Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM KIMIA

MENENTUKAN TITIK BEKU LARUTAN

Juleha

Kelas XI MIPA 2

SMA NEGERI 25 JAKARTA

2019

Jl. A.M. Sangaji No. 22-24 Kel. Petojo Utara Kec. Gambir Jakarta Pusat 10123

Telp : (021) 6331921 Faks : (021) 6340139

Email : sma25jkt@yahoo.com web : http://www.sman25jakarta.net

1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................1
KATA PENGANTAR ............................................................................................3
DAFTAR ISI ........................................................................................................2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………….............................................................................4
B. Tujuan Penelitian…………….............................................................................5
C. Manfaat Penelitian……………............................................................................5
D. Rumusan Masalah…………….............................................................................5

BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori…………………..........................................................................6
B. Hipotesis………………………...........................................................................6

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian…………….............................................................................7
B. Jenis Penelitian………………............................................................................7
C. Waktu dan Tempat Penelitian…..........................................................................7
D. Objek Penelitian………………..........................................................................7

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Perbandingan Titik Beku Larutan..........................................................................8
B. Analisis Data......................................................................................................8

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan…………………............................................................................11
B. Saran…………………………...........................................................................11

Pengaplikasian Konsep Prnurunan Titik Beku


Pembuatan Es Krim..............................................................................................12

Lampiran............................................................................................................13

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat rahmat-Nya sehingga
laporan kegiatan praktikum mengenai penurunan titik beku larutan ini dapat terselesaikan.
Laporan ini disusun berdasarkan kerja keras kami yang ditempuh selama beberapa hari
dengan bimbingan yang diberikan.
Terselesaikannya laporan ini bukan karena usaha kami sendiri, semua tidak terlepas
dari uluran tangan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Membantu
kami mulai dari kegitan praktek sampai dengan penyusunan laporan, oleh karena itu pada
kesempatan ini dengan rendah hati kami menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-
pihak yang terkait.
Kami menyadari amatlah terbatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki
untuk menciptakan karya tanpa cela. Tentulah masih jauh dari kata sempurna. Oleh kaerna itu
segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan,
hargai dan akan diterima dengan kerendahan hati, agar menjadi koreksi pada kami, sehingga
kelak kami mampu menghasilkan sebuah karya yang jauh lebih baik dan penulis berharap
semoga laporan praktikum kimia “Penurunan Titik Beku” ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Titik beku adalah suhu saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya.
Titik beku larutan lebih rendah dari pada titik beku pelarut murni. Hal ini disebabkan zat
pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan membeku
lebih lama dari pada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda.

Titik beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan
oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak murni, maka
titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang). Seperti yang kita tahu bahwa titik
beku pelarut murni berada pada suhu 0oC, tapi dengan adanya zat terlarut misalnya saja kita
tambahkan gula ke dalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC
lagi, melainkan akan turun menjadi dibawah 0oC, dan inilah yang dimaksud sebagai
“penurunan titik beku”.

Dapat juga diartikan, semakin banyak partikel larutan maka akan mempengaruhi titil
beku. Contoh terdapat dua jenis larutan A dan B. Larutan A terdiri dari 2 m dan larutan B
hanya 1 m, maka larutan dengan molal terbesar akan semakin rendah titik bekunya. Lalu
bagaimana jika molalitasnya sama namun pada jenis larutan elektrolit dan non elektrolit? Jika
molalitas sama, maka larutan elektrolit yang paling rendah titik bekunya karena pada larutan
elektrolit molekulnya berubah menjadi ion-ionnya.

Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dibedakan menjadi ;


a. larutan elektrolit : yaitu larutan yang dapat menghantarkan listrik.
b. larutan non elektrolit : yaitu larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik.
Suatu larutan dapat menghantarkan listrik karena adanya atom-atom atau kumpulan
atom yang terkandung di dalam larutan bermuatan listrik yang bergerak bebas. Atom atau
kumpulan atom yang bermuatan listrik disebut ion.

Kekuatan daya hantar listrik larutan elektrolit dibedakan menjadi elektrolit kuat dan
elektrolit lemah dengan :
a. Ciri-ciri elektrolit kuat :
Memiliki derajat ionisasi ( a ) = 1 , karena senyawa elektrolit kuat terurai di dalam air
membentuk ion-ion sebanyak 100 %.
Memiliki daya hantar listrik yang sangat baik ( dalam larutan ).
Larut dalam bentuk ion-ion.
Umumnya senyawa elektrolit kuat memiliki tingkat kelarutan yang cukup tinggi di dalam
air dan memiliki ikatan ion ( terutama dari jenis garam).

b. Ciri-ciri elektrolit lemah :


Memiliki derajat ionisasi ( a ) = 0 < a < 1 , karena senyawa elektrolit lemah terurai di dalam
air membentuk ion-ion sebanyak kurang dari 100 %.
Memiliki daya hantar listrik yang kurang baik (dalam larutan).
Larut dalam bentuk ion-ion dan molekul-molekul.
4
Ada senyawa elektrolit lemah yang memiliki tingkat kelarutan yang cukup tinggi di dalam air
tetapi ada pula senyawa elektrolit lemah yang memiliki tingkat kelarutan yang sangat rendah
di dalam air .
Umumnya senyawa elektrolit lemah memiliki ikatan kovalen polar.

Dalam percobaan ini akan diteliti tentang perubahan titik beku 5 jenis laruan. Air
suling, urea 1 m, urea 2 m, NaCl 1 m dan NaCl 2 m. Percobaan ini membuktian bahwa titik
beku larutan dengan pertikel terbanyak (molalitas terbesar) akan semakin rendah juga titik
bekunya.

B. Tujuan Penelitian
1. Untuk membandingkan titik beku larutan pada molalitas yang berbeda
2. Untuk membandingkan titik beku larutan pada jenis larutan yang berbeda

C. Manfaat Penelitian
1. Mengetahui perbandingan titik beku jika molalitas berbeda
2. Mengetahui perbandingan titik beku jika jenis larutan berbeda

D. Rumusan Masalah
1. Apakah fungsi campuran butiran es dengan garam dapur ?
2. Berapakah titik beku larutan jika molalitasnya berbeda ?
3. Berapakah titik beku larutan jika jenis larutannya berbeda ?

5
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair
ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan uap
air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan
disebut penurunan titik beku (ΔTf = freezing point depression). Pada percobaan ini
ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya
pada konsentrasi partikel dalam larutan. Oleh karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat
koligatif.

Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan
dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti
yang kita tahu adalah 00C dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke
dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi
lebih rendah di bawah 0oC. Itulah sebabnya terjadi penurunan titik beku karena masuknya
suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya
titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).

B. Hipotesis

Titik beku akan lebih rendah pada larutan yang memiliki molalitas terbesar karena
partikel terlarut menyebabkan terjadinya penurunan titik beku. Titik beku larutan urea akan
lebih rendah dari pada air suling, hal ini dikarenakan air suling tidak ada penambahan zat
terlarut, sedangkan di larutan urea ada penambahan zat terlarut. Sehingga
larutan urea mengalami proses pembekuan yang lebih lama.

Sementara itu, jika molalitas sama pada jenis larutan yang berbeda maka jenis larutan
yang bersifat elektrolit akan memiliki titik beku yang lebih rendah dari pada larutan yang non
elektrolit. Hal ini dikarenakan pada larutan elektrolit, larutan akan terurai menjadi ion-ionnya
sehingga menurunkan titik beku larutan.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
a. Alat
 5 tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 3 batang pengaduk
 Termometer
 Wadah besar
 Wadah plastik
 Pipet tetes

b. Bahan
 Garam dapur
 Air suling
 Larutan Urea 1 m
 Larutan Urea 2 m
 Larutan NaCl 1 m
 Larutan NaCl 2 m
 Es batu

c. Langkah Kerja
1. Masukan es batu ke dalam wadah plastik hingga tiga perempat volume wadah tersebut
dan tambahkan 8 sendok garam dapur, aduk campuran es dan garam dapur tersebut.
2. Isi tabung reaksi dengan air suling kira kira setinggi 5 cm
3. Letakkan tabung reaksi tersebut kedalam wadah plastik yang berisi campuran es dan
garam dapur.
4. Masukkan batang pengaduk ke dalam tabung reaksi dan biarkan hinnga air suling
dalam tabung tersebut membeku.
5. Jika sudah membeku, keluarkan tabung reaksi dari gelas plastik dan angkat batang
pengaduk lalu ganti dengan thermometer. Perlu diperhatikan, pengukuran suhu
dengan termometer dilakukan saat es dalam tabung tersebut mulai mencair karena
pada saat itu merupakan titik beku air suling murni.
6. Catat hasil pengukuran suhu di dalam tabel pengamatan.
7. Ulangi langkah 1-4 untuk menentukan titik beku larutan urea 1 m, larutan urea 2 m,
larutan NaCl 1 m, dan larutan NaCl 2 m..

B. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen.

C. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada hari Rabu tanggal 31 Juli 2019 bertempat
di laboratorium KIMIA SMA Negeri 25 Jakarta.

D. Objek Penelitian
Objek penelitian yang kami gunakan adalah air suling, larutan urea 1 m dan 2 m, serta
larutan NaCl 1m dan 2 m.
7
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

A. Tabel Pengamatan

Berikut disajikan tabel pengamatan dari hasil percobaan yang kami lakukan:

No. Larutan Tf Tf
1. Air Suling 1 0C -
2. Urea 1 m -2 0C 3 0C
3. Urea 2 m -9 0C 10 0C
4. NaCl 1 m -8 0C 9 0C
5. NaCl 2 m -9 0C 10 0C

Keterangan:
Tf : Suhu titik beku
Tf : Selisih antara titik beku larutan dengan air suling (pelarut murni)

B. Analisis Data
Sebelum melakukan ujian terhadap pelarut urea dan NaCl, untuk membekukan larutan
digunakan campuran es dan garam untuk media pembekuan larutan. Untuk itu, penulis akan
membahas terlebih dahulu fungsi dari campuran es dan garam yang dibuat.
Fungsi dari campuran butiran butiran es batu dengan garam pada penurunan titik beku
adalah sebagai berikut:
1. Es batu berfungsi sebagai bahan untuk membekukan larutan yang akan diperiksa titik
bekunya.
2. Garam berfungsi sebagai zat yang menurunkan titik beku es batu agar es batu tidak akan
membeku pada suhu 0°C. Sehingga ketika sebuah tabung reaksi diletakkan di dalam
gelas kimia, akan terbentuk sebuah sistem antara larutan es batu yang suhunya 0°C
dengan larutan uji yang ada didalam tabung reaksi.

Berdasarkan tabel pengamatan, dapat dianalisis sebagai berikut:


1. Air suling memiliki suhu 1 oC saat mencapai titik beku. Titik beku air suling dalam
percobaan ini adalah = 0 0C ini terjadi karena air suling merupakan pelarut murni yang
tidak tercampur dengan zat-zat lain. Seperti yang kita ketahui pada umumnya bahwa titik
beku pelarut murni (air auling) adalah 00C. Kalau kita mencampurkan zat lain seperti gula
atau urea kedalam larutan murni ini maka titik bekunya akan berubah menurut sifatnya
masing masing, inilah yang dimaksud dengan penurunan titik beku.

2. Larutan urea 1 m bersuhu -2 oC saat mencapai titik beku. Hal ini terjadi karena partikel
dalam urea lebih banyak dari pada air suling (pelarut murni). Berdasarkan landasan teori
dan penelitian yang dilakukan, kita dapat menghitung ΔTf larutan. Karena larutan urea
termasuk larutan non elektrolit, maka dapat digunakan rumus sebagai berikut;
Keterangan:
ΔTf : selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan
ΔTf = m x Kf m : molalitas larutan
Kf : konstanta beku (1,86°C/m)

8
ΔTf = 1 m x 1,86 °C/m
= 1,86 °C
= ~ 2°C
Jadi suhu larutan urea turun menjadi -2°C.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, larutan urea 1 m sebesar -2°C, hal ini sejalan
dengan konsep perhitungan ΔTf (penurunan titik beku).

3. Larutan urea 2 m mencapai -9 oC. Titik bekunya lebih besar daripada larutan urea 1 m.
Hal ini terjadi karena partikel dalam larutan urea 2 molal lebih banyak dari larutan urea 1
molal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat dihitung ΔTf dari larutan urea 2m
sebagai berikut;
Keterangan:
ΔTf : selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan
ΔTf = m x Kf m : molalitas larutan
Kf : konstanta beku (1,86°C/m)
ΔTf = m x Kf
= 2 m x 1,86 °C/m
= 3,72 °C
= ~ 4°C
Jadi ΔTf larutan urea 2 m adalah -4°C.
Berdasarkan hasil percobaan penurunan titik beku, tercatat hingga -9°C. Terjadi
kesalahan pada saat perhitungan, kemungkinan disebabkan pada saat pengukuran
menggunakan termometer, kondisi larutan tidak sampai pada titik beku (Titik
kesetimbangan antara beku dan mencair). Sehingga menyebabkan pengukuran data
kurang akurat.

4. Larutan NaCl 1 m bersuhu -8 oC saat mencapai titik beku.


Keterangan:
ΔTf : selisih titik beku pelarut dengan titik beku larutan
ΔTf = m x Kf x i m : molalitas larutan
i = (1+[n-1])α Kf : konstanta beku (1,86°C/m)
n : jumlah ion
α : derajat ionisasi
 Menghitung nilai i
i = (1+[n-1])α
= (1+[2-1])1
i =2
 Menghitung ΔTf
ΔTf = m x Kf x i
= 1 m x 1,86°C/m x 2
= 3,72°C
ΔTf = ~ 4
Jadi nilai penurunan titik beku larutan NaCl 1 m adalah 4 °C.
Berdasarkan perhitungan dari praktikum yang dilakukan, terjadi kesalahan pada saat
pengukuran menggunakan termometer. Tercatat pada tabel pengamatan sebesar

9
5. Sementara larutan NaCl 2 m mencapai suhu -9 oC. Titik bekunya justru lebih besar dari
larutan NaCl 1 m.
Keterangan:
ΔTf : selisih titik beku pelarut dengan titik beku larutan
ΔTf = m x Kf x i m : molalitas larutan
i = (1+[n-1])α Kf : konstanta beku (1,86°C/m)
n : jumlah ion
α : derajat ionisasi
 Menghitung nilai i
i = (1+[n-1])α
= (1+[2-1])1
i =2
 Menghitung ΔTf
ΔTf = m x Kf x i
= 2 m x 1,86°C/m x 2
= 7,44°C
ΔTf = ~ 7 atau ~8
Jadi penurunan titik beku larutan NaCl 2 m adalah 7 sampai 8 °C

10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari penelitian yang kami telah lakukan, kami dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Proses terjadinya penurunan titik beku dikarenakan adanya perubahan dari tekanan uap,
biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut lain maka titik bekunya akan
berubah (nilai titik beku akan berkurang).
2. Keadaan titik beku pelarut murni setelah dicampur zat terlarut akan menjadi lebih rendah
dibawah titik beku pelarut murni yang semula yaitu dibawah 0°C, zat terlarut akan
berpengaruh pada penurunan titik beku larutan karena pada suatu pelarut murni, zat
terlarut akan menyebabkan turunnya suhu titik beku dari pelarut murni tersebut.

B. Saran
1. Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, alat-alat yang akan digunakan harus
disterilkan terlebih dahulu agar saat pengambilan data untuk laporan lebih akurat dan
tepat. Teliti dalam mengambil data, menimbang bahan serta membaca termometer
menjadi bagian yang penting dalam penelitian.

2. Pengaruh eksternal juga berpengaruh terhadap hasil percobaan, seperti penglihatan mata
saat membaca termometer, gangguan konsentrasi dari lingkungan sekitar, tingkat
ketelitian dari peneliti, tingkat suhu es yang tidak stabil dan ukuran bahan yang akan
dicoba kurang akurat. Oleh karena itu bagi para pembaca laporan hasil praktikum kimia
“penurunan titik beku” agar lebih meningkatkan ketelitiaanya dalam mencoba praktikum
ini.

11
APLIKASI DARI KONSEP
PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN

Seperti yang yang kita ketahui, bahwa setiap larutan akan mencapai titik bekunya.
Tergantung dari banyak atau tidaknya partikel yang terlarut. Semakin banyak partikel
terlarut, akan semakin membutuhkan waku untuk sampai pada titik bekunya. Dalam
kehidupan sehari-hari, konsep dari penurunan titik beku sendiri kerap digunakan diberbagai
bidang kehidupan. Salah satunya adalah pembuatan es krim.

Es krim merupakan satu dari sekian macam contoh penggunaan konsep penurunan
titik beku pada larutan. Berikut langkah kerja yang dilakukan dalam pembuatan es krim
sebagai contoh dari konsep penurunan titik beku.

1. Alat dan Bahan


 Baskom plastik
 Cup es krim ukuran kecil
 Sendok plastik
 Plastik es
 Biskuit
 Meses coklat dan warna-warni
 Chocolatos matcha 3 sachet
 Es batu
 Garam
 Air 250 ml
 Susu kental manis 3 sachet
 2 sdm gula pasir

2. Langkah Kerja
 Pertama, campurkan chocolatos matcha ke dalam gelas yang sudah diisi air
hangat. Aduk dan tambahkan susu kental manis dan gula pasir (sesuai selera).
Setelah itu masukkan ke dalam plastik es dan ikat.
 Lalu siapkan es batu dan garam. Masukkan es batu dan garam dalam satu wadah,
campur hingga merata.
 Masukkan plastik es yang sudah diikat tadi ke dalam wadah berisi campuran es
batu dan garam. Biarkan selama beberapa saat.
 Setelah sekitar 30 menit, larutan es krim akan membeku.
 Angkat es krim yang sudah jadi dan letakkan ke dalam cup es krim ukuran kecil.
 Tambahkan beberapa toping, seperti meses dan biskuit di atas es krim. Es krim
siap disajikan.

12
Lampiran

Foto saat larutan air suling dan NaCl berada pada titik beku

Foto hasil pembuatan es krim matcha

13

Anda mungkin juga menyukai