Anda di halaman 1dari 20

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN 2

“PENGARUH BOKASHI DAN POC TERHADAP PERTUMBUHAN


TANAMAN KOPI”

DISUSUN OLEH :

Abdul karim 204110 Dicky 204110

Fikar 204110 Hasbi nugraha 204110

Rodo Delviero 204110193 Atalius 204110

Cahyo 204110 Jemi 204110

Moses putra s.m 204110 Yogi 204110

Vicky fahriza 204110 Padly 204110

FAKULTAS PERTANIAN

AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2022
i

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah semantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah

Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan 2, dengan judul " Pengaruh pemupukan

organic dan anorganik terhadap pertumbuhan kopi ".

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari

bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik

sehingga makalah ini dapatterselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh

karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan babkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah

ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Pekanbaru, Desember 2022

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

I.PENDAHULUAN.................................................................................................3

A.Latar Belakang..................................................................................................3

B.Tujuan...............................................................................................................4

II.TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................5

III.PEMBAHASAN.................................................................................................8

IV.PENUTUP........................................................................................................16

A.Kesimpulan.....................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kopi Indonesia saat ini dilihat dari hasilnya, menempati peringkat keempat
terbesar di dunia. Kopi memiliki sejarah yang panjang dan memiliki peranan
penting bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Indonesia dengan letak
geografisnya yang sangat cocok untuk tanaman kopi. Letak Indonesia sangat ideal
bagi iklim mikro pertumbuhan dan produksi kopi. Salah satu aspek yang
diperhatikan dalam upaya pengembangan kopi adalah memperhatikan kondisi dari
masing – masing setiap wilayah maka akan diketahui wilayah mana yang menjadi
basis komoditas kopi sehingga sampat saat ini kebutuhan kopi semakin meningkat
bagi masyarakat kalangan menengah (Dewantara dkk., 2017).
Pada tahun 2001, konsumen utama didunia masih diduduki oleh Amerika
Serikat dengan total konsumsi 1,16 juta ton. Negara konsumen lainnya adalah
Brazil, Jerman, jepang, Italia,dan Perancis dengan konsumsi masing – masing 816
ribu ton, 570 ribu ton, 420 ribu ton, 315 ribu ton, dan 314 ribu ton. Saat ini selain
negara luar, Indonesia termasuk dalam penikmat kopi dengan jumlah konsumsi 8
% per tahun (Yudianto dkk.,2019).
Peningkatan konsumsi (kebutuhan) kopi perlu diimbangi dengan
peningkatan produksi, tetapi saat ini produksi kopi Indonesia cenderung menurun.
Produksi kopi Indonesia yang menurun salah satu penyebabnya adalah
dipengaruhi luas areal perkebunan kopi yang menurun. Pada tahun 2008 luas areal
perkebunan kopi adalah 1.295.110 ha dan tahun 2012 menjadi 1.235.289 ha,
mengalami penurunan sebesar 4,62%. Kondisi ini juga diperburuk dengan
rendahnya mutu kopi yang dihasilkan oleh perkebunan, baik perkebunan rakyat 
4

B. Tujuan

Adapun Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk memenhi tugas mata kuliah manajemen produksi

2. Untuk menambah wawasan kepada pembaca dan penulis tentang

sPendesainan Sisem Produksi


II. TINJAUAN PUSTAKA

Kopi Indonesia saat ini dilihat dari hasilnya, menempati peringkat keempat

terbesar di dunia. Kopi memiliki sejarah yang panjang dan memiliki peranan

penting bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Indonesia dengan letak

geografisnya yang sangat cocok untuk tanaman kopi. Letak Indonesia sangat ideal

bagi iklim mikro pertumbuhan dan produksi kopi. Salah satu aspek yang

diperhatikan dalam upaya pengembangan kopi adalah memperhatikan kondisi dari

masing – masing setiap wilayah maka akan diketahui wilayah mana yang menjadi

basis komoditas kopi sehingga sampat saat ini kebutuhan kopi semakin meningkat

bagi masyarakat kalangan menengah (Dewantara dkk., 2017).

Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan

organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang

mengandung unsur hara lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik ini

adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak bermasalah dalam

pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat, dibandingkan dengan

pupuk cairan organik, maka pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah

dan tanaman serta mengandung unsur hara mikro dan fitohormon (auxin dan

giberillin) maupun bakteri fertilizer walaupun digunakan sesering mungkin.

Beberapa ahli juga menyebutkan bahwa pemberian pupuk organik akan

meningkatkan populasi musuh alami patogen sehingga akan menekan aktivitas

saprotofik patogen. Pupuk organik cair juga memiliki kekurangan seperti unsur

hara yang terkandung sulit diprediksi dan juga respon tanaman terhadap pupuk

organik lebih lambat atau bersifat slow release (Idaryani dan Warda, 2018). Untuk
6

mendukung pertumbuhan tanaman kopi di pembibitan diperlukan pasokan berupa

unsur hara. Salah satu pupuk yang mengandung unsur hara yang 16 lengkap

adalah pupuk organik cair NASA. Kegunaan dari pupuk organik cair NASA

adalah mempercepat proses pertumbuhan tanaman, memacu dan meningkatkan

pembungaan, mengurangi kerontokan bunga dan buah, membantu pertumbuhan

tunas, membantu pertumbuhan akar, memacu pembesaran umbi serta

meningkatkan keawetan hasil panen. Selain itu juga pupuk organik cair NASA

dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas terhadap produksi tanaman serta

menjaga kelestarian lingkungan menjadikan tanah keras berangsur – angsur dan

menjadi gembur (Hamidah dkk., 2017).


III. PEMBAHASAN

A. Sejarah Tanaman Kopi

Sejarah kopi merupakan sejarah yang meliputi penyebaran dan pengolahan

tanaman kopi. Sejarah kopi mulai dicatat sejak abad ke-9. Awal mulanya kopi

hanya ada di Ethiopia, di mana biji-bijian asli ditanam oleh orang Ethiopia dataran

tinggi. Akan tetapi, ketika bangsa Arab mulai memperluas perdagangannya, biji

kopi pun meluas sampai ke Afrika Utara dan biji kopi yang di sana ditanam secara

massal. Dari Afrika Utara itulah biji kopi mulai meluas ke Asia hingga pasaran

Eropa, dan ketenarannya sebagai minuman mulai menyebar.

Tanaman kopi dibawa masuk ke Indonesia pada masa kolonial Belanda,

yang berhasil membuat Indonesia menjadi salah satu negara penghasil kopi utama

di dunia hingga kini. Namun, akibat arus globalisasi dan kapitalisme Belanda

yang diterima Indonesia, budaya kopi Indonesia hanya menjadi bagian dari

keseharian dan tidak banyak diapresiasi masyarakat lokal. Salah satu temuan

penting adalah budaya kopi yang ada di Indonesia mendapatkan banyak pengaruh

dari Eropa (Italia), Cina, Melayu, dan budaya lokal (seperti Jawa, Sumatra, dll);

baik dalam hal pengolahan maupun dalam penyajian.

B. Aspek Ekonomis

Potensi pertanian Indonesia memegang peran penting dalam

pembangunannasional. Berdasarkan data Kemenperin (2016) nilai ekspor sektor

pertanian mengalami kenaikan dari 3.597.679,8 US$ pada tahun 2012 menjadi

3.725.342,7 US$ pada tahun 2015 dengan persentase peranan dalam kegiatan
17

ekspor sejumlah 2,38%. Salah satu komoditi yang berkontribusi adalah komoditi

kopi dengan nilai rata-rata pertumbuhan volume ekspor dari tahun 1980-2015

mencapai 4,39% per tahun (Kementan, 2016).Pada tahun 2001, konsumen utama

didunia masih diduduki oleh Amerika Serikat dengan total konsumsi 1,16 juta ton.

Negara konsumen lainnya adalah Brazil, Jerman, jepang, Italia,dan Perancis

dengan konsumsi masing – masing 816 ribu ton, 570 ribu ton, 420 ribu ton, 315

ribu ton, dan 314 ribu ton. Saat ini selain negara luar, Indonesia termasuk dalam

penikmat kopi dengan jumlah konsumsi 8 % per tahun (Yudianto dkk.,2019).

Peningkatan konsumsi (kebutuhan) kopi perlu diimbangi dengan

peningkatan produksi, tetapi saat ini produksi kopi Indonesia cenderung menurun.

Produksi kopi Indonesia yang menurun salah satu penyebabnya adalah

dipengaruhi luas areal perkebunan kopi yang menurun. Pada tahun 2008 luas areal

perkebunan kopi adalah 1.295.110 ha dan tahun 2012 menjadi 1.235.289 ha,

mengalami penurunan sebesar 4,62%. Kondisi ini juga diperburuk dengan

rendahnya mutu kopi yang dihasilkan oleh perkebunan, baik perkebunan rakyat

14 maupun perkebunan negara dan swasta. Semua keunikan kopi di Indonesia

tidak terlepas dari pembudidayaan yang baik untuk mendapatkan kualitas kopi

yang baik pula. Pengetahuan tentang tanaman kopi pun saat ini merupakan topik

terhangat yang perlu dipahami masyarakat khususnya petani kopi. Kualitas kopi

yang baik bukan hanya ditentukan dari varietas dan klon saja, tetapi pemeliharaan

merupakan kunci dalam pembudidayaan tanaman kopi yaitu pemupukan.

Pemupukan pada tanaman kopi merupakan faktor penting dalam memenuhi

kebutuhan unsur hara. Penggunan pupuk organik dapat mengurangi tingkat

kerusakan pada lingkungan. Pupuk organik dapat berbentuk padat maupun cair.
18

Pengolahan juga termasuk faktor penting yang mempengaruhi kualitas dari kopi

(Rosniawaty dkk., 2016). Pupuk kompos merupak

C. Teknik Budidaya Tanaman Kopi

Pemilihan jenis dan varietas

Tanaman kopi sangat banyak jenisnya, bisa mencapai ribuan. Namun yang

banyak dibudidayakan hanya empat jenis saja yakni arabika, robusta, liberika dan

excelsa. Masing-masing jenis tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda..

Memilih jenis tanaman untuk budidaya kopi, harus disesuaikan dengan

tempat atau lokasi lahan. Lokasi lahan yang terletak di ketinggian lebih dari 800

meter dpl cocok untuk ditanami arabika. Sedangkan dari ketinggian 400-800

meter bisa ditanami robusta. Budidaya kopi didataran rendah bisa

mempertimbangkan jenis liberika atau excelsa.

Selain dari sisi teknis budidaya, hal yang patut dipertimbangkan adalah

harga jual produk akhir. Kopi arabika cenderung dihargai lebih tinggi dari jenis

lainnya. Namun robusta memiliki produktivitas yang paling tinggi, rendemennya

juga tinggi.

Penyiapan bibit budidaya kopi

Setelah memutuskan budidaya kopi yang cocok, langkah selanjutnya adalah

mencari bibit yang unggul, menyiapkan lahan dan pohon peneduh. Informasi

mengenai bibit unggul untuk budidaya kopi bisa ditanyakan ke Puslit Kopi dan

Kakao atau toko bibit terpercaya. Sementara itu, pohon peneduh harus sudah

disiapkan setidaknya 2 tahun sebelum budidaya kopi dilaksanakan.


19

Untuk budidaya kopi arabika sumber tanaman yang digunakan adalah

varietas. Contohnya adalah varietas S 795, USDA 762, Kartika-1 dan Kartika-2.

Sedangkan untuk budidaya kopi robusta sumber tanaman yang digunakan dalah

klon. Contohnya klon BP 42 atau BP 358.

Perbanyakan bibit pohon kopi bisa didapatkan dengan teknik generatif dan

vegetatif. Perbanyakan generatif dari biji biasanya digunakan untuk budidaya kopi

arabika, sedangkan kopi robusta lebih sering menggunakan perbanyakan vegetatif

dengan setek. Masing-masing metode perbanyakan bibit mempunyai keunggulan

dan kelemahan sendiri-sendiri.

Budidaya kopi bisa dilakukan baik didataran tinggi maupun rendah,

tergantung dari jenisnya. Secara umum kopi menghendaki tanah gembur yang

kaya bahan organik. Untuk menambah kesuburan berikan pupuk organik dan

penyubur tanah di sekitar area tanaman. Arabika akan tumbuh baik pada

keasaman tanah 5-6,5 pH, sedangkan robusta pada tingkat keasaman 4,5-6,5 pH.

Hal yang harus disiapkan sebelum memulai budidaya kopi adalah menanam

pohon peneduh. Guna pohon peneduh untuk mengatur intensitas cahaya matahari

yang masuk. Tanaman kopi termasuk tumbuhan yang menghendaki intensitas

cahaya mataheri tidak penuh.

Jenis pohon peneduh yang sering digunakan dalam budidaya kopi adalah

dadap, lamtoro dan sengon. Pilih pohon pelindung yang tidak membutuhkan

banyak perawatan dan daunnya bisa menjadi sumber pupuk hijau.

Pohon pelindung jenis sengon harus ditanam 4 tahun sebelum budidaya

kopi. Sedangkan jenis lamtoro bisa lebih cepat, sekitar 2 tahun sebelumnya.
20

Tindakan yang diperlukan untuk merawat pohon pelindung adalah pemangkasan

daun dan penjarangan.

Penanaman bibit kopi

Apabila lahan, pohon peneduh dan bibit sudah siap, langkah selanjutnya

adalah memindahkan bibit dari polybag ke lubang tanam di areal kebun. Jarak

tanam budidaya kopi yang dianjurkan adalah 2,75×2,75 meter untuk robusta dan

2,5×2,5 meter untuk arabika. Jarak tanam ini divariasikan dengan ketinggian

lahan. Semakin tinggi lahan semakin jarang dan semakin rendah semakin rapat

jarak tanamnya.

Buat lubang tanam dengan ukuran 60x60x60 cm, pembuatan lubang ini

dilakukan 3-6 bulan sebelum penanaman. Saat penggali lubang tanam pisahkan

tanah galian bagian atas dan tanah galian bagian bawah. Biarkan lubang tanam

tersebut terbuka. Dua bulan sebelum penanaman campurkan 200 gram belerang

dan 200 gram kapur dengan tanah galian bagian bawah. Kemudian masukkan

kedalam lubang tanam. Sekitar 1 bulan sebelum bibit ditanam campurkan 20 kg

pupuk kompos dengan tanah galian atas, kemudian masukkan ke lubang tanam.

Pemupukan

Pemberian pupuk untuk budidaya kopi bisa menggunakan pupuk organik

atau pupuk buatan. Pupuk organik bisa didapatkan dari bahan-bahan sekitar kebun

seperti sisa-sisa hijauan dari pohon pelindung atau kulit buah kopi sisa

pengupasan kemudian dibuat menjadi kompos. Kebutuhan pupuk untuk setiap

tanaman sekitar 20 kg dan diberikan sekitar 1-2 tahun sekali.Cara memberikan

pupuk dengan membuat lubang pupuk yang mengitari tanaman. Kemudian


21

masukkan kompos kedalam lubang pupuk tersebut. Bisa juga dicampurkan pupuk

buatan kedalam kompos. Untuk tanah yang asam dengan pH dibawah 4,5

pemberian pupuk dicampur dengan setengah kilogram kapur. Pemerian kapur

dilakukan 2-4 tahun sekali.Untuk memperkaya bahan organik areal perkebunan

bisa ditanami dengan tanaman penutup tanah. Tanaman yang biasa dijadikan

penutup tanah dalam budidaya kopi diantaranya bunguk (Mucuna munanease) dan

kakacangan (Arachis pintol). Tanaman penutup tanah berfungsi sebagai pelindung

dan penyubur tanah, selain itu hijauannya bisa dijadikan sumber pupuk organik.

Hama dan penyakit

1. Hama Bubuk Buah Pada Tanaman Kopi.

Jenis hama ini biasanya di sebabkan oleh adalah sebuah kumbang kecil yang

hanya kusus menyerang buah kopi baik yang masih muda maupun buah kopi yang

sudah tua.cara untuk mengatasi hal ini juga menimpa tanaman kopi anda di rumah

dengan cara mengumpulkan buah atau memotong batang buah yang banyak

terserang untuk segara kita musnahkan..Atau menggunakan jenis pestisida berupa

dimecron 50 cw.tamaron,argothion..

2. Hama Bubuk Cabang batang Kopi.

Jenis hama penyakit ini kusus menyerang bagian batang tanaman

kopi.biasanya akan menyerang pada bagian ranting kecil yang baru memiliki

diameter 3 cm serta bagian pucuk tanaman kopi muda.

Jenis hama ini biasanya di sebabkan oleh adalah sebuah kumbang kecil yang

hanya kusus menyerang buah kopi baik yang masih muda maupun buah kopi yang
22

sudah tua.cara untuk mengatasi hal ini juga menimpa tanaman kopi anda di rumah

dengan cara mengumpulkan buah atau memotong batang buah yang banyak

terserang untuk segara kita musnahkan..

Selain itu,untuk membasmi jenis penyakit bubuk buah ini,para petani bisa

menggunakan jenis pestisida berupa dimecron 50 cw.tamaron,argothion dosis

serta cara pemakaian akan lebih bagus di baca dalam isi wadah kemasan.Biasanya

setelah di lakukan penyemprotan menggunakan pestisida tersebut,hama bubuk

buah yang di sebabkan oleh kumbang akan mati dan tidak mau kembali lagi..

3. Penyakit kerat Daun tanaman Kopi.

Selain hama penyakit biasanya di sebabkan oleh adanya cendawan yang bisa

kita lihat dengan adanya bercak merah serta bintik-bintik pada bagian daun kopi

tersebut..Selain itu,ciri lain yang bisa kita lihat adanya daun yang menguning di

bagian bawah permukaan daun,bercak kuning dan daun gugur.Cara mengatasi

penyakit kerat daun pada tanaman kopi anda di rumah bisa menggunakan

pestisida dengan merek Fungisidaditane dengan dosis pemakaian 2 gram untuk

dua liter air atau bisa juga membaca petunjuk pemakaian dalam wadahnya.

4. Hama Kutu Dompolan putih dan hijau.

Hama ini juga akan membuat tanaman kopi menjadi kurang berkualitas ciri

yang bisa kita lihat dengan ciri menyerang bagian buah yang seperti terlilit bubuk

putih.biasanya hama ini akan muncul akibat pohon naungan yang terlalu gelap.

Potong sebagian ranting pohon di sekitar tanaman kopi supaya udara dan sinar

matahari lebih bisa masih menyinari kopi.Cara lain untuk mengatasi


23

menggunakan jenis hama ini adalah dengan menggunakan pestisida dengan merek

Poxindo 50 wp

Panen dan pasca panen

Tanaman yang dibudidayakan secara intensif sudah bisa berbuah pada umur

2,5-3 tahun untuk jenis robusta dan 3-4 tahun untuk arabika. Hasil panen pertama

biasanya tidak terlalu banyak, produktivitas tanaman kopi akan mencapai

puncaknya pada umur 7-9 tahun.

Panen budidaya kopi dilakukan secara bertahap, panen raya bisa terjadi

dalam 4-5 bulan dengan interval waktu pemetikan setiap 10-14 hari. Pemanenan

dan pengolahan pasca panen akan menentukan mutu produk akhir

D. Pengaruh Perlakuan

Peranan Kompos Ampas Tahu

Ampas tahu memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan

dengan limbah cairnya. Ampas tahu banyak mengandung senyawa-senyawa

organik yang dibutuhkan oleh tanaman, seperti senyawa-senyawa Phosfor (P),

Besi (Fe) serta Kalsium (Ca). Limbah tahu mengandung Nitrogen (N), Phospor

(P), Kalium(K), Calsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Karbon (C) organik yang

berpotensi untuk meningkatkan kesuburan tanah. Berdasarkan analisis bahan

kering ampas tahu mengandung kadar air 2,69%, protein kasar 27,09%, serat

kasar 22,85%, lemak 7,37%, abu 35,02%, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN)

6,87%, kalsium 0,5%, dan fosfor 0,2%. Kandungan-kandungan tersebut memiliki

potensi untuk dapat meningkatkan kesuburan tanah dan tanaman.


24

Berdasarkan kandungan unsur hara tersebut limbah ampas tahu dapat

digunakan sebagai pupuk organik pada tanaman sayuran dan tanaman tahunan.

Oleh karena itu, limbah ampas tahu dapat digunakan sebagai alternatif pupuk bagi

tanaman berdasarkan kandungan yang terdapat didalamnya (Handayani dkk.,

2017).Faktor yang perlu di perhatikan dalam pembibitan tanaman kopi adalah

pemupukan. Pupuk yang diberikan pada bibit tanaman terdapat dua jenis yaitu

pupuk organik dan anorganik. Salah satu pupuk yang dapat diberikan pada bibit

kopi adalah pupuk kompos. Pupuk kompos merupakan hasil penguraian atau

pelapukan dari bahan organik seperti daun – daun, jerami, alang – alang, limbah

dapur, kotoran ternak, limbah kota, limbah industri. Salah satu limbah pertanian

yang dapat dijadikan pupuk kompos adalah limbah ampas tahu. Pada penilitian

(Nurhidayah dkk, 2015) pemberian kompos ampas tahu terhadap pertumbuhan

bibit kopi robusta di bawah naungan tanaman kelapa sawit memberikan pengaruh

nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun, pertambahan diameter batang, luas

daun dan volume akar bibit tanaman kopi robusta. Pemberian kompos ampas tahu

dengan dosis 225 g dan 300 g memberikan pengaruh baik untuk pertumbuhan

bibit kopi robusta hal ini disebabkan dengan dosis tersebut dapat memberikan

unsur hara yang sesuai dengan kebutuhan bibit kopi, khususnya unsur hara yang

dibutuhkan dalam jumlah banyak seperti N, P dan K.

Peranan Pupuk Organik Cair NASA

Salah satu jenis pupuk organik cair yang di kembangkan adalah POC

NASA. POC NASA diproduksi PT. Natural Nusantara (NASA) dengan formula

yang dirancang secara khusus terutama untuk mencukupi kebutuhan nutrisi

lengkap pada tanaman, peternakan dan perikanan yang dibuat murni dari
25

bahanbahan organik dengan fungsi multiguna. Pupuk organik cair NASA

mengandung lebih dari satu unsur hara, adapun kandungan hara yang terdapat

didalamnya yaitu unsur N, P, K, C organik, Zn, Cu, Mo, V, So4, pH, Lemak,

Protein, dan Zat pengatur tumbuh yang berfungsi meningkatkan kesuburan tanah,

merangsang pertumbuhan tunas baru dan dapat mengurangi tingkat serangan

hama dan penyakit tanaman, konsentrasi pupuk organik cair NASA yang

dianjurkan untuk tanaman perkebunan 6 cc/liter (Kardi, 2016).Adapun unsur hara

tambahan yang dapat digunakan dalam pembibitan tanaman kopi yaitu dengan

penggunaan POC (pupuk organik cair). Pupuk organik cair adalah larutan dari

hasil pembusukan bahan -bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran

hewan dan manusia yang mengandung unsur hara lebih dari satu unsur. Pupuk

organik cair pada umumnya mengandung unsur hara makro dan mikro esensial

(N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Berdasarkan

penelitian Yanto(2016) pada penelitian kelapa sawit dengan perlakuan POC

NASA menunjukkan hasil bahwa pada kosentrasi 6 ml / l air menunjukkan nilai

tertinggi pada setiap parameter pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun,

volume akar, berat basah dan berat kering bibit dibandingkan dengan kosentrasi

lainnya. Hal ini dikarenakan pupuk organik cair dapat memperbaiki struktur

tanah, selain itu juga berperan aktif dalam proses perombakan bahan organik serta

mengefektifkan penyerapan unsur hara N, P, K, dan C organik yang terkandung

dalam pupuk organik cair.

E. Hasil Pembahasan

Untuk hasil dan pembahasan diambil dari skripsi yg berjudul

PEMANFAATAN KOMPOS AMPAS TAHU DAN PUPUK ORGANIK CAIR


26

TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora ) yg

ditulis oleh Angga Pratama dari parameter tinggi bibit yaitu:"


27

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Bokashi/kompos merupakan hasil penguraian atau pelapukan dari bahan

organik seperti daun – daun, jerami, alang – alang, limbah dapur, kotoran ternak,

limbah kota, limbah industri. Bokashi mengandung senyawa-senyawa seperti

Phosfor (P), Besi (Fe) serta Kalsium (Ca). Limbah tahu mengandung Nitrogen

(N), Phospor (P), Kalium(K), Calsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Karbon (C)

organik yang berpotensi untuk meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk organik

cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan -bahan organik yang berasal dari

sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang mengandung unsur hara lebih dari

satu unsur. Pupuk organik cair NASA mengandung lebih dari satu unsur hara,

adapun kandungan hara yang terdapat didalamnya yaitu unsur N, P, K, C organik,

Zn, Cu, Mo, V, So4, pH, Lemak, Protein, dan Zat pengatur tumbuh yang

berfungsi meningkatkan kesuburan tanah, merangsang pertumbuhan tunas baru

dan dapat mengurangi tingkat serangan hama dan penyakit tanaman, konsentrasi

pupuk organik cair NASA yang dianjurkan untuk tanaman perkebunan 6 cc/liter.
28

DAFTAR PUSTAKA

A. Ziya Aktas. Structured Analvsis & l)csrgn ol lnlormatron Svsrems. NJ:


Prentlce-ltall. 1987, appendix A.

Charles L. Biggs, Evan Cj. Ilirks, William Atkins. Managing the Svstems
Development Process. NJ: Prentice-llall, l980, section 2, phase ll.

Cieorge M. Scott. Principles of Management lnformation Svstems. New york:


McGraw-Hill, 19g6, chapter 16.

Jeffry L. Whitten, Lonnie D. Ilerrtley.'lhonras l.V. Ilo. Svstems Analvsis &


Design Merhods. Sr. Louis: -l inres Milror/Mosby College Publishing,
1986, chaprer 10.

L.nid Squire. Introducing Systems Design. Massachusetts: Addison-Wesley,


19g0, chapter L

Robert A. lritch/ K. Roscoe Davis. Accounting Information Svstems. Englewood


Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, 1983, chapter 10.

Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin. Accounting Information Slstems


Concepts and Practice for Effective Decision Makine. Edisi kedua,
New York: John wiley & Sons, I98r', chaqter \2.

William S' Davis' Svstems Anahsis and Desiqn A Structgred Aporoach'


Massachusetts: AddisonWesley, 1983, chaPter 5.

Anda mungkin juga menyukai