Anda di halaman 1dari 36

LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI

Telah di setujui dan di sahkan oleh


PT DIRGANTARA INDONESIA (IAe)
Bandung, 31 Mei 2018
“KEGIATAN ADMINISTRASI PROGRAM BHTI COMPONENT”

Menyetujui,

PEMBIMBING ATASAN PEMBIMBING

SANTIKA FAUTYA MISTE YUONO


NIK. 130012 NIK. 871318

Mengetahui,
MANAGER PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PT DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

HERI KUSMAYADI SS
NIK. 950121
Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil Praktik Kerja
Lapangan (PKL) yang dilaksankan pada tanggal 04 April 2018 sampai dengan 31
Mei 2018.

Laporan hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Dirgantara Indonesia


(Persero) di buat untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi
Ujian Praktik Kerja Lapangan (PKL) kompetensi keahlian Administrasi
Perkantoran tahun ajaran 2017/2018.

Tersusunnya laporan hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini berkat


bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmatnya saya dapat menjalankan
Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) dengan kesehatan yang diberikan kepada
saya dan dapat berjalan dengan baik.
2. Indra Gita Saragih,SPD selaku kepala sekolah SMK PENERBANGAN
CAKRA NUSANTARA BALI
3. Seluruh Guru dan Staff SMK PENERBANGAN CAKRA NUSANTARA
BALI.
4. Elfien Goentoro, selaku Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (Persero).
5. Iwan Krisnanto, selaku SVP Perencanaan Perusahaan dan Manajemen Program
PT Dirgantara Indonesia (Persero).
6. Miste Yuono, selaku Manager Program Bell Helicopter Textron Incorporated
(BHTI) Component, SVP Perencanaan Perusahaan dan Manajemen Program
PT Dirgantara Indonesia (Persero).
7. Santika Fautya, selaku Pembimbing Praktik Kerja Lapangan (PKL) SVP
Perencanaan Perusahaan dan Manajemen Program PT Dirgantara Indonesia
(Persero), bagian Program Bell Helicopter Textron Incorporated (BHTI)
Component.
8. Illa Ranifah, selaku Pembimbing PT Dirgantara Indonesia (Persero).
9. Semua Karyawan dan Keluarga Besar PT Dirgantara Indonesia (Persero).
10. Teman – teman seangkatan.
11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Selanjutnya penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih


banyak kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini. Semoga laporan hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada
umumnya.

Bandung, 31 Mei 2018


Penulis,

Novita Ramadhani
DAFTAR ISI

IDENTITAS PENYUSUN………………………………………………………….

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………...

LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………………...

LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI DI PT DIRGANTARA INDONESIA


(PERSERO)…………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR……………………………………………………………...

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..

BAB 1
“PENDAHULUAN”……………………………………………………….............

1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan (PKL)………………..…………...

1.2 Pengertian Praktik Kerja Lapangan (PKL)…………………………………..

1.3 Landasan Praktik Kerja Lapangan (PKL)…………………………………...

1.4 Tujuan dan Manfaat dari Praktik Kerja Lapangan (PKL)…………………...

1.5 Waktu dan Tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL)…………………………

BAB 2 “URAIAN UMUM”………………………………………………………...

2.1 Profil PT Dirgantara Indonesia…………….………………………………...

2.2 Sejarah PT Dirgantara Indonesia ……………………………………………


2.3 Visi, dan Misi PT Dirgantara Indonesia…………….……………………….

2.4 Arti Logo PT Dirgantara Indonesia …………………………………………

2.5 Struktur Organisasi PT Dirgantara Indonesia………………………………..

2.6 Program PT Dirgantara Indonesia..………………………………………….

BAB 3 “KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)”………………….

3.1 Penanganan Surat Masuk Program..…………………………………………

3.2 Penanganan Surat Masuk Kadiv……………………………………………..

3.3 Penanganan Surat Keluar Kadiv……………………………………………..

3.4 Persiapan Untuk Rapat………..……………………………………………..

3.5 Prosedur Surat Ijin Atasan (SIA)…………………………………………….

3.6 Prosedur Surat Perintah Dinas (SPD)……..…………………………………

3.7 Prosedur Menerima Telepon Masuk………………………………………...

BAB 4 “PENUTUP”………………………………………………………………..

4.1 Kesimpulan…...……………………………………………………………...

4.2 Saran…………………………………………………………………………

LAMPIRAN……………………………………………………………………
BAB I
“PENDAHULUAN”

1.1 LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

Reformasi dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan kejuruan yang


dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah dilaksanakannya
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang memadukan antara pelaksanaan pendidikan
di sekolah dengan pendidikan di Dunia Usaha atau Dunia Industri yang menjadi
Institusi Pasangan yang bersangkutan. Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda
(PSG) dimaksudkan untuk meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan (Ling and
Match) antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dangan Dunia Usaha atau
Dunia Industri sesuai dengan kebijakan Dikmenjur dan tujuan SMK dalam rangka
terbentuk tamatannya menjadi tenaga kerja menengah yang terampil, professional,
adaptif, dan mandiri serta mampu mengembangkan dirinya sendiri sesuai dengan
pengetahuan dan teknologi dilandasi keimanan dan ketaqwaan.

Salah satu bentuk pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di Sekolah


Menengah Kejuruan (SMK) adalah dengan melaksanakan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini pada Institusi Pasangan yang sesuai dengan program studi
yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Yang dimaksud dengan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yaitu bentuk


penyelenggaraan pendidikan keahlian professional yang memadukan secara
sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan
keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah
untuk mencapai suatu tingkat keahlian professional tertentu.

Dalam rangka pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dianggap perlu


tersedianya suatu petunjuk pelaksanaan yang dapat memandu siswa dalam
pelaksanaannya dan tahap awal sampai tahap akhir berupa Uji Kompetensi dan
Sertifikasi.

Yang dimaksud dengan Uji Kompetensi adalah suatu proses pengukuran


dan penilaian penguasaan keahlian seseorang, berdasarkan standar yang berlaku
dalam suatu jenis keahlian profesi tertentu.

Sedangkan definisi mengenai Sertifikasi yaitu keterangan yang


menjalankan bahwa Pemegang sertifikasi tersebut telah memiliki kompetensi jenis
dan tingkat keahlian pada bidang profesi yang bersangkutan.
1.2 PENGERTIAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

Praktik Kerja Lapangan atau sering dikenal dengan singkatan PKL adalah
praktik kerja yang dilaksanakan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di
industri yang merupakan salah satu pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
dalam bentuk kegiatan mengerjakan pekerjaan yang sebenarnya maupun jasa.

Sehingga maksud dari pengertian Praktik Kerja Lapangan (PKL) itu


adalah suatu maksud agar siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat
memahami ketika telah lulus sekolah mengenai dunia pekerjaan itu bagaimana
dan apa yang ia harus lakukan ketika ada pekerjaan yang diberikan misalnya oleh
pimpinannya itu. Selain itu juga agar menjadi siswa tamatan yang menjadi tenaga
kerja menengah yang lebih terampil lagi, profesional dalam melakukan segala
pekerjaan, adaptif, dan juga bisa lebih mandiri lagi serta mampu mengembangkan
dirinya sesuai dengan pengetahuan dan teknologi, sehingga ia dapat
mengendalikan lingkungan dengan baik, bukan lingkungan yang akan
mengendalikan dirinya. Tidak lupa selain hal itu juga harus di landaskan dengan
keimanan dan juga ketaqwaan terhadap Allah SWT.

Selain itu juga dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) banyak sekali
manfaatnya, yaitu dapat menumbuhkan sikap atau perilaku siswa yang menjadi
lebih dewasa lagi dalam hal tanggung jawab mengenai tugas yang diberikan
kepadanya dan juga siswa dapat belajar berinteraksi dengan orang-orang banyak
mengenai hal-hal pekerjaan atau apapun, sehingga siswa dapat belajar mengenai
bagaimana menghadapi sikap atau karakteristik orang banyak, sehingga mental
pun benar-benar harus dipersiapkan dan juga sikap ia untuk meresponnya dengan
etika yang baik, benar, sopan dan santun.
1.3 LANDASAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

Landasan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu sebagai berikut :

1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan


Nasional : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keaagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara.

2. Kepmen Pendidikan dan Kebudayaan No. 323/U/1997, tentang


Penyelenggaraan Prakerin SMK.

3. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990, tentang Pendidikan Menengah


yang antara lain.

4. Kepmendikbud N0.080/V/1993, tentang Kurikulum Sekolah Menengah


Kejuruan.
1.4 TUJUAN DAN MANFAAT DARI PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan suatu bentuk program bersama


yang dibuat bersama oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Institusi
Pasangan yang harus dilaksanakan oleh siswa Sekolah Menengah Kejuran (SMK),
selama Praktik Kerja Lapangan (PKL) berlangsung.

Adanya Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai petunjuk untuk


siswa khususnya siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tentang langkah
langkah yang akan ditempuh setelah lulus sekolah mengenai dunia kerja yang
sebenarnya. Sehingga siswa SMK harus menempuh dahulu mengenai Praktik
Kerja Lapangan (PKL) mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan serta Uji
Kompetensi dan Sertifikasi.

Secara umum pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan bertujuan untuk


“Penerapan dan Pengembangan Pengetahuan serta Keterampilan yang dimiliki
selama belajar di perusahaan atau di dunia kerja”.

Secara khusus, tujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) yaitu :


1. Dapat menambah dan mengembangkan potensi ilmu pengetahuan pada
masing-masing siswa/siswi.
2. Melatih keterampilan yang dimiliki siswa/siswi sehingga dapat bekerja
dengan baik.
3. Melahirkan sikap bertanggung jawab, disiplin, sikap mental, etika yang
baik serta dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
4. Menambah kreatifitas siswa/siswi agar dapat mengembangkan bakat yang
terdapat didalam dirinya.
5. Memberikan motivasi sehingga siswa/siswi bersemangat dalam meraih
cita-cita mereka.
6. Melatih siswa/siswi agar dapat membuat suatu laporan yang terperinci dari
apa saja yang mereka kerjakan selama Praktek Kerja Industri
Selain tujuan dari Praktik Kerja Lapangan ( PKL ), kegiatan ini juga
memiliki manfaat bagi siswa/siswi yaitu :

1. Menambah wawasan pada siswa/siswi

2. Membina hubungan kerja sama yang baik antara pihak sekolah dengan

perusahaan atau lembaga instansi lainnya.

3. Mendapatkan pengalaman untuk bekal  pada saat bekerja nantinya.

4. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan antara pihak sekolah

dengan pihak perusahaan.


1.5 WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di mulai pada tanggal 04


Januari 2018 sampai dengan tanggal 31 Mei 2018, yang dilaksanakan di PT
Dirgantara Indonesia, SVP Perencanaan Perusahaan & Manajemen Program
bagian Program Bell Helicopter Textron Incorporated (BHTI) Component. Yang
berlokasi di Jalan Padjajaran No. 154, Cicendo, Husein Sastranegara, Kota
Bandung, Jawa Barat 40174, Indonesia.
BAB II

“URAIAN UMUM”

2.1 PROFIL PT DIRGANTARA INDONESIA

PT Dirgantara Indonesia merupakan salah satu perusahaan penerbangan


yang memiliki kompetensi utama dalam merancang pesawat terbang,
mengembangkan dan memproduksi pesawat terbang regional untuk sipil militer
yang telah sukses memanfaatkan kemampuannya pada bidang pesawat terbang
dan juga pada bidang-bidang lain seperti Information Technology, Automotive,
Maritime, Simulation Technology, Industrial Turbine, dan Engineering Services
(Azizah, 2015).

Kantor Pusat PT Dirgantara Indonesia bertempat di Kota Bandung,


Provinsi Jawa Barat, Negara Indonesia yang berkedudukan di Jalan Padjajaran
No.154, Bandung 40164, seperti yang tersaji pada gambar di bawah ini.

GAMBAR 2.1.1 PT Dirgantara Indonesia


PT Dirgantara Indonesia merupakan jenis perusahaan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) atau Perseroan Terbatas (PT), yang didirikan pada :

- Bandung, 23 Agustus 1976 : PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio.


- Bandung, 17 April 1985 : PT Industri Pesawat Terbang Nusantara.
- Bandung, 24 Agustus 2000 : PT Dirgantara Indonesia.

Anak Perusahaan PT Dirgantara Indonesia yaitu IPTN Nourth America


Inc, PT Nusantara Turbin & Propulsi dan PT General Electric Turbine Service.
Situs WEB PT Dirgantara Indonesia yaitu www.indonesian-aerospace.com/.
2.2 SEJARAH PT DIRGANTARA INDONESIA

Aktivitas kedirgantaraan di Indonesia dimulai tahun 1946 dengan


dibentuknya Biro Rencana dan Konstruksi Pesawat di lingkungan Tentara
Republik Indonesia Angkatan Udara di Madiun, yang kemudian dipusatkan di
Andir (sekarang menjadi Husein Sastranegara) di Bandung. Tahun 1953, kegiatan
tersebut mendapat wadah baru dengan nama Seksi Percobaan. Empat tahun
kemudian, pada tahun 1957, menjadi Sub Depot Pembuatan, Penelitian, dan
Perkembangan dibawah supervisi Komando Depot Perawatan Teknik Udara yang
dipimpin oleh Mayor Nurtanio Pringgoadisurjo. Pada tahun 1960 Sub Depot ini
ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Persiapan Industri Penerbangan
(LAPIP). Lima tahun kemudian, pada tahun 1965, berubah lagi menjadi Komando
Pelaksana Persiapan Industri Pesawat Terbang (KOPELAPIP). Dan pada tahun
1966, KOPELAPIP digabung dengan PN Industri Pesawat Terbang Berdikari
menjadi Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio (LIPNUR). Produksi LIPNUR
antara lain adalah Sikumbang, Belalang 85/90, Kunang, Super Kunang, Gelatik /
PZL Wilga (Gelatik dibuat dengan lisensi dari Ceko-Polandia), dan LT200.

Pada tahun 1974, PT Pertamina membentuk Divisi Advanced Technology dan Teknologi
Penerbangan (ATTP) yang bertujuan menyiapkan infrastuktur bagi industri
kedirgantaraan di Indonesia. Sepeluh tahun setelah LIPNUR didirikan (1966), tepatnya
tanggal 28 April 1976 berdasarkan Akte Notaris No. 15, PT Industri Pesawat Terbang
Nurtanio telah didirikan yang dipimpin oleh Prof. DR-Ing. B.J. Habibie. Kemudian
pendirian PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio diresmikan oleh Presiden Soeharto
pada tanggal 23 Agustus 1976. Perusahaan ini merupakan penggabungan antara LIPNUR
dan ATTP. Sejarah mencatat pada tanggal 17 April 1986, terjadi perubahan besar yaitu
PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio berubah menjadi PT Industri Pesawat Terbang
Nusantara (IPTN) berdasarkan Keputusan Presiden No. 5 Tahun 1986 dan Rapat Umum
Pemegang Saham Perusahaan. Setelah direstrukturisasi, nama perusahaan secara resmi
diubah oleh Presiden Republik Indonesia saat itu menjadi PT Dirgantara Indonesia (PTDI)
sekaligus memperluas cakupan bisnis di bidang kedirgantaraan.
Dirgantara Indonesia tidak hanya memproduksi berbagai pesawat tetapi
juga helikopter, menyediakan pelatihan dan jasa pemeliharaan (maintenance
service) untuk mesin-mesin pesawat. Dirgantara Indonesia juga menjadi sub-
kontraktor untuk industri-industri pesawat terbang besar dunia seperti Boeing,
Airbus, General Dynamic, Fokker dan lain sebagainya.

Di awal tahun 2004, program restrukturisasi perusahaan yang mencakup


reorientasi bisnis dan penataan ulang Sumber Daya Manusia (SDM) digulirkan,
jumlah karyawan menjadi berkurang menjadi sekitar 3.500 orang dan PT
Dirgantara Indonesia memfokuskan bisnisnya pada 5 satuan usaha yaitu Aircraft
Aerostructure, Aircraft Service, Engineering Services, Engineering Service
Defence.
2.3 VISI DAN MISI PT DIRGANTARA INDONESIA

1. Visi
Menjadi perusahaan kelas dunia dalam bidang industri dirgantara yang
berbasis pada penguasaan teknologi tinggi dan mampu bersaing dalam pasar
global dengan mengandalkan keunggulan biaya.

2. Misi
a. Menjalankan usaha dan selalu berorientasi pada aspek bisnis dan komersil,
dan dapat menghasilkan produk serta jasa yang memiliki keunggulan
biaya.
b. Sebagai pusat keunggulan di bidang industri dirgantara, terutama dalam
rekayasa, rancang bangun, manufaktur, produksi dan pemeliharaan untuk
kepentingan komersial dan militer dan juga untuk aplikasi di luar industri
dirgantara.
c. Menjadikan perusahaan sebagai pemain kelas dunia di industry global
yang mampu bersaing dan melakukan aliansi strategis dengan industri
dirgantara kelas dunia lainnya.
d. Memberikan biaya produk dan jasa yang kompetitif.
2.4 ARTI LOGO PT DIRGANTARA INDONESIA

Gambar 2.4.1
Logo PT Dirgantara Indonesia

Bentuk logo PT Dirgantara Indonesia terdiri dari :


1. Lingkaran : Menggambarkan lingkaran dunia, memberikan makna
aktivitas usaha yang mencangkup pasar global.
2. Sayap : Berjumlah 3 (tiga) buah sayap dengan ukuran yang berbeda
menggambarkan kekuatan usaha untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi
:
a. Sayap Besar, menggambarkan bisnis inti (Core Business).
b. Sayap Sedang, menggambarkan bisnis plasma (Non-Core Business).
c. Sayap Kecil, menggambarkan korporasi (Corporate).

Ketiganya menjalin persatuan dan kesatuan menuju ke atas dalam sudut


kecondongan elevasi 45° yang berarti arah yang seimbang dan optimal
dalam pencapaian target.
2.5 STRUKTUR ORGANISASI PT DIRGANTARA INDONESIA
(PERSERO)

PRESIDENT
DIRECTOR
SVP CORPORATE
DIVISON CORPORATE PLANNING &
SECRETARY PROGRAM MANAGER

DIVISON OF INTERNAL DIVISON CORPORATE


AUDITOR PROGRAM MANAGER
PLANNING

DIRECTORATE OF DIRECTORATE OF
DIRECTORATE OF DIRECTORATE OF DIRECTORATE OF
GENERAL AFFAIRS & TECHNOLOGY &
FINANCE COMMERCE PRODUCTION
HUMAN CAPITAL DEVELOPMENT

DIVISON OF QUALITY
DIVISON OF BUSINNES
DIVISON OF SECURITY SVP MATERIAL SVP SERVICES ASSURANCE
& DEVELOPMENT
DIVISON OF
DIVISON OF GENERAL DIVISON OF SALES FOR DIVISON OF MANUFACTURING
DIVISON OF
AFFAIR & MAINTENENCE & ENGINEERING
PROCUREMENT AIRCRAFT
ADMINISTRATION MODIFICATION
DIVISON OF SALES FOR DIVISON OF PRODUCTION
DIVISON OF GENERAL DIVISON OF HELICOPTER
PROCUREMENT & FACILITY DIVISON OF LOGISTIC PRODUCT, SERVICE & PLANNING & CONTROL
COMPLETION CENTER
SERVICES SUPPORT
DIVISON OF DETAIL PART
DIVISON OF CUSTOMER
DIVISON OF INFORMATION DIVISON OF SALES N219 MANUFACTURING
DIVISON OF SUPPORT
TECHNOLOGY (CIVIL MARKET)
CORPORATE FINANCE
DIVISON OF COMPONENT
DIVISON OF PROGRAM
& ASSEMBLY
MANAGEMENT FOR
DIVISON OF HUMAN DIVISON OF TREASURY
DEVELOPMENT DIVISON OF FINAL
CAPITAL ASSEMBLY & DELIVERY
DIVISON OF DESIGN
DIVISON OF CENTER
CENTER
ACCOUNTING
DIVISON OF DESIGN
CENTER

DIVISON OF
TECHNOLOGY CENTER

DIVISON OF FLIGHT TEST


CENTER
DIVISON OF OF CERTIFICATION
& CONTINUED
AIRWORTHINESS
2.6 PROGRAM BHTI COMPONENT

Program BHTI Component (Program Bell Helicopter Textron Inc


Component) yaitu program kerja sama antara PT. Dirgantara Indonesia (Persero)
dengan Bell Helicopter Textron Inc, Texas, dalam hal pembuatan Component /
bagian dari helicopter. Dasar kontrak kerjasama berupa Global Outline Agreement
– BHTI and PTDI (GOA #6000004995, November 24th , 2014) tentang Kerjasama
Produksi Komponen Bell Helicopter. Kerjasama dalam rangka pembuatan
beberapa bagian komponen dari Helicopter diantaranya Tailboom (ekor
helikopter).

Program BHTI Component ini berada di bawah SVP Perencanaan


Perusahaan & Manajemen Program yang dipimpin oleh seorang Manager, berikut
sejarah,struktur organisasi, job description, dan tanda bukti bahwa Kajian Bisnis
Program BHTI Componet yang sah.

 Sejarah adanya Program BHTI Component yaitu sebagai berikut :

1. Pada tanggal 19 Februari 2014, terdapat proposal dari pihak Bell Textron
tentang penunjukan PT Dirgantara Indonesia sebagai salah satu supplier
pembuatan komponen helikopter.

2. Pada tanggal 24 November 2014, terdapat persetujuan antara pihak Bell


Textron dan PT Dirgantara Indonesia terkait isi kontrak perjanjian.

3. Pada tanggal 8 Desember 2014, dibuatlah kajian bisnis tentang Program


NBELL dan terbentuk stuktur organisasi Program Bell Helicopter Textron
Incorporated (BHTI) Component.
 Stuktur Organisasi Program BHTI Component, yaitu sebagai berikut :
MANAGER PROGRAM
BELL HELICOPTER TEXTRON INDONESIA
(BHTI)
COMPONENT

MISTE YUONO

SUPERVISOR SUPERVISOR
SUPERVISOR
PRODUCT REALIZATION PRODUCT ADMNISTRATION
RESIDENCE LOGISTIK
BHTI COMPONENT BHTI COMPONENT

IKBAL RACHIM BAGUS FIRMAN

STAFF PROGRAM STAFF PROGRAM STAFF PROGRAM STAFF PROGRAM


BHTI COMPONENT BHTI COMPONENT BHTI COMPONENT BHTI COMPONENT

AKIYUMAS SAHADEWO DIDI ROSADI SANTIKA FAUTYA FIDA AMALIA

 Selanjutnya mengenai Job Description, yaitu sebagai berikut :


 Tanda bukti bahwa Kajian Bisnis Program BHTI Componet yang sah :

BAB III
“KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)”

3.1 PENANGANAN SURAT MASUK.

1. Prosedur penanganan surat masuk yang saya kerjakan menggunakan dua


sistem, yaitu :

a) Sistem Komputerisasi, yaitu penanganan surat dengan sarana


utamanya yaitu komputer.
b) Sistem Manual, yaitu penanganan surat yang di mulai dari
penerimaan, pencatatan, dan pengolahan secara manual. Biasanya
menggunakan sistem buku agenda.

2. Prosedur penanganan surat masuk yang saya kerjakan yaitu seperti :

1. Pertama yaitu, surat masuk di beri lembar disposisi surat masuk.


Tujuannya agar dapat di proses lebih lanjut oleh pimpinan / manager,
karena pimpinanlah yang akan bertanggung jawab terhadap
penanganan surat tersebut. Lihatlah contoh gambar 3.1.3 dan 3.1.4 di
bawah ini.
GAMBAR 3.1.3 Contoh Surat Masuk
GAMBAR 3.1.4 Contoh Lembar Disposisi

2. Apabila surat sudah didisposisikan oleh pimpinan / manager, hal yang


harus dilakukan sebelum surat itu didistribusikan dan di proses kepada
pihak yang dituju, maka surat masuk di agendakan ke dalam sistem
buku agenda surat masuk (Sistem Manual).

3. Surat masuk di scan terlebih dahulu. Tujuannya, untuk arsip. Bilamana


di butuhkan sewaktu-waktu. Setelah itu, surat masuk di aplikasikan ke
dalam Ms. Excel (Sistem Komputerisasi). Dalam agenda surat masuk
Ms. Excel, format nomor surat menggunakan sistem hyperlink, yang
bertujuan untuk mempermudah dalam filling surat. Sehingga ketika di
klik nomor surat nya, akan muncul Doc. Surat Masuk hasil scan tadi,
yang berbentuk PDF. Apabila format nomor surat yang sudah di
hyperlink, maka hurufnya berubah menjadi warna biru. Perhatikan
pada gambar 3.1.5.

GAMBAR 3.1.5 Agenda surat masuk yang di aplikasikan ke dalam Ms. Excel

GAMBAR 3.1.6
Tampilan setelah di klik format nomor surat yang menggunakan sistem hyperlink
4. Setelah itu, hasil scan surat masuk tadi di print untuk di arsipkan
kedalam map oldner surat masuk. Tetapi sebelum dimasukkan, terlebih
dahulu menulis daftar pencaharian arsip.
5. Kemudian, tata arsip kembali dengan benar dan baik sesuai dengan
urutannya. Setelah itu, surat yang asli didistribusikan kepada bagian
administrasi untuk di arsipkan.

3.2 PENANGANAN SURAT MASUK KADIV


Surat masuk kadiv, merupakan surat dari disposisi Kadiv yang ditujukan
kepada Manager Program Bell untuk diproses lebih lanjut. Prosedur penanganan
surat masuk disposisi kadiv, yang saya kerjakan adalah sebagai berikut.

1) Untuk mengenai penanganan surat masuk kadiv yang saya kerjakan ini, hanya
menggunakan sistem komputerisasi saja.

2) Dalam penanganan surat masuk kadiv, biasanya di kirim melalui email,


setelah itu, surat di save di folder yang telah di buat. Dalam penanganan surat
masuk kadiv yang saya kerjakan tidak di agendakan, karena surat tersebut
sudah di agendakan oleh sekretarisnya.

3) Setelah itu, surat masuk kadiv yang sudah di save kemudian di print agar di
arsipkan ke dalam map oldner, bilamana sewaktu-waktu di perlukan.

3.3 PENANGANAN SURAT KELUAR PROGRAM.

1) Surat keluar pun sama seperti surat masuk, yaitu menggunakan dua sistem.

2) Prosedur yang saya kerjakan selama PKL yaitu sebagai berikut :


1. Surat keluar yang saya kerjakan kebanyakannya oleh faktor
kebutuhan dan perintah pembuatan surat keluar kebanyakannya
melalu email.

2. Setelah ada perintah, baru surat keluar dapat di buat sesuai


dengan uraian email yang di kirim tersebut.
3. Setelah surat keluar selesai di buat, langkah selanjutnya yaitu
mengecek kembali bilamana ada kejanggalan pada suratnya.

4. Kemudian surat di print dan selanjutnya surat tersebut


didistribusikan kepada atasan / manager untuk di tandatangani
dan juga pemeriksaan.

5. Setelah itu surat di agendakan ke dalam buku agenda surat


keluar. Sebelum surat di proses lebih lanjut, maka surat di scan
terlebih dahulu dan kemudian baru di masukkan ke dalam
agenda surat keluar Ms. Excel, format nomor surat
menggunakan hyperlink karena untuk memudahkan filling
arsip. Sehingga ketika di klik akan muncul hasil scan yang
berbentuk PDF.

6. Hasil scan surat keluar tadi kemudian di print untuk di


arsipkan. Tetapi sebelum di masukkan ke dalam map oldner,
langkah yang harus di lakukan adalah menulis terlebih dahulu
daftar pencaharian arsip surat keluar. Baru setelah itu surat
dapat di masukkan ke dalam map oldner sesuai dengan urutan
yang benar. Seperti contoh gambar di bawah ini.

7. Kemudian setelah itu surat yang asli didistribusikan kepada


bagian administrasi untuk diarsipkan dan juga di proses lebih
lanjut lagi. Catatan bahwa untuk surat tembusan di kirim
melalui email saja karena untuk mengefektifkan waktu dan juga
kertas.

Yang harus ada di Surat Keluar adalah sebagai berikut :


1. Nomor surat.
2. Untuk siapa.
3. Dari mana.
4. Perihalnya.
5. Lampiran.
6. Referensi.
7. Isi Surat.
8. Tempat.
9. Departementnya.
10. Tanda tangan sesuai nama yang tertera.
11. Tembusan YTH.

3.4 PERSIAPAN UNTUK RAPAT

1) Untuk persiapan rapat, hal yang saya lakukan yaitu membuat format daftar
hadir rapat, yang format nya di buat di Ms. Excel.
2) Setelah itu baru siapkan ruang rapat dan juga menata posisi rapat dengan
benar. Seperti gambar di bawah ini.

3) Setelah rapat selesai, ruang rapat di bersihkan kembali, dan format daftar
hadir di scan. Kemudian hasil scan di print dan di arsipkan ke dalam map
oldner daftar hadir rapat.

3.5 PROSEDUR SURAT IJIN ATASAN (SIA)

SIA atau Surat Ijin Atasan merupakan surat ijin bilamana keluar area
PT Dirgantara Indonesia, untuk keperluan dinas, pribadi, ASI, dan lain-lain.
Sehingga apabila kekurangan jam kerja atau ketidak hadiran akan di potong
dari cuti tahunan, gaji variable, dan dinas. Maksudnya SIA tersebut sebagai
bukti ketika akan memback-up absen dan akan berpengaruh pada gaji
karyawan di akhir bulan/ awal bulan.
Prosedurnya SIA yang saya kerjakan yang ada di PT Dirgantara
Indonesia, yaitu :

1. Pembuatan SIA menggunakan Ms. Excel, lembar SIA ada 2 macam.


Lembar ke-1 untuk diserahkan kembali ke Dep.Um yang bersangkutan, dan
lembar ke-2 diserahkan ke petugas jaga.

2. Setelah SIA sudah selesai dibuat, maka SIA didistribusikan kepada manager
untuk di tandatangani. Setelah selesai, baru SIA didistribusikan kepada
petugas jaga agar di beri cap dan tandatangan petugas jaga, setelah semua
selesai, maka lembar SIA yang ke-2 diserahkan kepada petugas jaga, dan
lembar ke-1 dibawa untuk diserahkan ke Departemen Umun.

3. Kemudian, lembar SIA yang ke-1 terlebih dahulu di scan dan diprint untuk
diarsipkan. Setelah itu lembar SIA ke-1 diserahkan ke Dep.Um yang
bersangkutan.

4. Setelah di serahkan, maka SIA diagendakan kedalam buku agenda SIA,


setelah itu baru di aplikasikan ke dalam Ms. Excel dan dalam format nomor
SIA menggunakan sistem hyperlink, sehingga apabila hilang bisa di print
ulang. Perhatikan gambar berikut ini.

3.6 PROSEDUR SURAT PERINTAH DINAS (SPD)

SPD atau Surat Perintah Dinas merupakan surat perintah dinas untuk
personil PT Dirgantara Indonesia di luar area PT Dirgantara Indonesia.
Prosedur nya, yaitu :
1. Pembuatan SPD menggunakan Ms. Word.

2. Setelah selesai SPD dibuat, maka SPD didistribusikan kepada manager


dahulu, setelah itu baru didistribusikan kepada kepala divisi, untuk
ditandatangani.

3. Sebelum SPD didistribusikan lebih lanjut lagi, maka SPD di scan terlebih
dahulu untuk diarsipkan. Setelah di scan SPD diagendakan ke dalam buku
agenda SPD, baru di aplikasikan ke dalam Ms. Excel dan format nomor
SPD menggunakan sistem hyperlink untuk mempermudah dalam filling
suratnya, sehingga apabila arsip hilang maka bisa di print ulang. Perhatikan
gambar di bawah ini.

4. Setelah selesai scan dan mengagendakan, maka SPD didistribusikan kepada


bagian HR, PT Dirgantara Indonesia.

3.7 PROSEDUR MENERIMA TELEPON MASUK

Dalam kegiatan menerima telepon biasanya dari intern, tetapi terkadang


juga dari ekstern. Untuk dari intern atau maksudnya dalam perusahaan PT
Dirgantara Indonesia. Dan yang di maksud dengan ekstern, yaitu dari luar
perusahaan PT Dirgantara Indonesia. Lihatlah gambar di bawah ini :

Foto --

Maka dari, hal yang saya lakukan dalam hal menangani telepon masuk yaitu
sebagai berikut :

1. Identifikasi nama diri dan perusahaan.


 Jika telepon masuk berasal dari luar perusahaan sebutkan salam, nama

perusahaan dan nama diri anda. Contohnya seperti : “Selamat Pagi, PT

Dirgantara Indonesia, dengan Novita, ada yang bisa saya bantu?”

Jika telepon masuk berasal dari lingkungan perusahaan sendiri sebutkan salam,

nama bagian, dan nama diri sendiri. Contohnya seperti : “Selamat Siang,

Program Bell, dengan Novita, ada yang bisa saya bantu?”


2. Melakukan penyaringan topik pembicaraan.

Menyeleksi isi materi yang dibicarakan penelepon. Hal ini untuk


menghindari pembicaraan yang sifatnya rahasia atau pembicaraan yang
bukan merupakan kewenangannya. Disamping itu juga dimaksudkan untuk
mengurangi kesibukan kantor yang tidak perlu. Penyaringan topik
pembicaraan meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi nama dan nomor telepon penelepon
2) Menanyakan alamat yang dituju
3) Menanyakan maksud pembicaraan

3. Pelayanan telepon jika yang dituju tidak ada di tempat.


Pada saat orang yang dituju sedang tidak ada di tempat, maka yang harus
dilakukan yaitu sebagai berikut :
1) Memberi keterangan yang sebenarnya dengan jelas tetapi tidak
mendetail.

Keadaan Sebenarnya Jawaban Bijaksana dan Taktis


Pimpinan sedang menerima tamu “Maaf, Pak/Bu... Bapak sedang
penting berbicara. Apakah ada pesan yang
ingin di sampaikan?”
Pimpinan ada kepentingan “Maaf, Pak/Bu… Bapak tidak
keluarga masuk kantor. Apakah ada pesan
yang ingin di sampaikan?”
Pimpinan sedang rapat dengan “Maaf, Pak/Bu… Bapak sedang
staffnya
memimpin rapat. Apakah ada

pesan yang ingin sampaikan?”


2) Usahakan mendapatkan identitas penelepon secara lengkap dan juga
jelas, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
a) “Maaf, dengan siapa saya berbicara?”
b) “Mohon maaf, Bapak/Ibu ingin berbicara dengan siapa?”
c) “Maaf, kalau boleh tahu hal apa yang ingin di bicarakan?”

Anda mungkin juga menyukai