda potensial pada masing-
masing resistor dalam rangkaian seri dan rangkaian paralel. Karena dianggap
penting untuk mengetahuinya itu semua, maka dilakukanlah praktikum rangkaian
seri paralel dan arus transien.
1.2 Tujuan
1. Memahami pengaruh besar nilai hambatan seri atau paralel terhadap arus
dan tegangan, serta
2. Memahami sifat rangkaian resistor seri dan paralel.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Arus Listrik


Arus adalah sebarang gerak muatan dari satu daerah ke daerah lainnya.
Dalam situasi elektrostatis medan listrik aitu adalah nol dimanapun di
dalamkonduktor, dan tidak ada arus. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa
semua muatandi dalam konduktor itu diam. Dalam logam biasa seperti
tembaga atau aluminium,sejumlah electron bebas bergerak di dalam material
konduksi itu
Arah arus listrik ini berlawanan arah dengan arus elektron. Muatan
listrik dapat berpindah apabila terjadi beda potensial. Beda potensial
dihasilkan oleh sumber listrik, misalnya baterai atau akumulator. Setiap
sumber listrik selalu mempunyai dua kutub, yaitu kutub positif (+) dan kutub
negatif (-). Apabilakutubkutub baterai dihubungkan dengan jalur penghantar
yang kontinu.Garis yang lebih panjang menyatakan kutub positif, sedangkan
yang pendek menyatakan kutub negatif. Alat yang diberi daya oleh baterai
dapat berupa bolalampu, pemanas, radio, dan sebagainya. Ketika rangkaian
ini terbentuk, muatan dapat mengalir melalui kawat pada rangkaian, dari satu
kutub baterai ke kutub yang lainnya. Aliran muatan seperti ini disebut arus
listrik. (Young&Freedman, 1999).
2.1 Rangkaian Seri
Rangkaian seri juga disebut rangkaian berderet. Bila dua atau lebih
resistordihubungkan dari ujung ke ujung dikatakan mereka dihubungkan
secara seri.Selain resistor, alat-alat yang dirangkai tersebut dapat berupa
bohlam, elemen pemanas, atau alat penghambat lainnya. Muatan listrik yang
melalui R1 juga akan melalui R2 dan R3. Dengan demikian, arus I yang sama
melewati setiapresistor. Jika V menyatakan tegangan pada ketiga resistor,
maka V samadengan tegangan sumber (baterai). V1, V2, dan V3 adalah beda
potensial pada masing-masing resistor.
Gambar 4.1 Rangkaian seri resistor
R1, R2, dan R3. Karena resistor-resistor tersebutdihubungkan secara
seri, kekekalan energi menyatakan bahwa tegangan total V sama dengan
jumlah semua tegangan dari masing-masing resistor.
V=V1+V2+V3=I.R1+I.R2+I.R3…..………………………………………(1)
Hambatan total pengganti susunan seri resistor (Rs) yang terhubung
dengansumber tegangan (V) dirumuskan:
V = I.Rs……………………………………………………………………(2)
Persamaan (2) disubstitusikan ke persamaan (1) didapatkan:
Rs=R1+R2+R3………………….…………………………………………(3)
Dari persamaan (3), menunjukkan bahwa besar hambatan total
pengganti pada rangkaian seri sama dengan jumlah hambatan pada tiap
resistor.
2.3 Rangkiaian Paralel
Rangkaian paralel juga disebut rangkaian berjajar. Pada rangkaian
paralel resistor, arus dari sumber terbagi menjadi cabang-cabang yang
terpisah. Pemasangan alat-alat listrik pada rumah-rumah. Jika kita
memutuskan hubungan dengan satu alat, maka arus yang mengalir pada
komponen lain yaitu R1 dan R3 tidak terputus.

Gambar 4.1. Rangkaian parallel resistor


Tetapi pada rangkaian seri, jika salah satu komponen terputus arusnya,
maka arus ke komponen yang lain juga berhenti. Pada rangkaian paralel, arus
total yang berasal dari sumber (baterai) terbagi menjadi tiga cabang. Arus
yang keluar dimisalkan I1, I2, dan I3 berturut-turut sebagai arus yang melalui
resistor R1,R2, dan R3. Oleh karena muatan kekal, arus yangmasuk ke dalam
titik cabang harus sama dengan arus yang keluar dari titik cabang (Sumarsono,
2009). Sehingga diperoleh:
I=I1+I2+I3..………………....……………………………………………..(4)
Ketika rangkaian paralel tersebut terhubung dengan sumber tegangan V,
masing-masing mengalami tegangan yang sama yaitu V. Berarti tegangan
penuh baterai diberikan ke setiap resistor, sehingga:
I1=R1V,I2=R2V,danI3=R3V………....………………………………...…(5)
Hambatan penganti susunan paralel (RP) akan menarik arus (I) dari
sumber yang besarnya sama dengan arus total ketiga hambatan paralel
tersebut.Arus yang mengalir pada hambatan pengganti harus memenuhi:
I=RpV.…….……...………………………………………………………..(6)
Substitusi persamaan (5) dan (6) ke dalam persamaan (4) akan
diperoleh: I = I1+ I2+ I3 RpV = R1V + R2V + R3V Jika kita bagi setiap ruas
dengan V, didapatkan nilai hambatan pengganti(RP) rangkaian paralel:
1𝑅𝑝=1𝑅1+1𝑅2+1𝑅3……….....………..…………………………………..(7)
Hasil pengukuran beda potensial pada resistor R1 dan R2 (nilainya
berbeda) yang disusun secara seri menunjukkan hasil yang berbeda, namun
jika diukur arus yang melewati kedua resistor maka diperoleh pengukuran
yang sama. Berbeda halnya jika resistor disusun secara paralel, diperoleh hasil
pengukuranyang berbeda. Arus yang melalui setiap resistor berbeda, namun
pengukuran tegangan pada setiap resistor sama (Herman, 2015: 21).
2.4 Rangkaian kombinasi/campuran
Menurut, Ponto (2019) rangkaian kombinasi/campuran adalah rangkaian
yang terdiri dari gabungan rangkaian seri dan rangkaian parallel. Untuk dapat
mencari besarnya hambatan yang terdapat pada rangkaian campuran. Terlebih
dahulu kita harus mencari besaran hambatan pada tiap-tiap model rangkaian
(seri dan parallel). Setelah kita menemukan besaran hambatan pada kedua
rangkaian tersebut kemudian kita mencari hambatan dari gabungan rangkaian
akhir yang telah kita dapat. Bentuk rangkaian kombinasi resistor :
Gambar 4.2. Rangkaian kombinasi resistor
2.5 Resistor
Menurut, Budiharto (2005) resistor adalah komponen elektrik yang
berfungsi untuk memberikan hambatan terhadap aliran arus listrik. Dalam
rangkaian listrik dibutuhkan resistor dengan spesifikasi tertentu seperti besar
hambatan, arus maksimum yang boleh dilewatkan dan karakteristik
hambatan terhadap suhu dan panas. Resistor memberikan hambatan agar
komponen yang diberi tegangan tidak dialiri dengan arus yang besar. Ia juga
dapat digunakan sebagai pembagi tegangan. Pada peralatan seperti radio dan
amplifier (model lama) sering dijumpai pengatur volume atau nada yang
menggunakan tombol yang dapat diputar. Tombol tersebut adalah salah satu
contor resistor variabel, yaitu resistor yang dapat diubah-ubah nilainya.
Perubahan resistansi akan mengubah besar arus yang menggerakkan
membran speaker. Semakin besar nilai hambatan pada resistor dalam satuan
ohm, semakin kecil besar arus yang melewatinya.

Gambar 4.4 Resistor


BAB III
METODOLOGY PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum sebagai berikut:
a. Simulator rangkaian PhET
https://phet.colorado.edu/sims/html/circuit-construction-kit-dc-
virtuallab/latest/circuit-construction-kit-dc-virtual-llab_in.html
b. Laptop
3.2 Prosedur Praktikum
Berikut ini langkah-langkah dalam kegiatan praktikum modul 4 :
1. Buat rangkaian seri pada simulator dengan hambatan R1=10Ω ; R2=10Ω ;
R3=10Ω ; V =9V
2. Ukur arus dan tegangan pada masing-masinghambatan
3. Catat dalam tabel
4. Lakukan no.1-3 dengan:
a. R1=50Ω ; R2=50Ω ; R3=50Ω
b. R1=100Ω ; R2=100Ω ; R3=100Ω
c. R1=10Ω ; R2=50Ω ; R3=100Ω
5. Buat rangkaian paralel pada simulator dengan hambatan R1=10Ω ; R2=10Ω ;
R3=10Ω ; V =9V
6. Ukur arus dan tegangan pada masing-masinghambatan
7. Catat dalam tabel
8. Lakukan no.1-3 dengan:
a. R1=50Ω ; R2=50Ω ; R3=50Ω
b. R1=100Ω ; R2=100Ω ; R3=100Ω
c. R1=10Ω ; R2=50Ω ; R3=100Ω
9. Buat kesimpulan dari data yang diperoleh

3.3 Flowchart

Flowchart adalah suatu bagian dengan simbol-simbol tertentu yang


menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara suatu proses
secara mendetail.
3.3.1 Flowchart praktikum

Selesai

Modul 4 Percobaan
Rangkaian Resistor Seri
dan Paralel

Praktikum

Pengolahan data

Asistensi I

Asistensi II

Laporan resmi

Acc

Selesai

Gambar 4.5 Flowchard praktikum


3.3.2 Flowchart pengolahan data
Berikut ini merupakan flowchart pengolahan data menjelaskan tentang
macam-macam alur dan berbagai tahapan-tahapan praktikum.
Mulai

Rekapan data Tahap persiapan

1. Mempersiapkan alat dan bahan


2.Melakukan percobaan dengan hambatan
R1=10Ω ; R2=10Ω ; R3=10Ω ; V =9V Tahap pengolahan data

3.Lakukan no.1-3 dengan : a. R1=50Ω ;


R2=50Ω ; R3=50Ω b. R1=100Ω ; R2=100Ω
; R3=100Ω c. R1=10Ω ; R2=50Ω ; R3=100Ω

4.Mencatat hasil praktikum hukum ohm


kedalam tabel

Analisis data Tahap analia

Kesimpulan dan Tahap kesimpulan dan


saran saran

Selesai

Gambar 4.6 flowchart pengolahan data


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Percobaan


Hasil percobaan dari praktikum modul 4 percobaan rangkaian resistor
seri dan resistor paralel sebagai berikut :
Tabel 4.1 Rangkain seri
Hambatan (Ω) Arus Tegangan
Percobaan
ke- R1 R2 R3 I1 I2 I3 V1 V2 V3
1 10 10 10 0,23 0,23 A 0,23 2,25 2,25 2,25 V
A A V V
2 50 50 50 0,06 0,06 A 0,06 2,81 2,81 2,81 V
A A V V
3 100 100 100 0,03 0,03 A 0,03 2,90 2,90 2,90 V
A A V V
4 10 50 100 0,11 0,06 A 0,11 1,13 2,81 1,13 V
A A V V
Tabel 4.2 Rangkain paralel
Hambatan (Ω) Arus Tegangan
Percobaan
ke- R1 R2 R3 I1 I2 I3 V1 V2 V3
1 10 10 10 0,90 0,90 A 0,90 9,00 9,00 9,00 V
A A V V
2 50 50 50 0,18 0,18 A 0,18 9,00 9,00 9,00 V
A A V V
3 100 100 100 0,09 0,09 A 0,09 9,00 9,00 9,00 V
A A V V
4 10 50 100 0,90 0,18 A 0,90 9,00 9,00 9,00 V
A A V V

4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, terdapat dua
kegiatan. Kegiatan pertama mengenai rangkaian seri dan kegiatan kedua
mengenai rangkaian paralel.
Pada saat melakukan perhitungan pada rangkaian resistor seri
perhitungan dilakukan sebanyak tiga kali perhitungan tegangan untuk setiap
resistor guna untuk membuktikan bahwa dalam rangkaian seri volt selalu
dibagi dengan banyaknya hambatan. Pada perhitungan diatas perhitungan
menggunakan 3 hambatan yaitu hambatan 10Ω, 50Ω, 100Ω dan gabungan
dari ketiga hambatan tersebut. Pada rangkaian seri semakin kecil hambatan
maka arus semakin besar begitupun sebaliknya apa bila hambatan semakin
besar maka arus semakin kecil, tetapi saat melakukan pengukuran pada
hambatan berbeda beda nilainya maka hambatan terbesar yang mendapatkan
tegangan terbesar seperti pada saat melakukan pergitungan campuran dari
ketiga hambatan yaitu 10Ω, 50 Ω, dan 100Ω. Pada hambatan 10 Ω
medapatkan tegangan 2,25 V, pada hambatan 50 Ω mendapatkan tegangan
sebesar 2.81 V dan pada hambatan 100 Ω mendapatkan tegangan sebesar
2,90 V.
Pada saat melakukan perhitungan pada rangkaian resistor paralel
perhitungan dilakukan sebanyak tiga kali perhitungan tegangan untuk setiap
resistor guna untuk membuktikan bahwa dalam rangkaian paralel volt selalu
bernilai sama dengan sumber volt setiap hambatan. Pada perhitungan diatas
perhitungan menggunakan 3 hambatan yaitu hambatan 10Ω, 50Ω, 100Ω dan
gabungan dari ketiga hambatan tersebut. Pada rangkaian paralel semakin
kecil hambatan maka arus semakin besar begitupun sebaliknya apa bila
hambatan semakin besar maka arus semakin kecil pada saat melakukan
perhitungan campuran dari ketiga hambatan yaitu 10Ω, 50 Ω, dan 100Ω.
Pada hambatan 10 Ω medapatkan arus 0,90 A, pada hambatan 50 Ω
mendapatkan arus sebesar 0.18 A dan pada hambatan 100 Ω mendapatkan
arus sebesar 0,09 A.
Perbedaan dari rangkaian resistor seri dan rangkaian resistor paralel
adalah pada tegangan yang dihasilkan pada resistor. Tegangan pada
rangkaian seri adalah besar Volt dibagi dengan banyaknya resistor
sedangkan pada rangkaian paralel semua resistor mendapatkan volt dengan
jumlah yang sama dengan volt sumber atau batrai. Untuk arus yang
dihasilkan rangkaian resistor paralel lebih besar dari rangkaian resistor seri,
seperti pada percobaan dengan hambatan 10Ω pada rangkaian resistor seri
mendapatkan besarnya arus 0.23 A, sedangkan nilai yang dihasilkan dari
rangkaian resistor paralel sebesar 0,90 A. Dapat dilihat pada tabel 4.1 yang
menunjukan data dari besar nya arus pada setiap hambatan.
BAB V

PENUTUP

Bab lima menjelaskan tentang kesimpulan dan sara praktikum modul 4


sebagai berikut.
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan praktikum modul adalah sebagai berikut.
1. Resistor yang dirangkai seri yaitu dengan cara menghubungkan dengan
sumber tegangan kemudian kedua resistor dihubungkan dengan kabel, pada
resistor tidak ada kutub positif dan negative, pada rangkaian seri ini tidak ada
percabangan. Pada rangkaian paralel akan ada titik percabangan baik itu
sebelum masuk pada resistor pertama maupun diantara kedua resistor atau
setelah resistor kedua. Sedangkan untuk merangkai rangkaian paralel yaitu
dengan cara resistor disusun paralel dan kuat arus yang digunakan selalu
dirangkai seri sedangkan tegangan selalu dirangkai paralel.
2. Hasil yang didapat dari kegiatan percobaan dan pengamatan kegiatan
praktikum rangkain resistor seri dan paralel, rangkaian paralel semakin kecil
hambatan maka arus semakin besar begitupun sebaliknya apa bila hambatan
semakin besar maka arus semakin kecil.

5.2. Saran
Saran praktikum modul empat adalah sebagai berikut.
1. Diharapkan praktikan memahami konsep tentang Rangkaian Resistor Seri
dan Paralel agar lebih mudah saat mengikuti pelaksanaan praktikum.
2. Dihimbau praktikan untuk mentaati peraturan yang telah ditentukan pada
praktikum modul 3 ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sumarsono, Joko. 2009. Fisika Dasar Universitas. Jakarta: Teguh Karya.
Ponto, Hantje. 2019. Dasar Teknik Listrik. Yogyakarta: CV budi utama.
Budiharto, Widodo. 2005. Teknik Reparasi pc dan monitor. Jakarta: PT
Gramedia.
LAMPIRAN

1. Simulator Rangkaian Seri


2. Simulator Rangkaian paralel
PERTANYAAN ULANG
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan rangkaian seri dan rangkaian parallel
2. Jelaskan perbedaan rangkaian seri dan rangkaian parallel
3. Sebutkan kelebihan dan kekurangan dari rangkaian seri dan rangkaian parallel
4. Perhatikan rangkaian berikut.

Diketahui besarnya R1 = 12 Ohm, R2 = 20 Ohm, dan R3 = 5 Ohm. Jika


tegangan totalnya 9 Volt, tentukan besarnya arus yang mengalir dalam
rangkaian!

5. Tiga buah hambatan identik dirangkai secara paralel. Jika nilai hambatan
totalnya 0,50 Ohm, tentukan besarnya masing-masing hambatan!
jawaban
1. Rangkaian seri adalah rangkaian di mana dua komponen berbagi simpul yang
sama dan arus yang sama mengalir melaluinya. Namun, dalam rangkaian paralel,
komponen berbagi dua node yang sama.
Rangkaian Paralel adalah Suatu rangkaian dikatakan paralel ketika arus listrik
memiliki banyak jalur untuk mengalir. Komponen yang merupakan bagian dari
rangkaian paralel akan memiliki tegangan konstan di semua ujungnya.
2. Perbedaan rangkaian seri dan paralel yang utama adalah besarnya arus yang
mengalir melalui masing-masing komponen dalam rangkaian. Dalam rangkaian
seri, jumlah arus yang sama mengalir melalui semua komponen yang
ditempatkan di dalamnya. Di sisi lain, dalam rangkaian paralel, komponen-
komponen ditempatkan secara paralel satu sama lain yang karenanya rangkaian
tersebut membagi aliran arus. Arus yang mengalir dari sumber akan terbagi
menjadi arus yang mengalir melalui masing-masing komponen tersebut.
3. Kelebihan rangkaian seri
a. Rangkaian listrik yang disusun secara seri akan membutuhkan jumlah kabel
penghantar yang lebih sedikit dibandingkan dengan rangkaian listrik yang
disusun secara paralel.
b. Karena jumlah kabel yang digunakan lebih sedikit sehingga biaya yang
digunakan untuk membuat rangkaian seri ini akan lebih murah di bandingkan
dengan rangkaian paralel.
c. Apabila beban listrik yang disusun secara seri maka arus yang mengalir pada
tiap-tiap beban akan sama besar walaupun tahanan masing-masing beban
listrik tidak sama besar.
d. Apabila sumber tenaga listrik yang dirangkai secara seri maka tegangan total
yang dihasilkan oleh masing-masing sumber tenaga listrik tersebut
merupakan hasil penjumlahan dari masing-masing tegangan pada sumber
tenaga listrik. Misalnya, dua buah baterai dengan tegangan 12 volt dan arus
30 ampere disusun secara seri maka tegangan total rangkaian baterai tersebut
adalah 24 volt sedangkan arus total yang dikeluarkan rangkaian baterai
tersebut tetap sama yaitu 30 ampere.
Kekurangan rangkaian seri
a. Apabila beban listrik dirangkai secara seri, misalnya beban listrik tersebut
adalah lampu, maka apabila ada salah satu lampu putus akan membuat lampu
yang lain juga ikut padam.
b. Lampu-lampu yang dirangkai secara seri, lampu-lampu tersebut tidak akan
menyala sama terang.
Kelebihan rangkaian paralel
a. Apabila sumber tenaga listrik atau contohnya baterai yang disusun secara
paralel maka kapasitas arus pada rangkaian baterai tersebut akan meningkat.
Kapasitas arus total yang dihasilkan pada rangkaian baterai tersebut sama
dengan penjumlahan dari masing-masing arus yang tersimpan di dalam
masing-masing baterai. Misalnya ada dua buah baterai yang masing-masing
memiliki tegangan 12 volt dan jumlah arus 35 ampere. Maka jumlah arus total
yang dapat dikeluarkan rangkaian baterai tersebut adalah 70 ampere.
b. Jika beban listrik misalnya lampu di rangkai secara paralel maka apabila salah
satu lampu putus, lampu yang lain akan tetap menyala.
c. Jika beban listrik dirangkai secara paralel maka tegangan listrik yang menuju
ke masing-masing beban adalah sama besar dengan tegangan sumber
sehingga apabila beberapa lampu dengan daya yang sama dirangkai secara
paralel terhadap sumber tegangan maka lampu-lampu tersebut akan menyala
sama terang.
Kekurangan rangkaian paralel
a. Apabila beban listrik yang disusun secara paralel memiliki tahanan yang
berbeda maka arus listrik yang mengalir ke masing-masing beban kelistrikan
menjadi tidak sama besar.
b. Rangkaian listrik yang disusun secara paralel akan membutuhkan jumlah
kabel penghantar yang lebih banyak dibandingkan rangkaian listrik yang
disusun secara seri.
c. Karena jumlah kabel penghantar yang digunakan lebuh banyak maka untuk
biaya pembuatan akan lebih mahal dibandingkan dengan rangkaian seri.
4.
LEMBAR ASISTENSI

Tanggal
Revisi TTD Asisten
Asistensi

Anda mungkin juga menyukai