Anda di halaman 1dari 5

Laporan Paktikum Kimia

Sifat Koligatif Larutan


“Pembuatan Es Krim”

disusun oleh :
Bagus Adi Prasetyo
12 / XII MIPA 6

SMA Negeri 1 Muntilan


2023/2024
i. Judul
Laporan Paktikum Kimia Sifat Koligatif Larutan “Pembuatan Es Krim”

ii. Tujuan
1. Mengetahui sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit.
2. Membuktikan aplikasi atau penerapan dari penurunan titik beku larutan.
3. Mengetahui proses pembuatan es krim dengan penerapan sifat koligatif larutan.

iii. Dasar Teori

A. Sifat Koligatif Larutan


Sifat koligatif larutan merupakan sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut,
tetapi hanya bergantung pada konsentrasi zat terlarutnya. Dasar dari hukum sifat koligatif adalah
hukum Roult. Kata koligatif sendiri berasal dari bahasa Latin, yakni colligare yang berarti
berkumpul bersama. Maka sifat ini bergantung dengan pengaruh kebersamaan (kolektif) semua
partikel dan tidak pada sifat juga keadaan partikel. Dapat disimpulkan bahwa semakin banyak zat
terlarut maka sifat koligatif semakin besar. Sifat koligatif merupakan sifat yang hanya memandang
kuantitas bukan kualitas. Sifat larutan seperti warna, kekentalan (viskositas), dan warna menjadi
sifat-sifat yang bergantung pada jenis zat terlarut. Terdapat empat sifat koligatif larutan, yaitu
1. Penurunan tekanan uap (∆P)
2. Kenaikan titik didih (∆Tb)
3. Penurunan titik beku (∆Tf)
4. Tekanan osmotik (π)
Keempat sifat itu nilainya hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut. Semakin
besar jumlah partikel zat terlarut, makin besar pula nilai sifat-sifat koligatifaya.
Sifat koligatif larutan hanya berlaku normal bila batasan-batasan di bawah ini dipenuhi yaitu
1. Zat terlarut harus tidak menguap (non-volatile)
2. Konsentrasi zat terlarut kecil (larutan harus encer)
3. Zat terlarut bukan zat elektrolit
Kegunaan terpenting dari sifat koligatif ini adalah untuk menentukan berat molekul (Mr) suatu zat
dalam larutan.

B. Penurunan tekanan uap (∆P)


Jika zat terlarut bersifat tidak mudah menguap, artinya tidak memiliki tekanan uap yang
dapat diukur, tekanan uap dari larutan selalu lebih kecil dari pada pelarut murninya. Jadi hubungan
antara tekanan uap larutan dan tekanan uap pelarut bergantung pada konsentrasi zat terlarut dalam
larutan. Hubungan itu dirumuskan dalam Hukum Raoult (dari nama kimiawan Perancis Francios
Raoult), yang menyatakan bahwa tekanan parsial pelarut dari larutan , P1 adalah uap pelarut murni,
P10 dikalikan frakso mol pelarut dalam larutan X1
P1 = X1 . P10
Dalam larutan yang mengandung hanya satu zat terlarut Xi =1- X2 dimana X2 adalah fraksi mol zat
terlarut. Dengan demikian dapat dituliskan sebagai :
P1 = (1- X2 ) P10
P1 – P1 = ∆P = X2 . P10
0

Dapat diketajui bahwa penurunan tekanan uap ∆P berbanding lurus terhadap konsentrasi (diukur
dalam fraksi mol) zat terlarut yang ada.

C. Penurunan Titik Beku (∆Tf) dan Kenaikan Titik Didih (∆Tb)


Saat zat terlarut ditambahkan ke air, sifat-sifat fisik seperti titik beku dan titik didih
berubah Karena larutan akan mempunyai titik beku yang lebih rendah dan titik didih yang lebih
tinggi d Penjumlahan aripada air murni. Perubahan-perubahan pada sifat fisik dikenal sebagai sifat
koligatif bergantung pada jumlah partikel jumlah zat terlarut dalam larutan.
Kenaikan titik didih berbanding lurus dengan penurunan tekanan uap
∆Tb = Kb . m . i

D. Tekanan osmotik (π)


Pergerakan air ke dalam dan keluar dari sel-sel tanaman serta tubuh kita adalah proses
biologis penting yang juga tergantung pada konsentrasi zat terlarut. Dalam proses yang disebut
osmosis, molekul air bergerak melalui membrane semipermeabel dari larutan dengan konsentrasi
rendah ke larutan dengan konsentrasi tinggi. Pada osmosis, air ditempatkan pada satu sisi di
membrane semipermeabel dan pada larutan gula di sisi lainnya. Membran semipermeabel
membolehkan air untuk mengalir secara bolak-balik, tetapi molekul sukrosa menahannya karena air
terlalu besar untuk masuk ke membran. Karena larutan sukrosa memiliki konsentrasi yang lebih
tinggi daripada air yang masuk ke dalam larutan sukrosa maka air kemudian keluar dari larutan
sukrosa. Level volume pada larutan sukrosa akan naik ketika volume air turun Peningkatan air
dapat mengencerkan sukrosa untuk menyamakan (atau mencoba untuk menyamakan) konsentrasi
di kedua sisi membrane.
Akhrnya ketinggian dari larutan sukrosa membuat tekanan yang cukup untuk menyamakan
aliran air diantara dua bagian /ruang. Tekanan ini disebut tekanan osmotic, tekanan aliran dari
penambahan air kedalam konsentrasi larutan yang lebih pekat. Tekanan osmotik bergantung pada
konsentrasi dan partikel zat pelarut di larutan itu sendiri. Semakin besar jumlah partikel terlarut,
maka semakin tinggi tekanan osmotik. Contohnya larutan sukrosa memiliki tekanan osmotik lebih
tinggi daripada air murni yang mana tekanan osmotiknya 0 (nol)
Di sebuah proses yang disebut "osmosis reverse" tekanan lebih besar daripada tekanan
osmotik yang diterapkan pada larutan. Aliran air dibalik dari aliran air yang keluar dari konsentrasi
larutan yang lebih tinggi. Proses "osmosis reverse" ini digunakan dalam pabrik desalinasi untuk
mendapatkan air murni dari air laut (garam)

iv. Alat dan Bahan


Kaleng 1 buah
Alat Baskom 1 buah
Sendok Besi 1 buah
Cup Gelas Plastik 4 buah
Sendok Plastik 4 buah
Es batu Secukupnya
Bahan Susu Coklat Ultramilk 1L
Garam kristal/krosok Secukupnya
Susu Milo 1 Sachet

v. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Masukkan susu Ultramilk dan Milo ke dalam kaleng, lalu aduk hingga tercampur
3. Tutup kaleng dengan rapat lalu masukkan kedalam baskom
4. Isi baskom dengan es batu dan garam disekeliling kaleng.
5. Putar kaleng hingga didalamnya menjadi padat.
6. Setelah padat sajikan es dengan cup yang sudah disediakan

vi. Hasil Pengamatan


1. Saat dilakukan pemutaran kaleng, baskom bagian bawah menghasilkan bunga es
2. Setelah ± 60 menit, susu yang sebelumnya cair sudah memadat
3. Es susu terbebut bertekstur lembut, dan rasa manisnya merata

vii. Pembahasan
1. Penurunanan titik beku ini sebanding dengan konsentrasi zat terlarut. Apabila
konsentrasi zat terlarut semakin besar, maka penurunan titik beku semakin besar,
berlaku sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya partikel zat terlarut diantara
molekul-molekul pelarut yang mengurangi kemampuannya untuk berubah dari fase
cair ke fase padat.
2. Perbedaan :
 Larutan elektrolit memiliki harga ΔTf yang lebih besar daripada larutan non
elektrolit
 Larutan elektrolit mengandung jumlah partikel lebih banyak daripada larutan non
elektrolit
 Pengentuan harga ΔTf larutan elektrolit harus dikalikan dengan faktor ionisasinya,
sedangkan untuk larutan non elektrolit tidak perlu dikalikan dengan faktor
ionisasinya.
3. Faktor :
 Konsentrasi larutan.
 Jenis zat terlarut.

viii. Kesimpulan

 Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya bergantung pada jumlah
partikel zat terlarut dalam larutan.
 Sifat koligatif larutan meliputi penurunan tekanan uap jenuh, kenaikkan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.

 Penurunan titik beku adalah perbedaan titik beku akibat partikel zat terlarut.

 Pembuatan es krim dengan campuran es dan air dapat dilakukan dengan


penambahan garam sebagai penurun titi kbeku larutan, sehingga terjadi proses
perpindahan kalor dari adonan es krim ke campuran es batu air dan garam.

ix. Daftar Pustaka

https://dimensipelajar.wordpress.com/2016/06/30/laporan-praktikum-kimia-penerapan-
sifat-koligatif/

https://www.gramedia.com/literasi/sifat-koligatif-larutan-soal/

Anda mungkin juga menyukai