UTAMA
“BUDIDAYA TANAMAN KOPI”
OLEH:
KELOMPOK 2
MULZATUL FATMI (2110241002)
ILHAM ADHA (2110241012)
ANASTASIA SALMA (2110241023)
MELANY OLIVIA FEBRAYULI (2110241033)
ALVIN NIQMATULL AKBAR (2110242001)
QOMARA ANZALIA (2110242010)
AMANDA RAUDATUN NADIFAH (2110242019)
TANIA PUTRI SILVIA (2110242039)
DIVA NABILA FITRI (2110243008)
VANESHA AZZAHRA NAWAWI (2110243025)
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "BUIDAYA
KOPI" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan Utama. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman bagi pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dewi Rezki S.P., M.P
selaku Dosen Mata Kuliah Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan Utama.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................4
3.1 Kesimpulan........................................................................................10
3.2 Saran..................................................................................................10
DAFTAR PUSATAKA...................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman kopi telah berkembang sejak ratusan tahun lalu, sebagian besar
dikembangkan oleh petani dalam bentuk perkebunan rakyat. Kopi merupakan
komoditas ekspor yang penting sebagai sumber divisa negara, perkembangan
ekonomi daerah, dan pendapatan petani. Walaupun perdagangan kopi selalu
mengalami pasang surut baik di pasar dalam negeri maupun dunia, namun peran
tanaman kopi masih sangat penting. Saat ini industri kopi semakin menarik
banyak pihak, produk kopi bermerek, iklan kopi, penikmat kopi semakin marak
dan berkembang. Di beberapa negara pecandu kopi dengan citarasa tertentu
semakin fanatik dan eksekutif. Semua kemajuan industri perkopian tersebut
sangat ditentukan oleh pengelolaan di sektor hulu (on farm). Petani kopi akan
sangat menentukan jumlah produksi yang dicapai, kualitas hasil seperti
citarasa dan
1
ketepatan waktu dalam menyediakan kebutuhan konsumen dan industri. Untuk itu
petani membutuhkan teknologi yang tepat dalam memenuhi kebutuhan tuntutan
hilirisasi tersebut.
Budidaya kopi di Indonesia dilakukan pertama kali pada tahun 1696 setelah
VOC mendatangkan bibit kopi dari Malabar-India (Siswoputranto 1993: 25).
Namun, pada masa VOC budidaya kopi tidak dilakukan secara besar-besaran
karena kopi hanya dijadikan sebagai alat pembayaran pajak terutama di
Kabupaten Priangan Jawa Barat (Creutsberg dan J.T.M. van Laanen 1987: 132),
sehingga produksinya terbatas dan kesulitan untuk memenuhi permintaan pasar
dunia. Perluasan penanaman kopi baru dilaksanakan setelah diterapkannya
cultuurstelsel 1830 yang masih mempertahankan sistem wajib tanam yang telah
dilakukan oleh VOC sebelumnya. Perluasan areal kebun kopi dilaksanakan
menyeluruh di Pulau Jawa dan juga mulai diperkenalkan di daerahdaerah luar
Jawa. Kebun-kebun kopi ini umunya di kelola oleh pekebun-pekebun pribumi,
sehingga pemerintah mengharuskan penyetoran wajib kopi sebagai pajak tanah,
dan pemerintah melakukan monopoli perdagangan. Pada tahun 1850-an dan 1860-
an sistem tanam paksa dan monopoli lambat laun dihapuskan tetapi masih terdapat
tanam paksa walaupun dalam bentuk yang lebih lunak.
2
terdapat di
3
provinsi Sumatera selatan dengan total 18,99% dengan rata-rata produksi 121,25
ribu ton. Posisi kedua terdapat di provinsi lampung dengan presentase 17,24%
dengan produksi mencapai 110,05 ribu ton/tahun. Empat provinsi lainnya
berkontribusi sebesar 5,19% hingga 9,26% yang terdapat di provinsi Sumatera
Barat, Aceh, Bengkulu, dan Sumatera utara dengan rata-rata jumlah produksi
33,13 ribu ton hingga 59,14 ribu ton. Tanaman kopi yang banyak dibudidayakan
di Indonesia yaitu kopi Arabica, kopi Robusta, dan kopi Liberica. Setelah kopi
masuk ke Indonesia, penanaman kopi sangat diupayakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi masyarakat dalam dan luar negeri.
1.3 Tujuan
1. Memahami jenis-jenis kopi
2. Memahami cara memilih jenis kopi
3. Memahami syarat tumbuh tanaman kopi
4. Memahami kesesuaian lahan tanaman kopi
5. Memhami persiapan dan penanaman tanaman kopi
4
BAB II
PEMBAHASAN
Robusta
Kopi robusta ditemukan pertama kali di Kongo pada tahun 1898 oleh ahli
botani dari Belgia. Robusta merupakan tanaman asli Afrika yang meliputi daerah
Kongo, Sudan, Liberia, dan Uganda. Robusta mulai dikembangkan secara besar-
besaran di awal abad ke-20 oleh pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia.
Kopi jenis ini memiliki sifat lebih unggul dan sangat cepat berkembang, oleh
karena itu jenis ini lebih banyak dibudidayakan oleh petani kopi di Indonesia.
Beberapa sifat penting kopi robusta yaitu resisten terhadap penyakit dan tumbuh
sangat baik pada
5
ketinggian 0-900 meter dari permukaan laut. Namun idealnya ditanam pada
ketinggian 400-800 meter. Suhu rata-rata yang dibutuhkan tanaman ini sekitar
26°C dengan curah hujan 2000-3000 mm per tahun. Tanaman ini tumbuh dengan
baik pada tanah yang memiliki tingkat keasaman (pH) sekitar 5-6,5.
Klasifikasi kopi robusta:
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea canephora
Liberika
Dahulu, kopi liberika pernah dibudidayakan di Indonesia, tetapi sekarang
sudah ditinggalkan oleh pekebun dan petani. Pasalnya, bobot biji kopi keringnya
hanya 10% dari bobot kopi basah. Selain perbandingan bobot basah dan bobot
kering, rendeman biji kopi liberika yang rendah merupakan salah satu faktor tidak
berkembangnya jenis kopi liberika di Indonesia. Rendeman kopi Liberika hanya
sekitar 10 – 12%. Karakteristik, biji kopi Liberika hampir sama dengan jenis
arabika. Pasalnya, jenis kopi liberika merupakan pengembangan dari jenis
arabika. Kelebihannya, jenis liberika lebih tahan terhadap serangan hama Hemelia
vastatrixi dibandingkan dengan kopi jenis arabika.
6
harus bebas dari serangan hama dan penyakit. Seperti hama penggerek buah kopi
(Hypothenemus hampei), penggerek batang (Xylosandrus sp) dan penyakit karat
daun (Hemileia vastatrix). Untuk tanaman kopinya harus dipilih yang bagus dan
sehat, memiliki tajuk yang bagus, berbatang pendek dan produksi buah tinggi dan
stabil tiap tahunnya sebagai indukannya.
Syarat dan Lokasi Tumbuh Tanaman Kopi tanaman kopi dapat tumbuh
dengan baik apabila faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
pemeliharaan tanaman dapat dioptimalkan dengan baik. Berikut ini beberapa
syarat pertumbuhan kopi secara umum.
Tanah
Kopi di Indonesia saat ini umumnya dapat tumbuh baik pada ketinggian
tempat di atas 700 m di atas permukaan laut (dpl). Kopi arabika baik tumbuh
dengan cita rasa yang bermutu pada ketinggian di atas 1000 m dpl. Namun
demikian, lahan pertanaman kopi yang tersedia di Indonesia sampai saat ini
sebagian besar berada di ketinggian antara 700 sampai 800 m dpl. Rata-rata pH
tanah yang dianjurkan 5-
7. Jika pH tanah terlalu asam, tambahkan pupuk Ca(PO)2 atau Ca(PO3)2 (kapur
atau dolomit). Sementara itu, untuk menurunkan pH tanah dari basa ke asam,
tambahkan urea. Caranya taburkan kapur atau urea secukupnya sesuai kondisi
tanah, lalu periksa keasaman tanah dengan pH meter. Tambahkan urea jika pH
tanah masih basa atau tambahkan kapur jika terlalu asam.
Curah Hujan
Curah hujan yang dibutuhkan tanaman kopi minimal dalam 1 tahun 1000-
2000 mm, optimal 2000-3000 mm. Kopi robusta menghendaki musim kemarau 3-
7
4 bulan, tetapi pada waktu kemarau harus masih ada hujan. Musim kering
dikehendaki maksimal 1,5 bulan sebelum masa berbunga lebat, sedangkan masa
kering sesudah berbunga lebat sedapat mungkin tidak melebihi dua minggu.
Pohon kopi tidak tahan terhadap angin yang kencang, lebih-lebih dimusim
kemarau, karena angin ini akan mempertinggi penguapan air di permukaan tanah
dan juga dapat mematahkan pohon pelindung. Untuk mengurangi hal-hal tersebut
di tepi- tepi kebun ditanam pohon penahan angin.
Penyinaran Matahari
Kopi memerlukan sinar matahari yang teratur. Umumnya kopi tidak
menyukai penyinaran matahari langsung, penyinaran berlebih dapat
mempengaruhi proses fotosintesis. Penyinaran matahari juga mempengaruhi
pembentukan kuncup bunga. Penyinaran matahari pada pertanaman kopi dapat
diatur dengan penanaman pohon penaung. Pohon penaung tanaman kopi dapat
diupayakan tumbuh di tempat yang teduh, tetapi tetap mendapatkan penyinaran
yang cukup untuk merangsang pebentukan bunga.
8
baris tanaman kopi. Persiapan lahan meliputi kegiatan menyiapkan pohon
penaung sementara dan penaung tetap serta pembuatan lubang tanam untuk
tanaman kopi.
Pembuatan Benih
Pembuatan benih yaitu dilakukan pemilihan buah kopi yang baik dan
memiliki tingkat kematangan buah yang ditandai dengan warna merah dan berasal
dari klon-klon tertentu yang dihendaki. Pemisahan kulit dan daging buah
dilakukan manual menggunakan tangan agar kulit tanduk tidak rusak. Lendir yang
melekat pada kulit tanduk digosok menggunakan abu dapur hingga bersih
kemudian dicuci dengan air. Benih yang sudah dibersihkan diangin-anginkan
selama 2-3 hari hingga kering.
Persemaian
Pesemaian biji dilakukan dengan menanam biji sedalam ± 0,5 cm,
permukaan benih yang rata menghadap ke bawah dangan jarak tanam benih 3 cm
x 5 cm. Bibit yang disemai memerlukan waktu persiapan yang lebih pendek
daripada bibit sambungan. Benih yang tertata di atas bedengan kemudian
diatasnya ditaburi potongan jerami atau alang-alang kering agar terlindungi dari
sengatan matahi maupun curahan air siraman. Pemeliharaan dilakukan dengan
menyiram bedengan menggunakan gembor dan dijaga jangan sampai ada
genangan air dan membersihkan rumput yang tumbuh disekitar.
Pembibitan
Pemilihan tempat untuk pembibitan adalah serupa dengan pesemaian.
Sebaiknya tempat yang digunakan tidak berbatu, datar, subur, dan banyak
humusnya. Tanah bekas timbunan abu dapur tidak boleh dipakai karena pH terlalu
tinggi. Pengolahan tanah harus lebih dalam (±60 cm), karena bibit akan lama
berada di pembibitan (minimal 6 bulan) dan bersih dari sisa-sisa akar.
Penanaman
Penanaman tanaman naungan harus dilakukan paling lambat 1 tahun
sebelum kopi dipindah ke pertanaman. Jarak tanam naungan harus disesuaikan
dengan jarak tanam kopi. Penanaman dilakukan pada awak musim hujan dan
menghidari penanaman pada waktu panas terik. Benih ditanam setelah
9
pohon penaung
1
berfungsi baik dengan kriteria intensitas cahaya yang diteruskan 30-50% dari
cahaya langsung.
Saat penanaman, akar tunggang yang terlalu panjang dipotong sesuai ukuran
lubang tanam. Sebaiknya tanah yang ditimbunkan pada bibit kopi yang ditanam
membentuk gundukan cembung tujuannya agar bibit tidak tergenang air jika
hujan. Jarak tanam harus dipilih sesuai dengan jenis kopi, kesubuan tanah dan tipe
iklim. Tanah-tanah yang lebih subur atau mempunyai iklim lebih basah
memerlukan jarak tanam lebih lebar daripada tanah-tanah yang kurang subur atau
mempunyai iklim lebih kering.
1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada masa VOC budidaya kopi tidak dilakukan secara besar-besaran karena
kopi hanya dijadikan sebagai alat pembayaran pajak. Upaya meningkatkan
produktivitas dan mutu kopi terus dilakukan sehingga daya saing kopi di
Indonesia dapat bersaing di pasar dunia.Penurunan produksi kopi disebabkan oleh
pemupukan yang belum efisien dan keberadaan hama penyakit tanaman seperti
hama penggerek buah kopi, hama penggerek batang, kutu kebul dan penyakit
karat daun.Tanaman kopi yang banyak dibudidayakan di Indonesia yaitu kopi
Arabica, kopi Robusta, dan kopi Liberica.
3.2 Saran
Dalam pembudidayaan tanaman kopi ini, seharusnya kita memahami dan
memperhatikan terlebih dahulu apa apa saja syarat tumbuh tanaman kopi
bagaimana kesesuaian lahan nya dan bagaimana pula dengan persiapan lahannya
agar meminimalisisr terjadinya kegagalan dalam proses pembudidayaan tanaman
kopi nantinya.
1
DAFTAR PUSTAKA
Juita, N., et al. 2020. Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Pengembangan Kopi
Robusta dengan Pendekatan Parametrik Terbaru. Makassar: Universitas
Hasanuddin.
Prambudi, W. 2019. Pengaruh 3 Varietas (BP 436, BP 234, BP 936) dan Dosis
Limbah Cair Biogas terhadap Pertumbuhan Awal Kopi Robusta (Coffea
canephora Pierre ex Froehner). Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang.