Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
Kelompok 3:
Puji syukur saya panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan
wawasan mengenai mata kuliah Dasar – Dasar Genetika, yang berjudul “HUKUM
MENDEL I”.
Dengan tulisan kami ini diharapkan bapak atau teman mahasiswa lainnya mampu
untuk memahami makna dari Hukum Mendel I. Kami sadar tulisan ini terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, Kami mengharapkan adanya kritik dan saran
yang bersifat membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, terutama ibu selaku dosen dan teman mahasiswa lainnya, supaya
kelak menjadi pribadi yang berdedikasi tinggi, karena kita adalah penerus Bangsa
Indonesia.
Penulis
………………………
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. 2
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………4
A.Latar Belakang…………………………………………………………4
B.Rumusan Masalah………………………………………………………5
C.Tujuan…………………………………………………………………..5
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Perkembangan genetika hingga saat ini amat pesat yang diawali sejak era
Mendel, Watson-Crick, genetika molekular, hingga rekayasa genetika. Pesatnya
perkembangan di bidang genetika menyebabkan materi yang dapat dikumpulkan
dan informasi yang dapat disampaikan sudah begitu beragam dan padat. Oleh
karena itu untuk mempermudah dalam penguasaannya beberapa ahli
mengelompokkan genetika, sehingga dikenal beberapa macam genetika
berdasarkan sudut pandang. Pengelompokan di bidang genetika seperti; genetika
Mendel, genetika modern, genetika tumbuhan, genetika molekular, genetika
hewan, genetika mikroba, dan genetika manusia. Untuk dapat memahami genetika
secara keseluruhan.
Pewarisan suatu sifat diawali oleh tahap pembagian materi genetik. Proses
pembagian materi genetik melalui pembagian kromosom melibatkan pembelahan
meiosis yang terjadi pada gametogenesis. Gametogenesis terjadi sebagai tahapan
awal dalam membagi kromosom dan meneruskannya ke keturunan berikutnya
untuk tujuan utama menjamin kelestarian makhluk hidup di muka bumi. Seluruh
proses rangkaian pewarisan sifat menjadi jelas sejak Mendel mengemukakan hasil
penelitiannya melalui Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Hukum Mendel ?
2. Apa Bunyi Hukum Mendel 1 ?
3. Apa teori pewarisan sifat?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Hukum Mendel
2. Untuk Mengetahui Bunyi Hukum Mendel 1
3. Untuk Mengetahui Teori Pewarisan Sifat
BAB II
PEMBAHASAN
Gregor Johann Mendel (1822-1884) merupakan anak dari pasangan petani yang
tinggal di Eropa Tengah. Pada usia 21 tahun dia masuk menjadi anggota biara
Katolik di kota Brunn. Di Biara inilah dia mulai melakukan percobaan genetika
dengan berbagai tanaman kebun. Dari semua tanaman yang dipakai dalam
penelitiannya, Mendel memperoleh hasil yang memuaskan ketika dia
menggunakan tanaman kacang ercis. Hasil penelitian Mendel dipublikasikan di
Society Prosiding 1866, namun kurang memperoleh tanggapan dari ilrnuwan kala
itu. Pada tahun 1990 artikel yang ditulis Mendel dibaca kembali oleh tiga orang
ahli botani yaitu Hugo de Vries, Carl Correns, dan Eric von Tschermak-
Seysenegg. Mereka telah menemukan bahwa Mendel telah melakukan penelitian
mengenai pewarisan sifat yang sangat teliti dan melakukan analisis yang cermat
terhadap hasil penelitiannya. Sejak saat itu, gagasan-gagasan Mendel mengenai
pewarisan sifat diterima secara luas dikalangan ilmuwan.
Hukum Mendel 1
Untuk memastikan apakah benar sifat individu hanya berasal dari salah
satu induknya, Mendel kemudian menyilangkan sesama F1 dan menghasilkan
keturunan dengan perbandingan fenotip ercis berbiji kuning dan ercis berbiji hijau
3:1. Perbandingan fenotip dari F2 ini memberikan kesimpulan-kesimpulan
sebagai berikut:
1. Setiap karakter diatur oleh sepasang faktor penurun sifat. Kesimpulan ini dapat
dilihat dari hasil persilangan sesama F1. Persilangan sesama FI yang berbiji bulat
menghasilkan F2 yang berbiji kuning dan hijau. Munculnya sifat kuning dan hijau
pada F2 menandakan bahwa F1 memiliki faktor penurun sifat kuning dan faktor
penurun sifat hijau, Faktor penurun sifat ini sekarang dikenal dengan nama alel.
2. Ketika individu memiliki dua alel yang berbeda (heterozigot), alel yang
terekspresi disebut dengan alel dominan sedangkan alel yang tertutupi disebut
dengan alel resesif. F1 pada persilangan yang dilakukan Mendel menghasilkan
tanaman berbiji kuning meskipun memiliki alel pengatur sifat kuning dan alel
pengatur sifat hijau Fenotip F1 ini menandakan bahwa alel kuning (diberi
lambang huruf besar) K dominan terhadap alel hijau (diberi lambang dengan
huruf kecil) k.
4. Pada pembentukan gamet, kedua alel akan terpisah dengan perbandingan yang
sama. Fl yang bergenotip Kk akan menghasilkan ½ gamet B dan ½ gamet b.
Gamet-gamet tersebut kemudian berpasangan acak pada proses pembentukan
zigot dan menghasilkan 3 jenis genotip yaitu 1/4 KK, ½ kk, 1/4 kk (1:2:1). Alel B
dominan terhadap alel b, sehingga pada kondisi heterozigot (Bb) fenotip yang
muncul adalah bulat, ini mengakibatkan perbandingan fenotip F2 menjadi 3 bulat
berbanding 1 kisut.
PENUTUP
A. Kesimpulan