Anda di halaman 1dari 7

NAMA : SYUKRI ALHAMDA

KELAS : VII.2

A. KONDISI MASYARAKAT SEBELUM KEDATANGAN NABI MUHAMMAD SAW

Kondisi masyarakat Arab sebelum kedatangan Islam berada di masa jahiliah. Arti dari kata

jahiliah adalah kesombongan, kemarahan, dan ketidaktahuan. Jahiliah juga berkaitan dengan

kepercayaan sesat, peribadatan yang salah, kekuasaan yang sewenang-wenang, dan

ketidakadilan hukum. pada awalnya masyarakat Mekkah adalah penganut agama tauhid

yang dibawa oleh Nabi Ibrahim AS dan kemudian dilanjutkan oleh putranya Nabi Ismail

AS. Namun sepeninggal Nabi Ismail, mereka mulai berpaling dari Allah SWT dan

menyembah berhala. Selain menyembah berhala, sebagian masyarakat Arab menyembah jin,

hantu, dan roh leluhur. Mereka akan mengurbankan binatang sebagai persembahan agar

terhindar dari marabahaya.

B. PERISTIWA PENTING MENJELANG KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW

1. Pasukan Gajah dan Burung Ababil

Karena banyaknya orang yang berbondong-bondong mengunjungi Ka’bah, raja Abrahah

merasa kesal sehingga dia membangun gereja yang megah untuk menyainginya. Begitu

marahnya hingga raja Abrahah berencana untuk menghancurkan Ka’bah. Dalam

perjalanan, pasukan gajah Raja Abrahah yang dipimpin oleh Panglima Abu Rughal

diserang oleh burung-burung ababil yang membawa batu-batu panas dan berpijar.

2. Api Majusi Padam

Sebelum lahirnya Nabi Muhammad SAW, orang-orang Majusi menganggap api sebagi

Tuhan dan menyembahnya karena tidak pernah padam selama beratus-ratus tahun.
Namun ketika Nabi Muhammad SAW lahir ke dunia api tersebut seketika mati. Orang-

orang Majusi berusaha menyalakan apinya lagi, namun tetap tidak menyala.

3. Jin Tidak Bisa Mencuri Berita

Sebelum Nabi Muhammad SAW dilahirkan, para jin leluasa mencuri berita gaib dari

langit untuk disampaikan kepada para tukang sihir. Setelah Nabi Muhammad SAW

dilahirkan, jin yang berusaha mencuri dengar berita gaib dari langit akan menjumpai

panah api yang akan membunuh mereka. Setelah Nabi Muhammad SAW dilahirkan,

para jin melihat Nabi kita sedang dikelilingi para malaikat, dan memancar cahaya dari

dirinya hingga mencuat ke langit, sedangkan para malaikat-malaikat itu saling memberi

ucapan selamat satu dengan yang lain. Kemudian menceritakan hal tersebut kepada

Iblis, tentang semua apa yang telah mereka saksikan itu. Maka Iblis pun berteriak

dengan suara yang sangat keras; “Aaaaah, telah keluar “ayatul ‘alam” dan rahmat bagi

bani Adam, karena itulah kalian telah dicegah untuk naik ke langit, tempat

pandangannya dan pandangan umatnya!”

4. Bintang Besar Bercahaya

Para ahli kitab (kaum Yahudi dan Nasrani) melihat bintang besar dan bercahaya begitu

terang tepat di malam kelahiran Muhammad SAW. Sebelumnya bintang itu tidak pernah

terlihat dan di antara mereka ada yang berseru, “Nabi penutup zaman sudah lahir”.

Ka’bul Akhbar ra berkata; “Saya telah melihat di dalam Taurat bahwa Allah Ta’ala telah

mengabarkan kepada Kaum Musa tentang saat lahirnya Muhammad SAW;

“Sesungguhnya bintang tetap yang telah kamu ketahui itu, bila ia bergerak dari

tempatnya menandakan bahwa Rasulullah saw telah lahir” Dan benar ketika Muhammad

SAW lahir, bintang itu pun bergerak dan pindah dari tempat asalnya. Maka para ahli
kitab itu semuanya mengetahui bahwa Rasul yang diberitakan Allah itu telah lahir ke

dunia, namun mereka merahasiakan disebabkan kedengkian mereka juga.

C. MASA NABI MUHAMMAD DARI BAYI SAMPAI KANAK – KANAK

1. Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad lahir di Makkah hari Senin, 12 Rabi’ul Awal pada tahun 571 kalender

Romawi (1450 tahun yang lalu). Rasul lahir dari ibu bernama Aminah dan ayahnya

bernama Abdullah. Tahun tersebut juga disebut sebagai Tahun Gajah yakni tahun ketika

pasukan gajah di bawah pimpinan Abrahah Habasyah tengah menyerang Ka’bah. Allah

SWT pun menghentikan aksi mereka dengan segala kebesaranNya. Burung ababil pun

datang menjatuh batu-batu untuk mendatangkan wabah penyakit. Kisah kelahiran Nabi

Muhammad ini ada di dalam Surah Al Fil yang memiliki arti Tahun Gajah. Rasulullah

lahir di masa ini dan dibesarkan sebagai anak yatim karena ayahnya, Abdullah telah

meninggal dunia sebelum usianya genap 3 Tahun. Semasa kecilnya, akhirnya dibesarkan

oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Pada saat Nabi lahir, seorang ibu bernama Halimah

Sa’diyah dengan ikhlas mau menyusui Muhammad meski ASI-nya sulit keluar. Namun

karena Keikhlasan Halimah pun diberi balasan oleh Allah SWT, karena setelah itu air

ASI-nya keluar dengan deras.

2. Masa Kecil Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim di rumah Abu Talib. Semasa kecilnya,

Rasulullah tumbuh dan menjalani kehidupannya seperti pada anak pada umumnya.

Adanya tradisi Quraisy pada zaman dahulu, pada hari kedelapan belas membuat ibunya

harus menyembunyikannya di pedalaman. Tradisi Quraisy tersebut membuat Nabi

Muhammad tidak bisa merasakan kasih sayang ibunya sampai berumur 8 sampai 10
tahun. Hal ini justru membuatnya berada di bawah asuhan Halimah binti Sa’diyah

selama tiga tahun. Rasulullah menjadi anak yang tanggap, bersikap baik dan cerdas pada

masanya.

D. NABI KETIKA REMAJA SAMPAI DEWASA

1. Masa Remaja Nabi Muhammad SAW

Pada masa Remaja, Nabi Muhammad terjaga dari perbuatan merugikan kawan

sekitarnya. Sampai suatu ketika, Nabi pun bercerita ketika dua kali duduk saat

mendengarkan pesta perkawinan di zaman Jahiliyah. Allah justru menutup telinganya

sampai tertidur dan terbangun esoknya. “Setelah itu, aku tidak pernah lagi berniat

mengikuti perbuatan buruk.” (HR Thabrani). Muhammad yang menginjak usia 20 tahun

di Mekah yang bertepatan peristiwa Harbul Fijar antara Kabilah Quraisy melawan Qais

dan Aylan.

2. Nabi Muhammad SAW Menjelang Dewasa

Menjelang usia Nabi Muhammad yang dewasa, membuatnya semakin menekuni dunia

bisnis. Nabi pun berdagang dengan kawan terbaiknya yakni Saib bin Abi Saib. Barulah

pada saat berusia 25 tahun, Rasulullah menjalin kerja sama bisnis bersama wanita kaya

raya yakni Siti Khadijah. Perkenalan Muhammad dengan Khadijah memang berawal

dari dunia perniagaan. Perempuan ini biasa membiayai kafilah perdagangan Mekkah ke

Suriah untuk nanti membagi keuntungan bersama mitranya. Hal ini menjadi alasan bagi

mereka berdua dalam melakukan perjalanan dagang tersebut.

E. PERISTIWA KETIKA DIANGKAT MENJADI RASUL

Menjelang usianya yang keempat puluh, Muhammad SAW terbiasa memisahkan diri dari

pergaulan masyarakat umum, untuk berkontemplasi di Gua Hira, beberapa kilometer di


Utara Mekah. Di  gua tersebut, nabi mula-mula hanya berjam-jam saja, kemudian berhari-

hari bertafakur. Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Muhammad SAW mendapatkan

wahyu pertama dari Allah melalui Malaikat Jibril. Pada saat beliau tidur dan terbangun

dengan tiba-tiba pada malam itu di gua bernama Hira, dalam ketakutan yang luar biasa,

seluruh tubuhnya, seluruh diri bathinnya, dicengkeram oleh sebuah kekuatan yang sangat

besar, seolah-olah seorang malaikat telah mencengkeram beliau dalam pelukan yang

menakutkan yang seakan mencabut kehidupan dan napas darinya. Ketika beliau berbaring di

sana, remuk redam, beliau mendengar perintah, “Bacalah!” beliau tidak dapat melakukan ini

beliau bukan penyair terdidik, bukan peramal, bukan penyair dengan seribu kalimat yang

tersusun dengan baik yang siap dibibir beliau. Ketika itu beliau protes bahwa beliau adalah

buta huruf, malaikat itu merangkulnya lagi dengan kekuatan yang begitu rupa, hingga

turunlah ayat yang pertama yaitu ayat 1 sampai 5 dalam surat Al-‘Alaq :

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha pemurah,

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam,

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Dia merasa ketakutan karena belum pernah mendengar dan mengalaminya. Dengan turunnya

wahyu yang pertama itu, berarti Muhammad SAW telah dipilih Allah sebagai nabi. Dalam

wahyu pertama ini, dia belum diperintahkan untuk menyeru manusia kepada suatu agama.

Peristiwa turunnya wahyu itu menandakan telah diangkatnya Muhammad SAW sebagai

seorang nabi penerima wahyu di tanah Arab. Malam terjadinya peristiwa itu kemudian

dikenal sebagai “Malam Penuh Keagungan” (Laylah al-qadar), dan menurut sebagian
riwayat terjadi menjelang akhir bulan Ramadhan. Setelah wahyu pertama turun, yang

menandai masa awal kenabian, berlangsung masa kekosongan, atau masa jeda (fatrah).

Ketika hati Muhammad SAW diliputi kegelisahan yang sangat dan merasakan beban emosi

yang menghimpit, dia pulang ke rumah dengan perasaan waswas, dan meminta istrinya untuk

menyelimutinya. Saat itulah turun wahyu yang kedua yang berbunyi :

 “Wahai kau yang berselimut! Bangkit dan berilah peringatan!!

Dan seterusnya, yaitu surat al-Muddatstsir: 1-7. Wahyu yang telah, dan kemudian turun

sepanjang hidup Muhammad SAW, muncul dalam bentuk suara-suara yang berbeda-beda.

Tapi pada periode akhir kenabiannya, wahyu surah-surah Madaniyah turun dalam satu suara.

F. DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW

Nabi Muhammad akhirnya memulai dakwahnya secara terang-terangan pada keluarga paling

dekat yaitu kalangan Bani Hasyim. Hanya Ali bin Abu Thalib yang mau menerima dan

memutuskan untuk beriman kepada Allah. Sementara Abu Thalib ikut melindungi Rasul saat

berdakwah. Dakwah secara terang-terangan ini selalu mendapatkan pertentangan oleh kaum

Quraisy. Dalam memulai dakwah nabi banyak mendapat halangan dari pihak kafir quraisy

mekah dan berbagai bujuk rayu yang dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan dakwah

Nabi gagal, tindakan-tindakan kekerasan secara fisik yang sebelumnya sudah dilakukan

semakin ditingkatkan. Kekejaman yang dilakukan oleh penduduk Mekah terhadap kaum

muslimin itu, mendorong Nabi Muhammad SAW untuk mengungsikan sahabat-sahabatnya

ke luar Mekah. Pada tahun kelima kerasulannya, nabi menetapkan Habsyah (Ethiopia)

sebagi negeri tempat pengungsian. Usaha orang-orang Quraisy  untuk menghalangi hijrah ke

Habsyah ini, termasuk membujuk  Negus (Raja) agar menolak kehadiran umat Islam di sana,

gagal. Bahkan, di tengah meningkatnya kekejaman itu, dua orang Quraisy masuk Islam,
Hamzah dan Umar ibn Khathab. Dengan masuk Islamnya dua tokoh besar ini posisi Islam

semakin kuat. Tatkala banyaknya tekanan dari berbagai pihak Nabi SAW mengalami

kesedihan yang mendalam yaitu wafat nya seorang paman yaitu Abu Thalib sebagai

pelindung dan isteri tercinta yang setia menemani hari-hari beliau yaitu Khadijah binti

Khuwailid, sehingga Allah menghibur hati baginda Rasul SAW dengan terjadinya Isra’ dan

Mi’rajnya Nabi Muhammad SAW. diriwayatkan pada suatu malam ketika Nabi SAW ada di

Masjidil Haram di Mekkah, datanglah Jibril as. Dan beserta malaikat yang lain, lalu

dibawanya dengan mengendarai Buroq ke Masjidil Aqsa di negeri Syam, kemudian Nabi

SAW dinaikkan ke langit untuk diperlihatkan kepada Nabi SAW tanda-tanda kebesaran dan

kekayaan Allah SWT, pada malam itu juga Nabi SAW kembali kenegeri Mekkah.

Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso dinamakan Isra, dan dinaikkannya Nabi

SAW dari Masjidil Aqso ke langit disebut Mi’raj. Pada malam inilah mulai di wajibkan

Shalat Fardlu 5 kali dalam sehari. Setelah peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan

besar bagi kemajuan dakwah Islam muncul. Perkembangan itu diantaranya datang dari

sejumlah penduduk Yatsrib yang berhaji ke Mekah.

Anda mungkin juga menyukai