Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM

PEMBUATAN LARUTAN DALAM PRAKTIKUM BIOLOGI


Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teknik Laboratorium Pendidikan Biologi
Dosen Pengampu :
1. Dr. Bambang Supriatno, M.Si.
2. Dr. Didik Priyandoko, M.Si.
3. Dr. H. Riandi M.Si.
4. Tri Suwandi, S.Pd, M.Sc

Disusun Oleh :
Al Fitra Lugiena Taura (2204154)
Asti Aprilia Putri (2209899)
Ghea Zaskya Revinska (2203006)
Muthia Januba Zahra (2202922)
Regina Anindya Putri (2202659)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2022
A. JUDUL : Pembuatan Larutan dalam Praktikum Biologi

B. WAKTU PELAKSANAAN
Hari/Tanggal Praktikum : Selasa, 13 Desember 2022
Pukul : 07.00 – 10.20 WIB
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Gedung FPMIPA A UPI

C. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mengetahui bagaimana membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
(larutan formalin 2,5% sebanyak 50 ml dan eosin 1,5% dalam alkohol 70%
sebanyak 50ml)

D. LANDASAN TEORI
1. Definisi Larutan
Larutan adalah campuran yang homogen terdiri dari molekul, atom ataupun ion
dari dua zat atau lebih (Malau & Nugraha, 2021). Larutan bisa disebut suatu campuran
karena susunannya dapat berubah-ubah. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan.
Solute adalah zat terlarut, solvent (pelarut) adalah medium dalam solute (terlarut).
Larutan encer adalah larutan yang di dalamnya mengandung sebagian kecil solute.
Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang di dalamnya mengandung sebagian besar
solute (Nafia, I. 2017)
Larutan memiliki peranan penting bagi makhluk hidup, penggunaan larutan
sendiri sering dijumpai di dalam kehidupan sehari-hari. Di alam, kebanyakan reaksi
berlangsung di dalam larutan air. Mineral, vitamin, dan makanan dalam bentuk larutan
diserap oleh tubuh manusia (Chandra, M & Ainani, A. F. 2018).
Pada cairan dan padatan, molekul-molekul di dalamnya saling terikat karena
adanya gaya tarik-menarik antarmolekul. Gaya ini akan memainkan peranan penting
dalam pembentukan suatu larutan. Air sebagai pelarut dalam fasa cair memiliki sebuah
ikatan hidrogen antara molekul H2O yang satu dengan yang lain. Apabila suatu zat larut
dalam pelarut seperti air, maka proses pelarutan dapat dibayangkan dalam tiga tahap.
Tahap pertama adalah pemisahan molekul pelarut, tahap selanjutnya adalah pemisahan
molekul zat terlarut, kemudian yang terakhir adalah bercampurnya molekul pelarut
dengan zat terlarut.
2. Konsentrasi Larutan
Jika ingin membuat sebuah larutan, praktikan harus mengetahui konsentrasi
awal dari suatu larutan dan juga harus mengetahui konsentrasi larutan yang dibutuhkan.
Konsentrasi larutan adalah jumlah relatif solute dan solvent dalam suatu larutan.
Konsentrasi larutan memberikan gambaran tentang perbandingan jumlah zat terlarut
dengan jumlah pelarutnya. Konsentrasi larutan yang sering digunakan di laboratorium
adalah molaritas (M), molalitas (m), Normalitas (N), Fraksi Mol (X), ppm, dan
persentase.
1. Molaritas (M)
Molaritas (M) menyatakan jumlah mol suatu solute dalam larutan dibagi dengan
volume larutan. Rumus untuk menghitung molaritas adalah sebagai berikut.
𝑛
M=
𝑉
atau
𝑔𝑟 1000
M= ×
𝑀𝑟 𝑉
Keterangan:
M : molaritas (mol/L)
n : mol zat terlarut
gr : massa zat terlarut (gram)
V : volume larutan (ml)
Mr : massa molekul relatif zat terlarut (gr/mol)
2. Molalitas (m)
Molalitas menyatakan banyaknya mol senyawa atau zat setiap kilogram solvent.
Rumus untuk menghitung molalitas adalah sebagai berikut.
𝑔𝑟 1000
m= ×
𝑀𝑟 𝑃
Keterangan:
m : molalitas (mol/kg)
gr : massa zat terlarut (gram)
Mr : massa molekul relatif zat terlarut (gr/mol)
P : massa zat pelarut (gram)
3. Normalitas (N)
Normalitas diartikan sebagai jumlah mol ekivalen dari suatu zat per liter larutan.
Rumus untuk menghitung normalitas adalah sebagai berikut.

𝑒𝑘
N=
𝑉
atau
N=𝑛×𝑀
Keterangan:
N : normalitas
ek : ekivalen zat terlarut
n : mol zat terlarut
M : molaritas (mol/L)
4. Fraksi Mol (X)
Fraksi mol menyatakan mol suatu zat per jumlah mol keseluruhan. Rumus untuk
menghitung fraksi mol adalah sebagai berikut.
𝑛𝑝
Xp =
𝑛𝑝+𝑛𝑡
𝑛𝑡
Xt =
𝑛𝑝+𝑛𝑡
Xp + Xt = 1
Keterangan:
Xp : fraksi mol perlarut
Xt : fraksi mol terlarut
np : mol pelarut
nt : mol terlarut
5. Ppm
Ppm atau part per million adalah perbandingan konsentrasi zat terlarut dengan
pelarutnya. Rumus untuk menghitung ppm adalah sebagai berikut.
𝑚𝑔
ppm =
𝐿
Keterangan:
mg : massa zat terlarut
L : volume larutan
6. Persentase
Rumus untuk menghitung persentase massa adalah sebagai berikut.
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% massa = × 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡+𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

3. Pengenceran Larutan
Di dalam laboratorium, larutan memainkan peranan penting. Praktikan akan
membutuhkan larutan jika ingin melakukan suatu percobaan/eksperimen sebagai salah
satu bahannya. Namun, larutan yang tersedia di laboratorium sangat terbatas. Ketika
praktikan membutuhkan atau menggunakan larutan dengan konsentrasi tertentu tetapi
larutan tersebut tidak tersedia, maka larutan tersebut dapat diencerkan sesuai dengan
konsentrasi yang dibutuhkan. Pengenceran larutan adalah prosedur dalam membuat
sebuah larutan yang lebih encer dari larutan yang lebih pekat dengan cara
menambahkan sejumlah zat pelarut dengan volume dan konsentrasi tertentu.

E. ALAT DAN BAHAN


Bahan untuk proses pembuatan larutan formalin 2,5% sebanyak 50 ml terdiri atas
Formalin 40% dan Aquades. Sementara alat yang digunakan dalam proses
pembuatannya adalah sebagai berikut.
1. Labu Erlenmeyer
2. Gelas ukur
3. Gelas beaker
4. Batang pengaduk
5. Botol sampel
6. Label + marker
Kemudian bahan untuk proses pembuatan larutan eosin 1,5% dalam alkohol 70%
50 ml terdiri atas bubuk eosin dan alkohol 70%. Sementara alat yang digunakan dalam
proses pembuatannya adalah sebagai berikut.
7. Timbangan analitik
8. Spatula
9. Kaca arloji
10. Gelas beker
11. Gelas ukur
12. Batang pengaduk
13. Corong
14. Kertas saring
15. Botol larutan
16. Label

F. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja pembuatan larutan formalin 2,5% sebanyak 50 ml adalah sebagai
berikut.
1. Volume formalin dihitung berdasarkan konsentrasi awal formalin yang tersedia.
2. Formalin yang akan digunakan dipindahkan dari wadah utama ke dalam tabung
erlenmeyer.
3. Formalin dituangkan ke gelas ukur.
4. Aquades dalam jumlah sedikit dituangkan ke tabung erlenmeyer yang tadi
digunakan sebagai wadah formalin untuk memastikan tidak ada formalin yang
tersisa di tabung erlenmeyer tersebut.
5. Tabung erlenmeyer yang berisi aquades digoyang-goyangkan kemudian
dituangkan ke gelas ukur yang telah berisi formalin tadi.
6. Aquades dituangkan ke gelas ukur hingga volume larutan sebanyak 50 ml.
7. Larutan dipindahkan ke gelas beaker.
8. Larutan diaduk menggunakan batang pengaduk hingga larutan tersebut homogen.
Jika memungkinkan, magnetic stirrer dapat digunakan dalam proses pengadukan
agar larutan menjadi homogen dalam waktu yang lebih singkat.
9. Larutan dituangkan ke dalam botol sampel, pastikan larutan tidak tumpah pada saat
dituangkan.
10. Botol sampel ditutup dengan rapat.
11. Botol sampel diberi keterangan yang berisi nama larutan (larutan formalin 2,5%),
volume larutan (50 ml), tanggal pembuatan (13/12/22), dan kelompok praktikan
(PBIO A, KLP 7).

Adapun langkah-langkah pembuatan larutan eosin 1,5% dalam alkohol 70%


sebanyak 50ml sebagai berikut:
a) Proses penimbangan bubuk eosin
1. Timbangan analitik dinyalakan dengan cara menghubungkan kabel ke stop
kontak.
2. Kaca arloji disimpan ke dalam timbangan analitik dan pastikan skala pada
layar display menunjukkan angka nol dengan menekan tombol re-zero/tare.
3. Bubuk eosin diambil dari dalam wadahnya menggunakan spatula kemudian
ditimbang sampai skala pada timbangan menunjukkan angka 0,75 gram
(sesuai perhitungan yang telah ditentukan).
b) Proses pembuatan larutan
1. Bubuk eosin 0,75 gram sebagai zat terlarut dimasukkan ke dalam gelas beker.
2. Alkohol 70% sebagai pelarut diukur menggunakan gelas ukur sebanyak 25 ml
3. Alkohol 70% sebanyak 25 ml dimasukkan/ditambahkan ke dalam gelas beker
sedikit demi sedikit sembari diaduk menggunakan batang pengaduk.
Catatan: Alkohol 70% sebagai zat pelarut ditambahkan sebanyak 25 ml
terlebih dahulu agar bubuk eosin benar-benar terlarut dan ukuran larutan
nantinya benar-benar presisi. Zat terlarut yang berbentuk kristal atau powder
kemungkinan dapat menambah ukuran suatu larutan sehingga akan lebih baik
jika proses pelarutannya dilakukan setengah terlebih dahulu dari total larutan
yang akan dibuat.
4. Sisa-sisa bubuk eosin yang menempel pada spatula dan kaca arloji harus
dipastikan terlarut dengan cara dibilas menggunakan alkohol secara perlahan
ke dalam gelas beker.
Catatan: Proses pembilasan ini menggunakan alkohol yang sama pada
tahapan ke 2.
5. Larutan diaduk menggunakan batang pengaduk sampai benar-benar homogen
6. Setelah homogen larutan dipindahkan ke dalam gelas ukur kemudian
ditambahkan alkohol 70% sembari diaduk menggunakan batang pengaduk
secara perlahan sampai skala miniskus bawah gelas ukur menunjukkan angka
50 ml.
c) Proses penyimpanan larutan
1. Larutan eosin 1,5% dalam alkohol 70% yang sudah dibuat sebanyak 50 ml
disaring menggunakan corong dan kertas saring kemudian dimasukkan ke
dalam botol larutan berwarna gelap dan botol ditutup rapat.
Catatan: Tujuan penggunaan botol larutan berwarna gelap adalah agar larutan
eosin tidak bereaksi dengan cahaya karena sifat eosin mudah terbakar. Selain
itu pada saat memindahkan larutan ke dalam botol, pastikan tidak ada larutan
yang tumpah.
2. Botol diberi label agar larutan tidak tertukar dan informasi tentang larutan
dapat diketahui dengan jelas dan penggunaannya pun dapat diketahui dengan
jelas. Botol diberi keterangan yang berisi nama larutan (larutan eosin 1,5%
dalam alcohol 70%), volume larutan (50 ml), tanggal pembuatan (13/12/22),
dan kelompok praktikan (PBIO A, KLP 7).
3. Larutan yang sudah dimasukkan ke dalam botol dan diberi label disimpan di
dalam ruangan tertutup yang tidak terkena cahaya matahari langsung.

G. HASIL PENGAMATAN
1. Larutan formalin 2,5% sebanyak 50 ml dan dicampurkan dengan aquades,
menggunakan rumus :
M1 × V1 = M2 × V2
Keterangan: M1 = konsentrasi zat mula-mula
V1 = volume zat mula-mula
M2 = konsentrasi zat setelah pengenceran
V2 = volume zat setelah pengenceran
Dik: M1 = Formalin 40%
M2 = Formalin 2,5%
V2 = 50 ml
Dit: V1?
Jawab:
M1 × V1 = M2 × V2
40 × V1 = 2,5 × 50 ml
125
V1 = = 3,125 ml ≈ 3 ml
40

50 ml Formalin 2,5% = 3 ml Formalin 40% + x


x = 47 ml Aquades
Setelah mengetahui jumlah formalin 2,5% yang harus diambil yaitu sebanyak 3 ml,
kemudian ditambahkan aquades sebanyak 47 ml karena jumlah yang dibutuhkan
sebanyak 50 ml. Larutan formalin 2,5% sebanyak 50 ml dimasukkan ke dalam
botol larutan dan diberi label.
Gambar 1. Larutan Formalin 2,5% 50 ml
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
Fungsi: Untuk fiksasi sel hewan

2. Larutan eosin 1,5% dalam alkohol 70% sebanyak 50ml. Untuk mengetahui bubuk
eosin yang dibutuhkan, menggunakan rumus:
Dik: Konsentrasi (C) = 1,5%
Massa zat pelarut (Mp) = 50 ml
Dit: Massa zat terlarut (Mt)?
Jawab:
𝑀𝑡
C = 𝑀𝑝 × 100%
𝑀𝑡
1,5% = × 100%
50
𝑀𝑡 × 100
1,5 = 50

75 = Mt ×100
75
Mt = 100 = 0,75 gram

Setelah mengetahui jumlah eosin 1.5% yang harus diambil sebanyak 0,75 gram,
selanjutnya adalah menimbang bubuk eosin dengan menggunakan timbangan
analitik sehingga mencapai 0,75 gram. Kemudian bubuk eosin dilarutkan
menggunakan pelarut alkohol 70% hingga homogen sebanyak 50 ml. Selanjutnya
dipindahkan ke dalam botol larutan berwarna gelap agar larutan eosin tidak
bereaksi dan diberi label.
Gambar 2. Larutan Eosin 1,5% dalam Alkohol 70% 50 ml
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
Fungsi: Untuk pewarnaan jaringan tumbuhan

H. PEMBAHASAN
1. Buat 100ml larutan pengawet specimen tumbuhan (FAA = Formalin 40%, Asam
asetat glasial, Alkohol 70% atau 50%) dengan komposisi Alkohol : Asam asetat :
Formalin = 90:5:5
Penyelesian:
• Pengenceran Alkohol 96% → Alkohol 70%
Dik: M1 = Alkohol 96%
M2 = Alkohol 70%
V2 = 100 ml
Dit: V1?
Jawab: M1 × V1 = M2 × V2
96 × V1 = 70 × 100
7000
V1 = = 72,91 ml ≈ 73 ml
96
100 ml Alkohol 70% = 73 ml Alkohol 96% + x
x = 27 ml Aquades
Jadi, sebanyak 73 ml Alkohol 96% ditambah dengan 27 ml Aquades untuk
membuat 100 ml Alkohol 70%.
• Pembuatan larutan FAA
Perbandingan larutannya adalah Alkohol:Asam asetat:Formalin = 90:5:5. Jadi
sebanyak 90 ml Alkohol ditambah dengan 5 ml Asam asetat glasial, dan 5 ml
Formalin 40%.

Gambar 3. Larutan Pengawet Spesimen Tumbuhan


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
Fungsi: Untuk mengawetkan tumbuhan

2. Buat 100 ml larutan pengawet specimen hewan: Formalin 4%


Penyelesaian:
Dik: M1 = Formalin 40%
M2 = Formalin 4%
V2 = 100 ml
Dit: V1?
Jawab: M1 × V1 = M2 × V2
40 × V1 = 4 × 100
400
V1 = = 10 ml
40
100 ml Formalin 4% = 10 ml Formalin 4% + x
x = 90 ml Aquades
Jadi, sebanyak 10 ml Formalin 40% ditambah dengan 90 ml Aquades untuk
membuat 100 ml Formalin 4%.
Gambar 4. Larutan Pengawet Spesimen Hewan: Formalin 40%
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
Fungsi: Untuk mengawetkan specimen hewan

3. Buat 100 ml Alkohol 50% larutan pengawet serangga


Penyelesaian:
Dik: M1 = Alkohol 70%
M2 = Alkohol 50%
V2 = 100 ml
Dit: V1?
Jawab: M1 × V1 = M2 × V2
70 × V1 = 50× 100
5000
V1 = = 71,4 ml ≈ 71 ml
70
100 ml Alkohol 50% = 71 ml Alkohol 70% + x
x = 29 ml Aquades
Jadi, sebanyak 71 ml Alkohol 70% ditambah dengan 29 ml Aquades untuk
membuat 100 ml Alkohol 50%.

Gambar 5. Larutan Pengawet Serangga Konsentrasi Alkohol 50%


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
Fungsi: Untuk pengawetan serangga

4. Buat 100 ml Alkohol 20% larutan pengawet serangga


Penyelesaian:
Dik: M1 = Alkohol 70%
M2 = Alkohol 20%
V2 = 100 ml
Dit: V1?
Jawab: M1 × V1 = M2 × V2
70 × V1 = 20 × 100
2000
V1 = = 28,57 ml ≈ 28 ml
70
100 ml Alkohol 20% = 28 ml Alkohol 70% + x
x = 72 ml Aquades
Jadi, sebanyak 28 ml Alkohol 70% ditambah dengan 72 ml Aquades untuk
membuat 100 ml Alkohol 20%.

Gambar 6. Larutan Pengawet Serangga Konsentrasi Alkohol 20%


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
Fungsi: Untuk pengawetan serangga

5. Buat 50 ml 0,1 M NaOH


Penyelesaian:
Dik: Vp = 50 ml
M = 0,1 M
Mr = NaOH → 23 + 16 +1
Mr = 40
Dit: Massa NaOH?
M.Mr.Vp
Jawab: Massa = 1000
0,1.40.50
= 1000
20
= 100 = 0,2 gram

Jadi, sebanyak 0,2 gram NaOH dilarutkan sampai dengan ukuran 50 ml dan
homogen.
Gambar 7. Larutan NaOH 0,1 M 50 ml
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

6. Buat 50 ml 0,5 N HCl dari HCl glasial (12 N)


Penyelesaian:
Dik: M1 = 12 N
M2 = 0,5 N
V2 = 50 ml
Dit: V1?
Jawab: M1 × V1 = M2 × V2
12 × V1 = 0,5 × 50 ML
25
V1 = = 2,08 ml ≈ 2,1 ml
12

50 ml HCl 0,5 N = 2,1 ml HCl glasial (12 N) + x


x = 47,9 ml
Jadi, sebanyak 2,1 ml HCl glasial (12 N) ditambah dengan 47,9 ml Aquades untuk
membuat 50 ml HCl 0,5 N.

Gambar 8. Larutan HCl 0,5 N 50 ml


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
Fungsi: Untuk mengkalibrasi pH meter
7. Buat 50 ml larutan formalin 2,5% dan eosin 1,5% dalam alcohol 70% sebanyak 50
ml
Penyelesaian:
• Larutan Formalin 2,5% 50 ml
Dik: M1 = Formalin 40%
M2 = Formalin 2,5%
V2 = 50 ml
Dit: V1?
Jawab: M1 × V1 = M2 × V2
40 × V1 = 2,5 × 50 ml
125
V1 = = 3,125 ml ≈ 3 ml
40

50 ml Formalin 2,5% = 3 ml Formalin 40% + x


x = 47 ml Aquades
Jadi, sebanyak 3 ml Formalin 40% ditambah dengan 47 ml Aquades untuk
membuat 50 ml Formalin 2,5%.

• Larutan Eosin 1,5% dalam Alkohol 70% 50 ml


Dik: Konsentrasi (C) = 1,5%
Massa zat pelarut (Mp) = 50 ml
Dit: Massa zat terlarut (Mt)?
𝑀𝑡
Jawab: C = 𝑀𝑝 × 100%
𝑀𝑡
1,5% = × 100%
50
𝑀𝑡 × 100
1,5 = 50

75 = Mt ×100
75
Mt = = 0,75 gram
100

Jadi, sebanyak 0,75 gram eosin dilarutkan dengan alkohol 70% sampai
dengan ukuran 50 ml dan homogen.

I. SIMPULAN
Secara garis besar, langkah-langkah untuk membuat larutan larutan formalin
2,5% sebanyak 50 ml, yaitu menghitung konsentrasi formalin yang dibutuhkan,
melarutkan formalin dalam aquades, mengukur volume larutan hingga 50 ml,
mengaduk larutan hingga homogen, dan menuangkannya di botol sampel bening.
Sedangkan langkah-langkah untuk membuat eosin, yaitu menimbang massa eosin,
melarutkan eosin dalam alkohol 70%, mengukur volume larutan hingga 50 ml,
mengaduk larutan hingga homogen, menyaring larutan, dan menyimpan larutan dalam
botol sampel gelap. Larutan eosin perlu disimpan di tempat gelap karena eosin
merupakan bahan yang mudah terbakar dan mudah bereaksi dengan cahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, M & Ainani, A. F. (2018). LAPORAN KONSENTRASI LARUTAN. Academia.edu.
https://www.academia.edu/40392326/LAPORAN_KONSENTRASI_LARUTAN
Hikmayanti, M., & Utami, L. (2019). Analisis Kemampuan Multiple Representasi Siswa
Kelas XI MAN 1 Pekanbaru Pada Materi Titrasi Asam Basa. Jurnal Riset Pendidikan
Kimia (JRPK), 9(1), 52-57.
Kimiaanalisis.com. Konsentrasi dalam Prosentase-PPM-PPB. 19 Desember 2022 [18.04].
Diakses melalui https://kimiaanalisis.com/prosentase-berat-prosentase-volume-
prosentase-berat-per-volume-ppm-ppb-w-wv-vw-v/
Malau, N. A., & Nugraha, A. W. (2021). Study Of Energy And Structure On Intermolecular
Interactions In Organic Solvents Using Computational Chemistry Method. Indonesian
Journal of Chemical Science and Technology (IJCST), 4(2), 79.
https://doi.org/10.24114/ijcst.v4i2.27601
Nafia, I. (2017). Laporan praktikum kimia dasar “pembuatan dan pengenceran
larutan.” Slideshare.net.
Rahmayani, R. F. I. (2018). Kimia Larutan. Syiah Kuala University Press.

Anda mungkin juga menyukai