Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL

USAHA PERKEBUNAN KURMA


DI PASAMAN
PENDAHULUAN
• Satu Dekade terakhir banyak masyarakat
Indonesia yang melirik budidaya kurma, baik
skala halaman maupun perkebunan. Indonesia
optimis berhasil membudidayakan tanaman
kurma ini dikarenakan informasi dari negara
yang memiliki kesamaan iklim dan kondisi
alam dengan Indonesia yaitu Thailand, telah
berhasil mengembangkan tanaman kurma
skala perkebunan.
Lanjutan…
• Kurma (Phoenix Dactylifera) memerlukan iklim
yang spesifik dengan curah hujan rendah
karena tanaman kurma tidak tahan terkena
curah hujan, tetapi memerlukan air yang
banyak untuk menunjang pertumbuhannya.
Selain itu tanah yang disenangi oleh kurma
adalah tanah yang kering dan panas.
Kedalaman permukaanair tanah lebih dari 1
meter dari permukaan tanah.
Lanjutan…
• Secara umum jenis tanah yang terdapat di
Kabupaten Pasaman adalah jenis Litosol dari
bahan Alluvial batuan beku pegunungan Vulkanik,
Podsolik Merah Kuning, Latosol dan Litosol dari
batuan beku endapan metamorf pada
pegunungan patahan rendah, dan Podzolik Coklat
dari bahan Alluvial pada pegunungan patahan
yang tinggi. Jenis tanah yang relatif luas di
Kabupaten Pasaman adalah jenis Litosol dan Jenis
Podzolik Merah Kuning, yaitu masing-masing
106.619 Ha atau 27,01% dan 103.988 atau
26,34% dari luas wilayah.
Lanjutan…
• Tingkat curah hujan di Kabupaten Pasaman
beragam setiap tahunnya, dimana curah hujan
yang paling rendah terjadi selama bulan Agustus
yang secara rata-rata hanya mencapai sebesar
7,67 mm. Sedangkan tingkat curah hujan yang
paling tinggi terjadi pada bulan Februari, dimana
mencapai sebesar 20,02 mm. Tinggi rendahnya
curah hujan yang terjadi ini jelas membawa
pengaruh yang cukup besar terhadap kegiatan
perekonomian maupun kegiatan lainnya di
Kabupaten Pasaman.
Lanjutan…
• Tingkat curah hujan di Kabupaten Pasaman
beragam setiap tahunnya, dimana curah hujan
yang paling rendah terjadi selama bulan Agustus
yang secara rata-rata hanya mencapai sebesar
7,67 mm. Sedangkan tingkat curah hujan yang
paling tinggi terjadi pada bulan Februari, dimana
mencapai sebesar 20,02 mm. Tinggi rendahnya
curah hujan yang terjadi ini jelas membawa
pengaruh yang cukup besar terhadap kegiatan
perekonomian maupun kegiatan lainnya di
Kabupaten Pasaman.
Lanjutan…
• Berdasarkan data jenis tanah dan curah hujan
di Kabupaten Pasaman maka wilayah Rao
lamo (Kecamatan Rao, Rao Utara, Rao Selatan,
Mapat Tunggul, Mapat Tunggul Selatan,
Padang Gelugur dan Kecamatan Panti) cocok
untuk wilayah pengembangan tanaman kurma
di Kabupaten Pasaman.
USAHA PERKEBUNAN KURMA
LAHAN
Lahan yang dikehendaki oleh tanaman kurma
adalah lahan jenis tanah Ultisol (Podzolik Merah
Kuning) dengan kelerengan antara 10-25%. Lahan
dengan system drainase kurang baik kurang
sesuai untuk tanaman kurma. Kandungan air
tanah rendah tetapi mempunyai system irigasi
yang baik. Tekstur tanah lempung berpasir
dengan kandungan fraksi pasir lebih dominan dari
fraksi liat dan debu.
LOBANG TANAM
Lobang tanam dibuat 100 cm x 100 cm x 100
cm atau dengan kata lain panjang satu meter
lebar satu meter dan dalam satu meter.
Lobang tanam diisi dengan 50 kg pupuk
kandang ditambah dengan kapur pertanian
secukupnya dan pupuk lengkap 10 kg untuk
masing-masing lobang tanam. Seluruh bahan
dicampur merata dan dibiarkan sekitar 3-4
minggu sebelum bibit ditanam pada lobang
tanam tersebut.
BIBIT UNGGUL
Bibit kurma yang diusahakan harus bagus dan
tepat. Berpedoman kepada pengalaman petani
kurma di Thailand yang sudah berlangsung lebih
dari 15 tahun, dan mereka sudah menanam
bermacam-macam jenis dan sumber bibit. Maka
disimpulkan bahwa bibit yang direkomendasikan
untuk daerah Tropis basah seperti Thailand dan
Asia Tenggara, termasuk Indonesia adalah bibit
dari kultur jaringan yang dikembangkan oleh DPD
(Date Palm Development, Sommerset, England).
Lanjutan…
Dalam pengadaan bibit kurma ini harus hati-
hati karena banyak ditawarkan baik offline
maupun online sehingga membingunkan
konsumen. Merek dagang yang mereka
tawarkan seperti biji ajwa unggul, biji hibrida
KL-1 Thailand dan bermacam-macam jenis
yang lain. Mengingat biaya produksi kurma
sangat tinggi, maka pemilihan bibit harus
tepat meskipun harganya cukup tinggi.
PEMELIHARAAN
Pemupukan tanaman kurma dilakukan dua
kali setahun dengan dosis 10 kg/batang pupuk
kandang dan 10 kg/batang pupuk lengkap
(NPK Mutiara). Pemberian pupuk di awal dan
akhir musim hujan dengan membuat larikan
di sekeliling pohon kurma muda. Setelah
pupuk ditabur ditutup dengan tanah tipis agar
meminimalisir terjadinya penguapan pupuk.
Lanjuutan…
Pengendalian siangan dilakukan dengan cara
menyemprot gulma dengan herbisida pada
takaran 5 liter/ha. Penyemprotan dilakukan
dengan hati-hati agar tidak mengenai pohon
kurma muda yang sudah ditanam. Herbisida
yang digunakan tergantung kondisi lapangan.
Sifat herbisida kontak lebih dianjurkan pada
tanaman kurma muda dibawah 2 tahun.
Setelah kurma berproduksi dapat disemprot
dengan herbisida sistemik.
Lanjutan…
Pengendalian hama/penyakit secara terpadu
harus diterapkan pada perkebunan kurma.
Pengendalian hama tanaman tidak harus
selalu disemprotdengan insektisida, tetapi
dapat juga dikendalikan secara biologis dan
kultur teknis.Pengendalian secara biologis
dapat dilakukan dengan melepas hama
predator untuk memangsa hama yang
menyerang tanaman kurma.
Lanjutan…
Pengendalian hama/penyakit secara terpadu
harus diterapkan pada perkebunan kurma.
Pengendalian hama tanaman tidak harus
selalu disemprotdengan insektisida, tetapi
dapat juga dikendalikan secara biologis dan
kultur teknis.Pengendalian secara biologis
dapat dilakukan dengan melepas hama
predator untuk memangsa hama yang
menyerang tanaman kurma.
Lanjutan…
Pohon kurma meiliki akar yang berbeda dengan akar pohon
kelapa ataupun kelapa sawit. Akar serabutnya terbagi sebagai
Akar Atas/Udara, Akar Samping, Akar Tengah dan Akar Dalam.
Akar Dalamnya bisa menunjam hingga 12 m ke bumi.
Sedangkan Akar Sampingnya merayap tak lebih dari 1 m dari
bonggolnya. Menjadikannya sangat kokoh, sekaligus ramah
pada tanaman tetangganya. Kurma tidak merebut air dan
unsur hara jatah tanaman tetangganya. Justru menahan laju
perembesan air ke dalam dan membantu “memompa” air
memancarkan mata air ke atas sehingga cukup air di dekat top
soil. Payungan daunnya yang berwarna keperakan,
memantulkan sebagian cahaya dan panas matahari,
mengalirkan angin, meningkatkan kelembaban, menurunkan
suhu dan membantu menciptakan micro climate yang baik di
sekitarnya.
PANEN
Kurma tergolong berumah dua yaitu hanya
menghasilkan 1 jenis bunga saja. Bunga jantan atau
betina. Penyerbukan alami terjadi bila terdapat pohon
jantan dan betina di lokasi berdekatan. Selama ini di
Indonesia kurma sulit berbuah karena kebanyakan
ditanam tunggal sehingga penyerbukan tidak terjadi.
Bila benar-benar pohon jantan dan betina dapat
dirangsang, maka serbuk sari jantan dapat digunakan
untuk menyerbuki putik betina. Ukuran, rasa, dan
tekstur buah dapat lebih bagus seperti kurma di Timur
Tengah dan Kalifornia. Dengan bantuan penyerbukan,
satu pohon jantan dapat menyerbuki 100 pohon
betina.
Lanjutan…
Kurma kultur jaringan umumnya mulai
berbuah pada umur 4-5 tahun setelah tanam.
Pada tahap awal akan memberikan hasil
panen sekitar 50-80 kg/pohon/tahun.
Selanjutnya semakin bertambah umur
tanaman kurma semakin bertambah pula
produksinya. Setelah berumur 10 tahun satu
pohon kurma dapat menghasilkan 100 – 150
kg/pohon/tahun.
KURMA BARHEE
ANALISA EKONOMI
Di Thailand banyak perkebunan kurma yang
sudah berhasil salah satunya di Provinsi
Nakhonrtachasima. Di lahan 9,6 hektar
tertanam 2.200 pohon kurma beragam umur.
Pada musim panen 2015, menuai 10 ton
kurma segar dari 104 pohon betina berumur 3
tahun. Petani di Nakhonratchasima itu
menjual buah segar itu 500 baht setara
Rp200.000 per kilogram dengan
pendapatannya Rp2-miliar.
INPUT/OUTPUT ANALISIS
Analisis input/output perkebunan kurma di
Kabupaten Pasaman dapat dilihat pada
lampiran 1. Dari lampiran tersebut terlihat
bahwa usaha perkebunan Kurma di Kabupaten
Pasaman sangat menguntungkan. Pada tahun
ke-5 (panen pertama) sudah dapat menutup
seluruh biaya yang dikeluarkan sampai pada
tahun tersebut. Dengan arti kata bahwa
Breakevent point sudah tercapai pada panen
perdana.
PENUTUP
Demikianlah proposal kurma ini disampaikan
agar dapat didiskusikan lebih lanjut tentang
kemungkinan pelaksanaan kegiatan usaha
perkebunan kurma di Kabupaten Pasaman
sebagai salah satu cara dalam mengentaskan
kemiskinan dan meningkatkan perekonomian
masyarakat sesuai dengan visi misi
Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman.
ANALISIS INPUT/OUTPUT BUDIDAYA KURMA
(Phoenix dactylifera Linn) DI PASAMAN
Tahun (Rp. X 1000)
No Uraian Kegiatan 0 1 2
1. Persiapan Lahan
a. Tebas, tebang, pembersihan 5.000.000 0 0
b. Lobang tanam 2.500.000 0 0
c. Tanam 1.000.000 0 0
d. Dana Siliah Jariah 5.000.000 0 0
2. Bahan/Sarana
a. Bibit kuljar, 100 batang 600.000.000 0 0
@6.000.000
b. Pupuk NPK, 1000 kg@10.000/kg 10.000.000 10.000.000 10.000.000
c. Pupuk Organik, 1000 kg@3000/kg 3.000.000 3.000.000 3.000.000
d. Racun rumput, 10 kg@100.000/kg 1.000.000 1.000.000 1.000.000
e. Sarana irigasi 10.000.000 0 0
f. Lahan 2 Ha 50.000.000 0 0
ANALISIS INPUT/OUTPUT BUDIDAYA KURMA
(Phoenix dactylifera Linn) DI PASAMAN
Tahun (Rp. X 1000)
No Uraian Kegiatan 3 4 5
1. Persiapan Lahan
a. Tebas, tebang, pembersihan 0 0 0
b. Lobang tanam 0 0 0
c. Tanam 0 0 0
d. Dana Siliah Jariah 0 0 0
2. Bahan/Sarana
a. Bibit kuljar, 100 batang 0 0 0
@6.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000
b. Pupuk NPK, 1000 kg@10.000/kg
3.000.000 3.000.000 3.000.000
c. Pupuk Organik, 1000 kg@3000/kg
d. Racun rumput, 10 kg@100.000/kg 1.000.000 1.000.000 1.000.000
e. Sarana irigasi 0 0 0
f. Lahan 2 Ha 0 0 0
ANALISIS INPUT/OUTPUT BUDIDAYA KURMA
(Phoenix dactylifera Linn) DI PASAMAN
Tahun (Rp. X 1000)
No Uraian Kegiatan 6 7 8
1. Persiapan Lahan
0 0
a. Tebas, tebang, pembersihan 0 0 0
b. Lobang tanam 0 0 0
0 0
c. Tanam 0
d. Dana Siliah Jariah 0
2. Bahan/Sarana
a. Bibit kuljar, 100 batang 0 0 0
@6.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000
b. Pupuk NPK, 1000 kg@10.000/kg
6.000.000 6.000.000 6.000.000
c. Pupuk Organik, 1000 kg@3000/kg
d. Racun rumput, 10 kg@100.000/kg 2.000.000 2.000.000 2.000.000
e. Sarana irigasi 1.000.000 1.000.000 1.000.000
f. Lahan 2 Ha 0 0 0
ANALISIS INPUT/OUTPUT BUDIDAYA KURMA
(Phoenix dactylifera Linn) DI PASAMAN
Tahun (Rp. X 1000)
No Uraian Kegiatan 9 10 11
1. Persiapan Lahan
a. Tebas, tebang, pembersihan 0 0 0
b. Lobang tanam 0 0 0
c. Tanam 0 0 0
d. Dana Siliah Jariah 0 0 0
2. Bahan/Sarana
a. Bibit kuljar, 100 batang 0 0 0
@6.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000
b. Pupuk NPK, 1000 kg@10.000/kg
6.000.000 6.000.000 6.000.000
c. Pupuk Organik, 1000 kg@3000/kg
d. Racun rumput, 10 kg@100.000/kg 2.000.000 2.000.000 2.000.000
e. Sarana irigasi 1.000.000 1.000.000 1.000.000
f. Lahan 2 Ha 0 0 0
ANALISIS INPUT/OUTPUT BUDIDAYA KURMA
(Phoenix dactylifera Linn) DI PASAMAN
Tahun (Rp. X 1000)
No Uraian Kegiatan 0 1 2
3. Pemeliharaan
a. Memupuk 1.000.000 1.000.000 1.000.000
b. Menyiang 1.000.000 1.000.000 1.000.000
c. Menyiram 3.000.000 3.000.000 3.000.000
4. Panen 0 0 0
a. SUBTOTAL 692.500.000 19.000.000 19.000.000

5. Biaya tak terduga 82.500.000 2.280.000 2.280.000


6. TOTAL (Rp) 775.000.000 21.280.000 21.280.000
ANALISIS INPUT/OUTPUT BUDIDAYA KURMA
(Phoenix dactylifera Linn) DI PASAMAN
Tahun (Rp. X 1000)
No Uraian Kegiatan 3 4 5
3. Pemeliharaan
a. Memupuk 1.000.000 1.000.000 1.000.000
b. Menyiang 1.000.000 1.000.000 1.000.000
c. Menyiram 3.000.000 3.000.000 3.000.000
4. Panen 0 0 500.000
a. SUBTOTAL 19.000.000 19.000.000 19.500.000
5. Biaya tak terduga 2.280.000 2.280.000 2.340.000
6. TOTAL (Rp) 21.280.000 21.280.000 21.840.000
ANALISIS INPUT/OUTPUT BUDIDAYA KURMA
(Phoenix dactylifera Linn) DI PASAMAN
Tahun (Rp. X 1000)
No Uraian Kegiatan 6 7 8
3. Pemeliharaan
a. Memupuk 1.000.000 1.000.000 1.000.000
b. Menyiang 1.000.000 1.000.000 1.000.000
c. Menyiram 3.000.000 3.000.000 3.000.000
4. Panen 0 0 500.000
a. SUBTOTAL 19.000.000 19.000.000 19.500.000
5. Biaya tak terduga 2.280.000 2.280.000 2.340.000
6. TOTAL (Rp) 21.280.000 21.280.000 21.840.000
ANALISIS INPUT/OUTPUT BUDIDAYA KURMA
(Phoenix dactylifera Linn) DI PASAMAN
Tahun (Rp.)
No Uraian Kegiatan 9 10 11
3. Pemeliharaan
a. Memupuk 1.000.000 1.000.000 1.000.000
b. Menyiang 1.000.000 1.000.000 1.000.000
c. Menyiram 3.000.000 3.000.000 3.000.000
4. Panen 0 0 0
a. SUBTOTAL 692.500.000 19.000.000 19.000.000

5. Biaya tak terduga 82.500.000 2.280.000 2.280.000


6. TOTAL (Rp) 775.000.000 21.280.000 21.280.000
ANALISIS INPUT/OUTPUT BUDIDAYA KURMA
(Phoenix dactylifera Linn) DI PASAMAN
Tahun (Rp. X 1000)
No Uraian Kegiatan 0 1 2
7. Produksi

a. Buah Segar, kg 0 0 0
b. @250.000/kg 0 0 0
RUGI - LABA (775.000.000) (21.280.000) (21.280.000)
8.
ANALISIS INPUT/OUTPUT BUDIDAYA KURMA
(Phoenix dactylifera Linn) DI PASAMAN
Tahun (Rp. X 1000)
No Uraian Kegiatan 3 4 5
7. Produksi

a. Buah Segar, kg 0 0 4.000.000


b. @250.000/kg 0 0 1.000.000.000
RUGI - LABA (21.280.000) (21.280.000) 978.160.000
8.
ANALISIS INPUT/OUTPUT BUDIDAYA KURMA
(Phoenix dactylifera Linn) DI PASAMAN
Tahun (Rp. X 1000)
No Uraian Kegiatan 6 7 8
7. Produksi

a. Buah Segar, kg 6.000.000 8.000.000 10.000.000


b. @250.000/kg 1.500.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000
RUGI - LABA 1.461.248.000 1.961.248.000 2.461.024.000
8.
ANALISIS INPUT/OUTPUT BUDIDAYA KURMA
(Phoenix dactylifera Linn) DI PASAMAN
Tahun (Rp. X 1000)
No Uraian Kegiatan 9 10 11
7. Produksi

a. Buah Segar, kg 10.000.000 10.000.000 10.000.000


b. @250.000/kg 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000
RUGI - LABA 2.460.800.000 2.460.800.000 2.460.800.000
8.
I/O, BEP, NPV11
• Hitung Input/Output Usaha Perkebunan
dimaksud.
• Hitung BEP Usaha Perkebunan agar diketahui
pada tahun ke-berapa usaha tersebut pulang
pokok
• Hitung NPV11 Net Present Value pada tahun
ke-11
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai