KELAS : VII.2
Kondisi masyarakat Arab sebelum kedatangan Islam berada di masa jahiliah. Arti dari kata
jahiliah adalah kesombongan, kemarahan, dan ketidaktahuan. Jahiliah juga berkaitan dengan
ketidakadilan hukum. pada awalnya masyarakat Mekkah adalah penganut agama tauhid
yang dibawa oleh Nabi Ibrahim AS dan kemudian dilanjutkan oleh putranya Nabi Ismail
AS. Namun sepeninggal Nabi Ismail, mereka mulai berpaling dari Allah SWT dan
menyembah berhala. Selain menyembah berhala, sebagian masyarakat Arab menyembah jin,
hantu, dan roh leluhur. Mereka akan mengurbankan binatang sebagai persembahan agar
merasa kesal sehingga dia membangun gereja yang megah untuk menyainginya. Begitu
perjalanan, pasukan gajah Raja Abrahah yang dipimpin oleh Panglima Abu Rughal
diserang oleh burung-burung ababil yang membawa batu-batu panas dan berpijar.
Sebelum lahirnya Nabi Muhammad SAW, orang-orang Majusi menganggap api sebagi
Tuhan dan menyembahnya karena tidak pernah padam selama beratus-ratus tahun.
Namun ketika Nabi Muhammad SAW lahir ke dunia api tersebut seketika mati. Orang-
orang Majusi berusaha menyalakan apinya lagi, namun tetap tidak menyala.
Sebelum Nabi Muhammad SAW dilahirkan, para jin leluasa mencuri berita gaib dari
langit untuk disampaikan kepada para tukang sihir. Setelah Nabi Muhammad SAW
dilahirkan, jin yang berusaha mencuri dengar berita gaib dari langit akan menjumpai
panah api yang akan membunuh mereka. Setelah Nabi Muhammad SAW dilahirkan,
para jin melihat Nabi kita sedang dikelilingi para malaikat, dan memancar cahaya dari
dirinya hingga mencuat ke langit, sedangkan para malaikat-malaikat itu saling memberi
ucapan selamat satu dengan yang lain. Kemudian menceritakan hal tersebut kepada
Iblis, tentang semua apa yang telah mereka saksikan itu. Maka Iblis pun berteriak
dengan suara yang sangat keras; “Aaaaah, telah keluar “ayatul ‘alam” dan rahmat bagi
bani Adam, karena itulah kalian telah dicegah untuk naik ke langit, tempat
Para ahli kitab (kaum Yahudi dan Nasrani) melihat bintang besar dan bercahaya begitu
terang tepat di malam kelahiran Muhammad SAW. Sebelumnya bintang itu tidak pernah
terlihat dan di antara mereka ada yang berseru, “Nabi penutup zaman sudah lahir”.
Ka’bul Akhbar ra berkata; “Saya telah melihat di dalam Taurat bahwa Allah Ta’ala telah
“Sesungguhnya bintang tetap yang telah kamu ketahui itu, bila ia bergerak dari
tempatnya menandakan bahwa Rasulullah saw telah lahir” Dan benar ketika Muhammad
SAW lahir, bintang itu pun bergerak dan pindah dari tempat asalnya. Maka para ahli
kitab itu semuanya mengetahui bahwa Rasul yang diberitakan Allah itu telah lahir ke
Nabi Muhammad lahir di Makkah hari Senin, 12 Rabi’ul Awal pada tahun 571 kalender
Romawi (1450 tahun yang lalu). Rasul lahir dari ibu bernama Aminah dan ayahnya
bernama Abdullah. Tahun tersebut juga disebut sebagai Tahun Gajah yakni tahun ketika
pasukan gajah di bawah pimpinan Abrahah Habasyah tengah menyerang Ka’bah. Allah
SWT pun menghentikan aksi mereka dengan segala kebesaranNya. Burung ababil pun
datang menjatuh batu-batu untuk mendatangkan wabah penyakit. Kisah kelahiran Nabi
Muhammad ini ada di dalam Surah Al Fil yang memiliki arti Tahun Gajah. Rasulullah
lahir di masa ini dan dibesarkan sebagai anak yatim karena ayahnya, Abdullah telah
meninggal dunia sebelum usianya genap 3 Tahun. Semasa kecilnya, akhirnya dibesarkan
oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Pada saat Nabi lahir, seorang ibu bernama Halimah
Sa’diyah dengan ikhlas mau menyusui Muhammad meski ASI-nya sulit keluar. Namun
karena Keikhlasan Halimah pun diberi balasan oleh Allah SWT, karena setelah itu air
Nabi Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim di rumah Abu Talib. Semasa kecilnya,
Rasulullah tumbuh dan menjalani kehidupannya seperti pada anak pada umumnya.
Adanya tradisi Quraisy pada zaman dahulu, pada hari kedelapan belas membuat ibunya
Muhammad tidak bisa merasakan kasih sayang ibunya sampai berumur 8 sampai 10
tahun. Hal ini justru membuatnya berada di bawah asuhan Halimah binti Sa’diyah
selama tiga tahun. Rasulullah menjadi anak yang tanggap, bersikap baik dan cerdas pada
masanya.
Pada masa Remaja, Nabi Muhammad terjaga dari perbuatan merugikan kawan
sekitarnya. Sampai suatu ketika, Nabi pun bercerita ketika dua kali duduk saat
sampai tertidur dan terbangun esoknya. “Setelah itu, aku tidak pernah lagi berniat
mengikuti perbuatan buruk.” (HR Thabrani). Muhammad yang menginjak usia 20 tahun
di Mekah yang bertepatan peristiwa Harbul Fijar antara Kabilah Quraisy melawan Qais
dan Aylan.
Menjelang usia Nabi Muhammad yang dewasa, membuatnya semakin menekuni dunia
bisnis. Nabi pun berdagang dengan kawan terbaiknya yakni Saib bin Abi Saib. Barulah
pada saat berusia 25 tahun, Rasulullah menjalin kerja sama bisnis bersama wanita kaya
raya yakni Siti Khadijah. Perkenalan Muhammad dengan Khadijah memang berawal
dari dunia perniagaan. Perempuan ini biasa membiayai kafilah perdagangan Mekkah ke
Suriah untuk nanti membagi keuntungan bersama mitranya. Hal ini menjadi alasan bagi
Menjelang usianya yang keempat puluh, Muhammad SAW terbiasa memisahkan diri dari
hari bertafakur. Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Muhammad SAW mendapatkan
wahyu pertama dari Allah melalui Malaikat Jibril. Pada saat beliau tidur dan terbangun
dengan tiba-tiba pada malam itu di gua bernama Hira, dalam ketakutan yang luar biasa,
seluruh tubuhnya, seluruh diri bathinnya, dicengkeram oleh sebuah kekuatan yang sangat
besar, seolah-olah seorang malaikat telah mencengkeram beliau dalam pelukan yang
menakutkan yang seakan mencabut kehidupan dan napas darinya. Ketika beliau berbaring di
sana, remuk redam, beliau mendengar perintah, “Bacalah!” beliau tidak dapat melakukan ini
beliau bukan penyair terdidik, bukan peramal, bukan penyair dengan seribu kalimat yang
tersusun dengan baik yang siap dibibir beliau. Ketika itu beliau protes bahwa beliau adalah
buta huruf, malaikat itu merangkulnya lagi dengan kekuatan yang begitu rupa, hingga
turunlah ayat yang pertama yaitu ayat 1 sampai 5 dalam surat Al-‘Alaq :
Dia merasa ketakutan karena belum pernah mendengar dan mengalaminya. Dengan turunnya
wahyu yang pertama itu, berarti Muhammad SAW telah dipilih Allah sebagai nabi. Dalam
wahyu pertama ini, dia belum diperintahkan untuk menyeru manusia kepada suatu agama.
Peristiwa turunnya wahyu itu menandakan telah diangkatnya Muhammad SAW sebagai
seorang nabi penerima wahyu di tanah Arab. Malam terjadinya peristiwa itu kemudian
dikenal sebagai “Malam Penuh Keagungan” (Laylah al-qadar), dan menurut sebagian
riwayat terjadi menjelang akhir bulan Ramadhan. Setelah wahyu pertama turun, yang
menandai masa awal kenabian, berlangsung masa kekosongan, atau masa jeda (fatrah).
Ketika hati Muhammad SAW diliputi kegelisahan yang sangat dan merasakan beban emosi
yang menghimpit, dia pulang ke rumah dengan perasaan waswas, dan meminta istrinya untuk
Dan seterusnya, yaitu surat al-Muddatstsir: 1-7. Wahyu yang telah, dan kemudian turun
sepanjang hidup Muhammad SAW, muncul dalam bentuk suara-suara yang berbeda-beda.
Tapi pada periode akhir kenabiannya, wahyu surah-surah Madaniyah turun dalam satu suara.
Nabi Muhammad akhirnya memulai dakwahnya secara terang-terangan pada keluarga paling
dekat yaitu kalangan Bani Hasyim. Hanya Ali bin Abu Thalib yang mau menerima dan
memutuskan untuk beriman kepada Allah. Sementara Abu Thalib ikut melindungi Rasul saat
berdakwah. Dakwah secara terang-terangan ini selalu mendapatkan pertentangan oleh kaum
Quraisy. Dalam memulai dakwah nabi banyak mendapat halangan dari pihak kafir quraisy
mekah dan berbagai bujuk rayu yang dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan dakwah
Nabi gagal, tindakan-tindakan kekerasan secara fisik yang sebelumnya sudah dilakukan
semakin ditingkatkan. Kekejaman yang dilakukan oleh penduduk Mekah terhadap kaum
ke luar Mekah. Pada tahun kelima kerasulannya, nabi menetapkan Habsyah (Ethiopia)
sebagi negeri tempat pengungsian. Usaha orang-orang Quraisy untuk menghalangi hijrah ke
Habsyah ini, termasuk membujuk Negus (Raja) agar menolak kehadiran umat Islam di sana,
gagal. Bahkan, di tengah meningkatnya kekejaman itu, dua orang Quraisy masuk Islam,
Hamzah dan Umar ibn Khathab. Dengan masuk Islamnya dua tokoh besar ini posisi Islam
semakin kuat. Tatkala banyaknya tekanan dari berbagai pihak Nabi SAW mengalami
kesedihan yang mendalam yaitu wafat nya seorang paman yaitu Abu Thalib sebagai
pelindung dan isteri tercinta yang setia menemani hari-hari beliau yaitu Khadijah binti
Khuwailid, sehingga Allah menghibur hati baginda Rasul SAW dengan terjadinya Isra’ dan
Mi’rajnya Nabi Muhammad SAW. diriwayatkan pada suatu malam ketika Nabi SAW ada di
Masjidil Haram di Mekkah, datanglah Jibril as. Dan beserta malaikat yang lain, lalu
SAW dinaikkan ke langit untuk diperlihatkan kepada Nabi SAW tanda-tanda kebesaran dan
kekayaan Allah SWT, pada malam itu juga Nabi SAW kembali kenegeri Mekkah.
Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso dinamakan Isra, dan dinaikkannya Nabi
SAW dari Masjidil Aqso ke langit disebut Mi’raj. Pada malam inilah mulai di wajibkan
Shalat Fardlu 5 kali dalam sehari. Setelah peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan
besar bagi kemajuan dakwah Islam muncul. Perkembangan itu diantaranya datang dari