Anda di halaman 1dari 9

“CRITICAL BOOK REVIEW”

HUKUM MENDEL

Dosen Pengampu:

Ummi Nur Affini Dwi Jayanti M,Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Fanny Adha Cyntia Tarigan (0310201062)

Alfina Damayanti (03102010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya,
Critical Book Review ini dapat kami selesaikan. Shalawat dan salam kepada Nabi
Muhammad saw, tidak lupa pula kami panjatkan yang mana telah membawa kita kepada
cahaya yang terang benderang seperti saat ini.Adapun pembuatan makalah ini diajukan
sebagai syarat dalam diskusi pada mata kuliah Genetika yang berjudul “Hukum Mendel ”
kami sebagai pembuat Critical Book Review sangat berharap agar Critical Book Review ini
dapat bermanfaat dan menambah ilmu serta wawasan bagi pembaca.

Di lain sisi, kami mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam penulisan
Makalah ini saya sangat berterima kasih kepada diri saya sendiri yang telah mampu dalam
menyelesaikan Makalah dan saya juga berterimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Genetika ibu Ummi Nur Affini Dwi Jayanti M,pd yang telah membimbing saya dan teman
sekelompok dalam penyelesaian dan Penulisan cbr ini

Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari masih banyak kesalahan yang terdapat
didalam makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran agar dapat
menyempurnakan makalah ini.

Medan, 25 desember 2022

Kelompok 5
HUKUM MENDEL

a.Hukum Mendel Klasik

J.G. Mendel adalah orang yang pertama kali mengetengahkan satu mekanisme
pewarisan sifat menurun melalui eksperimen di bidang genetika. Berdasarkan percobaan itu
maka teori pra ilmiah dari genetika saat itu yakni The Blending Theory of Inheritance tidak
benar. Mendel berhasil membuktikan bahwa pemindahan sifat melainkan merupaka pola
yang dapat diperkirakan. Dasar pemikiran Mendel inilah yang kemudian dijadikan dasar
untuk memperoleh sifat-sifat yang diinginkan dengan melakukan hibridisasi. Berdasarkan
jasanya dalam melakukan studi genetika dengan melakukan persilangan pada kacang polong
Mendel mendapat julukan sebagai Bapak Genetika.Meskipun dalam perkembangannya
genetika tidak hanya membahas tentang faktor-faktor keturunan saja.Mendel menemukan
pengetahuan yang luar biasa tentang metodologi yang diperlukan untuk biologi eksperimental yang
baik. Pertama, ia memilih organisme yang mudah tumbuh dan hibridisasi secara artifisial. Tanaman
kacang polong adalah tumbuhan yang mampu melakukan pemupukan sendiri di alam dan mudah
berkembang biak secara eksperimental. Di samping itu, kacang polong juga bereproduksi dengan
baik dan tumbuh hingga jatuh tempo dalam satu musim. Mendel mengikuti tujuh karakter yang
terlihat, masing-masing diwakili oleh dua bentuk kontras, atau ciri-ciri. Untuk karakter batang tinggi,
misalnya, ia bereksperimen dengan kacang polong dengan ciri-ciri tinggi dan kerdil. Dia memilih
enam pasang sifat kontras lainnya yang melibatkan bentuk dan warna biji, bentuk dan warna polong,
serta warna dan posisi bunga. Dari pedagang benih lokal, Mendel memperoleh benih yang benar-
benar berkembang biak, yang setiap sifatnya tampak tidak berubah dari generasi ke generasi pada
tanaman pemupukan sendiri (Klug et al., 2019).

Ada beberapa alasan lain untuk kesuksesan Mendel. Selain pilihannya untuk organisme yang
cocok, ia membatasi pemeriksaannya pada satu atau sangat sedikit pasangan sifat yang berbeda
dalam setiap percobaan. Dia juga menyimpan catatan kuantitatif yang akurat, suatu keharusan
dalam eksperimen genetik. Dari analisis datanya, Mendel menurunkan postulat tertentu yang telah
menjadi prinsip genetika transmisi (Klug et al., 2019).

b.Evaluasi Terhadap Hukum Mendel

Hukum Mendel I dan II disebut sebagai hukum Mendel klasik. Pembahasan konsep
Mendel masa kini dijelaskan dengan memperhatikan kaitan dengan konsep
lainnya.Pembahasan Mendel yang dikaitkan dengan konsep lainnya dapat membentuk
pemahaman konsep yang benar tentang genetika Mendel. Maka perlu penjelasan konsepsi
Mendel dari hukum yang mula-mula dan temuan sesudahnya. Ada beberapa konsep yang
perlu direvisi. Hukum Mendel seharusnya dipilah menjadi dua versi.Versi pertama adalah
free segregation dan free assortment didasarkan dugaan Mendel bahwa setiap faktor adalah
satuan yang terpisah satu sama lain. Konsepsi ini adalah Mendel dalam versi sejarah.
Pembahasan selanjutnya adalah menempatkan hukum Mendel pada posisinya pada lingkup
kajian genetika saat ini. Penyajian versi baru perlu dikaitkan dengan pembelahan meiosis,
pindah silang, rekombinasi gen yang akan memperkaya gen pools suatu spesies.Bagian ini
akan menjelaskan tentang konsep tempat dan peristiwa hukum Mendel. Apa yang yang
berpisah dan berkombinasi bebas pada hukum Mendel.Gen bekerja sepasang atau sealel
seperti yang menjadi konsepsi Mendel hanya berlaku pada makhluk hidup hidup
eukariot.Mendel I dan II hanya berlaku pada makhluk hidup hidup eukariot yang berbiak
secara seksual. Waktu dan tempat terjadinya hukum Mendel. Hubungan Konsep Mendel I
dan II dengan Pembelahan Meiosis. Hubungan Mendel dengan proses fertilisasi. Hubungan
hukum Mendel dengan pewarisan sifat pada tumbuhan dan hewan. Hukum Mendel dengan
pewarisan sifat pada Manusia. Hukum Mendel dengan Peristiwa Lainnya (non disjunction,
pindah silang).Hubungan Mendel dengan pola pewarisan sifat lainnya. Penjelasan Mendel
klasik ke Mendel versi baru dengan menghubungkan antar konsep satu dengan lainnya akan
dapat membuat siswa mengapresiasi pewarisan secara lengkap. Berikut dikemukakan
hubungan antar konsep yang dijelaskan di atas. Berikut ini disajikan konsep Mendel masa
kini sebagai temuan sesudah Mendel.

c.Pola Pewarisan Sifat Dominan Resesif Pada Manusia

Meskipun ilmu pewarisan sifat biologis telah ditemukan selama ribuan tahun, pengetahuan
tentang bagaimana hereditas, secara signifikan terjadi sekitar 150 tahun yang lalu. Pada tahun 1866,
Gregor Johann Mendel menerbitkan hasil dari serangkaian percobaan yang menjadi dasar untuk
disiplin formal genetika. Karya Mendel sebagian besar tidak diketahui sampai pergantian abad kedua
puluh, tetapi akhirnya, konsep gen sebagai unit keturunan yang berbeda didirikan. Sejak itu, cara-
cara di mana gen, sebagai segmen kromosom, ditransmisikan ke keturunan dan mengontrol sifat-
sifat telah ditemukan. Penelitian terus berlanjut sepanjang abad kedua puluh dan hingga saat ini,
namun studi genetika yang paling baru di tingkat molekuler tetap menjadi yang paling signifikan
dalam penelitian biologi sejak awal 1900-an (Klug et al., 2019).
Ketika Mendel memulai studinya tentang pewarisan menggunakan Pisum sativum, kacang taman,
peran kromosom dan mekanisme meiosis sama sekali tidak diketahui. Meskipun demikian, ia
menentukan bahwa ada unit pewarisan yang terpisah dan meramalkan perilaku mereka dalam
pembentukan gamet. Peneliti selanjutnya, dengan akses ke data sitologis, dapat menghubungkan
pengamatan mereka sendiri tentang perilaku kromosom selama meiosis dan prinsip-prinsip
pewarisan Mendel. Setelah korelasi ini diakui, postulat Mendel diterima sebagai dasar untuk studi
tentang apa yang dikenal sebagai genetika penularan - bagaimana gen ditransmisikan dari orang tua
ke anak. Prinsip-prinsip ini diturunkan langsung dari eksperimen Mendel (Klug et al., 2019).

Pembelajaran genetika selama ini banyak menghabiskan waktu untuk memecahkan masalah
pewarisan genetika dasar Mendel dengan menggunakan bagan Punnet. Hukum Mendel
ditempatkan sebagai bagian utama dari pola pewarisan sifat. Sebagaimana hasil penelitian
menunjukkan siswa sering memfokuskan pada dominansi Mendel dan alela resesif untuk
membuat deduksi bagaimana mereka memiliki sifat dari kedua orang tua atau kakeknya.
Siswa baru bisa menjelaskan dominan/resesif secara sederhana. Hal ini karena pengaruh
pewarisan Mendel yang diajarkan sebagai pola pewarisan utama. Mendel menggunakan
tanaman kacang ercis karena menampakkan karakter yang dapat dilihat dan pilihan karakter
yang jelas sebagai hereditas yang sederhana yakni konsep dominan dan resesif. masalah
Hukum Mendel adalah terminologi dan konsep dominansi. Allchin mengkritik penulis buku
yang menyatakan dominansi adalah inti genetika Mendel dan memperlakukan pola-pola lain
(contohnya, dominansi tidak lengkap) sebagai pola tambahan/sekunder. Allchin mengatakan
bahwa metaphora dominansi berpotensi terjadi miskonsepsi. Padahal sebenarnya alela
dominan justru diwariskan lebih banyak. Contoh tipe golongan darah. Pada multiple alel ini
tidak ada dominansi, sehingga akan membantu siswa dalam memfokuskan konsep alela dan
bagaimana alel berpisah dan berekombinasi dan berakibat pada keberagaman suatu gen pools.
Fokus seharusnya adalah fenotip didasari dari dua alela. Seiring perkembangan pewarisan
sifat saat ini, ternyata hanya sedikit karakter yang ditentukan oleh satu gen. Kebanyakan
karakter dipengaruhi oleh rangkaian gen-gen seperti karakter warna rambut dan warna mata.
Gen juga bisa mempengaruhi lebih dari satu karakter. Perluasan pola pewarisan sifat Mendel
seperti bentuk pewarisan sifat kodominan, terpaut kromosom X, Polygen (sifat dihasilkan
dari lebih satu gen) dan pewarisan multifaktor (sifat multigenik yang dipengaruhi oleh
lingkungan).Tudge dalam Venville (2002) menyatakan namun hal ini tidak dimaksudkan
untuk menyatakan bahwa Mendel adalah manusia sederhana, tetapi dia adalah seorang
genius, dapat melihat kesederhanaan dari kompleksitas di alam.
d.Ruang Lingkup Materi Genetika Mendel Biologi SMA

Konsep genetika berkembang dari ilmu yang membahas proses penurunan sifat dengan
cakupan yang lebih luas, yaitu ilmu yang mempelajari tentang materi genetik.

Genetik secara luas membahas tentang beberapa poin pembahasan, meliputi:

1. Struktur materi genetik yang meliputi: gen, kromosom, DNA, RNA, plasmid, episom, dan
elemen tranposabel;

2. Reproduksi materi genetik meliputi: reproduksi sel, replikasi DNA, dan lainnya;

3. Kerja materi genetik yang meliputi ruang lingkup materi genetik, transkripsi kode genetik
dan lain sebagainya;

4. Perubahan materi genetik, meliputi mutasi dan rekombinasi gen;

5. Genetika dalam populasi, dan

6. Perekayasaan materi genetik.

Seiring perkembangan zaman yang makin maju, genetika kini dilihat sebagai ilmu yang
menganalisis unit keturunan dan perubahan fungsi fisiologis pembentuk karakter organisme
makhluk hidup.

Unit keturunan atau gen ini adalah sebuah segmen DNA yang nukleotidanya membawa
informasi karakter biokimia atau fisiologis tertentu.

SEJARAH MENGENAI GREGOR MENDEL

Gregor Mendel (1822-1884) merupakan anak dari pasangan petani yang tinggal di Eropa
Tengah. Pada usia 21 tahun dia masuk menjadi anggota biara Katolik di kota Brunn. Di Biara
inilah dia mulai melakukan percobaan genetika dengan berbagai tanaman kebun. Dari semua
tanaman yang dipakai dalam penelitiannya, Mendel memperoleh hasil yang memuaskan
ketika dia menggunakan tanaman kacang ercis (Gambar 2.1). Hasil penelitian Mendel
dipublikasikan di Society Prosiding 1866, namun kurang memperoleh tanggapan dari
ilmuwan kala itu. Pada tahun 1990 artikel yang ditulis Mendel dibaca kembali oleh tiga orang
ahli botani yaitu Hugo de Vries, Carl Correns, dan Eric von Tschermak.

HUKUM MENDEL I
Mendel memulai percobaannya dengan melakukan persilangan dua kacang ercis yang
memiliki satu perbedaan sifat, dikenal dengan persilangan monohibrid. Tujuan dari
percobaan ini adalah untuk menjawab sebuah pertanyaan dasar “apakah karakter dari
individu berasal dari salah satu orang tuanya atau merupakan campuran kedua orang tuanya?”
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Mendel menyilangkan dua ercis galur mumi
(homozigot) dengan karaktersitik yang berbeda yaitu satu berbiji kuning dan lainnya berbiji
hijau (Gambar 2.2). Kedua induk galur murni ini dikenal dengan istilah generasi parental (P).
Seluruh keturunan dari hasil persilangan tersebut, dikenal dengan filial 1 (F1) memiliki biji
bulat. Fenotip F1 menunjukkan seolah-olah sifat dari individu hanya berasal dari salah satu
induknya saja.

HUKUM MENDEL II

Setiap individu memiliki puluhan bahkan ratusan karakter yang berbeda. Pertanyaannya
adalah "apakah pewarisan satu karakter dipengaruhi oleh karakter lainnya". Untuk menjawab
hal tersebut Mendel menyilangkan dua galur murni dengan dua karakter berbeda (dihibrid)
yaitu ercis biji bulat berwarna kuning dengan ercis biji kisut berwarna hijau. Seluruh
keturunan F1 menghasilkan biji bulat berwarna kuning Persilangan sesama F1 menghasilkan
keturunan F2 bulat kuning, bulat hijau, kisut kuning dan kisut hijau dengan perbandingan
9:33:1.

Hasil persilangan dihibrid yang dilakukan oleh Mendel menunjukkan pewarisan sifat bentuk
biji tidak dipengaruhi oleh pewarisan sifat warna be FI pada persilangan memiliki genotip
heterozigot untuk kedua gen (Bbkk). Pada pembentukan gamet, ale! 8 akan terpisah ke gamet
yang berbeda dengan gamet b dan alel K berpindah ke gamet yang berbeda dengan alel k(law
of segregation). Perpindahan alel 8 tidak bergantung pada K atau k begitu juga dengan b,
sehingga terdapat 4 jenis gamet yang dapat diproduksi dengan peluang yang sama yaitu %
BK, Bk, bk dan 4 bk. Persilangan sesama F1 kemudian akan menghasilkan fenotip dengan
perbandingan 9 Bulat kuning (B-K-): 3 bulat hijau (B-kk): 3 kisut kuning (bbk-): 1 kisut hijau
(bbkk). Persilangan dihibrid menghasilkan hukum Mendel II yang dikenal dengan principle
of independent assortment. Hakum Mendel Il menyatakan bahwa pada pembentukan gamet,
all dari gen yang berbeda terpisah secara independent (tidak bergantung satu sama lain).

HUBUNGAN ANTARA HUKUM MENDEL DAN PEMBELAHAN SEL


Hasil dari persilangan Mendel sangat berkaitan dengan pembelahan meiosis pada waktu
pembentukan gamet Segregasi alel dan independent assortment terjadi pada meiosis 1.
Segregasi alel terjadi karena kromosom homolog berpasangan di bidang ekuator dan hanya
melekat pada mikrotubul dari salah satu kutub pembelahan. Ketika kedua kromosom
homolog membawa alel yang berbeda dari gen yang sama (heterozigot), maka pada anatase
1, kedua kromosom akan terpisah ke kutub yang berbeda dan akan menghasilkan gamet yang
berbeda.

TEORI PELUANG

Teori peluang merupakan alat bantu untuk mempelajari genetika. Teori peluang
memungkinkan kita untuk memprediksi seberapa sering suatu kejadian atau kondisi terjadi.
Peluang dari suatu kejadian dihitung dengan membagi banyaknya suatu peristiwa terjadi
dibagi oleh keseluruhan. Peristiwa yang mungkin terjadi. Sebagai contoh, uang koin memiliki
dua sisi yaitu gambar dan angka. Jika uang koin kita lempar ke udara maka ada dua kejadian
yang mungkin terjadi yaitu sisi angka menghadap ke atas atau sisi gambar yang menghadap
ke atas. Peluang munculnya angka menghadap ke atas ketika uang koin dilemparkan ke atas
adalah ½. Contoh lainnya adalah munculnya satu sisi muka dadu. Dadu memiliki memiliki
enam sisi sehingga jika dadu dilemparkan ke udara maka akan ada enam kemungkinan
kejadian. Peluang salah satu sisi dadu menghadap ke atas adalah 1/6.

Terdapat dua prinsip peluang yang digunakan dalam memprediksi hasil dari persilangan.
Prinsip pertama adalah hukum perkalian yang menyatakan bahwa peluang dua atau lebih
kejadian independent (terpisah) terjadi secara bersamaan adalah hasil kali dari peluang
masing-masing kejadian. Peluang seorang pasangan memiliki 2 anak dengan anak pertama
perempuan dan anak kedua laki-laki adalah. Ini diperoleh dari mengalikan peluang anak
pertama perempuan (2) dengan peluang anak ke dua laki-laki (%). Prinsip kedua dari peluang
adalah hukum penjumlahan yang menyatakan peluang terjadinya satu dari dua atau lebih
kejadian adalah hasil penjumlahan dari peluang masing-masing kejadian. Peluang seorang
ibu hamil melahirkan anak laki-laki atau perempuan adalah 1 sebab peluang melahirkan anak
laki-laki adalah ½ dan peluang melahirkan anak perempuan adalah ½.

TEST CROSS

Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas bahwa warna kuning pada biji ercis bersifat
dominan dibandingkan dengan warna hijau. Ercis yang memiliki biji berwarna hijau pasti
memiliki genotip kk, sedangkan genotip dari ercis dengan biji kuning memiliki dua
kemungkinan KK atau Kk. Bagaimana cara mengetahui bahwa tanaman dengan biji berwarna
kuning memiliki genotip KK atau KK. Uji genotip dapat dilakukan dengan perbedaan bentuk
dari tiap-tiap bagian wajah disebabkan oleh perbedaan set alel antara individu satu dengan
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai