Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

HUKUM RAOULT
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kimia fisika)

Oleh :
Andriana
31112059

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2016
I.

Judul Percobaan

Hukum Raoult

II.

Tujuan Percobaan
1. Mengamati pengaruh komposisi terhadap titik didih
campuran
2. Mempelajari pengaruh gaya antar molekul terhadaap
tekanan uap campuran

III.

Dasar Teori
Larutan ideal adalah larutan yang gaya tarik menarik

molekul-molekul komponennya sama dengan gaya tarik menarik


antara molekul dari masing-masing komponennya. Jadi, bila
larutan zat A dan B bersifat ideal, maka gaya tarik antara
molekul A dan B, sama dengan gaya tarik antara molekul A dan A
atau antara B dan B. Dalam larutan ideal, semua komponen
(pelarut dan zat terlarut) mengikuti hukum Raoult pada seluruh
selang konsentrasi. Larutan benzena dan toluena adalah larutan
ideal. Dalam semua larutan encer yang tak mempunyai interaksi
kimia di antara komponen-komponennya, hukum Raoult berlaku
bagi pelarut, baik ideal maupun tak ideal. Tetapi hukum Raoult
tak berlaku pada zat terlarut pada larutan tak ideal encer.
Perbedaan ini bersumber pada kenyataan: molekul-molekul
pelarut yang luar biasa banyaknya. Hal ini menyebabkan
lingkungan molekul terlarut sangat berbeda dalam lingkungan
pelarut murni. Zat terlarut dalam larutan tak ideal encer
mengikuti hukum Henry, bukan hukum Raoult.
Penyimpangan hukum Raoult terjadi karena perbedaan
interaksi antara partikel sejenis dengan yang tak sejenis.
Misalnya campuran A dan B, jika daya tarik A-B lebih besar dari
A-A atau B-B, maka kecenderungan bercampur lebih besar,
akibatnya jumlah tekanan uap kedua zat lebih kecil daripada
larutan ideal disebut penyimpangan negatif. Penyimpangan

positif terjadi bila daya tarik A-B lebih kecil daripada daya tarik AA dan B-B, akibatnya tekanan uapnya menjadi lebih besar dari
larutan ideal. Sifat suatu larutan mendekati sifat pelarutnya jika
jumlahnya lebih besar. Akan tetapi larutan dua macam cairan
dapat berkomposisi tanpa batas, karena saling melarutkan.
Kedua cairan dapat sebagai pelarut atau sebagai zat terlarut
tergantung pada komposisinya (Syukri,1999).
Larutan non ideal dapat menunjukkan penyimpangan positif
(dengan tekanan uap lebih tinggi daripada yang diprediksikan
oleh hukum Raoult) atau penyimpangan negatif (dengan tekanan
uap lebih rendah). Pada tingkat molekul penyimpangan negatif
muncul bila zat terlarut menarik molekul pelarut dengan sangat
kuat, sehingga mengurangi kecenderungannya untuk lari ke fase
uap. Penyimpangan positif muncul pada kasus kebalikkannya
yaitu bila molekul pelarut dan zat terlarut tidak saling tertarik
satu sama lain (Oxtoby, 2001).
Hukum Raoult menyatakan bahwa :
Tekanan uap pelarut di atas suatu larutan (PA) sama
dengan hasil kali tekanan uap pelarut murni (P0A) dengan fraksi
mol dalam larutan (XA).
Secara matematis dapat ditulis :
PA = XA . P0A
Dalam larutan ideal, semua komponen (pelarut dan zat
terlarut)

mengikuti

hukum

Raoult

pada

seluruh

selang

konsentrasi. Dalam semua larutan encer yang tidak mempunyai


interaksi kimia diantara komponen-komponennya. Hukum Raoult
berlaku pada pelarut, baik ideal maupun tidak ideal. Tetapi
hukum Raoult tidak berlaku pada zat terlarut dalam larutan tidak
ideal encer. Perbedaan ini bersumber dari kenyataan molekul-

molekul pelarut mendominasi dalam larutan encer, sehingga


perilaku pelarut tidak banyak berbeda dengan pelarut murni.
Karena adanya molekul terlarut yang menyebabkan gaya
tarik-menarik inter molekul dengan molekul pelarut, sehingga
mengurangi

kecenderungan

pelarut

untuk

menguap

dan

menurunkan tekanan uapanya. Namun hal ini tidak akan terjadi


sebab praktikan telah mendefinisikan larutan ideal sebagai
larutan yang gaya tarik inter molekul antara molekul sejenis dan
tidak sejenis yang sama besar dan memang dalam larutan
demikianlah hukum Raoult berlaku.
Untuk larutan ideal, menurut Raoult kenaikan titik didih
sebanding dengan jumlah zat terlarut dan dapat ditunjukkan
dengan hubungan :

Tb = Kb . m atau
Keterangan:
Tb : keanaikan titik didih (oC)
Kb : tetapan kenaikan titik didih molal (oC/molal)
m : molalitas larutan
Mb : berat molekul zat terlarut (gram)
WA : massa pelarut (gram)
WB : massa zat terlarut (gram)
IV.

Alat dan Bahan


a. Alat
1. Alat Refluks (labu bundar leher tiga, kondensor spiral)
2. Termometer
3. Pembakar listrik
4. Klem dan statif
5. Gelas ukur
6. Corong

b. Bahan
1. Aseton
2. Kloroform
3. Aquadest

MSDS
1.

Kloroform

Sinonim
Triklorometana
Nama Kimia
Kloroform
Formula Kimia
CHCl3
Identifikasi Bahaya
Efek Kesehatan Akut
Bahaya jika terjadi kontak dengan kulit (iritasi), kontak dengan mata (iritasi),
terhirup, dan tertelan
Efek Kesehatan Kronis
Efek karsinogenik ; efek mutagenik terhadap sel somatik mamalia dan bakteri) ;
pemaparan dengan prosuk dapat menyebabkan kerusakan organ yang terpapar.
Pertolongan Pertama
Kontak dengan mata
Cek dan lepas lensa kontak (jika ada). Segera basuh mata dengan air (PANAS atau
dingin) selama 15 menit.
Kontak dengan kulit
Segera basuh kulit dengan air. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emmolient.
Lepas sepatu atau baju yang terkontaminasi. Cuci baju dan sepatu sebelum
dipakai ulang.
Kontak kulit serius

Cuci dengan sabun disinfektan dan tutupi kulit yang teriritasi dengan krim anti
bakteri.
Terhirup
Segera hirup udara segar. Jika tidak dapat bernafas, beri nafas buatan. Jika sulit
bernafas, beri Oksigen
Terhirup serius
Segera evakuasi korban ke daerah yang aman. Longgarkan pakaian yang ketat,
seperti dasi, sabuk, atau waistband. Jika sulit bernafas, beri Oksigen. Jika korban
tidak bernafas, beri resuskitasi(upaya penyadaran) mulut-ke-mulut
PERHATIAN
Akan berbahaya jika orang yang memberi upaya penyadaran mulut-ke-mulut saat
bahan yang tertelan bersifat toksik dan korosif. Lihat penanggulangan medis.
Tertelan
JANGAN melakukan vomiting (pengambilan kembali bahan yang tertelan dalam
mulut, kecuali jika dilakukan oleh personel medis. Jangan memberi apapun
melalui mulut ke orang yang tidak sadar. Jika tertelan dalam jumlah besar, panggil
dokter. Longgarkan dasi, ikat pinggang, atau waistband.
2.

Aseton

Karakteristik Bahan
Rumus molekul

: CH3COCH3

Karakteristik fisika
Keadaan fisik dan penampilan

: Cair

Bau
Warna
Titik didih
Titik lebur

: Karakteristik
: Tak berwarna
: 56,2 C (133,2 F)
: -95,35 oC (-139,6 F)

Karakteristik Kimia
Kelarutan
Molekul Berat
Densitas
Identifikasi Bahaya

: Mudah larut dalam air dingin


: 58,08 g/mol
: 0,79 g/cm3

Sangat mudah menyala, Mengiritasi mata, Pemaparan yang berulang dapat


menyebabkan kulit kering dan pecah-pecah, Uap dapat menyebabkan rasa
mengantuk dan pening.
Penanggulangan
Umum :
Jika ragu dalam hal apapun, atau bila gejala terus berlangsung, dapatkan bantuan
medis. Dilarang memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang di bawah
sadar. Jika pingsan, atur ke posisi pemulihan dan dapatkan saran medis.
Penghirupan :
Pindahkan orang yang terkena ke tempat berudara segar. Jaga agar orang tersebut
tetap hangat dan beristirahat. Jika tidak bernapas, jika napas tidak teratur atau jika
terjadi serangan pernapasan, sediakan pernapasan buatan atau oksigen oleh
petugas terlatih.
Kontak kulit :
Lepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci kulit dengan sabun dan
air sampai bersih atau gunakan pembersih kulit yang diakui. Jangan menggunakan
pelarut atau pengencer.
Kontak mata :
Periksa apakah memakai lensa kontak, dan lepaskan jika ada. Segera basuh mata
dengan air yang mengalir sedikitnya selama 15 menit, dengan kelopak mata tetap
terbuka. Segera dapatkan pertolongan medis.
Tertelan :
Jika tertelan, segera dapatkan saran medis dan tunjukkan wadah atau label. Jaga
agar orang tersebut tetap hangat dan beristirahat. Jangan memaksa muntah.
V.

Prosedur Pengerjaan
a. Memasang alat sesuai dengan yang diperintahkan kemudian menjauhkan
alat dari api dan menuangkan 10ml Kloroform kedalam labu refluks
dengan corong melalui lubang pemasukan cairan
b. Memanaskan sampai mendidih dan catat suhunya
c. Mejauhkan alat dari api tambahkan 2ml Aseton memanaskan sampai
mendidih dan mencatat suhunya

d. Mengulang setiap kali penambahan 2ml Aseton sampai jumlah 10ml setiap
kali penambahan Aseton campuran dipansakan dan mencatat suhunya
e. Mennuangkan campuran ini kedalam wadah kosong yang tertutup rapat
dan aman
f. Mengeringkan labu reflux
g. Mengulangi prosedur diatas untuk aseton yang dimasukan kedalam labu
reflux dan dilakukan penambahan Kloroform.

VI.

Data Hasil Pengamatan

Campuran
CHCl3 :

Didih

(CH3)2CO
10
0
10
2
10
4
10
6
10
8
10
10
10
10
8
10
6
10
4
10
2
10
0
10

(oC)
61
67
64
60
60
60
56
62
65
64
64
64

VII.

Titik
CHCl3

Mol
(CH3)2C

0,1248
0,1248
0,1248
0,1248
0,1248
0,1248
0,1248
0,0998
0,0749
0,0494
0,0250
0

O
0
0,0272
0,0545
0,0817
0,1090
0,1362
0,1362
0,1362
0,1362
0,1362
0,1362
0,1362

Perhitungan

Kloroform
10 mL =

m
=m= . v
v
= 1,49 X 10 = 14,9 gram
Mol =

8 mL =

berat 14,9
=
=0,1248
Mr
119,4

m
=m= . v
v
= 1,49 X 8 = 11,92 gram

Fraksi Mol
(CH3)2C
CHCl3
O
1
0
0,8219
0,179
0,6960
0,304
0,6043 0,3957
0,5338 0,4562
0,4782 0,5213
0,4782 0,5218
0,4229 0,5771
0,3549 0,6451
0,2681 0,7319
0,1551 0,8449
0
1

Mol =
6 mL =

berat 11,92
=
=0,0998
Mr
119,4

m
=m= . v
v
= 1,49 X 6 = 8,94 gram
Mol =

4 mL =

berat 8,94
=
=0,0749
Mr
119,4

m
=m= . v
v
= 1,49 X 4 = 5,96 gram
Mol =

2 mL =

berat 5,96
=
=0,0499
Mr
119,4

m
=m= . v
v
= 1,49 X 2 = 2,98 gram
Mol =

berat 2,98
=
=0,0250
Mr
119,4

Aseton
10 mL =

m
=m= . v
v
= 0,79 X 10 = 7,9 gram
Mol =

8 mL =

berat 7,9
=
=0,1362
Mr
58

m
=m= . v
v
= 0,79 X 8 = 6,32 gram
Mol =

6 mL =

berat 6,32
=
=0,1090
Mr
58

m
=m= . v
v
= 0,79 X 6 = 4,74 gram
Mol =

4 mL =

m
=m= . v
v

berat 4,74
=
=0,0817
Mr
58

= 0,79 X 4 = 3,16 gram


Mol =
2 mL =

berat 3,16
=
=0,0545
Mr
58

m
=m= . v
v
= 0,79 X 2 = 1,58 gram
Mol =

berat 1,58
=
=0,0272
Mr
58

Fraksi Mol
Kloroform 10 : Aseton 10
X CHCl3 =
X aseton

mol kloroform
0,1248
=
=1
mol kloroform+mol aseton 0,1248+ 0
= 1-1 = 0

Kloroform 10 : Aseton 2
X CHCl3 =
X aseton

mol kloroform
0,1248
=
=0,8210
mol kloroform+mol aseton 0,1248+ 0,0272
= 1-0,8210 = 0,179

Kloroform 10 : Aseton 4
X CHCl3 =
X aseton

mol kloroform
0,1248
=
=0,6960
mol kloroform+mol aseton 0,1248+ 0,0545
= 1-0,6960 = 0,304

Kloroform 10 : Aseton 6
X CHCl3 =
X aseton

mol kloroform
0,1248
=
=0,6043
mol kloroform+mol aseton 0,1248+ 0,0817
= 1-0,6043 = 0,3957

Kloroform 10 : Aseton 8
X CHCl3 =
X aseton

mol kloroform
0,1248
=
=0,5338
mol kloroform+mol aseton 0,1248+ 0,1090
= 1-0,5338 = 0,4662

Kloroform 10 : Aseton 10
X CHCl3 =
X aseton

mol kloroform
0,1248
=
=0,4782
mol kloroform+mol aseton 0,1248+ 0,1362
= 1-0,4782 = 0,5218

Kloroform 8 : Aseton 10
X CHCl3 =
X aseton

mol kloroform
0,0998
=
=0,4229
mol kloroform+mol aseton 0,0998+ 0,1362
= 1-0,4229 = 0,5771

Kloroform 6 : Aseton 10
X CHCl3 =
X aseton

mol kloroform
0,0749
=
=0,3549
mol kloroform+mol aseton 0,0749+ 0,1362
= 1-0,3549 = 0,6451

Kloroform 4 : Aseton 10
X CHCl3 =
X aseton

mol kloroform
0,0499
=
=0,2681
mol kloroform+mol aseton 0,0499+ 0,1362
= 1-0,2681 = 0,7319

Kloroform 2 : Aseton 10
X CHCl3 =
X aseton

mol kloroform
0,0250
=
=0,1551
mol kloroform+mol aseton 0,0250+ 0,1362
= 1-0,1551 = 0,8449

Kloroform 10 : Aseton 10
X CHCl3 =
X aseton

mol kloroform
0
=
=0
mol kloroform+mol aseton 0+ 0,1362
= 1-0 = 1

Grafik Hubungan Antara Titik Didih Dengan Fraksi mol Aseton - Kloroform
68
66
64

f(x) = - 6.66x + 64.07


62 R = 0.2
Titik Didih (oC)
60
58
56
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Fraksi mol Aseton

y
Linear (y)

Grafik Hubungan Antara Titik Didih Dengan Fraksi mol Aseton - Kloroform
66
f(x) = 11.27x + 54.38
64
R = 0.37
62
60
58
Titik Didih (oC)
56
54
52
50
0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1

y
Linear (y)

Fraksi mol Aseton

VIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu mengenai hukum Rauolt yang bertujuan
untuk memperlihatkan pengaruh komposisi terhadap titik didih campuran dan
memperlihatkan pengaruh gaya antar molekul terhadap tekanan uap campuran.
Percobaan ini didasarkan atas hukum Raoult, dimana
campuran yang mengikuti hukum ini merupakan suatu larutan
ideal. Dalam percobaan ini dilakukan pencampuran larutan
kloroform dengan aseton dengan perbandingan volume yang
berbeda-beda dan mengukur titik didih dari tiap perbandingan
volume tersebut untuk mengetahui pengaruh komposisi terhadap
titik didih. Dan dapat diperlihatkan pengaruh gaya antar molekul
terhadap tekanan uap campuran.
Metode yang digunakan adalah metode refluks. Refluks adalah salah satu
metode dalam ilmu kimia untuk mensintesis suatu senyawa baik organik maupun
anorganik. Larutan Kloroform 10 ml dimasukan kedalam labu Refluks dan
dipanaskan suhunya sampai mendidih dan diperoleh titik didih sebesar 61oC,
kemudian pada larutan tersebut ditambahkan aseton sebanyak 2 ml dan diukur
kembali suhunya, langkah tersebut diulangi dengan aseton 4, 6, 8 dan 10 ml dan
diperoleh titik didih berturut-turut 67C, 64C, 60C, 60C dan 60C.

Pada percobaan kedua dilakukan prosedur yang sama namun dengan


volume larutan aseton yang tetap 10 ml sedangkan kloroform berubah-ubah. Dari
prosedur ini diperoleh titik didih berturut-turut yaitu 64C, 64C, 64C, 65C,
62C, dan 56C.
Pada percobaan kali ini dogunakan Kloroform dan aseton
karena memiliki titik didih yang rendah. Semakin besar komposisi
zat terlarut dalam larutan maka semakin besar pula titik didih
larutan tersebut. Hal ini disebabkan karena gaya tarik antar
molekul molekul Kloroform dan aseton yang semakin kuat ketika
hampir mendekati titik kesetimbangan volume antara aseton dan
klorofor, sehingga dibutuhkan energi yang lebih besar untuk
mendidih dan juga untuk memutuskan ikatan tersebut. Namun
dari hasil pengamatan didapatkan kecenderungan titik didih
tersebut untuk semakin besar dengan bertambahnya komposisi
zat terlarut, karena ada beberapa titik yang menunjukkam
penurunan titik didih dengan penambahan zat terlarut.
Dari grafik yang didapat, campuran antara kloroform
campuran antara kloroform dan aseton buknalah merupakan
larutan ideal. Karena dalam larutan tersebut terdapat perbedaan
interaksi antara partikel sejenis dengan yang tidak sejenis.
Dalam campuran kloroform dan aseton gaya tarik menarik antara
partikel zat terlarut dengan partikel pelarut lebih besar
dibandingkan gaya tarik menarik antar partikel masing-masing
larutan. Hal tersebut disebabkan karena adanya gaya hidrogen
antara kedua molekul yang menyebabkan kedua komponen leih
sulit menjadi uap dibandingkan dalam keadaan murni. Dengan
kata lain tekanan uap campuran lebih kecil dibandingkan
tekanan uap larutan ideal yang disebut dengan penyimpangan
negatif hukum Raoult.
IX.

Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik


kesimpulan bahwa komposisi larutan berbanding lurus dengan
titik didih campuran. Sedangkan tekanan uap campuran
berbanding terbalik dengan titik didih campuran.
X.

Daftar Pustaka

Atkins, P,W. 1996. Kimia Fisika. Erlangga : Jakarta.


Chang, R. 2004. Konsep Konsep Inti Kimia Dasar Jilid 2.
Erlangga : Jakarta.
Keenan, K. dan Wood. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jilid I,
Penerjemah : Aloysius, H. Pudjaatmaka. Erlangga : Jakarta.
Sukarjo. 1990. Kimia Anorganik. Rinekacipta : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai