Disusun Oleh :
Nama : Leyla Novita Brigiyanti
NIM : 171810301037
Kelompok/Kelas : 5/B
Asisten : Suci Aulia Rahmawati
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan daya hantar listrik ini adalah untuk mengukur daya
hantar listrik berbagai senyawa dan mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap daya
hantar listrik larutan elektrolit.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Akuades
Hasil
3.2.2 Mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit
Asam asetat
Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Menentukan Daya Hantar Listrik Berbagai Senyawa
No. Senyawa DHL (S) Keterangan
4.2 Pembahasan
Praktikum terkait daya hantar listrik ini memiliki indeks capaian yakni untuk
mengukur mengukur daya hantar listrik berbagai senyawa dan mempelajari pengaruh
konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit. Sampel uji yang digunakan pada
percobaan daya hantar kali ini mencakup senyawa garam. Senyawa asam basa maupun
senyawa netral seperti aquades. Variabel terikat pada percobaan ini ialah daya hantar listrik
berbagai senyawa dan daya hantar listrik berbagai konsentrasi. Percobaan kali ini
melakukan uji kualitatif dan kuantitatif berupa pengamatan dan pengukuran perbedaan
nilai konduktifitas dari senyawa yang berbeda ataupun dari konsentrasi yang berbeda pada
setiap senyawa yang sama. Konduktivitas merupakan ukuran besar kecilnya suatu larutan
dapat menghantarkan listrik. Faktor yang mempengaruhi konduktivitas suatu senyawa
ialah kemampuan dari senyawa tersebut dalam mengion dalam larutan. Jumlah ion dari
suatu larutan semakin besar maka akan semakin tinggi nilai konduktivitasnya. Jumlah
muatan dalam larutan sebanding dengan nilai daya hantar molar larutan dimana hantaran
molar juga sebanding dengan konduktivitas larutan (Alberty, 1992).
Pengukuran nilai konduktivitas setiap senyawa menggunakan suatu alat ukur yakni
konduktometer. Konduktometer tersebut bekerja dengan mengukur derajat ionisasi dari
pergerakan ion-ion suatu senyawa yang terionisasi dalam fasa larutan. Alat konduktometer
digunakan dengan mencelupkan bagian konduktor ke dalam larutan yang akan diuji.
Elektroda tersebut akan bersentuhan langsung dengan ion-ion dalam larutan sehingga akan
menghasilkan nilai konduktivitas yang terbaca pada alat konduktometer. Alat
konduktometer sebelum digunakan dikalibrasi terlebih dahulu dengan larutan KCl sampai
diperoleh nilai koduktivitasnya sebesar 12,88 yang merupakan nilai standar dari
konduktivitas larutan KCl yang sudah diketahui. Konduktometer ini perlu dikalibarasi
dengan tujuan untuk mengetahui kesesuaian hasil yang diperoleh dan supaya alat ini
bekerja sesuai spesifikasinya. Pengukuran nilai konduktivitas dihentikan saat sudah
diperoleh nilai arus yang konstan.
Prosedur yang pertama yakni menentukan daya hantar berbagai senyawa, yakni
asam asetat glasial, aquades, kristal NaCl serta larutan NaCl. Hasil pengujian nilai
konduktivitas berdasarkan tabel 4.1.1. Data pengamatan menunjukkan terdapat senyawa
dengan nilai konduktivitas kecil. Hal tersebut menunjukkan senyawa yang dimaksud tidak
dapat menghantarkan listrik atau non elektrolit. Data pengamatan juga menunjukkan
terdapat senyawa dengan nilai konduktivitas terbesar, hal tersebut menunujukkan senyawa
yang dimaksud merupakan senyawa elektrolit kuat. Pengukuran pertama ialah senyawa
asam asetat glasial. Asam asetat glasial merupakan asam asetat pekat yang berbeda dengan
asam cuka dipasaran. Asam asetat glasial merupakan asam asetat yang bebas dengan air
atau anhidrat. Hasil pengujian menunjukkan besar konduktivitas dari asam asetat glasial
sebesar 3 X 10-5 S cm-1. Nilai yang tergolong kecil ini mengindikasikan asam asetat glasial
memiliki sejumlah kecil ion-ion bebas dalam pelarut sehingga daya hantar listrik yang
dihasilkan juga kecil. Asam cuka glasial memiliki ikatan kovalen polar karena perbedaan
keelektronegatifan antara atom H dan atom O yang besar. Asam cuka glasial termasuk
asam lemah sehingga dalam pelarut air akan mengalami ionisasi yang tidak sempurna.
Ionisasi yang tidak sempurna menjadi ion H+ dan CH3COO- ini menyebabkan jumlah ion-
ion yang dapat bergerak bebas untuk menghantarkan arus listrik jumlahnya sedikit dan
menyebabkan senyawa ini tergolong sebagai konduktor atau elektrolit lemah. Reaksi
penguraian ion-ion dari asam cuka glasial adalah:
CH3COOH (aq) ⇋ H+ (aq) + CH3COO- (aq)......................................(4.1)
Senyawa pengukuran nilai konduktivitas selanjutnya ialah air suling atau aquades.
Data pengamatan menunjukkan nilai konduktivitas sebesar 0,04 x 10-3 S/cm. Nilai yang
tergolong kecil tersebut menunjukkan senyawa aquades memiliki kemamuan mengion
yang rendah sehingga dapat dikelompokan kedalam senyawa elektrolit lemah. Akuades
merupakan senyawa kovalen polar, sehingga dalam larutannya hanya terdapat sebagian
kecil spesi ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Ikatan kovalen polar pada H2O
disebabkan karena perbedaan keelektronegatifan yang cukup besar antara atom-atom
penyusunnya yaitu antara atom H dan atom O. Keelektronegatifan yang besar pada H2O
menyebabkan adanya gaya tarik menarik yang sangat kuat, sehingga sangat sedikit ion-ion
yang terbentuk pada reaksi ionisasinya. Akuades dapat menghantarkan arus listrik namun
sangat kecil disebabkan karena reaksi ionisasi akuades membentuk kesetimbangan. Reaksi
ionisasi dari senyawa aquades ialah:
H2O (aq) ⇋ H+ (aq) + OH- (aq)...............................................(4.2)
Pengukuran daya hantar listrik terakhir pada prosedur ini berupa senyawa NaCl
dalam bentuk larutan dan kristalnya. Pengujian ini dapat digunakan untuk mengetahui
perbedaan daya hantar listrik suatu senyawa yang sama namun pada fasa yang berbeda.
Hasil yang diperoleh pada pengukuran daya hantar listrik larutan NaCl dan kristal NaCl
terdapat pada tabel pengamatan 4.1.1 menunjukkan perbedaan yang besar dimana nilai
konduktivitas dari senyawa larutan NaCl lebih besar dari kristal NaCl. Hal tersebut
disebabkan karena NaCl dalam larutannya dapat mengalami proses ionisasi yang
sempurna, sehingga terdapat banyak ion-ion yang bergerak bebas yang dapat
menghantarkan arus listrik. Kristal NaCl dalam wujud padatannya memiliki ikatan ion-ion
antara Na+ dan Cl- terikat kuat pada kisi kristalnya sehingga tidak menghantarkan listrik.
Nilai konduktifitas yang didapatkan dari pengukuran larutan NaCl sebesar 13,7 x 10-3 S/cm
dan pada Kristal NaCl sebesar 0,03 x 10-3 S cm-1. Reaksi penguraian ion-ion NaCl dalam
larutannya adalah:
NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)............................................(4.3)
Hasil pengukuran pada percobaan yang pertama menunjukkan urutan kekuatan
daya hantar listrik berdasarkan pengukuran nilai konduktivitas dari kecil-besar ialah asam
asetat glasial < kristal NaCl < aquades < asam asetat glasial < larutan NaCl.. Berdasarkan
hasil yang diperoleh juga dilakukan pengelompokan senyawa sebagai konduktor dan
sebagai isolator. Senyawa yang tergolong konduktor atau dapat menghantarkan arus listrik
teridiri dari larutan NaCl, asam cuka glasial dan akuades. Senyawa yang tergolong isolator
atau tidak dapat menghantarkan arus listrik yaitu kristal NaCl.
Prosedur selanjutnya ialah pengukuran daya hantar listrik elektrolit pada berbagai
konsentrasi senyawa yang sama. Percobaan pengukuran daya hantar listrik atau
konduktivitas kali ini terdapat 2 kelompok senyawa yakni kelompok senyawa asam basa
dan kelompok garam. Tujuan pengujan nilai konduktivitas pada percobaan kedua ini ialah
untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap nilai konduktivitas. Konsentrasi yang
digunakan pada percobaan ini ialah 0,01M, 0,05M, 0,10M, 0,50M dan 1,00M.
Pengelompokan senyawa menjadi 2 kelompok ini juga bertujuan untuk mengetahui
perbedaan daya hantar listrik kelompok asam basa dan kelompok garam. Kelompok uji
pertama ialah kelompok asam basa. Berdasarkan data pengamatan menunjukkan bahwa
pada kelompok senyawa asam basa ini semua senyawa dapat menghantarkan listrik yang
ditunjukkan pada nilai konduktivitasnya. Hal tersebut menunjukkan senyawa dapat
mengalami ionisasi pada pelarutnya. Senyawa asam basa yang pertama ialah senyawa
asam asetat dan larutan NH4OH. Larutan CH3COOH termasuk asam lemah, sedangkan
larutan NH4OH termasuk basa lemah. Larutan asam dan basa lemah dalam larutannya
hanya terionisasi sebagian menghasilkan ion H + dan CH3COO- pada CH3COOH dan
menghasilkan ion NH4+ dan OH- pada NH4OH. Larutan asam lemah yang hanya terionisasi
sebagian ini menyebabkan ion-ion yang bergerak bebas untuk mengahasilkan arus listrik
hanya sedikit. Larutan dengan arus listrik yang kecil tergolong dalam larutan elektrolit
lemah. Kedua larutan ini termasuk dalam elektrolit lemah karena dalam penguraian ion-ion
nya membentuk suatu kesetimbangan, dimana CH3COOH asam lemah dan NH4OH adalah
basa lemah. Reaksi ionisasinya yaitu:
CH3COOH(aq) ⇌ CH3COO-(aq) + H+(aq).......................................(4.4)
NH4OH(aq) ⇌ NH4+(aq) + OH-(aq)............................................(4.5)
Pengaruh konsentrasi terhadap nilai konduktivitas pada percobaan ini juga diperhatikan.
Berdasarkan data pengamatan, baik pada CH3COOH maupun pada NH4OH peningkatan
konsentrasi menyebabkan peningkatan nilai konduktivitas. Hal tersebut karena
peningkatan jumlah konsentrasi menyebabkann peningkatan jumlah partikel. Peningkatan
jumlah partikel akan menyebabkan peningakatan jumlah ion yang bergerak bebas pada
pelarut air, hal tersebut menyebabkan kemampuan larutan dalam menghantarkan listrik
juga meningkat. Daya hantar listrik yang meningkat sebanding dengan peningkatan
konsentrasi larutan dapat dilihat dari data kenaikan nilai konduktivitas. Penyimpangan
data terjadi pada senyawa CH3COOH dan NH4OH dengan konsentrasi 0,01M yang
mengalami penurunan dari konsentrasi yang sebelumnya. Hal tersebut diduga terjadi
kesalahan pada praktikan saat membaca data.
Senyawa selanjutnya ialah larutan asam klorida HCl dan NaOH. Larutan HCl
merupakan asam kuat, sedangkan larutan NaOH merupakan basa kuat. Larutan asam dan
basa kuat dalam penguraian ion-ionnya tidak mengalami kesetimbangan. Reaksi
ionisasinya tidak mengalami kesetimbangan disebabkan karena asam dan basa kuat terurai
sempurna menjadi ion-ionnya, sehingga semua reaksi langsung bergeser ke arah kanan
(produk). Kedua larutan ini merupakan elektrolit kuat sehingga dalam pelarut air dapat
terionisasi sempurna. Larutan yang terionisasi secara sempurna menghasilkan banyak ion-
ion yang dapat bergerak bebas, sehingga daya hantar listrik yang dihasilkan juga besar.
Larutan dengan arus listrik yang tinggi tergolong dalam larutan elektrolit kuat. Proses
ionisasi dari larutan HCl dan NaOH adalah sebagai berikut :
HCl(aq) → H+(aq) + Cl-(aq)....................................................(4.6)
NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq)................................................(4.7)
Pengaruh kosentrasi pada pengukuran konduktivitas pada senyawa HCl dan NaOH
ialah peningkatan konsentrasi senyawa akan meningkatkan nilai konduktivitasnya. Data
pada percobaan ini telah sesuai dengan literatur dimana peningkatan konsentrasi akan
meningkatkan jumlah partikel pada senyawa. Senyawa HCl dan NaOH yang tergolong
dalam senyawa elektrolit menyebabkan semakin besarnya jumlah partikel dalam larutan
akan meningkatkan jumlah partikel yang dapat terion didalam pelarut air. Peningkatan
jumlah partikel yang terion juga akan meningkatkan tumbukan ion dengan konduktor
sehingga akan menghasilkan nilai daya hantar listrik yang besar. Peningkatan ionisasi ini
akan meningkatkan kemampuan menghantarkan listrik pada larutan yang ditunjukkan
dengan peningkatan nilai konduktivitasnya.
Data pada pengukuran daya hantar listrik kelompok 1 dapat dibuat grafik sebagai
berikut:
0.000002 CH3COOH
0.0000015
HCl
0.000001
0.0000005 NaOH
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Konsentrasi
Kelompok 1 berisikan senyawa asam basa spesi lemah dan spesi kuat. Asam lemah yaitu
CH3COOH dan basa lemah NH4OH dan asam kuat yang berisikan HCl dan basa kuat
NaOH. Berdasarkan grafik diatas nampak kekuatan daya hantar listrik dari kecil ke besar
ialah CH3COOH < NH4OH < HCl< NaOH. Hal tersebut sesuai dengan literatur, dimana
asam lemah merupakan larutan elektrolit lemah yang mampu mengion sebagian didalam
air. Hal tersebut menyebabkan larutan ini memiliki daya hantar lintrik yang rendah atau
sebagai penghantar listrik yang kurang baik. Asam kuat memiliki kemampuan mengion
sempurna dalam air sehingga memilki daya hantar listrik yang tinggi atau sebagai
konduktor yang baik (Hiskia, 1999).
Kelompok senyawa yang kedua ialah kelompok senyawa garam yang terdiri dari
NaCl, NaBr, NaI dan NH4Cl. Senyawa pada kelompok 2 ini juga dinecerkan dengan range
konsentrasi 0,01M, 0,05M, 0,10M, 0,50M dan 1,00M. Senyawa-senyawa pada kelompok 2
merupakan kelompok senyawa yang memiliki ikatan ionik. Senyawa dengan ikatan ionik
akan dapat terurai sempurna dalam larutannya sehingga akan memiliki ion-ion bebas
dalam jumlah besar yang akan mampu menghantarkan listrik dengan baik.
Senyawa NaCl, NaBr merupakan senyawa elektrolit dengan kation sama dan anion
dalam satu golongan halogen. Hal tersebut tidak menjadikan nilai daya hantar listrik sama
untuk kedua senyawa. Nilai daya hantar senyawa yang dihasilkan didasarkan pada
perbedaan keelektronegtifan unsur-unsur penyusunnya. Berdasarkan trend
keelektronegativan dari unsur penyusunya untuk golongan halogen akan semakin
meningkat dari bawah keatas dalam satu golongan halogen. Hal tersebut menunjukkan
anatar anion Cl dan Br, nilai keelektronegativan ialah Cl > Br. Berdasarkan data
konduktivitas yang telah diplotkan dalam grafik tersebut menunjukkan daya hantar listrik
NaBr > NaCl. Hal tersebut telah sesuai dengan literatur dimana NaBr dengan nilai
konduktivitas Br yang lebih rendah dari Cl akan menyebabkan NaBr memiliki perbedaan
elektronetivitas yang rendah. Perbedaan keelektronegativitas yang rendah akan
menyebabkan larutan lebih mudah mengion didalam larutan. Hal tersebut mengakibatkan
kekauatan daya hantar listrik yang besar karena adanya sejumlah besar ion-ion yang
bergerak bebas. Persamaan reaksi pada proses pengionan masing-masing senyawa ialah:
NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)................................................................(4.8)
NaBr(aq) → Na+(aq) + Br-(aq)...............................................................(4.9)
Larutan pada senyawa kelompok 2 selanjutnya ialah larutan NH4Cl dan larutan NaI.
Data nilai konduktivitas pada larutan ini meningkat seiring peningkatan konsentrasi. sama
hal nya pada percobaan-percobaan sebelumnya, peningkatan konsentrasi akan
meningkatkan jumlah partikel yang dapat terion kan dalam larutan sehingga akan
meningkatkan kekuatan daya hantar listrik yang ditunjukkan dengan nilai konduktivitas
saat pengujian kuantitatif. Nilai daya hantar listrik senyawa NH4Cl ini merupakan nilai
terendah diantara senyawa lain dalam kelompok 2 ini. Hal tersebut karena NH4Cl memiliki
perbedaan ikatan kation yaitu berupa ion NH4+ sedangkan larutan lainnya memiliki ikatan
kation berupa Na+. Kation NH4+ memiliki ukuran yang lebih besar dibanding Na+, selain
itu Na+ lebih bersifat elektronegatif dibandingkan NH4+. Nilai daya hantar listrik pada NaI
lebih besar jika dibandingkan dengan NH4Cl. Larutan NaI merupakan larutan dengan anion
yang memiliki nilai besar dalam menghantarkan arus listrik. Larutan NaI dalam satu
golongan terletak paling bawah jika dibandingkan dengan Cl dan Br dimana dalam satu
golongan dari atas ke bawah keelektronegatifannya semakin berkurang. Atom Na yang
berikatan membuat larutan menjadi tergolong elektropositif maka kekuatan ion NaI jauh
lebih jauh lebih lemah jika dibandingkan dengan NaCl dan NaBr. Perbedaan
keelektronegatifan yang rendah menyebabkan NaI akan lebih mudah mengion maka arus
yang dihasilkan besar sehingga daya hantarnya juga akan semakin besar. Hasil ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Alberty (1992), yakni daya hantar suatu larutan dapat
dipengaruhi oleh ukuran kation dan anion penyusunnya. Kation dengan sifat lebih
elektroposistif dan memiliki ukuran yang lebih besar akan meningkatkan kemampuan daya
hantar listriknya. Persamaan reaksi pada proses pengionan senyawa ini ialah:
NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + Cl-(aq)……………………….…….(4.10)
NaI(aq) → Na+(aq) + I-(aq)……………………….………..(4.11)
Data pada pengukuran daya hantar listrik kelompok 1 dapat dibuat grafik sebagai
berikut:
0.000006 NaBr
0.000004 NH4Cl
0.000002 NaI
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
konsentrasi
Kelompok 2 berisikan senyawa garam yang berisikan larutan NaCl, NaBr, NaI dan
NH4Cl.. Berdasarkan grafik diatas nampak kekuatan daya hantar listrik dari kecil ke besar
ialah CH3COOH < NH4OH < HCl< NaOH. Berdasarkan perbandingan antara kelompok 1
dan kelompok 2 tidak menunjukkan trend data yang signifikan. Hal tersebut karena
kemampuan daya hantar lsitrik bukan hanya dilihat dari jenis senyawa yang digunakan
tetap juga kemampuan larutan dalam mengion. Hal tersebut dapat dilihat pada kumpulan
asam dan basa lemah pada kelompok 1 akan memiliki nilai adaya hantar lsitrik yang lebih
rendah dari senyawa garam pada kelompok 2. Hal tersebut berbanding terbalik ketika
senyawa asam kuat dan basa kuat ketika dibandingkan dengan ketiga garam pada
kelompok 2. Kekuatan daya hantar listrik pada asam kuat lebih besar dibandingkan dengan
gara pada kelompok 2. Hal tersebut karena kemmapuan asam kuat dan basa kuat pada
percobaan untuk mengion sempurna dalam larutan.
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan daya hantar listrik ini ialah
mengetahui pengukuran daya hantar listrik dan pengaruh konsentrasi terhadat kekuatan
daya hantar listrik. Pengukuran daya hantar listrik mennggunakan alat konduktometer yang
terhubung dengan sensor. Konduktometer tersebut bekerja dengan mengukur derajat
ionisasi dari pergerakan ion-ion suatu senyawa yang terionisasi dalam fasa larutan. nilai
konduktivitas tersebut kemudian diolah dengan rumus yang tersedia dan didapatlah nilai
daya hantar listrik. Peningakatan konsentrasi larutan akan meningkatkan daya hantar listrik
larutan tersebut karena terjadinya peningkatan jumlah ion bebas saat proses ionisasi.
5.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah proses pengenceran harus dilakukan dengan
berhati-hati, karena kesalahan pengenceran dapat mengakibatkan kesalahan pada nilai daya
hantar listrik. Konduktometer sebelum digunakan harus di lakukan proses kalibrasi terlebih
dahulu, agar nilai pengukurannya sesuai. Elektroda yang telah di gunakan harus selalu
dibilas dengan akuades sampai benar-benar bersih agar tidak mempengaruhi nilai daya
hantar listrik dari senyawa lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
= 3,76 X 10-8 S
= 2,826 X 10 -8 S DHL = k x
CH3COOH 1 M 1 𝑀 × 𝑉1 = 0,01 𝑀 × 25 𝑚𝐿
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
𝑉1 = 0,25 𝑚𝐿
1 𝑀 × 𝑉1 = 0,5 𝑀 × 25 𝑚𝐿 1 𝑀 × 𝑉1 = 1 𝑀 × 25 𝑚𝐿
𝑉1 = 12,5 𝑚𝐿 𝑉1 = 25 𝑚𝐿
𝑉1 = 2,5 𝑚𝐿 𝑉1 = 1,25 𝑚𝐿
NH4OH 0,01 M
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
1 𝑀 × 𝑉1 = 0,01 𝑀 × 25 𝑚𝐿
𝑉1 = 0,25 𝑚𝐿
c. Pengenceran Larutan HCl
HCl 0,5 M 1 𝑀 × 𝑉1 = 1 𝑀 × 25 𝑚𝐿
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
𝑉1 = 25 𝑚𝐿
1 𝑀 × 𝑉1 = 0,5 𝑀 × 25 𝑚𝐿
HCl 0,05 M
𝑉1 = 12,5 𝑚𝐿 𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
HCl 1 M 1 𝑀 × 𝑉1 = 0,01 𝑀 × 25 𝑚𝐿
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
𝑉1 = 0,25 𝑚𝐿
d. Pengenceran Larutan NaOH
NaOH 0,5 M NaOH 1M
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2 𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
1 𝑀 × 𝑉1 = 0,5 𝑀 × 25 𝑚𝐿 1 𝑀 × 𝑉1 = 1 𝑀 × 25 𝑚𝐿
𝑉1 = 12,5 𝑚𝐿 𝑉1 = 25 𝑚𝐿
NaOH 0,1 M
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
NaOH 0,05 M
1 𝑀 × 𝑉1 = 0,1 𝑀 × 25 𝑚𝐿 𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
𝑉1 = 1,25 𝑚𝐿
NaOH 0,01 M
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
1 𝑀 × 𝑉1 = 0,01 𝑀 × 25 𝑚𝐿
𝑉1 = 0,25 𝑚𝐿
Kelompok 2
a. Pengenceran Larutan NaCl
NaCl 0,5 M 𝑉1 = 25 𝑚𝐿
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
1 𝑀 × 𝑉1 = 0,5 𝑀 × 25 𝑚𝐿
NaCl 0,05 M
𝑉1 = 12,5 𝑚𝐿 𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
NaCl 1 M 1 𝑀 × 𝑉1 = 0,01 𝑀 × 25 𝑚𝐿
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
𝑉1 = 0,25 𝑚𝐿
1 𝑀 × 𝑉1 = 1 𝑀 × 25 𝑚𝐿
1 𝑀 × 𝑉1 = 0,5 𝑀 × 25 𝑚𝐿 1 𝑀 × 𝑉1 = 01 𝑀 × 25 𝑚𝐿
𝑉1 = 12,5 𝑚𝐿 𝑉1 = 25 𝑚𝐿
𝑉1 = 2,5 𝑚𝐿 𝑉1 = 1,25 𝑚𝐿
NaBr 0,01 M
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
1 𝑀 × 𝑉1 = 0,01 𝑀 × 25 𝑚𝐿
𝑉1 = 0,25 𝑚𝐿
c. Pengenceran Larutan NaI
NaI 0,5 M 1 𝑀 × 𝑉1 = 1 𝑀 × 15 𝑚𝐿
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
𝑉1 = 15 𝑚𝐿
1 𝑀 × 𝑉1 = 0,5 𝑀 × 15 𝑚𝐿
NaI 0,05 M
𝑉1 = 7,5 𝑚𝐿 𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
NaI 1 M 1 𝑀 × 𝑉1 = 0,01 𝑀 × 15 𝑚𝐿
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
𝑉1 = 0,15 𝑚𝐿
𝑉1 = 12,5 𝑚𝐿
NH4Cl 0,05 M
NH4Cl 0,1 M 𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
0,1 𝑀 × 𝑉1 = 0,05 𝑀 × 25 𝑚𝐿
1 𝑀 × 𝑉1 = 0,1 𝑀 × 25 𝑚𝐿
𝑉1 = 1,25 𝑚𝐿
𝑉1 = 2,5 𝑚𝐿
NH4Cl 0,01 M
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
NH4Cl 1 M 1 𝑀 × 𝑉1 = 0,01 𝑀 × 25 𝑚𝐿
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
𝑉1 = 0,25 𝑚𝐿
KELOMPOK 1
Daya Hantar Listrik CH3COOH 0,01 Daya Hantar Listrik CH3COOH 0,10 M
M
k1 = 1,20 x 10-3 S/cm
k1 = 0,38 x 10-3 S/cm
k2 = 1,18 x 10- S/cm
k2 = 0,40 x 10-3 S/cm
k3 = 1,20 x 10-3 S/cm
k3 = 0,39 x 10-3 S/cm
k=
k=
k = 1,19 x 10-3 S/cm
k = 0,39 x 10-3 S cm-1
DHL = k x
DHL = k x
= 1,19 x 10-3 S cm-1 x cm
= 0,39 x 10-3 S cm-1 x cm
= 1,12 x 10 -6 S
= 3,67 X 10 -7 S
Daya Hantar Listrik CH3COOH 0,50 M
Daya Hantar Listrik CH3COOH 0,05 M
k1 = 2,39 x 10-3 S/cm
k1 = 0,67 x 10-3 S/cm
k2 = 2,38 ox 10-3 S/cm
k2 = 0,68 x 10-3 S/cm
k3 = 2,37 x 10-3 S/cm
k3 = 0,68 x 1 0-3 S/cm
k=
k=
k = 2,38 x 10-3 S/cm
k = 0,67 x 10-3 S/cm
DHL = k x
DHL = k x
= 2,38 x 10-3 S cm-1 x cm
= 0,67 x 10-3 S cm-1 x cm
= 2,24 x 10 -6 S
= 6,37 X 10 -7 S
Daya Hantar Listrik CH3COOH 1 M
k1 = 3,06 x 10-3 S/cm k=
-6
k2 = 3,41 x 10-3 S/cm
= 2,52 x 10 S
k3 = 3,40 x 10-3 S/cm
Daya Hantar Listrik NH4OH 1 M
k=
k1 = 2,43 x 10-3 S/cm
k=
= 3,40 x 10-3 S/cm x cm
DHL = k x
Daya Hantar Listrik HCl 0,1 M
k=
= 3,68 x 10-3 S/cm x cm
DHL = k x
k3 = 3,80 x 10-3 S/cm
-3
k = 4,41 x 10-3 S/cm
k2 = 2,62 x 10 S/cm
DHL = k x
k3 = 2,70 x 10-3 S/cm
DHL = k x
Daya hantar Listrik NaOH 0,5 M Daya hantar Listrik NaOH 1 M
k1 = 4,10 x 10-3 S/cm k1 = 4,27 x 10-3 S/cm
k2 = 4,12 x 10-3 S/cm k2 = 4,3 x 10-3 S/cm
k3 = 4,13 x 10-3 S/cm k3 = 4,35 x 10-3 S/cm
k= k=
= 3,87 x 10 -6 S = 4,05 x 10 -6 S
KELOMPOK 2 k3 = 14,30 x 10-3 S/cm
Daya Hantar Listrik NaCl 0,01 M k=
-3
k1 = 6,05 x 10 S/cm
k = 14,23 x 10-3 S/cm
k2 = 5,98 x 10-3 S/cm
DHL = k x
k3 = 5,97 x 10-3 S/cm
k= = 14,23 x 10-3 S/cm x cm
k = 6 x 10-3 S/cm = 1 x 10 -5 S
= 4,97 x 10-3Scm-1 x cm
LEMBAR GRAFIK
Kelompok 1
0.000002 CH3COOH
0.0000015
HCl
0.000001
0.0000005 NaOH
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Konsentrasi
A. NH4OH
NH4OH
0.000003
0.0000025
0.000002
DHL
0.0000015
0.000001 NH4OH
0.0000005
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Konsentrasi
B. HCl
HCl
0.000004
0.0000035
0.000003
0.0000025
DHL
0.000002
0.0000015 HCl
0.000001
0.0000005
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Konsentrasi
C. NaOH
NaOH
0.0000045
0.000004
0.0000035
0.000003
0.0000025
DHL
0.000002
0.0000015 NaOH
0.000001
0.0000005
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Konsentrasi
D. CH3COOH
CH3COOH
0.0000035
0.000003
0.0000025
0.000002
DHL
0.0000015
CH3COOH
0.000001
0.0000005
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Konsentrasi
Kelompok 2
0.000006 NaBr
0.000004 NH4Cl
NaI
0.000002
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
konsentrasi
A. NaCl
NaCl
0.000012
0.00001
0.000008
0.000006
NaCl
0.000004
0.000002
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
B. NaBr
NaBr
0.000014
0.000012
0.00001
0.000008
DHL
0.000006
NaBr
0.000004
0.000002
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Konsentrasi
C. NH4Cl
NH4Cl
0.0000035
0.000003
0.0000025
0.000002
DHL
0.0000015
NH4Cl
0.000001
0.0000005
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Kosentrasi
D. NaI
NaI
0.000005
0.0000045
0.000004
0.0000035
0.000003
DHL
0.0000025
0.000002 NaI
0.0000015
0.000001
0.0000005
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Konsentrasi