Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

GENETIKA MENDEL
“DIHIBRID DAN POLIHIBRID”

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Nama Kelompok:
1. Mirnawati (1713051411)
2. Rabani (1713051416)
3. Sergius Daling (1713051419)
Mata Kuliah : Genetika
Dosen Pengampu: Dr.Hilarius Jago Duda, S. Si, M.Pd

Program Studi Pendidikan Biologi


BADAN PENDIDIKAN KARYA BANGSA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP
PERSADA KHATULISTIWA SINTANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Genetika Mendel Dihibrid Dan Polihibrid” sebagaimana mestinya. Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Genetika. Dalam penyusunan makalah ini tidak
lepas dari bantuan oleh beberapa pihak. Oleh karana itu dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada bapak Dr. Hilarius Jago Duda, S.Si, M. Pd sebagai
dosen pengampu mata kuliah Genetika.
Namun tidak terlepas dari itu semua, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis
menanti kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak khususnya pihak
pembaca. Akhir kata penulis berharap semoga makalah yang berjudul “ Genetika Mendel
Dihibrid Dan Polihibrid’’ ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Sintang, 21 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Penulis................................................................................................1
D. Manfaat Penulis..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2
A. Pengertian Genetika Mendel..........................................................................2
B. Teori Pewarisan Sifat.....................................................................................3
C. Hukum mendel II Dihibrid dan Polihibrid.....................................................4
BAB III PENUTUP....................................................................................................8
A. Kesimpulan....................................................................................................8
B. Saran...............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada
organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan
mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum
Pertama Mendel, dan Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari
Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada
organisme, yang kita kenal dengan hukum segregasi dan hukum asortasi bebas, yang
telah di jabarkan oleh Gregor Johann Mendel . Mendel mengatakan bahwa pada
pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan
pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari
induknya sebagaimana bunyi hukum mendel I, dan bunyi hukum mendel II,
menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka
diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang
lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Genetika Mendel?
2. Bagaimana Teori Pewarisan Sifat?
3. Bagaimana Hukum Mendel II Percobaan Dihibrid Dan Polihibrid?
C. Tujuan Penulis
1. Untuk Mengetahui Pengertian Genetika Mendel.
2. Untuk Mengetahui Teori Pewarisan Sifat.
3. Untuk Mengetahui Hukum Mendel II Percobaan Dihibrid Dan Polihibrid.
D. Manfaat
1. Agar Mahasiswa Mengetahui Pengertian Genetika Mendel.
2. Agar Mahasiswa Mengetahui Teori Pewarisan Sifat.
3. Agar Mahasiswa Mengetahui Hukum Mendel II Percobaan Dihibrid Dan
Polihibrid.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Genetika Mendel
Genetika (dari bahasa Belanda:genetica, adaptasi dari bahasa Inggris: genetics,
dibentuk dari kata bahasa Yunani genno, yang berarti "melahirkan") adalah cabang
biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme maupun suborganisme
(seperti virus dan prion). Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa genetika adalah
ilmu tentang gen dan segala aspeknya. Istilah "genetika" diperkenalkan oleh William
Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya
pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906.
Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah subselular (molekular) hingga
populasi. Secara lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan
 material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik),
 bagaimana informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik), dan
 bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu yang lain
(pewarisan genetik).
1. Periode Pra-mendel
Meskipun orang biasanya menetapkan genetika dimulai dengan ditemukannya
kembali naskah artikel yang ditulis Gregor Mendel pada tahun 1900, sebetulnya
genetika sebagai "ilmu pewarisan" atau hereditas sudah dikenal sejak masa
prasejarah, seperti domestikasi dan pengembangan berbagai ras ternak dan
kultivar tanaman. Orang juga sudah mengenal efek persilangan dan perkawinan
sekerabat serta membuat sejumlah prosedur dan peraturan mengenai hal tersebut
sejak sebelum genetika berdiri sebagai ilmu yang mandiri. Silsilah tentang
penyakit pada keluarga, misalnya, sudah dikaji orang sebelum itu. Namun
demikian, pengetahuan praktis ini tidak memberikan penjelasan penyebab dari
gejala-gejala itu.
Teori populer mengenai pewarisan yang dianut pada masa itu adalah teori
pewarisan campur: seseorang mewariskan campuran rata dari sifat-sifat yang
dibawa tetuanya, terutama dari pejantan karena membawa sperma. Hasil
penelitian Mendel menunjukkan bahwa teori ini tidak berlaku karena sifat-sifat
dibawa dalam kombinasi yang dibawa alel-alel khas, bukannya campuran rata.
Pendapat terkait lainnya adalah teori Lamarck: sifat yang diperoleh tetua dalam

2
hidupnya diwariskan kepada anaknya. Teori ini juga patah dengan penjelasan
Mendel bahwa sifat yang dibawa oleh gen tidak dipengaruhi pengalaman individu
yang mewariskan sifat itu. Charles Darwin juga memberikan penjelasan dengan
hipotesis pangenesis dan kemudian dimodifikasi oleh Francis Galto. Dalam
pendapat ini, sel-sel tubuh menghasilkan partikel-partikel yang disebut gemmula
yang akan dikumpulkan di organ reproduksi sebelum pembuahan terjadi. Jadi,
setiap sel dalam tubuh memiliki sumbangan bagi sifat-sifat yang akan dibawa
zuriat (keturunan).
Pada masa pra-Mendel, orang belum mengenal gen dan kromosom (meskipun
DNA sudah diekstraksi namun pada abad ke-19 belum diketahui fungsinya). Saat
itu orang masih beranggapan bahwa sifat diwariskan lewat sperma (tetua betina
tidak menyumbang apa pun terhadap sifat anaknya).
2. Konsep dasar
Peletakan dasar ilmiah melalui percobaan sistematik baru dilakukan pada
paruh akhir abad ke-19 oleh Gregor Johann Mendel. Ia adalah seorang biarawan
dari Brno (Brünn dalam bahasa Jerman), Kekaisaran Austro-Hungaria (sekarang
bagian dari Republik Ceko). Mendel disepakati umum sebagai 'pendiri genetika'
setelah karyanya "Versuche über Pflanzenhybriden" atau Percobaan mengenai
Persilangan Tanaman (dipublikasi cetak pada tahun 1866) ditemukan kembali
secara terpisah oleh Hugo de Vries, Carl Correns, dan Erich von Tschermak pada
tahun 1900. Dalam karyanya itu, Mendel pertama kali menemukan bahwa
pewarisan sifat pada tanaman (ia menggunakan tujuh sifat pada tanaman kapri,
Pisum sativum) mengikuti sejumlah nisbah matematika yang sederhana.
B. Teori Pewarisan sifat
Pewarisan sifat atau yang dikenal dengan Hereditas merupakan suatu
pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Ilmu yang mempelajari tentang
pewarisan sifat disebut dengan genetika. Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh
kromosom dan gen. Teori-teori tentang pewarisan sifat adalah sebagai berikut :
1. Teori Embrio
Teori ini dikemukanan oleh William Harvey, 1578-1657 yang menyatakan,
bahwa semua hewan berasal dari telur. Pernyataan ini diperkuat oleh Reiner de
Graaf (1641-1673) peneliti pertama yang mengenal bersatunya sel sperma dengan
sel telur yang akan membentuk embrio. Reiner de Graaf menyatakan bahwa
ovarium pada burung sama dengan ovarium pada kelinci.

3
2. Teori Preformasi
Teori ini dikemukakan oleh Jan Swammerdan, 1637-1689 yang menyatakan
bahwa telur mengandung semua generasi yang akan dating sebagai miniature yang
telah terbentuk sebelumnnya.
3. Teori Epigenesis Embriologi
Teori ini dikemukakan oleh C.F. Wolf, 1738-1794, yang menyatakan bahwa
ada kekuatan vital dalam benih organiseme dengan kekuatan ini menyebabkan
pertumbuhan embrio menurut pola perkembangan sebelumnya.
4. Teori Plasma Nutfah
Teori ini dikemukakan oleh J. B. Lamarck, 1744-1829 yang menyatakan
bahwa sifat yang terjadi karena rangsangan dari luar (lingkungan) terhadap
struktur fungsi organ yang diturunkan pada generasi berikutnya.
5. Teori Pengenesis
Teori ini dikemukakan oleh C. R. Darwin, yang menyatakan bahwa setiap
bagian tubuh dewasa menghasilkan benih-benih kecil yang disebut gemuia.
6. Teori Telegani
Teori ini dikemukakan oleh Ernest Haeckel, menyatakan bahwa spermatozoa
sebagian besar tersusun atas inti dan inti bertanggung jawab sebagai penurunan
sifat.
C. Hukum Mendel II Dihibrid Dan Polihibrid
1. Hukum mendel II
Hukum Mendell II dikenal dengan Hukum Independent Assortment, yang
menyatakan bahwa : ‘bila dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua
pasang sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak bergantung
pada sifat pasangan lainnya’. Hukum ini berlaku untuk persilangan dihibrid (dua sifat
beda) atau lebih. Hukum II mendel menyatakan bahwa pada waktu menentukan
gamet, alel-alel berbeda yang telah bersegregasi bebas (misal alel B memisah dari b,
serta alel K memisah dari k) akan bergabung secara bebas membentuk genotif
dengan kombinasi-kombinasi alel yang berbeda. Peristiwa ini dapat di amati pada
persilangan dihibrid. Persilangan dihibrid adalah pekawinan yang menghasilkan dua
karakter yang berlainan.
2. Dihibrid
Percobaan Mendel yang melibatkan dua sifat sekaligus disebut percobaan
dihibrid. Dari percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembentukan

4
gamet, setiap pasang alel dalam satu lokus bersegregasi bebas dengan pasangan alel
lokus lainnya, dan akan berpadu secara bebas dengan alel dari lokus lainnya. Hukum
perpaduan bebas ini dirumuskan dari hasil observasi terhadap penyebaran fenotip F2
persilangan dihibrid. Pada F2, Mendel memperoleh perbandingan fenotip 9 : 3 : 3 : 1.
Misalnya, persilangan dengan dua sifat beda antara biji bundar kuning dengan
keriput hijau. Pada F1 diperoleh biji bundar kuning. Hal ini terjadi, karena setiap gen
dapat berpasangan secara bebas. Artinya, biji bundar dominan terhadap keriput, dan
kuning dominan terhadap hijau. Persilangan antara F1 menghasilkan keturunan F2
dengan perbandingan fenotip antara bulat kuning : keriput kuning : bulat hijau :
keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1. Untuk lebih memahami, mari cermati Gambar berikut ini.
Contoh :
P = ♀ BBKK >< ♂bbkk
(biji bulat-kuning) (biji kisut-kuning)
Gamet = BK bk

F1 = BbKk
P2 = ♀BbKk >< ♂BbKk
(biji bulat-kuning) (biji kisut-kuning)
Gamet = BK BK
Bk Bk
bK bK
bk bk
F2 =
Gamet BK Bk bK bk
BK BBKK BBKk BbKK BbKk
Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
bK BbKK BbKk bbKK bbKk
Bk BbKk Bbkk bbKk Bbkk

Genotipe Fenotip Perbandingan Perbandingan


e Genotipe Fenotipe
BBKK Bulat- 1 9
BBKk kuning 2
BbKK 2
BbKk 4
BBkk Bulat- 1 3
Bbkk hijau 2
bbKK Kisut- 1 5 3
bbKk kuning 2
Bbkk Kisut- 1 1
hujau
Maka ratio genotype = 1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1
Ratio fenotipe : bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau
=9:3:3:1
3. Polihibrid
Polihibrid adalah hasil penyilangan dua individu yang memiliki banyak
karakter yang beda, misalnya mengawinkan marmut berbulu putih, panjang dan
halus (bbllrr) dengan marmut berbulu hitam, pendek dan kasar (BBLLRR).
Contoh soal
Diketahui : kapri batang tinggi (T), bunga kuning (K), dan letak bunga di ketiak
atau aksial (A) dominan terhadap kapri batang pendek (t), bunga putih (k) dan
letak bunga di ujung (a). Kapri batang tinggi, warna kuning, letak bunga aksial
heterozigot sempurna disilangkan sesamanya.
Ditanya : tentukan macam genotype dan fenotype keturunannya !
Jawab :
a. Rumus jumlah macam gamet : 2n (n = jumlah pasang alel yang heterozigot) =
23 = 8
b. Rumus jumlah kombinasi : (2n) 2 = ( 23 ) 2 = 64
c. Rumus macam fenotype : 2n = 23 = 8
d. Rumus macam genotype : 3n = 33 = 27
P : TtKkAa x TtKkAa
Gamet :
TKA, TKa, TkA, Tka, tKA, tKa, tkA, tka ; TKA, TKa, TkA, Tka, tKA, tKa, tkA,
tka.
Ratio genotype :
♀ /♂ TKA TKa TkA Tka tKA tKa tkA Tka

TTKKA TTKKa TTkKA tTKKA tTKKa tTkKA tTkKa


TKA TtkKaA
A A A A A A A

TTKKA
TKa TTKKaa TTkKAa TTkKaa tTKKAa tTKKaa tTkKAa tTkKaa
a

TTKkA
TkA TTKkaA TTkkAA TTkkaA tTKkAA tTKkaA tTkkAA tTkkaA
A

Tka TTKkAa TTKkaa TTkkAa TTkkaa tTKkAa tTKkaa tTkkAa tTkkaa

tKA TtKKA TtKKaA TtkKAA TtkKaA ttKKAA ttKKaA ttkKAA ttkKaA

6
A

tKa TtKKAa TtKKaa TtkKAa TtkKaa ttKKAa ttKKaa ttkKAa ttkKaa

tkA TtKkAA TtKkaA TtkkAA TtkkaA ttKkAA ttKkaA ttkkAA ttkkaA

tka TtKkAa TtKkaa TtkkAa Ttkkaa ttKkAa ttKkaa ttkkAa Ttkkaa

Ratio fenotype : Tinggi kuning aksial: tinggi kuning terminal: tinggi putih
aksial : pendek kuning aksial: tinggi putih terminal: pendek kuning terminal: pendek
putih aksial : pendek putih terminal = 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1.

4.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Genetika adalah cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada
organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion) yang dikenal sebagai "ilmu
pewarisan" atau hereditas sudah dikenal sejak masa prasejarah, seperti domestikasi
dan pengembangan berbagai ras ternak dan kultivar tanaman.
Hukum Mendell II dikenal dengan Hukum Independent Assortment,
menyatakan : ‘ bila dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang
sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak bergantung pada
sifat pasangan lainnya’ pada persilangan dihibrid dan polihibrid.
B. Saran
Manfaat dalam penulisan makalah ini yaitu agar dapat memberikan
pemahaman kepada mahasiswa dan pembaca tentang pengertian Hukum Mendel II,
Pewarisan Sifat serta Hukum mendel II dihibrid dan polihibrid.

8
DAFTAR PUSTAKA
Adisoenarto Soenartono.1988. Genetika, Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.

Campbell,neil. 2002. Biologi. Erlangga: Jakarta

Standfield, W. D. 1991. Genetika:TeoridanSoal-Soal. Erlangga: Jakarta.

Suryo. 1984. Genetika. Yogyakarta: GadjahMada University Press.

WildanYatim. 1991. Genetika. Bandung: Tarsito.

Aryulina. Diah. dkk. 2007. Biologi SMA dan MA untuk kelas XII. Esis: Jakarta.

Crowder L. V. 1982. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Samsuri, Itstamar. 2007. Biologi untuk SMA kelas 12. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai