XII MIPA 6
DISUSUN KELOMPOK 7 :
Tekanan osmosis merupakan sifat koligatif larutan. Sifat ini merupakan sifat yang
ditimbulkan oleh jumlah partikel terlarut. Namun, hingga saat ini belum terdapat
kajian mengenai sifat koligatif pada sistem larutan dengan zat terlarutnya yang
beragam, sebenarnya terdapat beberapa aplikasi produk pangan yang memiliki kaitan
dengan sifat koligatif. Pada tekanan osmosis maupun kenaikan titik didih dan titik
beku memiliki kesamaan sifat yang kenaikannya ditentukan oleh jumlah partikel
dalam pelarut, yakni tekanan osmosis dengan molaritasnya dan kenaikan titik didih
dan penurunan titik beku oleh molalitasny
B. Tujuan Praktikum
Praktikum Kimia tentang tekanan osmosis pada es krim dan larutan pada timun
memiliki beberapa tujuan lain, di antaranya sebagai berikut:
• Memahami efek potensial air yang terdapat pada sel di larutan hipotonis dan
hipertonis.
C. Manfaat Praktikum
I. Tujuan Percobaan
Membuktikan aplikasi atau penerapan dari penurunan titik beku larutan.
Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat. Adanya
interaksi antara zat terlarut dan pelarut dapat berakibat terjadinya perubahan sifat
fisis dari komponen penyusun larutan tersebut, salah satunya adalah sifat koligatif
larutan. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh
jumlah partikel zat terlarut di dalam larutan.
Hukum Ralout merupakan dasar bagi empat sifat larutan encer yang disebut sifat koligatif.
Keempatnya yaitu :
Penurunan tekanan uap larutan relatif terhadap tekanan uap pelarut murni
Peningkatan titik didih
Penurunan titik beku
Gejala tekanan osmotic
Proses pembekuan suatu zat cari terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak
antar-partikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antar-
molekul yang sangat kuat. Adanya partikel zat terlarut mengakibatkan proses pergerakan
molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan jarak antarmolekul
diperlukan suhu lebih rendah. Jadi titik beku larutan akan lebih rendah daripada titik beku
pelarut murninya. Perbedaan titik beku akibat adanya partikel zat terlarut disebut penurunan
titik beku (ΔTf). Penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan
dengan tetapan penurunan titik beku pelarut (Kf), dinyatakan dengan persamaan :
Air murni beku pada suhu 0o C, dengan adanya zat terlarut misalnya gula ditambahkan ke
dalam air, maka titik beku larutan ini turun dibawah 0 o C. Ini yang dimaksud penurunan titik
beku. Larutan akan memiliki tiitk beku lebih rendah dari pelarut murninya. Contoh yaitu
larutan garam dalam air memiliki titik beku yang lebih rendah dibanding pelarut murninya
yaitu air.
Adonan es krim ditempatkan pada wadah yang terendam es batu dan air yang telah diberi
garam dapur sambil diputar. Proses tersebut mengakibatkan adonan es krim membeku dengan
titik beku beberapa derajat dibawah titik beku air murni. Ketika es dicampur garam, es
mencari dan terlarut membentuk air garam serta menurunkan temperaturnya. Proses ini
memerlukan panas dari luar. Campuran itu mendapat panas dari adonan es krim maka
hasilnya adalah es krim padat dan lezat siap dihidangkan.
Proses pengguncangan selama proses bertujuan untuk memperkecil ukuran kristal es yang
terbentuk agar es krim semakin lembat dan untuk menghasilkan busa yang
seragam/homogen.
Es Krim
Sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan pembekuan tepung es krim atau campuran
susu, lemak nabati/hewani, dll. Es krim merupakan busa (gas yang terdispersi dalam cairan)
yang diawetkan dengan pendinginan serta memiliki titik beku -3o C atau dibawahnya.
Adonan es krim membeku setelah belasan/puluhan menit proses pengguncangan pada wadah
yang berisi larutan air garam. Es krim yang terbentuk bertekstur lembut.
VI. Pembahasan
Adonan es krim dalam plastik yang terendam es batu dan air yang telah diberi garam dapat
membeku seiring proses pengguncangan. Hal ini terjadi karena proses perpindahan kalor dari
adonan es krim ke campuran es batu, air, dan garam. Temperatur normal campuran es dan air
adalah 0o C, sedangkan temperatur diperlukan untuk membekukan es krim yakni lebih kecil
sama dengan -3o C. Untuk mencapat suhu tersebut perlu ditambah garam/zat terlarut lainnya.
Garam berfungsi menurunkan titik beku larutan. Garam larut dengan es yang mencair
membentuk air garam dan menurunkan temperaturnya. Selama proses ini memerlukan panas.
Larutan tersebut mendapat kalor dari adonan es krim sehingga es krim
memadat.Pengguncangan selama proses pembekuan bertujuan untuk memperkecil ukuran
kristal es yang terbentuk sehingga es krim semakin halus. Hasilnya terbukti dengan tekstur es
krim yang beku memiliki tekstur lembut.
VII. Kesimpulan
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya bergantung pada jumlah partikel
zat terlarut dalam larutan.
Sifat koligatif larutan meliputi penurunan tekanan uap jenuh, kenaikkan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
Penurunan titik beku adalah perbedaan titik beku akibat partikel zat terlarut.
Pembuatan es krim dengan campuran es dan air dapat dilakukan dengan penambahan
garam sebagai penurun titi kbeku larutan, sehingga terjadi proses perpindahan kalor
dari adonan es krim ke campuran es batu air dan garam
VIII. Hasil Laporan Pembuatan Es Krim
Hasil Pembuatan
LARUTAN PADA
TIMUN
1. TUJUAN PERCOBAAN
o Untuk mengetahui adanya proses osmosis yang terjadi pada timun
o Untuk mengetahui perbedaan yang terjadi pada ke – 5 timun dalam larutan yang berbeda
– beda yaitu air putih, air lemon, air garam, air gula, air cuka.
TEORI SINGKAT
Osmosis adalah sebuah proses dari berpindahnya pelarut dari suatu larutan yang di
mana memiliki daya konsentrasi yang cukup rendah ataupun suatu pelarut yang
murni dengan melewati berbagai membran semipermeabel. Osmosis juga menuju
dari dalam larutan yang memiliki daya konsentrasi yang cukup tinggi sehingga pada
akhirnya akan tercapai keseimbangan untuk laju para pelarutnya. Osmosis sangat
ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang menggambarkan
kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi, tekanan osmotik tergolong
sifat koligatif karena harganya bergantung pada konsentrasi dan bukan pada jenis
partikel zat pelarut.
2. CARA KERJA:
1. Sediakan 5 buah timun yang potong dengan ukuran kurang lebih 10 cm.
2. Sediakan 5 wadah untuk menyimpan timun, pewarna, garam,gula,buah lemon,
dan cuka.
3. Setiap wadah berisi air dengan pewarna dan larutan yang berbeda- beda ( garam.
gula. Lemon, dan cuka).
4. Masukkan timun ke dalam wadah yang berisi larutan.
5. Amati perubahan yang terjadi dalam beberapa hari
4. KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil praktik pada tekanan osmosis larutan pada timun adalah
timun yang direndam dengan air biasa dan gula menjadi sangat keras karena air
masuk ke dalam. Namun berbeda dengan timun yang direndam dengan air
cuka,air garam,dan air lemon karenaair keluar yang disebabkan adanya tekanan
osmosis yang merupakan tekanan elektrolit