Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Muhammad rizal januardi 5. Siti mulayya hasnianti
2. Hamita dewi 6. Rustam
3. Ruwaida ayunia 7. Nurmahyuni
4. Rahman hadi saputra 8. Awlia agustina
9. Dian yuliana
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA NTB
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1-FARMASI
2019/2020
KATA PENGANTAR
E. Rekayasa genetika...........................................................
Kesimpulan...........................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jumlah gen sangat banyak sesuai dengan banyaknya sifat
individu.Materi genetic adalah material atau substansi yang
menyimpan informasi genetic dari suatu organisme hidup. Bahan ini
diwariskan secara generative dari satu individu keindividu lain. Dalam
transmisi ini, bahan genetic harus kekal (tidak berubah). Hampir
semua organisme hidup dibumi menyimpan informasi genetic dalam
bentuk DNA.Sejumlah virus dan organize sub virus menyimapn bahan
genetic dalam nbentuk RNA
Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang gen, yaitu
faktor yang menentukan sifat-sifat suatu organisme. Proses kehidupan
secara biologi merupakan proses metabolisme yang berlangsung di
dalam sel. Penentuan sifat organisme dilakukan oleh gen melalui
pengendalian reaksi- reaksi kimia yang menyusun suatu lintasan
metabolisme. Di dalam genetika dipelajari struktur, proses
pembentukan dan pewarisan gen serta mekanisme ekspresinya dalam
pengendalian sifat organisme.
Ilmu pengetahuan genetika modern berawal dari penemuan
Gregor Mendel tentang ciri-ciri faktor keturunan yang ditentukan oleh
unit dasar yang diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya, yang
disebut unit genetik atau gen, yaitu bahan yang mempunyai
persyaratan: (1) diwariskan dari generasi ke generasi dimana
keturunannya mempunyai persamaan fisik dari materi tersebut; (2)
membawa informasi yang berkaitan dengan struktur, fungsi dan sifat-
sifat biologi yang lain.
Genetika (dari bahasa Yunani: genno yang berarti
"melahirkan") merupakan cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu
ini mempelajari berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan
variasi sifat pada organisme maupun sub organisme (seperti virus dan
prion). Ada pula yang dengan singkat mengatakan, genetika adalah
ilmu tentang gen. Nama "genetika" diperkenalkan oleh William
Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia
menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-
3 pada tahun 1906.
Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah molekular hingga
populasi. Secara lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan:
material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik),
bagaimana informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik), dan
bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke
individu yang lain (pewarisan genetik).
Meskipun orang biasanya menetapkan genetika dimulai
dengan ditemukannya kembali naskah artikel yang ditulis Gregor
Mendel pada tahun 1900, sebetulnya kajian genetika sudah dikenal
sejak masa prasejarah, seperti domestikasi dan pengembangan tehnik
murni (pemuliaan) ternak dan tanaman. Orang juga sudah mengenal
efek persilangan dan perkawinan sekerabat serta membuat sejumlah
prosedur dan peraturan mengenai hal tersebut sejak sebelum genetika
berdiri sebagai ilmu yang mandiri.
Rumusan Masalah
Adapun berdasarkan dari latar belakang diatas, didapatkan
beberapa rumusan masalah diantaranya :
PEMBAHASAN
F1 Tt
(tinggi)
F1 x F1 : ♀ Tt x ♂ Tt
(tinggi) (tinggi)
F2
♂
T t
♀
TT Tt
T
(tinggi) (tinggi)
Tt tt
T
(tinggi) (pendek)
P ♀ HH x ♂hh Resiprok
(hijau) (kuning) ♀ hh x ♂HH
(kuning) (hijau)
F1 Hh Hh
(hijau) (hijau)
F2
♂
H H
♀
HH Hh
H
(hijau) (hijau)
Hh Hh
H
(hijau) (kuning)
F1 Bb BB (hitam, 1)
(hitam) Bb (hitam, 1)
Kesimpulan: Induk
mempunyai genotip BB.
Kalau induk mempunyai
genotip Bb akan
menghasilkan keturunan
sbb:
♀ Bb x ♂Bb
(hitam) (hitam)
BB (hitam,1)
Bb (hitam, 2)
.....................bb (putih,1)
F1 Bb F2 Bb (hitam, 1)
(hitam) bb (putih, 1)
HUKUM MENDEL II
Hukum Mendell II dikenal dengan Hukum Independent
Assortment, menyatakan: ‘bila dua individu berbeda satu dengan yang
lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat yang
sepasang itu tidak bergantung pada sifat pasangan lainnya’. Hukum ini
berlaku untuk persilangan dihibrid (dua sifat beda) atau lebih.
Gambar 1
Seperti nampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1)
mempunyai genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk
betina mempunyai genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah).
Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar) merupakan persilangan
dari genotipe induk jantan dan induk betinanya, sehingga membentuk
4 individu baru (semuanya bergenotipe wR).Selanjutnya,
persilangan/perkawinan dari keturuan pertama ini akan membentuk
indidividu pada keturunan berikutnya (tingkat 3 pada gambar) dengan
gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet R dan
w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini
akan membentuk 4 kemungkinan individu seperti nampak pada papan
catur pada tingkat 3 dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada
tingkat 3 ini perbandingan genotipe RR , (berwarna merah) Rw (juga
berwarna merah) dan ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara
fenotipe perbandingan individu merah dan individu putih adalah 3:1.
Gambar 2
Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk
dengan satu sifat dominan (berupa warna), maka contoh ke-2
menggambarkan induk-induk dengan 2 macam sifat dominan: bentuk
buntut dan warna kulit. Persilangan dari induk dengan satu sifat
dominan disebut monohibrid, sedang persilangan dari induk-induk
dengan dua sifat dominan dikenal sebagai dihibrid, dan seterusnya.
Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek
dengan genotipe SS dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit
(putih dengan genotipe bb dan coklat dengan genotipe BB). Gamet
induk jantan yang terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk
betinanya adalah sB dan sB (nampak pada huruf di bawah kotak).
Lihat ganbar 2
Kombinasi gamet ini akan membentuk 4 individu pada tingkat
F1 dengan genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini
kemudian dikawinkan lagi, maka akan membentuk individu keturunan
F2. Gamet F1nya nampak pada sisi kiri dan baris atas pada papan
catur. Hasil individu yang terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16
macam kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika
genotipenya SS atau Ss) dan panjang (jika genotipenya ss); dan 2
macam warna kulit: coklat (jika genotipenya BB atau Bb) dan putih
(jika genotipenya bb).
Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang
perbandingan hasil bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4.
Perbandingan detail mengenai genotipe
SSBB:SSBb:SsBB:SsBb:SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah
1:2:2:4:1:2:1:2:1.
C. Materi genetik dan sintesis protein
Asam nukleat merupakan materi genetik dan termasuk senyawa
organik serta menjadi bahan penelitian para ahli biokimia sejak
senyawa ini diisolasi dari inti sel untuk pertama kalinya. Ada dua jenis
asam nukleat yaitu DNA (deoxyribonucleic acid) dan RNA
(ribonucleic acid).
Asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah
makromolekul biokimia yang kompleks, berbobot molekul tinggi, dan
tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung informasi genetik.
Asam nukleat yang paling umum adalah Asam deoksiribonukleat
(DNA) dan Asam ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan pada
semua sel hidup serta pada virus.
Setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen, yaitu sebuah basa
nitrogen heterosiklik (purin atau pirimidin), sebuah gula pentosa, dan
sebuah gugus fosfat.
I. DNA (Asam deoksiribonukleat)
Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA (bahasa
Inggris: deoxyribonucleic acid), adalah sejenis asam nukleat yang
tergolong biomolekul utama penyusun berat kering setiap organisme.
Di dalam sel, DNA umumnya terletak di dalam inti sel.
Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah
sebagai materi genetik; artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi
segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi setiap organisme. Di antara
perkecualian yang menonjol adalah beberapa jenis virus (dan virus
tidak termasuk organisme) seperti HIV (Human Immunodeficiency
Virus).
Gambar 0.2 Struktur Double heliks DNA
Burns, G.W. 1984. The Science of Genetics. 6th ed. New York:
Macmillan Publ. Co Inc.