Anda di halaman 1dari 5

A.

Judul Percobaan
Penerapan Sifat Koligatif Larutan dalam Pembuatan Es Krim.
B. Tujuan Percobaan
Tujuan dari pratikum percobaan ini adalah untuk mengetahui sifat koligatif
larutan, mengetahui bagaimana penerapan sifat koligatif larutan terhadap pembuatan
es krim, dan membuktikan aplikasi dari penurunan titik beku larutan.
C. Dasar Teori
Pembuatan es krim dengan campuran es dan air dapat dilakukan dengan
penambahan garam sebagai penurun titik beku larutan, sehingga terjadi proses
perpindahan kalor dari adonan es krim ke campuran es batu air dan garam.Pembuatan
es krim dengan campuran es dan air dapat dilakukan dengan penambahan garam
sebagai penurun titik beku larutan, sehingga terjadi proses perpindahan kalor dari
adonan es krim ke campuran es batu air dan garam.
Sifat koligatif larutan adalah sifat yang tergantung pada konsentrasi zat terlarut
dan tidak tergantung pada zat terlarut. Kata ‘koligatif’ berasal dari ‘colligare’ yang
merupakan kata dalam bahasa Latin, artinya berkumpul bersama. Oleh karena itu,
sifat koligatif larutan sangat erat kaitannya dengan semua partikel dan tidak ada
hubungannya dengan keadaan partikel tersebut.
Larutan merupakan campuran homogen yang membentuk satu fasa, yaitu
mempunyai sifat dan komposisi yang sama antara satu bagian dengan bagian lain di
dekatnya. Kebanyakan larutan mempunyai salah satu komponen yang besar
jumlahnya. Komponen yang besar itu disebut pelarut (solvent) dan yang lain disebut
zat terlarut (solute).
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif, digunakan konsentrasi.
Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dengan pelarut Perbandingan itu
dapat diungkapkan dengan dua cara yaitu:
• jumlah zat terlarut terhadap jumlah pelarut.
• jumlah zat terlarut terhadap jumlah larutan.
Berdasarkan hal ini, muncullah beberapa satuan konsentrasi, seperti kemolaran,
kemolalan dan fraksi mol.
Kemolaran adalah banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Harga
kemolaran dapat ditentkan dengan menghitung mol zat terlarut dan volume larutan.
Volme larutan adalah volume zat terlarut dan pelarut setelah bercampur. Kemolalan
adalah jumlah mol zat terlarut dalam tiap 1 kg pelarut murni. Fraksi mol adalah
perbandingan mol zat terlarut atau pelarut terhadap jumlah mol larutan.
Jadi, Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis
dan ukuran zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut.
Sifat koligatif larutan meliputi:
• Penurunan tekanan uap (AP)
• Kenaikan titik didih (ATb)
• Penurunan titik beku (ATt)
• Tekanan osmotik (п).
Tekanan uap dari cairan murni bergantung pada jumlah molekul yang
meninggalkan fase cair menjadi fase uap. Jumlah partikel zat terlarut yang
ditambahkan dalam cairan murni akan menjadi penghalang molekul cairan murni
yang akan meninggalkan fase cair sehingga tekanan uap cairan murni (P ⁰) lebih besar
dari tekanan uap larutan (P).
Jika partikel zat terlarut ditambahkan dalam suatu pelarut, maka akan
menyebabkan kenaikan titik didih (∆Tb), dimana titik didih larutan (Tb larutan) lebih
besar dari titik didih pelarut (Tbpelaru). Jika zat terlarut ditambahkan dalam suatu
pelarut, maka akan menyebabkan penurunan titik beku (∆Tf), dimana titik beku
pelarut (Tfpelarut) lebih besar dari titik beku larutan (Tflarutan).
Pada dasarnya, pada operasi pembekuan, produk pangan dipaparkan pada suhu
yang sangat rendah, dengan tujuan pertama untuk menurunkan suhu produk sampai
mencapai titik bekunya, kemudian membekukan (mengubah air menjadi es), dan
akhirnya menurunkan suhu produk ke suhu beku yang diinginkan. Konsep inilah yang
akan menjadi tema kami dalam karya tulis ini dan menjadi objek pembahasan, juga
kaitannya dengan aplikasi-aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari yang digunakan
oleh para pedagang.
Jika suhu tidak diturunkan atau tetap pada besaran 0℃, maka air yang terdapat
dalam adonan es krim akan lebih cepat membeku. Alhasil, tekstur es krim pun
menjadi keras.
Namun, jika suhu diturunkan di bawah titik beku air dengan cara menambahkan
garam pada es, lalu ditambahkan pengemulsi es krim ke dalam adonan, maka akan
menghasilkan es krim yang lembut.
D. Alat Dan Bahan
No Alat Bahan
.
1. Kaleng Bekas Makanan Susu Cair
2. Mangkuk Bubuk Es Krim
3. Sendok Garam Kasar
4. Lap atau Kanebo Es Batu
5. Centong Topping (opsional)
6. Baskom

E. Langkah Kerja
1. Dimasukkan bubuk es krim kedalam kaleng dan masukkan susu, aduk hingga rata

2. Ditutup rapat kaleng, pastikan kencang

3. Dimasukkan es batu hingga penuh ke dalam baskom


4. Lalu, dimasukkan garam kasar ke dalam baskom dalam takaran yang banyak
5. Ditempatkan kaleng berisi cairan susu dan es krim kedalam baskom berisi es batu
6. Setelah itu diputar-putar wadah hingga adonan yang di dalamnya
mengeras dan menjadi es.

7. Ditambah topping sesuai selera.


F. Hasil Pengamatan
Beberapa saat diputar, terlihat gumpalan es-es kecil terlihat di bagian luar kaleng,
dan es mulai mencair dan menyatu dengan garam. Ketika es di campur dengan garam,
sebagian membentuk air garam dan es secara spontan terlarut dalam air garam,
akibatnya air garam semakin banyak. temperatur yang di perlukan adalah minus tiga
derajat celsius atau lebih rendah.
Di dalam segumpal es, molekul molekul air terstruktur membentuk tatan geometrik
yg tertentu dan kaku. Tatanan kaku ini rusak ketika di serang oleh garam, maka
molekul molekul air selanjutnya bebas bergerak kemana mana dalam wujud cair.
Tetapi merusak sturktur pada molekul molekul es memerlukan energi, sama seperti
yang di perlukan untuk meruntuhkannya sebuah bangunan.
Untuk sebongkahan es yg hanya kontak dengan garam dan air, energi itu hanya
dapat di peroleh kandungan panas dalam air garam.Maka, menurunkan
temperaturnya, Setelah temperatur dingin ini tercapai dalam pemanfaatan campuran
itu mendapatkan panas pengganti dari adonan es krim.
Adonan es krim dalam kaleng yang terendam es batu dan air yang telah diberi
garam dapat membeku seiring kaleng diputar. Hal ini terjadi karena proses
perpindahan kalor dari adonan es krim ke campuran es batu, air, dan garam.
G. Kesimpulan
Dalam pembuatan es krim terdapat keterkaitannya dengan sifat kalogatif larutan,
dan dalam pembuatan es krim dapat menggunakan alat dan bahan yang sederhana,
dan kualitas dan rasa es krim dipengaruhi oleh bahan dan lama pemutaran kaleng
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembuatan es puter merupakan penerapan dari sifat koligatif berupa penuruman titik
beku larutan. Hal itu di buktikan dalam proses pembuatan es puter melalui pemberian
garam pada es batu. Garam dalam hal ini berfungsi sebagai zat terlarut yang dapat
menurunkan titik beku es, sehingga terjadi proses perpindahan kalor dari adonan es
puter ke campuran es batu dengan garam.
H. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai