Anda di halaman 1dari 3

Nama :Rudi Lumban Gaol

Npm :190430030
Prodi :Agribisnis

1. Pelaksanaan pengembangan produk hortikultura di Sumatra utara disamping mempunyai potensi untuk pengembangan juga masih
mengalami banyak kendala antara lain, Pelaksanaan Regulasi serta Pembinaan Teknis belum optimal, kapasistas SDM belum memadai,
kelembagaan Hortikultura masih lemah, serta Penerapan Inovasi Teknologi belum optimal.

Regulasi pemerintah pada pelaksanaannya memberikan dampak positif bagi perlindungan produksi hortikultura namun disisi yang lain
masih belum sepenuhnya dilaksanakan oleh pelaku usaha hortikultura. Hal ini disebabkan masih belum optimalnya sosialisasi serta belum
siapnya pelaku usaha, dan kurang komitmenya berbagai pihak dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu pelaksanaan pengembangan produk
hortikultura tidak boleh terlepas dari kebijakan yang terkait, harus terpadu dan terintegrasi.

2.a.Hidroponik

Hidroponik adalah salah satu metode dalam budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah dengan


menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi bagi tanaman.

•Kelebihan dalam hidroponik

1.Penggunaan lahan lebih efisien

2.Tanaman berproduksi tanpa menggunakan tanah

3.Kuantitas dan kualitas produksi lebih tinggi dan lebih bersih

4.penggunaan pupuk dan air lebih efisien

5.pengendalian hama dan penyakit lebih mudah.

•kerugian/kekurangan dalam hidroponik

1.Membutuhkan modal yang besar.

2.Pada kultur substrat, kapisitas memegang air media substrat lebih kecil dari pada media tanah sehingga akan menyebabkan pelayuan
tanaman yang cepat dan stres yang serius.

b. Vertikultur

ertikultur merupakan teknik bercocok tanam diruang/lahan sempit dengan memanfaatkan bidang vertikal sebagai tempat bercocok
tanam yang dilakukan secara bertingkat.
•kelebihan Vertikultur.

1) Efisiensi dalam penggunaan lahan.

(2) Penghematan pemakaian pupuk dan pestisida.

(3) Dapat dipindahkan dengan mudah karena tanaman diletakkan dalam wadah tertentu.

•Kerugian/kekurangan vertikultur

1. Membutuhkan investasi yang cukup besar dalam pembuatan awal, misalnya pembuatan bangunan rumah kaca dan lain-lainya.
Membutuhkan perawatan yang cukup teratur dan kontiniu. Bila tanaman dipindahkan tidak hati-hati, maka tanaman mudah rusak, patah dan
bahkan tanaman akan mati.
3.a.grafting

Grafting merupakan salah satu metode perbanyakan vegetatif buatan yang sudah lama di kenal dan digunakan masyarakat luas untuk
memperbaiki sifat tanaman baik sifat yang berkaitan kualitas ataupun yang berkaitan dengan kuantitas. 

•Kelebihan grafting

1.Mengekalkan sifat sifat klon yang tidak dapat dilakukan pada pembiakan
vegetatif lainnya seperti stek,cangkok dan lain lainnya.

2.Bisa memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan terhadap keadaan tanah yang tidak mengentungkan,temperatur tanah
terlalu rendah.atau golongan lain yang ada di tanah.

3.memperbaiki jenis tanaman yang telah tumbuh,sehingga jenis tanaman yang tidak dikehendaki dapat dikehendaki.

• Kelemahan grafting.

1.bagi tanaman kehutanan,jika pohon sudah besar gampang patah karna ditiup angin kencang.

2.Tingkat keberhasilannya rendah karna ketidak cocokan Scion dan root stok.

b.Okulasi

Okulasi adalah salah satu cara meningkatkan mutu tumbuhan dengan cara menempelkan sepotong kulit pohon yang bermata tunas dari batang
atas pada suatu irisan dari kulit pohon lain, biasa diambil dari batang bawah, sehingga tumbuh bersatu menjadi tanaman yang baru.

•kelebihan okulasi

1.Memperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi.

2.Pertumbuhan tanaman yang seragam.

3.Penyiapan benih relatif singkat.

• Kelemahan Okulasi
1.Kadang ada hasil okulasi yang kurang normal

2.Belum tentu keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres) setelah menyatu.

3.Perlu uji coba yang banyak.

4. Menurut saya upaya dalam mengembangkan hortikultura di Sumatra Utara,harus melakukan hal hal ini,yaitu :

(a) mengoptimalkan potensi SDA dengan mengembangkan komoditas sayuran unggulan yang memiliki peluang pasar yang luas.

(b) meningkatkan produktivitas komoditas sayuran unggulan dengan mengoptimalkan subsidi pemerintah, memanfaatkan informasi dan
teknologi serta fasilitasi pemasaran produk;

(c) peningkatan dukungan pemerintah melalui regulasi yang memberikan kelancaran dan kemudahan dalam usahatani hortikultura sayuran
unggulan terutama untuk pengembangan pasar dan perbaikan rantai pemasaran;

(d) membuka peluang investasi industri berbasis hortikultura sayuran yang memiliki potensi pasar luas dengan memanfaatkan potensi SDA
dan wilayah yang strategis;
(e) penetapan komoditas sayuran unggulan yang diminati pasar berdasarkan wilayah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Batang.

5. Produksi sayuran 4.000 kg = 4ton .Modal Rp.10.000.000


•Biaya Produksi :
•Sewa lahan Rp. 2.000.000
•Pembelian benih sawi Rp. 100.000

•Biaya persemaian (tempat + t. kerja) Rp. 1.000.000

•Pupuk kandang Rp. 500.000

•Penyiangan Rp. 1.500.000


•pengawasan Rp. 1.000.000
•pembuatan bedengan Rp. 2.000.000

Total biaya produksi adalah Rp. 8.100.000

I.Hasil penjualan adalah 4.000 x Rp. 10.000


Rp. 40.000.000 dengan asumsi hargaper kgRp.10.000
II.Keuntungan kotor : hasil penjulaan-biaya produksi = Rp. 40 .000.000 – Rp. 8.100.000 =Rp. 31.900.000

III. Keuntungan bersih adalah Rp. 31.900.000 –


Rp. 10.000.000 = Rp 21.900.000

IV.Break Even Point produksi adalah : Rp. 21.900.000 / Rp. 10.000 =2.190 artinya titik impas dicapai jika produksi mencapai 10.833
kg
BEP harga = Rp. 8.100.000 / 4.000 kg = 2.025. Titik impas dicapai pada saat harga Rp.2.025

V.Return of investmen (ROI) = penjualan / biaya produksi (%) = 40.000.000 / 8.100.000 (%) = 4.9, artinya dari modal Rp. 100 akan
diperoleh pendapatan Rp. 493, klu modal Rp.1000.000
akan diperoleh pendapatann Rp. 4.930.000

VI . Benefit cost ratio


B/C = Keuntungan bersih dibagi biaya produksi = Rp. 21.100.000 / Rp. 8.100.000 = 2.6 Artinya dari modal yang dikeluarkan akan
diperoleh keuntungan sebesar 110%, yg berarti usaha tani tersebut layak secara ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai