Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Disusun Oleh:

Nama : Aziz Prasetya Aji Saputra


NPM : E1G023035
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok : 5 (Lima)
Hari/Tanggal : Senin, 18 September 2023
Dosen : Dra. Devi Silsia, M.Si.
Drs. Syafnil, M.Si.
Ko-ass : Tio Avriansyah (E1G022095)
Objek Praktikum : CARA-CARA MENYATAKAN
KONSETRASI LARUTAN

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting
untuk memahami sifat-sifatnya. Larutan yaitu sesuatu yang penting bagi manusia
dan makhluk hidup pada umumnya. Reaksi-reaksi kimia biasanya berlangsung
antara dua campuran zat, bukannya antara zat murni. Banyak reaksi kimia yang
dikenal, baik di dalam laboratorium atau di industri terjadi di dalam larutan.
Dalam kimia, larutan dapat didefenisikan sebagai campuran homogen antara
dua zat atau lebih. Dalam larutan (solution) dikenal dua macam unsur, yaitu zat
terlarut (solute) dan zat pelarut (solvent). adapun larutan di dalam air dinamakan
aqueous solution. biasanya kita mengambil zat yang banyak sebagai pelarut dan
yang sedikit sebagai zat terlarut, tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan
zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat
terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun
molekul) dari dua zat atau lebih. Biasanya juga istilah larutan dianggap sebagai
cairan yang mengandung zat terlarut, misalnya padatan atau gas dengan kata lain
larutan tidak hanya terbatas pada cairan saja.
Disebut campuran karena terdapat molekul-molekul, atom-atom atau ion-ion
dari dua zat atau lebih. Larutan dikatakan homogen apabila campuran zat tersebut
komponen-komponen penyusunnya tidak dapat dibedakan satu dengan yang
lainnya lagi. Misalnya larutan gula dengan air dimana kita tidak dapat lagi melihat
dari bentuk gulanya, hal ini karena larutan sudah tercampur secara homogen.
Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan
konsentrasi yang tidak tepat dengan yang diinginkan, untuk itu diperlukan
praktikum dan pada praktikum acara ini akan dilaksanakan acara pembuatan.
Dalam pembuatan larutan harus dilakukan seteliti mungkin dan menggunakan
perhitungan yang tepat, sehingga hasil yang didapatkan sesuai dengan yang
diharapkan.
1.2 Tujuan
1. Menjelaskan berbagai satuan konsentrasi larutan.
2. Mampu membuat larutan pada berbagai konsentrasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan, yang memiliki komposisi


merata atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung
satu zat terlarut atau lebih dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen
yang jumlahnya sedikit, seadangkan pelarut adalah komponen yang terdapat
dalam jumlah yang banyak (Achmad, 2016).
Senyawa dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan Kelarutannya, yaitu
senyawa yang larut dan tidak larut dalam suatu Pelarut. Larutan dibagi menjadi 3
berdasarkan kelarutannya yaitu Larutan jenuh, larutan tidak jenuh dan juga larutan
lewat jenuh. Larutan disebut jenuh pada temperatur tertentu jika larutan tidak
Dapat melarutkan zat terlarut. Jumlah zat terlarut kurang dari pelarut Disebut
larutan tidak jenuh dan bila lebih disebut lewat jenuh (P Oki, Harjito. 2019.)
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada Temperatur
tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik Jenuh larutan tidak jenuh.
Kadang kadang dijumpai suatu keadaan Dengan zat terlarut dalam larutan lebih
banyak daripada zat terlarut Yang seharusnya dapat melarut pada temperature
tersebut. Larutan Yang demikian disebut larutan lewat jenuh.(syukri,2019).
Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisinya.
Untuk menyatakan komposisi larutan tersebut maka digunakan istilah konsentrasi
larutan yang menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut
(Khikmah, N. 2015).
Konsentrasi larutan adalah komposisi yang menunjukkan dengan jelas
perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Kelarutan dapat kecil atau besar
sekali, dan jika jumlah zat terlarut melewati titik jenuh, zat itu akan keluar
(mengendap di bawah larutan). Dalam kondisi tertentu suatu larutan dapat
mengandung lebih banyak zat terlarut dari pada dalam keadaan jenuh (Adha, S. D.
2015)
BAB III
METODEOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat
1. Pipet
2. Neraca analitik
3. Kaca arloji
4. Bola hisap
5. Corong
6. Pipet gondok
7. Botol semprot
8. Labu ukur
9. Sikat tabung reasksi

3.1.1 Bahan
1. H2SO4
2. NaOH
3. KIO3
4. Asam oksalat
5. NaCl
6. Etanol
7. HCL
8. Urea
3.2 Prosedur Kerja
Membuat larutan NaCl 1%
Menimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian
melarutkan dengan aquades didalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.
Membuat larutan etanol 5%
Memipet sebanyak 2,5 ml etanol absolute dengan pipet ukur, kemudian
memasukkan ke dalam labu ukur 50 ml. Menambahkan aquades sampai tanda
batas. Mengocoknya sampai homogen.
Membuat larutan 0,01 M KlO3 (Mr 214 gram/mol)
Menimbang sebanyak 0,107 gram KlO3 dengan neraca analitik, kemudian
memasukkan kedalam labu ukur 50 ml, melarutkan dengan aquades, aquades
ditambahkan sampai tanda batas.
Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr 98 gram/mol)
Memipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian mengencerkan
dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
Labu ukur 50 ml H2SO4 ml mengisi terlebih dahulu dengan aquades, kira-kira 25
ml, selanjutnya baru memipetkan H2SO4 ke dalam labu ukur, selanjutnya
menambahkan lagi dengan aquades sampai tanda batas. Cara seperti ini berlaku
untuk membuat larutan asam kuat dan basa kuat yang lain.
Membuat larutan 0,1 N HCl (Mr 36,5 gram/mol)
Memipet sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian
mengencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.
Membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr H2C2O4 H2O 126 gram/mol)
Menimbang 0,315 gram asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian
mengencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.
Membuat larutan 0,1 N NaOH (Mr 40 gram/mol)
Menimbang 0,2 gram NaOH, kemudian mengencerkan dengan aquades dalam
labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr urea 60 gram/mol)
Menimbang 0,1086 gram urea, kemudian mengencerkan dengan aquades dalam
labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Hasil Pengamatan

Membuat Larutan NaCl 1 %


Ditimbang sebanyak 0.5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian
dilarutkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.
Membuat larutan etanol 5 %
Dipipet sebanyak 2,5 ml etanol absolute dengan pipet ukur, kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml. Tambahkan aquades sampai tanda batas.
Membuat Larutan 0,01 M KIO3 (Mr= 214 gram/mol)
Ditimbang sebanyak 0,107 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, dilarutkan dengan aquades sampai tanda
batas).
Membuat Larutan 0,1 M H2SO4 (Mr= 98 gram/mol)
Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan
dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas
Membuat Larutan 0.1 N HCL (Mr= 36.5 gram mol)
Dipipet sebanyak 0,415 ml HCL 37 % dengan pipet ukur, kemudian
diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas
Membuat Larutan 0,1 N asam Oksalat (Mr H 2C2O4, 2 H2O= 126 gram/
mol)
Ditimbang sebanyak 0.3151 gram oksalat dengan neraca analitik, kemudian
diencerkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas
Membuat Larutan 1 N NaOH (Mr= 40 gram/mol)
Ditimbang sebanyak 0.2 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades di
dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas
Membuat Larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr Urea 60 gram/mol)
Ditimbang 0,1086 gram urea, kemudian diencerkan dengan aquades dalam
labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
4.2 Pembahasan

Berikut akan diuraikan pembahasan tentang hasil percobaan ini yang


berjudul cara-cara menyatakan konsentrasi larutan. Tujuan diadakannya
praktikum kali ini adalah agar dapat mengenalsatuan konsentrasi larutan, dan
dapat membuat larutan pada berbagai konsentrasi.
Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih, yang memiliki
komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Disebut
campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-
bagian yang berlainan, bahkanm dengan mikroskop optis sekalipun. Larutan
terbentuk karena komponen-komponen larutan terdispersi menjadi atom atau
molekul ion sehingga dapat bercampur baur. Larutan terdiri atas dua komponen,
yaitu pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut merupakan komponen yang
lebih banyak, atau komponen yang menentukan keadaan larutan, sedangkan zat
terlarut adalah komponen dengan jumlah yang lebih sedikit.
Langkah-langkah dalam percobaan ini yaitu, pertama membuat larutan NaCl
1%. Kami menimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian
dilarutkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 ukur ml, sampai tanda batas.
Kemudian kami kocok-kocok supaya homogen. Kemudian membuat larutan
etanol 5%, kami mengambil 2,5 mL etanol absolute menggunakan pipet ukur,
kemudian dimasukkan keedalam labu ukur kapasitas 50 mL. Dan menambahakan
aquades sampai tanda batas dan mengocok supaya homogen. Lalu membuat
larutan 0,01 M KIO3 (Mr. 214 gram/mol). Kami menimbang sebanyak 0,107 gram
KIO3 dengan menggunakan neraca analitik, kemudian dimasukksn ke dalam labu
ukur berkapasitas 50 mL, dan menambah aquades kedalam labu ukur hingga tanda
batas supaya larut sambil mengocok-ngocok supaya homogen. Selanjutnya
membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98 gram/mol). Kami mengambil sebanyak 0,5
mL H2SO4 dengan pipet ukur, lalu kami masukkam kedalam labu ukur yang telah
berisi aquades hingga tanda batas dan mengocoknya.
Percobaan membuat larutan 0,1 N HCL (Mr. 36,5 gram.mol). kami
mengambil sebanyak 0,415 mL HCl 37% dengan menggunakan pipet ukur, lalu
kami encerkan dengan memasukksn ke dalam labu ukur berkapasitas 50 mL, yang
telah berisi aquades, dan kami tambahkan lagi aquades hingga tanda batas.
Kemudian membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr. H 2C2O4. 2 H2O. 126
gram/mol). Kami menimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan menggunakn
neraca analitik, lalu kami masukkan kedalam labu ukur berkapasitas 50 mL yang
telah berisi aquades, dan menambahkan aquades lagi hingga tanda batas.
Selanjutnya membuat larutan 1 N NaOH (Mr. 40 gram/mol). Kami menimbang
0,2 gram NaOH, lalu memasukkan ke dalam labu ukur berkapasitas 50 mL yang
telah berisi aquades supaya encer. Dan terakhir membuat larutan 1000 ppm
Nitrogen (N2) (Mr. Urea 60 gram/mol). Mula-mula kami menimbang 0,1086 gram
urea, lalu mengencencerkannya dengan cara memasukkan ke dalam labu ukur 50
mL, dan menambahkan aquades lalu dikocok-kocok.
Setelah semua percobaan tersebut kami selesaikan, lalu kami menghitung
konsentrasinya dengan rumus yang tercantum dalam buku penuntun untuk
membuktikan lagi kebenaran konsentrasi, seperti yang telah tercantum dalam
perhitungan.
Dari hasil perhitungan yang didapati, kami tidak dapat membandingkan
dengan literatur lainnya, karena ketidaktersediaannya literatur yang membahas
lengkap mengenai pembuatan larutan tersebut satu per satu. Akan tetapi di sini
kami mendapati hasil yang tidak jauh berbeda dari Buku Penuntun Praktikum
sendiri. Hanya, apabila terdapat kekeliruan, semata-mata kesalahan pada saat
perhitungan itu sendiri yang dilakukan praktikan.
BAB V
PENUTUP
6.1 Kesimpulan

Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut di dalam sejumlah larutan


tertentu. Ada beberapa macam satuan konsentrasi larutan yang dapat digunakan
untuk menjelaskan secara kuantitatif jumlah relatif dari zat terlarut dan
pelarut. Satuan konsentrasi larutan tersebut antara lain :
Persen Berat (% w/w);
Persen Volume (% v/v);
Persen Berat per Volume (% w/v);
Part Permillion (ppm) & Part Perbillion (ppb);
Fraksi Mol (Fx);
Molaritas (M);
Molalitas (m); dan Normalitas (N).
Pembuatan larutan dari bahan zat padat dan bahan zat cair dengan berbagai
konsentrasi dapat dilakukan dengan perlakuan secara langsung dengan pelarutnya
yang sesuai. Konsentrasi dari larutan dapat dinyatakan dengan bermacam-macam
cara, yaitu massa zat terlarut dalam sejumlah massa pelarut atau larutan dan massa
zat terlarut dalam sejumlah volume larutan.

6.2 Saran
Diharapkan kepada praktikan dalam menyatakan konsentrasi larutan kita
harus benar-benar mamperhatikan jumlah dan ukuran zat terlarut dan pelarut yang
akan dipakai untuk membuat larutan tersebut dan jangan lupa untuk terus berhati-
hati karna kita suadah mempelajari sifat larutan dan kita juga tahu bahaya-bahaya
yang akan terjadi pada saat praktikum . Bacalah buku penuntun dengan cermat
agar dapat menghasilkan larutan yang diinginkan.
Apabila membuat larutan lebih dari satu, jangan gunakan wadah yang sama
secara bergantian apabila belum dibersihkan karena dapat mempengaruhi hasil
larutan, atau bersihkan dulu wadah tersebut apabila ingin digunakan untuk
membuat larutan yang lain. Dan untuk para Dosen/Co-Ass tolong jika ada
kesalahan dalam pengetikan dalam laporan ini saya minta maaf dan mohon
bimbigannya agar laporan saya dapat di benarkan untuk laporan kedepannya. Saya
minta maaf jika ada kesalahan saya dalam bertutur kata.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad. (2016). Kimia Umum. Jakarta: Bumi Aksara.

Adha, S. D. (2015). Pengaruh Konsentrasi Larutan HNO3 dan Waktu Kontak Terhadap
Desorpasi Kadmium yang Terkait pada Biomasa Azolla Micropylla-Sitrat. Kimia
Student Journal, Vol 1 (1) : 636-642.

Khikmah, N. (2015). Pengaruh Konsentrasi NaOH dan Laju Alir pada Penentuan Kreatinin
Dalam Urin Secara Sequential Injection Analysis. Kimia Student Journal, Vol 1
(1) : 613-615.

Oki Purwaningsih, H. (2019). Pengembangan Panduan Praktikum Virtual Larutan.


Chemistry in Education, Vol 8 No 2.

Syukri. (2019). Kimia Larutan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Anda mungkin juga menyukai