Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN

PERKEBUNAN KOPI 20 HA

DPP : Ir Ramses Simbolon, MS

Nama kelompok :
1. Enda Winanda sembiring 180430016
2. Parsoran Sagala 180430039
3. Hendra sagala 180430034
4. Yudi Hutabarat 180430004
5. Yudi Perdana Barus 180430033

Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara
Medan
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan
penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai
sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang
dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia. Keberhasilan agribisnis kopi
membutuhkan dukungan semua pihak yang terkait dalam proses produksi kopi
pengolahan dan pemasaran komoditas kopi. Upaya meningkatkan produktivitas dan
mutu kopi terus dilakukan sehingga daya saing kopi di Indonesia dapat bersaing di
pasar dunia (Rahardjo, 2012).
Di Sumatera Utara terdapat beberapa kabupaten yang berusaha tani kopi,
salah satunya adalah kabupaten Karo. Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah
penghasil kopi di Sumatera Utara. Hampir seluruh daerahnya( kecamatan dan desa)
berusahatanikan kopi. Hal ini mengingat dari segi lingkungan (tanah, iklim,
ketinggian tempat dan suhu) yang sangat mendukung pertumbuhan kopi. Tidak
hanya itu petani kopipun semakin meningkat jumlahnya, khususnya didaerah
Kutarayat kecamatan Namanteran.
Salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya produksi kopi
adalah perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi budidaya kopi sambung
selama dasawarsa terakhir ini khususnya di Kab. Rejang Lebong mampu
menggerakkan kesadaran petani kopi di wilayah ini bahwa kopi merupakan
tanaman tahunan yang prospektif. Selama ini budidaya usahatani kopi dilakukan
dengan cara-cara tradisional dimana produksi kopi yang diperoleh petani tidak
memberikan produktivitas optimal bagi petani.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari survei lahan kopi ini adalag sebagai berikut :
1. Mengetahui berapa jumlah biaya yang dibutuhkan dalam mengelola
perkebunan kopi 20 ha.
2. Mengetahui apa saja yang diperlukan dalam mengelola suatu perkebunan
kopi.
3. Salah satu syarat kelulusan mata kuliah Manajemen Perkebunan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kopi (Coffea spp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk
dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak,
bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapat mencapai tinggi 12 m. Kopi memiliki
daun yang berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing. Daun kopi tumbuh
berhadapan pada batang, cabang, dan ranting-rantingnya. Hingga saat ini belum
diketahui dengan pasti sejak kapan tanaman kopi dikenal dan masuk dalam
peradaban manusia. Menurut catatan sejarah, tanaman ini mulai dikenal pertama
kali di benua Afrika tepatnya di Ethiopia. Pada mulanya tanaman kopi belum
dibudidayakan secara sempurna oleh penduduk, melainkan masih tumbuh liar di
hutan-hutan dataran tinggi (Rahardjo, Pudji. 2012)
Tanaman kopi di Indonesia diperkenalkan pertama kali oleh VOC pada
periode antara tahun 1696 – 1699. Penanaman tanaman ini mula-mula hanya
bersifat coba-coba (penelitian), tetapi karena hasilnya memuaskan dan dipandang
oleh VOC cukup menguntungkan sebagai komoditi perdagangan, maka VOC
menyebarkan bibit kopi ke berbagai daerah agar penduduk menanamnya.
Perkembangan selanjutnya, VOC belum puas dari hasil kopi yang ditanam oleh
penduduk. Kemudian VOC mengeluarkan peraturan “Cultur Stelsel” yang intinya
memaksakan sebagian penduduk khususnya di Jawa untuk menanam kopi.
Perkebunan-perkebunan besar pun lalu didirikan dan akhirnya tanaman kopi
menyebar ke daerah Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Sumatera
Selatan, serta berbagai daerah lain di Indonesia. (Palita, 2007)
Kopi Arabika merupakan jenis kopi tertua yang dikenal dan dibudidayakan
di dunia dengan varietas-varietasnya. Kopi Arabika menghendaki iklim subtropik
dengan bulan-bulan kering untuk pembungaannya. Di Indonesia tanaman kopi
Arabika cocok dikembangkan di daerah-daerah dengan ketinggian antara 800- 1500
m di atas permukaan laut dan dengan suhu rata-rata 15-24ºC. Pada suhu 25ºC
kegiatan fotosintesis tumbuhannya akan menurun dan akan berpengaruh langsung
pada hasil kebun. Mengingat belum banyak jenis kopi Arabika yang tahan akan
penyakit karat daun, dianjurkan penanaman kopi Arabika tidak di daerah-daerah di
bawah ketinggian 800 m dpl (Sihombing,2011).
Kopi arabika memiliki banyak varietas, bergantung dari negara, iklim, dan
tanah tempat kopi itu ditanam. Kopi yang berasal dari Brasil dan Etiopia ini
menguasai 70 persen pasar kopi dunia. Kopi lokal semacam Toraja, Mandailing,
maupun kopi luar negeri, seperti Columbia dan Brasilia, merupakan beberapa
varian kopi arabika. Kopi ini memiliki aroma yang wangi, mirip percampuran
bunga dan buah. Hidupnya di daerah yang sejuk dan dingin, Arabika juga
mempunyai rasa asam yang tidak dimiliki kopi jenis robusta dan rasa kental saat
disesap di mulut(Anonimus, 2012).
BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 Data
Tahun ke
Tahun Tahun ke 1 Tahun ke 2 ke 3 4
Kegiatan
1. survey
-transportasi Rp. 500.000
-akomodasi Rp.5.000.000
2.pembelian lahan
-biaya perintisan Rp. 40.000.000
Rp. 2.000.000 x 20
- pembelian lahan Rp. 1.500.000.000
3.land cleaning
-pancang PGS Rp. 60.500.000
60.500 batang x 1000
-stacking Rp. 100.000.000
Rp. 5.000.000 x 20
4. pembuatan jalan
-jalan produksi dgn
lebar 3m x .Rp. Rp. 180.000.000
30.000 dan panjang
2km
5. mulai tanam
-lobang tanam
Rp.2.500/lobang x Rp.151.250.000
3.025 x 20 ha
-pupuk dasar
TSP 75Gr Rp. 41.540.000
KCL 75Gr Rp. 40.920.000
Urea 75Gr Rp. 19.840.000
Pupuk kandang 5kg Rp. 33.000.000
-bibit Rp. 302.500.000
-lamtoro/PG 79 Rp. 16.000.000
8000btg x
Rp.2000/bibit
-biaya lobang dan
tanam lamtoro Rp.16.000.000
Rp.2000 x 8000
batang
- biaya tanam,angkut
dan langsir bibit Rp.60.500.000
Rp.1000./bibit
6. perumahan Rp. 600.000.000
1 unit/ ha
Rp.30.000.000 x 20
-Gudang Rp. 107.000.000
7. peralatan kerja
dan kendaraan
-cangkul Rp. 650.000
Rp. 130.000 x 5
-gunting kopi Rp. 7.200.000
Rp. 90.000 x 80
- ember panen Rp. 9.000.00
Rp. 15.000 x 60
-angkong Rp. 1.750.000
Rp. 350.000 x 5

-mobil double gardan Rp. 130.000.000


daihatsu Taft 2004 (1
unit )
8. pemeliharaan
-pemupukan
TSP 1.210 sak Rp.405.350.000
KCL 1.210 sak Rp.399.300.000
Urea 1.170sak Rp.174.240.000

-tenaga kerja 80 Rp. 6.000.000


orang (75/orang)
-penyisipan bibit Rp. 15.000.000
3000 btg x Rp. 5000
-penyisipan PG79 Rp. 800.000`
400 btg x Rp.2000
-Biaya pemangkasan Rp.6.000.000
Total Rp.3.167.550.000 Rp.894.190.000

3.2 Pembahasan
Tempat yang akan dilakukannya lahan perkebunan yaitu berada di daerah
Kutarayat, Kec.Namanteran, Kab.Karo. Tim survei yang akan kami lakukan adalah
beranggotakan 5 orang.

A. survei
Survei dilakukan untuk melihat dan mengecek situasi dan kondisi lahan
yang akan dijadikan perkebunan kopi dengan menghabiskan biaya transportasi
sekitar Rp.500.000 dan untuk akomodasi selama dilahan sekitar Rp.5.000.000.
B. Pembelian Lahan
Adapun biaya yang dikeluarkan dalam pembelian lahan perkebunan yaitu
Rp. 1.500.000.000 dengan rincian Rp.75.000.000/ha dan untuk biaya perintisaan
lahan menghabiskan Rp.2.000.000/ha dan dengan total biaya untuk perintisan Rp.
40.000.000.

C. Land Cleaning
Biaya cleaning atau pun biaya pembersihan lahan menjadi lahan yang siap
untuk dikelola dengan rincian, biaya pancang dan pemancangan Rp.1000 x 60.500
batang dengan total biaya pemancangan mencapai harga Rp.65.500.000 dan untuk
biaya stacking menghabiskan biaya Rp.5.000.000/ha dan untuk biaya keseluruhan
stacking menghabiskan biaya Rp.100.000.000.

D. Pembuatan Jalan
Pembuatan jalan ini di lakukan bertujuan untuk mempermudah melakukan
pengelangsiran dari lahan ke tempat penggilingan atau untuk mempermudah
perjalanan dari lahan menuju gudang penyimpanan sementara dengan lebar jalan
3m dan panjang 2 km yang menghabiskan total biaya Rp.180.000.000.
E. Mulai Tanam
Pada tahap ini .dimulai dengan membuat lobang tanam dengan biaya per
lobang tanam Rp.2.500/lobang dengan total biaya pembuatan lobang mencapai
Rp.151.250.000 dan menggunakan pupuk dasar TSP 75gr, KCL 75gr, Urea 75gr
dan pupuk kompos atau pupuk kandang 5 kg untuk setiap lobang dengan total biaya
untuk pupuk dasar mencapai Rp.135.300.000 dan untuk biaya pembelian bibit
Rp.5.000/bibit dengan biaya total Rp. 302.500.000 dan yang terakhir adalah
penanaman tnaman pelindung, samaa seperti penelitian sbelumnya yang digunakan
adalah tanaman Lamtoro dengan jenis PG79 dengan harga per bibit Rp. 2.000 dan
untuk 20 hektar lahan kopi membutuhkan sekitar 8000 batang dengan biaya lobang
dan tanam Rp.2000/lobang dengan total biaya keseluruhan Rp.32.000.000.
F. Perumahan
Perumahan di bangun bertujuan untuk tempat tinggal para karyawan atau
para anggota. Kebutuhan perumahan dibangun 1 unit/ha. Yang diperkirakan
menghabis total biaya Rp. 30.000.000/bangunan yang terbuat dari kayu dan dengan
total biaya Rp. 600.000.000.

G. Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan dalam perkebunan ini seperti cangkul, gunting
kopi, ember panen, angkong dengan biaya Rp. 10.500.000 dan sebuah mobil double
gardan yang harganya Rp.130.000.000.

H. Pemeliharaan
Dalam melakukan pemliharaan dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 80 orang
yang di beri upah sebesar Rp.75.000./hari kerja. Maka total yang dikeluarkan adalah
Rp.6.000.000/hari kerja. Pada pembibitan, tentunya pasti ada yang namanya
tanaman tidak tumbuh/rusak dengan persentase 5% - 10%. Oleh karena itu
diperlukannya penyisipan sebanyak lebih kurang 3000 bibit dengan harga Rp.
5.000/ bibit. Dalam penyisipan tanaman pelindung(lamtoro) dibutuhkan sebanyak
400 batang dengan harga Rp.2.000, maka jumlah harga dari penyisipan lamtoro
adalah Rp.800.000 serta biaya pemangkasan menghabiskn biaya Rp.6.000.000.
Setelah keselurahan biaya pada tahun pertama dan tahun ke dua didapati hasil
biaya pengeluaran mencapai Rp.4.061.740.000 dengan 70 % (Rp.2.843.218.000)
sumber dana dari bank dan 30% ( 1.218.522.000) dari dana sendiri.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh analisis ini adalah sebagai berikut :
1. Tempat yang akan dilakukannya pembukaan lahan perkebunan kopi yaitu
berada di daerah Kutarayat, Kec.Namanteran, Kab.Karo.
2. Dalam pengurusan lahan dan kopi di tahun I biaya yang dikeluarkan adalah
Rp.3.167.550.000 Sedangkan pengeluaran ditahun ke 2 adalah
Rp.894.190.000
DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2012. Perbedaan Kopi Arabika dan Robusta. Dikutip dari:


http://www.kopistory.com/artikel/perbedaan-kopi-arabika-dan-robusta.
Palita, 2007 Anthon Pengembangan Komoditas Kopi dan Peluang Eksplor di
SULSEL, Makassar.
Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Robusta. Penebar Swadaya. Jakarta
Sihombing, M. 2011. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif (Edisi Kedua).
Bumi Aksara. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai