Anda di halaman 1dari 17

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERBANDINGAN JUMLAH MOL ZAT-ZAT YANG TERLIBAT DALAM


REAKSI

Oleh

Nama : Syafira Lailatul Ulfa Marfuah

NIM : 201810401056

Kelas/Kelompok : I/7

Asisten : Yuni Nur H

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
I. JUDUL

Perbandingan jumlah mol zat-zat yang terlibat dalam reaksi

II. TUJUAN
Tujuan diadakannya praktek ini adalah untuk
2.1 Menggunakan konsep mol untuk menyatakan hubungan jumlah mol antara zat-zat yang
terlibat dalam reaksi.
2.2 Menentukan perbandingan jumlah mol zat-zat yang terlibat dalam reaksi penguraian soda
kue berdasarkan beratnya.
III. PENDAHULUAN
3.1 MSDS ( Material Safety Data Sheet)
3.1.1 Barium klorida/BaCl2
Barium klorida memeiliki rumus kimia BaCl 2. Barium klorida memiliki bentuk
cairan yang tidak berwarna dan tidak berbau. Reaktivitas kimia dari Barium klorida
stabil dalam kondisi normal. Barium klorida termasuk bahan kimia yang masuk kategori
peringatan. Barium klorida berbahaya jika tertelan. Barium klorida harus dihindarkan dari
cahaya matahari langsung dan temperatur yang sangat tinggi atau rendah. Bahan yang
tidak cocok dengan Barium klorida adalah pengoksidasi kuat. Produk penguraian dari
Barium klorida yang berhaya adalah Hidrogen klorida barium. Untuk tindakan kehati-
hatian saat penggunaan bahan ini diantaranya cuci kulit yang terpapar dengan seksama
setelah penanganan, jangan makan, minum atau merokok saat menggunakan produk ini.
Jika tertelan hubungi dokter bila merasa kurang sehat. Jika tertelan, bilas mulut. Buang isi
/ wadah untuk mematuhi peraturan lokal, negara bagian dan federal. Tindakan
pertolongan pertama umum bagi korban diantaranya jangan pernah memberikan apapun
melalui mulut kepada orang yang tidak sadar. Jika dirasa tidak enak badan, dapatkan
bantuan medis. Tindakan pertolongan pertama setelah terhirup adalah dengan menghirup
udara segar dan biarkan korban beristirahat. Apabila terkena kulit segera lepaskan
pakaian yang terkena dan cuci semua area kulit yang terbuka dengan sabun lembut dan
air, diikuti dengan bilas dengan air hangat. Setelah terjadi kontak mata segera bilas
dengan banyak air. Cari pertolongan medis jika nyeri, berkedip atau kemerahan bertahan.
Dan apabila terkonsumsi segera bilas mulut, jangan memaksakan muntah dan segera
dapatkan perhatian medis darurat bila merasa kurang sehat. (LabChem,2020)
3.1.2 Natrium bikarbonat/ NaHCO3
Natrium bikarbonat memiliki rumus kimia NaHCO 3 dan memiliki nama kimia
Sodium Hidrogen Karbonat. Bentuk dari Natrium bikarbonat berupa zat. Keadaan fisik
dari Natrium bikarbonat berupa solid berbentuk bubuk berwarna putih dan tidak
memiliki bau. pH Natrium bikarbonat sebesar 8,3 solusi 0,1 juta, dengan titik lebur
270°C. Natrium bikarbonat memiliki massa molekul sebesar 84,01 g/mol dan kelarutan
dalam air sebesar 6,9 g / 100m. Natrium bikarbonat stabil dalam kondisi normal.
Natrium bikarbonat mungkin dapat menimbulkan reaksi berbahaya jika bereaksi kuat
dengan oksidator dan asam kuat. Natrium bikarbonat harus dihindarkan dari
kelembaban, bahan yang tidak cocok, dan suhu tinggi. Natrium bikarbonat tidak cocok
direaksikan dengan bahan asam kuat dan pengoksidasi kuat. Natrium bikarbonat dapat
menghasilkan produk penguraian yang berbahaya berupa karbon monoksida dan karbon
dioksida. Natrium bikarbonat masuk dalam kategori bahan peringatan. Natrium
bikarbonat dapat menyebabkan iritasi mata. tindakan kehati-hatian saat menggunakan
Natrium bikarbonat diantaranya cuci kulit yang terpapar dengan seksama setelah
penanganan, jika terkena mata segera bilas secara hati-hati dengan air selama beberapa
menit dan menghapus kontak lensa, jika digunakan dan mudah dilakukan kemudian
lanjutkan membilas dan apabila iritasi mata berlanjut segera dapatkan perhatian medis.
(LabChem,2020)

3.1.3 Sodium sulfat/ Na2SO4


Sodium sulfat memiliki rumus Na2SO4 yang berbentuk zat. Sodium sulfat
berbentuk solid berwarna putih dan tdak memiliki bau dengan pH 5.2 - 9.2 5% solusi, dan
titik tebur 884°C. Sodium sulfat memiliki massa molekul 142,04 g/mol dan larut dalam
air dalam ketentuan 20 g / 100ml. Sodium sulfat stabil dalam kondisi normal. Sodium
sulfat harus dihindarkan drii cahaya matahari langsung dan temperatur yang sangat tinggi
atau rendah. Sodium sulfat tidak cocok direaksikan dengan asam kuat. Sodium sulfat
dapat menghasilkan produk penguraian yang berbahaya berupa senyawa belerang.
Tindakan pertolongan pertama secara umum apabila terkontaminasi Sodium sulfat
dengan jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak
sadar. Jika Anda merasa tidak sehat, dapatkan bantuan medis. Apabila terhirup, biarkan
korban menghirup udara segar, biarkan korban beristirahat. Saat terjadi kontak kulit,
lepaskan pakaian yang terkena dan cuci semua area kulit yang terbuka dengan sabun
lembut dan air, diikuti dengan bilas air hangat. Setelah kontak mata, segera bilas dengan
banyak air, cari pertolongan medis jika nyeri, berkedip atau kemerahan tetap ada. Dan
setelah terkonsumsi, bilas mulut, jangan memaksakan muntah dan segera dapatkan
perhatian medis darurat. (LabChem,2020)

3.2 Tinjauan Pustaka


Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani Stoicheion= unsur dan metron =
mengukur sehingga stoikiometri merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan
bentuk kuantitatif dari reaksi dan senyawa kimia.Pada sistem SI, molmerupakan
banyaknya suatu zat yang mengandung entitas dasar (atom, molekul atau partikel lain)
sebanyak jumlah atom yang terdapat dalam tepat 12 gram (atau 0,012 kg) isotop karbon -
12. (Juwita,2017)
Stoikiometri adalah ilmu kimia yang mempelajari dan menghitung hubungan
kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia didasarkan pada hukum hukum
dasar dan persamaan reaksi. Stoikiometri secara sederhana merupakan pokok bahasan
dalam ilmu kimia. Reaktan itu sendiri adalah zat yang diperoleh sebagai hasil reaksi
kimia . Stoikiometri pada praktikum kali ini adalah suatu perhitungan kimia yang
menyangkut tentang hubungan kuantitatif antara zat yang terlibat dalam reaksi yang
dilakukan titik dalam reaksi stoikiometri sendiri reaksi yang berada di dalam reaksi kimia
tersebut harus habis bereaksi dalam reaksi kimia tersebut sehingga tidak ada mol sisa
dalam reaksi tersebut atau tidak adanya pereaksi pembatas. (Chang, 2005).
Mol merupakan satuan jumlah zat yang dipergunakan dalam perhitungan kimia.
Satu mol adalah satuan banyaknya partikel, atau merupakan penyederhanaan jumlah
partikel suatu ion, molekul, atau unsur. Massa molar adalah massa satu mol zat sebanyak
Ar unsurny yang dinyatakan dalam gram/mol. Hubungan massa dengan jumlah mol zat
dapat dinyatakan sebagai berikut (Untoro,2010)
Massa(gram)= jumlah mol x massa molar(gr/mol)
Massa molar = Ar atau Mr(gr/mol)
Konsep mol mengkaji tentang jumlah partikel. Mol dijadikan sebagai besaran yang
menghubungkan satuan massa zat, jumlah partikel, dan volume gas-gas yang terlibat
dalam reaksi kimia.Perhitungan kimia akan lebih mudah diterapkan dengan konsep mol.
(Sagita,2017)
Banyak zat kimia yang terdapat di laboratorium atau dipasaran tidak dalam
keadaan murni, tetapi berupa larutan HCl, H2SO4dan larutan HNO3. Jumlah mol zat
dalam larutan bergantung pada konsentrasi dan volumenya. Satuan konsentrasi yang
paling umum dipakai adalah: molaritas (M) atau konsentrasi molar.Molaritas (M) adalah
jumlah mol saat zat terlarut dalam larutan dibagi dengan volume larutan yang ditentukan
mol zat terlarut
dalam liter.Molaritas (M) =
liter larutan
Penyetaraan reaksi kimia mengacu pada teori atom Dalton dan juga hukum
Lavoisier. Berdasarkan teori dan hukum tersebut, tidak terjadi perubahan massa pada
persamaan reaksi kimia. Maknanya, jumlah atom sebelah kiri (reaktan) sama dengan
jumlah atom sebelah kanan (hasil reaksi/produk) pada persamaan reaksi kimia. Agar
jumlah atom sebelah kiri sama dengan jumlah atom sebelah kanan, persamaan reaksi
kimia dapat disetarakan dengan cara mengatur jumlah atom-atom di sebelah kiri dan
jumlah atom-atom di sebelah kanan. penyetaraan reaksi kimia juga dapat dilakukan
dengan cara mengatur angka di depan reaktan dan hasil reaksi yang disebut koefisien.
Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan perbandingan volume dengan syaratsuhu dan
tekanannya sama). (Juwita,2017)

IV. METODOLOGI PERCOBAAN


4.1 Alat dan bahan
4.1.1 Alat
 Cawan porselin
 Pemanas (spiritus atau bunsen)
 Gelas kimia 50 ml
 Spatula
 Corong

4.1.2 Bahan
 Soda Kue (krisal NaHCO3)
 Barium Klorida 2 M (BaCl2 2 M)
 Natrium Sulfat 2 M (Na2SO4 2 M)
4.2 Diagram alir
a. reaksi pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)
BaCl2, Na2SO4

 Dimasukkan 10 mL larutan BaCl2 2 M kedalam gelas kimia 50 mL, tambahan


5 mL Natrium Sulfat (Na2SO4) 2 M, aduk perlahan dengan spatula sampai
terbentuk endapan.
 Dikeringkan kertas saring dalam oven 5 menit, diamkan sebentar dan timbang
kertas saring tersebut. Gunakan kertas saring untuk menyaring padatan,
keringkan dalam oven selama 15 menit lalu ditimbang. Tentukan massa
padatan yang diperoleh.
 Diulangi perlakuan dengan merubah volume Natrium Sulfat (Na 2SO4),
masingmasing yaitu 10 mL dan 15 mL.
Hasil

b. reaksi pengurangan soda kue


NaHCO3, Na2CO3
 Ditimbang cawan porselin untuk menentukan massanya. Dengan cawan yang
sudah ditentukan massanya, gunakan cawan tersebut untuk menimbang 2,5
sampai 3 gram NaHCO3 dan catat massa tepatnya dalam tabel pengamatan.
 Dipanaskan dalam cawan tersebut selama kurang lebih 12 menit, angkat cawan
dan diamkan sampai dingin. Setelah dingin timbanglah cawan porselin beserta
isinya dan tentukan massa Na2CO3 yang dihasilkan.
 Dipanaskan sekali lagi dalam cawan yang berisi analit selama 10 menit, angkat
cawan dan diamkan sampai dingin, timbang massanya.

Hasil
c. Prosedur Kerja
a. Reaksi pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)
Larutan BaCl2 2 M dimasukkan 10 mL kedalam gelas kimia 50 mL,
tambahan 5 mL Natrium Sulfat (Na2SO4) 2 M, aduk perlahan dengan spatula
sampai terbentuk endapan. Kertas saring dikeringkan dalam oven 5 menit,
diamkan sebentar dan timbang kertas saring tersebut. Gunakan kertas saring untuk
menyaring padatan, keringkan dalam oven selama 15 menit lalu ditimbang.
Tentukan massa padatan yang diperoleh. Dipanaskan sekali lagi dalam cawan
yang berisi analit selama 10 menit, angkat cawan dan diamkan sampai dingin,
timbang massanya

b. Reaksi pengurangan soda kue


Cawan porselin ditimbang untuk menentukan massanya. Dengan cawan
yang sudah ditentukan massanya, gunakan cawan tersebut untuk menimbang 2,5
sampai 3 gram NaHCO3 dan catat massa tepatnya dalam tabel pengamatan.
Dipanaskan dalam cawan tersebut selama kurang lebih 12 menit, angkat cawan
dan diamkan sampai dingin. Setelah dingin timbanglah cawan porselin beserta
isinya dan tentukan massa Na2CO3 yang dihasilkan. Dipanaskan sekali lagi dalam
cawan yang berisi analit selama 10 menit, angkat cawan dan diamkan sampai
dingin, timbang massanya
V. DATA DAN PERHITUNGAN
5.1 Data
5.1.1 Data Reaksi Pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)

Massa Kertas saring bersih Na2SO4 5 ml = 0,703 g

Massa Kertas saring bersih Na2SO410 ml = 0,706 g

Massa Kertas saring bersih Na2SO415 ml = 0,704 g

Massa Kertas saring + padatan Na2SO4 5 ml = 5,392 g

Massa Kertas saring + padatan Na2SO410 ml = 5,732 g

Massa Kertas saring + padatan Na2SO415 ml = 6,046 g


5.1.2 Data Reaksi Penguraian Soda Kue (NaHCO3)

Massa cawan porselin = 40,612 g

Massa NaHCO3 = 2,5 g

Massa cawan porselin + Na2CO3 setelah dipanaskan12 menit = 42,178 g

Massa cawan porselin + Na2CO3 setelah dipanaskan 10 menit = 41,897 g


5.2 Perhitungan
5.2.1 Pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)

Adapun reaksi reaksi yang terjadi yaitu :


1. Reaksi Pertama
Mol BaCl 2=VxM =0 , 01 L x 2 M =0 , 02mol
Mol Na2 SO 4 =VxM =0,005 L x 2 M =0 ,01 mol
BaCl 2(aq) + Na2 SO 4(aq) →2 NaCl(aq) +BaSO 4(s)
m 0,02 mol 0,01 mol - -
r 0,01 mol 0,01 mol - 0,02 mol 0,01 mol +
s 0,01 mol - 0,02 mol 0,01 mol
Pereaksi Pembatas = Na2 SO 4 sebanyak 0,01 mol
Pereaksi Sisa = BaCl 2 sebanyak 0,01 mol
Endapan Diperoleh = 5,392 g – 0,703 g = 4,689 gram (BaSO 4 )
Endapan Teoritis = gr=Mr x mol=233 x 0 , 01 mol=2 ,33 gram
m. percobaan – m. teoritis 4,689−2 ,33
Prosen Kesalahan = x 100 %= x 100 %=101 , 2 %
m. teoritis 2 ,33
2. Reaksi Kedua
Mol BaCl 2=VxM =0 , 01 L x 2 M =0 , 02mol
Mol Na2 SO 4 =VxM =0 , 01 L x 2 M =0 , 02 mol
BaCl 2(aq) + Na2 SO 4(aq) →2 NaCl(aq) +BaSO 4(s)
m 0,02 mol 0,02 mol - -
r 0,02 mol 0,02 mol - 0,04 mol 0,02 mol +
s - - 0,04 mol 0,02 mol
Pereaksi Pembatas = Na2 SO 4 atau BaCl 2 sebanyak 0,02 mol
Pereaksi Sisa = Tidak ada yang tersisa
Endapan Diperoleh = 5,732 g – 0,706 g = 5,026 gram (BaSO 4 )
Endapan Teoritis = gr=Mr x mol=233 x 0 , 02 mol=4 ,66 gram
m. percobaan – m. teoritis 5,026 – 4 , 66
Prosen Kesalahan = x 100 %= x 100 %=7 , 8 %
m. teoritis 4 , 66
3. Reaksi Ketiga
Mol BaCl 2=VxM =0 , 01 L x 2 M =0 , 02mol
Mol Na2 SO 4 =VxM =0,015 L x 2 M =0 ,03 mol
BaCl 2(aq) + Na2 SO 4(aq) →2 NaCl(aq) +BaSO 4(s)
m 0,02 mol 0,03 mol - -
r 0,02 mol 0,02 mol - 0,04 mol 0,02 mol +
s - 0,01 mol 0,04 mol 0,02 mol
Pereaksi Pembatas = BaCl 2 sebanyak 0,02 mol
Pereaksi Sisa = Na2 SO 4 sebanyak 0,01 mol
Endapan Diperoleh = 6,046 g – 0,704 g = 5,342 gram (BaSO 4 )
Endapan Teoritis = gr=Mr x mol=233 x 0 , 02 mol=4 ,66 gram
m. percobaan – m. teoritis 5,342 – 4 , 66
Prosen Kesalahan = x 100 %= x 100 %=14 , 6 %
m. teoritis 4 , 66
5.2.2 Reaksi Penguraian Soda Kue (NaHCO3)
Adapun reaksi reaksi yang terjadi yaitu :
1. Massa dan Mol
gr 2 ,5
Massa NaHCO 3 = 2,5 gram ; mol NaHCO 3= = =0,030 mol
Mr 84
gr 1,566
Massa Na2 CO 3 = 42,178 g – 40,612 g ; mol Na2 CO 3= = =0,014 mol
Mr 106
= 1,566 gram
Massa Na2 CO 3 (pemanasan kedua) = 41,897 g – 40,612 g = 1,285 gram
gr 1,285
mol Na2 CO 3= = =0,012 mol
Mr 106
2. Perbandingan Mol
(Pemanasan Pertama)
Mol NaHCO 3 : Mol Na2 CO 3 = 0,030 : 0,014
Perbandingan yang tersederhana adalah
Mol NaHCO 3 : Mol Na2 CO 3 = 15 : 7
(Pemanasan Kedua)
Mol NaHCO 3 : Mol Na2 CO 3 = 0,030 : 0,012
Perbandingan yang tersederhana adalah
Mol NaHCO 3 : Mol Na2 CO 3 = 5 : 2
3. Reaksi Penguraian
2 NaHCO3(s) → Na2 CO3(s) +CO 2(g )+ H 2 O(g)
0,03 mol 0,015 mol 0,015 mol 0,015 mol
Massa Na2 CO 3 yang seharusnya dihasilkan :
gr
Mol =  massa=Mr x mol=106 x 0,015 mol=1, 59 gram
Mr
Massa H 2 O yang seharusnya dihasilkan :
gr
Mol =  massa=Mr x mol=18 x 0,015 mol=0 ,27 gram
Mr
Prosen Kesalahan Pemanasan Pertama
m. percobaan – m. teoritis 1,566 – 1 , 59
= x 100 %= x 100 %=−1, 5 %
m. teoritis 1, 59
Prosen Kesalahan Pemanasan Kedua
m. percobaan – m. teoritis 1,285 – 1 , 59
= x 100 %= x 100 %=−19 , 2 %
m. teoritis 1 , 59
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Hasil
6.1.1 Tabel Hasil Reaksi Pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)
Persamaan Reaksi Massa BaCl2 Volume Na2SO4 Massa BaSO4
BaCl 2(aq) + Na2 SO4(aq) →2 NaCl
Mr x(aq) +BaSO 4(s)
mol=208 x 0 , 02=4 , 16 gram

5 ml = 0,005 liter 4,689 gram


BaCl 2(aq) + Na2 SO4(aq) →2 NaCl
Mr x(aq) +BaSO 4(s)
mol=208 x 0 , 02=4 , 16 gram

10 ml = 0,01 liter 5,026 gram


BaCl 2(aq) + Na2 SO4(aq) →2 NaCl
Mr x(aq) +BaSO 4(s)
mol=208 x 0 , 02=4 , 16 gram

15 ml= 0,015 liter 5,342 gram

6.1.2 Tabel Hasil Reasksi penguraian Soda Kue (NaHCO3)


Persamaan Reaksi Massa NaHCO3 Massa Na2CO3 Massa Na2CO3

2 NaHCO3(s) → Na2 CO3(s) +CO 2(g )+ H 2 O(g)

2,5 gram 1,566 gram 1,285 gram

6.2 Pembahasan
Stoikiometri adalah ilmu kimia yang mempelajari dan menghitung hubungan
kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia didasarkan pada hukum hukum
dasar dan persamaan reaksi. Stoikiometri secara sederhana merupakan pokok bahasan
dalam ilmu kimia. Reaktan itu sendiri adalah zat yang diperoleh sebagai hasil reaksi
kimia . Stoikiometri pada praktikum kali ini adalah suatu perhitungan kimia yang
menyangkut tentang hubungan kuantitatif antara zat yang terlibat dalam reaksi yang
dilakukan titik dalam reaksi stoikiometri sendiri reaksi yang berada di dalam reaksi kimia
tersebut harus habis bereaksi dalam reaksi kimia tersebut sehingga tidak ada mol sisa
dalam reaksi tersebut atau tidak adanya pereaksi pembatas. (Chang, 2005).
Percobaan pertama yaitu reaksi pembentukan BaSO 4. Reaksi ini dihasilkan dari
pereaksian BaCl2 dengan Na2SO4 yang memiliki konsentrasi larutan masing masing 2 M.
Na2SO4 digunakan dalam 3 volume yang berbeda yaitu 5 mL, 10 mL, dan 15 mL.
Perlakuan yang pertama yaitu dengan menggunakan Na 2SO4 sebanyak 5 mL kemudian
dicampurkan dengan BaCl2 sebanyak 10 mL kedalam gelas kimia. Persamaan reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut,
BaCl2(aq)+Na2SO4(aq)→BaSO4(s)+2NaCl(aq)
Campuran tersebut kemudian diaduk hingga terbentuk endapan, karena padatan
tersebut tidak larut (tidak bercampur secara homogen) dengan cairan sekitarnya.
Campuran kemudian didiamkan sebentar. Endapan yang terbentuk adalah BaSO4 atau
barium sulfat. Campuran kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring yang
telah di oven selama 5 menit ditimbang untuk diketahui massanya. Pengovenan ini
ditujukan agar kertas saring benar benar kering hingga endapan lebih mudah disaring
selain itu agar massa kertas saring benar benar valid tidak tercampur massa air yang
menyerap. Adapun fungsi dari kertas saring ini adalah untuk memisahkan antara cairan
dengan partikel suspensi. Atau bisa juga untuk memisahkan antara zat padat dengan zat
terlarut dengan tujuan untuk mengeringkan zat padat tersebut.
Proses selanjutnya yaitu letakkan kertas saring diatas corong untuk menyaring
padatan yang diletakkan didalam kertas saring, lalu ditunggu hingga tidak ada cairan
yang tersisa. Prinsip penyaringan pada praktikum kali ini yaitu menggunakan prinsip
penyaringaan filtrasi yaitu untuk menyaring molekul molekul padatan yang tercampur di
dalam suatu larutan . Endapan yang telah disaring kemudian dipanaskan selama 15 menit
dalam oven untuk mengeringkan endapan agar benar-benar kering. Kertas saring dan
endapan yang telah dikeringkan kemudian ditimbang untuk mengetahui massa dari
barium sulfat yang terbentuk. Massa barium sulfat yang terbentuk sebesar 4,689 gram.
Sedangkan massa teori yang didapatkan yaitu sebesar 2,33 gram.
Percobaan reaksi pembentukan BaSO4 diulangi dengan merubah volume Na2SO4
masing-masing 10 mL dan 15 mL. Hasil yang didapatkan pada volume 10 mL Na 2SO4
yaitu massa barium sulfat yang terbentuk sebesar 5,026 gram sedangkan massa teorinya
sebesar 4,66 gram. Sedangkan massa barium sulfat yang terbentuk pada volume 15 mL
Na2SO4 adalah 5,342 gram dan massa teorinya sebesar 4,66 gram. Perbedaan hasil akhir
dari semua percobaan pada larutan Na2SO4 5 mL, 10 mL, dan 15 mL sebih manyak massa
barium sulfat dari percobaan Na2SO4 15 mL, hal ini berarti semakin besar volume yang
digunakan, maka akan semakin besar pula massa BaSO 4 yang terbentuk .Perbedaan hasil
akhir dari semua percobaan dengan hasil teorinya bisa saja disebabkan karena kesalahan
dalam proses perhitungan awal penakaran, atau bahkan proses percobaannya. Bahkan
bisa jadi tingkat ketelitian dari awal ukur yang dipakai.
Percobaan kedua yakni reaksi penguraian soda kue. Perlakuan pertama yang
dilakukan yaitu menimbang soda kue sebanyak 2,5 gram dengan cawan porselin yang
telah diketahui massanya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan massa yang
akan terjadi. Penguraian ini dilakukan dengan memanaskan atau pembakaran NaHCO3.
Pembakaran ini memiliki fungsi untuk mempercepat proses reaksi kimia. Perbakaran ini
mendapatkan produk kristal Na2CO3 serta gas CO2 dan H2O. Reaksi persamaan yang
terjadi adalah sebagai berikut:
2NaHCO3(s)→Na2CO3(s)+H2O(g)+CO2(g)
Pada proses pemanasan, terdapat gas yang menguap. Gas tersebut merupakan
karbon dioksida yang menguap bersama air yang berasal dari komponen penyusun soda
kue. Sementara padatan yang tertinggal di dalam cawan porselin adalah natrium
karbonatnya. Setelah dipanaskan, cawan porselin beserta padatnya didinginkan lalu
ditimbang untuk mengetahui massanya. Hasilnya didapatkan massa Na 2CO3 sebesar 1,566
gram . Massa yang terbentuk berkurang dari massa awal dikarenakan adanya gas atau uap
yang telah menguap pada saat pemanasan. Seharusnya massa yang dihasilkan sebesar
1,42 gram.
Perlakuan yang kedua yaitu dengan memanaskan kembali cawan porselen yang
berisi padatan. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan Na 2CO3 yang lebih murni lagi.
Setelah dilakukan pemanasan, angkat cawan dan diamkan sampai dingin. Proses
pendinginan memiliki fungsi yaitu untuk membuat sampel menjadi dingin dan dapat
menghentikan suatu reksi kimia yang sedang berlangsung. Massa Na2CO3 pada
praktikum ini sebesar 1,566 gram.
Hasil penghitungan antara perbandingan mol NaHCO 3 dengan mol Na2 CO 3 pada
pemanasan pertama maupun kedua adalah sebagai berikut. Mol NaHCO 3 : mol Na2 CO 3
pada pemanasan petama yaitu 15 : 7 dan pemanasan kedua yaitu 5 : 2. Sesuai hasil
percobaan dan perhitungan, maka semakin senyawa dipanaskan, maka massa senyawa
Na2 CO 3 yang dihasilkan akan semakin berkurang. Perhitungan teoritis yang dilakukan
dengan reaksi penguraian adalah membandingkan mol pereaksi dengan mol produk yang
berupa Na2 CO 3, CO 2, dan H 2 O. Perbandingan jumlah mol antar senyawa tersebut
didasarkan pada koefisein senyawa pada reaksi penguraian. Massa Na2 CO 3 berdasarkan
masa teoritis adalah sebesar 1,59 gram. Massa H 2 O yang terbentuk yaitu sebesar 0,27
gram yang dihasilkan dari perbandingan mol berdasarkan koefisien reaksi, dan
mengalikan mol dengan massa atom relatif pada senyawa tersebut.
Kesimpulan dari percobaan tersebut yaitu mol yang sesuai dengan perhitungan
reaksi dan percobaan akan memiliki nilai yang sama dengan koefisien reaksinya.
Penguraian soda kue ( NaHCO 3) dengan cara dipanaskan akan menghasilkan senyawa
yang berbeda dan terjadi penguapan. Penguapan pada senyawa yaitu dihasilkannya
karbondioksida dan air dalam fase gas. Perbandingan mol-mol tersebut akan
menghasilkan massa yang hampir sama dengan massa percobaan, sehingga didapatkan
masa teoritis yang sesuai.
VII. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum kali ini yaitu :
1. Pada percobaan pertama yaitu mereaksikan BaCl 2 dan Na2 SO 4 dalam bentuk cair
menghasilkan reaksi BaSO 4 yang berbentuk padatan atau endapan. Volume dan massa
kali ini menghasilkan nilai mol yang berhubungan dengan koefisen reaksinya. Jumlah
mol yang didapat akan menentukan massa senyawa yang berkaitan dengan zat senyawa.
Massa teoritis dan massa percobaan akan menghasilkan berat massa yang hampir sesuai.
Jadi dalam percobaan pertama ini sangat erat hubungannya antara masa, volume dan
Jumlah mol.
2. Percobaan kedua yaitu penguraian soda kue ( NaHCO 3) dengan cara dipanaskan.
Penguraian tersebut menghasilkan Na2 CO 3 dalam bentuk padatan, CO 2, dan H 2 O dalam
bentuk gas. Perbandingan mol pada penguraian senyawa akan menghasilkan massa yang
hampir sesuai dengan massa percobaan. Perbandingan mol tersebut juga ada kaitannya
dengan koefisien reaksi karena akan menghasilkan mol dan massa zat yang mendekati
sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. 2005. Kimia Dasar. Jakarta :Erlangga


Juwita,R. 2017. Kimia dasar. Sumatera barat: sekilah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan
(stkip) pgri sumaterra barat
LabChem. 2014. Material Safety Data Sheet of Barium Chloride.
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC11605.pdf (diakses pada 14
Desember 2020)
LabChem. 2018. Material Safety Data Sheet of Sodium Sulfate.
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC24880.pdf (diakses pada 14
Desember 2020)
LabChem. 2019. Material Safety Data Sheet of Sodium Bicarbonate.
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC22943.pdf (diakses pada 14
Desember 2020)
Lidyawati,dkk. 2018. Aplikasi Ilmu Matematika Dalam Memahami Konsep Persamaan Reaksi
Kimia. Jurnal Dedikasi Pendidikan. 02(01): 76-79
Sagita,R.,dkk. 2017. Pengembangan Modul Konsep Mol berbasisinkuiri Terstrukturdengan
Penekanan padainterkoneksi Tiga level representasi kimiauntuk Kelas X SMA.
Jurnal Eksakta Pendidikan. 01(02):25-32
Tim Penyusun. 2020. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar 2020. Jember:Universitas Jember.
Untoro,J.,dkk. 2010. Buku Pintar Pelajaran. Jakarta:KAWAHmedia
LAMPIRAN

Reaksi Pembentukan BaSO4


Reaksi Penguraian Soda Kue

Anda mungkin juga menyukai