Anda di halaman 1dari 7

PRAMADHANA GEMARIANTO / 10516077

JURNAL PRAKTIKUM ENERGETIKA KIMIA MODUL D1,D2

I. Judul Percobaan
Sifat-Sifat Koligatif

II. Tujuan Percobaan


Untuk memberikan pengertian dan pemahaman mengenai sifat-sifat koligatif, dengan
cara memahami hal sebagai berikut:
- Menentukan kereaktifan pelarut dan zat terlarut dengan data penurunan titik beku.
(D-1)
- Menentukan berat molekul zat terlarut dengan menggunakan data kenaikan titik
didih. (D-2)

III. Dasar Teori


Dalam larutan air, metil merah (MR) ditemukan sebagai “zwitter ion”. Dalam suasana
asam senyawa ini berupa I, disingkat HMR, yang berwarna merah dan mempunyai dua
bentuk resonansi.

IV. Alat Dan Bahan


a. Alat
D-1 Penurunan Titik Beku
- Termometer Beckmann :1 buah
- Kaca pembesar (loupe) :1 buah
- Alat titik beku :1 set (termos besar, tabung reaksi sedang,
tabung reaksi besar)
- Stopwatch :1 buah
- Gelas ukur 50 ml :1 buah

D-2 Kenaikan Titik Didih


- Alat Cottrell :1 buah
- Termometer Beckmann :1 buah
- Kaca pembesar (loupe) :1 buah
- Gelas ukur 100 ml :1 buah
- Heating Mantel :1 buah
b. Bahan
a. Pelarut benzena atau kloroform 60 ml
b. Zat terlarut naftalenana atau asam benzoat 100-200 ml
V. Cara Kerja
D.1 Penurunan titik beku
1) Bersihkan alat titik beku dan keringkan.
2) Masukan sejumlah pelarut dalam alat titik beku. Catat berapa
gram pelarut yang dimasukan kedalam alat tersebut.
3) Pasang termometer Beckman beserta batang pengaduk pada
tabung reaksi sedang dan masukan tabung reaksi sedang ke
dalam tabung reaksi besar, dan celupkan sebagian besar tabung
reaksi besar pada termos yang yang telah diisi.
4) Aduk perlahan-lahan zat tersebut agar jangan sampe membeku,
lihat raksa apakah masih direservoir atas kurang dari 1˚ di atas
sumbat atau malah dibawah sumbat. Bila salah satu ini terjadi,
maka mintalah termometer untuk diset kembali dan pekerjaan
diulang lagi dari no. 1.
5) Amati suhu dan bilamana air raksa sudah mencapai ∆ 0, maka
stopwatch dihidupkan dan catat suhu untuk setiap 30 detik. Suhu
akan menurun dan kemudian konstan.
6) Hentikan pengamatan bila suhu tetap selama pengamatan. Ada
fluktuasi disekitar harga tertentu dapat terjadi. Pastikan dengan
melihat bahwa pelarut keruh karena membeku. Keluarkan
tabung reaksi sedang dari perangkat.
7) Timbang secara teliti zat terlarut yang akan digunakan. Masukan
sejumlah zat terlarut kedalam pelarut, usahakan melarutkannya
dengan pengaduk.
8) Lakukan langkah 5-7 diatas.
9) Tambah zat terlarut lagi bila dikehendaki dan lakukan
pengamatan dengan cara yang sama. (perhatikan bahwa
sebaiknya konsentrasi zat terlarut tidak melebihi 3 molal).
D.2 Kenaikan titik didih
1) Bersihkan alat cottrel termasuk bagian-bagian yang akan berada didalam alat.
2) Pasanglah alat tersebut dengan petunjuk asisten.
3) Masukan 3-5 batu didih yang baru.
4) Masukan sejumlah pelarut kedalam alat hingga bagian corong
terbalik terendam. Hitung berapa gram pelarut yang dimasukan
dengan menimbang sisa yang tidak digunakan.
5) Hidupkan air pendingin dan “Heating Mantel”.
6) Tunggu sampai pelarut mendidih dan lihat apakah pendidihan
merata dan reservoir air raksa terbasahi oleh pelarut yang naik
melalui pipa kecil.
7) Amati dan catat suhu pendidihan selama 10 kali 30 detik.
Bilamana tidak tetap maka pengamatan harus tetap
diperpanjang.
8) Matikan aliran listrik “Heating mantel” dan dinginkan alat cottrell
tersebut. Jangan membuka alat ini sebelum pelarut betul-betul
dingin.
9) Timbang secara teliti zat terlarut yang digunakan. Masukan zat
tersebut itu ke dalam alat Cottrell.
10) Lakukan langkah-langkah 5-7 diatas.
11) Tambahkan sejumlah zat terlarut lagi bila dikehendaki dan
lakukan pengamatan dengan cara yang sama.
VI. Data Pengamatan

VII. Pengolahan Data

VIII. Pembahasan
Sifat koligatif larutan itu adalah suatu sifat larutan yang tergantung pada jumlah
partikel zat terlarut dan tidak tergantung pada sifat zat terlarut tersebut. ...
Terdapat empat macam sifat koligatif larutan, yaitu penurunan tekanan uap
larutan jenuh, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmotic.

IX. Kesimpulan

X. Saran

XI. Daftar Pustaka


- P. Atkins, J. de Paula. “Physical chemistry”, 8th ed.W.H. Freeman
and Company, New York, 2006, hal 173.
- Pinarbasi, T., Sozbilir, M., Canpolat, N. Prospective chemistry
teachers’ misconceptions about colligative properties: boiling
point elevation and freezing point depression. Chem. Educ. Res.
Pract. 2009, 10, 273-280.
TP D1 dan D2, sifat-sifat koligatif

1) Bagaimana definisi larutan ideal? Besaran-besaran apa yang digunakan


untuk menggambarkan penyimpangan-penyimpangan dari keadaan ideal
tersebut?

Jawab: Larutan ideal terjadi apabila interaksi antarmolekul komponen-


komponen larutan sama besar dengan interaksi antarmolekul komponen-
komponen tersebut padakeadaan murni, Larutan ideal mematuhi hukum
Raoult, yaitu bahwa tekananuap pelarut (cair) berbanding tepat lurus
dengan fraksi mol pelarut dalam larutan. Jikatekanan uap hasil pengamatan
tidak sama dengan tekanan uap berdasarkan perhitungan hukum Raoult,
maka larutan tersebut tak-ideal.Persyaratan larutan ideal :
a. molekul zat terlarut dan molekul pelarut tersusun sembarang
b. pada pencampuran tidak terjadi efek kalor besaran

besaran yang digunakan utnuk menggambarkan penyimpangan dari


keadaan ideal tersebut adalah tekanan uap.

2) Tunjukan bagaimana pengaruh ketidak idealan larutan terhadap sifat koligatif!


Jawab: Pengaruh ketidak idealan larutan terhadap sifat koligatif berupa kenaikan titik
didih larutan dan penurunan tekanan uap larutan. Jika tekanan uap hasil pengamatan
tidaksama dengan tekanan uap berdasarkan perhitungan hukum Raoult, maka larutan
tersebut tak-ideal, interaksi antara molekul dalam larutan dapat menurunkan tekanan uap
larutan, karena fraksi mol pelarut berkurang. Ketidakidelan larutan yang disebabkan oleh
interaksi molekul ini juga dapat menyebabkan terjadi penyimpangan titik didih, seperti
misalnya campuran etanol-air dapat membentuk azeotrop dimanatitik didih nya akan
mendekati titik didih air.

3) Bagaimana kurva yang didapatkan bila larutan mengalami keadaan lewat


beku “supercooled”?

Jawab: Kurva yang didapat saat melewati keadaan lewat beku /supercooled

4) Bagaimana pengaruh tekanan udara atas percobaan ini?


Jawab: Tekanan udara akan mempengaruhi titik didih larutan, sebagai contoh pada
tekanan udara 1 atm air akan mendidih pada suhu 100oC
C, pada tekanan udara kurang dari 1 atmair akan mendidih pada saat suhu <100 0C, begitu
juga dengan benzene dansikloheksanol (pelarut) yang dugunakan dalam percobaan.
5) Bagaimana hasil yang akan diperoleh bila zat terlarut mengalami disosiasi
atau pelarut mengalami asosiasi?
Jawab: Apabila zat terlarut mengalami disosiasi, zat terlarut akan
terdistribusi merata keseluruh pelarut, apabila pelarut mengalami asosiasi,
pelarut berikatan dengan sesama pelarut, zat terlarut tidak terdistribusi
secara merata. Kedua-duanya akan berimbas pada kenaikan titik didih dan
penurunan titik beku larutan, semakin terdistribusi zatterlarut dalam pelarut
maka kenaikan titik didih dan penurunan titik beku semakintinggi,
sebaliknya semakin tidak terdistribusinya zat terlarut dalam pelarut
makakenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan semakin rendah.

Anda mungkin juga menyukai