Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UMUM

Disusun oleh:

Nama : Excel Abid Adinata

NPM : E1C023056

Prodi : Peternakan

Kelompok : 1 ( Sattu )

Hari/tanggal : Rabu/20 September 2023

Dosen : DiviSilvia,Dra,M.Si Syafnil, Drs.M.Si

Ko-Ass : Annisa Fadillah (E1G022094)

Objek Praktikum : Cara-cara Menyatakan Konsentrasi


Larutan

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsentrasi merupakan istilah umum yang digunakan untuk menyatakan
banyaknya bagian zat terlarut dan pelarut yang terdapat dalam sebuah larutan. Larutan
sendiri merupakan campuran homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. Konsentrasi
dapat dinyatakan secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Untuk ukuran secara
kualitatif, konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan istilah larutan pekat
(concentrated) dan larutan encer (dilute). Kedua isitilah ini menyatakan bagian relatif
zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Larutan pekat berarti jumlah zat yang terlarut
relatif lebih besar, sedangkan larutan encer berarti jumlah zat terlarut relatif lebih
sedikit. Pada umumnya, istilah pekat ataupun encer ini digunakan untuk
membandingkan antara konsentrasi dua atau lebih larutan

Di laboratorium sendiri, larutan memiliki peranan yang sangat penting. Larutan


akan sangat dibutuhkan oleh praktikkan ketika ingin melakukan suatu
percobaan/eksperimen dengan menggunakan larutan sebagai salah satu bahannya.
Namun, di dalam laboratorium sendiri, larutan yang tersedia sangat terbatas. Oleh
karena itu, konsep dasar dalam mengencerkan larutan juga sangat penting, sehingga
ketika praktikkan ingin menggunakan larutan dengan konsentrasi tertentu namun
larutan tersebut tidak tersedia, maka larutan tersebut dapat diencerkan sesuai dengan
konsentrasi yang diinginkan.

1.2 Tujuan
Berikut adalah beberapa tujuan dari praktikum ini :
1. Menjelaskan berbagai satuan konsentrasi larutan
2. Mampu membuat larutan pada berbagai konsentrasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Campuran zat-zat yang bersifat homogen disebut dengan larutan, yang


memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Suatu
larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih dari satu produk. Zat terlarut
merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen
yang terdapat dalam jumlah yang banyak.
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur
tertentu disebut sebagai larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh, disebut sebagai
larutan tidak jenuh. Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam
larutan lebih banyak dari pada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut dalam
temperatur tersebut, Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh. Banyaknya
zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, dalam jumlah tertentu pelarut pada
temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu
sendiri, molekul pelarut, temperatur dan tekanan Larutan merupakan campuran yang
sifatnya homogen (homogeneous mixture). Dikatakan bersifat homogen karena
komposisi dan juga sifatnya yang seragam, dan disebut campuran karena mengandung
dua atau lebih zat yang proporsinya bisa saja bervariasi. Pelarut (solvent) adalah
komponen yang kuatitasnya terbesar atau yang menentukan wujud materi larutan.
Komponen larutan lainnya, yang dinamakan zat terlarut (solute), dikatakan terlarut
dalam pelarut.
Larutan pekat memiliki kuantitas zat terlarut yang relatif tinggi dan larutan
encer hanya mempunyai kuantitas zat terlarut yang rendah. Cobalah Bayangkan
larutan yang mengandung sukrosa (gula pasir) sebagai salah satu zat terlarut dalam
pelarut air: sirup merupakan larutan pekat, sedangkan kopi manis jauh lebih
encer (Rizki Riswandi, 2023)
BAB III
METODELOGI

3.1 Alat dan Bahan


Alat
 Pipet ukur
 Pipet gondok
 Neraca analitik
 Botol semprot
 Kaca arloji
 Labu ukur
 Bola Hisap
 Sikat tabung reaksi
 Corong

Bahan
 H2SO4
 NaCl
 NaOH
 Etanol
 KIO3
 HCL
 Asam Oksalat
 Urea

3.2 Prosedur Kerja


1. Membuat larutan NaCl 1 %
Ditimbang sebanyak 1gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan
dengan aquades di dalam labu ukur 100 ml, sampai tanda batas.

2. Membuat larutan etanol 5 %

Dipipet sebanyak 5 ml etanol absolute(=100%) dengan pipet ukur, kemudian


dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan diencerkan dengan aquades sampai
tanda batas.
3. Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr. 214 gram/mol)

Ditimbang sebanyak0,214 gram KIO3 dengan neraca nalitik, kemudian


dimasukkan ke dalam labu ukur 100ml, dilarutkan dengan aquades tanda batas.

4. Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98 gram/mol)*

Dipipet sebanyak 1ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan
aquades dalam labu ukur100 ml sampai tanda batas.
5. Membuat larutan 0,1 N HCL ( Mr. 36,5 gram.mol)

Dipipet sebanyak 0.83ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian diencerkan
dengan aquades dalam labu ukur 100 ml, sampai tanda batas.

6. Membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr. H2C2O4. 2 H2O. 126 gram/mol)

Ditimbang 0,6302gram asam oksalatdengan neraca analitik, kemudian diencerkan


dengan aquades dalam labu ukur 100 ml sampai tanda batas.

7. Membuat larutan 0,1 N NaOH (mr. 40 gram/mol)

Ditimbang 0,4 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu
ukur 100 ml sampai tanda batas.

8. Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr.urea 60 grm/mol)


Ditimbang 0,2172 gram urea, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu
ukur 100 ml sampai tanda batas.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

1. Membuat larutan NaCl 1 %


Ditimbang sebanyak 1 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan
aquades di dalam labu ukur 100 ml, sampai tanda batas.
Penjelasan :
Dik :
w = 1 gramv = 100 ml
Jawab : % W⁄V = gram zat terlarut/mL larutan x 100%
= 1 gram/100 mL x 100%m
=2%
Jadi,konsentrasi yang di dapat untuk 1 gram Nacl adalah 2%

2. Membuat larutan etanol 5 %


Dipipet sebanyak 5 ml etanol absolute(=100%) dengan pipet ukur, kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan diencerkan dengan aquades sampai tanda
batas.
Penjelasan :
Dik :
% V⁄V = mL zat terlarut/mL zat terlarutan + mL zat pelarut x 100%
= 5 mL /5 mL + 100 mL x 100%
= 10%

Jadi, konsentrasi yang didapat untuk 5 ml etanol adalah 10

3. Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr. 214 gram/mol)


Ditimbang sebanyak 0,214 gram KIO3 dengan neraca nalitik, kemudian dimasukkan
ke dalam labu ukur 100 ml , dilarutkan dengan aquades tanda batas.
Penjelasan :
Dik :
m = 0,214 gr v = 100ml = 0,1 L
Jawab :
M = gram zat terlarut /Mr zat terlarut x liter larutan
= 0,107 gram / 214 gram/mol x 0,05 L
= 0,1

4. Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98 gram/mol)*


Di pipet sebanyak 1 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian di encerkan dengan
aquades dalam labu ukur 100 ml sampai tanda batas.
Penjelasan :
Dik : m = 0,1
Mr H2SO4 = 98/mol L zat terlarut = 100 ml = 0,1 L
Jawab:
M = gram zat terlarut / Mr zat terlarut
0,1 = gram zat terlarut / 98 x 0,05 g
= 0,98
Jadi, banyaknya H2SO4 yang diperlukan untuk 0,1 M larutan adalah sebanyak 0,98
gram

5. Membuat larutan 0,1 N HCL ( Mr. 36,5 gram.mol)


Di pipet sebanyak 0.83 ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian di encerkan dengan
aquades dalam labu ukur 100 ml, sampai tanda batas.
Penjelasan :
Dik :
v zat terlarut = 0,417 mL
HCl 37%, Mr 36,5 gr/mol
L larutan = 100 ml
Jawab:
N = mol ekuivalen larutan (BE) / L larutan
EK = gram zat terlarut / BE
BE = Mr / n = 36,5 1
= 36,5
EK = 0,83 / 36,5 = 0,22

6. Membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr. H2C2O4. 2 H2O. 126


gram/mol)
Ditimbang 0,6302 gram asam oksalatdengan neraca analitik, kemudian diencerkan
dengan aquades dalam labu ukur 100 ml sampai tanda batas.
Penjelasan :
Dik :
m zat terlarut = 0,6302gr
Mr 126 gr/mol
L larutan = 100 ml
Jawab :
N = mol ekivalen zat terlarut (EK) / liter larutan
EK = gram zat terlarut / BE
BE = Mr / n = 126 /2 = 63
N = gram zat terlarut / BE x 1 / L larutan
= 0,6302 / 63 x 1 / 0,05
= 0,1 N

7. Membuat larutan 0,1 N NaOH (mr. 40 gram/mol)


Ditimbang 0,4 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur
100 ml sampai tanda batas.
Penjelasan :
Dik :
massa zat terlarut = 0,4 Mr NaOH 40 gr/mol
L larutan = 100 ml
Jawab :
N = mol ekivalen zat terlarut (EK) / L larutan
EK = gram zat terlarut/BE
BE = Mr / n = 40/1 = 40
N = gram zat terlarut / BE x 1 / L larutan
= 0,4 / 40 x 1/0,05
= 0,1 N

8. Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr.urea 60 grm/mol)


Ditimbang 0,2172 gram urea, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur
100 ml sampai tanda batas.
Penjelasan :
Dik :
massa zat terlarut = 2172 gr = 217.2 mg
Mr urea = 60 gr/mol
L larutan = 100 ml
Jawab :
ppm = mg zat terlarut / L larutan
= 217.2
BAB V
PEMBAHASAN

1. Membuat larutan NaCl 1 %


Dik :
w = 1 gramv = 100 ml
Jawab : % W⁄V = gram zat terlarut/mL larutan x 100%
= 12%
Jadi,konsentrasi yang di dapat untuk 1 gram Nacl adalah 2 %

2. Membuat larutan etanol 5 %


Dik :
% V⁄V = mL zat terlarut/mL zat terlarutan + mL zat pelarut x 100%
= 5 mL 5 mL + 100 mL x 100%
= 5 mL/110 mL x 100%
= 10 %
Jadi, konsentrasi yang didapat untuk 5ml etanol adalah 10

3. Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr. 214 gram/mol)


Dik :
m = 0,214 gr v = 100ml = 0,1 L
Jawab :
M = gram zat terlarut /Mr zat terlarut x liter larutan
= 0,214 gram / 214 gram/mol x 0,1 L
= 0,1 mol/L

4. Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98 gram/mol)*


Dik : m = 0,1
Mr H2SO4 = 98/mol L zat terlarut = 50 ml = 0,05 L
Jawab:
M = gram zat terlarut / Mr zat terlarut
0,1 = gram zat terlarut / 98 x 0,05 g
= 0,49
Jadi, banyaknya H2SO4 yang diperlukan untuk 0,1 M larutan adalah sebanyak 0,49
gram

5. Membuat larutan 0,1 N HCL ( Mr. 36,5 gram.mol)


Dik :
v zat terlarut = 0,83 mL
HCl 37%, Mr 36,5 gr/mol
L larutan = 50 ml
Jawab:
N = mol ekuivalen larutan (BE) / L larutan
EK = gram zat terlarut / BE
BE = Mr / n = 36,5 1
= 36,5
EK = 0,83 / 36,5 = 0,022
N = 0,22

6. Membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr. H2C2O4. 2 H2O. 126


gram/mol)
Dik :
m zat terlarut = 0,6302 gr
Mr 126 gr/mol
L larutan = 100 ml
Jawab :
N = mol ekivalen zat terlarut (EK) / liter larutan
EK = gram zat terlarut / BE
BE = Mr / n = 126 /2 = 63
N = gram zat terlarut / BE x 1 / L larutan
= 0,6302 / 63 x 1 / 0,05
= 0,1 N

7. Membuat larutan 0,1 N NaOH (mr. 40 gram/mol)


Dik :
massa zat terlarut = 0,4 Mr NaOH 40 gr/mol
L larutan = 100 ml
Jawab :
N = mol ekivalen zat terlarut (EK) / L larutan
EK = gram zat terlarut/BE
BE = Mr / n = 40/1 = 40
N = gram zat terlarut / BE x 1 / L larutan
= 0,4 / 40 x 1/0,05
= 0,1 N

8. Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr.urea 60 grm/mol)


Dik :
massa zat terlarut = 0,2172gr = 217,2mg
Mr urea = 60 gr/mol
L larutan = 100 ml
Jawab :
ppm = mg zat terlarut / L larutan
= 217,2 / 0,1
= 217,2
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Hasil praktikum yang dilakukan,dapat disimpulkan bahwa
proses pembuatan larutan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pembuatan secara
langsung dengan menimbang massa
suatu bahan kemudian ditambahkan dengan pelarut serta pembuatan larutan dengan pe
ngenceran yang dapat dilakukan dengan mengencerkan larutan
yang berkonsentrasi tinggi menjadi larutan dengan konsentrasi yang diinginkan, pada
kelompok saya ( kelompok satu) mengunaan metode pelarutan dengan mengencerkan
larutan.

6.2 Saran
Saran saya saat pratikum berlangsung sebaik nya lebih teteliti , Serta setiap kelompok
mendapat giliran mencoba kedua metode tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Devi Silsia Syafnil. 2023. Penuntun Praktikum Kimia: Fakultas Pertanian Universitas
Bengkulu.
Monivia Chandira. 2018. Praktikan Aplikasi Teknik Laboratorium: Universitas
Hasanuddi
Rizki Riswandi. 2023. Laporan Praktikum Kimia Tentang Konsenttrasi
Vratiko Vriansyah 2021. Laboratorium teknologi pertanian fakultas pertanian
universitas bengkulu 2 0 2 1: Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.

Anda mungkin juga menyukai