KROMATOGRAFI
Disusun Oleh :
1.1 Tujuan
Mempelajari metode pemisahan menggunakan Kromatografi Kertas dan Lapis Tipis
Penetapan nilai Rf
b. Asam asetat
Asam asetat dengan rumus molekul CH3COOH dengan berat 60.05 g/mol.
Asam asetat berbentuk cair, tidak berwarna, berbau menyengat seperti cuka, dan
memiliki pH 2,5 pada 50 g/l 20℃ . Asam asetat memiliki titik lebur 17℃ , titik
didih atau rentang didih 116-118℃ pada 1.1013 hPa, titik nyala 39℃ , dan
tekakan uap 15,4 hPa pada 20℃ . Asam asetat memiliki viskositas bernilai 1,22
mPa.s pada 20℃ dan densitas 1,05 g/cm3 pada 20℃ (Merck, 2018)
c. Aquadest
Aquadest dengan rumus molekul H2O memiliki berat 18.02 g/mol. Aquadest
berbentuk cair, tidak berwarna, tidak memiliki bau, dan memiliki pH yang netral
pada 20℃ . Titik lebur Aquadest 0℃ , titik didih atau rentang didihnya 100℃
pada 1.1013 hPa, serta tekanan uap 23 hPa pada 20℃ . Aquadest memiliki
densitas 1,00 g/cm3 pada 20℃ dan viskositas 0,952 mPa.s pada 20℃ . Aquadest
tidak memerlukan tindakan pertolongan pertama secara khusus (Smartlab, 2017)
d. Butil alkohol
Butil alkohol memiliki rumus molekul CH 3(CH2)3OH mempunyai berat
molekul 74.12 g/mol. Butil alkohol berbentuk cair, tidak berwarna, mempunyai
pH 7, serta berbau etanol. Titik lebur butil alkohol -89℃ , titik didih atau rentang
didihnya 116-118℃ , titik nyala 34℃ , dan tekanan uap 6,7 hPa. Densitas dari
butil alkohol bernilai 0,81 g/cm3.
Pertolongan pertama yang dapat dilakukan apabila Butil alkohol terhirup
adalah segeralah menghirup udara segar. Jika terkena kulit, lepaskan segera semua
pakaian yang terkontaminasi atau terkena Butil alkohol, bilaslah kulit yang
terkena dengan air atau pada pancuran air mengalir. Jika terjadi kontak mata,
bilaslah menggunakan air yang banyak, lepaskan lensa kontak, dan segera
hubungi dokter mata. Apabila Butil alkohol tertelan lalu muntah, jagalah agar
aliran udara korban agar tetap bebas. Setelah muntah, mungkin akan terjadi
kerusakan paru-paru, maka segeralah memanggil dokter (Smartlab, 2017)
e. Ninhydrin
Ninhydrin mempunyai rumus molekul C9H6O4 dengan berat 178.15 g/mol.
Ninhydrin berbentuk padat, berwarna kuning muda, berbau khas yang lemah, dan
memiliki pH 4,5-5,0 pada 10 g/l 20℃ . Ninhydrin mempunyai titik lebur 250-258
℃.
Pemberi pertolongan pertama apabila terjadi kontak dengan Ninhydrin harus
melindungi dirinya sendiri. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan apabila
Ninhydrin terhirup, segeralah menghirup udara segar, jika napas tiba-tiba
berhenti, segeralah memberikan napas buatan berupa mulut ke mulut serta berikan
masker oksigen jika memungkinkan, serta segera hubungi dokter. Jika terjadi
kontak kulit, bilaslah dengan air yang banyak. Jika terjadi kontak mata, segera
bilaslah dengan air dan lepaskan lensa kontak, serta segera hubungi dokter. Jika
tertelan, maka berilah air minum (dua gelas saja sudah cukup), serta cari anjuran
pengobatan. Hanya didalam kasus khusus atau tertentu, apabila pertolongan
pertama belum juga dilakukan selama satu jam, paksa untuk muntah namun hanya
apabila korban dalam keadaan tidak sadarkan diri, telan karbon aktif dan beri tahu
kepada dokter segera (Smartlab, 2019)
1. Sebutkan fasa diam dan fasa gerak pada kromatografi cair, kromatografi gas, kromatografi
lapis tipis, dan kromatografi kertas!
2. Tuliskan contoh-contoh fasa diam yang sering digunakan pada kromatografi selain silika!
Jawab :
1. Kromatografi lapis tipis : fase gerak = eluen
fase diam = adsorben
Kromatografi kertas : fase gerak = campuran dari pelarut organik dan air
fase diam = lembaran kertas
Kromatografi gas : fase gerak = gas semacam hidrogen, nitrogen, atau argon
fase diam = padatan (kromatografi gas-padat) atau cairan (kromatografi
gas-cair)
Kromatografi cair : fase gerak = cairan (biasanya pelarut atau campuran biner sederhana
pelarut)
fase diam = cairan (yang harus larut dan tidak larut dalam cairan fasa
gerak)
2. Contoh fasa diam lainnya adalah alumunium oksida, selulosa, sephadex, kiesulguhr, dan
magnesium silikat.