DISUSUN OLEH :
FAKULTAS PERTANIAN
SUMATERA UTARA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis Panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan petunjuk-Nya lah kami dapat menyelesaikan kegiatan pratikum kam,
sekaligus membuat laporan pada mata kuliah Manajemen Pekebunan.
Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
lulus dalam mata kuliah Manajemen Perkebunan.
pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo
Thomas Medan. Dengan adanya laporan ini semoga bermanfaat bagi kita dan dapat
memberikan informasi yang praktis kepada pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu saya berlapang dada, apabila pembaca dan pemilik perkebunaan berkenan
untuk memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak guna
menyempurnakan laporan untuk selanjutnya.
Semoga laporan ini dapat memudahkan kita untuk mengetahui lebih jelas
mengenai Perencanaan Perkebunan kopi yang kita pelajari dan berguna bagi kita semua
dan apabila ada saran dan kritiknya tentang laporan ini kami akan terima ataupun ada
kesalahan dalam penulisan kami minta maaf. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.2.Rumusan Masalah……………………………………………………………..2
BAB IV PENUTUP
4.1.Kesimpulan……………………………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting
sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa
melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta
jiwa petani kopi di Indonesia. Keberhasilan agribisnis kopi membutuhkan dukungan
semua pihak yang terkait dalam proses produksi kopi pengolahan dan pemasaran
komoditas kopi. Upaya meningkatkan produktivitas dan mutu kopi terus dilakukan
sehingga daya saing kopi di Indonesia dapat bersaing di pasar dunia (Rahardjo, 2012).
Di Sumatera Utara terdapat beberapa kabupaten yang berusaha tani kopi, salah
satunya adalah kabupaten Karo. Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah penghasil
kopi di Sumatera Utara. Hampir seluruh daerahnya( desa dan kecamatan)
berusahatanikan kopi yaitu jenis kopi Arabika termasuk desa Kuta rayat,Kecamatan
Naman Teran yang memiliki kelompok tani yang bernama kelompok tani kopi
Anugrah Sinabung dengan memiliki luas lahan 20ha perkebunan kopi yang diketuai
oleh Ir. Budiman Sembiring. Hal ini mengingat dari segi lingkungannya syarat tumbuh
untuk tanaman kopi sangat bagus yaitu Tempat tumbuh 1.000-2.000 mdpl, Curah hujan
1.250-2.500 mm/tahun, Bulan kering (curah hujan<60mm/bln) 1-3bln, Suhu rata-rata 15-
25 derajat celcius, Kemiringan lahan < 30%, Tekstur berlempung, struktur tanah lapisan
atas remah, Kadar bahan organic > 3,5% atau kadar C>2%, C/N ratio 10-12, Kapasitas
Tukar Kation (KTK) 15 mg/100 gr, Kejenuhan Basa > 35%, PH 5,5 – 6,5, Kadar unsur
hara N,P,K Ca,Mg cukup tinggi yang sangat mendukung pertumbuhan kopi. Tidak hanya
itu petani kopipun semakin meningkat jumlahnya, khususnya didaerah Kutarayat
kecamatan Namanteran.
1.3.Tujuan
Adapun tujuan dari survei lahan kopi ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui berapa jumlah biaya yang dibutuhkan dalam mengelola perkebunan kopi
500 ha.
2. Mengetahui apa saja yang diperlukan dalam mengelola suatu perkebunan kopi.
TINJAUAN PUSTAKA
Kopi (Coffea spp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam
famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila
dibiarkan tumbuh dapat mencapai tinggi 12 m. Kopi memiliki daun yang berbentuk bulat
telur dengan ujung agak meruncing. Daun kopi tumbuh berhadapan pada batang, cabang,
dan ranting-rantingnya. Hingga saat ini belum diketahui dengan pasti sejak kapan
tanaman kopi dikenal dan masuk dalam peradaban manusia. Menurut catatan sejarah,
tanaman ini mulai dikenal pertama kali di benua Afrika tepatnya di Ethiopia. Pada
mulanya tanaman kopi belum dibudidayakan secara sempurna oleh penduduk, melainkan
masih tumbuh liar di hutan-hutan dataran tinggi (Rahardjo, Pudji. 2012)
Tanaman kopi di Indonesia diperkenalkan pertama kali oleh VOC pada periode
antara tahun 1696 – 1699. Penanaman tanaman ini mula-mula hanya bersifat coba-coba
(penelitian), tetapi karena hasilnya memuaskan dan dipandang oleh VOC cukup
menguntungkan sebagai komoditi perdagangan, maka VOC menyebarkan bibit kopi ke
berbagai daerah agar penduduk menanamnya. Perkembangan selanjutnya, VOC belum
puas dari hasil kopi yang ditanam oleh penduduk. Kemudian VOC mengeluarkan
peraturan “Cultur Stelsel” yang intinya memaksakan sebagian penduduk khususnya di
Jawa untuk menanam kopi. Perkebunan-perkebunan besar pun lalu didirikan dan
akhirnya tanaman kopi menyebar ke daerah Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Utara,
dan Sumatera Selatan, serta berbagai daerah lain di Indonesia. (Palita, 2007)
Kopi Arabika merupakan jenis kopi tertua yang dikenal dan dibudidayakan di
dunia dengan varietas-varietasnya. Kopi Arabika menghendaki iklim subtropik dengan
bulan-bulan kering untuk pembungaannya. Di Indonesia tanaman kopi Arabika cocok
dikembangkan di daerah-daerah dengan ketinggian antara 800- 1500 m di atas permukaan
laut dan dengan suhu rata-rata 15-24ºC. Pada suhu 25ºC kegiatan fotosintesis
tumbuhannya akan menurun dan akan berpengaruh langsung pada hasil kebun.
Mengingat belum banyak jenis kopi Arabika yang tahan akan penyakit karat daun,
dianjurkan penanaman kopi Arabika tidak di daerah-daerah di bawah ketinggian 800 m
dpl (Sihombing,2011).
Kopi arabika memiliki banyak varietas, bergantung dari negara, iklim, dan tanah
tempat kopi itu ditanam. Kopi yang berasal dari Brasil dan Etiopia ini menguasai 70
persen pasar kopi dunia. Kopi lokal semacam Toraja, Mandailing, maupun kopi luar
negeri, seperti Columbia dan Brasilia, merupakan beberapa varian kopi arabika. Kopi ini
memiliki aroma yang wangi, mirip percampuran bunga dan buah. Hidupnya di daerah
yang sejuk dan dingin, Arabika juga mempunyai rasa asam yang tidak dimiliki kopi jenis
robusta dan rasa kental saat disesap di mulut(Anonimus, 2012).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Data
Berikut Data Perencanaan Perkebunan Kopi 1ha oleh Kelompok tani Anugrah Sinabung
Di Desa Kuta Rayat Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo
Tahun ke 3
Tahun Tahun ke 1 Tahun ke 2
Kegiatan
1. survey
-transportasi Rp. 480.000
-akomodasi Rp.6.000.000
2.land cleaning
-pancang PGS Rp.3.025.000
3.025 batang x 1000
-stacking Rp.5.000.000
Rp. 5.000.000 x 1
4. pembuatan jalan
-jalan produksi dgn lebar
3m x.Rp.30.000 dan Rp.9.000.000
panjang 100m
5. mulai tanam
-lobang tanam
Rp.2.500/lobang Rp.7.562.500
x
3.025 x 1ha
-pupuk dasar TSP 75Gr Rp.2.077.000
KCL 75Gr Rp.2.046.000
Urea 75Gr Rp. 992.000
Pupuk kandang 5kg Rp.1.650.000
-bibit Rp.15.125.000
-lamtoro/PG 79 Rp. 800.000
400 btg x Rp.2000/bibit
8.pemeliharaan
-pemupukan TSP
60,5 sak Rp.20.267.500
KCL 60,5 sak Rp.19.965.000
Urea 58,5 sak Rp.8.712.000
-tenaga kerja 4 orang Rp. 300.000
(75/orang)
-penyisipan bibit Rp. 750.000
150 btg x Rp. 5000
-penyisipan PG79 400 Rp. 40.000
btg x Rp.2000
-Biaya pemangkasan Rp. 300.000
8.Pemanenan
3.025 btg x rp30.000 181.500.000
x2kg/btg
Total Rp.87.582.500 Rp.65.054.500 181.500.000
Kesimpulan dari perencanaan perkebunan kopi 1ha di tahun I biaya yang dikeluarkan
rp.87.582.500, ditahun II rp.65.054.500, dan ditahun 3 mendapatkan pendapatan dari
hasil pemanenan senilai 181.500.000, maka untuk mencari investasi dapat dirumuskan
dengan pendapatan-pengeluaran yaitu pendapatan (rp.181.500.000) – (pengeluaran)
rp.65.054.500 – (pengeluaran)rp,87.582.500 = rp.28.863.000. Jadi investasi pendapatan
dari perencanaan perkebunan 1ha yaitu rp.28.863.000
Berikut Data Perencanaan Perkebunan Kopi 20ha oleh Kelompok tani Anugrah Sinabung
Di Desa Kuta Rayat Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo
Tahun ke 3
Tahun Tahun ke 1 Tahun ke 2
Kegiatan
1. survey
-transportasi Rp. 480.000
-akomodasi Rp.6.000.000
2.land cleaning
-pancang PGS Rp. 60.500.000
60.500 batang x 1000
-stacking Rp. 100.000.000
Rp. 5.000.000 x 20
3. pembuatan jalan
-jalan produksi dgn
lebar 3m x Rp. 180.000.000
.Rp.
30.000 dan panjang
2km
4. mulai tanam
-lobang tanam
Rp.2.500/lobang Rp.151.250.000
x
3.025 x 20 ha
-pupuk dasar TSP 75Gr
KCL 75Gr Rp. 41.540.000
Urea 75Gr Rp. 40.920.000
Pupuk kandang 5kg Rp. 19.840.000
Rp. 33.000.000
-bibit Rp. 302.500.000
-lamtoro/PG 79 Rp. 16.000.000
8000btg x
Rp.2000/bibit
-biaya lobang dan
tanam lamtoro Rp.16.000.000
Rp.2000 x 8000
Batang
- biaya tanam,angkut
dan langsir bibit Rp.60.500.000
Rp.1000./bibit
5. perumahan Rp. 600.000.000
1 unit/ ha
Rp.30.000.000 x 20
-Gudang Rp. 107.000.000
6. peralatan kerja
dan kendaraan
-cangkul Rp. 650.000
Rp. 130.000 x 5
-gunting kopi Rp. 7.200.000
Rp. 90.000 x 80
- ember panen Rp. 9.000.00
Rp. 15.000 x 60
-angkong Rp. 1.750.000
Rp. 350.000 x 5
Kesimpulan dari perencanaan perkebunan kopi 20ha di tahun I biaya yang dikeluarkan
rp.1.628.530.000, ditahun II rp.593.340.000, dan ditahun 3 mendapatkan pendapatan dari
hasil pemanenan senilai 3630.000.000, maka untuk mencari investasi dapat dirumuskan
dengan pendapatan-pengeluaran yaitu (pendapatan) rp.181.500.000 – (pengeluaran) rp.
rp.593.340.000 – (pengeluaran) Rp.1.628.530.000= rp.28.863.000. Jadi investasi
pendapatan dari perencanaan perkebunan 20ha yaitu rp.1.408.130.000
Berikut Data Perencanaan Perkebunan Kopi 500 oleh Kelompok tani Anugrah Sinabung
Di Desa Kuta Rayat Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo.
1.Survei
Trasportasi Orang 6 80.000 480.000
Akomodasi Orang 6 1.000.000 6.000.000
2.Land cleaning
pancang Ha 3.025 x 500 1000/pancang 1.512.500.000
staciking Ha 500 5.000.000 2.500.000.000
3. Pembuatan jalan
- jalan utama 6m x 5.000m 5 30.000 4.500.000.000
- jalan produksi 3m x 5.000m 50 22.500.000.000
4. Biaya tanam
lobang dan tanam Lobang 1.512.500 2.500 lobang 3.781.250.000
KCL
TSP Gr 75 400.000/sak 30.000.000
UREA Gr 75 250.000/sak 18.750.000
KOMPOS Gr 75 150.000/sak 11.250.000
Bibit kopi Kg 7.562.500 1.000kg 7.562.500.000
Lamtoro batang 1.512.500 5.000 7.562.500.000
Tanam, langsir, bibit batang 200.000 3.000 600.000.000
dan lamtoro batang 1.512.500 + 200.000 1.500 2.568.750.000
3.1. Pembahasan
Tempat yang akan dilakukannya lahan perkebunan yaitu berada di daerah Kutarayat, Kec.Namanteran,
Kab.Karo. Tim survei yang akan kami lakukan adalah beranggotakan 6 orang.
1.survei
Survei dilakukan untuk melihat dan mengecek situasi dan kondisi lahan yang akan dijadikan
perkebunan kopi dengan menghabiskan biaya transportasi sekitar Rp.480.000 dan untuk akomodasi
selama dilahan sekitar Rp.6.000.000
2. Land Cleaning
Biaya cleaning atau pun biaya pembersihan lahan menjadi lahan yang siap untuk dikelola dengan
rincian, biaya pancang dan pemancangan Rp.3.025 x 500 batang dengan total biaya pemancangan
mencapai harga Rp.1.512.500.000 dan untuk biaya stacking menghabiskan biaya Rp.5.000.000/ha dan
untuk biaya keseluruhan stacking menghabiskan biaya Rp.2.500.000.000.
3.Pembuatan Jalan
Pembuatan jalan ini di lakukan bertujuan untuk mempermudah melakukan pengelangsiran dari
lahan ke tempat penggilingan atau untuk mempermudah perjalanan dari lahan menuju gudang
penyimpanan sementara dengan lebar jalan 6m dan panjang 5.000m yang menghabiskan total biaya
Rp.4.500.000.000.
4.Mulai Tanam
Pada tahap ini .dimulai dengan membuat lobang tanam dengan biaya per lobang tanam Rp.2.500/lobang
dengan total biaya pembuatan lobang mencapai Rp.3.781.250.000 dan menggunakan pupuk dasar TSP
75gr, KCL 75gr, Urea 75gr dan pupuk kompos atau pupuk kandang 5 kg untuk setiap lobang dengan
total biaya untuk pupuk dasar mencapai Rp.7.562.500.000 dan untuk biaya pembelian bibit
Rp.5.000/bibit dengan biaya total Rp. 7.562.500.000 dan yang terakhir adalah penanaman tanaman
pelindung, sama seperti penelitian sebelumnya yang digunakan adalah tanaman Lamtoro dengan jenis
PG79 dengan harga per bibit Rp. 5.000 dan untuk 500 hektar lahan kopi membutuhkan sekitar 200.000
batang dengan biaya lobang dan tanam Rp.3000/lobang dengan total biaya keseluruhan
Rp.2.568.750.000
5. Perumahan
Perumahan di bangun bertujuan untuk tempat tinggal para karyawan atau para anggota. Kebutuhan
perumahan dibangun 1 unit/ha. Yang diperkirakan menghabis total biaya Rp. 40.000.000/bangunan
yang terbuat dari kayu dan dengan total biaya Rp. 20.000.000.000.Untuk Gudang menghabiskan total
biaya Rp.2.750.000.000
6. Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan dalam perkebunan ini seperti cangkul, gunting kopi, ember panen, angkong
dengan biaya Rp. 385.500.000 dan sebuah mobil double gardan yang harganya Rp.145.000.000 x 25
dengan total harga 3.625.000.000. Excavator (sewa) yang harganya Rp.5.000.000 x 2 dengan total harga
300.000.000. Truck cold diesel yang harganya Rp. 400.000.000 x 5 dengan total biaya 2.000.000.000.
Mesin pompa yang harganya 700.000 x 50 dengan total biaya 35.000.000. Mesin bor yang harganya Rp.
7.000.000 x 50 dengan total biaya 350.000.000. Mesin babat yang harganya Rp. 1.500.000 x 50 dengan
total biaya 75.000.000. Mesin pemotong kayu yang harganya Rp.3.000.000 x 50 dengan total biaya
150.000.000. Drum 200 liter yang harganya Rp 350.000.000 x 500 dengan total biaya 175.000.000.
Sepeda motor trail yang harganya Rp. 35.000.000 x 100 dengan total biaya 3.500.000.000 dan parang
yang harganya Rp 80.000 x 1.000 dengan total biaya 80.000.000
7.Pemeliharaan
Dalam melakukan pemeliharaan dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 2.000 orang yang di beri upah
sebesar Rp.120.000./hari kerja. Maka total yang dikeluarkan adalah Rp.24.000.000/hari kerja. Pada
pembibitan, tentunya pasti ada yang namanya tanaman tidak tumbuh/rusak dengan persentase 5% -
10%. Oleh karena itu diperlukannya penyisipan sebanyak lebih kurang 75.000 bibit dengan harga Rp.
7.000/ bibit. Dalam penyisipan tanaman pelindung(lamtoro) dibutuhkan sebanyak 200.000 batang
dengan harga Rp.3.000, maka jumlah harga dari penyisipan lamtoro adalah Rp.600.000.000 serta biaya
pemangkasan menghabiskan biaya Rp.150.000.000.
Maka dari itu total keseluruhan biaya perencanaan perkebunan kopi 500ha didesa Kuta rayat,
Kecamatan Naman Teran,Kabupaten Karo senilai Rp.87.944.480.000
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Seorang pengusaha tani yang ingin membuka usaha tani kopi di lahan 500 ha terlebih dahulu
mengetahui tekstur tanah dan iklim syarat tumbuhnya kopi.
3. Modal yang dibutuhkan di lahan 500 ha cukup banyak dan sebaiknya perlu mendatangkan investor.
DAFTAR PUSTAKA
Palita, 2007 Anthon Pengembangan Komoditas Kopi dan Peluang Eksplor di SULSEL, Makassar.
Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta. Penebar
Swadaya. Jakarta