Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH PEMBERIAN BOKASHI KOTORAN KAMBING

DAN PUPUK NPK TERHADAP PEMBIBITAN TANAMAN


JERUK MANIS (CITRUS SINENIS L)

PROPOSAL

Disusun oleh :

ABDUL KARIM
204110222
Agroteknologi D

FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
RIAU 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
pembuatan proposal ini, tak lupa juga sholawat serta salam semoga tercurah selalu
kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW.
Dalam menyusun dan penulisan proposal ini tidak sedikit menemukan
kesulitan yang saya hadapi. Namun berkat bantuan dan dorongan dari segala pihak
akhirnya saya dapat menyelesaikannya dengan baik.
Saya menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan. Untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangan dari berbagai pihak demi
kesempurnaan laporan ini di masa yang akan datang.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan berharap semoga proposal ini dapat
lebih baik untuk kedepannya.

Pekanbaru,…April 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................

A. Latar Belakang........................................................................................

B. Rumusan Masalah...................................................................................

C. Tujuan Penelitian.....................................................................................

D. Manfaat Penelitian..................................................................................

E. Hipotesis Penelitian.................................................................................

BAB II. B. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu sub sektor pertanian adalah hortikultura. Hortikultura adalah salah satu
usahatani dalam pembudidayaan tanaman atau membudidayakan tanaman dikebun.
Tujuan dalam pembudidayaan tanaman tersebut yakni untuk mendapatkan keuntungan
baik dari segi ekonomi maupun finansial. Komoditas hortikultura dimafaatkan dalam
keadaan masih hidup, sehingga mudah rusak. Komoditas hortikultura adalah kelompok
komoditas yang terdiri dari buah-buah, sayuran dan tanaman hias. Buah-buahan dan
sayuran dikonsumsi sebagai pangan manusia. Banyak jenis buah-buahan tropis
dihasilkan dari berbagai wilayah Indonesia. Namun, buah-buahan tersebut kebanyakan
membanjiri pasar lokal hanya saat panen raya. Baru sedikit jenis buah yang menempati
pasar swalayan atau pasar dunia. Jenis buah-buahan tropis yang dipasarkan dipasaran
internasional pada saat ini adalah pisang, nanas, mangga, alpukat, rambutan, jeruk,
markisa, sirsak, jambu biji, belimbing, dan manggis.

Jeruk manis (Cirus sinenis L) banyak ditanam di Indonesia, terkhusus di Riau.


Jeruk manis ditanam secara besar-besaran, untuk diambil air jeruknya (juice). Ini
disebabkan jeruk manis merupaka jeruk peras yang menghasilkan banyak air jeruk (70-
92%) dan mengandung vitamin C 40-70 mg per 100cc sehingga menguntungkan bagi
yang mengkonsumsi (Aak, 1992). Jeruk manis berkulit tebal kurang lebih 4 mm,
berbentuk bulat, pada kulit luar berwarna hijau sampai jingga atau orange, warna daging
buah kining pucat sampai denga kuning segar. Kandungan kimia jeruk manis adalah
sucrose 10,08%, asam sitrat 0,113%, vitamin C 52,49% dan volume jus buah 49,00 %
(Soelarso, 1996).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Riau, produksi jeruk di Provinsi
Riau Pada tahun 2019 sebanyak 41.641 ton dan pada tahun 2020 sebanyak 151.626 ton
dan 2010 mengalami peningkatan produksi. Hasil produksi perkebunan jeruk
mengalami naik turun terutama produksi di Kabupaten Rokan Hulu yang merupakan
kabupaten penghasil jeruk terbanyak mengalami penurunan produksi disebabkan
beberapa factor diantaranya adalah tanaman jeruk yang tidak prduktifitas lagi/sudah tua
sehingga harus menanam kembali dengan bibit yang baru, tetapi ntuk mendapatkan bibit
yang baru tersebut petani harus membelinya diluar kota. Oleh karena itu saya
berinisiatif untuk mengembangkan pembibitan jeruk manis supaya petani tidak perlu
keluar kota untuk mencari bibit baru.

Jeruk yang merupakan salah satu komoditas unggulan hortikultura dapat tumbuh
dan berproduksi di dataran rendah sampai dataran tinggi, baik di lahan sawah ataupun
tegalan. Jeruk dikenal asli dari india dan cina selatan serta beberapa di Australia utara
dan kalidonia. Namun, jeruk besar dapat dijumpai di Kalimantan dan Malaysia. Kini
tanaman jeruk dapat dijumpai di seluruh dunia. Jeruk memiliki banyak spesies dan
genera, yaitu citrus, microcitrus, fortunella, poncirus, cymedia, dan eremocirus. Genera
yang terkenal adalah citrus, fortunella, dan poncitrus, tetapi yang memiliki nilai
ekonomi tinggi hanyalah citrus. Spesies jeruk yang terkenal adalah jeruk keprok, jeruk
manis, jeruk besar atau jeruk gulung, jeruk nipis, serta jeruk purut (Sunarjo, 2000).

Tanaman jeruk dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi. Jeruk
ditanam di dataran tinggi, jeruk besar akan menghasilkan buah yang rasanya pahit.
Dataran rendah sampai ketinggian 650 mdpl, sedangkan disekitar katulistiwa dapat
ditanam sekitar 2000 mdpl. Tipe tanah yang disenangi tanaman jeruk ialah yang
mempunyai porositas tinggi dengan pH tanah 5-6 dan curah hujan 1.500-2.000 mm per
tahun (Pracaya, 2000).

Pembibitan atau perbanyakan tanaman jeruk dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
generatif atau perbanyakan dari biji dan perbanyakan secara vegetatif yaitu perbanyakan
selain menggunakan biji diantaranya yaitu cangkok, grafting, okulasi, stek dan
sebagainya. Bibit hasil pembibitan tanaman jeruk secara generatif atau dari biji biasanya
digunakan oleh para pembudidaya untuk dijadikan batang bawah atau seedling pada
sambung pucuk dan okulasi. Karena jika bibit hasil pembibitan secara generatif/dari biji
ditanam tanpa perlakuan sambung pucuk atau okulasi memiliki beberapa kekurangan
diantaranya, waktu untuk berbuah lama, pohon tumbuh tinggi dan juga sifat buah yang
dihasilkan tidak dapat dipastikan bahkan tidak sesuai dengan pohon induknya.

Melimpahnya kotoran kambing di daerah saya yaitu Kabupaten Rokan Hulu


merupaka salah satu alasan saya menggunakannya sebagai pupuk organic bagi jeruk
pada saat pembibitannya. Apakah dengan ditambahkannaya pupuk organic kotoran
kambing pada saat pembibitan jeruk manis akan semakin baik atau dosis mana yang
cocok untuk menghasilkan bibit yang unggul.

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul


“pengaruh pemberian bokashi kotoran kambing dan pupuk NPK terhadap pembibitan
tanaman jeruk manis (Citrus sinenis L)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan diatas, maka disusun


rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh pemberian bokashi kotoran kambing terhadap pembibitan


tanaman jeruk manis (Citrus sinenis L)?
2. Bagaimana pengaruh pemberian pupuk NPK terhadap pembibitan tanaman jeruk
manis (Citrus sinenis L)?
3. Bagaimana pengaruh pemberian kombinasi bokashi kotoran kambing dan pupuk
NPK terhadap pembibitan tanaman jeruk manis (Citrus sinenis L)?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian bokashi kotoran kambing terhadap


pembibitan tanaman jeruk manis (Citrus sinenis L)
2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK terhadap pembibitan
tanaman jeruk manis (Citrus sinenis L)
3. Untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi bokashi kotoran kambing dan
pupuk NPK terhadap pembibitan tanaman jeruk manis (Citrus sinenis L)

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah serta
menambah wawasan dan dijadikan referensi bagi pembaca atau peneliti selanjutnya
tentang : Pengaruh pemberian bokashi kotoran kambing dan pupuk NPK terhadap
pembibitan tanaman jeruk manis (Citrus sinenis L).

E. Hipotesis Penelitian

Rumusan hipotesis yang akan peneliti (H1) uji pada penelitian ini adalah:

1. Ada pengaruh pemberian bokashi kotoran kambing terhadap pembibitan


tanaman jeruk manis (Citrus sinenis L)
2. Ada pengaruh pemberian pupuk NPK terhadap pembibitan tanaman jeruk manis
(Citrus sinenis L)
3. Ada pengaruh pemberian kombinasi bokashi kotoran kambing dan pupuk NPK
terhadap pembibitan tanaman jeruk manis (Citrus sinenis L)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Jeruk Manis (Lat.; Citrus x sinensis) merupakan jenis jeruk yang diduga berasal
dari daerah antara Assam, India, Tiongkok selatan atau Asia Tenggara. Pohon jeruk ini
memiliki daun bersayap, berbau harum, pada ketiak daun terdapat duri dengan bunga
putih kekuning-kuningan dan buah bulat, pada ujungnya terdapat lekukan-lekukan,
rasanya manis, kulit buahnya sukar dikupas. Jeruk manis umumnya diperbanyak dengan
cangkok dan okulasi (Morton, J, 1987).

Jeruk manis berbunga dua kali setahun, yaitu bulan Agustus dan November -
Desember. Di Indonesia jeruk manis tumbuh baik di daerah pegunungan sampai
ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut. Perakarannya dangkal, sehingga harus
ditanam di tanah yang subur (Hassan, 2016).

Buah jeruk dapat dibuat sirup, daunnya dapat disuling dan menghasilkan minyak
yang harum baunya, sementara biji dapat dibuat sebagai bahan pembuatan sabun. Jeruk
manis memiliki berbagai macam manfaat yang sangat berguna bagi kesehatan manusia,
antara lain:

1. Mengobati sakit jantung

2. Menurunkan kolesterol

3. Mengatasi darah tinggi

4. Mencegah kanker

5. Mengatasi wasir

6. Menetralisir tubuh

7. Mengatasi flek hitam

Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Cina
dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu,
jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk
yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk
manis dan keprok dari Amerika dan Italia. Sentra penanaman jeruk di Indonesia tersebar
di Garut (Jawa Barat), Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu (Jawa Timur), Tejakula
(Bali), Selayar (Sulawesi Selatan), Pontianak (Kalimantan Barat) dan Medan (Sumatera
Utara) (Madani, 2010).

Buah jeruk sangat bermanfaat sebagai makanan buah segar atau makanan olahan
karena memiliki kandungan vitamin C yang tinggi, di beberapa negara telah diproduksi
minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk yang
terbuang (Prabowo, 2007).

Prospek agribisnis jeruk di Indonesia cukup bagus karena potensi lahan produksi
yang luas dan permintaan pasar yang semakin meningkat. Tetapi produksi tanaman
jeruk di Indonesia belum bisa memenuhi permintaan pasar di karenakan produktivitas
tanaman jeruk di Indonesi masih rendah. Hal ini dikarenakan adanya serangan virus
CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration), beberapa sentra penanaman mengalami
penurunan produksi. Teknik budidaya yang dilakukan para petani jeruk masih
tradisional karena terbentur oleh masalah keterbatasan modal yang dimiliki (Wongtani,
2009).

Menurut Bappenas, (2000) syarat tumbuh tanaman jeruk manis :

Iklim

 Jeruk tidak baik ditanam di daerah dengan kecepatan angin yang lebih dari 40 -
48%, karena akan merontokkan bunga dan

 Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan
angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah

 Jeruk memerlukan 5 - 9 bulan basah (musim hujan). Bulan basah ini diperlukan
untuk perkembangan bunga dan buah agar tanahnya tetap lembab. Di Indonesia,
jeruk sangat memerlukan air yang cukup terutama pada bulan Juli - Agustus.

 Temperatur optimal antara 25 - 30º C namun ada yang masih dapat tumbuh
normal pada 20º C dan 38º
 Jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari.

 Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.

Media Tanam

 Tanah yang baik untuk tanaman jeruk adalah lempung sampai lempung berpasir
dengan fraksi liat 7 - 27%, debu 25 - 50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata
air dan udara baik.
 Cocok ditanam di tanah Andosol dan
 pH tanah berkisar antara 5,5 – 6,5 dengan pH optimum
 Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150 – 200 cm di bawah
permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm.
Jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.
 Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan
sekitar 30º.

Ketinggian Tempat

Jeruk dapat dibudidayakan pada ketinggian 1 – 1.200 m dpl dan spesifikasinya


bervariasi tergantung pada jenis jeruk itu sendiri, yaitu :

 Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1 – 900 m


 Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700 - 1.200 m
 Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300 – 800 m
 Jenis Siem: 1 – 700 m
 Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1 – 700 m dpl.
 Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat: 1 - 1.000 m
 Jenis Purut: 1 – 400 m

Teknik budidaya tanaman jeruk :

Pembibitan

1. Persyaratan Bibit
Bibit jeruk dapat berasal dari perbanyakan vegetatif maupun secara generatif,
tetapi bibit yang biasa ditanam berasal dari perbanyakan secara vegetatif berupa
penyambungan tunas pucuk. Persyaratan bibit yang baik adalah sebagai berikut :

 Bebas penyakit
 Mirip dengan sifat-sifat induknya (true to type)
 Subur, berdiameter batang 2 - 3 cm, permukaan batang halus, akar serabut
banyak, akar tunggang berukuran sedang
 Memiliki sertifikasi penangkaran

2. Teknik Penyemaian Bibit


a. Cara generatif (biji):
 Biji diambil dari buah dengan cara memeras buah yang telah dipotong.

 Biji dikeringanginkan di tempat yang tidak disinari selama 2 - 3 hari hingga


lendirnya
 Areal persemaian memiliki tanah yang subur. Tanah diolah sedalam 30-40 cm
dan dibuat petakan persemaian berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke
selatan. Jarak petakan 0,5-1
 Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m2.
 Biji ditanam dalam alur dengan jarak tanam 1 - 1,5 x 2 cm dan langsung disiram.
Setelah tanam, persemaian diberi atap.
 Bibit dipindahkan ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah tingginya 20 cm pada
umur 3-5 bulan.
 Media tumbuh dalam polibag adalah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1)
atau pupuk kandang, sekam, pasir (1 : 1 : 1).
b. Cara Vegetatif
Metode perbanyakan secara vegetatif yang biasa dilakukan adalah okulasi, dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut :
 Batang bawah (understem/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan
perakaran kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan,
tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan
 Varietas batang bawah yang biasa digunakan oleh penangkar adalah Japanese
citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange.
 Varietas batang atas yang digunakan harus mempunyai kualitas dan produksi
buah yang baik, yang biasa digunakan adalah varietas jeruk keprok
 Tahapan pelaksanaan okulasi adalah: menyayat kulit batang bawah, mengiris
mata tempel, memasang mata tempel ke sayatan batang bawah, mengikat
tempelan hasil
 Hasil okulasi ditempatkan yang teduh (ternaungi) agar tidak langsung kena sinar
 Setelah umur 3-4 minggu dilaksanakan pelepasan ikatan
 Keberhasilan di tandai dengan munculnya calon tunas yang berwarna hijau
Hama Utama Tanaman Jeruk :
- Kutu loncat (Diaphorina citri.) Gejala:
 Bagian yang diserang adalah tangkai, kuncup daun, tunas, daun
 Tunas keriting, tanaman
Pengendalian:

 Penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif dimethoate (Roxion 40


EC, Rogor 40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan endosulfan (Thiodan
3G, 35 EC dan Dekasulfan 350 EC).
 Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas.

2. Tungau (Tenuipalsus , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp) Gejala :

o Bagian yang diserang adalah tangkai, daun dan

o Terdapat bercak keperak perakan atau coklat pada buah dan bercak
kuning atau coklat pada

Pengendalian :

 Penyemprotan menggunakan insektisida Propargite (Omite), Cyhexation


(Plictran), Dicofol (Kelthane), Oxythioquimox (Morestan 25 WP, Dicarbam 50
WP).

3. Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.) Gejala :

o Bagian yang diserang adalah buah, terdapat lubang yang mengeluarkan


Pengendalian :

 Memetik buah yang terserang

 Penyemprotan menggunakan insektisida Methomyl (Lannate

25 WP, Nudrin 24 WSC), Methidathion (Supracide 40 EC) yang disemprotkan


pada buah berumur 2-5 minggu.

4. Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.) Gejala :

 Bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan
buah muda,
 Bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis. Pengendalian :
 Penyemprotan menggunakan insektisida Fenitrotionmothion (Sumicidine 50
EC), Fenithion (Lebaycid), Metamidofos (Tamaron), Methomil (Lannate 25
WP).

5. Ulat penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.) Gejala:

 Bagian yang diserang adalah kuncup bunga jeruk


 Bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3 - 0,5 cm, bunga mudah rontok, buah
muda gugur sebelum

Pengendalian :

 Penyemprotan menggunakan insektisida dengan bahan aktif Methomyl (Lannate


25 WP) dan Methidathion (Supracide 40 EC).

 Kemudian buang bagian yang diserang.

Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya berumur antara 28 – 36
minggu, tergantung dari jenis /varietasnya. Rata-rata tiap pohon dapat menghasilkan
300 - 400 buah per tahun, kadang-kadang sampai 500 buah per Produksi jeruk di
Indonesia sekitar 5,1 ton/ha masih di bawah produksi di negara subtropis yang dapat
mencapai 40 ton/ha (Cybext, 2019).
Kotoran kambing ialah kotoran yang dihasilkan oleh kambing yang memiliki
bentuk dan bau yang khas. Biasanya berbentuk lonjong dan berwarna hijau kehitaman
Kotoran kambing bisa saja disebut telepong. Kotoran kambing ini juga biasa digunakan
sebagai pupuk organik dalam pertanian yang dapat dipakai untuk bertani dan mengolah
lahan. Kotoran kambing dapat dipadukan dengan kotoran sapi untuk membuat pupuk
organik. Dengan cara ini, unsur hara baik yang mikro maupun makro dapat bertambah.
Kotoran sapi dan kambing diketahui mengandung nitrogen, kalsium, dan kalium (Elfata,
2014).

Pada dasarnya, kotoran kambing dapat digunakan langsung sebagai pupuk. Tapi
akan lebih baik, diolah lebih dulu. Cara mengolahnya, ada 2. Yang satu, memakai
sistem terbuka, dan sistem tertutup. Adapun sistem terbuka, ditampung dulu lebih
kurang 3 bulan, lalu dalam waktu selama itu, dapat bisa langsung dipakai sebagai
pupuk. Adapun sistem tertutup, caranya ditampung dalam tanah, sejauh 30 cm dari
permukaan tanah. Baiknya bisa menahan daripada rembesan air hujan. Tujuannya agar
zat hara seperti nitrogen tidak hilang (Mathius, 1994).

Adapun manfaat kompos dari kotoran kambing yaitu: 1) Mengurangi jumlah


penyimpanan limbah peternakan, 2) Bau yang diakibatkan oleh tumpukan kotoran
kambing bisa berkurang, 3) Pengomposan kotoran ternak dapat melepaskan unsur-unsur
hara yang dapat langsung dimanfaatkan oleh tanaman,dan dapat memperbaiki tanah, 4)
Mengurangi sumber polusi dan Bernilai Ekonomi. Adapun tahapan Pembuatan kompos
dari kotoran kambing yaitu: 1) kotoran kambing dihancurkan, 2) Siapkan sebuah
hamparan, 3) buatlah lapisan-lapisan untuk proses pencampuran bahan agar lebih
mudah, campurkan dengan kapur pertanian, sekam bekas, dan serbuk gergaji hingga
mencapai tebal kurang lebih 20-30 cm, 4) siramkan air larutan bakteri EM4 tersebut
pada Lapisan campuran, 5) lapisan-lapisan tersebut dicangkul dari salah satu sisi hingga
terbentuk timbunan-timbunan baru, 6) Tutup timbunan tersebut menggunakan terpal, 7)
Diamkan selama kurang lebih satu minggu. Proses pengomposan yang berhasil akan
menimbulkan hawa panas yang dapat dirasakan saat membongkar timbunan.  (Dede
Saleh, SP. BPP, 2019).
Pupuk NPK adalah pupuk buatan yang berbentuk cair atau padat berupa butiran
kasar yang mengandung unsur hara utama nitrogen, fosfor, dan kalium. Pupuk NPK
mer-

upakan salah satu jenis pupuk majemuk yang paling umum digunakan (

Pupuk NPK merupakan salah satu jenis pupuk majemuk (pupuk yang
mengandung dua atau lebih hara tanaman) yang paling umum digunakan. Pupuk NPK
bisa diartikan sebagai pupuk buatan yang berbentuk cair atau padat yang mengandung
tiga unsur hara makro, yaitu nitrogen, fosfor, dan kalium. Tapi sebenarnya bukan hanya
tiga unsur hara makro tersebut yang terkandung dalam pupuk NPK, sebab terdapat dua
unsur hara mikro yang jumlahnya sangat sedikit, sehingga seringkali tidak dituliskan
pada kemasan pupuk. Masing-masing merek pupuk NPK yang berbeda-beda, memiliki
persentase atau komposisi kandungan N-P-K yang berbeda-beda pula. Persentase
tersebut yang ditandai dengan angka seperti yaitu NPK 16-16-16, NPK 15-15-15 atau
NPK 12-12-12 (Cybext, 2019).

Unsur Nitrogen (N)

 Memberikan warna hijau daun yang lebih baik, Secara khusus, nitrogen sangat
penting untuk klorofil (zat hijau daun) karena warna hijau akan membuat
tanaman terlihat lebih sehat, dan mendorong proses fotosintesis yang baik.  
 Sebagai salah satu komponen utama asam amino, Nitrogen juga merupakan
salah satu komponen utama asam amino, yang membentuk protein yang
dibutuhkan tanaman agar tetap hidup.
 Merangsang pertumbuhan vegetatif, Nitrogen dapat memicu pertumbuhan
vegetatif, terutama dedaunan, batang dan cabang, sehingga tumbuhan bisa cepat
bertambah tambah tinggi, jumlah anakan dan cabangnya pun lebih banyak.
 Meningkatkan produksi daun, Pemberian nitrogen sangat dianjurkan pada
tanaman sayuran, terutama sayuran-sayuran yang hasil panennya berupa daun,
seperti sawi, bayam atau kangkung.

Unsur Phosphor/Fosfor (P)

 Merangsang pembentukan akar baru Pemberian pupuk yang mengandung fosfor


dapat membantu dalam merangsang pertumbuhan akar baru, dengan memiliki
cabang perakaran yang lebih banyak, maka akan membantu tanaman menyerap
unsur hara lebih optimal.
 Memperkuat batang Pemberian pupuk yang mengandung fosfor tinggi sangat
dibutuhkan tumbuhan, terutama untuk beragam jenis pad agar tumbuhan tidak
mudah roboh atau rebah saat terkena hujan dan angin.
 Merangsang pembentukan bunga dan buah Pemberian pupuk yang mengandung
fosfor dapat mempercepat pentukan bunga dan buah. Selain itu fosfor juga bisa
mempercepat pematangan buah.

Unsur Kalium (K)

 Sebagai aktivator enzim Sekitar 80 jenis enzim dalam melakukan aktivasinya


membutuhkan unsur kalium. Diantaranya yaitu kalium dapat mengaktifkan
enzim asetik thiokinase, pirivat kinase, glutamilsistein sinterase, formil
tetrahidrofolatsintetase, suksinil CoA sintetase, induksi nitrat reduktase, sintesis
tepung, dan ATP ase.
 Meningkatkan ketahanan tumbuhan Kalium dapt membantu dalam
meningkatkan ketahanan terhadap penyakit serta toleransi terhadap kekeringan,
panas, dan beku. Unsur ini sangat penting bagi semua tanaman untuk
berkembang, terutama dalam kondisi cuaca yang berubah.
 Memacu translokasi karbohidrat Kalium dapat bermanfaat untuk memacu
translokasi karbohidrat dari daun ke organ tanaman yang lain, terutama organ
tanaman penyimpan karbohidrat, misalnya ubi.

Pemeringkatan NPK (NPK rating) digunakan untuk memberikan label pada


pupuk berdasarkan pada kadar relatif dari komposisi nitrogen, kalium, dan fosfornya.
Nilai N adalah persentase unsur nitrogen berdasarkan berat dari pupuk. Nilai P dan K
mewakili bentuk oksidanya dalam bentuk P2O5 dan K2O.

Faktor untuk mengubah nilai P 2O5 dan K2O menjadi P dan K dalam bentuk unsur adalah
sebagai berikut (Libbert, 2008) :

 P2O5 terdiri dari 56.4% oksigen dan 43.6% fosfor dalam bentuk unsur. Persentasi
(fraksi massa) dari unsur fosfor adalah 43.6% sehingga jumlah unsur P
adalah, P = 0.436 x P2O5
 K2O terdiri dari 17% oksigen dan 83% kalium dalam bentuk unsur. Persentasi
(fraksi massa) dari unsur kalium adalah 83% sehingga jumlah unsur K
adalah, K = 0.83 x K2O

 Nilai nitrogen sudah mewakili kadar nitrogen sehingga angkanya tidak perlu
dikonversi

Menggunakan faktor konversi ini, dapat ditentukan bahwa pupuk dengan


penomoran 18−51−20 mengandung:

 18% nitrogen

 22% fosfor, dan

 17% kalium

Produk pupuk majemuk NPK variasinya sangat banyak, karena dapat dibuat
sesuai dengan permintaan mengikuti jenis dan kebutuhan tanaman. Semua bahan baku
dari unsur N (Nitrogen), P (Fosfat), dan K (Kalium) dipilih yang berkualitas tinggi dan
diproses dengan menggunakan proses mechanical blending untuk menjadikan produk
pupuk NPK (Zaini, 2012).

Pupuk NPK di pasaran mempunyai kandungan berbagai macam, 15: 15: 15 (NPK
Ponska), 16: 16: 16 (NPK Mutiara), 20: 10: 10 (NPK Pelangi) dan lain sebagainya.
Pupuk NPK Ponska dengan analisis 15.15.15 menunjukan pupuk tersebut mengandung
15% N total, 15% P2O5, dan 15% K2O. Analisis pupuk selalu tertera pada kemasan
pupuk. Jenis pupuk yang sama belum tentu mengandung analis yang sama, biasanya
berbeda sekitar l atau 2%.

Fungsi pupuk majemuk seperti NPK 15.15.15. atau NPK 16.16.16 menunjukan
ketersediaan unsur hara yang seimbang. Fungsi pupuk majemuk dengan variasi analisis
seperti ini antara lain (Novizan, 2003) :

1. Mempercepat perkembangan bibit

2. Sebagai pupuk pada awal penanarnan

3. Sebagai pupuk susulan saat tanaman memasuki fase generatif seperti saat mulai
berbunga atau berbuah
Pupuk NPK 20.20.20 memiliki unsur hara yang lebih tinggi daripada NPK
15.15.15, tetapi sifatnya sangat higroskopis sebingga mudah sekali menggumpal.
Karena itu, variasi analisis pupuk seperti ini sebaiknya tidak dipilih karena bagian yang
menggumpal tidak dapat digunakan.

Reaksi yang terjadi pada Pabrik pupuk NPK (Setyanto, dkk, 2009)

 Reaksi antara asam fosfat dan amonia


H3PO4 + NH3 → (NH4) H2PO4 (Mono Amonium Phsophate)
(NH4)H2PO4 + NH3 → (NH4)2HPO4 ( Diamonium Phosphate)

 Reaksi anatar asam sulfat dan amonia


H2SO4 + 2NH3 → (NH4)2SO4 (Amonium Sulfat)

(Dasar akademik saya memilih tema proposal “pengaruh pemberian bokashi kotoran
kambing dan pupuk NPK terhadap pembibitan tanaman jeruk manis (Citrus sinenis L)”
adalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir saya pada fakultas
pertanian jurusan agriteknologi, menambah wawasan tentang kandungan yang ada
dalam pupuk bokashi kotoran kambing dan pupuk NPK, mengetahui cara menanam
jeruk manis dengan baik dan yang terakhir menambah ilmu kita tentang bagaimana
pengaruh pemberian bokashi kotoran kambing dan pupuk NPK terhadap pembibitan
tanaman jeruk manis, apakah semakin baik pertumbuhan bibitnya tau semakin buruk.)

Anda mungkin juga menyukai