Oleh
HELMI ZULHARDI
16086347
PENJASKESREK
PENDIDIKAN OLAHRAGA
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Administrasi
dan Supervisi Pendidikan yang membahas tentang Administrasi Kurikulum tepat
pada waktunya. Tak lupa shalawat beserta salam senantiasa tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan tauladan baik
kepada kita semua. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis harapkan dari para
pembaca demi kesempurnaan menyusun makalah dikemudian hari. Semoga
makalah ini bermanfaat dan dapat memberikan tambahan ilmu dan pengetahuan
bagi para pembaca umumnya, dan penulis khususnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah............................................................................ 5
C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 5
D. Manfaat Penulisan............................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum...................................................................... 6
B. Proses Administrasi Kurikulum....................................................... 10
C. Peran Guru dalam Administrasi Kurikulum..................................... 13
A. Kesimpulan..................................................................................... 17
B. Saran............................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam kehidupan
manusia. Dalam konteks Indonesia, pendidikan menjadi sumber utama
peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga tidak mengherankan jika
menjadi suatu pemikiran para pemimpin untuk membuat suatu garis kebijakan
nasional. Salah satu perwujudan akan hal ini adalah lahirnya Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selain itu disusun
pula kurikulum yang berlaku secara nasional oleh pemerintah pusat melalui
Departemen Pendidikan Nasional, yang memuat hal-hal pokok yang harus
dilaksanakan pada suatu lembaga pendidikan formal tertentu.
Pengadministrasian kegiatan-kegiatan belajar-mengajar, lazim juga disebut
sebagai administrasi kurikulum. Bidang pengadministrasian ini sebenarnya
merupakan pusat dari semua kegiatan-kegiatan di sekolah. Ada beberapa fihak
yang tidak begitu setuju dengan istilah administrasi kurikulum. Di luar negeri
disebutnya sebagai "administration of the instructional program". Memang,
administrasi kurikulum agak kurang tepat, jika kurikulum diartikan dalam arti
sempit sebagai "bahan pelajaran" atau subject matter" yang harus disampaikan
kepada pelajar.
Kurikulum merupakan salah satu aspek terpenting dalam penentu
keberhasilan pendidikan. Kurikulum merupakan suatu sistem program
pembelajran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan,
sehingga kurikulum memegang peran penting dalam mewujudkan sekolah yang
bermutu dan berkualitas.
Demi mewujudkan mutu dan kualitas pendidikan yang baik, pemerintah
sampai saat ini terus melakukan perubahan dan perombakan terhadap kurikulum
pendidikan. Tercatat enam kali pergantian terhadap kurikulum. pergantian ini
bertujuan untuk mempersiapkan masyarakat dan bangsa Indonesia yang mampu
4
mengembangkan kehidupan demokrasi yang mantap dalam memasuki era
globalisasi.
Untuk menentukan keberhasilan kurikulum dipengaruhi oleh pemberdayaan
bidang manajemen atau pengelolaan kurikulum di lembaga pendidikan yang
bersangkutan. Jadi administrasi kurikulum dalam pendidikan sangatlah penting
untuk kita pahami sebagai calon pendidik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dari administrasi kurikulum?
2. Bagaimana proses dari administrasi kurikulum?
3. Peran guru dalam administrasi kurikulum?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dan memahami :
1. Konsep Administrasi Kurikulum
2. Proses Administrasi Kurikulum
3. Peran Guru dalam Administrasi Kurikulum
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan ini adalah untuk menginformasikan kepada pembaca
apa itu konsep administrasi kurikulum, proses administrasi kurikulum, dan peran
guru dalam administrasi kurikulum.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
4. Hilda Taba
Kurikulum meliputi pengalaman yang direncanakan dan tidak
direncanakan.
1. Komponen Tujuan
Tujuan kurikulum merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh suatu
kurikulum. Tujuan kurikulum menurut taksonomi Bloom terbagi
menjadi tiga, yaitu domain kognitif, domain afektif dan domain
psikomotorik.
2. Komponen Isi/Materi Pembelajaran
Isi kurikulum merupakan kumpulan dari mata pelajaran yang menjadi
bahan diskursus dalam proses belajar mengajar. Isi atau materi
melibatkan banyak hal, bukan saja pengetahuan, tetapi juga
keterampilan, konsep, sikap, dan nilai. Kompetensi merupakan
keseluruhan sikap dan keterampilan yang ditunjukkan oleh peserta
didik.
3. Komponen Metode
7
Metode merupakan cara, jalan yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Metode dipilih berdasarkan tujuan yang dirumuskan.
Seperti metode ceramah, diskusi dan lain-lain. Metode ini berkaitan
dengan strategi yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan.
4. Komponen Evaluasi
Evaluasi atau penilain harus dilakukan secara bertahap,
berkesinambungan, dan bersifat terbuka. Dari evaluasi ini diperoleh
keterangan mengenai kegiatan dan kemajuan belajar siswa.
8
murid demi perkembangan mereka selama mengikuti pendidikan di sekolah
tersebut.
9
Ketiga, kurikulum dimaksud untuk menyiapkan kebutuhan masyarakat
atau lapangan kerja, sehingga kurikulum mencerminkan hal-hal yang menjadi
kebutuhan masyarakat. Karena itu lulusan sekolah paling tidak dapat
memenuhi kebutuhan lapangan pekerjaan (vokasional) di satu sisi, dan
dipersiapkan untuk melanjutkan ke jenjang sekolah berikutnya (akademis) di
sisi lain.
10
perincian dilakukan oleh guru berdasarkan kebutuhan-kebutuhan
murid.
d. Kurikulum direncanakan dalam garis besarnya berisi partisipasi
dari guru-guru dan tokoh-tokoh masyarakat. perincian dilakukan
oleh perencanaan bersama guru murid.
e. Kurikulum direncanakan oleh guru bersama murid pada waktu
akan belajar, tanpa perencanaan jauh dimuka.
2. Pelaksanaan
Sebelum kurikulum benar-benar dilaksanakan, harus terlebih dahulu
memperhatikan perbedaan-perbedaan individual. Yang dimaksud disini
adalah masalah penyesuaian program pengajaran terhadap perbedaan-
perbedaan di antara anak-anak. Jawaban terhadap persoalan ini macam-
macam. Kurikulum yangn berorientasikan kumpulan mata pelajaran berasal
dari zaman sebelum ada pengetahuan tentang perbedaan-pebedaan individu
dan kemapuan pada murid. Pada waktu itu orang menganggap semua murid
(kecuali anak-anak lemah jiwa) dapat menguasai semua mata pelajaran yang
diberikan disekolah dengan kepandaian yang sama asal mereka rajin belajar.
Pada umumnya diakui bahwa makhluk manusia sangat beraneka ragam
dalam kemampuannya untuk maju. Keadaan itu telah menggerakkan para
pendidikan kepada perbedaan-perbedaan individual ini. Disini timbul
perbedaan-perbedaan pendapat mengenai persoalan bagaimana hal ini harus
dilaksanakan:
1) konsep kurikulum yang telah di tetapkan jauh di muka harus dikuasai
oleh semua murid menurut kecepatan yang telah diatur sebelumnya.
Masalahnya ialah menyesuaikan individu-individu yang mempunyai
kecepatan belajar yang berbeda-beda pada “realitas” ini.
2) bahwa murid-murid harus dikelompokkan menurut kemampuannya
dengan tujuan bahwa pengelompokan ini akan memperkecil
perbedaan kemampuan dalam tiap kelompok agar mempermudah
pelaksanaan individualis program pengajaran.
11
3) menciptakan jenis kurikulum berdasarkan pengalaman yang
dipusatkan kepada masalah-masalah dan memberikan kesempatan
kepada kelompok-kelompok tesebut dalam pendapat kedua untuk
bekerja sama memecahkan masalah bersama, yang menarik perhatian
bersama. Hal ini menunjukkan tiap anggota kelompok untuk mampu
bekerja menurut taraf perkembangan masing-masing dalam bidang
akademis sosial dan emosi dan masih menunjang usaha bersama
kelompok.
3. Pengawasan
Dalam Pengembangan Kurikulum terdapat dua proses utama, yakni
Pengembangan Pedoman Kurikulum dan Pengembangan Pedoman
Instruksional.
a. Pedoman Kurikuklum, meliputi:
1) Latar belakang yang berisi rumusan Falsafah dan tujuan
lembaga pendidikan, populasi yang menjadi sasaran, rasional
bidang studi atau mata kuliah, struktur organisasi bahan
pelajaran.
2) Silabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang
diberikan yakni Scope (ruang lingkup) dan Sequence-nya
(urutan pengajiannya).
3) Desain evaluasi termasuk strategis revisi atau perbaikan
kurikulum mengenai: Bahan pelajaran (Scope dan Sequence)
Organisasi bahan dan strategi intruksionalnya
b. pedoman instruksional
Pedoman Instruksional diperoleh atas usaha pengajar untuk
menguraikan isi pedoman kurikulum agar lebis spesifik sehingga
lebih mudah untuk mempersiapkannya sebagai pelajaran dalam kelas.
dengan demikian apa yang diajarkan benar-benar bersumber dari
pedoman kurikulum.
12
4. Evaluasi
a. Dasar-dasar Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum bermacam-macam tujuannya, yang paling
penting di antaranya ialah:
1) Mengetahui hingga manakah siswa mencapai kemajuan kearah
tujuan yang telah ditentukan.
2) Melalui efektivitas kurikulum.
3) Menentukan faktor biaya, waktu dan tingkat keberhasilan
kurikulum.
4) Sering kita lihat bahwa kurikulum dirombak tanpa evaluasi yang
sistematis. Jika evaluasi diadakan secara terus-menerus mungkin
tak perlu kurikulum diganti seluruhnya, akan tetapi dapat
senantiasa di perbaiki dan disempurnakan serta disesuaikan
dengan perkembangan zaman.
b. Desain Evaluasi
Desain evaluasi menguraikan tentang (1) Data yang harus
dikumpulkan, (2) analisis data untuk “membuktikan” nilai dan
efektivitas kurikulum.
13
sebatas hanya menjalankan kurikulum yang telah disusun (sebelum
reformasi pendidikan).
2. Adapters
Guru berperan lebih dari sebagai pelaksana kurikulum, akan tetapi juga
sebagai penyelaras kurikulum dengan karakteristik dan kebutuhan siswa
dan kebutuhan daerah. Dalam fase ini guru memberikan kewenangan
untuk menyelesaikan kurikulum yang sudah ada dengan karakteristik
sekolah dan kebutuhan lokal.
3. Developers
Guru berwewenang dalam mendesain kurikulum. Guru bukan saja
dapat menentukan tujuan dan isi pelajaran yang akan disampaikan, akan
tetapi juga dapat menentukan strategi apa yang harus dikembangkan
serta bagaimana mengukur keberhasilannya. Sebagai pengembang
kurikulum sepenuhnya guru dapat menyusun kurikulum sesuai dengan
karakteristik, visi dan misi sekolah, serta sesuai dengan pengalaman
belajar yang dibutuhkan siswa.
4. Researchers
Peran guru sebagai peneliti kurikulum. Peran ini dilaksanakan sebagai
bagian dari tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab
dalam meningkatkan kinerjanya sebagai guru. Dalam pelaksanakan
peran sebagai peneliti, guru memiliki tanggung jawab untuk menguji
berbagai komponen kurikulum.
Senada dengan itu, guru memegang peranan yang sangat penting dalam
pengembangan kurikulum, sebagai berikut:
1. Pengelolaan administratif
2. Pengelolaan konseling dan pengembangan
kurikulum
3. Guru sebagai tenaga profesi kependidikan
4. Berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum
5. Meningkatkan keberhasilan sistem instruksional
14
6. Pendekatan kurikulum
7. Meningkatkan pemahaman konsep diri
8. Memupuk hubungan timbal balik yang harmonis
dengan siswa
Tugas kewajiban guru yang utama adalah mendidik atau mengajar. Tetapi
agar tugas tersebut mampu mencapai tujuan pendidikan, maka guru harus
melibatkan diri dalam masalah administrasi. Dalam hubungannya dengan
kegiatan pengadministrasian sebagai mana pendapat E. Mulyasa bahwa dalam
pelaksanaan administrasi kurikulum mencakup di dalamnya program tahunan,
program semester, program modul, program mingguan dan harian, program
pengayaan dan remedial dan perencanaan silabus. Sedangkan menurut Suharsimi
Arikunto bahwa hal-hal yang diserahkan kepada guru untuk direncanakan
sehubungan dengan administrasi kurikulum adalah penyusunan program
pengajaran, penyusunan satuan acara pelajaran, perencanaan nilai hasil belajar.
Penyusunan program pengajaran yang dimaksud Suharsimi Arikunto adalah
program semester.
Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang diserahkan
kepala sekolah untuk dilaksanakan guru-guru sehubungan dengan administrasi
Kurikulum adalah :
15
Begitu pentingnya peranan guru sehingga menurut Nana Syaudiah,
Sukmadinata dan Syafruddin Nurdin menyatakan bahwa : Kurikulum nyata atau
actual curriculum merupakan implementasi dari official curriculum oleh guru di
dalam kelas. Beberapa ahli mengatakan bahwa betapapun bagusnya kurikulum,
tetapi hasilnya sangat tergantung pada apa yang dilakukan oleh guru dan juga
murid dalam kelas. Dengan demikian guru memegang peranan penting baik
dalam penyusunan maupun pelaksanaan (implementasi) kurikulum.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa administrasi kurikulum adalah
serangkaian proses yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
serta evaluasi terhadap kurikulum pendidikan yang harus ditempuh oleh peserta
didik. Dengan tujuan agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien
sehingga tujuan utama dari pendidikan itu dapat tercapai.
Jadi kegiatan dalam administrasi kurikulum adalah berbagai kegiatan yang
bertujuan untuk melaksanakan dan mengembangkan kurikulum sehingga
kurikulum dapat dijadikan sebagai instrument dalam mencapai tujuan dan
sasaran pendidikan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip administrasi, kurikulum
kemudian di kembangkan, sehingga dalam pelaksanaannya kurikulum dapat
mencapai sasaran pendidikan yang di harapkan. Setidaknya, kegiatan
administrasi kurikulum menghendaki agar rumusan kurikulum benar-benar
terencana dengan baik, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan
baik pula.
B. Saran
Setelah memahami pembahasan di atas, hendaknya kita dapat
memanfaatkan pengetahuan yang kita miliki tentang administrasi kurikulum dan
menerapkan dalam pembelajaran di kelas untuk pendidikan yang lebih baik.
17
DAFTAR PUSTAKA
18