“HUKUM MENDEL”
Juliana : 1815301031
TA 2018/1019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT karena berkat rahmat nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang sederhana ini.Makalah ini kami selesaikan untuk
memenuhi tugas mata kuliah ;Biologi Reproduksi dan Genetika yang
berjudul “Hukum Mendel Dan Pewarisan Sifat”
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan ,untuk itu kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan yang akan datang sangat diharapkan. Dan kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini kami ucapkan terima kasih.
Kelompok
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar.......................................................................................................i
Daftar isi................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan .......................................................................................................2
Bab 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Latar Belakang Hukum Mendel.................................................................3
2.2 Hukum Mendel 1.......................................................................................4
2.3 Hukum Mendel 11.....................................................................................5
2.4 Teori Pewarisan sifat.................................................................................8
2.5 Percobaan Mendel ....................................................................................9
2.6 Penyimpangan Semu hukum mendel.........................................................16
2.7 Hereditas Pada Manusia............................................................................28
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan................................................................................................35
3.2 Saran..........................................................................................................35
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya
bagian:
Pertama Mendel.
pada organisme, yang kita kenal dengan hukum segregasi dan hukum asortasi
mengatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk
gamet menerima satu gen dari induknya sebagaimana bunyi hukum mendel I,
dan bunyi hukum mendel II, menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai
dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas,
1
1.2 Rumusan Masalah
berikut :
2
BAB 2
PEMBAHASAN
selama 12 tahun.
3
Dari hasil percobaan yang diperolehnya, Mendel menyusun beberapa
hipotesis, yaitu :
sesamanya, misalnya tinggi atau rendah, bulat atau keriput, kuning atau
c. Bila pasangan factor itu terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, factor
e. Individu murni mempunyai alel sama, yaitu dominan saja atau resesif saja.
dipisahkan dalam dua sel anak”. Hukum ini berlaku untuk persilangan
karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel
resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil,
4
b. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya
Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada
secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selalu
turunannya.
Geness)
sehingga sifat yang muncul dalam keturunannya beraneka ragam. Hukum ini
berlaku untuk persilangan dengan dua sifat beda (dihibrid) atau lebih
(polihibrid).
dihibrid, yaitu persilangan yang melibatkan pola perwarisan dua macam sifat
5
seketika. Salah satu di antaranya adalah persilangan galur murni kedelai
Jika gen yang menyebabkan biji berwarna kuning dan hijau masing-
masing adalah gen G dan g, sedang gen yang menyebabkan biji halus dan
terdsebut dapat digambarkan secara skema seperti pada diagram berikut ini.
ê
GgWw
ê
F2 :
Gamet ♂ GW Gw gW gw
Gamet ♀
6
GW GGWW GGWw GgWW GgWw
) t) )
) t)
dapat mengandung kombinasi gen dominan dengan gen dominan (GW), gen
dominan dengan gen resesif (Gw dan gW), serta gen resesif dengan gen resesif
(gw). Hal inilah yang kemudian dikenal sebagai hukum pemilihan bebas (the
7
2.4 Teori Pewarisan Sifat
tentang pewarisan sifat disebut dengan genetika. Pewarisan sifat itu dapat
ditentukan oleh kromosom dan gen. Teori-teori tentang pewarisan sifat adalah
sebagai berikut :
1. Teori Embryo
mengenal bersatunya sel sperma dengan sel telur yang akan membentuk
2. Teori Preformasi
perkembangan sebelumnya.
8
4. Teori Plasma Nutfah
berikutnya.
5. Teori Pengenesis
gemuia.
6. Teori Telegani
spermatozoa sebagian besar tersusun atas inti dan inti bertanggung jawab
9
diperoleh yaitu F2 yang berbatang tinggi dan berbatang pendek
berikut :
Genotipe : TT >< tt
Fenotipe : Batang
Filial (F1) : Tt
Tinggi
Gamet
T T
Gamet
T TT (Tinggi) .1 Tt (Tinggi) .2
T Tt (Tinggi) .3 Tt (pendek) .4
terhadap gen untuk faktor pendek (t). Maka Individu bergenotipe Tt (no. 2
10
dan 3) akan memiliki fenotipe tinggi. Perbandingan fenotipe F2 pada
Tt : tt = 1 : 2 : 1
Tanamaman
P1 : >< Tanaman berbunga putih
berbunga merah
11
muda)
Gamet
M M
Gamet
MM Mm (merah
M
(Merah) 1 muda) 2
Mm (merah Mm
M
muda) 3 (putih) 4
Genotipenya : MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1
murni yang mempunyai biji bulat warna kuning dengan galur murni yang
keriput dan hijau, maka F1 seluruhnya berupa kacang ercis berbiji bulat
12
dan warna biji kuning. Biji-biji F1 ini kemudian ditanam kembali dan
tersebut adalah persilangan dua individu dengan dua sifat beda yaitu
b = keriput,
k = hijau
bawah :
Gamet BK Bk bK Bk
F2 :
Gamet
13
BK BBKK 1 BBKk 2 BbKK 3 BbKk 4
9:3:3:1
Kemungkinan
Kotak nomor Genotipe Fenotipe
ke-
14
4 4,7, 10, 13 BbKk Bulat kuning
1: 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 :1
yaitu :Batang tinggi, biji bulat dan biji warna kuning, dengan batang
pendek, biji keriput, warna biji hijau. Keturunan F1 yang dihasilkan adalah
P1 :
TTKKBB >< Ttkkbb
:
Fenotip Pendek
Tinggi,kuning,bu
e: >< ,keriput
lat
,hijau
15
e
F1 TtKkBb
Fenotipe :
Tinggi,kuning,bulat
P2 TtKkB
TtKkBb ><
b
Gamet TKB,TKb,TkB,Tkb,tKB,tK
b, tkB,tkb
Hubungan sifat beda dan jumlah kemungkinan fenotipe dan genotipe pada F2
Jumlah Jumlah
Jumlah Jumlah Jumlah
Macam Macam Perbandingan
Sifat Macam Individu
Genotipe Fenotipe Fenotipe F2
Beda Gamet F2
F2 F2
1 21 = 2 3 2 3:1 4
2 22 = 4 9 4 9:3:3:1 16
3 23 = 8 27 8 27:9:9:9:3:3:3:1 64
N 2n 3n 2n 4n
16
Dalam kondisi normal, persilangan monohibrida menghasilkan
tepat.
fenotip.
meliputi:
interaksi gen ini ditemukan oleh William Bateson (1861-1926) dan R.C.
Punnet. Pada interaksi gen ini, suatu sifat tidak ditentukan oleh satu gen
tunggal pada autosom tetapi alel-alel dari gen yang berbeda dapat
17
Misalnya, pada ayam dijumpai empat macam bentuk pial (jengger),
antara lain: jengger berbentuk ercis atau biji (pea) dengan genotip rrP-;
jengger dengan belah atau tunggal (single) dengan genotip rrpp, jengger
berbentuk mawar atau gerigi (rose) dengan genotip Rpp, dan jengger
pea (biji), semua keturunan F1nya berpial walnut (sumpel). Agar lebih
18
Dari persilangan ayam berpial rose dan pea, dihasilkan fenotip baru
walnut? Pial walnut muncul karena interaksi 2 pasang alel (gen) yang
dihasilkan 4 macam pial yaitu walnut, rose, pea, dan 1 pial yang baru yaitu
Pial tunggal terjadi karena adanya 2 pasang alel (gen) yang resesif.
b. Kriptomeri
19
sendiri dan akan tampak pengaruhnya. Apabila bersama-sama dengan gen
dengan warna dari bunga kedua induknya (yaitu merah dan putih). Rasio
warna ungu. Jika di dalam plasma tidak terdapat pigmen antosianin, baik
di dalam lingkungan asam atau basa, maka akan terbentuk warna putih.
faktor a jika tidak ada antosianin dalam plasma sel. Faktor B apabila
20
Sifat A dominan terhadap a dan sifat B dominan terhadap sifat b.
Oleh karena itu, tanaman yang berbunga merah disimbolkan dengan Aabb
aaBB atau aabb. Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa bunga
c. Polimeri
dengan banyak sifat beda yang berdiri sendiri, tetapi memengaruhi bagian
yang sama dari suatu organisme. Peristiwa polimeri ditemukan oleh Lars
21
Frederik Nelson dan Ehle, Setelah melakukan percobaan dengan
(merah). Oleh karena itu, biji merah bersifat dominan tidak sempurna
Contoh :
m1m1m2m2
polimeri dapat terjadi? Peristiwa ini terjadi pada pewarisan, warna kulit
22
manusia. Warna kulit disebabkan oleh zat warna kulit (pigmen). Jika
d. Epistasis-hipostasis
adalah gen yang tertutupi oleh sebuah atau sepasang gen lain yang tidak
1) Epistasis Dominan
23
Jika dilihat, hasil perbandingan fenotip F2 tersebut adalah 12
adalah gen A bersifat epistasis terhadap gen B dan b. Oleh karena itu,
2) Epistasis Resesif
gen dominan dan resesif yang bukan alelnya. Rumusnya adalah gen aa
24
Dari hasil penyilangan tersebut menunjukkan perbandingan
25
p menentukan warna mata ungu, gen S merupakan gen non-suspensor,
e. Gen-gen komplementer
membantu dalam menentukan fenotip. Jika salah satu gen tidak ada, maka
26
Dalam hal ini, gen T dan gen B tidak akan menunjukkan sifat
normal apabila kedua gen tersebut tidak terdapat bersama-sama dalam satu
genotip. Dengan demikian, jika hanya terdapat gen T tanpa gen B, atau
jika hanya terdapat gen B tanpa gen T maka akan tetap memunculkan sifat
memengaruhi bagian tubuh makhluk hidup yang sama. Kedua gen itu
27
Contoh : Pada persilangan tanaman Bursa sp. yang berbuah oval
g. Atavisme
Pial walnut dihasilkan dari persilangan ayam berpial rose dan pea.
Pial pea dikatakan menghilang dan muncul sifat di luar induknya. Setelah
rose, pea, walnut, dan single. Pada peristiwa ini, pial rose dan pea muncul
28
menghasilkan merpati berekor lurus. Merpati berekor seperti kipas muncul
Sumber: BSE SMA/MA Kelas XII, Siti Nur Rochmah, dkk, Pusat
dua, yaitu sifat yang terpaut koromosom tubuh (autosomal), dan sifat yang
dapat muncul baik pada anak laki-laki maupun perempuan. Sedangkan sifat
a. Albinisme
alis, rambut, dan kulit tampak putih (albino), dan matanya peka terhadap
29
P : Aa x Aa
b. Thalasemia
regular.
c. Golongan Darah
golongan ABO, Rhesus, dan MN. Dua yang pertama memiliki nilai
oleh K. Landsteiner.
30
Golongan ABO
Golongan Rhesus
orang.
berikut.
31
Golongan Rhesus ini memiliki arti penting pada perkawinan.
kuning bayi).
Golongan MN
32
2. Sifat/Cacat Menurun Gonosomal
Dua contoh cacat menurun yang terpaut kromosom X adalah hemofili dan
butawarna.
a. Hemofili
normal dikendalikan oleh gen H. Seorang wanita normal memiliki dua gen
gen h, wanita ini termasuk wanita normal tetapi membawa sifat hemofili
(carrier).
menderita hemofili dan umumnya lethal. Pria menderita hemofili bila pada
kromosom X-nya terdapat gen h, dan normal bila terdapat gen H. Seorang
33
diketahui. Pangeran Andrew mewarisi gen ini dari ibunya dan meninggal
XHY XHXh
b. Butawarna (colorblind)
melihat warna. Kelainan ini juga disebabkan gen resesif c, sedangkan sifat
34
B. Cacat menurun yang terpaut kromosom Y
Hypertrichosi
rambut di tepi daun telinga. Kelainan seperti ini banyak dijumpai pada
P : XYht x XX
Hystrixgraviour
Webbedtoes
selaput seperti kaki katak. Penyebabnya adalah gen wt, sedangkan sifat
35
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mendel.
3.2 Saran
mempelajarinya.
36
DAFTAR PUSTAKA
http://biologimediacentre.com/genetika-hukum-mendel/#sthash.C7PN7wAX.dpuf
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Pewarisan_Mendel
http://pengetahuan-olandsky.blogspot.com/2013/04/bunyi-hukum-mendel-i-dan-
ii.html
http://www.pintarbiologi.com/2014/11/penyimpangan-semu-hukum-mendel.html
http://www.materisma.com/2014/11/penjelasan-penyimpangan-semu-hukum-
mendel.html
37