Oleh:
LABORATORIUM KIMIA
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
SUKOHARJO
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
dengan kasih karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan revisi
Petunjuk Praktikum Kimia An Organik. Petunjuk Praktikum ini dipersiapkan sebagai
panduan untuk pelaksanaan Praktikum Kimia An Organik. Petunjuk Praktikum ini
diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa untuk melaksanakan praktikum
sekaligus sebagai panduan untuk dapat mengaplikasikan ilmu secara teoritis dalam
bentuk praktek.
Penulis menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam pengadaan buku petunjuk praktikum ini, serta kritik serta saran
yang telah diberikan untuk perbaikan penyusunan petunjuk praktikum ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Petunjuk Praktikum Kimia An organik
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Penulis
2
PERATURAN TATA TERTIB PRAKTIKUM
3
ACARA I
PENGENALAN ALAT LABORATORIUM
4
4. Tabung reaksi (test tube, culture tube)
6. Pipet Ukur
7. Pipet Volume
5
8. Buret
6
12. Pengaduk
7
17. Pemanas atau pembakar bunsen
19. Mortar
8
21 Oven
22. Vortex
9
24. Centriguge
ACARA II
PENENTUAN DERAJAT KASAMAN SUATU LARUTAN
10
Derajat keasaman dan kebasaan suatu senyawa dapat diketahui dari nilai pH (power of
hydrogen). Nilai pH berkisar antara 0 sampai 14 dengan ketentuan sebagai berikut:
Cara Kerja :
1. Menyiapkan 9 jenis larutan bahan pangan yaitu:
a. Minuman coklat seduh d. Susu g. Kubis j. Mangga
11
b. Minuman kopi seduh e. Telur h. Bayam k. Pepaya
c. Minuman teh seduh f. Udang i. Wortel l. pisang
2. Mengukur derajat keasaman ke-9 bahan pangan tersebut menggunakan 3 metode,
yaitu : menggunakan kertas lakmus, pH universal dan pH meter
3. Melihat perubahan warna, mencatat hasil serta menyimpulkannya.
BAB III
PEMBUATAN LARUTAN 0.1 N HCL & STANDARDISASINYA
12
Larutan pada dasarnya adalah campuran homogen, dapat berupa gas, zat cair
atau zat padat. Larutan terdiri dari dua komponen penting, yaitu pelarut (solvent) yang
mempunyai porsi lebih besar dan zat terlarut (solute) yang porsinya lebih sedikit.
Solute akan larut dengan baik pada solvent apabila gaya tarik menarik antara partikel
solute dan solvent lebih besar dari pada gaya tarik menarik dalam partikel solute
ataupun solvent itu sendiri.
Konsentrasi larutan didefinisikan sebagai jumlah solute yang ada dalam
sejumlah larutan tertentu atau solvent. Konsentrasi dapat dinyatakan dengan beberapa
cara, antara lain : persen berat, molaritas, molalitas, normalitas, dan fraksi mol.
Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan
konsentrasi yang tidak dapat persis dengan yang diinginkan. Untuk mengetahui
konsentasi sebenarnya yang dihasilkan, perlu dilakukan standardisasi. Standardisasi
yang sering dilakukan adalah dengan titrasi asidi-alkalimetri. Pada titrasi ini
digunakan indikator pH, yaitu : indikator yang mengalami perubahan warna sesuai
dengan perubahan pH.
1. Ambil x ml HCl pekat dengan pipet volume, masukkan dalam labu takar sesuai
dengan volume yang akan dibuat.
2. Diisi dengan aquades sampai tanda tera
3. Tutup labu takar, kemudian kocok hingga homogen
4. Pindahkan larutan ke dalam Erlenmeyer/ botol larutan., tutup rapat dan simpan
BM Boraks = 382
Cara kerja :
1. Ambil 0,4 gram Borax murni
2. Masukkan dalam labu takar 50 ml, kemudian tambahkan aquades ke dalam labu
takar sampai tanda tera
3. Pindahkan larutan ke dalam Beaker glass
4. Larutan kemudian dipipet sebanyak 10 ml, dan ditempatkan pada erlenmeyer
5. diberi 3 tetes mo (methyl orange), warna larutan menjadi kuning
6. Titrasi dengan HCl yang telah dibuat tadi sampai terjadi perubahan warna dari
kuning menjadi oranye. Catat volume HCl yang digunakan
7. Hitung N HCl dengan prinsip V1N1=V2N2, yaitu dengan rumus
Larutan pada dasarnya adalah campuran homogen, dapat berupa gas, zat cair
atau zat padat. Larutan terdiri dari dua komponen penting, yaitu pelarut (solvent) yang
mempunyai porsi lebih besar dan zat terlarut (solute) yang porsinya lebih sedikit.
Solute akan larut dengan baik pada solvent apabila gaya tarik menarik antara partikel
solute dan solvent lebih besar dari pada gaya tarik menarik dalam partikel solute
ataupun solvent itu sendiri.
Konsentrasi larutan didefinisikan sebagai jumlah solute yang ada dalam
sejumlah larutan tertentu atau solvent. Konsentrasi dapat dinyatakan dengan beberapa
cara, antara lain : persen berat, molaritas, molalitas, normalitas, dn fraksi mol.
Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan
konsentrasi yang tidak dapat persis dengan yang diinginkan. Untuk mengetahui
konsentasi sebenarnya yang dihasilkan, perlu dilakukan standardisasi. Standardisasi
yang sering dilakukan adalah dengan titrasi asidi-alkalimetri. Pada titrasi ini
digunakan indikator pH, yaitu : indikator yang mengalami perubahan warna sesuai
dengan perubahan pH.
Cara kerja :
14
2. Timbang NaOH yang dibutuhkan, kemudian masukkan dalam beaker glass
3. Tambahkan aquades sebanyak 20-40% dari volume larutan yang akan dibuat,
kemudian diaduk sampai terlarut sempurna
4. Pindahkan larutn NaOH ke dalam labu takar dengan ukuran sesuai volume larutan
yang akan dibuat.
5. Tambahkan aquades ke dalam labu takar sampai tanda tera
6. Kocok hingga homogen
7. Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer/botol larutan dan tutup rapat.
Cara kerja :
1. Ambil 0,1 gram Asam Oxalat murni
2. Masukkan dalam labu takar dan larutkan dengan 50 ml aquades sampai tanda tera
3. Pindahkan larutan ke dalam Erlenmeyer.
4. Larutan asam oksalat dipipet sebanyak 10 ml, dan ditempatkan pada Erlenmeyer
lain.
5. diberi 3 tetes pp (phenol pthalein), warna larutan tetap bening
6. Titrasi dengan NaOH yang telah dibuat tadi sampai terjadi perubahan warna dari
bening menjadi merah muda. Catat volume NaOH yang digunakan
7. Hitung N NaOH dengan prinsip V1N1=V2N2 atau dengan rumus :
15
BAB V
PENENTUAN KADAR ASAM CUKA DAN
KEMURNIAN NATRIUM KARBONAT
Asam asetat (asam Etanoat) atau yang dalam dunia pasar sering disebut asam
cuka, merupakan larutan yang banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
kegiatan perdagangan senyawa-senyawa kimia, kadar atau kemurnian bahan
menjadi suatu parameter kualitas dan dengan sendirinya mempengaruhi harga.
Pada dasarnya uji asam cukadan kemurnian Natrium Karbonat menggunakan
prinsip titrasi asidi-alkalimetri. Untuk asam cuka menggunakan NaOH sebagai larutan
standar, maka titrasinya disebut titrasi alkalimetri. Pada titrasi alkalimetri tersebut
reaksinya adalah sebagai berikut :
NaOH + CH3COOH CH3COONa + H20
CH3COONa + H20 CH3COOH + NaOH
Reaksi hidrolisa tersebut di atas adalah reaksi seimbang. Pada titik eqivalen akan
dijumpai banyaknya mol asam asetat bebas sama banyaknya dengan mol NaOH
bebas.
Kemurnian natrium Karbonat atau soda dapat diuji dengan reaksi asidimetri
menggunakan 0.1 N HCl
Cara kerja
16
3. Mengambil 10 ml larutan encer tersebut dengan pipet volume, dan
memasukkannya ke dalam erlenmeyer 100 ml. Tambahkan indikator pp.
4. Titrasi larutan tersebut dengan NaOH standar sampai terjadi perubahan warna
tetap (bening menjadi merah jambu)., dan mencatat volumeNaOH yang
digunakan.
5. Mengulangi percobaan ini sekali lagi.
6. kadar Asam Cuka: = g/ g/100 ml
100/1 x 100/10 x N NaOH x ml NaOH x 60
a x 100 %
6. Kemurnian Na2CO3 adalah =
b
17
ACARA VI
Keterangan:
R = tetapan umum gas = 1.987 kal K-1mol-1
T = suhu mutlak (oK)
Hv = panas penguapan pelarut (air= 540 kal/g)
BM = Massa Rumus zat pelarut
W1 = massa pelarut
W = massa zat terlarut
Cara Kerja :
19