BERADAPTASI TERHADAP
CEKAMAN SALINITAS
Kriteria Tanah Salin
▪Tanah salin merupakan tanah dengan kandungan
garam NaCl tinggi.
▪Menurut US Salinity Laboratory, tanah salin yang
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman apabila
memiliki daya hantar listriknya (EC/electrical
conductivity ) > 4 mmhos/cm atau setara dengan 40
mM NaCl/l.
▪Garam-garam yang menimbulkan cekaman salinitas
antara lain NaCl, NaSO4, CaCl2, MgSO4, MgCl2
yang mempengaruhi pH dan daya hantar listrik.
4 Golongan tanaman berdasarkan
responnya terhadap kadar NaCl
1. Halophytes : tanaman yang pertumbuhannya optimal pada
konsentrasi NaCl tinggi (100 – 300 mM NaCl/l). Contoh
atriplex, salicornia, spartina, leptochloa.
2. Halophylic : tanaman yang pertumbuhannya sedikit
meningkat dengan konsentrasi NaCl tinggi. Contoh: bit
gula
3. Salt tolerance crops spesies : pertumbuhannya sedikit
terhambat pada konsentrasi NaCl tinggi. Contoh : barley.
4. Salt sensitive crop spesies : pertumbuhannya sangat
terhambat pada konsentrasi NaCl tinggi. Contoh : buncis
Kendala yang dialami tanaman
pada kadar NaCl tinggi
▪ Terjadinya Keracunan Na+ , toksik Cl-;
Menyebabkan kehilangan integritas membran,
kerusakan lamella, kekacauan organel sel, dan
akumulasi Kalsium Oksalat dalam sitoplasma,
vakuola, dinding sel dan ruang antar sel.
Kerusakan struktur akan mengganggu
transportasi air dan mineral hara dalam jaringan
tanaman.
Kendala yang dialami tanaman
pada kadar NaCl tinggi
▪Terjadinya Ketidakseimbangan ion hara yaitu
Na+ tinggi sedangkan K, Ca dan Mg rendah,
Cl- tinggi sedangkan NO3- dan PO4- rendah.
▪Terjadinya Defisit air di tanah; pada kondisi
salinitas tinggi, air tanah diikat garam NaCl
sehingga ketersediaannya bagi tanaman
menurun.
Klasifikasikan tanah salin menurut
daya hantar Listrik (DHL)
1. Tanah salin dengan daya hantar listrik > 4,0 mmhos/cm,
pH < 8,5 dan Na-dd < 15% dengan kondisi fisik normal.
Kandungan garam larutan dalam tanah dapat
menghambat perkecambahan, penyerapan unsur hara
dan pertumbuhan tanaman;
2. Tanah salin sodik dengan daya hantar listrik > 4,0
mmhos/cm, pH < 8,5 dan Nadd > 15% dengan kondisi
fisik normal. Keadaan tanah umumnya terdispersi dengan
permeabilitas rendah dan sering tergenang jika diairi.
Klasifikasikan tanah salin menurut daya
hantar Listrik (DHL)
3. Tanah sodik dengan daya hantar listrik < 4,0 mmhos/cm, pH
> 8,5 dan Nadd > 15% dengan kondisi fisik buruk. Garam
yang terlarut dalam tanah relatif rendah, dan keadaan tanah
cenderung terdispersi dan tidak permeable terhadap air hujan
dan air irigasi.
Kandungan Na+ yang tinggi dalam air tanah menyebabkan:
▪ Kerusakan struktur tanah.
▪ pH tanah menjadi lebih tinggi karena kompleks serapan
dipenuhi oleh ion Na+.
▪ Meningkatkan persentase pertukaran Natrium (Exchangeable
Sodium Percentage, ESP).
Kriteria salinitas air tanah akibat
intrusi air laut
▪ Tanpa intrusi, nisbah Cl/(CO3+HCO3) < 0,5. Mutu air baik
▪ Sedikit intrusi, nisbah Cl/(CO3+HCO3) : 0,5 – 1,3. Mutu air
cukup baik.
▪ Intrusi sedang, nisbah Cl/(CO3+HCO3) : 1,3 - 2,8. Mutu air
sedang.
▪ Intrusi tinggi, nisbah Cl/(CO3+HCO3) : 2,8 – 6,6. Mutu air
buruk.
▪ Intrusi sangat tinggi, nisbah Cl/(CO3+HCO3) : 6,6 – 15,5.
Mutu air sangat jelek.
▪ Air laut, nisbah Cl/(CO3+HCO3) : 200
Respon Tanaman terhadap Salinitas
▪ Tanaman yang mengalami stres garam umumnya tidak
menunjukkan respon dalam bentuk kerusakan langsung
tetapi pertumbuhan yang tertekan dan perubahan secara
perlahan; Menghambat pembesaran dan pembelahan sel,
produksi protein serta penambahan biomassa tanaman.
▪ Pada tanah dengan tingkat salinitas yang cukup tinggi
pertumbuhan tanaman tidak normal (daun mengering di
bagian ujung dan gejala khlorosis). Gejala ini timbul karena
konsentrasi garam terlarut yang tinggi menyebabkan
menurunnya potensial larutan tanah sehingga tanaman
kekurangan air
Mekanisme adaptasi terhadap NaCl tinggi
1. Avoidance (menghindar) dengan tidak menyerap NaCl
dengan cara menghasilkan zat terlarut kompatibel, yaitu
senyawa organik yang menjaga potensial air larutan tanah
2. Tolerance ; NaCl diserap, tetapi tanaman tahan terhadap
kadar garam NaCl tinggi dengan pengaturan osmotik
(osmotic adjustment) melalui meningkatkan potensial air
jaringan dengan sinetsis asam amino tertentu, gula dan
meningkatkan laju serapan K, Ca dan NO3, atau akumulasi
garam di vacuola. Tanaman mengalami stres garam bila
konsentrasi garam menurunkan potensial air sebesar 0,05
– 0,1 Mpa
Mekanisme adaptasi terhadap NaCl tinggi
3. Ekskresi garam, melalui salt gland pada
permukaan daun atau pembuangan garam melalui
rambut daun. (ditemukan pada tanaman halofit
yang memiliki kelenjar garam, yang memompa
garam keluar dari tubuh melewati epidermis daun)
4. Pengguguran daun bawah.
Adaptasi Morfologi terhadap Salinitas
1. Ukuran daun yang lebih kecil sangat penting untuk
mempertahankan turgor,
2. Ukuran stomata yang lebih kecil per satuan luas
daun
3. Peningkatan sukulensi dengan meningkatnya
konsentrasi SO4 karena konsentrasi Na+ yang
tinggi.
4. Penebalan kutikula dan lapisan lilin pada
permukaan daun
5. Lignifikansi akar yang lebih awal untuk
penyesuaian osmose yang sangat penting untuk
memelihara turgor sel akar
Metode Analisa Cekaman Salinitas
▪Mengamati gejala Keracunan toksisitas pada
tanaman:
(a) Warna daun yang menjadi lebih gelap daripada
warna normal yang hijaukebiruan,
(b) Ukuran daun yang lebih kecil
(c) Batang dengan jarak tangkai daun yang lebih
pendek
(d) Warna Daun akan menjadi kuning (klorosis) dan
(b) tepi daun mati mengering terkena “burning”
(terbakar, menjadi kecoklatan)
(e) Pucuk mati, dan busuk bagian pantat buah
Metode Analisa Cekaman Salinitas
▪ Pengambilan Sampel Tanah;
- Sampel tanah diambil pada daerah yang
terkena dampak salinitas pada kedalaman
daerah perakaran tanaman yang diamati
(tanaman pangan sampel tanah diambil pada
kedalaman antara 0-40 cm, tanaman tahunan,
bisa sampai 1 meter)
- Sampel tanah diambil secara acak atau
sistematis tergantung kondisi permukaan
lahan yang nampak
Metode Analisa Cekaman Salinitas
▪ Analisa Kimia tanah dan Air dengan membuat
ekstra pasta jenuh tanah dengan cara:
- Mencampur tanah dan air destilasi dalam
perbandingan: 1 porsi (berat) tanah dan 5
porsi air destilasi atau air mineral (bukan air
sumur), jika tanahnya bertekstur liat. 1 porsi
(berat) tanah dan 1 porsi air destilasi atau air
mineral atau 1 porsi (berat) tanah dan 2 porsi
air destilasi atau air mineral jika tanahnya
berpasir
- Kocok selama 1 menit dan diamkan campuran
tersebut selama beberapa menit (biasanya
selama 30 menit)
Metode Analisa Cekaman Salinitas
- Kalibrasi alat EC meter atau Daya hantar
listrik meter (DHL meter) sebelum digunakan.
- Ukur nilai tingkatan salinitas dengan
mencelupkan elektroda EC meter. EC meter
atau Daya hantar listrik meter (DHL meter).
Nilai yang terbaca (dalam mS/cm: mili-
Siemens per sentimeter) memberikan indikasi
tentang jumlah elektrolit dalam larutan tanah.
Semakin tinggi nilai EC atau DHL,semakin
banyak pula garam yang terkandung dalam
larutan tersebutlarutan tanah tersebut dan
baca nilainya
Metode Analisa Cekaman Salinitas
- Kalikan nilai pengukuran dengan 8 untuk
mendapatkan EC dalam ekstrak jenuh atau EC(e)
khususnya pada lahan dengan nilai yang lebih
tinggi (10-14) atau untuk tanah yang lebih
berpasir.
▪ Interpretasi data EC (contoh tanaman padi);
- Jika EC(e) kurang dari 4, maka perkiraan
kehilangan hasil tanaman kurang dari 10%
- Jika EC(e) lebih dari 4, maka perkiraan
kehilangan hasil tanaman 10-20%
- Jika EC(e) lebih dari 6, maka perkiraan
kehilangan hasil tanaman 20-50%
- Jika EC(e) lebih dari 10, maka perkiraan
kehilangan hasil tanaman lebih dari 50%
Metode Analisa Cekaman Salinitas
▪ Tanaman yang sensitif (seperti pepaya, mangga
dan pisang) akan terpengaruh pada nilai EC(e)
sekitar 2
▪ Tanaman yang toleran (misalnya kelapa, asam)
hanya akan terpengaruh pada nilai 8-10 atau
lebih.
▪ Untuk tanaman padi, nilai EC(e) kurang dari 4
pada saat tanam adalah yang paling baik untuk
pembentukan akar. Jika ini bisa dicapai dan jika
pengelolaan air dapat dilaksanakan dengan baik,
maka tidak akan ada masalah salinitas selama
musim tanam.
Alternatif Tindakan Pecegahan
Pengaruh Cekaman Salinitas
▪Memilih tanaman yang toleran atau semi toleran,
terutamauntuk fase perkembangan bibit atau fase
perkecambahan karena umumnya tanaman sensitif
pada fase pertumbuhan
▪Mengatur gundukan barisan tanaman. Salah satu
cara dengan double row bed pada tanah yang
tingkat salintasnya tidak terlalu tinggi. Cara single
row bed maka akan terjadi akumulasi garam di
daerah perakaran.
Alternatif Tindakan Pecegahan
Pengaruh Cekaman Salinitas
▪Penggunaan kapur, dapat memperbaiki
perkembangan bibit tanaman, memperbaiki kualitas
air yang masuk dandisimpan, meningkatkan
pencucian garam-garam terlarut, mengurangi biaya
pengolahan tanah. Pilihan ini dapat hanya
diaplikasikan ketika pH tanah lebih tinggi dari 8,5
(misalnya tanah sodik) dan jika cara mekanis
sederhana tidak efektif menghancurkan lapisan
padat liat/debu
Alternatif Tindakan Pecegahan
Pengaruh Cekaman Salinitas
▪Penggunaan Bahan amelioran lainnya yang dapat
digunakan adalah pupuk organik, baik berupa
pupuk kandang, pupuk hijau, maupun kompos dari
bahan sisasisa tanaman dan gulma. Tujuan
pemberian bahan amelioran ini adalah untuk
menyeimbangkan hara terutama terhadap ratio
antara Na, Ca dan Mg atau menurunkan nilai ESP
dari tanah.
Alternatif Tindakan Pecegahan
Pengaruh Cekaman Salinitas
▪ Pencucian garam dengan:
- Menghancurkan lapisan permukaan dengan
pengolahan tanah, baik dengan atau tanpa
mencampur bagian permukaan tersebut dengan
tanah dibawahnya.
- Pencucian dengan air bersih (desalinisasi)
untuk dapat mencapai EC(e) di bawah 4
▪ Mengurangi penggunaan air yang berlebihan dan
menghemat pasokan air yang terbatas
Tabel. Air yang dibutuhkan untuk mencapai EC(e)=4
pada zona perakaran(kedalaman 20 cm)
10 315
15 430
20 540
25 650
35 765
MEKANISME PENANDA
KALSIUM PADA KETAHANAN
TANAMAN TERHADAP
SALINITAS
Konsep Penanda Kalsium
▪Sebagai respon terhadap cekaman dari luar terjadi
peningkatan ion Ca di sitosol
▪Sumber Ca di sitosol bisa berasal dari luar sel
maupun dari organel di dalam sel yang banyak
mengandung Ca
▪Masuknya Ca ke sitosol dapat melalui saluran
(kanal) pada membran plasma sel, seperti:
1.Mechanosensitive Ca Channel (MCC)
2.Depolarization-actived Ca Channel (DACC)
3.Hyperpolarization-activated Ca Cannel (HACC
Konsep Penanda Kalsium
▪Masuknya Ca ke sitosol dapat juga melalui saluran
(kanal) pada membran plasma vakuola, seperti:
1. Inositiol 1,4,5-triphosphate (InsP3)
2. Cyclic ADP-ribose (cADPR)
3. Voltage-gated Ca (VVCa)
4. Slow-activating Vacuolar (SV)