Nama :
Kelas :
Kelompok :
Anggota :
1.
2.
3.
4.
KELAS XII/1
KIMIA
KURIKULUM 2013
1. Mengidentifikasi perbedaan penurunan titik beku pada aquadest, urea dan Nacl.
2. Mengidentifikasi kegunaan garam pada penurunan titik beku larutan.
3. Megidentifikasi perbedaan larutan non-elektrolit pada penurunan titik beku.
Larutan merupakan campuran antara zat pelarut dan zat terlarut yang bercampur
secara homogen untuk mencapai konsentrasi tertentu. Zat pelarut adalah zat yang
digunakan untuk melarutkan zat terlarut, biasanya jumlahnya lebih banyak dari pada
zat terlarut. Sedangkan zat terlarut adalah zat yang konstituennya lebih kecil.
Berdasarkan sifat koligatifnya, larutan memiliki dua sifat, yakni larutan yang
bergantung pada jenis dan konsentrasi zat terlarut dan larutan yang tidak bergantung
pada jenis namun hanya bergantung pada konsentrasi. Artinya, zat dengan konsentrasi
zat terlarut sama akan memiliki sifat yang sama, yang kemudian sifat ini dikenal dengan
sifat koligatif larutan. (Petrucci, 1996)
Contoh yang paling erat dengan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari
adalah penurunan titik beku. Titik beku merupakan titik dimana pada suhu tersebut
larutan menjadi setimbang dengan pelarut padatnya. Titik beku air murni pada tekanan
1 atm adalah 0 ℃. Karena pada saat tersebut tekanan uap air sama dengan tekanan uap
es. Larutan akan memiliki titik beku lebih rendah daripada pelarut murni. Penurunan
titik beku dapat terjadi jika penambahan zat terlarut kedalamnya sehingga titik
bekunya menjadi lebih rendah. Selisish antara titik beku pelarut dengan larutannya
disebut penurunan titik beku (∆ Tf). (Sukardjo, 2002)
Suatu zat terlarut yang non volatile akan menurunkan titik beku zat pelarutnya.
Hal tersebut terjadi karena zat terlarut bersifat sukar menguap, maka pada suhu 0
℃ ternyata belum membeku dan tekanan permukaannya lebih kecil dari 1 atm, sehingga
larutan harus dibekukkan pada tekanan 1 atm dengan menurunkan suhu larutan.
Penurunan titik beku larutan dari titik beku pelarutnya disebut penurunan titik beku
(Dogra, 1894)
Jika ke dalam suatu zat pelarut dimasukkan zat lain yang tidak mudah menguap (non
volatile), maka tenaga bebas pelarut tersebut akan turun. Penurunan tenaga bebas ini
mengikuti persamaan Nernst.
G10 – G20 = RT ln x ……………………… (1)
Dimana,
G10 – G20 = Penurunan tenaga bebas pelarut.
R = Tetapan gas umum (R= 1,987 kal K-1 mol-1).
T = Suhu mutlak (K).
X = Fraksi mol pelarut dalam larutan.
Penurunan tenaga bebas ini menurunkan kecenderungan zat pelarut untuk berubah
menjadi fasa uapnya, sehingga tekanan uap pelarut dalam larutan akan lebih mudah
rendah bila dibandingkan dengan tekanan uap pelarut yang sama dalam keadaan murni.
Penurunan titik beku larutan besarnya tergantung pada fraksi mol terlarut.
Suhu Ruangan =
Aquades
Menit
T (⁰C)
Urea
Menit
T (⁰C)
NaCl
Menit
T (⁰C)
Grafik
50
40
30
Suhu
20
10
0
Waktu