Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

BIOLOGI SEL“MATERI GENETIKA”


Dosen Pengampu: SITI JULAIKHA

Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Muhammad rizal januardi 5. Siti mulayya hasnianti
2. Hamita dewi 6. Rustam
3. Ruwaida ayunia 7. Nurmahyuni
4. Rahman hadi saputra 8. Awlia agustina
9. Dian yuliana
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA NTB
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1-FARMASI
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun mengucapkan kehadirat Allah SWT


atas segala nikmat dan karunia-Nya serta izinNya sehingga makalah
ini dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini disusun dengan
judul ”MATERI GENETIKA” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Biologi Sel.

Melalui makalah ini kami penulis berharap makalah ini dapat


memberikan informasi yang dapat menjadi pengetahuan baru bagi
pembacanya.

Penulis menyadari bahwa, masih banyak kesalahan dan


kekurangan di dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk kesempurnaan
makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Mataram, 2 Desember 2019


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................
DAFTAR ISI.......................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................
Latar belakang........................................................
Rumusan masalah..................................................
Tujuan.....................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................
A. Sejarah perkembangan genetik........................................
B. Mendalisme .....................................................................
1. Hukum mendal 1.....................................................
2. Hukum Mendali ll....................................................

C.Materi genetik dan sintesis protein...................................

D. Fenotipe dan perubahan genetik......................................

E. Rekayasa genetika...........................................................

BAB III PENUTUP............................................................

Kesimpulan...........................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Zaman dahulu orang mengira bahwa sifat seseorang diwariskan


melalui darah.Pendapat demikian tidak benar, hal ini dibuktikan
melalui tranfusi darah. Meskipun seseorang menerima darah orang
lain, ia tidak akan mewarisi sifat apapun dari pemberian
darah.Sekarang telah dibuktikan bahwa sifat makhluk hidup
dikendalikan oleh gen,yaitu sepenggal DNA yang terdapat didalam
kromosom. Jika gen berubah, maka sifat makhluk hidup akan berubah.
Oleh karena itu gen dikatakan sebagai materi
genetic pengendali sifat makhluk hidup. 

Jumlah gen sangat banyak sesuai dengan banyaknya sifat
individu.Materi genetic adalah material atau substansi yang
menyimpan informasi genetic dari suatu organisme hidup. Bahan ini
diwariskan secara generative dari satu individu keindividu lain. Dalam
transmisi ini, bahan genetic harus kekal (tidak berubah). Hampir
semua organisme hidup dibumi menyimpan informasi genetic dalam
bentuk DNA.Sejumlah virus dan organize sub virus menyimapn bahan
genetic dalam nbentuk RNA
Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang gen, yaitu
faktor yang menentukan sifat-sifat suatu organisme. Proses kehidupan
secara biologi merupakan proses metabolisme yang berlangsung di
dalam sel. Penentuan sifat organisme dilakukan oleh gen melalui
pengendalian reaksi- reaksi kimia yang menyusun suatu lintasan
metabolisme. Di dalam genetika dipelajari struktur, proses
pembentukan dan pewarisan gen serta mekanisme ekspresinya dalam
pengendalian sifat organisme.
Ilmu pengetahuan genetika modern berawal dari penemuan
Gregor Mendel tentang ciri-ciri faktor keturunan yang ditentukan oleh
unit dasar yang diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya, yang
disebut unit genetik atau gen, yaitu bahan yang mempunyai
persyaratan: (1) diwariskan dari generasi ke generasi dimana
keturunannya mempunyai persamaan fisik dari materi tersebut; (2)
membawa informasi yang berkaitan dengan struktur, fungsi dan sifat-
sifat biologi yang lain.
Genetika (dari bahasa Yunani: genno yang berarti
"melahirkan") merupakan cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu
ini mempelajari berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan
variasi sifat pada organisme maupun sub organisme (seperti virus dan
prion). Ada pula yang dengan singkat mengatakan, genetika adalah
ilmu tentang gen. Nama "genetika" diperkenalkan oleh William
Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia
menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-
3 pada tahun 1906.
Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah molekular hingga
populasi. Secara lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan:
 material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik),
 bagaimana informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik), dan
 bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke
individu yang lain (pewarisan genetik).
Meskipun orang biasanya menetapkan genetika dimulai
dengan ditemukannya kembali naskah artikel yang ditulis Gregor
Mendel pada tahun 1900, sebetulnya kajian genetika sudah dikenal
sejak masa prasejarah, seperti domestikasi dan pengembangan tehnik
murni (pemuliaan) ternak dan tanaman. Orang juga sudah mengenal
efek persilangan dan perkawinan sekerabat serta membuat sejumlah
prosedur dan peraturan mengenai hal tersebut sejak sebelum genetika
berdiri sebagai ilmu yang mandiri.
 Rumusan Masalah
Adapun berdasarkan dari latar belakang diatas, didapatkan
beberapa rumusan masalah diantaranya :

1. Bagaimana sejarah dan perkembangan materi genetika dan


mandelisme?
2. Apa itu materi genetika dan sintesis protein?
3. Bagaimana fenotipe dan perubahan genetika?
4. Apa itu rekayasa genetika?
 Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, pada makalah ini


2difokuskan pada tujuan, diantaranya:

1. Dapat mengetahui bagaimana sejarah dan perkembangan


materi genetika dan mandelisme.
2. Dapat mengetahui apa itu materi genetika dan sintesis protein.
3. Dapat mengetahui bagaimana fenotipe dan perubahan genetika.
4. Dapat mengetahui apa itu rekayasa genetika.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah perkembangan materi genetika

Genetika (dari bahasa Yunani: genno yang berarti


"melahirkan") merupakan cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu
ini mempelajari berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan
variasi sifat pada organisme maupun sub organisme (seperti virus dan
prion). Ada pula yang dengan singkat mengatakan, genetika adalah
ilmu tentang gen. Nama "genetika" diperkenalkan oleh William
Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia
menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-
3 pada tahun 1906.
Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah molekular hingga
populasi. Secara lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan:
 material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik),
 bagaimana informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik), dan
 bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke
individu yang lain (pewarisan genetik).
Meskipun orang biasanya menetapkan genetika dimulai
dengan ditemukannya kembali naskah artikel yang ditulis Gregor
Mendel pada tahun 1900, sebetulnya kajian genetika sudah dikenal
sejak masa prasejarah, seperti domestikasi dan pengembangan tehnik
murni (pemuliaan) ternak dan tanaman.
Sejumlah percobaan terdokumentasi yang terkait dengan
genetika telah banyak dilakukan pada masa sebelum Mendel, yang
kelak banyak membantu memberikan bukti bagi teori Mendel.
Percobaan-percobaan itu misalnya adalah sebagai berikut.
 Pembuatan Raphanobrassica melalui persilangan lobak dan
kubis pada abad ke-17 oleh Köhlreuter, seorang pemulia sayuran
berkebangsaan Jerman, untuk menghasilkan tanaman yang
menghasilkan umbi dan krop kubis sekaligus, meskipun tidak berhasil.
 Penemuan dan penjelasan tentang pembuahan berganda pada
tumbuhan berbunga (Magnoliophyta) oleh E. Strassburger (1878) dan
S. Nawaschin (1898);
 Percobaan terhadap ribuan persilangan oleh Charles Darwin
pada abad ke-19 yang hasilnya diterbitkan pada 1896 dengan judul
The variation of animals and plants under domestication dan berhasil
mengidentifikasi adanya penurunan penampilan pada generasi hasil
perkawinan sekerabat (depresi inbred) dan penguatan penampilan
pada hasil persilangan antar inbred (heterosis) meskipun dia tidak bisa
memberikan penjelasan;
 Usaha menjelaskan kemiripan antara orang tua dan anak oleh
Karl Pearson melalui metode regresi (yang malah menjadi dasar dari
banyak teknik statistika modern).
Pada masa pra-Mendel, orang belum mengenal gen dan
kromosom (meskipun DNA sudah diekstraksi namun pada abad ke-19
belum diketahui fungsinya). Saat itu orang masih beranggapan bahwa
sifat diwariskan lewat seperma.(tetua betina tidak menyumbang apa
pun terhadap sifat anaknya).

Mendel disepakati umum sebagai 'pendiri genetika' setelah


karyanya "Versuche über Pflanzenhybriden" atau Percobaan
mengenai Persilangan Tanaman (dipublikasi cetak pada tahun 1866)
ditemukan kembali secara terpisah oleh Hugo de Vries, Carl Correns,
dan Erich von Tschermak pada tahun 1900. Dalam karyanya itu,
Mendel pertama kali menemukan bahwa pewarisan sifat pada tanaman
(ia menggunakan tujuh sifat pada tanaman kapri, Pisum sativum)
mengikuti sejumlah nisbah matematika yang sederhana. Yang lebih
penting, ia dapat menjelaskan bagaimana nisbah-nisbah ini terjadi,
melalui apa yang dikenal sebagai 'Hukum Pewarisan Mendel
Setelah penemuan ulang karya Mendel, genetika berkembang
sangat pesat. Perkembangan genetika sering kali menjadi contoh
klasik mengenai penggunaan metode ilmiah dalam ilmu pengetahuan
atau sains.
Berikut adalah tahapan-tahapan perkembangan genetika:
1. 1859 Charles Darwin menerbitkan The Origin of Species,
sebagai dasar variasi genetik.
2. 1865 Gregor Mendel menyerahkan naskah Percobaan
mengenai Persilangan Tanaman;
3. 1878 E. Strassburger memberikan penjelasan mengenai
pembuahan berganda;
4. 1900 Penemuan kembali hasil karya Mendel secara terpisah
oleh Hugo de Vries (Belgia), Carl Correns (Jerman), dan Erich von
Tschermak (Austro-Hungaria) merupakan awal genetika klasik;
5. 1903 Kromosom diketahui menjadi unit pewarisan genetik;
6. 1905 Pakar biologi Inggris William Bateson memperkenalkan
istilah 'genetika';
7. 1908 dan 1909 Peletakan dasar teori genetika populasi oleh
Weinberg (dokter dari Jerman) dan secara terpisah oleh James W.
Hardy (ahli matematika Inggris) merupakan awal genetika populasi;
8. 1910 Thomas Hunt Morgan menunjukkan bahwa gen-gen
berada pada kromosom, menggunakan lalat buah (Drosophila
melanogaster) merupakan awal sitogenetika;
9. 1913 Alfred Sturtevant membuat peta genetik pertama dari
suatu kromosom;
10. 1918 Ronald Fisher (ahli biostatistika dari Inggris)
menerbitkan On the correlation between relatives on the supposition
of Mendelian inheritance (secara bebas berarti "Keterkaitan antar
kerabat berdasarkan pewarisan Mendel"), yang mengakhiri
perseteruan antara teori biometri (Pearson dkk.) dan teori Mendel
sekaligus mengawali sintesis keduanya ini merupakan awal genetika
kuantitatif;
11. 1927 Perubahan fisik pada gen disebut mutasi;
12. 1928 Frederick Griffith menemukan suatu molekul pembawa
sifat yang dapat dipindahkan antar bakteri (konjugasi);
13. 1931 Pindah silang menyebabkan terjadinya rekombinasi;
14. 1941 Edward Lawrie Tatum and George Wells Beadle
menunjukkan bahwa gen-gen menyandi protein, merupakan awal
dogma pokok genetika;
15. 1944 Oswald Theodore Avery, Colin McLeod and Maclyn
McCarty mengisolasi DNA sebagai bahan genetik (mereka
menyebutnya prinsip transformasi);
16. 1950 Erwin Chargaff menunjukkan adanya aturan umum yang
berlaku untuk empat nukleotida pada asam nukleat, misalnya adenin
cenderung sama banyak dengan timin;
17. 1950 Barbara McClintock menemukan transposon pada
jagung;
18. 1952 Hershey dan Chase membuktikan kalau informasi
genetik bakteriofag (dan semua organisme lain) adalah DNA;
19. 1953 Teka-teki struktur DNA dijawab oleh James D. Watson
dan Francis Crick berupa pilin ganda (double helix), berdasarkan
gambar-gambar difraksi sinar X DNA dari Rosalind Franklin
merupakan awal genetika molekular;
20. 1956 Jo Hin Tjio dan Albert Levan memastikan bahwa
kromosom manusia berjumlah 46;

21. 1958 Eksperimen Meselson-Stahl menunjukkan bahwa DNA


digandakan (direplikasi) secara semikonservatif;
22. 1961 Kode genetik tersusun secara triplet;
23. 1964 Howard Temin menunjukkan dengan virus RNA
bahwa dogma pokok dari tidak selalu berlaku;
24. 1970 Enzim restriksi ditemukan pada bakteri Haemophilus
influenzae, memungkinan dilakukannya pemotongan dan
penyambungan DNA oleh peneliti (lihat juga RFLP) merupakan
awal bioteknologi modern;
25. 1977 Sekuensing DNA pertama kali oleh Fred Sanger, Walter
Gilbert, dan Allan Maxam yang bekerja secara terpisah. Tim
Sanger berhasil melakukan sekuensing seluruh genom
Bacteriofag Φ-X174;, suatu virus merupakan awal genomika;
26. 1983 Perbanyakan (amplifikasi) DNA dapat dilakukan dengan
mudah setelah Kary Banks Mullis menemukan Reaksi Berantai
Polymerase (PCR);
27. 1985 Alec Jeffreys menemukan teknik sidik jari genetik.
28. 1989 Sekuensing pertama kali terhadap gen manusia pengkode
protein CFTR penyebab cystic fibrosis;
29. 1989 Peletakan landasan statistika yang kuat bagi analisis lokus
sifat kuantitatif (analisis QTL) ;
30. 1995 Sekuensing genom Haemophilus influenzae, yang menjadi
sekuensing genom pertama terhadap organisme yang hidup
bebas;
31. 1996 Sekuensing pertama terhadap eukariota: khamir
Saccharomyces cereviceae;

32. 1998 Hasil sekuensing pertama terhadap eukariota multiselular,


nematoda Caenorhabditis elegans, diumumkan;
33. 2001 Draf awal urutan genom manusia dirilis bersamaan
dengan mulainya Human Genome Project;
34. 2003 Proyek Genom Manusia (Human Genome Project)
menyelesaikan 99% pekerjaannya pada tanggal (14 April) dengan
akurasi 99.99%.
B. MENDELISME
1. HUKUM MENDEL I
Percobaan persilangan yang dilakukan Mendel sangat
sederhana, yaitu menggunakan tanaman kapri dengan 1 sifat beda.
Persilangan ini disebut dengan persilangan monohibrid. Tanaman
keturunan generasi pertama (filial 1 atau F1), mempunyai sifat yang
seragam menyerupai salah satu induknya. Kemudian tanaman-
tanaman F1 tersebut disilangkan satu dengan lainnya (F1 x F1). Pada
keturunan generasi ke dua (F2), kedua sifat induk muncul kembali.
Mendel beranggapan bahwa sifat yang tidak muncul pada
tanaman F1 itu sebenarnya ada di dalam tanaman tersebut, tetapi tidak
terekspresikan atau tidak nampak, sehingga ia kemudian menarik
kesimpulan bahwa sifat tertentu dapat menutup sifat lainnya. Sifat ini
disebut sifat dominan. Sifat yang tertutup oleh sifat dominan tersebut
disebut dengan sifat resesif. Hasil percobaan Mendel dapat dilihat
pada tabel di bawah.

Sifat Keturunan Hasil Hasil Rasio


Karakter
yang berlawanan persilangan F1 Persilangan F2 F2
Biji - bulat/ berkerut Semua bulat 5474 bulat 2,96 : 1
1850 berkerut
- kuning/hijau Semua kuning 6022 kuning 3,01 : 1
2001 hijau
Polong - Penuh/pipih Semua penuh 882 penuh 2,95 : 1
- Hijau/kuning Semua kuning 299 pipih
428 hijau 2,82 : 1
152 kuning
Bunga - Aksial/terminal Semua aksial 651 aksial 3,14 : 1
207 terminal
- Ungu/putih Semua ungu 705 violet 3,15 : 1
224 putih
Tinggi - Tinggi/pendek Semua tinggi 787 tinggi 2,84 : 1
Tanaman 277 pendek
a. Perkawinan Monohibrid (pewarisan sifat gen tunggal)

1) Perkawinan pertama (biasa).


a) Tanaman ercis (Pisum sativum) T =
gen untuk batang tinggi (1,5 m) t = gen
untuk batang pendek (0,5 m)
P ♀ tt x ♂TT
(pendek) (tinggi)
Gamet: t T

F1 Tt
(tinggi)
F1 x F1 : ♀ Tt x ♂ Tt
(tinggi) (tinggi)

F2

T t

TT Tt
T
(tinggi) (tinggi)
Tt tt
T
(tinggi) (pendek)

Genotip Fenotip Frekuensi Ratio


Genotip Fenotip
TT Tinggi 1
Tt Tinggi 2 3
Tt Pendek 1 1
0.1Contoh persilangan monohibrid
Karakter-karakter genetik diatur oleh unit faktor yang
berpasangan yang terdapat di dalam tiap individu. Individu diploid
menerima satu faktor dari masing-masing orang tua. Karena unit
faktor itu berpasangan, maka ada tiga kemungkinan kombinasi
pasangan, yaitu keduanya sifat dominan, keduanya sifat resesif atau
satu dominan dan satu resesif. Setiap individu yang diploid memiliki
salah satu dari kemungkinan kombinasi tersebut.
Selama pembentukan gamet, pasangan unit faktor akan
memisah, atau mengalami segregasi dan akan diteruskan ke gamet-
gamet secara bebas yang kemudian akan diteruskan ke keturunannya.
2) Perkawinan Resiprok
Perkawinan kebalikan dari perkawinan pertama.

P ♀ HH x ♂hh Resiprok
(hijau) (kuning) ♀ hh x ♂HH
(kuning) (hijau)
F1 Hh Hh
(hijau) (hijau)

F2

H H

HH Hh
H
(hijau) (hijau)
Hh Hh
H
(hijau) (kuning)

Kesimpulan: Perkawinan resiprok menghasilkan keturunan


yang sama.
(ada perkecualian !)

1) Uji Silang (Test – Cross) dan Persilangan Balik


(Back –Cross)
a) Perkawinan balik (Back-cross)

Perkawinan antara individu F1 dengan induk


jantan/betina. Untuk mengetahui genotip dari induk
(heterozigot atau homozigot).
Backcross
P ♀ BB x ♂bb ♀ Bb x ♂BB
(hitam) (putih) (hitam) (hitam)

F1 Bb BB (hitam, 1)
(hitam) Bb (hitam, 1)

Kesimpulan: Induk
mempunyai genotip BB.
Kalau induk mempunyai
genotip Bb akan
menghasilkan keturunan
sbb:
♀ Bb x ♂Bb
(hitam) (hitam)
BB (hitam,1)
Bb (hitam, 2)
.....................bb (putih,1)

B) Uji silang (test cross)


Perkawinan antara individu F1 dengan individu homozigot
resesif. Untuk mengetahui genotip dari individu / F1, homozigot atau
heterozigot.

Uji silang/ testcross


(F1 x homozigot resesif)
P ♀ BB x ♂bb ♀ Bb x ♂bb
(hitam) (putih) (hitam) (putih)

F1 Bb F2 Bb (hitam, 1)
(hitam) bb (putih, 1)

Kesimpulan hukum mandel I :


a. Ada unit penentu sifat yang menyebabkan masing- masing
warna putih dan ungu, unit penentu sifat oleh Johansen
disebut gen.
b. Semua F1 berbunga ungu, akan tetapi setelah dilakukan
perkawinan sendiri dikalangan F1 maka diperoleh kembali
warna putih. Hal ini membuktikan, bahwa gen penyebab
putih terdapat pula pada F1 bersama-sama dengan gen
penyebab ungu, tetapi gen putih tidak terekspresi menjadi
fenotip.

HUKUM MENDEL II
Hukum Mendell II dikenal dengan Hukum Independent
Assortment, menyatakan: ‘bila dua individu berbeda satu dengan yang
lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat yang
sepasang itu tidak bergantung pada sifat pasangan lainnya’. Hukum ini
berlaku untuk persilangan dihibrid (dua sifat beda) atau lebih.

Gambar 1
Seperti nampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1)
mempunyai genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk
betina mempunyai genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah).
Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar) merupakan persilangan
dari genotipe induk jantan dan induk betinanya, sehingga membentuk
4 individu baru (semuanya bergenotipe wR).Selanjutnya,
persilangan/perkawinan dari keturuan pertama ini akan membentuk
indidividu pada keturunan berikutnya (tingkat 3 pada gambar) dengan
gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet R dan
w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini
akan membentuk 4 kemungkinan individu seperti nampak pada papan
catur pada tingkat 3 dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada
tingkat 3 ini perbandingan genotipe RR , (berwarna merah) Rw (juga
berwarna merah) dan ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara
fenotipe perbandingan individu merah dan individu putih adalah 3:1.

Gambar 2
Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk
dengan satu sifat dominan (berupa warna), maka contoh ke-2
menggambarkan induk-induk dengan 2 macam sifat dominan: bentuk
buntut dan warna kulit. Persilangan dari induk dengan satu sifat
dominan disebut monohibrid, sedang persilangan dari induk-induk
dengan dua sifat dominan dikenal sebagai dihibrid, dan seterusnya.
Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek
dengan genotipe SS dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit
(putih dengan genotipe bb dan coklat dengan genotipe BB). Gamet
induk jantan yang terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk
betinanya adalah sB dan sB (nampak pada huruf di bawah kotak).
Lihat ganbar 2
Kombinasi gamet ini akan membentuk 4 individu pada tingkat
F1 dengan genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini
kemudian dikawinkan lagi, maka akan membentuk individu keturunan
F2. Gamet F1nya nampak pada sisi kiri dan baris atas pada papan
catur. Hasil individu yang terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16
macam kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika
genotipenya SS atau Ss) dan panjang (jika genotipenya ss); dan 2
macam warna kulit: coklat (jika genotipenya BB atau Bb) dan putih
(jika genotipenya bb).
Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang
perbandingan hasil bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4.
Perbandingan detail mengenai genotipe
SSBB:SSBb:SsBB:SsBb:SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah
1:2:2:4:1:2:1:2:1.
C. Materi genetik dan sintesis protein
Asam nukleat merupakan materi genetik dan termasuk senyawa
organik serta menjadi bahan penelitian para ahli biokimia sejak
senyawa ini diisolasi dari inti sel untuk pertama kalinya. Ada dua jenis
asam nukleat yaitu DNA (deoxyribonucleic acid) dan RNA
(ribonucleic acid).
Asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah
makromolekul biokimia yang kompleks, berbobot molekul tinggi, dan
tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung informasi genetik.
Asam nukleat yang paling umum adalah Asam deoksiribonukleat
(DNA) dan Asam ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan pada
semua sel hidup serta pada virus.
Setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen, yaitu sebuah basa
nitrogen heterosiklik (purin atau pirimidin), sebuah gula pentosa, dan
sebuah gugus fosfat.
I. DNA (Asam deoksiribonukleat)
Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA (bahasa
Inggris: deoxyribonucleic acid), adalah sejenis asam nukleat yang
tergolong biomolekul utama penyusun berat kering setiap organisme.
Di dalam sel, DNA umumnya terletak di dalam inti sel.
Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah
sebagai materi genetik; artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi
segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi setiap organisme. Di antara
perkecualian yang menonjol adalah beberapa jenis virus (dan virus
tidak termasuk organisme) seperti HIV (Human Immunodeficiency
Virus).
Gambar 0.2 Struktur Double heliks DNA

Struktur untai komplementer DNA menunjukkan pasangan


basa (adenin dengan timin dan guanin dengan sitosin) yang
membentuk DNA beruntai ganda.

II. RNA (Asam Ribonukleat)


RNA atau Ribonukleat acid adalah seyawa yang tergolong ke
dalam asam nukleat yang juga ditemukan di dalam sel makhluk hidup,
baik pada sel hewan, tumbuhan, maupun virus. Perbedaan yang
mendasar antara DNA adalah bahwa gula yang menyusun gula ribosa
dan urasil dapat ditemukan hanya pada RNA.
RNA umumnya terletak di dalam inti sel, sitoplasma dan
ribosom. Bentuk normalnya single stranded atau rantai tunggal,
memiliki tiga jenis yaitu : ARN duta, ARN transport, ARN dan jumlah
berubah tergantung aktifitas sintesis protein. Untuk lebih jelasnya
perhatikan tabel perbedaan antara DNA dan RNA
SIFAT YANG
DNA RNA
MEMBEDAKAN
Gula yang
Deoksiribosa Ribosa
menyusun
ds dan ss
ds = double
Bentuk normal ss
stranded
ss = single stranded
Basa PURIN Guanin, Adenin Guanin, Adenin
Basa PIRIMIDIN Timin, Sitosin Urasil, Sitosin
- ARN duta
- ARN
Ada
Jenis/macam Hanya satu transport
tiga :
- ARN
ribosorn
Inti Sitoplasma dan
Tempat Inti
Ribosom
Kadar Tetap Berubah,

III. Sintesi protein


Sintesis protein merupakan reaksi yang menghubungkan fungsi
DNA dengan penyusunan molekul tubuh, yaitu protein. Protein yang
dibentuk melalui sintesis protein akan mengalami banyak modifikasi,
ada yang menjadi protein struktur, proteksi, dan enzim (biokatalisator).

Sintesis protein secara singkat dapat didefinisikan sebagai


proses penerjemahan informasi yang ada pada DNA (sumber materi
genetik) yang mengkode asam-asam amino sehingga menjadi rantai
peptida (rantai protein). Akan tetapi, pengertian yang semacam bisa
didapati berbeda, tergantung dari sumber yang digunakan sebagai
acuan meskipun isinya sebenarnya sama saja.Dalam Sintesis Protein
terdapat beberapa komponenKomponen yang berperan dalam sintesis
protein adalah inti sel, RE kasar, Ribosom (rRNA), mRNA, tRNA,
RNA polimerase.

D. Fenotipe dan perubahan genetik


Fenotipe adalah suatu karakteristik (baik struktural,
biokimiawi, fisiologis, dan perilaku) yang dapat diamati dari
suatu organisme yang diatur oleh genotipe dan lingkungan serta
interaksi keduanya.
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik
(DNA maupun RNA), baik pada taraf urutan gen (disebut
mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi pada tingkat
kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat
mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi
kalangan pendukung evolusi mengenai munculnya variasi-
variasi baru pada spesies.
E. Rekayasa genetika
Rekayasa genetika merupakan transplantasi
atau  pencangkokan satu gen ke gen lainnya dimana dapat bersifat
antar gen dan dapat pula lintas gen sehingga mampu menghasilkan
produk.   Rekayasa genetika juga diartikan sebagai usaha manusia
dalam ilmu biologi dengan cara memanipulasi (rekayasa) sel, atau gen
yang terdapat pada suatu organisme tertentu dengan tujuan
menghasilkan organisme jenis baru yang identik secara genetika
(Zamroni, 2012)
Teknologi Rekayasa Genetika merupakan inti dari
bioteknologi didefinisikan sebagai teknik in-vitro asam nukleat,
termasuk DNA rekombinan dan injeksi langsung DNA ke dalam sel
atau organel; atau fusi sel di luar keluarga taksonomi  yang dapat
menembus rintangan reproduksi dan rekombinasi alami, dan bukan
teknik yang digunakan dalam pemuliaan dan seleksi tradisional.
Manfaat Rekayasa Genetika
Beberapa peristiwa penting yang sudah berhasil dan masih giat
diusahakan ialah:
Pentingnya Rekayasa Genetik di Bidang Farmasi
Dalam dunia farmasi, gen yang mengontrol sintesis obat-
obatan jika diprosukdi secara alami akan membutuhkan ongkos
produksi yang tinggi. Jika diklon dan dimasukkan ke dalam sel-sel
bakteri, bakteri akan memproduksi obat-obatan tersebut. Rekayasa
genetik begitu cepat mendapat perhatian di bidang farmasi dalam
usaha pembuatan protein yang sangat diperlukan untuk kesehatan.
1. Pencangkokan gen biasanya hanya menyangkut sebuah gen
tunggal. Secara teknik, ini tentunya lebihmudah dijalankan daripada
menghadapi sejumlah gen-gen.
2. Mungkin kloning gen ini relatif  lebih murah, aman, dan dapat
dipercaya dalam memperoleh sumber protein yang mempunyai arti
penting dalam bidang farmasi.
3. Banyak hasil-hasil farmasi yang didapatkan melalui
pencangkokan gen itu berupa senyawa-senyawa yang dengan dosis
kecil saja sudah dapat memperlihatkan pengaruh yang banyak, seperti
misalnya didapatkannya berbagai macam hormone, faktor tumbuh dan
protein pengatur, yang mempengaruhi proses fisiologis, sepeerti
tekanan darah, penyembuhan luka dan ketenangan hati.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat keturunan
(pewarisan sifat) dari orang tua atau induknya kepada keturunannya.
Genetika dapat disebut juga sebagai ilmu gen dan segala aspeknya.
Genetika berusaha menjelaskan material pembawa informasi untuk
diwariskan (bahan genetik), bagaimana informasi itu diekspresikan
(ekspresi genetik), dan bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu
individu ke individu lain (pewarisan genetik).
Biasanya, materi genetik juga disebut sebagai asam nukleat
atau faktor hereditas. Pada makhluk hidup, materi genetik yang terdiri
atas kromosom, gen, DNA, dan RNA akan diturunkan melalui proses
reproduksi. Orang yang dianggap sebagai Bapa genetika adalah
Gregor Johan Mendel. Gen sendiri memiliki sifat antara lan :
- Sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom
- Mengandung informasi genetika
- Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel
- Tiap gen mempunyai tugas dan fungsi berbeda.
- Ditentukan oleh susunan kombinasi basa nitrogen
- Sebagai zarah yang terdapat dalam kromosom
MANFAAT REKAYASA GENETIK

1. Pembuatan insulin manusia dari bakteri ( Sel pancreas yang


mempu mensekresi Insulin digunting , potongan DNA itu
disisipkan ke dalam Plasmid bakteri ) DNA rekombinan yang
terbentuk menyatu dengan Plsmid diinjelsikan lagi ke vektor , jika
hidup segera di kembang biaakan)
2. Pembuatan antibiotik, vaksin
3. Pembuatan serum
4. Kloning
Daftar pustaka
Suryo. 1990. Genetika. Cetakan 6. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Suratsih, Victoria. 2002 Genetika. Yogyakarta.Univeristas Negeri


Yogyakarta.

Alberts, B at.al. 1998. Essential Cell Biology: An Introduction


Molecular Biology of the Cell. New York: Garland Publishing, Inc.

Burns, G.W. 1984. The Science of Genetics. 6th ed. New York:
Macmillan Publ. Co Inc.

Campbell, dkk. 2003. Biologi. Jakarta. Erlangga.

Emery. A.E.H. 1985. Dasar-Dasar Genetika Kedokteran.

Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.


Gardner, E.J dan D.P. Snistad. 1984. Principle of Genetics. 7th ed. New
York: John & Sons Inc

Anda mungkin juga menyukai