PLTA PLENGAN
Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Seminar dan Kerja Praktik pada semester V
Disusun oleh:
Syafrillia Shafa Ananda
201711030
2022
PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan karunianya penulis dapat melaksanakan Kerja Praktik dan dapat
menyelesaikan Laporan Kerja Praktik yang berjudul “Annual Inspection (AI) pada
Turbin Unit 2 di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Plengan”. Kerja Praktik
ini dilaksanakan selama 4 minggu, dimulai tanggal 4 Juli hingga 5 Agustus 2022.
Kerja Praktik ini dilaksanakan PT. Indonesia Power Saguling Sub Unit PLTA
PlenganDesa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Laporan kerja Praktik ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari
mata kuliah Seminar dan Kerja Praktik di Program Studi D-III Teknik Konversi
Energi Jurusan Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Bandung.
Penulis
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan dan bimbingan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja
Praktik ini tepat waktu. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada:
10. Ilham Fadhil Wijaya, selaku teman seperjuangan di Pangalengan yang telah
memberi dukungan dan kebutuhan penulis.
11. Fadhila Khoirul Haq, yang telah menemani dan mensupport saya hingga
mencapai titik saat ini.
12. Pihak-pihak lainnya yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada
penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
1.8.2 Visi, Misi, Motto, Kompetensi Inti dan Budaya Perusahaan .......... 18
2.5.10 Transformator.................................................................................. 38
LAMPIRAN .......................................................................................................... 62
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Budaya Perusahaan .......................................................................... 19
Gambar 1. 2 Logo PT.Indonesia Power ................................................................ 20
Gambar 1. 3 Struktur Organisasi PLTA Plengan .................................................. 23
Gambar 2. 1 Prinsip Kerja PLTA .......................................................................... 28
Gambar 2. 2 Skema PLTA Run Of River ............................................................. 30
Gambar 2. 3 Kolam Penerima PLTA Plengan ...................................................... 31
Gambar 2. 4 Pipa Pesat PLTA Plengan ................................................................ 31
Gambar 2. 5 Turbin Air PLTA Plengan ................................................................ 32
Gambar 2. 6 Turbin Francis .................................................................................. 34
Gambar 2. 7 Turbin Kaplan .................................................................................. 35
Gambar 2. 8 Perbandingan Pemilihan Turbin Air ................................................ 35
Gambar 2. 9 Governor PLTA Plengan .................................................................. 36
Gambar 2. 10 Roda Gila PLTA Plengan ............................................................... 36
Gambar 2. 11 Generator PLTA Plengan ............................................................... 37
Gambar 2. 12 Gardu Induk PLTA Plengan ........................................................... 37
Gambar 2. 13 Transformator PLTA Plengan ........................................................ 38
Gambar 3. 1 Turbin Francis .................................................................................. 43
Gambar 3. 2 Rumah Turbin .................................................................................. 45
Gambar 3. 3 Sudu Pengarah Turbin ...................................................................... 45
Gambar 3. 4 Sudu Gerak Turbin ........................................................................... 45
Gambar 3. 5 Draft Tube Turbin ............................................................................ 46
Gambar 3. 6 Turbin Unit 2 PLTA Plengan ........................................................... 46
Gambar 3. 7 Skema Guide Vane pada Turbin ...................................................... 48
Gambar 4. 1 Guide Vane Posisi Menutup............................................................. 50
Gambar 4. 2 Guide Vane Posisi Terbuka .............................................................. 51
Gambar 4. 3 Pengukuran Sudu Atur Terhadap Klemring ..................................... 52
Gambar 4. 4 Axial Bearing Clearence .................................................................. 53
Gambar 4. 5 Radial Bearing Clearence ................................................................ 54
Gambar 4. 6 Kedudukan Runner ........................................................................... 55
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Klasifikasi PLTA Berdasarkan Daya Output ....................................... 29
Tabel 2. 2 Klasifikasi PLTA Berdasarkan Head ................................................... 29
Tabel 2. 3 Klasifikasi PLTA Berdasarkan Jenis Aliran ........................................ 29
Tabel 2. 4 Klasifikasi Turbin Air .......................................................................... 32
Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran Guide Vane Posisi Menutup ................................... 50
Tabel 4. 2 Hasil Pengukuran Guide Vane Posisi Terbuka .................................... 51
Tabel 4. 3 Hasil Pengukuran Sudu Atur Terhadap Klemring Sebelum AI ........... 52
Tabel 4. 4 Hasil Pengukuran Sudu Atur Terhadap Klemring Sesudah AI............ 53
Tabel 4. 5 Hasil Pengukuran Axial Bearing Clearence......................................... 54
Tabel 4. 6 Pengukuran Radial Bearing Clearence ................................................ 54
Tabel 4. 7 Pengukuran Kedudukan Runner (A) .................................................... 55
Tabel 4. 8 Pengukuran Kedudukan Runner (B) .................................................... 55
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi ini, kemajuan teknologi di berbagai negara semakin
berkembang pesat, bangsa Indonesia pun mendapatkan dampak dari perubahan
tersebut. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas untuk menjadi tenaga-
tenaga ahli yang sesuai dengan bidangnya mempunyai peran penting dalam
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Seminar dan Kerja Praktik adalah salah satu mata kuliah wajib bagi para
mahasiswa yang diarahkan untuk membuka wawasan, sikap, dan kemampuan
dalam melaksanakan profesinya sebagai ahli madya. Kegiatan ini dimaksudkan
agar mahasiswa dapat mengenal lebih jauh aplikasi-aplikasi teori yang didapat dari
kampus dan menerapkannya dalam dunia industri nyata yang diharapkan
terciptanya tenaga ahli yang professional di bidangnya, serta membentuk
kemampuan berkomunikasi pada mahasiswa, pada materi/substansi keilmuan,
secara lisan dan tulisan.
Salah satu kebutuhan manusia yang paling pokok yaitu energi listrik. Listrik
sudah menjadi kebutuhan primer masyarakat saat ini. Energi listrik berperan
sebagai penunjang segala aktivitas kehidupan disegala bidang. Pola pengembangan
pembangkitan kelistrikan Indonesia masih cenderung mengandalkan ketersediaan
bahan bakar berbasiskan energi fosil. Menipisnya ketersediaan energi fosil memicu
pengembangan pembangkitan berbasis energi non fosil. Disaat energi lain mulai
menipis dan memberikan dampak negatif, maka air dapat dijadikan sebagai sumber
energi penting yang dapat dijadikan sebagai sumber energi pembangkit listrik yang
murah dan tidak menimbulkan polusi. Indonesia kaya akan sumber air sehingga
sangat berpotensi untuk memproduksi energi listrik yang bersumber daya air.
Sebanyak 52.566 lokasi di Indonesia memiliki potensi energi hidro sebesar 94.627
MW (Peta Potensi Energi Hidro Indonesia). Hal ini membuktikan bahwa potensi
sumber daya air untuk dijadikan energi listrik sangatlah mumpuni. Oleh karena itu
memproduksi listrik yang stabil serta komponenya yang terawat. Sehingga tujuan
akhir dari laporan kerja praktik ini adalah dapat mengetahui sistem pemeliharaan
Annual Inspection (AI) unit, serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sistem
pemeliharaan tersebut. Atas dasar tersebut maka penulis mengambil judul “Annual
Inspection (AI) pada Turbin Unit 2 di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Plengan”.
1. Apa maksud dan tujuan diadakannya Annual Inspection (AI) Turbin Unit 2
di PLTA Plengan?
2. Faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi adanya Annual Inspection (AI)
Turbin Unit 2 di PLTA Plengan?
3. Bagaimana mekanisme Annual Inspection (AI) Turbin Unit 2 di PLTA
Plengan?
1.4 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan serta penyusunan laporan kerja praktik yang
dilakukan di PLTA Plengan ini dibagi menjadi 2 tujuan yaitu :
a. Tujuan Umum
1. Memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa dalam melaksanakan mata
kuliah Seminar dan Kerja Praktik yang diadakan oleh Politeknik
Negeri Bandung.
data pasti. Selain itu, dengan pasrtisipasi secara langsung ikut turun
membantu pemeliharaan unit yang dilakukan.
1. BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang dan tujuan dari pengambilan
objek/materi kerja praktik, rumusan masalah, batasan permasalahan,
waktu dan tempat pelaksanaan, metode penelitian, sistematika
penulisan laporan dan profil perusahaan.
2. BAB II DASAR TEORI
Pada bab ini menjelaskan tentang konsep teori, menampilkan tinjauan
pustaka yang kaitannya dengan pokok bahasan atau topik yang menjadi
fokus pembahasan. Bab ini menjelaskan pengetahuan dasar tentang
PLTA dan komponen-komponennya.
3. BAB III DESKRIPSI OBJEK
Bab ini berisi tentang objek pada tempat kerja praktik yang hendak
dibahas. Bahasan utama pada bab ini yakni sistem proses pemeliharaan
Annual Inspection Unit. Bab ini membahas tentang kedudukan, fungsi
dan peran alat di dalam sistem yang diamati, mekanisme kerja alat, serta
ilustrasi gambar teknik/spesifikasi alat.
4. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Kajian tentang bab ini dikemukakan perolehan dan pengolahan data,
yang ditujukan untuk pembahasan sistem pemeliharaan Annual
Inspection (AI) Unit 2 PLTA Plengan.
5. BAB V PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan tentang hasil kajian sistem pemeliharaan
Annual Inspection (AI) Unit 2 PLTA Plengan. Observasi dan
pengamatan terhadap objek kerja praktik serta saran yang berkaitan.
6. DAFTAR PUSTAKA
Bagian ini berisi data-data referensi yang penulis gunakan dalam
proses penulisan laporan kerja praktik ini.
7. LAMPIRAN
Bagian ini berisi beberapa dokumen, data, dan gambar yang telah
terlampir dalamlaporan yang berkaitan dengan kerja praktik yang telah
dilaksanakan.
Sebagai penerapan tahap awal, pada tahun 1994 PLN statusnya di uah
dari perum menjadi persero. Setahun kemudian tepatnya pada 3 oktober
5. Budaya Perusahaan
unit turbin melalui 2 buah penstock (pipa pesat) dengan kapasitas debit
air 8,4 m3/s dan tinggi air jatuh (head) 90m. Air yang keluar dari turbin
diteruskan ke Kolam Tandon Harian (KTH) Lamajan melalui 2 buah
saluran terowongan dengan kapasitas debit air 13,8 m3/s. Listrik yang
dihasilkan dari generator Plengan diteruskan ke Gardu Induk dan
dinaikkan melalui trafo daya 6/30 kV, kemudian disalurkan ke Gardu
Induk Lamajan (Interkoneksi Jawa Bali).
1.8.6 Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PLTA PLENGAN
1. Supervisor Senior
Fungsi pekerjaannya adalah mengkoordinasikan perencanaan serta
pelaksanaan operasi, pemeliharaan, dan admininstrasi sub unit PLTA
Plengan untuk menjamin keandalan sistem PLTA sesuai dengan kontrak
kerja yang telah disepakati. Adapun tanggung jawab umumnya adalah:
a. Terselenggaranya dan tercapainya target operasi dan pemeliharaan
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada dasarnya, air pada semua bagian atas bumi ini bergerak
(mengalir). Di alam sekitar kita, kita mengetahui bahwa air mempunyai siklus.
Dimana air menguap, lalu terkondensasi sebagai awan. Air akan jatuh menjadi
hujan kemudin dia mempunyai massa yg cukup. Air yg jatuh pada dataran
tinggi akan terakumulasi sebagai genre sungai. Aliran sungai ini menuju ke
laut. Tenaga air dimanfaatkan melalui gerakan air yang disesuaikan dari sungai
yang dibendung.
Pipa ini berfungsi untuk mengalirkan air dari kolam penerima hingga
sampai ke turbin. Pipa pesat atau penstock ini biasanya berbentuk pipa
logam yang memiliki diameter tertentu dan kuat menahan tekanan tinggi.
2.5.4 Valve
Valve atau katup air berfungsi untuk mengatur jumlah/volume air yang
masuk kedalam masing-masing turbin. Katup bisa dibuka/ditutup sesuai
dengan kondisi yang diperlukan
1. Turbin Impuls
Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah energi
potensial (head elevasi) yang dimiliki air menjadi energi mekanik
yang memutar poros turbin. Pada saat fluida akan memasuki sudu
pengarah head elevasi dirubah menjadi head tekanan. Pada turbin
impuls, hampir seluruh head tekanan dirubah menjadi energy kinetik
pada sudu pengarah (guide vane/nozzle). Sehingga air yang keluar
dari nozzle memiliki kecepatan tinggi untuk membentur sudu turbin
dan tekanan pada air tidak berubah saat melalui ataupun keluar dari
sudu gerak (runner). Setelah membentur runner kecepatan aliran
berubah sehingga terjadi perubahan momentum (impulse).
Akibatnya poros turbin akan berputar. Salah satu contoh turbin
impuls adalah turbin Pelton.
2. Turbin Reaksi
Turbin reaksi adalah turbin yang cara kerjanya merubah energi
potensial (head elevasi) yang dimiliki air menjadi energi mekanik
yang memutar poros turbin. Energi potensial berubah menjadi energi
tekanan saat akan memasuki sudu pengarah/guide vane/nozzle. Pada
turbin reaksi perubahan energi tekanan menjadi energi kinetik terjadi
pada sudu pengarah (nozzle) dan sudu gerak (runner). Energi kinetik
menggerakkan sudu gerak dan memutar poros turbin sehingga
menjadi energi mekanik pada poros turbin.
b. Turbin Kaplan
Turbin baling–baling yang dikembangkan sedemikian rupa
sehingga turbin tersebut dapat berputar di dalam lahar panas.
Selain itu sudu-sudu pengarahnya dapat diatur sesuai dengan
kondisi operasi pada saat itu. Keuntungan memilih turbin kaplan
yaitu kecepatan putaran bisa dipilih lebih tinggi, ukurannya
lebih kecil karena poros turbin bisa dihubungkan langsung
dengan generator. Harganya murah bila dipakai pada
pembangkit yang besar.
2.5.6 Governor
2.5.8 Generator
BAB III
DESKRIPSI OBJEK
3.1 Turbin Francis
Turbin Francis merupakan jenis turbin reaksi yang bekerja karena
tekanan pada roda turbin yang mengakibatkan roda turbin berputar dimana
aliran air melalui rumah keong yang diarahkan dengan sudu pengarah menuju
sudu jalan dari roda turbin.
selanjutnya memutar poros turbin, yang juga merupakan poros sudu gerak.
Disini terjadi perubahan energi kinetik menjadi energi mekanik. Turbin francis
merubah energi fluida menjadi kerja yang berupa putaran pada poros turbin.
Perubahan atau energi fluida sebelum masuk turbin dan sesudah keluar
dari turbin disebut sebagai head drop. Head fluida adalah total energi yang
dimiliki oleh fluida tiap satu satuan berat, terdiri dari energi potensial, energi
tekanan dan energi kinetik. Perubahan energi pada turbin air francis secara
garis besar adalah dari energi potensial menjadi energi tekanan sebelum masuk
guide vane, kemudian menjadi energi kinetik setelah keluar dari guide vane
dan selanjutnya menjadi energi mekanik pada poros turbin yang dikelilingi
oleh sudu gerak.
Energi potensial (Ep) adalah energi yang tersimpan pada benda karena
kedudukannya/ketinggiannya. Sebagai contoh, energi potensial air adalah
energi yang dimiliki air karena ketinggiannya dari permukaan referensi.
Ep = m.g.h
Energi kinetik (Ek) adalah energi suatu benda karena bergerak dengan
kecepatan V, contohnya air yang bergerak.
Ek = ½ mv2
Em = Ek + Ep
Berfungsi sebagai pengarah aliran air dari katup pengatur kapasitas dari
casing ke runner dan berfungsi menaikkan kecepatan aliran air sebelum
menuju runner.
c. Sudu Gerak (runner)
Merupakan bagian turbin yang dapat berputar, terdiri dari poros dan
sudu gerak turbin yang berfungsi mengubah energi kinetik menjadi energi
mekanik.
d. Draft Tube
Cara kerja guide vane adalah dengan mengarahkan aliran air yang akan
masuk ke dalam turbin. Sehingga setiap sudu turbin mendapatakan sudut
serang air yang maksimal, dan pada akhirnya komponen guide vane tersebut
dapat meningkatkan nilai efisiensi sistem aliran air. Dimana skema kerjanya
pivot (poros) yang terhubung pada guide vane sehingga pada area guide vane
akan di beri celah atau di buka dengan bukaan yang diizinkan.
3.7 Bearing
Bearing atau bantalan merupakan salah satu komponen pada PLTA yang
berperan dalam menjaga posisi turbine shaft tetap berada dalam satu poros
(center). guide bearing yang berfungsi untuk menjaga agar turbine shaft tetap
berada dalam satu poros (center). Pada saat pengoperasian, guide bearing
terkena gaya gesek akibat rotasi turbine shaft menyebabkan temperatur
mengalami kenaikan. Untuk menjaga agar guide bearing tetap dalam
temperatur yang normal, guide bearing diberikan pelumasan menggunakan oli,
dengan kondisi guide bearing direndam di dalam oli secara terus menerus
dalam proses operasi.
3.8 Runner
Runner berfungsi untuk merubah energi kinetik dan potensial menjadi
energi mekanik berupa putaran poros turbin. Runner pada turbin francis dan
propeller letak daun sudunya tetap, sedangkan pada turbin kaplan sudut
pemasukkan sudu runner dan sudut keluarnya bisa diubah-ubah dengan tujuan
agar runner bisa secara cepat dan langsung mengimbangi respon air bila terjadi
perubahan kecepatan air, sehingga putaran poros turbin tetap stabil. Disamping
untuk mengatur daya yang diperlukan.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Prosedur Pemeliharaan Turbin
Prosedur pelaksanaan pemeliharaan turbin diantaranya adalah sebagai berikut:
- Pengukuran kerapatan antara masing sudu atur pada posisi sudu atur
menutup rapat dan membuka penuh
- Kecacadan
2. Kerusakan yang terjadi pada saat pemeriksaan :
- Adanya jarak celah antar sudu-sudu
3. Perbaikan sudu-sudu atur meliputi :
- Penyetelan gap antara masing-masing sudu atur
Pada saat kondisi guide vane menutup pengukuran jarak sudu-sudu, dalam
kondisi normal jarak antara sudu-sudu 0 mm sehingga tidak ada celah antar sudu-
sudu. Maka jika ada celah antara sudu-sudu dilakukan pengelasan. Hal ini
disebabkan terjadinya keausan pada sudu-sudu.
Pada saat kondisi guide vane menutup, posisi celah antar sudu optimalnya
adalah sebesar 0 mm. Dan pada saat kondisi guide vane membuka posisi celah antar
sudu, dalam kondisi normal optimalnya adalah 54 mm. Maka jika ada kelainan pada
pengukuran dilakukan pengencangan pada baud-baud sudu. Posisi celah antar sudu
pada guide vane ini sangat mempengaruhi aliran air yang masuk karena air mengalir
melalui celah tersebut. Oleh karena itu sudu-sudu guide vane harus dipelihara agar
kinerja turbin menjadi optimal.
Sudu-sudu pada guide vane yang tidak sesuai dengan standar ukurannya
akan mengakibatkan terjadinya over speed pada turbin. Over speed merupakan
suatu keadaan dimana putaran dari turbin mengalami peningkatan lebih dari yang
seharusnya. Gejala yang ada yaitu munculnya suara dari turbin yang bising dan
membuat mesin menjadi tidak terkendali. Over speed yang terjadi ini akan
mengakibatkan rusaknya komponen dari turbin serta akan mengakibatkan trip pada
unit sehingga pembangkit akan mengalami kerugian daya. Hal ini juga dapat
mengakibatkan terjadinya Unit Start Failure (SF). Start failure adalah keadaan
dimana unit pada turbin tidak dapat melakukan kerja atau mengalami kegagalan
dalam operasi, sehingga akan membuat efisiensi pada aliran turbin pun menjadi
menurun drastis.
b. Sesudah
Tabel 4. 4 Hasil Pengukuran Sudu Atur Terhadap Klemring Sesudah AI
No. A B C D
1 0,00 T 0,00 T
2 0,00 I 0,00 I
3 0,00 D 0,00 D
4 0,00 A 0,00 A
5 0,00 K 0,00 K
6 0,00 0,00
7 0,00 B 0,00 B
8 0,00 I 0,00 I
9 0,00 S 0,00 S
10 0,00 A 0,00 A
11 0,00 0,00
12 0,00 D 0,00 D
13 0,00 I 0,00 I
14 0,00 U 0,00 U
15 0,00 K 0,00 K
16 0,00 U 0,00 U
JUMLAH 0,00 R 0,00 R
POSISI 1 2 3 4
Sebelum 250 270 329 195
Sesudah 250 270 329 195
(A)
(B)
Secara umum, jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada turbin air unit 2 di
PLTA Plengan ketika Annual Inspection dilaksanakan adalah :
- Runner retak dan terjadi keausan
- Sudu atur terjadi keausan
Dalam pelaksanaan Annual Inspection di PLTA Plengan ini pada umumnya
kerja peralatan turbin masih dalam keadaan normal dan tidak ada pergantian
spare part pada bagian tubuh karena kondisinya masih dalam keadaan baik.
1. Sampah
2. Korosi
Korosi adalah proses perusakan, penyusutan ataupun pengikisan
terhadap suatu material yang disebabkan karena adanya reaksi dengan
lingkungannya yang biasanya diasosiasikan ke material berbahan logam.
Penyebab terjadinya ada dua macam yakni proses secara kimiawi dan
proses perlakuan.
Korosi diartikan sebagai karat, yakni sesuatu yang hampir
dianggap musuh umum masarakat. ’Karat’ (rust). Korosi dapat di
definisikan sebagai degradasi dari material yang disebabkan oleh reaksi
kimia (roberge, 1999). Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam
akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dapat dilakukan dengan pemasangan surge tank atau relief valve. Di PLTA
Plengan ini tidak dilakukan pemasangan surge tank karena tinggi jatuh air
yang tidak terlalu tinggi sehingga digunakan alternatif lain yaitu
pemasangan relief valve. Water hammer juga bisa disebabkan oleh tidak
samanya atau tidak seimbangnya tekanan turbin dengan tekanan pipa pesat
(penstock), untuk itulah dibuat katup by-pass. Apabila tidak demikian
maka bisa terjadi water hammer yang dapat menyebabkan kerusakan pada
penstock, sudu-sudu turbin, atau bagian turbin lainnya.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Christian, D. (2022). Pembangkit Hidro Jadi Andalan RI Capai Energi Bersih, Ini
Strategi PLN. PT PLN (Persero).
Fernanda Islamiyah, J. P. (2018). STUDI EKSPERIMEN PENGARUH JUMLAH
GUIDE VANE TERHADAP DAYA MEKANIK TUBIN FRANCIS.
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018.
Informasi, S. (2021, January 30). Peta Potensi Energi Hidro Indonesia 2020. From
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenaga Listrikan Energi
Baru Terbarukan dan Konservasi Energi: https://p3tkebt.esdm.go.id/news-
center/arsip-berita/peta-potensi-energi-hidro-indonesia-2020
LAMPIRAN
Data Situ