Anda di halaman 1dari 9

Tanggal Pelaksanaan: 10 Juni 2021

Mata Kuliah: Kimia Dasar

Dosen Pengampu: Ibu Rabiah Afifah Daulay, M.Pd.

Sifat Koligatif Larutan, Mengenai Penuruanan Titik Beku Pada


Pembuatan Es Krim

Disusn Oleh:

Nama : Alfina Damayanti


Nim : 0310203016
Semester : II (Dua)
Jurusan : Tadris Biologi-3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2020/2021
‫الر ِحي ِْم‬
َّ ‫الر ْح َم ِن‬
َّ ِ‫ْــــــــــــــــــم هللا‬
ِ ‫ِبس‬

I. JUDUL PRAKTIKUM
Sifat Koligatif Larutan, Mengenai Penuruanan Titik Beku Pada Pembuatan Es Krim

II. TUJUAN PRAKTIKUM


Mengetahui cara pembuatan es krim dengan pengaplikasian dari sifat koligatif larutan
penurunan titik beku.

III. TINJAUAN PUSTAKA


A. Sifat Koligatif Larutan
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada
macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat
terlarut (konsentrasi zat terlarut). Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit
zat terlarut, maka akan didapat suatu larutan yang mengalami:
1. Penurunan tekanan uap jenuh
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmosis
B. Penurunan Titik Beku Larutan
Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak
antar partikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik
menarik antarmolekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat
terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut
terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan jarak antarmolekul
diperlukan suhu yang lebih rendah. Jadi titik beku larutan akan lebih rendah
daripada titik beku pelarut murninya. Penurunan titik beku larutan sebanding
dengan hasil kali molaritas dengan tetapan penurunan titik beku pelarut (K f),
dinyatakan dengan persamaan:
∆Tf = Kf m atau ∆Tf = Kf (n x 1000/p)
Keterangan:
ΔTf = Penurunan titik beku
Kf = Tetapan penurunan titik beku molal
n = Jumlah mol zat pelarut
p = Massa zat pelarut
Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan
penurunan titik bekunya atau Tf = Tf o- ∆Tf.

C. Penyebab Terjadinya Penurunan Titik Beku Larutan


Air murni membeku pada suhu 0o C, dengan adanya zat terlarut misalnya
ditambahkan garam kedalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan
sama dengan 0o C, melainkan akan turun dibawah 0o C. Jadi larutan akan
memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya.
Sebagai contoh larutan garam dalam air akan memiliki titik beku yang lebih
rendah dibandingkan dengan pelarut murninya yaitu air, atau larutan fenol
dalam alkohol akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan
pelarut murninya yaitu alkohol.
Contoh, air murni pada suhu 0o C. pada suhu ini air berada pada
kesetimbangan antara fasa cair dan fasa padat. Artinya kecepatan air berubah
wujud dari cair ke padat atau sebaliknya adalah sama, sehingga bisa dikatakan
fasa air dan fasa padat. Pada kondisi ini memiliki potensial kimia yang sama,
atau dengan kata lain tingkat energi kedua fasa adalah sama.
Besarnya potensial kimia dipengaruhi oleh temperatur, jadi pada suhu
tertentu potensial kimia fasa padat atau fasa cair akan lebih rendah daripada
yang lain, fasa yang memiliki potensial kimia yang lebih rendah secara energi
lebih disukai, misalnya pada suhu 2o C fasa cair memiliki potensial kimi yang
lebih rendah dibanding fasa padat sehingga pada suhu ini maka air cenderung
berada pada fasa cair, sebaliknya pada suhu -1o C fasa padat memiliki potensial
kimia yang lebih rendah sehigga pada suhu ini air cenderung berada pada fasa
padat. Apabila ke dalam air murni kita larutkan garam dan kemudian suhunya
kita turunkan sedikit demi sedikit, maka dengan berjalannya waktu pendinginan
maka perlahan-lahan sebagian larutan akan berubah menjadi fasa padat hingga
pada suhu tertentu akan berubah menjadi fasa padat secara keseluruhan.
Pada umumnya zat terlarut lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan
dengan fasa padat, akibatnya pada proses pendinginan berlangsung, larutan akan
mempertahankan fasanya dalam keadaan cair, sebab secara energi larutan lebih
suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat. Hal ini
menyebabkan potensial kimia pelarut dalam fasa cair akan lebih rendah (turun)
sedangkan potensial kimia pelarut dalam fasa padat tidak terpengaruh. Maka
akan lebih banyak energi yang diperlukan untuk mengubah larutan menjadi fasa
padat karena titik bekunya menjadi lebih rendah dibandingkan dengan pelarut
murninya. Inilah sebab mengapa adanya zat terlarut akan menurunkan titik beku
larutannya.

D. Penerapan Penurunan Titik Beku Larutan Dalam Pembuatan Es Krim


Adonan es krim ditempatkan dalam bejana yang terendam es batu dan air
yang telah diberi garam sambil diputar-putar untuk memperoleh suhu yang lebih
rendah dari 0o C. Proses tersebut mengakibatkan adonan es krim membeku
dengan titik beku es beberapa derajat di bawah titik beku air murni. Hal ini
terjadi karena proses perpindahan kalor dari adonan es krim ke dalam campuran
es batu, air, dan garam.
Temperatur normal campuran es dan air adalah 0o C. Akan tetapi itu tidak
cukup dingin untuk membekukan es krim. Temperatur yang diperlukan untuk
membekukan es krim adalah -3o C atau lebih rendah. Untuk mencapai suhu
tersebut perlu ditambahkan garam dalam proses pembuatan es krim. Sebenarnya
banyak bahan kimia lain yang dapat digunakan tetapi garam relatif murah.
Garam berfungsi menurunkan titik beku larutan. Ketika es dicampur dengan
garam, es mencair dan terlarut membentuk air garam serta menurunkan
temperaturnya. Proses ini memerlukan panas dari luar. Campuran itu
mendapatkan panas dari adonan es krim maka hasilnya adalah es krim padat dan
lezat seperti yang diinginkan.
Es krim merupakan makanan dengan gizi tinggi. Hidangan yang sudah
tersaji sejak zaman Romawi atau 400 tahun SM itu ternyata mampu
menyembuhkan influenza, serta mengandung zat anti tumor. Pada tahun 1851 es
krim dapat dikatakan jenis hidangan paling populer di dunia. Pada tahun 2003,
produksi es krim dunia mencapai lebih dari satu miliar liter dan dikonsumsi oleh
miliaran konsumen pertahun.
IV. ALAT DAN BAHAN

1. Susu

2. Garam

3. Es Batu

4. Kaleng

5. Baskom

V. LANGKAH KERJA

1. Menyiapkan Alat dan bahan yang diperlukan

2. Tuangkan garam kurang lebih 2 bungkus kedalam baskom yang telah berisi es
batu, kemudian aduk hingga tercampur merata.

3. Letakkan kaleng ketengah baskom yang sudah dikelilingi es batu dan garam.

4. Tuangkan susu ke dalam kaleng.

5. Tutup kaleng hingga rapat.

6. Putar-putar kaleng dengan searah kurang lebih 30 menit.

7. Amati perubahan yang terjadi selama proses diputar-putarnya kaleng.

8. Terus diputar-putar dengan searah hingga susu berubah menjadi es krim.


IV. HASIL PENGAMATAN
1. Sebelum kaleng yang berisi susu diputar-putar pada proses pembuatan es krim,
terlihat belum terjadinya pembekuan pada susu.

2. Setelah kaleng yang berisi susu diputar-putar selama kurang kebih 30 menit.
Terlihat pada gambar susu telah berubah menjadi membeku, dan es batu yang
dilarutakan dengan garam pun mencair, juga sudah terbentuk butir-butir kristal
kecil pada es krim.

3. Es krim susu siap untuk dinikmati dan diberi toping sesuai selera.
VII. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada pembuatan Es krim,
ketika proses diputarnya kaleng yang berisi susu, terdapat gumpalan-gumpalan
es kecil pada bagian luar kaleng dan juga di bawah baskom serta es yang mulai
mencair dan menyatu dengan garam. Adonan es krim di dalam kaleng yang
terendam es batu dan telah diberi garam dapat membeku seiring proses
pengguncangan terjadi proses perpindahan kalor dari adonan es krim ke
campuran es batu, dan garam, sehingga es krim dapat memadat. Hal ini terjadi
karena larutan garam memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan air,
titik beku air 0o C sedangan bahan es krim akan membeku apabila bersuhu
kurang dari -3o C, untuk mencapai suhu tersebut maka garam atau zat terlarut
lainya ditambahkan agar dapat berfungsi untuk menurunkan titik beku larutan,
es batu yang ditaburi garam akan lebih mudah mencair, dikarenakan partikel
garam akan mengganggu kestabilan partikel es sehingga mampu memutus
ikatannya, akibatnya es akan mencair dan titik bekunya dibawah 0o C.
Fungsi garam adalah untuk menurunkan titik beku larutan. Garam larut
dengan es yang mencair membentuk air garam dan menurunkan temperaturnya.
Selama proses ini memerlukan panas. Larutan tersebut mendapat kalor dari
adonan es krim sehingga es krim memadat. Pengguncangan selama proses
pembekuan bertujuan untuk memperkecil ukuran kristal es yang terbentuk
sehingga es krim semakin halus. Hasilnya terbukti dengan tekstur es krim yang
beku memiliki tekstur lembut.

Berikut ini Integrasi Al-qur`an Mengenai Sifat Koligatif Larutan:


Ayat Al-qur`an yang berkenaan dengan sifat koligatif larutan, terdapat pada
QS. Fathir (35): 12). Allah Swt berfirman:
‫ج ۖ َومِ ن كُ ٍّل تَأْكُلُونَ لَ ْح ًما‬ ٌ ‫سآئِ ٌغ ش ََرابُهُۥ َو َٰ َهذَا مِ ْل ٌح أ ُ َجا‬
َ ٌ‫ع ْذبٌ فُ َرات‬ َ ‫ان َٰ َهذَا‬ ِ ‫َو َما َي ْستَ ِوى ْٱل َبح َْر‬
َ‫ض ِلهِۦ َولَ َع َّلكُ ْم تَ ْشكُ ُرون‬ ۟ ُ‫ط ِريًّا َوتَ ْستَ ْخ ِرجُونَ حِ ْليَةً ت َْلبَسُونَ َها ۖ َوت ََرى ْٱلفُ ْلكَ فِي ِه َم َواخِ َر ِلتَ ْبتَغ‬
ْ َ‫وا مِ ن ف‬ َ
Artinya: “Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap
diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu
dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan
yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-
kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan
supaya kamu bersyukur”. (QS. Fathir (35): 12)

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa ada dua
keistimewaan air, masing-masing mempunyai kegunaan sendiri-sendiri.
Keduanya dapat menjadi tempat berkembang biak ikan yang lezat cita rasanya.
Air tawar di sungai-sungai yang mengalir melalui desa-desa dan kota-kota
besar, sedap diminum, menghilangkan dahaga, menyuburkan tanah, dan
menumbuhkan rumput-rumputan, tanam-tanaman, dan pohon-pohonan. Perahu-
perahu dapat berlayar di atasnya untuk membawa keperluan hidup dari satu
tempat ke tempat lain.
Sedangkan air asin, di dalamnya terdapat mutiara dan karang laut yang
dapat dijadikan perhiasan, dan menjadi tempat berlayarnya kapal-kapal besar
membawa hasil bumi dan tambang dari satu tempat ke tempat-tempat lain, baik
di daerah sendiri maupun ke luar negeri sebagai barang ekspor atau
mendatangkannya dari luar negeri sebagai barang impor, yang tidak dapat
dijangkau oleh perahu-perahu kecil, sebagai barang dagangan untuk mencari
karunia Allah.
Pada akhir ayat ini dijelaskan bahwa kekuasaan Allah dapat menundukkan
air tawar dan air asin sehingga bisa dipergunakan menurut fungsinya masing-
masing. Hal demikian itu bertujuan agar manusia bersyukur atas nikmat-nikmat
yang telah dianugerahkan Allah kepadanya itu.
Menurut para saintis, air nikmat diminum dan terasa segar apabila
mengandung hanya sedikit garam terlarut, sedangkan rasa asin dan pahit air laut
disebabkan oleh tingginya kandungan garam yang terlarut di dalamnya. Ukuran
kandungan garam di dalam air biasa dinyatakan dengan kegaraman atau salinitas
yang satuannya adalah gram garam per kg air, atau karena BD air = 1, dalam
gram/liter.
Empat belas abad yang lalu, ketika ilmu kimia praktis belum ada, ayat ini
telah menyatakan bahwa salinitas air laut berbeda-beda. Kenyataan ini terbukti
kini bahwa apa yang dinyatakan dalam ayat ini benar adanya. Hasil pengukuran
di seluruh dunia memperlihatkan bahwa salinitas rata-rata air laut adalah sebesar
34,72 gr/l.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat diketahui
bahwa penurunanan titik beku berarti selisih antara titik beku pelarut dan titik
beku larutan. Maka dapat disimpulkan bahwa Pembuatan es krim dengan
campuran es dan air dapat dilakukan dengan penambahan garam sebagai
penurunan titik beku larutan yang merupakan konsep dari sifat koligatif larutan,
sehingga terjadi proses perpindahan kalor dari adonan es krim ke campuran es
batu air dan garam. Penurunan titik beku larutan juga tergantung pada jumlah
partikel zat terlarut dan zat pelarut, semakin banyak garam yang dilarutkan
dalam es batu maka penurunan titik bekunya semakin tinggi pula.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Es Krim. http://journal.ipb.ac.id/index.php/jikk/article/viewFile/3088/2050

Internasional Journal Of Scientific & Engineering Research. 5(1):52-56

Subagiya, B. & Supraha, W. 2020. Jurnal pengembangan materi ajar kimia


berbasis nilai keimanan. Vol, 13. No, 2.

Anda mungkin juga menyukai