Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM LARUTAN 1

Dosen Pengampu
Anna Juniar, M.Si

Oleh :
Nama : Aska Khairani
Nim : 4211141008
Kelas : PSPB -21 D

FAKULTAS PENDIDIKAN
MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
2021
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UMUM

1. JUDUL PERCOBAAN : How to Prepare Solution


11. TUJUAN PERCOBAAN :
Tujuan Percobaan ini adalah agar mengetahui bagaimana cara menyiapkan larutan yang
konsentrasinya diketahui sebagai salah satu tugas yang paling umum saat mempersiapkan
kegiatan laboratorium
III. TINJAUAN TEORITIS :
Menyiapkan larutan yang konsentrasinya diketahui adalah salah satu tugas yang paling
umum saat mempersiapkan kegiatan laboratorium mari kita tinjau beberapa perhitungan dan
langkah-langkah yang terlibat dalam menyiapkan larutan yang akurat dari padatan pertama
tentukan konsentrasi atau molaritas apa yang diperlukan molaritas adalah ukuran jumlah bahan
mol yang dilarutkan dalam satu liter larutan persamaan ini sangat membantu molaritas sama
dengan mol dibagi liter selanjutnya tentukan volume larutan yang diperlukan untuk lab pastikan
volumenya diukur dalam liter akhirnya apa rumus kimia bahan yang dibutuhkan dari rumus
massa molar dapat ditentukan perlu diingat jika menggunakan padatan anhidrat atau terhidrasi
periksa labelnya untuk memastikan menyatukan volume molaritas dan massa molar kita dapat
dengan mudah menemukan massa bahan kimia yang dibutuhkan
IV. ALAT DAN BAHAN :
ALAT :
1. Gelas Beker
2. Tabung Reaksi
3. Spatulla
4. Neraca Digital
5. Labu Takar

BAHAN :
1. 500 mililiter larutan 0,5 molar
2. tembaga 2 klorida dihidrat
3. Air

V. PROSEDUR KERJA :
Uji coba membutuhkan 500 mililiter larutan 0,5 molar tembaga 2 klorida,
Langkah pertama kita membuat perhitungan terlebih dahulu dengan menerapkan rumus
Dik : M = 0,50 M
V = 500 mL atau 0,500 L
Mr = 170, 49 gr/mol
Dit : massa............?
M = mol/ L
0,50 M = mol/0,500 L
mol = 0,25 mol
massa = n x Mr
= 0,25 mol x 170,49 gr/mol
= 42,62 gr

- Selanjutnya 42,62 gr zat padat yang diperlukan untuk melarutkan dalam 500 mililiter
larutan ditimbang menggunakan neraca untuk mendapatkan jumlah zat padat yang
dibutuhkan labu takar agar memberikan pengukuran volume yang paling akurat

- Tambahkan beberapa air tambahkan ke dalam padatan aduk dan aduk terus tambahkan air
dan aduk sampai volume larutan yang tepat tercapai. Langkah-langkah sederhana ini akan
memastikan bahwa Anda selalu menyiapkan solusi yang akurat.

VI. HASIL PERCOBAAN/REAKSI-REAKSI/PEMBAHASAN


Hasil dari percobaan ini diperoleh suatu larutan berwarna biru dengan menggunakan
500 mililiter larutan 0,5 molar tembaga 2 klorida dengan perhitungan diperoleh massanya 42,62
gr yang tepat dengan menggunakan langkah – langkah yang akurat saat akan menyiapkan
kegiatan di laboratorium.
VII. KESIMPULAN
- Setelah dilakukannya proses dari menyiapkan larutan yang konsentrasinya diketahui
sebagai salah satu tugas yang paling umum saat mempersiapkan kegiatan laboratorium.
Langkah-langkah sederhana ini akan memastikan bahwa Anda selalu menyiapkan solusi
yang akurat.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


https://youtu.be/0_CsM6br4PI
LAPORAN PRAKTIKUM LARUTAN 2
Dosen Pengampu
Anna Juniar, M.Si

Oleh :
Nama : Aska Khairani
Nim : 4211141008
Kelas : PSPB -21 D

FAKULTAS PENDIDIKAN
MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
2021
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UMUM

1. JUDUL PERCOBAAN : COLLIGATIVE PROPERTIES


11. TUJUAN PERCOBAAN :
Tujuan Percobaaan praktikum ini adalah untuk dapat memahami keberadaaan suatu zat
pelarut maupun larutan dengan fenomena penurunan titik beku akan diperiksa secara kuantitatif
dan untuk mendapatkan suhu titik beku suatu larutan
III. TINJAUAN TEORITIS :
Sifat koligatif larutan adalah sifat-sifat yang hanya bergantung pada jumlah (kuantitas) partikel
zat terlarut dalam larutan dan tidak bergantung pada jenis atau identitas partikel zat terlarut –
tidak peduli dalam bentuk atom, ion, ataupun molekul. Sifat koligatif merupakan sifat yang
hanya memandang “kuantitas”, bukan “kualitas”
Sifat – sifat Koligatif Larutan
1. Penurunan Tekanan Uap
Jika zat terlarut bersifat non-volatil (tidak mudah menguap; tekanan uapnya tidak dapat terukur),
tekanan uap dari larutan akan selalu lebih rendah dari tekanan uap pelarut murni yang volatil.
Secara ideal, tekanan uap dari pelarut volatil di atas larutan yang mengandung zat terlarut non-
volatil berbanding lurus terhadap konsentrasi pelarut dalam larutan. Hubungan dalam sifat
koligatif larutan ini dinyatakan secara kuantitatif dalam hukum Raoult: tekanan uap dari pelarut
di atas larutan, Plarutan sama dengan hasil kali fraksi mol dari pelarut, Xpelarut dengan tekanan uap
dari pelarut murni, P°pelarut. Penurunan tekanan uap, ΔP, yaitu P°pelarut−Plarutan berbanding lurus
terhadap fraksi mol dari Xterlarut.
2. Kenaikan Titik Didih
Titik didih dari suatu larutan adalah temperatur ketika tekanan uapnya sama dengan tekanan
eksternal. Oleh karena terjadinya penurunan tekanan uap larutan oleh keberadaan zat terlarut
non-volatil, dibutuhkan kenaikan temperatur untuk menaikkan tekanan uap larutan hingga sama
dengan tekanan eksternal. Jadi, keberadaan zat terlarut dalam pelarut mengakibatkan terjadinya
kenaikan titik didih; titik didih larutan, Tb, lebih tinggi dari titik didih pelarut murni, Tb°.
Kenaikan titik didih, ΔTb, yaitu Tb−Tb° berbanding lurus terhadap konsentrasi (molalitas, m)
larutan, sebagaimana:

di mana Kb adalah konstanta kenaikan titik didih molal (dalam satuan °C/m) dan m adalah
molalitas larutan.
Oleh karena terjadinya penurunan tekanan uap larutan dari tekanan uap pelarut, larutan
membeku pada temperatur yang lebih rendah dibanding titik beku pelarut murni — titik beku
larutan, Tf, lebih rendah dari titik beku pelarut murni, Tf°. Dengan kata lain, jumlah partikel-
partikel pelarut yang keluar dan masuk padatan yang membeku per satuan waktu menjadi sama
pada temperatur yang lebih rendah. Sifat koligatif larutan berupa penurunan titik beku, ΔTf, yaitu
Tf° – Tf berbanding lurus terhadap konsentrasi (molalitas, m) larutan, sebagaimana:

di mana Kf adalah konstanta penurunan titik beku molal (dalam satuan °C/m) dan m adalah
molalitas larutan.

3.Penurunan Titik Beku


Pada larutan dengan pelarut volatil dan zat terlarut non-volatil, hanya partikel-partikel pelarut
yang dapat menguap dari larutan sehingga meninggalkan partikel-partikel zat terlarut. Hal serupa
juga terjadi dalam banyak kasus di mana hanya partikel-partikel pelarut yang memadat
(membeku), meninggalkan partikel-partikel zat terlarut membentuk larutan yang konsentrasinya
lebih pekat. Titik beku dari suatu larutan adalah temperatur di mana tekanan uap larutan sama
dengan tekanan uap pelarut murni. Pada temperatur ini, dua fasa – pelarut padat dan larutan cair
– berada dalam kesetimbangan.
4. Tekanan Osmosis
Ketika dua larutan dengan konsentrasi yang berbeda dipisahkan oleh suatu membran
semipermeabel — membran yang hanya dapat dilewati partikel pelarut namun tidak dapat
dilewati partikel zat terlarut—maka terjadilah fenomena osmosis. Osmosis adalah peristiwa
perpindahan selektif partikel-partikel pelarut melalui membran semipermeabel dari larutan
dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah ke larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang
lebih tinggi.

IV. ALAT DAN BAHAN :


ALAT :
1. Tabung Reaksi
2. Sumbat Karet
3. Gelas Kimia
4. Lemari Asam
5. Sensor Suhu
6. LED hijau
7. Kawat Tembaga
8. Penjepit tabung reaksi
9. Spatulla
BAHAN :
1. 25 mililiter pelarut
2. es
3. benzofenon
4. Air
5. Cyclohexane

V. PROSEDUR KERJA :
Bagian A penentuan dari titik beku pelarut murni
1. Masukkan sumbat karet padat ke dalam tabung reaksi 200 mililiter kering yang bersih
dan letakkan tabung reaksi sumbat di dalam gelas kimia 150 mililiter yang bersih dan
kering. digunakan untuk menimbang lagi di lemari asam
2. Tuangkan sekitar 25 mililiter pelarut ke dalam tabung reaksi tutup tabung reaksi dengan
sumbat karet yang memiliki dua lubang di dalamnya jepit tabung reaksi ke dudukan
pastikan sensor suhu terendam dalam solusinya buka program logger pro dan file yang
sesuai untuk percobaan
3. Pastikan suhu sensor terhubung ke input ch1 dari antarmuka mini labquest dan bahwa
antarmuka labquest aktif harus ada LED hijau mengisi gelas 400 mililiter dengan sekitar
300 mililiter campuran es air keran rendam tabung reaksi di penangas air es dan
4. Mulailah mengaduk larutan segera dengan kawat tembaga aduk tanpa mengganggu
sensor suhu klik tombol logger Pro
5. Kumpulkan isi tabung reaksi harus diaduk terus menerus selama percobaan setelah 10
menit pengambilan data akan otomatis berhenti keluarkan tabung reaksi dari penangas
esnya dan ganti sumbat karet dengan dua lubang dan jangan buang pelarut itu akan
digunakan di Bagian B menganalisis data seperti yang dijelaskan dalam manual lab untuk
menemukan titik beku pelarut murni

Bagian B penentuan titik beku larutan pelarut benzofenon


1. Hangatkan pelarut dari Bagian A di tangan sampai meleleh
2. Timbang pelarut menggunakan sama 150 mililiter gelas [Musik] cara kira-kira 0,4 gram
benzofenon ke tiga tempat desimal
3. Pindahkan benzofenon itu ke tabung reaksi yang berisi pelarut cair dan aduk rata sampai
zat terlarut benar-benar larut
4. Tutup dengan sumbat karet dan timbang tabung reaksi menggunakan gelas kimia 150
mililiter yang sama seperti sebelumnya ganti sumbat karet dengan sumbat karet dengan
dua lubang di dalamnya dilengkapi dengan sensor suhu dan aduk penjepit tabung reaksi
ke dudukan
5. Pastikan sensor suhu terendam dalam larutan sebagai sebisa mungkin buka file yang
sesuai di loggerpro pantau suhu larutan pada status bar logger pro tidak boleh berbeda
dari suhu kamar lebih dari satu derajat Celcius rendam tabung reaksi ke dalam penangas
air es dan klik kumpulkan aduk solusi terus menerus selama pengumpulan data ketika
pengumpulan data berhenti menganalisis data seperti pada Bagian A untuk mendapatkan
suhu titik beku larutan buang isi tabung reaksi ke dalam wadah berlabel limbah cair
organik

Bagian C penentuan titik beku larutan zat padat


6. Penentuan titik beku larutan zat padat yang tidak diketahui dalam sikloheksana
mendapatkan tabung reaksi 200 mililiter kering yang bersih dan sumbat karet masukkan
sumbat karet ke dalam tabung reaksi dan timbang dalam gelas kimia 150 mililiter ulangi
Bagian A untuk menentukan titik beku pelarut murni menggunakan file program Pro
logger yang sama ingat untuk mengaduk larutan terus menerus selama pengumpulan data
dan untuk menimbang tabung reaksi setelah data titik beku telah dikumpulkan dan pelarut
telah meleleh
2. Dapatkan sampel dari padatan yang tidak diketahui, ukur massa padatan dalam kisaran
yang tercantum pada botol dan pindahkan jumlah ini ke dalam tabung reaksi yang berisi
sikloheksana
3. Aduk campuran pemanasan itu jika perlu untuk melarutkan semua tutup padat larutan dan
menimbang tabung reaksi dalam 150 mi gelas beker seperti sebelumnya ganti sumbat
karet dengan sumbat karet yang memiliki dua lubang di dalamnya dilengkapi dengan
sensor suhu dan pengaduk menggunakan logger Pro lagi untuk mengumpulkan data suhu
buka program rendam tabung reaksi ke dalam penangas air es dan klik kumpulkan aduk
larutan terus menerus selama pengumpulan data saat pengumpulan data berhenti
menganalisis data seperti pada Bagian A untuk mendapatkan suhu titik beku larutan buang
isi tabung reaksi dalam wadah berlabel limbah cair organik cuci tabung reaksi secara
menyeluruh dengan sabun dan masukkan ke dalam oven untuk mengeringkan barang
pecah belah dan menyimpan peralatannya

VI. HASIL PERCOBAAN/REAKSI-REAKSI/PEMBAHASAN


Bagian A penentuan dari titik beku pelarut murni
Pada percobaan bagian 1 ini,larutan hasil reaksi berubah bentuk menjadi padat berwarna putih
Bagian B penentuan titik beku larutan pelarut benzofenon
Pada percobaan bagian 2 ini,larutan hasil reaksi berupa larutan bening
Bagian C penentuan titik beku larutan zat padat
Pada percobaan bagian 3 ini,larutan hasil reaksi berupa larutan bening
VII. KESIMPULAN
Sifat koligatif sifat koligatif larutan tergantung pada jumlah zat terlarut dalam pelarut
daripada identitas zat terlarut. Pada larutan dengan pelarut volatil dan zat terlarut non-volatil,
hanya partikel-partikel pelarut yang dapat menguap dari larutan sehingga meninggalkan partikel-
partikel zat terlarut. Hal serupa juga terjadi dalam banyak kasus di mana hanya partikel-partikel
pelarut yang memadat (membeku), meninggalkan partikel-partikel zat terlarut membentuk
larutan yang konsentrasinya lebih pekat. Titik beku dari suatu larutan adalah temperatur di mana
tekanan uap larutan sama dengan tekanan uap pelarut murni. Pada temperatur ini, dua fasa –
pelarut padat dan larutan cair – berada dalam kesetimbangan.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Brouillette, Chemists, dkk. 2019. Laboratory experimental universitas Dawson College
NYB Kimia Solusi. Sifat koligatif Pra-Lab - NYB Chemistry of Solutions,
https://www.youtube.com/watch?v=OWzis8i74kQ

Anda mungkin juga menyukai