Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

PENURUNAN TITIK BEKU


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
PENURUNAN TITIK BEKU

Disusun oleh :
Kelompok 10
Farel Try Winata
Muhammad Rafiq Ilham
Tri Aprilyani

XII MIPA 6
SMA NEGERI 1 BATAM
2023
1. Rumusan Masalah

● Apakah fungsi garam dapur kasar yang dicampurkan pada es?

● Bagaimana pengaruh zat terlarut elektrolit dan nonelektrolit


terhadap penurunan titik beku suatu larutan?

2. Tujuan

● Untuk mengetahui fungsi garam dapur kasar yang dicampurkan pada


es.
● Untuk mengetahui pengaruh zat terlarut elektrolit dan
nonelektrolit terhadap penurunan titik beku suatu larutan.

3. Landasan Teori

● Titik Beku

Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair
ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu
tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan
titik beku larutan disebut penurunan titik beku (ΔTf = freezing point depression).Pada
percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat
terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan. Oleh karena itu,
penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.

● Sifat Koligatif Larutan

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut
tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sifat koligatif
larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif
larutan nonelektrolit

● Penurunan Titik Beku Larutan

Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan sehingga jarak
antarpartikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik
antarmolekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan
mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang,
akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan jarak antar molekul diperlukan suhu yang
lebih rendah. Perbedaan suhu akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut
penurunan titik beku (ΔTf). Pernyataan tersebut secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut :

Untuk penurunan titik beku menurut Raoult :

∆Tf = Kf x m

● Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Sifat koligatif larutan ditentukan oleh jumlah partikel (ion, molekul) dalam larutan.
Oleh karena itu, untuk konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan elektrolit akan
berbeda dengan sifat koligatif larutan non-elektrolit. Hal ini dikarenakan jumlah
partikel dalam larutan elektrolit akan lebih banyak karena adanya proses ionisasi zat
terlarut.

Zat elektrolit jika dilarutkan akan terionisasi menjadi ion-ion yang merupakan
partikel-partikel di dalam larutan. Hal ini menyebabkan jumlah partikel pada satu mol
larutan elektrolit lebih banyak daripada larutan nonelektrolit. Misalnya, larutan
nonelektrolit C6H12O6, jika dimasukkan ke dalam air menghasilkan 1 mol partikel,
sehingga larutan C6H12O6 1 M akan membeku pada suhu 1,86 °C di bawah titik
beku air murni.

Sedangkan 1 mol larutan elektrolit NaCl mengandung 2 mol partikel, yaitu 1 mol Na +
dan 1 mol Cl–. Larutan NaCl 1 M sebenarnya mengandung 1 mol partikel per
1.0 gram air, jadi secara teoretis akan menurunkan titik beku 2 × 1,86 °C = 3,72
°C.

Banyaknya ion yang dihasilkan dari zat elektrolit tergantung pada derajat ionisasinya
(α). Larutan elektrolit kuat mempunyai derajat ionisasi lebih besar daripada larutan
elektrolit lemah, yaitu mendekati satu untuk larutan elektrolit kuat dan mendekati nol
untuk larutan elektrolit lemah.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa: “untuk konsentrasi yang sama, larutan
elektrolit memiliki sifat koligatif larutan yang lebih besar dibandingkan larutan non
elektrolit”.
Untuk menghitung nilai sifat-sifat koligatif larutan elektrolit, persamaan- persamaan
yang diberikan sebelumnya untuk larutan non-elektrolit dapat digunakan dengan
menambahkan faktor i, seperti diusulkan van’t Hoff (1880). Nilai faktor van’t Hoff
merupakan perbandingan antara efek koligatif larutan elektrolit dengan larutan
nonelektrolit pada konsentrasi yang sama. Derajat ionisasi dirumuskan sebagai
berikut:

i = 1+ (n-1) α

dimana,

i = jumlah partikel yang diukur / jumlah partikel yang diperkirakan

α = jumlah molekul zat yang terurai / jumlah molekul mula-mula yang sama. Untuk

menentukan kenaikan titik didihnya dapat dinyatakan sebagai berikut :

ΔTf = m x Kf x i

Alat dan Bahan


- gula ; 10 gr dan 20 gr
- garam ; 10 gr dan 20 gr
- garam kasar : 1 kg
- botol Aqua kecil 4 buah
- botol Aqua besar 3 buah ( di potong stgh tapi naikin 1 cm)
- plastik es lilin
- tisu
- 2 sendok makan
- 2 pasang sumpit
Langkah Kerja

 Siapkan gelas kimia lalu isi dengan es batu yang sudah


dihancurkan sampai volumenya mencapai kira-kira 3/4 tinggi
gelas kimia. Ukurlah suhu es batu tersebut.
 Taburi es batu tersebut dengan garam serta aduk dengan rata
dan ukurlah suhunya kembali.
 Masukkan 3 cm air, larutan gula 0,1 M, Larutan garam 0,1M
dan larutan garam 0,2M ke dalam tabung reaksi, lalu masukkan
tabung reaksi tersebut ke dalam gelas kimia yang telah berisi
es. Atur posisi tabung agar terendam dalam es di gelas kimia.
 Keluarkan tabung reaksi dari dalam gelas kimia lalu ukurlah
suhunya. Perhatikanlah setiap skala yang di tunjukkan
termometer.
 Catatlah setiap suhu yang terendah yang ditunjukkan
thermometer.
 Setelah melakukan pengamatan bersihkanlah alat praktikum.
Hasil Pengamatan

Rum Kenaikan
Su suhu
Jenis us
hu
Larutan kimi Men Men Men
aw
a it it it
al
larut ke… ke… ke…
an … … …
Air murni H2O

Larut
NaCl
an
elektro
lit
Larutan
C6H12
non-
O6
elektrolit

Kesimpulan :

Dari hasil percobaan “Penurunan titik beku” dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut murni.
2. Semakin besar kemolalan suatu larutan, semakin rendah titik beku larutan. Maka selisih
titik beku semakin besar
3. Larutan elektrolit memiliki titik beku lebih rendah dibanding larutan nonelektrolit.
4. Penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
5. Titik beku adalah suhu pada P tertentu di mana terjadi peristiwa perubahan wujud zat cair
ke padat.
6. Penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentarsi
partikel dalam larutan.
7. Semakin banyak partikel (mengion) semakin besar sifat koligatif.

Anda mungkin juga menyukai