Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

"PENURUNAN TITIK BEKU"

DISUSUN OLEH : Kelomok 7

1. Ach.Farhan Nur Hidayat


2. Noval
3. Rima Rahma Laila Salwa
4. Novia Fitri Ramadani
5. Bella Patricia
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pengertian titik beku adalah suhu ketika tekanan uap suatu cairan sama dengan tekanan uap
padatannya. Pada umumnya, larutan mempunyai titik beku yang lebih rendah dibandingkan
dengan pelarut murninya. Hal ini terjadi dikarenakan zat yang seharusnya membeku pertama kali
adalah zat pelarut, lalu diikuti dengan baru zat terlarutnya. Sebuah larutan akan membeku lebih
lama dibandingkan dengan pelarutnya. Selain itu, setiap larutan tidak mempunyai titik beku yang
sama. Apabila tekanan uap mengalami perubahan, maka suatu cairan juga akan berubah titik
bekunya. Hal ini disebabkan oleh masuknya zat terlarut atau sudah tidak murni lagi.

Titik beku pelarut murni berada pada suhu 0 °C. Dengan ditambahnya suatu zat terlarut ke dalam
larutan dapat menyebabkan titik bekunya tidak lagi 0 °C. Titik beku larutan yang sudah ditambah
dengan zat terlarut akan menjadi turun. Hal inilah yang dinamakan dengan penurunan titik beku.
Dalam praktikum kali ini akan dipahami dan diamati mengenai penurunan titik beku pelarut
murni yang ditambah oleh zat terlarut. Selain itu, pada praktikum ini akan dibuktikan bahwa titik
beku suatu larutan yang tidak murni akan menjadi lebih rendah.

B. Tujuan Praktikum
 Mengetahui pengaruh yang ditimbulkan pada penurunan titik beku suatu larutan
oleh konsentrasi zat yang terlarut.
 Mengetahui pengaruh zat terlarut baik elektrolit maupun non elektrolit pada titik
beku larutan tertentu.

C. Manfaat praktikum
Dapat memahami proses terjadinya pristiwa penurunan titik beku.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Titik Beku
Titik beku merupakan suhu tertentu pada suatu zat pelarut yang mana dapat merubah
wujudnya dari cair ke padat. Air akan membeku pada suhu 0 °C dan tekanan 1 atm karena ketika
itu tekanan uap es sama dengan tekanan uap air. Sedangkan penurunan titik beku adalah selisih
antara titik beku larutan dengan titik beku pelarut. Akan tetapi, penurunan titik beku
bergantung pada partikel dalam suatu larutan. Maka dari itu, penurunan titik beku termasuk ke
dalam sifat koligatif.

B. Sifat Koligatif Larutan


Sifat koligatif larutan adalah suatu sifat pada larutan yang tidak dipengaruhi oleh jenis zat yang
terlarut. Namun, sifat larutan bergantung pada konsentrasi partikel zat yang terlarut di
dalamnya. Terdapat dua macam sifat koligatif larutan, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan
sifat koligatif larutan non-elektrolit.

C. Penurunan Titik Beku Larutan


Apabila suhu diturunkan maka akan terjadi proses pembekuan pada suatu cairan. Hal ini
dikarenakan jarak antar partikel menjadi lebih dekat satu sama lain, sehingga terdapat gaya tarik
menarik antara molekul yang bekerja dengan sangat kuat. Keberadaan partikel-partikel yang
berasal dari zat pelarut menyebabkan terhalangnya pergerakan molekul. Penurunan titik beku
(ΔTf) merupakan perbedaan suhu yang disebabkan adanya partikel-partikel zat yang terlarut.

D. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit


Jumlah partikel meliputi ion dan molekul dalam suatu larutan dapat menentukan sifat koligatif
larutan. Pada konsentrasi yang sama, sifat koligatif pada larutan elektrolit akan berbeda dengan
yang larutan non-elektrolit. Hal tersebut disebabkan larutan elektrolit mempunyai jumlah
partikel yang lebih banyak karena terdapat proses ionisasi. Apabila zat elektrolit terionisasi akan
berubah menjadi ion-ion yang merupakan partikel-partikel dalam larutan.

Salah satu larutan elektrolit adalah NaCl yang akan mengandung 2 mol partikel pada setiap 1 mol
larutannya. Larutan NaCl terdiri dari 1 mol Na+ dan juga 1 mol Cl–. Sebenarnya larutan NaCl 1 M
memiliki kandungan 1 mol partikel tiap 1000 gram air. Maka dari itu, akan menurunkan titik beku 2 ×
1,86 °C = 3,72 °C.

Jumlah ion yang didapatkan dari zat elektrolit bergantung pada derajat ionisasi. Larutan elektrolit lemah
mempunyai derajat ionisasi yang lebih kecil dibandingkan dengan larutan elektrolit kuat. Pada larutan
elektrolit kuat derajat ionisasinya mendekati satu, sedangkan pada larutan elektrolit lemah mendekati
nol. Dapat disimpulkan bahwa sifat koligatif larutan elektrolit lebih besar dibandingkan dengan larutan
non-elektrolit. Untuk menentukan derajat ionisasi dapat digunakan persamaan sebagai berikut:

i = 1+ (n-1) α
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


 Alat
 Wadah
 Pelastik kecil
 Sendok
 Gunting
 Bahan
 Susu kotak
 Garam
 Es batu

B. Langkah kerja
1. Siapkan susu dan masukkan kedalam pelastik kecil.
2. Hancurkan Es batu dan masukan kedalam wadah.
3. Masukan juga garam dan campurkan dengan Es batu.
4. Masukan susu yang sudah di masukan kedalam pelastik ke dalam wadah yang berisi Es
batu dan garam, tutupi semua permukaan susu oleh Es batu dan garam tadi hingga
semuanya tertutupi.
5. Tunggu sampai 30 menit.
6. Jika sudah 30 menit amati perubahan yang terjadi pada susu tersebut.

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan

Bahan Waktu Perubahan


Susu kotak 30 Menit Mengeras

B. Pembahasan

Susu yang sudah dimasukan kedalam pelastik dan dimasukan kedalam Es batu dan garam
mengalami perubahan, yaitu susu menjadi mengeras.
BAB V
KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah kami laksanakan dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut :

Titik beku suatu larutan akan menjadi semakin besar apabila konsentrasi zat terlarutnya semakin
besar. Hal ini dikarenakan terdapat partikel-partikel pada zat terlarut diantara molekul-molekul
pelarut. 

Kenaikan titik beku juga dipengaruhi oleh jenis zat terlarut. Dalam praktikum ini ditunjukkan
bahwa penurunan titik beku pada larutan elektrolit lebih besar dibandingkan dengan larutan non-
elektrolit.

PENUTUP

Demikian sajian ilmu mengenai praktikum dalam PENURUNAN TITIK BEKU semoga dapat
diterima dengan semestinya dan dapat bermanfaat bagi pembaca. Mohon maaf apabila terdapat
penulisan atau praktikum yang kurang tepat. Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai