Anda di halaman 1dari 24

CEKAMAN

SALINITAS
Iffa Al Dina
(1810421007)
Pokok Bahasan
⊷ Pengertian Ilmu Ekofisiologi
Tumbuhan
⊷ Cekaman (Stress)
⊷ Cekaman Fisiologis Pada
Tumbuhan
⊷ Cekaman Salinitas
⊷ Strategi/Mekanisme Adaptasi
Tumbuhan terhadap Cekaman
Salinitas

2
Pengertian Ilmu
Ekofisiologi
Tumbuhan

Ekofisiologi Tumbuhan adalah ilmu yang
mempelajari tentang respon fisiologis tanaman
terhadap lingkungan. Fisiologi adalah ilmu yang
mendeskripsikan tentang mekanisme fisiologis
yang mendasari observasi ekologi. Di sisi lain,
ilmuan ekologi atau fisiologi mengarahkan
permasalahan ekologi tentang pengontrolan
pertumbuhan, reproduksi, kemampuan bertahan
hidup, dan penyebaran geografi tanaman sebagai
proses yang diakibatkan oleh interaksi antara
tanaman dengan mekanisme fisikanya, kimia, dan
lingkungan biotik (Lambers, 1998).

4
Cekaman (Stress)
Cekaman (stress) lingkungan adalah kondisi
lingkungan yang memberikan tekanan pada tanaman
dan mengakibatkan respons tanaman terhadap faktor
lingkungan tertentu lebih rendah dari pada respons
optimumnya pada kondisi normal.

Cekaman lingkungan dapat berupa faktor eksternal :


• kondisi lingkungan yang tidak mendukung
pertumbuhan dan perkembangan bagian tanaman
seperti kekurangan dan kelebihan unsur hara,
kekurangan dan kelebihan air, suhu yang terlalu
rendah atau terlalu tinggi.
• Cekaman tersebut mengakibatkan perubahan-
perubahan pada morfologi, fisiologi, dan biokimia,
yang akhirnya akan berpengaruh buruk pada
pertumbuhan tanaman serta produktivitasnya

(Nio dan Yunia, 2011)


5
Cekaman Fisiologis
Pada Tumbuhan
⊷ Menurut Hidayat dan Mulyani (2002) pada
umumnya cekaman lingkungan pada
tumbuhan dikelompokkan menjadi dua
yaitu :
⊷ 1. Cekaman Biotik terdiri dari : Kompetisi
Intra dan Antar Spesies dan Infeksi oleh
Herbivora, hama dan Penyakit.
⊷ 2. Cekaman Abiotik terdiri dari : Suhu, Air
(kelebihan dan kekurangannya), Cahaya,
Unsur Hara dan Salinitas  

6
Cekaman
Salinitas
Cekaman salinitas berpengaruh negatif
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
apalagi terhadap tanaman yang termasuk
kelompok glikofita yaitu tidak tahan garam.

(Munns & Tester 2008; Arzani 2008; Attia et al., 2011).


7
Interaksi Tumbuhan
dengan Salinitas
⊷ Salinitas adalah salah satu faktor pembatas
pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
Sebagian besar tanaman budidaya sensitif
terhadap salinitas yang disebabkan tingginya
kandungan garam dalam tanah
⊷ Salinitas menyebabkan cekaman terhadap
tanaman yang mencakup cekaman osmotik,
ketidak-seimbangan hara, toksisitas ion, dan
cekaman oksidatif.

(Dogar et al. 2012).

8
Cekaman osmotik
⊷ Akibat meningkatnya salinitas disebabkan potensial air
meningkat sehingga mengurangi penyerapan air yang
menyebabkan penurunan kandungan air relatif daun
(Kabir et al. 2004), yang selanjutnya menyebabkan
dehidrasi sel (Ondrasek et al. 2009).
⊷ Bila tekanan osmotik di rhizosfer melebihi tekanan
osmotik dalam sel akar akan menghambat penyerapan air
dan hara sehingga tanaman akan layu dan mati karena
kekurangan air. Kekurangan air akibat cekaman garam
menyebabkan gangguan pada proses fotosintesis. Laju
fotosintesis sangat rendah pada tanaman yang mengalami
cekaman salinitas (Ashraf dan Harris, 2004; Parida dan
Das 2005).

9
Cekaman salinitas menyebabkan ketidak-
seimbangan hara
⊷ Meningkatnya konsentrasi Na+ dalam tanah
menurunkan kandungan K+ dan Ca jaringan tanaman
(Hu dan Schmidhalter, 2005; Asch et al,. 2000).
⊷ Rendahnya penyerapan Ca2+ oleh tanaman dapat
mengganggu aktivitas dan integritas membran sel
serta mendorong akumulasi Na2+ dalam jaringan
tanaman. Rendahnya nisbah Ca2+/Na akibat
tingginya ion Na menghambat pertumbuhan dan
menyebabkan perubahan morfologi dan anatomi
tanaman (Cakmak, 2005).

10
Cekaman salinitas
menyebabkan Toksisitas Ion
⊷ Salah satu penyebab menurunnya
pertumbuhan tanaman dalam kondisi
cekaman salinitas adalah penyerapan
Na+ dan Cl diatas tingkat optimal, yang
biasa disebut Toksisitas ion spesifik
(Chinnusamy et al,. 2005).
⊷ Natrium (Na) merupakan unsur
nonesensial tetapi sangat dibutuhkan,
sedangkan khlor (Cl) adalah hara mikro
penting, kedua ion tersebut akan
terakumulasi dan bersifat toksik
terutama pada daun jika konsentrasinya
berlebihan (Dogar et al, 2012).

11
Cekaman Oksidatif
• merupakan cekaman biotik dan abiotik yang terjadi
karena ketidakseimbangan produksi Reactive Oxygen
Spesies (ROS) dan antioksidan.
• Cekaman salinitas menyebabkan akumulasi ROS yang
berlebihan pada sel (Meloni et al,. 2003).
• Produksi ROS berlebihan pada kondisi cekaman garam
disebabkan oleh terganggunya proses transport elektron
dalam kloroplas dan mitokondria serta fotorespirasi
(Choi et al,. 2002).
• Akumulasi ROS yang berlebihan berakibat pada
kerusakan komponen sel dan menimbulkan gangguan
metabolisme tanaman (Meloni et al,. 2003).

12
“ Salinitas mempengaruhi hampir
semua tahap pertumbuhan tanaman,
yaitu perkecambahan, pertumbuhan
benih (seedling), vegetatif dan
generatif (Nawaz et al., 2010).

13

Contoh Penelitian terkait
Pengaruh Salinitas
terhadap Tanaman

14
• Hasil penelitian yang dilakukan Afzal dkk., (2005),
menunjukkan bahwa salinitas berpengaruh terhadap
penurunan persentase perkecambahan, berat segar dan
kering tunas dan akar, serta menghambat penyerapan
berbagai nutrisi pada benih gandum (Triticum
aestivim).
• Hal yang senada juga dikemukakan oleh Jamil dan
Rha (2007) dari hasil penelitiannya yang
menunjukkan bahwa kondisi lingkungan salin
menyebabkan penurunan persentasi perkecambahan,
rata-rata panjang akar, dan bobot segar kecambah
pada benih bit (Beta vulgaris L).

15
• Dari penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati
(2006) ditemukan bahwa pengaruh cekaman
salinitas terhadap tanaman padi adalah
berkurangnya tinggi tanaman dan jumlah anakan,
pertumbuhan akar terhambat, berkurangnya bobot
1.000 gabah dan kandungan protein total dalam biji
karena penyerapan Na yang berlebihan, dan
berkurangnya bobot kering tanaman.
• Zhou, et al., (2007) menambahkan bahwa gejala
keracunan garam pada tanaman padi berupa
terhambatnya pertumbuhan, ujung-ujung daun
berwarna keputihan dan sering terlihat bagian-
bagian yang klorosis pada daun.

16
Yuniati, R., (2004) mengungkapkan bahwa salinitas
mempengaruhi proses fisiologis yang berbeda-beda. Pada
tanaman pertanian seperti jagung, kacang polong, dan tomat
pertumbuhan dan berat kering mengalami penurunan jika
tanaman ditumbuhkan dalam media salin. Pada kacang
merah, pelebaran daun terhambat oleh cekaman salinitas
karena berkurangnya tekanan turgor sel. Berkurangnya
pelebaran daun dapat berakibat berkurangnya fotosintesis
maupun produktivitas.

17
Strategi/Mekanisme (Secara Fisiologis) Adaptasi
Tumbuhan terhadap Cekaman Salinitas

Bentuk adaptasi dengan mekanisme fisiologi


terdapat dalam beberapa bentuk sebagai
berikut:
⊷ Osmoregulasi (pengaturan potensial
osmose)
⊷ Kompartementasi dan Sekresi Garam
⊷ Integritas membran

18
Osmoregulasi (pengaturan potensial osmose)

• Osmoregulasi pada kebanyakan tanaman melibatkan sintesis dan akumulasi solute organik
yang cukup untuk menurunkan potensial osmotik sel dan meningkatkan tekanan turgor
yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
• Senyawa-senyawa organik berbobot molekul rendah yang setara dengan aktifitas
metabolik dalam sitoplasma seperti asam-asam organik, asam amino dan senyawa gula
disintesis sebagai respon langsung terhahadp menurunnya potensial air eksternal yang
redah.
• Senyawa organik yang berperan mengatur osmotik pada tanaman glikopita tingkat tinggi
adalah asam-asam organik dan senyawa-senyawa gula. Asam malat paling sering
menyeimbangkan pengambilan kation yang berlebihan.
• Dalam tanaman halofita, oksalat adalah asam organik yang menyeimbangkan osmotik
akibat kelebihan kation. Demikian juga pada beberapa tanaman lainnya, akumulasi sukrosa
yang berkontribusi pada penyesuaian osmotik dan merupakan respon terhadap salinitas
(Harjadi dan Yahya, 1988 dalam Sipayung, 2003).

19
Kompartementasi dan Sekresi Garam

⊷ Tanaman halofita biasanya dapat toleran terhadap


garam karena mempunyai kemampuan mengatur
konsentrasi garam dalam sitoplasma melalui transpor
membran dan kompartementasi.
⊷ Garam disimpan dalam vakuola, diakumulasi dalam
organel-organel atau dieksresi ke luar tanaman.
Pengeluaran garam pada permukaan daun akan
membantu mempertahankan konsentrasi garam yang
konstan dalam jaringan tanaman.
⊷ Ada pula tanaman halofita yang mampu mengeluarkan
garam dari kelenjar garam pada permukaan daun dan
menyerap air secara higroskopis dari atmosfir.

(Salisbury and Ross, 1995).


20
Integritas membran
• Sistem membran semi permeabel yang membungkus sel, organel dan kompartemen-
kompartemen adalah struktur yang paling penting untuk mengatur kadar ion dalam sel.
• Lapisan terluar membran sel atau plasmalemma memisahkan sitoplasma dan komponen
metaboliknya dari larutan tanah salin yang secara kimiawi tidak cocok.
• Membran semi permeabel ini berfungsi menghalangi difusi bebas garam ke dalam sel
tanaman, dan memberi kesempatan untuk berlangsungnya penyerapan aktif atas unsur-
unsur hara essensial.
• Membran lainnya mengatur transpor ion dan solute lainnya dari sitoplasma dan vakuola
atau organel-organel sel lainnya termasuk mitokondria dan kloroplas. Plasmolemma
yang berhadapan langsung dengan tanah merupakan membran yang pertama kali
menderita akibat pengaruh salinitas.
• Dengan demikian maka ketahanan relatif membran ini menjadi unsur penting lainnya
dalam toleransi terhadap garam (Sipayung, 2003).

21
DAFTAR PUSTAKA
Ai, Nio Song dan Yunia Banyo. 2011. Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai
Indikator Kekurangan Air pada Tanaman. Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 2
Oktober 2011.
Afzal, I., S.M.A. Basra, dan A. Iqbal. 2005. The effects of seed soaking with
plant growth regulators on seedling vigor of wheat under salinity
stress. J. Stress. Physiol. Biochem. 1
Arzani, A. 2008. Improving salinity tolerance in crop plants: a biotechnological
review. In Vitro Cellular and Developmental Biology-Plant. 44 (5):
373-383.
Attia, H., N. Karray, N. Msilini & M. Lachaal. 2011. Effect of salt stress on
gene expression of superoxide dismutases and copper chaperone in
Arabidopsis thaliana. Biologia Plantarum. 55 (1): 159-163.
Choi, D.W., E.M. Rodriguez and T.J. Close. 2002. Barley Cbf3 gene
identification, expression pattern and map location. Plant Physiol.
129:1781–1787.
Dogar U.F., N. Naila, A. Maira,A. Iqra,I. Maryam,H. Khalid, N. Khalid, H.S.
Ejaz and H.B. Khizar. 2012. Noxious effects of NaCl salinity on
plants. Botany Res. Inter. 5 (1):20–23.
Harjadi, S.S dan Yahya, S. 1988. Fisiologi Stres Lingkungan. PAU
Bioteknologi. IPB.
22
Hidayat A, Mulyani A. 2002. Lahan Kering untuk Pertanian. Dalam Adimihardja A, Mappoana, dan Saleh
A (Penyunting). Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan.
Puslitbang Tanah dan Agrokilimat, Balitbangtan Deptan, Bogor.
Lambers, H., F. Stuart Chapin, Thijs L. Pons. 1998. Plant Physiological Ecology. Springer. New York.
Meloni, D.A., M.A. Oliva, C.A. Martinez and J. Cambraia, 2003. Photosynthesis and activity of
superoxide dismutase, peroxidase and glutathione reductase in cotton under salt stress. Environ. Exp.
Bot. 49:69–76.
Munns, R. & M. Tester. 2008. Mechanisms of salinity tolerance. Annual Review of Plant Biology. 59: 651-
681.
Nawaz, K., H. Khalid, M. Abdul, K. Farah, A. Shahid and A. Kazim. 2010. Fatality of salt stress to plants:
Morphological, physiological and biochemical aspects. review. African J. of Biotech. 9(34):5475–5480.
Rahmawati. 2006. Status perkembangan dan perbaikan genetik padi menggunakan teknik transformasi
Agrobacterium. Agrobiogen 2
Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid3. Penerbit ITB. Bandung.
Sipayung, R. 2003. Stres Garam dan Mekanisme Toleransi Tanaman. USU, Medan.
Yuniati, R. 2004. Penapisan galur kedelai Glycine max (l.) Merrill toleran terhadap NaCl untuk
penanaman di lahan salin. Makara Sains 1
Zhou WJ, Zhu SF, Liao XL, Chen HY, Tan TW. 2007. Detection of Xanthomonas oryzae in seeds using
specific Tagman probe. Molecular Biotechnology 35: 119-127.

23
Thanks!
ANY QUESTIONS?

24

Anda mungkin juga menyukai