ACARA 7
KIMIA DASAR
TERMOKIMIA
DI SUSUN OLEH:
LABORATORIUM BIOKIMIA
2021
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikan dapat menentukan kalor reaksi berbagai macam reaksi.
B. DASAR TEORI
Kalor merupakan energi kinetic dari suatu atom dan molekul. Hampir semua reaksi kimia
selalu ada energi yang diambil dan dikeluarkan (Brady, 2008 : 267).Ilmu yang mempelajari perubahan
kalor yang menyertai reaksi kimia disebut termokimia. Untuk menganalisis perubahan energi pada
suatu reaksi kimia pertama-tama kita harus mendefinisikan sistem, atau bagian tertentu dari alam yang
menjadi perhatian kita. Sistem biasanya mencakup zat-zat yang terlibat dalam perubahan kimia dan
fisika. Sisa alam yang berada diluar sistem disebut lingkungan. Setiap proses yang melepaskan kalor
yaitu perpindahan energi termal kelingkungan disebut proses eksotermik. Proses endotermik dimana
kalor disalurkan kesistem oleh lingkungan (Chang, 2003 : 161).
Kalor reaksi adalah kuantitas dari kalor yang berasal dari proses pertukarkan antara sistem dengan
lingkungannya, jika reaksi kimia berlangsung dalam sistem pada suhu konstan. Jika suatu reaksi terjadi
dalam sistem terisolasi, artinya tidak terjadi pertukaran materi atau energi dengan sekelilingnya, maka
reaksi itu menghasilkan perubahan energi termal sistem. Kalor reaksi ditentukan melalui percobaan
dalam suatu calorimeter, yaitu peranti untuk mengukur kuantitas kalor. Kita campurkan reaktan
kedalam cangkir stirofom dan mengukur perubahan suhu. Stirofom adalah insulator kalor yang
baiksehingga sangat sedikit terjadi transfer kalor antara cangkir dan udara sekeliling. Namun secara
fisik calorimeter tidak dikembalikan ke kondisi awalnya. Kita hanya mengambil kalor reaksi sebagai
negatif dari kuantitas kalor yang menghasilkan perubahan suhu dalam kalorimeter. Artinya, kita
gunakan persamaan q_reaksi= q_kalorim (Petrucci, 2008 : 230).
Panas reaksi merupakan selisih antara kandungan panas hasil dan kandungan panas reaktan dH =
H(produk ) - H(reaktan) Huruf latin delta (?) dipakai sebagai simbol perubahan. Para pakar kimia
memakain istilah entalpi untuk kandungan panas suatu zat atau panas suatu reaksi, maka H dalam
persamaaan sebelumnya berarti entalpi. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa perubahan dalam
entalpi selama reaksi sama dengan entalpi produk dikurangi entalpi reaktan. Entalpi dapat bernilai
positif atau negatif. Senyawa-senyawa yang melepaskan panas ketika dibentuk dari unsure-unsurnya
memiliki entalpi negatif dan zat-zat yang memerlukan panas untuk proses pembentukannya memiliki
entalpi positif (Nathan,2004:135).
Proses reaksi itu sendiri tidak tampak, artinya dianggap sebagai semacam kotak hitam. Dalam
konsep kotak hitam reaksi, sebagai masukan adalah sejumlah pereaksi masing-masing dalam keadaaan
murni saat dimasukkan kedalam kotak. Setelah menjalani reaksi, yang rincinya tidak dimasalahkan
dalam termodinamika, kotak memberikan luaran berupa hasil-hasil reaksi yang masing-masing juga
dalam keadaan murni. Perubahan entalpi, yang sering disebut pula sebagai kalor reaksi, adalah selisih
antara entalpi yang masuk dan yang keluar dari kotak. Bila kalor reaksi positif reaksi disebut sebagai
endoterm, sedangkan bila negatif disebut sebagai eksoterm (Imam, 2006:51).
C. METODOLOGI
1. Kalorimeter 1. Air
2. Termometer 2. Es batu
3. Stopwatch/Timer 3. CuSO4 1 M
4. Batang pengaduk 4. Bubuk Zn
5. Pemanas 5. Aquades
6. Neraca analitik
3d¹⁰4s² elektron
D.Cara Kerja
1. Hasil pengamatan
2. Analisis data
= 21.759,6503J/° K
3. Fungsi alat
Kaliometer = Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
menentukan kapasitas kalor, kapasitas kalor jenis, dan kapasitas kalor laten dari suatu
benda atau bahan
Termometer=sebagai alat untuk mengukur suhu atau temperatur, serta perubahan suhu.
Stopwatch= di gunakan sebagai pencatat waktu yang terjadi antara dua peristiwa
Batang pengaduk= digunakan untuk mencampur bahan kimia yang di perlukan pada saat
pratikum kimia
Pemanas= digunakan sebagai pemanas dan pendidihan larutan membantu melarutkan
bahan kimia
Neraca analitik= digunakan untuk mengukur massa kecil pada saat pratikum kimia
bahwa Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari tentang perubahan kalor.
Dengan menggunakan alat-alat dan bahan-bahan yaitu Gelas ukur, Gelas kimia, Pipet tetes,
Termometer, Stopwatch,Neraca digital, Larutan CuSO4, Aquades, Bubuk Zn. Percobaan dilakukan 2
Percobaan pertama dilakukan dengan mencampurkan air dengan suhu yang berbeda. Suhu
rendah dan suhu tinggi pada calorimeter. Pada percobaan ini yang diamati adalah suhu campuran dari
dua suhu air yang berbeda. Air dingin memiliki suhu awal 28°C sedangkan air yang mendidih memiliki
suhu awal 40°C. Kedua jenis air tersebut diamati suhunya secara bersamaan selama 4 menit dan
dicatat suhunya disetiap menit. Kemudian pada menit kelima air dingin dimasukan kedalam
kalorimeter A yang berisi air panas dan dikocok hingga memasuki menit ketujuh.
Jika dilihat dari hasil pengamatan, maka suhu campuran air setelah dicampurkan dengan cara
dikocok dalam kalorimeter yang terlihat adalah 31°𝐶. Pengukuran suhu dilakukan dari mulai 1 menit
pertama hingga menit ke 7. Pada menit ke 5, nilai suhu naik menjadi 31°C . Dari hasil percobaan ini
dapat diketahui bahwa terlihat adanya penurunan suhu. Hal ini sesuai dengan teori dalam
termodinamika dikenal dengan sebutan reaksi eksoterm yakni perpindahan kalor dari sistem ke
Percobaan kedua yaitu penentuan kalor reaksi Zn-CuSO4.. Larutan CuSO4 dimasukkan
kedalam kalorimeter dan diukur suhunya selama 4 menit Suhu awal CuSO4 bernilai 31°C dan konstan
hingga menit ke-4. Jika dilihat dari hasil pengamatan, maka suhu campuran larutan CuSO4, setelah
dicampurkan dengan serbuk Zn dengan cara dikocok dalam calorimeter dan diukur suhunya hingga
menit ke-14, suhu campuran pada menit ke-5 hingga menit ke-14 mengalami kenaikan suhu dan
memiliki rata-rata suhu 45°𝐶 . Dari hasil percobaan ini dapat diketahui bahwa hal tersebut sesuai
dengan teori yang menyatakan terjadinya reaksi endoterm pada percobaan ini yakni terjadi
perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem sehingga suhu lingkungan turun dan menjadi lebih
dingin.
F.Kesimpulan
Di panaskan
Air dinggin