Anda di halaman 1dari 10

MODUL PRAKTIKUM

KIMIA LANJUTAN

Nama :
NIM :
Kelas/Kelompok :
Prodi :

OLEH:

Rahmad Agus
Dr.Darwin,S.TP.,M.Sc.

LABORATORIUM TEKNIK PASCA PANEN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2023
DAFTAR ISI

Penentuan Titik Beku dan Beku dan Titik Leleh……………………………………2


Molaritas Larutan……………………………………………………………………4
Normalitas Larutan…………………………………………………………………..6
Alkalimetri…………………………………………………………………………...8

1
PRAKTIKUM I
PENENTUAN TITIK BEKU DAN TITIK LELEH

1. Teori Dasar
Pada saat mendidih penguapan tidak hanya terjadi pada permukaan saja, tetapi di
seluruh bagian zat cair. Di dalam zat cair terdiri atas partikel-partikel zat cair. Partikel-
partikel zat cair ini dapat bergerak mengelilingi satu dengan yang lain. Partikel-partikel
ini dapat bergerak bebas, karena jarak antar partikel sedikit berjauhan. Jika zat cair
dipananskan, maka partikel-partikel akan bergerak semakin cepat, dan ini menyebabkan
ikatan antara partikel menjadi lemah sehinga beberapa partikel akan melepaskan diri
dari partikel lain dan berubah menjadi uap.
Namun sebelum zat cair berubah menjadi uap, akan terjadi kesetimbangan
anatara fase cair ke uap dan sebaliknya fase uap ke cair. Pada saat terjadinya perubahan
fase cair menjadi uap disebut mendidih. Titik didih merupakan suhu saat terjadinya
kesetimbangan tekanan antara zat cair dan uap. Tiap zat mempunyai titik didih yang
berbeda-beda tergantung dari sifat-sifat itu sendiri.
Perubahan wujud benda dari benda padat menjadi benda cair disebut meleleh
(melebur) atau mencair. Titik leleh adalah suhu saat berubahnya wujud dari padat
menjadi cair. Seperti halnya titik didih, titik leleh untuk setiap benda berbeda-beda.
Perubahan wujud dari cair ke padat tersebut dinamakan membeku. Titik beku
adalah suhu ketika terjadinya perubahan zat cair ke padat. Titik beku ini akan berubah
jika dua zat di campur, contoh penambahan garam pada air akan menurunkan titik beku
air.

2. Tujuan Praktikum
Diharapkan praktikan dapat memahami prinsip dasar penentuan titik beku dan
titik leleh.

2
3. Alat dan Bahan
Alat :
 Hotplate : 1 buah
 Gelas beaker 100 ml : 1 buah
 Gelas beaker 1000 ml : 1 buah
 Pipet kapiler : 1 buah
Bahan :
 Minyak goreng
 Mentega
 Es batu

4. Metodologi Praktikum
A. Penentuan titik beku
 Siapkan gelas beaker 100 ml yang telah diisi dengan batu es, cek suhu dengan
termometer hingga diperoleh suhu sekitae 1-3 C
 Masukkan minyak goreng sebanyak 50 ml ke dalam gelas beaker 100 ml
 Masukkan gelas beaker berisi sampel ke dalam gelas beaker 1000 ml kemudian
diaduk dengan menggunakan termometer.
 Lanjutkan pengadukan sampai termometer yang tercelup dalam sampel tidak
terlihat lagi jika dilihat dari samping (bagian luar gelas beaker), kemudian di catat
suhunya.
B. Penentuan titik leleh
 Panaskan mentega dalam gelas beaker di atas hotplate sampai mencair
 Celupkan pipat kapiler ke dalam mentega cair tersebut sekitar 0,5 cm.
 Kemudian angkat pipet kapiler tersebut dan di dinginkan sehingga mentega
membeku lagi (dapat didinginkan dalam kulkas / pakai es.
 Pipet kapiler yang sudah berisi sampel mentega dan thermometer kemudian diikat
menggunakan gelang karet. Selanjutnya sampel dengan thermometer di celupkan ke
dalam gelas beaker yang di panaskan sambil diaduk dengan mengunakan magnetic
stirrer
 Amati sampel mentega dalam pipet kapiler sampai sampel tersebut mencair. Pada
saat mencair maka sampelnya akan naik pada kapiler, catat suhunya.

3
PRAKTIKUM II
MOLARITAS LARUTAN

1. Teori Dasar
Larutan adalah campuran homogen dari satu atau lebih zat terlarut dalam pelarut.
Larutan terdiri dari atas dua bagian yaitu zat terlarut (solute) dan zat pelarut (solvent).
zat terlarut merupakan zat yang berjumlah sedikit di dalam larutan sedangkan pelarut
merupakan zat yang berjumlah banyak di dalam larutan dan pelarut yang banyak
digunakan adalah air. Air merupakan pelarut universal yang mampu melarutkan banyak
senyawa.
Konsentrasi larutan di definisikan sebagai banyaknya zat yang terlarut dalam
sejumlah pelarut. Satuan konsentrasi yang digunakan dalam ilmu kimia untuk
menyatakan jumlah zat terlarut dalam jumlah tertentu diantaranya molaritas (M).
Molaritas didefenisikan sebagai jumlah mol yang terlarut setiap liter larutan,
atau dapat di tulis sebagai berikut
M=n/V

M : Molaritas (M)
n : mol zat terlarut (mol)
V : volume pelarut (liter)

2. Tujuan Praktikum
Diharapkan praktiksn dapat memahami dan mempraktekkan pembuatan larutan.

3. Alat dan Bahan


Alat :
 Gelas ukur : 1 buah
 Gelas beaker 100 ml : 1 buah
 Gelas beaker 1000 ml : 1 buah
 Timbangan analitik : 1 buah
 Cawan : 1 buah

4
Bahan :
 NaCL
 Aquades

4. Metodologi Praktikum
 Timbang massa NaCL sesuai perhitungan.
 Pindahkan NaCL ke dalam gelas kimia.
 Tambahkan aquades sesuai perhitungan (ml) dan aduk hingga larut sempurna.
 Aduk larutan sampai menjadi homogen.
 Hitung molaritas larutan.

5
PRAKTIKUM III
NORMALITAS LARUTAN

1. Dasar Teori
Normalitas adalah ukuran yang menunjukkan konsentrasi pada berat ekivalen
dalam gram per liter larutan. Berat ekivalen itu sendiri adalah ukuran kapasitas reaktif
molekul yang dilarutkan dalam larutan. Dalam suatu reaksi, tugas zat terlarut adalah
menentukan normalitas suatu larutan. Normalitas juga disebut satuan konsentrasi
larutan ekivalen. Rumus normalitas larutan adalah sebagai berikut:

N=nxa/v
Dengan :
N : normalitas larutan (N)
N : mol senyawa (mol)
A : mol ekivalen
V : volume pelarut (L)

Normalitas dapat di singkat dengan huruf “N” yang merupakan salah satu cara
efektif dan berguna dalam proses laboratorium. Secara umum, normalitas hampir sama
dengan molaritas atau M. jika molaritas merupakan satuan konsentrasi yang mewakili
konsentrasi ion terlarut ataupun senyawa terlarut dalam suatu larutan, normalitas
memiliki fungsi yang lebih lengkap dimana normalitas mewakili konsentrasi molar
hanya dari komponen asam ataupun komponen basa saja.

2. Tujuan Praktikum
Diharapkan praktikan mampu mengetahui cara menghitung normalitas suatu
larutan.

6
3. Alat dan Bahan
Alat :
 Gelas erlenmeyer : 1 buah
 Pengaduk : 1 buah
 Gelas ukur : 1 buah
 Cawan porselin : 1 buah
 Timbangan analitik : 1 buah
 Corong : 1 buah

4. Metodologi Praktikum
1. Timbang NaOH sebanyak 2 gram dengan timbangan analitik
2. Masukkan NaOH yang telah di timbang ke dalam gelas erlenmeyer
3. Siapkan aquades sebanyak 150 ml menggunakan gelas ukur
4. Masukkan aquades ke dalam erlenmeyer yang telah berisi NaOH
5. Aduk larutan sampel menjadi homogen ( menyatu)
6. Hitunglah nilai moralitas larutan tersebut

7
PRAKTIKUM IV
ALKALIMETRI

1. Teori Dasar
Alkalimetri atau titrasi asam basa yang bertujuan menetapkan kadar suatu
sampel asam dengan menitrasinya dengan larutan baku basa. Alkalimetri termasuk
reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion
hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral.
Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara pemberi proton (asam) dengan
proton (basa).
Alkalimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-
senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa. Bahan yang biasa
digunakan sebagai indikator dalam mengukur asam suatu zat adalah cairan fonoftalein
atau biasa disebut indikator PP.

2. Tujuan Praktikum
Diharapkan praktikan mampu memahami metode analisis secara kuantitatif
dengan metode alkalimetri.

3. Alat dan Bahan


Alat :
 Gelas beaker 100 ml : 1 buah
 Erlenmeyer 250 ml : 1 buah
 Buret : 1 buah
 Gelas ukur : 1 buah
 Corong : 1 buah
Bahan :
 Asam cuka : 5 ml
 Asam sitrat : 5 ml
 Aquades : 100 ml
 NaOH 0,1 N : 50 ml

8
 Indikator PP : 3 tetes

4. Metodologi Praktikum
 Masukkan NaOH 0,1 N ke dalam buret
 Tuang 5 ml larutan asam yang telah di encerkan terlebih dahulu ke dalam gelas
kimia
 Masukkan indikator PP sebanyak 3 tetes ke dalam gelas kiia berisi larutan asam
 Tetesi larutan asam dengan NaOH 0,1 N hingga warna larutan menjadi merah muda
 Catat jumlah NaOH (ml) yang diberikan pada saat titrasi larutan asam
Hitunglah konsentrasi larutan asam

Anda mungkin juga menyukai