Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, materi adalah sesuatu yang sangat penting dan selalu di
temukan. Materi sendiri terdiri atas materi murni dan materi campuran. Materi murni adalah
materi yang hanya terdiri dari satu komponen zat, materi campuran adalah materi yang terdiri
dari dua campuran atau lebih yang sudah tercampur atau saling terlarut satu sama lain.
Campuran sendiri ada yang homogen dan heterogen.
Dalam suatu campuran baik yang homogen dan heterogen, memiliki sifat-sifat parsial
yang membantu mengetahui komposisi yang terdapat pada campuran tersebut dan
menganalisa sifat-sifat yang ada campuran tersebut. Besaran suatu zat biasanya dinyatakan
sebagai molaritas.
Salah satu yang biasanya digunakan dalam kimia adalah volume molar parsial. Menurut
Atkins, Volume molar parsial adalah kontribusi pada volume, dari satu komponen dalam
sampel terhadap volume tetap. Volume molar parsial kompenen suatu campuran berubah-
ubah tergantung pada komposisi, karena lingkungan setiap jenis molekul berubah jika
komposisinya berubah dari a murni ke b murni. Perubahan lingkungan molecular dan
perubahan gaya-gaya yang bekerja antara molekul inilah yang menghasilkan variasi sifat
termodinamika campuran jika komposisinya berubah.
Sehingga volume parsial masing-masing zat berbeda-beda tergantung dari sifat
termodinamika yang mempengaruhinya. Salah satu sifat termodinamika yang mempengaruhi
volume molar parsial adalah konsentrasi. Bila zat yang diamati berbeda konsentrasi maka
volume molar yang dihasilkan berbeda-beda sesuai dengan perbedaan konsentrasi yang
dipakai. Percobaan ini dilakukan dengan bahan NaCl dan aquades sebagai objek pengamatan
yang akan diuji coba. Prinsip dari percobaan ini adalah menentukan volume molar parsial
pada system dengan suhu, dimana digunakan variasi konsentrasi dari NaCl dan aquades
sebagai fungsi massa jenis.
Konsentrasi sendiri mempunyai hubungan yang sangat erat dengan densitas yaitu
Semakin tinggi konsentrasi larutan, densitasnya juga semakin besar. Hal ini disebabkan
karena semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, menunjukkan jumlah oartikel dalam larutan
tersebut semakin banyak. Dengan kata lain, konsentrasi suatu larutan berbanding lurus
dengan densitas larutan.
Volume molar parsial sangat dipengaruhi oleh konsentrasi dari larutan tersebut. Semakin
tinggi konsentrasinya maka volume molar parsialnya semakin tinggi pula atau dengan kata lain
berbanding terbalik. Volume molar parsial dari suatu komponen larutan dapat diukur dengan
jumlah mol komponen larutannya.
Dalam menentukan volume molar parsial, dapat juga ditentukan komposisi zat-zat akan
diamati. Oleh karena itu, untuk mengetahui secara lebih lanjut tentang volume parsial harus
dilaksanakan pratikum berjudul Volume Molar Parsial.

1.2 Rumusan Masalah
Dalam praktikum ini, rumusan masalah yang akan dipecahkan secara umum adalah:
a. Bagaimana cara menentukan volume molar nyata?
b. Bagaimana cara menentukan volume molar parsial larutan dan zat terlarut?
Dengan masalah khusus yang akan dipecahkan adalah:
a. Apa yang dimaksud dengan volume molar parsial?
b. Apa yang dimaksud dengan volume molar nyata?
c. Apa perbedaan antara volume molar larutan dan zat terlarut?

1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam praktikum ini adalah agar percobaan ini tidak terlalu meluas dapat
dirincikan sebagai berikut :
a. Pengertian volume molar parsial
b. Pengaruh konsentrasi zat terhadap volume molar parsial
c. Pengaruh berat piknometer terhadap volume molar parsial

1.4 Tujuan Percobaan
Secara khusus percobaan ini memiliki tujuan sebagai berikut.
a. Menentukan volume molar nyata ()
b. Menentukan volume molar parsial larutan dan zat terlarut (

)

1.5 Manfaat Percobaan
Dari rumusan masalah, manfaat yang dapat disimpulkan adalah :
a. Dapat memahami pengertian volume molar parsial
b. Dapat mengetahui cara menentukan volume molar nyata dari suatu campuran
c. Dapat mengetahui perbedaan antara volume molar larutan dan zat terlarut


























BAB III. METODELOGI PENELITIAN
1. Alat dan bahan
Alat
a. Piknometer 25 ml : 1 buah
b. Thermometer : 1 buah
c. Botol semprot : 1 buah
d. Pipet tetes : 1 buah
e. Thermostat diatur pada suhu 30
0
C : 1 buah
f. Gelas ukur 50 ml : 1 buah
Bahan
a. NaCl 3 M
b. Aquades

2. Gambar alat




Gambar 3.2.1 Gambar 3.2.2 Gambar 3.2.3
Thermometer Pipet tetes Gelas ukur







3. prosedur kerja
a) membuat 5 macam konsentrasi NaCl dari larutan yang telah disediakan
b) menimbang piknometer kosong (W
0
)
c) mengisi piknometer dengan larutan yang akan diukur sampai jenuh,dijaga jangan
ada udara didalam kapiler piknometer
d) menggantungkan piknometer didalam thermostat pada suhu 30
0
C dengan seluruh
bagian piknometer berada di bawah permukaan air selama +15 menit.hati-hati
jangan sampai ada air dalam thermostat masuk dalam piknometer
e) mengamati permukaan larutan didalam piknometer agar sellalu tetap penuh,jika
berkurang maka tambahkan larutan selama piknometer masih didalam
thermostat.kalibrasi suhu ini dilakukan selama +15 menit
f) mengeluarkan piknometer dari thermostat dan keringkan dengan kertas saring
dengan cepat,kemudian timbang piknometer tersebut dengan menggunakan
neraca analitis (W)
g) melakukan cara yang sama untuk air
4. diagram Alir metode kerja

dibuat 5 macam konsentrasi
ditimbang piknometer kosong W
0
)
dimasukkan dalam piknometer
dimasukkan piknometer dalam thermostat 30
0
C +15 menit
dikeluarkan piknometer dari termostat
dikeringkan dengan kertas saring
ditimbang piknometer
diakukan cara yang sama untuk air
NaCl






hasil

Anda mungkin juga menyukai