Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

PERKEBUNAN NUSANTARA VIII


(PERKEBUNAN TEH CIATER)

Disusun oleh:
Nama : -Candra Bayu Permana
-M. Rizky Thariq
Kelas : XII D

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) KIMIA


PGRI KOTA SERANG
2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
melimpahkan rahmat-NYA, sehingga penulis penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan laporan ini. Tidak lupa shalawat serta salam selalu kita curahkan
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Shalallahu A’laihi Wasallam yang
telah membimbing umatnya di jalan yang benar. Laporan ini penulis susun
berdasarkan tugas dari sekolah.
Dalam pembuatannya penulis mendapat banyak bantuan dari beberapa
pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada senua pihak
yang telah membantu hingga terselesainya Laporan ini tepat waktu.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khusunya
para remaja dan pelajar.Penyusun juga meminta maaf apabila banyak kesalahan
dalam penyusunan Laporan ini.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Serang, Januari 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................


DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................
1.2 Tujuan Kunjungan Industri ......................................................................
1.3 Tujuan Pembuatan Laporan .....................................................................
1.4 Waktu dan Tempat ....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................


2.1 Sejarah ......................................................................................................
2.2 Proses Pengolahan ....................................................................................
2.3 Bahan Bakar .............................................................................................
2.4 La,piran Gambar ......................................................................................

BAB III PENUTUP .................................................................................................


3.1 Kesimpulan ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan kunjungan industri adalah kegiatan yang makin populer di giatkan
dalam sekolah,dan sukses berjalan dengan efektif sampai pada tahun ajaran
2013/2014. Kegiatan kunjungan industri merupakan pembelajaran siswa yang
dilakasanakan di luar sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
belajar dan menambah wawasan berfikir secara logis,serta sebagai wadah
belajar untuk mengenal luar lingkungan sekolah.

1.2 Tujuan Kunjungan industri


Menambah wawasan siswa tentang sejarah pabrik teh milik PT.Perkebunan
Nusantara dan mengetahui proses pengolahan daun teh.

1.3 Tujuan Pembuatan Laporan


1. Memenuhi tugas yang diberikan oleh guru pada kegiatan kunjungan
industri
2. Sebagai catatan siswa untuk lebih mengetahui materi tentang perkebunan
teh serta proses pengolahannya

1.4 Waktu dan tempat


Kunjungan industri ini dilaksanakan pada tanggal 30 November 2017 ke PT.
Perkebunan Nusantara (Perkebunan Teh Ciater) yang bertempat di Subang,
Jawa Barat, Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah
Saat menjajah Indonesia, Belanda membudidayakan tanaman teh, selain
kopi dan kina yang sudah ada lebih awal. Teh baru mereka budidayakan pada
tahun 1915. Area yang luas dan produksi yang melimpah membuat Belanda
pada tahun 1920-1922an mulai mendirikan pabrik untuk pengolahan teh di
tiap perkebunan yang ada di Jawa Barat. Pabrik teh Ciater didirikan pada
tahun 1934 dan mulai dioperasikan 3 tahun kemudian dengan kapasitas olah
awal ± 900 ton teh kering setahun. Indonesia merdeka, semua peninggalan
Belanda diambil alih oleh Inggris. Setelah Inggris hengkang barulah semua
aset diambil oleh Bangsa Indonesia. Perkebunan lalu dikelola oleh
perusahaan yang diberi nama PTP.XIII. Dengan produksinya yang melimpah,
proses pengolahan tidak berjalan dengan baik. Maka pada tahun 1990
dibangunlah pabrik dengan kapasitas pengolahan yang lebih banyak (± 60-70
ton/hari basah). Pabrik baru ini dibangun di atas tanah seluas 20.000 m3
dengan ketinggian ± 1050 m dpl dan suhu rata-rata 18 -25°C. Lahan kebun
teh di Indonesia ada di kisaran 400 hingga 1200 m dpl. Seperti diketahui,
semakin tinggi area kebun maka aroma teh akan semakin wangi.

Perkebunan Ciater terletak di kaki gunung Tangkuban Parahu diantara


Jalan Raya Subang Bandung. Pada bagian selatan berbatasan dengan
Kabupaten Bandung terletak di daerah Wates Tangkuban Parahu. Sedangkan
sebelah utara terletak di Kecamatan Serangpanjang antara jalur Jalan Raya
Cagak dan Wanayasa.

Perkebunan Ciater melakukan pemetikan dengan proses mesin. Menurut


Pak Eep, awalnya mereka juga melakukan pemetikan manual. Namun seiring
banyaknya permintaan dan melimpahnya produksi, pemetikan pun dilakukan
menggunakan mesin. Berhubung Perkebunan Ciater hanya memproduksi teh
hijau dan teh merah/hitam, pemotongan hanya dilakukan berjenjang dua.
Mulai pucuk hingga daun kelima atau sekitar 10 cm masuk area potong teh
hijau. Selebihnya, hingga senti ke-20 adalah teh merah/hitam.

2
3

2.2 PROSES PENGOLAHAN


1. Pelayuan
Daun teh segar yang telah dipetik dilayukan dengan melakukan
pemanasan agar kadar air yang terkandung berkurang 65-70 persen.
Pemanasan dilakukan dengan mengalirkan udara panas (bisa juga
dijemur). Hal ini dilakukan agar daun teh dapat digiling dengan baik.
2. Penggilingan
Daun teh yang telah dilayukan masuk pada tahap penggilingan. Pada
tahap ini, daun teh digiling untuk memecah sel-sel daun. Pemecahan daun
teh disesuaikan dengan kebutuhan atau permintaan pasar. Daun teh ada
yang digiling kasar dan ada yang digiling sampai ada yang menjadi
serbuk.
3. Pengayakan
Di sini dilakukan pemisahan bagian yang halus (bubuk) dan bagian yang
kasar sehingga diperoleh bubuk yang seragam, supaya hasil fermentasi
sempurna dan pengeringan dapat merata
4. Fermentasi
Tahap ini adalah untuk memperoleh aroma, rasa dan warna air seduhan
seperti yang dikehendaki, sebagai akibat reaksi kimia yang terjadi selama
fermentasi.
5. Pengeringan
Pasca fermentasi dilakukan pengeringan dengan mesin agar suhu yang
dihasilkan stabil dan menghasilkan kualitas teh yang baik. Pengeringan
dilakukan dengan suhu sekitar 90-120°C kurang lebih selama 20 menit
sampai kadar air dalam daun teh mencapai 2-3 persen. Pada proses ini
sekaligus juga mematikan kuman, mengingat daun teh yang diolah tidak
melewati proses pencucian.
6. Sortasi
Tahap ini adalah untuk klasifikasi jenis dan mutu teh kering. Dilakukan
pembersihan teh kering dari potongan serat dan batang, dan memisahkan
jenis-jenis mutu teh sesuai ukuran yang dikehendaki pasar, apakah akan
jadi teh celup, teh saring, teh seduh, dsb.

2.3 Bahan Bakar


Sebanyak 90 persen teh produksi Perkebunan Ciater diekspor atas permintaan
pasar luar negeri dengan harga (saat ini) 3,5 dolar AS. Hanya 10 persen saja
yang dipasarkan di dalam negeri. Di antaranya dipasarkan dengan brand
Walini.
4

Perkebunan Ciater menggunakan kayu sebagai bahan bakar minyak. Sejak


BBM melambung, mereka memutuskan untuk meninggalkan sumber minyak
bumi dan beralih ke kayu. Nah, untuk menjaga ketersediaan kayu bakar,
menuru Eep, 3% dari area Perkebunan Ciater disediakan khusus untuk pohon
kayu khusus energi atau bahan bakar pengeringan teh.

2.4 Lampiran Gambar


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perusahaan ini didirikan dengan maksud dan tujuan untuk
menyelenggarakan usaha di bidang agro bisnis dan agro industri, serta
optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan untuk menghasilkan
barang dan/ atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, serta
mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perseroan dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

3.2 Saran
Sebaiknya perusahaan meningkatkan kualitas produk yang di hasilkan
sehingga produk tersebut dapat bersaing di pasaran nasional/ internasional,
dan Perusahaan juga sebaiknya Memperhatikan keadaan lingkungan
sekitar.

5
DAFTAR PUSTAKA

PT. Pekebunan Nusantara VIII. 2009. Sejarah. Diambil Dari:


http://www.pn8.co.id/pn8/index.php?option=com_content&task=view
&id=42&Itemid=69. Pada 6 November 2017.

Anda mungkin juga menyukai