PENYAKIT HEREDITER
Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat tuntunan dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul
“Prinsip Genetika dan Penyakit-penyakit Herediter”.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Mata Kuliah
Biomedik, dan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman Penulis tentang “Prinsip
Genetika dan Penyakit-penyakit herediter”.
Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan dalam menyusun Makalah
ini, oleh karena itu sangat di harapkan kritikan dan saran dari Dosen pengampu Mata
Kuliah untuk kesempurnaan Makalah ini.
Penulis yakin bahwa penulisan Makalah ini tidak bisa diselesai dengan baik tanpa
bantuan dan dorongan dari Dosen pengampu Mata Kuliah, oleh sebab itu disampaikan
terimakasih kepada Laurensi Meity Sasube, MBiotech selaku Dosen pengampu Mata
Kuliah, kepada keluarga dan teman-teman yang selalu membantu saya.
Manado, Agustus
2023
Jeremia H. Salainti
i
DAFTAR ISI
Halaman Cover ......................................................................................................
Kata Pengantar .......................................................................................................i
Daftar Isi ................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Prinsip Genetika ...............................................................................................2
1.2 Sejarah singkat Ilmu Genetika ..........................................................................2
1.3 Kromosom ........................................................................................................3
1.4 Replikasi Sel .....................................................................................................6
1.5 Sturktur dan Fungsi Gen....................................................................................7
BAB 2. PENYAKIT-PENYAKIT HEREDITER....................................................9
BAB 3. KESIMPULAN..........................................................................................11
BAB 4. DAFTAR PUSTAKA................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Gen adalah suatu unit fungsional dasar hereditas yang merupakan titik focal dalam
ilmu genetika modern. Pada semua cabang-cabang ilmu genetika, gen merupakan
benang merah yang mempersatukan keberagaman dalam pelaksanaan percobaan.
Para ahli ilmu genetika memiliki perhatian yang sangat besar terhadap transmisi gen
dari generasi ke generasi, struktur fisik gen, variasi dalam gen, dan terhadap cara
bagaimana gen menurunkan sifat-sifat dari sebuah spesies.
Genetika adalah suatu ilmu yang abstrak dimana umumnya dimulai dari rangkaian
hipotesis dalam pikiran para ahli genetika dan kemudian diidentifikasi dalam bentuk
fisik. Konsep gen (bukan kata ’gen’nya) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1865
oleh Gregor Mendel. Setelah itu, tidak banyak kemajuan dalam memahami hereditas
yang telah dilakukan. Gagasan yang sedang berlaku pada saat itu adalah sperma dan
sel telur mengandung sebuah sampling/cuplikan intisari dari berbagai bagian pada
tubuh induk; sehingga pada proses pembuahan, intisari ini bercampur entah
bagaimana untuk membentuk sifat individu baru yang dihasilkan. Ide ini yang disebut
” blending inheritance” (keturunan campuran) disusun untuk menjelaskan fakta bahwa
hasil keturunan biasanya menunjukkan beberapa sifat yang sama dengan kedua
induknya. Namun, ada beberapa masalah yang dihasilkan dari ide ini, satu diantaranya
adalah hasil keturunan tidak selalu merupakan campuran antara sifat kedua induknya.
Usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan teori ini tidak mengarahkan pada
pengertian yang lebih baik tentang hereditas.
1
1.1 Prinsip Genetika
Prinsip ilmu genetika adalah Hereditas atau pewarisan sifat. Genetika adalah ilmu
yang mempelajari tentang gen, struktur, proses pembentukan dan pewarisannya serta
mempelajari mekanisme ekspresinya dalam mengendalikan sifat organisme. Prinsip
ilmu genetika adalah Hereditas atau pewarisan sifat.
1.2 Sejarah singkat Ilmu Genetika
Pada akhir abad ke-19, seorang biarawan Austria bernama Gregor Johann Mendel
mampu melakukan analisis yang cermat dengan interpretasi yang benar dari hasil
eksperimen silangnya pada tanaman kacang polong. Peristiwa ini dianggap sebagai
awal dari sejarah perkembangan ilmu genetika sebagai ilmu (Pisum satifum).
Faktanya, Mendel bukanlah orang pertama yang melakukan eksperimen yang
melibatkan variabel bebas dan terikat. Mendel, sebaliknya, mempelajari pola
pewarisan sifat ke sifat sedemikian rupa sehingga lebih mudah diikuti. Pendahulunya,
di sisi lain, memandang setiap orang sebagai totalitas yang rumit. Mendelpun sering
disebut sebagai “bapak genetika” karena kesimpulannya tentang pola pewarisan sifat
pada akhirnya merupakan dasar utama pembentukan genetika sebagai suatu disiplin
ilmu. Penelitian Mendel tentang pola hereditas pertama kali dipresentasikan kepada
publik pada tahun 1866 dalam volume Proceedings of the Brunn Society for Natural
History. Namun demikian, selama tiga puluh tahun terakhir, tidak ada satu pun
peneliti lain yang memperhatikannya. Baru pada tahun 1900 tiga ahli botani yang
berbeda, Hugo de Vries di Belanda, Carl Correns di Jerman, dan Eric von Tschermak-
Seysenegg di Austria, melihat bukti kebenaran prinsip Mendel dalam penelitian
individu mereka sendiri. Hugo de Vries bekerja di Belanda, Carl Correns bekerja di
Jerman, dan Eric von Tschermak-Seysenegg bekerja di Austria. Penelitian di bidang
genetika sebagian besar dilakukan dengan menggunakan berbagai persilangan
eksperimental berdasarkan prinsip-prinsip yang digariskan oleh genetika Mendel dari
periode waktu itu hingga sekitar pertengahan abad ke-20. Peristiwa ini menandai
dimulainya suatu periode dalam genetika yang sekarang dikenal sebagai genetika
klasik.
Selain itu, ahli genetika tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang sifat materi
genetik pada awal abad ke-20 ketika biokimia mulai berkembang sebagai cabang ilmu
baru. Secara khusus, mereka tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang sifat-sifat
biokimia materi genetik.
2
Baru pada tahun 1920-an dan kemudian pada tahun 1940-an para peneliti menemukan
bahwa komponen kimia dari materi genetik disebut asam deoksiribonukleat (DNA).
Tahun 1953 menandai dimulainya era baru dalam bidang genetika yang dikenal
sebagai genetika molekuler, yang diawali dengan ditemukannya model struktur
molekul DNA oleh J.D. Watson dan F.H.C. krik. Kemajuan penelitian dalam genetika
molekuler berlangsung dengan kecepatan yang sangat tinggi. Jika laju kemajuan ilmu
pengetahuan secara keseluruhan telah berlipat ganda (dua kali lipat waktu) dalam satu
dekade, maka laju kemajuan dalam genetika molekuler hanya membutuhkan waktu
dua tahun. Bahkan, terobosan yang lebih signifikan telah terlihat sejak tahun 1970-an,
yaitu ketika teknologi modifikasi molekul DNA atau teknologi DNA rekombinan,
atau yang lebih sering disebut dengan rekayasa genetika, muncul.
1.3 Kromosom
Pengertian
Kromosom adalah struktur berbentuk benang panjang di dalam inti sel manusia yang
menjadi tempat penyimpanan ciri genetik makhluk hidup. Ia tersusun atas rantai DNA
yang bergulung melingkari sebuah protein. Rantai DNA tersebut membawa informasi
genetik dari orang tua. Beberapa sifat yang diwariskan melalui molekul ini yaitu jenis
kelamin, tinggi badan, warna kulit, warna mata, dan bahkan beberapa jenis penyakit
keturunan. Struktur kromosom terdiri atas beberapa bagian. Setiap kromosom
memiliki dua lengan pendek yang disebut lengan p serta lengan panjang yang disebut
lengan q. Kedua lengan tersebut dihubungkan oleh suatu bagian menyempit yang
disebut sentromer. Masing-masing bagian chromosome akan bekerja sama untuk
memastikan bahwa pembelahan sel berjalan dengan tepat.
Jumlah Kromosom
Jumlah kromosom di dalam tubuh manusia yaitu 23 pasang (46 buah) yang terdiri atas
22 pasang kromosom tubuh (autosom) dan satu pasang kromosom pembentuk jenis
kelamin (gonosom). Susunan gonosom yang ada pada sel kelamin sedikit berbeda
dengan autosom. Pasalnya, gonosom hanya membawa satu salinan dari masing-
masing sel pria dan wanita. Gonosom pada wanita terdiri dari dua chromosome X
(XX), sedangkan pria memiliki satu kromosom X dan satu chromosome Y (XY).
Kromosom inilah yang nantinya akan bertemu saat pembuahan dan pembelahan sel
hingga menghasilkan individu baru secara utuh
3
Fungsi Kromosom
Tubuh manusia terdiri atas kumpulan sel dan untuk tetap bertahan hidup, perlu
dilakukan pembaruan sel secara berkala untuk menggantikan sel yang rusak. Dalam
proses pembentukan dan pembaruan sel itulah chromosome menjalankan fungsinya.
Ia akan memastikan bahwa DNA yang sedang disalin di dalam inti sel tersebar secara
akurat. Meski begitu, tidak jarang ada kesalahan dalam proses pembelahan DNA.
Inilah yang kemudian membuat susunan chromosome terganggu dan menyebabkan
berbagai penyakit, termasuk kanker. Selain itu, komponen genetik ini juga memiliki
fungsi tertentu sesuai dengan keberadaannya, contohnya pada kumpulan DNA yang
berada di sekitar mitokondria. Mitokondria merupakan bagian sel yang bertugas
membakar glukosa untuk menghasilkan energi. Keberadaan chromosome pada
mitokondria akan membantu proses tersebut.
Perbedaan Kromosom antara Pria dan Wanita
Selain perbedaan secara fisik, pria dan wanita juga memiliki kumpulan DNA yang
berbeda. Tepatnya, kumpulan DNA di dalam sel reproduksi. Seperti yang dijelaskan
di atas, sel reproduksi wanita terdiri atas dua chromosome X (XX). Sementara itu, sel
reproduksi laki-laki terdiri atas satu chromosome X dan satu Y (XY). Jumlah salinan
chromosome sel reproduksi yang tidak sesuai, baik terlalu sedikit atau banyak, bisa
menyebabkan masalah pada kesehatan. Salinan kromosom X (XXX) mungkin
memicu masalah kesehatan mental seperti gangguan mood, kesulitan untuk
berkonsentrasi, dan keterlambatan perkembangan baik fisik maupun mental. Masalah
lain seperti sindrom Turner juga bisa dimiliki oleh wanita yang hanya memiliki satu
kromosom X. Kondisi ini biasanya ditandai dengan tubuh yang sangat pendek, dada
rata, dan adanya masalah pada ginjal atau jantung. Sementara itu, kelebihan
kromosom X pada pria (XXY) bisa menyebabkan sindrom Klinefelter. Kondisi ini
ditandai dengan ukuran testis yang mengecil, payudara membesar (ginekomastia), dan
pinggul yang melebar seperti wanita.
Jenis Kelainan Kromosom
1. Kelainan numerik
Kondisi ini terjadi saat ada kelebihan atau kekurangan jumlah chromosome di dalam
tubuh. Kelainan numerik kerap terjadi pada proses pemisahan sel.
Berikut merupakan contoh kelainan numerik.
Monosomi: salah satu kromosom hilang dari jumlah seharusnya.
Trisomi: terdapat satu kromosom ekstra sehingga jumlah kromosom total menjadi 47.
4
Poliploidi: adanya beberapa chromosome dalam satu sel yang bersifat haploid (tidak
berpasangan).
Mosaik: ada dua atau lebih sel pada individu yang memiliki aturan genetik berbeda,
tetapi berasal dari satu genetik yang sama.
Salah satu masalah kesehatan yang disebabkan oleh kelainan numerik ialah Down
syndrome. Gangguan ini terjadi ketika seseorang memiliki tiga salinan kromosom 21.
Itulah sebabnya kondisi ini kerap disebut dengan trisomi 21. Seorang pengidap Down
syndrome memiliki bentuk wajah yang berbeda dan khas. Gejala lainnya yaitu
kekuatan otot yang lemah sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik.
2. Kelainan struktural
Jenis kelainan kromosom ini kerap terjadi karena adanya kesalahan saat proses
penyatuannya. Berikut adalah beberapa contohnya.
Translokasi: bagian chromosome patah sehingga tertukar dengan yang lain.
Delesi: hilangnya materi genetik pada sebuah chromosome.
Inversi: sebagian kromosom yang rusak terbalik dan masuk kembali untuk
membentuk satu kesatuan utuh, tetapi dengan materi genetik yang mungkin berbeda.
Isokromosom: sentromer tidak membagi lengan p dan q dengan tepat.
Salah satu masalah kesehatan yang muncul karena kelainan struktural yakni sindrom
Wolf-Hirschhorn (WHS). Penyakit langka ini disebabkan oleh delesi pada lengan 4p.
Kondisi ini kerap ditandai dengan mata dan hidung lebar, telinga rendah, benjolan
pada dahi, keterbelakangan mental, dan kelainan pada sistem organ tubuh.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/06/193000169/genetika-pengertian-dan-
ruang-lingkup?page=all#
https://www.anams.id/sejarah-perkembangan-genetika
https://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/pengertian-kromosom-adalah/
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Replikasi_DNA
https://materi.co.id/gen/
https://www.alodokter.com/berbagai-penyakit-keturunan-yang-perlu-anda-waspadai
https://www.scribd.com/document/378500491/makalah-herediter-dan-autoimun-
docx#
https://www.academia.edu/38520867/makalah_materi_genetik_docx
13