Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PEMBUATAN LARUTAN

Dosen Pembimbing:

IRWAN, M.Si

Disusun oleh kelompok 2

 AULIA EKA ANANDA (2011103010072)


 FADHILA KHAIRIAH (20111030100118)
 GILBRAN GAFFAR (2011103010046)
 MARIA ULFA (2011103010029)
 NAZIRA PUTRI (2011103010011)
 NUR JUMAILA (2011103010030)
 PRADITA TRY WULANDARI (2011103010070)
 RIAN HIDAYATUL MUKMIN (2011103010040)

PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan Praktikum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.2 Alat-Alat

3.1.3 Bahan-Bahan

3. Prosedur Percobaan

3.2.1 Larutan dan Bahan Padat

3.2.2 Pembuatan Larutan dari Bahan Cair H2SO4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan

4.2 Reaksi

4.2.1 Reaksi Larutan Na2CO3

4.2.2 Reaksi Larutan H2SO4

4.3 Perhitungan

4.3.1 Perhitungan Na2C2O3

4.3.2 Perhitungan H2SO4

4.4 Pembahasan

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Semua kehidupan yang terdapat di bumi ini semua pasti membutuhkan campuran zat pada
prosesnya. Pada umumnya, reaksi kimia berlangsung antara dua campuran zat, bukan antara
zat murni. saat ini, begitu banyak reaksi kimia yang kita kenali, baik itu hasil dari laboratorium
maupun yang terjadi secara alami.

Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari, dari skala mikro hingga
skala makro titik di alam, umumnya reaksi kimia berlangsung di dalam larutan air. termasuk
Bagaimana makhluk hidup menyerap mineral vitamin dan makanan dalam bentuk larutan titik
larutan biasanya terdiri atas dua zat atau lebih yang bercampur dan bersifat homogen. Larutan
merupakan campuran homogen karena umumnya memiliki ukuran partikel yang begitu kecil
sehingga memiliki komposisi yang begitu seragam dan sulit untuk dibedakan antar
komponennya.

Larutan terdiri atas dua komponen. Komponen-komponen tersebut yaitu pelarut dan
zat terlarut. pelarut biasanya disebut solvent dan zat terlarut biasanya disebut solute. Zat
pelarut adalah zat yang memiliki jumlah terbanyak sedangkan zat terlarut memiliki jumlah yang
lebih sedikit.

Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat dalam larutan. Konsentrasi menyatakan
banyaknya zat yang terlarut dalam suatu pelarut atau larutan. Pada umumnya, konsentrasinya
tinggi dan disebut pula larutan yang banyak maka disebut larutan yang konsentrasinya tinggi
dan disebut pula larutan yang pekat. Sebaliknya jika zat terlarutnya sedikit, maka disebut
larutan yang konsentrasinya rendah dan disebut pula larutan yang encer.

Oleh karena itu praktikum kali ini dilaksanakan untuk mengetahui perbedaan
pembuatan larutan dari bahan padat dan cair, konsentrasi dari suatu larutan, serta faktor apa
saja yang mempengaruhi konsentrasi nya.

1.3 Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui perbedaan pembuatan larutan dari bahan padat Na2CO3 dan cair H2SO4
Untuk mengetahui Reaksi yang terjadi pada proses pembuatan larutan Na2CO3 dan larutan
H2SO4
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi larutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Campuran zat-zat yang homogen disebut larutan yang memiliki komposisi merata atau
serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih
dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut
adalah komponen dalam jumlah banyak. Campuran homogen yaitu suatu campuran yang
terjadi antara dua zat atau lebih dengan partikel-partikel penyusun yang sulit atau tidak dapat
dibedakan lagi. Campuran homogen juga disebut sebagai larutan. Ukuran partikel dalam larutan
memiliki diameter sangat kecil yaitu sekitar 0,000000001 m, dan sulit atau tidak dapat dengan
mikroskop (Achmad, 1996).

Campuran terbagi menjadi dua bagian, yaitu campuran homogen dan campuran
heterogen. Campuran Homogen adalah campuran unsur-unsur dan atau senyawa yang
mempunyai susunan seragam dalam contoh itu tetapi berbeda susunan dari contoh, selain itu
juga merupakan penggabungan zat tunggal atau lebih yang semua partikel nya menyebar
merata sehingga membentuk satu fase. Yang disebut satu fasal adalah zat dan sifat
komposisinya sama antara satu bagian dengan bagian lain didekatnya dan juga campuran dapat
dikatakan campuran homogen jika antara komponen nya tidak terdapat bidang batas sehingga
tidak terbedakan lagi walaupun menggunakan mikroskop ultras. Selain itu, campuran homogen
mempunyai komposisi yang sama pada setiap bagiannya dan juga memiliki sifat-sifat yang sama
di seluruh cairan. Campuran heterogen adalah campuran yang komponen-komponennya dapat
memisahkan diri secara fisik karena perbedaan sifatnya dan penggabungan yang tidak Merata
antara dua zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan lainnya
tidak sama di berbagai bejana. Dan juga campuran dapat dikatakan heterogen jika antara
komponen yang masih terdapat bidang batas dan seringkali dapat dibedakan tanpa
menggunakan mikroskop, hanya dengan mata telanjang, serta campuran memiliki dua fase,
sehingga sifat sifatnya tidak seragam (Sutresna, 2008).

Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul terlarut mempunyai kesamaan dalam
struktur dan sifat-sifat kelistrikan dengan molekul-molekul pelarut. Bila ada kesamaan dari sifat
kelistrikan, misalnya momen dipol yang tinggi, antara solute/solvent, maka gaya gaya tarik yang
terjadi adalah kuat. Bila tidak ada kesamaan, maka gaya tarik solute/solvent lemah. Dengan
menggunakan alasan ini, suatu senyawa yang bersifat polar seperti air biasanya menggunakan
solvent yang baik untuk senyawa yang polar seperti alkohol tetapi merupakan solvent yang
jelek untuk senyawa yang non polar seperti gajolin. (Syukri,1999).

Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau
pelarut yang digunakan dalam bentuk volume(berat), mol zat terlarut dalam jumlah volume
terlarut dalam pelarut. Berdasarkan hal ini, muncul satuan konsentrasi yaitu fraksi mol
perbandingan dari jumlah mol dari suatu komponen dengan jumlah total mol dalam larutan.
(Achmad, 1996).
Reaksi endoterm adalah reaksi yang membutuhkan atau menyerap kalor pada reaksi ini, terjadi
perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem. Reaksi endoterm ditandai dengan adanya
penurunan suhu sistem.

Dengan demikian, kalor dipindah dari lingkungan ke dalam sistem reaksi endoterm
mempunyai entalpi bernilai positif yaitu 770. Energi yang ditetapkan lebih kecil daripada energi
yang digunakan saat reaksi. Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyebabkan adanya transfer
kalor dari sistem ke lingkungan. Reaksi eksotermis selalu ditandai dengan adanya kenaikan suhu
sistem saat reaksi berlangsung. Perubahan entalpi bertanda negatif yaitu kurang dari 70. Hal ini
terjadi dikarenakan energi yang dilepaskan lebih besar daripada yang digunakan untuk reaksi
(Achmad, 1996).

Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dengan Pelarut satuan konsentrasi,
yaitu:

Fraksi mol adalah perbandingan mol salah satu komponen dengan jumlah mol seluruh
komponen.
Kemolalan adalah jumlah mol terlarut di dalam tahap 1000 g pelarut murni
Kemolaran adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan liter larutan
Kemolaran adalah jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan
Persen masa adalah perbandingan masa zat terlarut dengan massa larutan dikalikan 100%
Persen volume adalah perbandingan volume zat terlarut dengan volume larutan dikalikan 100%
(Syukri, 1999).

Konsentrasi larutan menyatakan secara kualitatif zat terlarut dan pelarut di dalam
larutan. Konsentrasi pada umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut
dengan jumlah zat Pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan
bagian per juta. Penulisan kelarutan suatu solute di dalam solvent dapat dinyatakan secara
ketiganya Sementara itu, secara kualitatif komposisi larutan dapat dinyatakan encer atau pekat.
Molekul dari komponen-komponen larutan berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur.
Pada proses pelarutan, tarikan antar partikel-partikel komponen murni terpecah dan
tergantikan dengan tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. (Sutresna, 2008).

Kesetimbangan larutan adalah pengaruh ion senama perubahan kelarutan. Ion C nama
kelarutan garam dalam larutan yang telah mengandung elektrolit lain dengan ion yang sama
dengan salah satu ion garam tersebut, akan lebih kecil dari kelarutan garam dalam air murni
tersebut. Kesetim-bangan larutan merupakan kesetimbangan dinamis yang ada dalam senyawa
kimia dalam keadaan padat berada dalam kesetimbangan dengan larutannya. Padatan dapat
larut tanpa perubahan, disertai disosiasi atau disertai reaksi kimia dengan konstituen lain,
seperti asam dan basa. Setiap jenis kesetimbangan dicirikan oleh konstanta kesetimbangan
yang bergantung pada suhu. Kesetimbangan kelarutan penting dalam skenario farmasi,
lingkungan, dan lain lain (Syukri, 1999).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-alat
• Neraca analitik
• Labu takar 100 mL
• Pipet tetes
• Pipet volume 10 mL
• Batang pengaduk
• Gelas kimia 50 mL
• Corong kaca
• Spatula
• Kaca arloji
• Botol semprot
• Bulb

3.1.1 Bahan-bahan
• Aquadest
• Larutan H2SO4 pekat
• Padatan Na2CO3
• Tisu

3. Prosedur Percobaan

3.2.1 Larutan dari Bahan Padat

1. Ditimbang dengan tepat 1 gram padatan Na2CO3 dengan menggunakan kaca arloji.
2. Dipindahkan secara kuantitatif padatan Na2CO3 kedalam gelas kimia 100 mL.
3. Ditambahkan 25 Ml aquadest dan diaduk hingga padatan larut sempurna.
4. Dipindahkan secara kuantitatif kedalam labu ukur 100 Ml dengan menggunakan
corong kaca.
5. Dibilas gelas kimia, batang pengaduk, dan corong kaca, dan hasil bilasannya
dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL.
6. Ditambahkan aquadest hingga batas tinggi pemulihan larutan 0,5 hingga 1 cm dari
tanda batas.
7. Dikeringkan aquadest yang menempel pada leher labu ukur dengan menggunakan
tisu.
8. Ditambahkan aquadest hingga batas tanda pada labu ukur dengan menggunakan
pipet tetes.
9. Ditutup labu takar dan dibolak-balikan labu ukur sambil dipegang tutupnya hingga
beberapa kali.
3.2.2 Pembuatan Larutan dari Bahan Cair H2SO4

1. Ditambahkan 2 ml H2SO4 menggunakan pipet dan dimasukkan kedalam labu ukur


yang telah diisi ±50 Ml aquadest.
2. Dibiarkan hinnga labu ukur terasa dingin kemudian ditambahkan aquadest hingga
batas tinggi permukaan larutan 0,5 hingga 1 cm.
3. Dikeringkan aquadest yang menempel pada leher labu ukur dengan mengguanakan
tisu.
4. Ditambahkan aquadest hingga tanda batas pada labu ukur menggunakan pipet
tetes.
5. Ditutup labu ukur, dan dibolak-balikan labu ukur sambil dipegang tutupnya hungga
beberapa kali.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan

N Nama Larutan Konsentrasi Konsentrasi


O
1. Larutan Na2CO2O3 b 0,094 M 1%
Molaritas Persen ( ¿
v
2. Larutan H2SO4 b 0,018 M 10%
Molaritas Persen ( ¿
v

4.2 Reaksi

4.2.1 Reaksi Larutan Na2CO3

Na2CO3 + H2O → [2Na]2 + CO-2 + H2O

4.2.2 Reaksi Larutan H2SO4

H2SO4+ H2O → 2H+ + SO2-4 + H2O

4.3 Perhitungan

4.3.1 Perhitungan Na2C2O3

Diketahui: Massa Na2C2O3 = 1 gram

V Na2C2O3 = 100 ml

Mr Na2C2O3 = 106 gram/mol

Ditanya : a. Molaritas ?

b. Persen volume ?

Jawab :

Molaritas

M = gram/Mr x 1000/V
M = 1/106 x 1000/100

M = 10/106

M = 0,094 M % (b/v) = gr/(V larutan) x 100%

M = 1/100 X 100%

M = 1%

4.3.2 Perhitungan H2SO4

Diketahui: Kadar H2SO4 = 98%

Volume H2SO4 = 10 Ml

Ar H = 1 gr/mol

Ar H = 32 gr/mol

Ar H = 16 gr/mol

ρ H₂SO₄ = 1,84 gr/cm3

Ditanya: a. Molaritas ?

b. Persen Volume ?

Jawab:

a. Molaritas
M H₂SO₄ = (% x p x 10)/Mr
M H₂SO₄ = (98 x 1,84 x 10)/98
M H₂SO₄ = 0,18 M

M1 . V1 = M2 . V2

0,18 x 10 = M2 . 100 mL

18 = M2 . 100
18/100 = M2

0,018 M = M2

b. %(b/v) = V/V x 100% = 10/100 x 100% = 10%

4.4 Pembahasan

Pada praktikum pembuatan larutan dilakukan dua kali percobaan yaitu percobaan
membuat larutan dari bahan padat dan cair. Pada percobaan membuat larutan dari bahan
padat menggunakan padatan NaCO3. Padatan Na2CO3 yang ditimbang menggunakan kaca
arloji seberat 1 g lalu dicampur dengan aquades di dalam gelas kimia 50 ml. Padatan Na2CO3
yang diaduk hingga Merata menggunakan batang pengaduk tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam labu takar 100 ml menggunakan corong kaca. Kemudian semua alat dibilas dan air
bilasan ya pun ikut dimasukkan kemeningkan dalam labu takar kemudian ditambahkan aquades
hingga batas 0,5 hingga 1 cm. Kemudian dihomogenkan selama beberapa kali. Berdasarkan
hasil percobaan ini, dihasilkan konsentrasi Molaritas sebanyak 0,094 M dan persen berat
sebesar 1%.

Pada percobaan membuat larutan dari bahan cair yaitu dengan menggunakan larutan
H2SO4 pekat, di mana pada percobaan ini di pipet 10 ml larutan H2SO4 pekat kemudian
dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml yang sudah terisi dengan aquades sekitar 50 ml.
Setelah itu, dibiarkan larutan tersebut menjadi dingin kemudian tambahkan lagi aquadesnya
hingga mencapai batas 0,5 hingga 1 cm. Setelah ditambahkan aquades, tutup labu takar dan
bolak balikan labu takar tersebut dan dilakukan selama beberapa kali. Berdasarkan percobaan
tersebut, dihasilkan konsentrasi sebanyak 0,018 M setelah pengenceran dan persen beratnya
sebesar 10%.

Selain penggunaan alat, praktikum pembuatan larutan dari bahan padat dan cair juga
menggunakan bahan-bahan yang tentunya memiliki fungsinya masing-masing yaitu yang
pertama adalah aquades. Aquades berfungsi sebagai pelarut untuk dapat melarutkan padatan
Na2CO3 dan berfungsi untuk menambahkan cairan ke dalam larutan yang peka. Padatan
Na2CO3 digunakan sebagai bahan dalam percobaan pembuatan larutan dari bahan padat.
Padatan Na2CO3 dipilih karena padatan berbentuk kristal ini mudah larut dalam air. Larutan
H2SO4 pekat merupakan bahan yang memiliki fungsi sebagai bahan dalam percobaan
pengenceran larutan. Bahan ini dipilih karena H2SO4 dalam bentuk larutan memiliki
kepangkatan yang tinggi sehingga sangat cocok bila digunakan pada percobaan
pengenceran.Tisu digunakan untuk mengeringkan alat alat setelah dilakukan proses pencucian
dan juga digunakan untuk membersihkan meja dari kotoran sisa percobaan. Penimbangan
berlaku pada bahan yang berbentuk padatan itu padatan Na2CO3. Fungsi perlakuan
pemindahan secara kuantitatif yaitu untuk memastikan agar bahan yang dipindahkan tidak
berantakan dan pengukuran dan kepekatannya tidak berubah. Fungsi perlakuan pengadukan
yaitu untuk mengo mau game kan larutan dengan sempurna, seperti proses pengadukan
Na2CO3 dalam bentuk padatan ke dalam aquades agar padatan larut dan homogen dengan
sempurna di dalam aquades. Pembilasan pada alat alat yang digunakan pada proses
pembuatan larutan dari bahan padat lalu dimasukkan ke dalam labu takar berfungsi untuk
menjaga konsentrasi larutan tetap stabil. Penghomogenan pada percobaan ini dilakukan agar
larutan dapat bercampur dengan sempurna. Terakhir, ada proses pendinginan yang berfungsi
untuk menetralkan subuh dari pencabulan aquades dan larutan H2SO4 pekat yang suhunya
sedang meningkat.
BAB V
PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Perbedaan pembuatan dari bahan padat Na2CO3 dan cair H2SO4 di antaranya yaitu cara
penakaran Na2CO3 menggunakan neraca analitik sedangkan, H2SO4 menggunakan pipet tetes.
Selain itu, rumus yang digunakan untuk menghitung konsentrasi pada larutan Na2CO3
yaitu M=(gr/Mr)×(1000/V) dan persen berat nya yaitu %b=(gr Na2CO3/V larutan)×(100%),
sedangkan pada larutan H2SO4 yaitu M=10% massa ρ/Mr dan persen volume yaitu %v/v=(V
H2SO4/V larutan)×(100%).

a. Reaksi Na2CO3 dengan air


Na₂C2O3 + H₂O → 2Na+ + CO2- + H2O
b. Reaksi H2SO4 dengan air
H2SO4 + H2O → 2H+ + SO42- + H2O

Faktor yang mempengaruhi konsentrasi larutan yaitu kadar zat terlarut, jenis zat terlarut
dan pelarut, massa jenis zat terlarut dan volume zat terlarut dalam pelarut.

1.2 Saran

 Sebaiknya, dalam percobaan pembuatan larutan dapat menggunakan zat lain seperti NH4Cl,
HCl dan lain-lain agar bisa mendapatkan hasil yang lebih beragam.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 1996. Kimia Larutan. PT. Citra Aditya Bakti: Bandung.
Sutresna, Nana. 2008. Kimia 2A. Grafindo Media Pratama: Bandung.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid I. ITB: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai