Anda di halaman 1dari 403

MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA

DALAM PERSPEKTIF ISLAM


DAN RELEVANSINYA DENGAN MANAJEMEN MODERN

DISERTASI
Diajukan Kepada Program Pascasarjana
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Doktor


Dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Islam

Oleh :

DHONI KURNIAWATI
NPM : 1403020036

Promotor
Prof. Dr. Sulthan Syahril, M.A
Dr. Subandi, M.M
Dr. Imam Syafe’i, M.Ag

PROGRAM DOKTOR MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PROGRAM PASCA SARJANA(PPS)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2018

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif Islam dan

Relevansinya dengan manajemen Modern

Nama : Dhoni Kurniawati

NPM : 1403020036

Jenjang Pendidikan : Program Doktor (S3)

Prodi : Manajemen Pendidikan Islam

Telah disetujui untuk diajukan dalam Ujian Terbuka/ Promosi pada Program
Doktor Pascasarjana UIN Raden Intan Lampung.

Bandar Lampung, 28 Juli 2018

Promotor dan Kopromotor Tanda Tangan Tanggal

Prof. Dr. Sulthan Syahril, M.A ……………… ………………


(Promotor)

Dr. Subandi, M.M ……………… ………………


(Ko-Promotor 1)

Dr. Imam Syafe‟I, M. Ag ……………… ………………


(Ko-Promotor 2)

Program Pascasarjana
UIN Raden Intan Lampung
Ketua Program Doktor (S3) MPI

Dr. Hj. Siti Patimah, M.Pd


NIP. 19721121 199803 2 007

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Disertasi yang berjudul “ MANAJEMEN SUMBERAYA MANUSIA


PERSPEKTIF ISLAM DAN RELEVANSINYA DENGAN MANAJEMEN
MODERN” ditulis oleh DHONI KURNIAWATI, NPM : 1403020036 telah
diujikan dalam Ujian Tertutup dan disetujui untuk diajukan dalam ujian Terbuka /
Promosi Doktor pada program Pasca Sarjana UIN Raden Intan Lampung.

Tim Penguji Tanda Tangan Tanggal

Prof. Dr.H. Moh. Mukri, M. Ag ……………….. …………


( Ketua Sidang)

Prof. Dr. Idham Kholid, MA ……………….. …………


(Penguji 1)

Prof. Dr. Sulthan Syahril, M.A ……………….. …………


(Penguji II)

Dr. Subandi, M.M ……………….. …………


(Penguji III)

Dr. Imam Syafe‟I, M. Ag ……………….. …………


(Penguji IV)

Dr. Hj. Siti Patimah ……………….. …………


(Penguji V)

Dr. M. Akmansyah, MA ……………….. …………


(Sekretaris Sidang)

Bandar Lampung, 28 Juli 2018


Program Pasca Sarjana UIN Raden Intan Lampung
Direktur

Prof. Idham Kholid, M.Ag


NIP. 19601220 198803 1 005
iii
LEMBAR PENGESAHAN

Disertasi yang berjudul “ MANAJEMEN SUMBERAYA MANUSIA


PERSPEKTIF ISLAM DAN RELEVANSINYA DENGAN MANAJEMEN
MODERN” ditulis oleh DHONI KURNIAWATI, NPM : 1403020036 telah
diujikan dalam Ujian Terbuka Doktor pada Program Pasca Sarjana UIN Raden
Intan Lampung pada tanggal 23 Oktober 2018.

Tim Penguji Tanda Tangan Tanggal

Prof. Dr.H. Moh. Mukri, M. Ag ……………….. …………


( Ketua Sidang)

Prof. Dr. Idham Kholid, MA ……………….. …………


(Penguji 1)

Prof. Dr. Sulthan Syahril, M.A ……………….. …………


(Penguji II)

Dr. Subandi, M.M ……………….. …………


(Penguji III)

Dr. Imam Syafe‟I, M. Ag ……………….. …………


(Penguji IV)

Dr. Hj. Siti Patimah ……………….. …………


(Penguji V)

Dr. M. Akmansyah, MA ……………….. …………


(Sekretaris Sidang)

Bandar Lampung, 15 November 2018


Program Pasca Sarjana UIN Raden Intan Lampung
Direktur

Prof. Idham Kholid, M.Ag


NIP. 19601220 198803 1 005

iv
PERNYATAAN ORISINALITAS/KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dhoni Kurniawati

NPM : 1403020036

Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa disertasi yang berjudul


Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif Islam dan
Relevansinya dengan Manajemen Modern benar karya asli saya,
kecuali yang disebutkan sumbernya. Apabila terdapat kesalahan dan
kekeliruan sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Bandar Lampung, 4 Oktober 2017


Yang menyatakan

Dhoni Kurniawati

v
ABSTRACT

Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen


yang memfokuskan perhatiannya pada pengaturan peranan sumber daya manusia
dalam kegiatan suatu organisasi. Sumber daya manusia (SDM) adalah faktor
sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat
berdasarkan visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaanya misinya
dikelola dan diurus oleh manusia. Manusia merupakan faktor strategis dalam
semua kegiatan institusi/organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk : (1)
Mengetahui dan menganalisis perspektif Islam tentang perencanaan sumberdaya
manusia. (2) Mengetahui dan menganalisis perspektif Islam tentang pengadaan
sumberdaya manusia.(3) Mengetahui dan menganalisis perspektif Islam tentang
pelatihan dan pengembangan Sumberdaya manusia. (4) Mengetahui dan
menganalisis pemeliharaan sumberdaya manusia dalam Islam. (5) Mengetahui
dan menganalisis penilaian sumber daya manusia dalam perspektif Islam.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kepustakaan (Library Reseach); yaitu mencari dan mengumpulkan berbagai
literatur yang relevan atau berkaitan dengan permasalahan. Data-data primer
diperoleh dari buku-buku tafsir maupun hadis dan data sekunder diperoleh dari
tulisan-tulisan yang mempunyai korelasi dengan pembahasan manajemen
sumberdaya manusia, baik berupa artikel, buku atau disertasi. Proses yang
dilakukan adalah mengelompokkan ayat-ayat dan hadis yang ada hubunganya
dengan manajemen dan sumberdaya manusia, kemudian ditelusuri secara
mendalam terhadap penafsiran ayat-ayat dan hadis terpilih yang relevan dengan
MSDM. Selanjutnya, penulis menelusuri teori-teori manajemen sumber daya
manusia yang relevan dengan kajian masalah sehingga teori manajemen
sumberdaya manusia dengan ayat Al-Qur'an dan hadis dapat dicari relevansinya.
Hasil penelitian yang diperoleh : (1) Prinsip perencanaan sumber daya
manusia dalam perspektif Islam, yaitu Allah Maha Membuat rencana, Rencana
Allah sangat teguh, merujuk pada petunjuk Allah dalam membuat perencanaan,
perencanaan dibuat dengan teliti, perencanaan disertai dengan tawakal, hasil
perencanaan dipetik kemudian hari, perencanaan yang dibuat adalah perencanaan
yang baik, perencanaan berdasarkan konsep pembelajaran dan hasil musyawarah
orang-orang yang berkompeten, cermat, luas pandangannya dan orientasi
perencanaan untuk kehidupan dunia dan akhirat. (2) Prinsip pengadaan sumber
daya manusia dalam perspektif Islam, yaitu Kriteria rekrutmen sumberdaya
manusia yaitu Kuat dan dapat dipercaya, selektif memilih pemimpin, Jabatan
diserahkan pada ahlinya, jabatan tidak diberikan kepada yang meminta atau sangat
menginginkannya tanpa kualifikasi yang layak, pemilihan pegawai atas dasar
kesepakatan, memberikan ujian Seleksi berkaitan dengan Akidah Islam, larangan
pengangkatan berdasarkan kecintaan dan nepotisme dan seleksi dilaksanakan

vi
secara adil. (3) Prinsip pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dalam
perspektif Islam, yaitu Allah memerintahkan untuk mencari ilmu, menuntut ilmu
diniatkan ibadah, pendidikan dan pelatihan SDM dilandasi dengan fondasi tauhid
yang kuat, menyeru dengan pengajaran yang baik, adanya metode pelatihan dan
pengembangan SDM dalam Islam, pentingnya memperhatikan Ahlaq,
penampilan fisik dan Islam mendorong umatnya bersungguh-sungguh untuk
meningkatkan kinerja. (4) Prinsip pemeliharaan sumber daya manusia dalam
perspektif Islam, yaitu Pemberian imbalan yang layak, tidak memberi beban berat,
Upah terkait dengan moral, Pemberian tunjangan, pejabat dijamin kehidupannya
agar dapat berkontribusi penuh, kaum lemah diberi porsi sebagai orang yang
berhak mendapatkan rizki dari orang lain, penentuan upah sebelum pekerjaan
dimulai dan upah ditentukan berdasarkan jenis pekerjaan. (5) Prinsip penilaian
sumber daya manusia dalam perspektif Islam, yaitu Islam mengajar umatnya
bersungguh-sungguh dalam bekerja, tercapainya tujuan yang optimal tergantung
dari kinerja, Bekerja dalam Islam menempati posisi yang mulia, bekerja
disejajarkan dengan Mujahid Fi Sabililah, bekerja dalam Islam adalah suatu
kewajiban dan Allah memberikan penilaian setiap perbuatan manusia.

vii
ABSTRACT

Human resource management is a part of management knowladge that


focuses its attention on managing the role of human resources in the activities of
an organization. Human resources (HR) is a central factor in an organization.
Whatever its form and purpose, the organization is based on a vision for the
benefit of human beings and in the execution of its mission, it is managed and
administered by human beings.Human is a strategic factor in all activities of the
institution / organization. This reserach aims to: (1) Know and analyze the Islamic
perspective on human resource planning. (2) Know and analyze Islamic
perspectives on human resource procurement (3) Know and analyze Islamic
perspectives on human resource training and development. (4) Know and analyze
the maintenance of human resources in Islam. (5) Know and analyze human
resource assessment in Islamic perspective.

The approach used in this research was library research ; It was to search
and collect relevant literature or related problem. Primary data was obtained from
books of interpretation and hadith and secondary data was obtained from the
writings that had correlation with the discussion of human resource management,
whether in the form of articles, books or dissertations. The process undertaken
was to group the verses and traditions that were related to management and human
resources, then it was traced in depth to the interpretation of selected verses and
hadiths relevant to Human Resources. Furthermore, the authors browsed the
theories of human resource management that was relevant to the study of the
problem so that the theory of human resource management with verses of the
Qur'an and hadith could be sought relevance.

The research results ontained : (1) The principle of human resource


planning in Islam perspective, is God Almighty makes a plan, God‟s plan is very
firm, refers to Allah‟s instructions is planning, carefully crafted planning,
planning accompanied by tawakal, planning results picked later, planning made is
good planning, planning based on the concept of learning and the results of the
deliberations of the people who are competent, careful, liberal-minded and
planning orientations for the life of the the world and the hereafter. (2) The
principle of the procurement of human resources in Islam perspective is the
criteria for recruitment of human resources that is strong and trustworthy,
selective in choosing leaders, positions submitted to experts, positions not given
to those who request or strongly desire without proper qualifications, selection of
employees on the basis of agreement, giving the selection exam is related to the

viii
Islamic faith, the prohibition on appointment based on love and nepotism and
selection is carried out fairly. (3) The principle of training and development of
human resources in the perspective of Islam, is God commands to seek
knowledge, requires knowledge to worship, education and HR training is based on
a strong monotheistic foundation, calls for good teaching, the method of training
and development of human resources in Islam, the importance of paying attention
to moral, physical appearance and Islamic encourages the people to be serious
about improving performance. (4) The principle of maintaining human resources
in Islam perspective is the provision of appropriate rewards, not giving heavy
burdens, wages related to morals, giving benefits, officials guaranteed life so that
they can contribute fully, the weak are given a portion as people who have the
right to get sustenance from others, determination wages before work begins and
wages are determined by type of work. (5) The principle of assessing human
resources in Islam perspective is that Islam teaches its people to be serious about
working, achieving optimal goals depending on performance. Working in Islam a
noble position, working in line with Mujahid Fi Sabilillah, working in Islam is an
obligation and Allah gives an assessment of every human act.

ix
‫أُِقٔ‬

‫أُ٘ظٔخ ‪.‬أُ‪ٞ‬اهك اُجْو‪٣‬خ ‪ ٢ٛ‬ػبَٓ أٍبٍ‪ ٢‬ك‪ ٢‬أُ٘ظٔخ ‪.‬أ‪٣‬ب ًبٕ ٌِّ‪ٚ‬‬
‫‪ٝ‬اُـوٗ ٓ٘‪ ، ٚ‬كبٕ أُ٘ظٔخ رو‪ ّٞ‬ػِ‪ ٠‬هإ‪٣‬خ ُلبئلح اُجْو ‪ٝ‬ك‪ ٢‬ر٘ل‪٤‬ن‬
‫ٓ‪ٜٔ‬ز‪ٜ‬ب ‪٣‬زْ اكاهر‪ٜ‬ب ‪ٝ‬اكاهر‪ٜ‬ب ٖٓ هجَ اُجْو ‪.‬اإلَٗبٕ ‪ ٞٛ‬ػبَٓ اٍزوار‪٤‬غ‪٢‬‬
‫ك‪ ٢‬عٔ‪٤‬غ أْٗطخ أُئٍَخ ‪ /‬أُ٘ظٔخ ‪.‬ر‪ٜ‬لف ‪ٛ‬ن‪ ٙ‬اُلهاٍخ اُ‪)1( :٠‬‬
‫ٓؼوكخ ‪ٝ‬رؾِ‪ َ٤‬أُ٘ظ‪ٞ‬ه اإلٍالٓ‪ ٢‬ك‪ ٢‬رقط‪ ٜ٤‬أُ‪ٞ‬اهك اُجْو‪٣‬خ )‪. (2‬‬
‫ٓؼوكخ ‪ٝ‬رؾِ‪ٝ َ٤‬ع‪ٜ‬بد اُ٘ظو اإلٍالٓ‪٤‬خ ؽ‪ْٓ ٍٞ‬زو‪٣‬بد أُ‪ٞ‬اهك اُجْو‪٣‬خ‬
‫(‪ٓ ) 3‬ؼوكخاكاهح أُ‪ٞ‬اهك اُجْو‪٣‬خ ‪ ٢ٛ‬عيء ٖٓ ػِْ اإلكاهح اُز‪ ٢‬روًي‬
‫ا‪ٛ‬زٔبٓ‪ٜ‬ب ػِ‪ ٠‬اكاهح ك‪ٝ‬ه أُ‪ٞ‬اهك اُجْو‪٣‬خ ك‪ ٢‬أْٗطخ ‪ٝ‬رؾِ‪ َ٤‬أُ٘ظ‪ٞ‬هاد‬
‫اإلٍالٓ‪٤‬خ ك‪ ٢‬رله‪٣‬ت ‪ٝ‬رط‪٣ٞ‬و أُ‪ٞ‬اهك اُجْو‪٣‬خ )‪ٓ. (4‬ؼوكخ ‪ٝ‬رؾِ‪َ٤‬‬
‫أُ‪ٞ‬اهك اُجْو‪٣‬خ ك‪ ٢‬اإلٍالّ )‪ٓ. (5‬ؼوكخ ‪ٝ‬رؾِ‪ َ٤‬رو‪ ْ٤٤‬أُ‪ٞ‬اهك اُجْو‪٣‬خ‬
‫ك‪٘ٓ ٢‬ظ‪ٞ‬ه اٍالٓ‪٢‬‬
‫اُ٘‪ٜ‬ظ أَُزقلّ ك‪ٛ ٢‬نا اُجؾش ‪ ٞٛ‬ثؾش أٌُزجخ ؛ أ‪ ١‬اُجؾش ‪ٝ‬عٔغ‬
‫ا‪٧‬كث‪٤‬بد ماد اُِٖخ أ‪ ٝ‬اُو‪ٚ‬ب‪٣‬ب ماد اُِٖخ ‪.‬اُج‪٤‬بٗبد ا‪٤ُٝ٧‬خ اُز‪ ٢‬رْ‬
‫اُؾٖ‪ ٍٞ‬ػِ‪ٜ٤‬ب ٖٓ ًزت اُزلَ‪٤‬و ‪ٝ‬اُؾل‪٣‬ش ‪ٝ‬اُج‪٤‬بٗبد اُضبٗ‪٣ٞ‬خ اُز‪ ٢‬رْ‬
‫اُؾٖ‪ ٍٞ‬ػِ‪ٜ٤‬ب ٖٓ اٌُزبثبد اُز‪ُٜ ٢‬ب ػالهخ ٓغ ٓ٘بهْخ اكاهح أُ‪ٞ‬اهك‬
‫اُجْو‪٣‬خ ‪ٍٞ ،‬اء ك‪ٓ ٌَّ ٢‬وبالد أ‪ً ٝ‬زت أ‪ ٝ‬أ‪ٛ‬و‪ٝ‬ؽبد ‪ٝ.‬رزٔضَ اُؼِٔ‪٤‬خ‬
‫أُ‪ٚ‬طِغ ث‪ٜ‬ب ك‪ ٢‬عٔغ ا‪٣٥‬بد ‪ٝ‬اُزوبُ‪٤‬ل أُورجطخ ثبإلكاهح ‪ٝ‬أُ‪ٞ‬اهك‬
‫اُجْو‪٣‬خ ‪ ،‬صْ رزجؼ‪ٜ‬ب ثؼٔن ُزلَ‪٤‬و ا‪٣٥‬بد ‪ٝ‬ا‪٧‬ؽبك‪٣‬ش أُقزبهح ماد اُِٖخ‬
‫ثبُٔ‪ٞٙٞ‬ع ‪.‬ػال‪ٝ‬ح ػِ‪ ٠‬مُي ‪٣ ،‬زٖلؼ أُئُل‪ٗ ٕٞ‬ظو‪٣‬بد اكاهح أُ‪ٞ‬اهك‬
‫اُجْو‪٣‬خ ماد اُِٖخ ثلهاٍخ أٌُِْخ ثؾ‪٤‬ش ‪ ٌٖٔ٣‬اُجؾش ػٖ ٗظو‪٣‬خ‬
‫اكاهحأُ‪ٞ‬اهك اُجْو‪٣‬خ ٓغ آ‪٣‬بد ٖٓ اُووإٓ ‪ٝ‬اُؾل‪٣‬ش‪.‬‬

‫اُ٘زبئظ أُزؾَٖ ػِ‪ٜ٤‬ب‪ٓ )1( :‬جبكة رقط‪ ٜ٤‬أُ‪ٞ‬اهك اُجْو‪٣‬خ ٖٓ ٓ٘ظ‪ٞ‬ه‬


‫اإلٍالّ‪ ،‬هللا اُن‪ ١‬عؼَ فطخ‪ ،‬فطخ هللا ‪ّ ٢ٛ‬وًخ علا‪٤ْٓ ،‬وا اُ‪٠‬‬
‫‪x‬‬
‫ر‪ٞ‬ع‪ٜ٤‬بد هللا ك‪ ٢‬اُزقط‪ٙٝٝ ،ٜ٤‬غ فط‪ ٜ‬ثؼ٘ب‪٣‬خ ‪ٝ‬رقط‪ ٜ٤‬رواكن ٓغ‬
‫اٍزوبُخ‪٣ ،‬زْ افز‪٤‬به ٗزبئظ اُزقط‪ ٜ٤‬ك‪ٝ ٢‬هذ الؽن اُ‪ ،ّٞ٤‬ا‪ٓ٧‬و اُن‪١‬‬
‫عؼَ اُزقط‪ ٞٛ ٜ٤‬اُزقط‪ ٜ٤‬اُغ‪٤‬ل‪ٝ ،‬اُزقط‪ ٜ٤‬ث٘بء ػِ‪ٓ ٠‬ل‪ ّٜٞ‬اُزؼِْ‬
‫‪ٗ ٝ‬زبئظ رِي أُلا‪ٝ‬الد أُقزٖخ ‪ّٝ‬بِٓخ ‪ٝ‬هإ‪٣‬خ ‪ٝ‬اٍؼخ ‪ٝ‬فطخ اُز‪ٞ‬ع‪ٚ‬‬
‫ُ‪ٜ‬ن‪ ٙ‬اُلٗ‪٤‬ب ‪ٝ‬ا‪٥‬فوح‪ٓ )2( .‬جبكة أُْزو‪٣‬بد أُ‪ٞ‬اهك اُجْو‪٣‬خ ٖٓ ٓ٘ظ‪ٞ‬ه‬
‫اإلٍالّ‪ٓ ٢ٛٝ ،‬ؼب‪٤٣‬و ر‪ٞ‬ظ‪٤‬ق أُ‪ٞ‬اهك اُجْو‪٣‬خ ه‪٣ٞ‬خ ‪ٞٓٝ‬ص‪ٞ‬م ث‪ٜ‬ب‪ ،‬ىػ‪ْ٤‬‬
‫اٗزوبئ‪٤‬خ‪ٝ ،‬أُ‪ٞ‬اهق أُولٓخ ُِقجواء‪ ،‬ال ‪٣‬زْ ٓ٘ؼ ٖٓ٘ت الُطبُجخ أ‪ٝ‬‬
‫فبٕ خ روؿت ك‪ ٢‬مُي ك‪ ٕٝ‬ه‪٤‬ل أ‪ّ ٝ‬و‪ ٛ‬الئن‪ٝ ،‬افز‪٤‬به أُ‪ٞ‬ظل‪ ٖ٤‬ػِ‪٠‬‬
‫أٍبً ارلبم ‪ٝ ،‬رول‪ ْ٣‬االفز‪٤‬به أُزؼِوخ اُؼو‪٤‬لح اإلٍالٓ‪٤‬خ ‪ٝ ،‬ؽظو‬
‫اُزؼ‪٘٤٤‬بد ػِ‪ ٠‬أٍبً أُؾجخ ‪ٝ‬أُؾَ‪ٞ‬ث‪٤‬خ ‪ٝ‬االفز‪٤‬به ٗلند اُ‪ ٠‬ؽل ٓب‪.‬‬
‫(‪ٓ ) 3‬جبكة اُزله‪٣‬ت ‪ٝ‬ر٘ٔ‪٤‬خ أُ‪ٞ‬اهك اُجْو‪٣‬خ ك‪ ٢‬أُ٘ظ‪ٞ‬ه اإلٍالٓ‪،٢‬‬
‫‪ٛٝ‬نا ‪ ،ٞٛ‬أٓو هللا ُطِت اُؼِْ ‪ٝ‬اُلهاٍخ ر‪ٜ‬لف اُؼجبكح ‪ٝ‬اُزؼِ‪ٝ ْ٤‬رله‪٣‬ت‬
‫أُ‪ٞ‬اهك اُجْو‪٣‬خ اُوبئْ ػِ‪ ٠‬أٍبً اُز‪ٞ‬ؽ‪٤‬ل ه‪٣ٞ‬خ‪ ،‬كاػ‪٤‬ب ٓغ رؼِ‪ ْ٤‬ع‪٤‬ل‪،‬‬
‫أٍبُ‪٤‬ج‪ ْٜ‬ك‪ ٢‬اُزله‪٣‬ت ‪ٝ‬اُزط‪٣ٞ‬و أُ‪ٞ‬اهك اُجْو‪٣‬خ ك‪ ٢‬اإلٍالّ ‪ ،‬أ‪٤ٔٛ‬خ‬
‫اال‪ٛ‬زٔبّ ثب‪٧‬فالم ‪ٝ‬أُظ‪ٜ‬و اُغَل‪ٝ ١‬اإلٍالّ ‪ْ٣‬غغ اُ٘بً ػِ‪ ٠‬رؾَ‪ٖ٤‬‬
‫ا‪٧‬كاء ثٌَْ عل‪ٓ ) 4( .١‬جلأ اُؾلبظ ػِ‪ ٠‬أُ‪ٞ‬اهك اُجْو‪٣‬خ ٖٓ ٓ٘ظ‪ٞ‬ه‬
‫اٍالٓ‪ٝ ،٢‬أٌُبكآد ‪َ٣‬زؾن ًَ ‪ٛ‬نا اُؼ٘بء‪ ،‬ال رؼط‪ ٢‬ػجئب صو‪٤‬ال‪،‬‬
‫‪ٝ‬ا‪٧‬ع‪ٞ‬ه أُورجطخ ا‪٧‬فاله‪٤‬خ ‪ٝ‬اُجلالد ‪ٗٞٔٚٓٝ‬خ أَُئ‪ ٖ٤ُٝ‬اُؾ‪٤‬بح‬
‫ُزٌ‪ ٕٞ‬هبكهح ػِ‪ ٠‬أَُب‪ٔٛ‬خ ثٌَْ ًبَٓ ‪ٝ‬اُ‪ٚ‬ؼلبء ٖٓ فالٍ فلٓخ‬
‫ًْقٔ ‪٣‬ؾن ُ‪ ٚ‬هىه‪٣ ٖٓ ٢‬زْ رؾل‪٣‬ل ا‪ّ٧‬قبٓ ا‪٥‬فو‪ٝ ، ٖ٣‬رؾل‪٣‬ل‬
‫ا‪٧‬ع‪ٞ‬ه هجَ ثلء اُؼَٔ ‪ٝ‬ا‪٧‬ع‪ٞ‬ه ػِ‪ ٠‬أٍبً ٗ‪ٞ‬ع اُؼَٔ‪ٓ )5( .‬جلأ رو‪ْ٤٤‬‬
‫أُ‪ٞ‬اهك اُجْو‪٣‬خ ٖٓ ٓ٘ظ‪ٞ‬ه اإلٍالّ‪ ،‬اإلٍالّ ‪٣‬ؼِْ اُ٘بً ٗ‪٤‬ز‪ ٚ‬ك‪ ٢‬اُؼَٔ‪،‬‬
‫‪ٝ‬رؾو‪٤‬ن أَُز‪ ٟٞ‬ا‪ٓ٧‬ضَ اػزٔبكا ػِ‪ ٠‬ا‪٧‬كاء‪٣ٝ ،‬ؼَٔ ك‪ ٢‬اإلٍالّ رؾزَ‬
‫ٌٓبٗخ ٓب ‪ٗ ٞٛ‬ج‪ٝ َ٤‬اُؼَٔ رزٔبّ‪ٓ ٠‬غ ٓغب‪ٛ‬ل ك‪ٍ ٢‬ج‪ َ٤‬هللا‪ٝ ،‬اُؼَٔ ك‪٢‬‬
‫اإلٍالّ ‪ ٞٛ‬االُزياّ ‪ٝ‬هللا ‪٣‬ؼط‪ ٢‬رو‪ٔ٤٤‬ب ٌَُ ػَٔ ثْو‪.١‬‬

‫‪xi‬‬
PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Transliterasi Arab – Latin

Huruf Huruf Latin Huruf Huruf Latin

Arab Arab

‫ا‬ A ٗ ḍ

‫ة‬ B ٛ ṭ

‫د‬ T ‫ظ‬ ẓ

‫س‬ ṡ ‫ع‬ „

‫ط‬ J ‫ؽ‬ g

‫ػ‬ H ‫ف‬ f

‫ؿ‬ Kh ‫م‬ q

‫ك‬ D ‫ى‬ k

‫م‬ ż ٍ l

‫ه‬ R ّ m

‫ى‬ z ٕ n

ً s ٝ w

ُ Sy ‫ح‬ h

ٓ ṣ ‫ء‬ ,

١ y

B. Maddah

Maddah atau volal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf,
transliternya berupa huruf dan tanda, yaitu :

xii
Harokat dan Huruf Huruf dan Tanda

‫ا_ة‬
‫ؘ_ ؘ‬ â

١ ِ_ î

‫ۥ_ إ‬ û

Pedoman Transliterasi ini dimodifikasi dari : Tim Puslitbang Lektur Keagamaan,


Pedoman Transliterasi Arab – Latin, Proyek Pengkajian dan Pengembangan
Lektur Pendidikan Agama, Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan
Departemen Agama Republik Indonesia, Jakarta, 2003.

xiii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan dan syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi

Maha Penyayang atas limpahan berkah, rahmah dan inayahNya sehingga

promovendus dapat menyelesaikan disertasi yang berjudul Manajemen Sumber

Daya Manusia Perspektif Islam dan Relevansinya dengan Manajemen Modern.

Penyelesaian disertasi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian dari

persyaratan memperoleh gelar doktor dalam ilmu Manajemen Pendidikan Islam

pada Pascasarjana UIN Raden Intan Lampung. Atas bantuan semua pihak dalam

proses penyelesaian disertasi ini sesuai dengan rencana tak lupa dihaturkan

terimakasih sedalam-dalamnya. Secara rinci ungkapan terima kasih disampaikan

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag., selaku Rektor UIN Raden Intan

Lampung.

2. Bapak Prof. Dr. Idham Khalid, M. Ag. Selaku Direktur PPs UIN Raden Intan

Lampung yang tanggap dengan kebutuhan dan keluhan mahasiswa dan

motivasi beliau dalam penguasaan metode penelitian dalam disertasi ini,

sehingga penulis dapat menyelelesaikan studi Program Doktor ini dengan

baik.

3. Ibu Dr. Hj. Siti Patimah, M.Pd selaku Ketua Prodi Program Doktor

Manajemen Pendidikan Islam, yang telah memberikan arahan, bimbingan dan

support secara terus menerus, sehingga disertasi ini dapat selesai ditulis dan

dapat diujikan.

xiv
4. Prof. Dr. Sulthan Syahril, M.A selaku Promotor yang telah meluangkan

waktu dalam membimbing dan memotivasi untuk selalu berkarya dan

berproses hingga disertasi ini dapat selesai ditulis dan dapat diujikan.

5. Dr. H. Subandi, M.M selaku Co-Promotor 1 yang telah memberikan

arahan, bimbingan dan support secara terus menerus, sehingga disertasi ini

dapat selesai ditulis dan dapat diujikan.

6. Dr. Imam Syafe‟I, M.Ag selaku Co-Promotor 2 yang tidak lelah dalam

membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis untuk terus berproses

dalam penyelesaian studi dan penulisan disertasi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen, para staf karyawan Program Pascasarjana (PPs) UIN

Raden Intan Lampung yang telah membantu ketika kuliah dan

memberikan informasi, data, referensi dan lain-lain.

8. Rekan rekan Pokjawas Kementrian Agama Lampung Timur, atas sharing

dan motivasinya dalam menyelesaikan disertasi ini.

9. Ayahanda H. Drs. Akhmad dan ibunda Hj. Sunarti, S.Pd.i yang tulus dan

ikhlas merawat, mendidik dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan

studi. Dan juga adik adikku Zulfikriyani S.Pd.i, Khoirul Fajri, ST dan Anis

Kamiludin, S.Pd atas motivasi, sharing dan bantuan-bantuanya dalam

penyelesaian studi.

10. Suami tercinta Isbani Saputra, ST. MT atas izinnya, perhatian dan

motivasinya dalam menyelesaikan studi. Dan juga anak-anakku tersayang

Aliya Sabrina Indriani dan Azzam Nasrudin Putra yang telah menjadi

motivator dalam menyelesaikan studi.

xv
11. Rekan-rekan mahasiswa Pascarasjana seperjuangan tahun 2014, yang

telah bersama-sama saling mendorong, memotivasi dan menginspirasi

untuk terus berbuat kebaikan.

Atas segala do‟a dan dukungan penulis sampaikan Jazakumullah Ahsanal

Jaza.

Bandar Lampung

Dhoni Kurniawati

xvi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAM JUDUL ................................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii

PERNYATAAN ORISINALITAS DISERTASI .................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

PEDOMAN TRANSLITERASI .............................................................................. xii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... xiv

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xvii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xx

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xxii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 2

A. Latar Belakang.......................................................................... 2
B. Fokus dan Sub Fokus Penelitian ............................................... 23
1. Fokus Penelitian ................................................................ 23
2. Sub Fokus Penelitian.......................................................... 23

C. Rumusan Masalah .................................................................... 24


D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................... 24
E. Kerangka Pikir ....................................................................... 27
BAB II Kajian Teoritik ............. ....................................................................... 31

A. Definisi Manajemen ..................................................................... 31

B. Manajemen Sumber Daya Manusia ................................................. 38

C. Aktifitas Sumber Daya Manusia ......................................................... 44

D. Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan..................... ............... 82

xvii
E. Tujuan dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Pendidikan........ ................................................................................ 90

F. Perkembangan Historis Teori Manajemen Sumber Daya


Manusia Pendidikan......... ................................................................ 92

G. Kebijakan manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan di

Indonesia.................................. .......................................................... 98

H. Manajemen Pendidikan Islam................................................................. 115

I. Landasan Filosofis Manajemen Sumber Daya Manusia

Perspektif Islam .......................................................................... 121

J. Landasan Epistemologi Manajemen Sumber

Daya Manusia Islam..................................................................... 124

K. Karakteristik dan Prinsip Dasar Manajemen Pendidikan Islam............. 126

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 131

A. Metodologi Penelitian ........................................................................ 131

1. Pengumpulan data .......................................................................... 131

2. Analis Data .................................................................................... 133

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan .................................................... 134

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 145

A. Buku Referensi...................................................................................... 145

B. Pemaparan Hasil Penelitian................................................................. 153

1. Prespektif Islam Tentang Perencanaan Sumber Daya Manusia ......... 153

2. Konsep Pengadaan Sumber Daya Manusia Dalam

Perspektif Islam .............................................................................. 194

3. Konsep Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Dalam Perpektif Islam .................................................................. 238

4. Konsep pemeliharaan Sumber Daya Manusia Dalam

Pesrpektif Islam .............................................................................. 290

5. Penilaian Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Islam ................ 314

6. Relevansi Manajemen Sumberdaya Manusia Pendidikan


xviii
Islam Dengan Konsep Manajemen Modern............ ..................... 332

Bab V. KESIMPULAN …………………........................................................... 365

A. Kesimpulan............................................................................................ 365

B. Saran...................................................................................................... 367

C. Penutup................................................................................................... 368

xix
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Kecenderungan HDI SDM Indonesia 1980-2012 ................... 8

Tabel 1.2 : Indikator HDI Indonesia relatif dengan negara-negara dan

kelompok tertentu tahun 2012.................................................. 9

Tabel 2.1 : Definisi Perencanaan SDM menurut para pakar...................... 45

Tabel 2.2 : Filosofi Perencanaan SDM ..................................................... 53

Tabel 2.3 : Metode Rekrutmen dalam Organisasi ..................................... 56

Tabel 2.4 : Tujuan Pengembangan SDM secara internal .......................... 60

Tabel 2.5 : Tujuan Pengembangan SDM secara eksternal......................... 63

Tabel 2.6 : Prinsip Pengembangan SDM ................................................... 64

Tabel 4.1 : Konsep Upah antara Barat dan Islam ...................................... 344

xx
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Bagan Kerangka Pikir ................................................... 30

Gambar 2.1 : Aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia ............... 42

Gambar 2.2 : Pilihan Strategis Mendapat Tenaga Kerja...................... 49

Gambar 2.3 : Lingkup Perencanaan Sumberdaya Manusia.................. 49

Gambar 2.4 : 8 Langkah Proses Seleksi ............................................. 58

Gambar 2.5 : Evaluasi dan Pengembangan SDM................................ 65

Gambar 2.6 : Model Komunikasi Multi Budaya................................. 67

Gambar 2.7 : Hakikat dari organisasi pembelajar............................... 71

Gambar 2.8 : Konsep Benchmarking ................................................. 73

Gambar 2.9 : Pandangan terhadap fungsi tugas dan

konsep perbaikan ......................................................... 75

Gambar 2.10 : Konsep Manajemen Sumber Daya

Manusia Pendidikan ..................................................... 89

Gambar 2.11 : Sistem dan Fungsi Manajemen Sumber Daya

Manusia.......................................................................... 90

Gambar 2.12 : Proses Penerimaan Pegawai Negeri Sipil...................... 99

xxi
MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen

yang memfokuskan perhatiannya pada pengaturan peranan sumber daya manusia

dalam kegiatan suatu organisasi. 1 Sumber daya manusia (SDM) adalah faktor

sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat

berdasarkan visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaanya misinya

dikelola dan diurus oleh manusia. Manusia merupakan faktor strategis dalam

semua kegiatan institusi/organisasi. 2

Meurut Gary Desseler “Human resource management is the policies and

practices involved in carrying out the people or human resource aspects of a

management position, including recruiting, training, rewarding and appraising”.

( Manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan dan cara cara yang

dipraktekan dan berhubungan dengan pemberdayaan manusia atau aspek aspek

SDM dari sebuah posisi manajemen termasuk perekrutan, seleksi, pelatihan,

penghargaan dan penilaian).3

1
Tjutju Yuniarsih dan Suwatno. Manajemen Sumberdaya Manusia : Teori, Aplikasi dan
isu penelitian, (Bandung : Alfabeta,2013), h. 1
2
Ibid., h. 8
3
Gary Desseler, Human Resorce Management, Tenth Edition, ( New Jersey : Prentice
Hall,2003), h. 2
1
Menurut Hall T. Douglas dan Goodale G. James bahwa Manajemen sumber

daya manusia adalah the prosess through which optimal fit is achieved among the

employee, job, organization, and environment so that employees reach their

desired level of satisfaction and performance and the organization meets it‟s

goals”. 4 Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses melalui mana

kesesuaian optimal yang diperoleh di antara pegawai, pekerjaan organisasi dan

lingkungan sehingga para pegawai mencapai tingkat kepuasan dan performansi

yang mereka inginkan dan organisasi memenuhi tujuannya. Sedangkan Menurut

T. Hani Handoko Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi,

pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk

mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi. 5

Di dalam organisasi, aktifitas sumber daya manusia (human resource

activities) adalah bagian tindakan yang diambil untuk menyediakan dan

mempertakahankan tenaga kerja yang efektif bagi organisasi. 6 Menurut Mathis

dan Jackson bahwa manajemen sumber daya terdiri atas beberapa aktivitas, yaitu :

(1) Strategic HR Management (2) Equal Employment opportunity (3) Staffing

(4)Talent Management Development (5)Total Rewards (6) Risk Management and

Protection (7) Employee and Labor Relations. Menurut Henry Simamora untuk

mencapai tujuan organisasional manajemen sumber daya manusia, yaitu sasaran

formal organisasi yang dibuat untuk membantu organisasi mencapai tujuannya.

4
Hall T. Douglas & James Goodale G., Human Resources Management: Design and
Implementation, (Glenview:Scott Foresman and Company, 1986), h.6.
5
T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, ( yogyakarta:BPFE,
2001), h. 4.
6
Henry Simamora, Manajemen Sumber daya Manusia, (Yogyakarta : Adiyta Media, 2014),
h.40
2
Ditunjang oleh Aktivitas : (1) perencanaan sumber daya manusia (2) rekrutmen

(3) seleksi (4) pelatihan dan pengembangan (5) penilaian kinerja (6) penempatan

(7) aktivitas. 7

Menurut Alip Winarto pada Fatah Syukur mengemukakan bahwa prinsip-

prinsip manajemen sumber daya manusia, yaitu : Human Resource Planning,

Recruitmen and Selection, Compensation and Benefit, Performance Evalution,

Human Resource Development, Career Development, Rewards System dan

Employee Management Relation.8

Dalam lembaga pendidikan Islam, asset paling penting yang harus dimiliki

dan harus diperhatikan dalam manajemen adalah manusia (SDM). Samsudin

mengatakan, mereka inilah yang merancang dan menghasilkan inovasi

pendidikan, mengawasi mutu, memasarkan produk, mengalokasikan sumberdaya

financial, serta merumuskan seluruh strategi dan tujuan organisasi. Sumber daya

manusia inilah yang membuat sumberdaya lainya dapat berjalan. 9

Keberhasilan proses pendidikan bergantung juga pada pola manajemen

sumberdaya manusianya. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terbukti menjadi

faktor determinan bagi keberhasilan pembangunan dan kemajuan suatu bangsa.

Pengalaman Negara-negara Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan,

Hongkong dan Singapura membuktikan kebenaran hal tersebut. 10 Guru di sekolah

7
Ibid.
8
Fatah Syukur, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan, (Semarang: PT. Pustaka
rizki putra, 2012), h.. 25-27
9
Sadili Samsudin, Manajemen Sumberdaya Manusia, ( Bandung : Pustaka Setia, 2006),
h.21.
10
Hidayat Syarif, Op Cit., h.1
3
merupakan ujung tombak pelaksanaan pembelajaran yang memegang peranan

penting guna mendukung terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas. 11

Penelitian terhadap kualitas pendidikan dasar dilakukan oleh Asian South

Pacific Beurau of Adult Education (ASPBAE) dan Global Campaign for

Education. Studi dilakukan di 14 negara pada bulan Maret-Juni 2005. Rangking

pertama diduduki Thailand, kemudian disusul Malaysia, Sri Langka, Filipina,

Cina, Vietnam, Bangladesh, Kamboja, India, Indonesia, Nepal, Papua Nugini,

Kep. Solomon, dan Pakistan. Indonesia mendapat nilai 42 dari 100 dan memiliki

rata-rata E. Untuk aspek penyediaan pendidikan dasar lengkap, Indonesia

mendapat nilai C dan menduduki peringkat ke 7. Pada aspek aksi negara, RI

memperoleh huruf mutu F pada peringkat ke 11. Sedangkan aspek kualitas

input/pengajar, RI diberi nilai E dan menduduki peringkat ke 14 (terakhir). 12

Penelitian Bank Dunia 2012 di 12 negara Asia menunjukkan bahwa

kualitas guru Indonesia berada di urutan ke-12. Hasil uji kompetensi guru oleh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2012 menunjukkan bahwa para guru

hanya mencapai nilai rata-rata 4,30 posisnya jauh di bawah nilai minimal yang

ditargetkan 7,00.13 Bank Dunia merilis hasil penelitiannya yang menemukan data

bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam nilai uji kompetensi guru

11
https://unnes.ac.id/berita, diakses tanggal 16 September 2016.
12
heruizzuddin.blogspot.com/2010/04/blog-post.html, diakses tanggal 16 September 2016.
13
https://blog.djarumbeasiswaplus.org/2014fredickbro/pungguk-merindukan-bulan/ diakses
tanggal 16 September 2016.
4
(UKG) antara guru yang sudah tersertifikasi dengan guru yang belum

tersertifikasi. 14

Calon guru selama ini berasal dari generasi muda kelas bawah ( karena

gaji guru rendah ), walaupun diikutkan dalam berbagai kegiatan penataran dan

lokakarya, mereka akan tetap tidak beranjak, karena secara akademik kemampuan

dasar mereka memang lemah. 15 Pengamat pendidikan Darmaningtyas menilai,

sulitnya peningkatan kualitas guru adalah warisan masa Orde Baru. Pola

rekrutmen guru yang salah diteruskan meski sudah memasuki masa reformasi

"Guru-guru yang dulu itu direkrutnya juga salah. Dalam persyaratan menjadi

guru zaman itu adalah guru bersih diri dan bersih lingkungannya dari pengaruh

G-30S-PKI, guru yang kritis tidak bisa diterima pada saat itu. Pascareformasi

juga sama, banyak guru honorer yang secara otomatis bisa jadi PNS," ujar

Darmaningtyas di sela acara workshop 'Sarjana Mendidik Pelosok Negeri' di

Hotel Prasada Mansion, Jakarta Selatan, Rabu (21/11/2012).16 Menurut sekretaris

Komisi E DPR Aceh, Muhammad Ali Al-Fatah, menilai rendahnya mutu

pendidikan Aceh selama ini karena system rekrutmen guru yang salah sejak dulu.

Banyak guru di Aceh yang ternyata tidak bisa mengajar serta menguasai bahan

ajar.

“Selama ini, kata dia, system rekrutmen guru hanya melalui tes biasa seperti PNS
lainnya. Padahal, lulusan yang cerdas dalam menjawab soal CPNS, belum tentu

14
http://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/09/dua-kebijakan-baru-dalam-program-
sertifikasi-guru-tahun-2016. Di unduh tanggal 18 September 2016
15
Veithzal Rivai dan Sylviana Murni, Education Management ( analisis teori dan praktik),
(Jakarta : Rajawali Pers, 2012), h.49
16
http://edukasi.kompas.com/read/2012/11/22/09005236/Benahi.Pola.Rekrutmen.Guru
diunduh 5 desember 2016
5
bisa mengajar. “Dampak dari pola rekrutmen yang salah ini, ya seperti sekarang.
Imbasnya baru kita ketahui sekarang dan ini harus segera diperbaiki,”
ujar Al Fatah lagi. 17 Pendidikan kita saat ini kita berada pada tingkat krisis yang

menghawatirkan dalam hal Sumber Daya Manusia.

Berdasarkan peringkat Universitas terbaik di Asia versi majalah Asia

Week 2000, tidak satupun Perguruan Tinggi di Indonesia masuk dalam 20 terbaik.

Dari 77 Universitas yang di survey di Asia Pasifik, ternyata Universitas Indonesia

(UI) hanya mampu menempati peringkat ke-61 untuk kategori Universitas

multidisiplin. Universitas Gajah Mada (UGM) berada di peringkat 68, sementara

Universitas Diponegoro (UNDIP) dan Universitas Airlangga (UNAIR) berada di

peringkat 77 dan 75. Sedangkan Institut Teknologi Bandung (ITB) berada di

peringkat 21 untuk Universitas sains dan teknologi, kalah dibandingkan dengan

Universitas Nasional Sains dan Teknologi Pakistan.18

Daya saing SDM Indonesia jika dilihat dari indeks pertumbuhan manusia

(Human Development Index = HDI) menunjukkan bahwa di sepuluh tahun

pertama abad- 21, HDI SDM Idonesian diantara 187 negara dan teritori yang
19
diakui dunia masuk dalam kategori menengah. Tabel 1.1 dan tabel 1.2

menunjukkan nilai HDI Indonesia naik dari 0,422 pada tahun 1980 menjadi 0,629

pada tahun 2012. Akan terapi angka tersebut masih berada di bawah Filifina

17
http://atjehpost.co/berita2/read/DPR-Aceh-Sistem-Rekrutmen-Guru-Salah-Imbasnya-
Seperti-Ini-6428 diunduh 5 Desember 2016.
18
Zulia Ilmawati, “Wajah Buruk Pendidikan di Indonesia”, al-wa‟ie, 1-31 Juli 2005,h.12.
19
Mirawan, Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, (Jakarta : Raja Grafindon
Persada,2015), h. 13
6
(0,654), Tiongkok (0,600), Malaisya (0,769), negara negara Asia Timur (0,663),

Kolumbia(0,719), Korea Selatan (0,909) dan Turki (0,722).20

Jika dilihat dari perkembangan SDM indonesia melalui Multidimensional

Indeks Kemiskinan (Multidimensional Poverty Index = MPI), yang diukur melalui

dimensi-dimensi pendidikan, kesehatan dan standar kehidupan menunjukkan

bahwa dibandingkan dengan negara-negara lainnya, Indonesia nilai MPInya 2

digit (0,066), lebih rendah jika dibandingkan dengan negara India (0,283),

Kamboja (0,212) lebih tinggi jika dibandingkan dengan Thailad (0,006), Vietnam

(0,017), Malaisya (0,017) dan Mesir (0,024). 21 Semua indikator pertumbuhan

SDM tersebut menunjukkan SDM Indonesia telah berupaya untuk menjadi lebih

baik dari tahun ke tahun.

Tabel 1.1 Kecenderungan HDI SDM Indonesia 1980-201222

Tahun Harapan Tahun Bersekolah Rata-Rata Gross National Nilai HDI


Hidup yang diharapkan Tahun Income dalam
Bersekolah US$

1980 57,6 8,3 3,1 1,278 0,422

1985 60 9,3 3,5 1.478 0,456

1990 62,1 9,9 3,3 1.911 0,479

1995 64 9,9 4,2 2.630 0,525

2000 65,7 10,3 4,8 2,390 0,540

2005 67,1 11,2 5,3 2.950 0,575

2010 68 12,9 5,8 3.775 0,620

20
Ibid.
21
Ibid., h. 14
22
Ibid., h. 13
7
2011 69,4 12,9 5,8 3.973 0,624

2012 69,8 19,9 5,8 4.154 0,629

Tabel I.2 Indikator HDI Indonesia Relatif dengan Negara-negara dan Kelompok
Tertentu Tahun 2012 23

Negara Nilai Tingkat Usia Harapan Rata-Rata GNI Per


HDI Urutan Harapan bersekolah Tahun Kapita
HDI Hidup bersekolah (PPP US
$

Indonesia 0,629 121 69,8 12,9 5,8 4,154

Filipina 0,654 114 69 11,7 8,9 3,752

Tiongkok 0,600 101 73,7 11,7 7,5 7,945

AsiaTimur 0,663 ---- 72,7 11,8 7,2 6,874


dan Pasifik

HDI Medium 0,64 ---- 69,9 11,4 6,3 5,428

Kolumbia 0,719 91 73,9 13,6 7,3 8,711

Mesir 0,662 121 69,8 12,9 5,8 4,154

Korea Selatan 0,909 12 80,7 17,2 11,6 28,231

Turki 0,722 90 74,2 12,9 6,5 13,710

Tantangan utama dunia pendidika dewasa ini dan di masa depan adalah

kemampuan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. 24 Dalam kaitan

ini menarik untuk dikaji bagaimana kualitas pendidikan kita dan upaya apa yang

dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sehingga bisa

menghasilkan sumberdaya manusia yang lebih berkualitas sebagaimana

diharabkan, agar bangsa Indonesia menjadi semakin produktif, efisien dan

23
Ibid., h.13
24
Aldillaa08‟s.student.ipb.ac.id diunduh tanggal 3 Juli 2015
8
memiliki kepercayaan diri yang kuat sehingga mampu bersaing dengan bangsa-

bangsa lain dalam kehidupan global ini. 25 Disinilah peran ilmu manajemen dalam

me-manaj sumberdaya manusia.

Ilmu Manajemen sebagai disiplin ilmu pertama kali diperkenalkan oleh

Frederick W. Taylor dengan bukunya the Principle of Scientific Managemen

(1945), jauh sebelum keduanya, ajaran-ajaran Al-Qur`an dan hadis telah lebih

dulu menjelaskan pokok-pokok dan prinsip-prinsip manajemen. Sebagai contoh

dapat dikemukakan dalam Al-Qur`an surah Al-Isra‟ ayat 36:

     


   
 
   
 
Artinya : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan ditanya (diminta petanggungan jawabnya)”. (Q.S. Al-
Isra,[17]:(36)) 26
Ayat diatas menjelaskan tentang sikap bertanggung jawab yang harus

dimiliki oleh setiap manusia. Sikap ini merupakan salah satu modal penting bagi

seseorang dalam mencapai kesuksesan, baik secara individu maupun kelompok

atau organisasi. Begitu pula George Terry mendefinisikan manajemen sebagai

”sesuatu tindakan atau perbuatan seseorang yang berhak menyuruh orang lain

mengerjakan sesuatu, sedang tanggung jawab (responbility) tetap di tangan yang

memerintah”.27

25
Aldillaa08‟s.student.ipb.ac.id diunduh tanggal 3 Juli 2015
26
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.285
27
George R. Terry, Principle of Managemen, (New York : Irwin, 1956), h.6
9
Ramayulis menyatakan pengertian yang sama dengan hakikat manajemen

adalah al-tadbir (pengaturan). 28 Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara

(mengatur) yang banyak terdapat dalam Al-Qur`an seperti firman Allah :

  


  
    
  
   
Artinya : “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepadanya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut
perhitunganmu”. (Q.S. As-Sajdah,[32]:(5)) 29
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT adalah pengatur (manajer) alam,

Keteraturan alam ini merupakan bukti kebesaran Allah dalam mengelola alam ini.

Namun, karena manusia telah dijadikan khalifah di bumi (QS.Fatir : 9), maka dia harus

mengatur dan me-manage bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah telah

mengatur alam raya. Manajerial setiap manusi, baik dalam konsep secara umum, yakni

menjadi khalifah di bumi sebagaimana tersebut diayat diatas, maupun dalam konsep

khusus, yaitu mengelola sumberdaya manusia dibidang pendidikan, semuanya itu harus

dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT maupun terhadap sesama manusia.

Dalam mengemban tugas tersebut, manusia diberikan potensi oleh Allah

SWT berupa naluri beragama sejak manusia itu dilahirkan. Potensi ini disebut

dengan fitrah, sebagaimana Allah telah berfirman dalam surat ar-Ruum ayat 30:

  


    
    
    

28
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia,2008), h.362
29
Al-Qur‟an dan Terjemah, Op. Cit., h. 415
10
  
   


Artinya :“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;


(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu,
tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Q.S. Ar-Rum,[30]:(30))30

Kesucian ini merujuk bahwa ruh manusia berasal dari zat yang Maha Suci

dan anak yang dilahirkan tidak membawa dosa turunan (dosa dari kedua orang

tuanya). 31 Di samping fitrah sebagai salah satu potensi dasar manusia, manusia

juga memiliki potensi dasar yang lain yang dalam hal ini, disebut dengan

“hidayah”. Ahmad Mustafa al-Maragi menjelaskan, bahwa hidayah yaitu suatu

pertanda yang dapat mengantarkan seseorang kepada hal yang dituju. 32

Rasulullah SAW juga mempertegas bahwa selain memiliki potensi fitrah,

manusia juga memiliki potensi kesucian, yaitu bahwa manusia dilahirkan dalam

keadaan suci. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

َْ ِ‫ٍ ه‬
َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ٢ ُّ ‫ُ هَب ٍَ هَب ٍَ اُ٘ه ِج‬ْٚ٘ ‫ػ‬ َ ُ‫َّللا‬ ‫ ه‬٢
َ ِٙ ‫ َْوح َ َه‬٣‫ َو‬ُٛ ٢‫ػ ْٖ أ َ ِث‬ َ
ْٝ َ‫ أ‬ِٚ ِٗ‫ٖ َوا‬ ّ ِ َُ٘٣ ْٝ َ ‫ أ‬ِٚ ِٗ‫كَا‬ِٞ ّ َٜ ُ٣ ُٙ‫ا‬َٞ ‫ط َوحِ كَؤ َ َث‬ْ ‫ ْاُ ِل‬٠َِ‫ػ‬
َ ُ‫َُل‬ُٞ٣ ‫ ٍك‬ُُْٞٞ َٓ َُّ ًُ
ِٚ ِٗ‫َب‬
َ ‫ُ َٔ ِ ّغ‬٣
Artinya :
“Dari Abu Hurairah, sesungguhnya dia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanyalah yang
menjadikan anak itu beragama Yahudi, Nasrani atau majusi.” (HR. Al-Bukhari)

30
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.407
31
Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2005), h.46
32
Ahmad Mustafa al-Maragi, Tafsir al-Maragi, juz I (Beirut Dar al-Fikr,t.t), h.35
11
Ayat-ayat Al-Qur`an juga menerangkan penciptaan manusia dengan

berbagai kemampuan, antara lain manusia diberi kemampuan untuk berbicara,

sebagaimana firman Allah:

    


 
Artinya : “Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara.” (Q.S. Ar-
Rahman,[55]:(3-4))33
Manusia juga dianugerahi kemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan

melalui proses tertentu, sebagaimana firman Allah:

   


    

Artinya :“Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.34 Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. Al-Alaq,[96]:(4))35
Sehingga dengan berbagai potensi tersebut, manusia disebut-sebut sebagai

makhluk Tuhan yang diciptakan dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Hal ini

sesuai dengan firman Allah dalam surat at-Tin ayat ayat 4:

   


  
Artinya :“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.” (Q.S. At-Tin,[95]:(4))36

Dengan bentuk sebaik-baiknya, maka tujuan manusia dalam melakukan

pekerjaan adalah beribadah kepada Allah dan memakmurkan kehidupan dengan

33
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.531
34
Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
35
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h. 596
36
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h. 597
12
mengelola bumi beserta isinya daiantaranya adalah sumber daya manusia

sebagaimana firman Allah dalam surah Adz-Dzariat ayat 56 :

  


   
    
   

Artinya :“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan aku tidak
menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.” (Q.S. Adz-Dzariat,[51]:(56-57))37

Serta dalam ayat lain disebutkan:

   


   
 
Artinya :“Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S. Al-An‟am,[6]:(162))38

Sumber daya manusia yang baik adalah suatu individu muslim yang

memiliki dua sifat mendasar, yaitu kuat dan amanah. Sebagaimana dalam surat

Al-Qashash ayat 26, Allah berfirman:

  


    
 
 
Artinya :“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia
sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling
baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya".(Q.S. Al-Qashas,[28]:(26))39

Ayat inilah yang menjadi dasar hukum dalam proses rekrutmen dan seleksi

calon pegawai yang dilakukan oleh suatu institusi.

37
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.522
38
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.150
39
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.388
13
Menurut Abu Sinn, prosesi pemilihan calon pegawai yang dilakukan institusi

dewasa ini merupakan pengembangan dan penyempurnaan prinsip-prinsip seleksi

di awal perkembangan Islam. Calon pegawai diseleksi pengetahuan dan

kemampuan teknisnya sesuai dengan beban dan tanggung jawab pekerjaannya.

Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin senantiasa menerapkan prinsip untuk tidak

membebankan tugas dan tanggung jawab kepada orang yang tidak mampu

mengembannya. 40

Selain itu, Sinn mengungkapkan, calon pegawai harus dipilih berdasarkan

kepatutan dan kelayakan.41 Persoalan ini pernah diingatkan oleh Rasulullah dalam

sabdanya:

٢‫ أَ ِث‬٢ِ٘ َ ‫ْؼٍ هَب ٍَ َؽلهص‬٤َُِ‫ ُْ ث ُْٖ ْاُ ُٔ ْ٘ن ِِه هَب ٍَ َؽلهصََ٘ب ُٓ َؾ هٔلُ ث ُْٖ ك‬٤ِٛ ‫ ِاث َْوا‬٢ِ٘ َ ‫َؽلهص‬
ٍَ ‫ َْوح َ هَب‬٣‫ َو‬ُٛ ٢‫ػ ْٖ أ َ ِث‬ َ ‫به‬ٍ َ َ ٣َ ِْٖ ‫بء ث‬ ِ ‫ط‬َ ‫ػ‬ َ ْٖ ‫ػ‬ َ ٍ٢ َ ُْٖ ‫ َال ٍُ ث‬ِٛ ٢َِ٘‫هَب ٍَ َؽلهص‬
ّ ِِ ‫ػ‬
ُٙ‫ َّ َعب َء‬ْٞ َ‫ِس ْاُو‬ ُ ّ‫ُ َؾل‬٣ ٌٍ ِِ ْ‫ َٓغ‬٢ِ‫ٍِه َْ ك‬ َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ٢ ُّ ‫َ٘ َٔب اُ ه٘ ِج‬٤ْ َ‫ث‬
َْ ‫ٍِه‬َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬
َ ُ‫َّللا‬‫ ه‬٠‫ِٕه‬ َ ِ‫َّللا‬‫ ٍُ ه‬ٍٞ ُ ‫ َه‬٠ٚ َ َٔ َ‫ػخُ ك‬ َ ‫َب‬ ‫ اُ ه‬٠َ ‫ كَوَب ٍَ َٓز‬٢ ٌّ ِ‫أَػ َْواث‬
َْ ‫ ْْ َث‬ُٜ ٚ ُ ‫هَب ٍَ َث ْؼ‬َٝ ٍَ ‫َ َٓب هَب‬ٙ‫ٍ ِٔ َغ َٓب هَب ٍَ كَ ٌَ ِو‬ َ ِّ ْٞ َ‫٘ ْاُو‬ ُ ‫ِس كَوَب ٍَ َث ْؼ‬ ُ ّ‫ُ َؾل‬٣
‫ػ ِخ‬َ ‫َب‬ ‫ػ ْٖ اُ ه‬ َ َُ ِ‫َبئ‬ ‫ُ اُ ه‬ٙ‫َْٖ أ ُ َها‬٣َ‫ُ هَب ٍَ أ‬َٚ‫ض‬٣ِ‫ َؽل‬٠ٚ َ َ‫ ِامَا ه‬٠‫ َْ َٔ ْغ َؽزه‬٣َ ْْ َُ
َ‫ػخ‬ َ ‫َب‬ ‫ َ َٓب َٗخُ كَب ْٗز َِظ ْو اُ ه‬٧‫ذ ْا‬ ْ ‫ّ َؼ‬٤ِ ُٙ ‫َّللاِ هَب ٍَ َكبِمَا‬ ‫ ٍَ ه‬ٍٞ ُ ‫َب َه‬٣ ‫َب أََٗب‬ٛ ٍَ ‫هَب‬
‫ كَب ْٗز َِظ ْو‬ِٚ ِِ ْٛ َ ‫ ِْو أ‬٤‫ؿ‬َ ٠َُِ‫ َ ْٓ ُو ا‬٧‫ٍلَ ْا‬ ّ ِ ُٝ ‫ب هَب ٍَ اِمَا‬َٜ ُ ‫ػز‬ َ ‫ب‬َٙ ِ‫ْق ا‬ َ ٤ًَ ٍَ ‫هَب‬
‫ػخ‬َ ‫َب‬
‫اُ ه‬
Artinya : “Mengabarkan padaku Ibrahim Ibnu Mundzir, Dia berkata
mengabarkan padaku Muhammad Ibnu Fulaih, mengabarkan padaku Hilal Ibnu
Ali dari Atho Ibnu Yasar dari Abu Hurairah berkata Kami bersama nabi duduk
bercakap-cakap kemudian datanglah seorang A‟rab, Dia bertanya kapankah
datangnya hari kiamat, kemudia Rasululallah berlalu begitu saja, maka berkata
sebagian kaum beranggapan bahwa Rasulullah tidak menyukai pertanyaan

40
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2006), h.111
41
Ibid., h.107
14
tersebut dan sebagian yang lain beranggapan bahwa Rasulullah tidak mendengar
pertanyaan itu sehingga selesai perbincangan Rasulullah, Rasulullah Bersabda
dimana orang yang bertanya tadi tentang kiamat, yang bertanya berkata “ Saya
ya Rasulullah” Rasulullah bersabda ketika suatu perkara diserahkan kepada
orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran (Kiamat).” (H.R
Bukhari).

Hadis ini menjadi menjadi salah satu landasan etis teologis kerja dan

pengembangan etos profesionalisme dalam manajemen Sumberdaya Manusia

pendidikan Islam, sehingga SDM pendidikan Islam menjadi profesional dalam

bidang kerjanya. Kualitas sumber daya manusia yang baik adalah manusia yang

memiliki etos kerja, seperti yang telah dijabarkan oleh Faisal Badroen. 42 Al-

Munawi dalam kitab Faidl Qadir menjelaskan : Apabila hukum yang berkaitan

agama seperti kekhalifahan dan rangkaiannya berupa kepemimpinan, peradilan,

fatwa, pengajaran dan lainnya diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka

tunggulah kiamat, sebab itu sudah datang tanda-tandanya. Ini menunjukkan

dekatnya kiamat, sebab menyerahkan urusan dalam hal amar (perintah) dan nahi

(larangan) kepada yang tidak amanah, rapuh agamanya, lemah Islamnya,

mengakibatkan merajalelanya kebodohan, hilangnya ilmu dan lemahnya ahli

kebenaran untuk pelaksanaan dan penegakkannya, maka itu adalah sebagian

tanda-tanda kiamat.43

Setelah proses rekrutmen, pegawai yang telah dimiliki lembaga pendidikan


44
Islam diberi wahana untuk proses pembinaan dan pengembangan agar

42
Faisal Badroen, Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 145-157.
43
Al- Munawi, Faidhul Qadir, juz 1, Darul Fikr, Beirut, cetakan 1, 1416 H/1996 M, h.
563-564.
44
Pembinaan lebih berorientasi pada pencapaian standar minimal, yaitu diarahkan untuk
dapat melakukan pekerjaan/tugasnya sebaik mungkin dan menghindari pelanggaran. Sedangkan
pengembangan lebih berorientasi pada pengembangan karier para pegawai, termasuk upaya
15
memberikan kontribusi yang sebaik-baiknya bagi lembaganya. Oleh karena itu,

Islam mendorong untuk melakukan pembinaan dan pengembangan sumber daya

manusia melalui pelatihan (training) terhadap para pegawai dengan tujuan

mengembangkan kompetensi dan kemampuan teknis pegawai dalam menunaikan

tanggung jawab pekerjaannya.45

Menurut Yusanto, SDM yang profesional adalah SDM yang kafa‟ah

(memiliki keahlian), amanah (terpercaya), serta himmatul amal (memiliki etos

kerja yang tinggi). Untuk menciptakan SDM yang profesional tersebut, diperlukan

pembinaan yang bertumpu pada tiga aspek, yaitu: (1) Syakhshiyyah Islamiyyah

atau kepribadian Islamnya, (2) skill atau keahlian dan keterampilannya, dan (3)

kepemimpinan dan kerjasamanya dalam tim. 46

Dalam hal manajemen sumberdaya manusia ini kita juga belajar dari

panutan kita yaitu nabi Muhammad SAW yang dikenal sebagai seorang yang

mempunyai moralitas tinggi. Tingginya moralitas Muhammad SAW diakui oleh

masyarakat Makkah dengan menggelari beliau sebagai Al-Amin (orang yang

terpercayai). Bukan hanya dari kalangan manusia, Allah pun memuji keluhuran

moral beliau. “ Sungguh, engkau mempunyai ahlak agung.” 47 Muhammad SAW

adalah teladan yang baik dalam berbagai aspek kehidupan. 48 Tidak ada manusia

manajer untuk memfasilitasi pegawai supaya bisa mencapai jabatan yang lebih tinggi. Lihat
Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, h. 133-134.
45
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2006), h.117
46
Muhammad Ismail Yusanto & Muhammad Karebet Widjajakusuma, Manajemen
Strategis Perspektif Syariah (Jakarta: Khairul Bayaan, 2003), h.84
47
Qs. Al-Qolam (68) :4
48
Muhammad Syafii Antonio. Muhammad SAW the Super Leader Super Manager, (ProLM
Center : Jakarta, 2007), h. 29
16
yang demikian sempurna dapat diteladani karena dalam dirinya terdapat berbagai

sifat mulia

Rasulullah SAW dinobatkan sebagai orang berpengaruh nomor satu di dunia

oleh Michel Heart karena memegang teguh kejujuran dalam berbisnis. 49 Dan

generasi terbaik umat ini adalah para sahabat Nabi SAW. 50 Telah banyak lahir

sumber daya manusia berkualitas dimasa kejayaan Islam seperti : Umar bin

Khaththab, Khalid bin walid, Abu Ubaidah bin Al-Jarrah, Umar bin Abdul Aziz,

Harun Al-Rasyid, Shalahuddin Al-Ayubbi. 51 Keberanian dan ketegasan Umar bin

Khatab dalam membedakan yang hak dan batil banyak mengundang kekaguman

dari kalangan para sahabat maupun musuhnya. 52 Dalam salah satu riwayat,

Rasulullah Saw bersabda,

ٖ٤
ِ ٛ‫ب‬
ِ ٤َ ّ ُ ْٗ َ ٧َ ٢ِّٗ ‫ٍِه َْ ِا‬
َ ٠َُ‫ظ ُو ِا‬ َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬ ‫ ٍُ ه‬ٍٞ ُ ‫هَب ٍَ َه‬
ُ ْٖ ِٓ ‫ا‬ٝ‫ ْاُ ِغ ِّٖ هَ ْل كَ ُّو‬َٝ ٌِ ْٗ ‫اإل‬
‫ػ َٔ َو‬ ِْ
Artinya : “Rasululloh SAW bersabda sesungguhnya aku melihat Setan-Setan dari
golongan manusia dan jin pun lari dari Umar.” (HR. Tirmidzi).
Dalam riwayat lain, Rasulullah Saw bersabda,

“Sejak Umar masuk Islam, setiap setan yang bertemu dengannya akan
tunduk.”(HR. Thabrani).
Umar bin Khatab berhasil menaklukkan Jerusalem dengan damai, tanpa

setitik darahpun keluar dari kulit atau runcingnya ujung pedang maupun tombak.53

49
Abdullah Zein. Memikat Hati Pelanggan Ala Rasulullah, (Yogyakatra: Safirah,2016),
h.31
50
Quran dan sunnah.wordpress.com diunduh 3 juli 2015
51
Felix Y Siauw, Muhammad Al-Fatih 1453, ( Jakarta : AlFatih-Press,2013), h. 47
52
Zen Abdurrohman, Ilham Keberanian Umar bin Khatab, (Jogjakarta : DIVA
Press,2014), h.9
53
Ibid., h.96
17
Sophronius, yang pada saat itu menjabat sebagai uskup agung, menyerahkan kota

suci Jerusalem kepada sang Khalifah. Sophronius tertegun, penuh takjub melihat

kepribadian Umar bin Khatab. Bukan hanya keberanian, kewibawaan dan

ketegasan yang dimiliki, tetapi juga pada keshalihan dan kebersahajaanya, semua

tampak sempurna keagungan sifat dan kepribadian yang dimilikinya 54 Umar bin

Khatab datang dengan menunggang unta sendirian ke jerusalem, tanpa iring-

iringan ajudan maupun pasukan berbaju zirah dengan penutup kepala baja. Jubah

yang dikenakannya sudah teramat lusuh dan dipenuhi jahitan. 55

Setelah masa sahabat, Berikutnya terdapat tokoh Spanyol Islam yang

berpengaruh terhadap pemikiran di Eropa adalah Ibnu Rusdy, yang dikenal di

Eropa dengan Averros ( 1120-1198 M).56 Pengaruh Averros demikian besar di

Eropa, sehingga muncul gerakan Averroeisme yang menuntut kebebasan

berfikir. 57 Dari gerakan Averroeisme inilah di Eropa kemudian lahir reformasi

pada abad ke-16 M dan Rasionalisme pada abad ke-17 M. 58 Ilmuan-ilmuan

muslim di Andalusia menghantarkan kejayan Islam dan meletakkan dasar

keilmuan bagi dunia barat sehingga menimbulkan gerakan kebangkitan

kembali(renaissance), sehingga Negara barat menjadi bangkit dan maju dalam

bidang sains dan teknologi sperti saat ini. Dengan Bersumberkan Al-qu'ran dan

hadis telah banyak lahir ulama-ulama besar seperti Imam syafi, Imam Malik,

Imam Hambali, Imam Ghazali dan ulama besar lain yang kualitas keilmuanya

54
Ibid., h. 97
55
Ibid., h. 97
56
Samsudin Amin, Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta : Amzah, 2009), h. 177
57
Ibid., h. 177
58
S.I Poeradisastra, Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern, (Jakarta :
P3M,1986), h. 67
18
masih sulit ditandingi hingga saat ini. Kekuatan sistem pendidikan Islam terletak

pada bidang –bidang sebagai berikut : Menghasilkan cendikiawan-cendikian besar

hampir di segala bidang, mengembangkan program bebas huruf dalam skala

universal, ketika buta huruf menguasai Eropa.59

Sejarah peradaban Islam telah membuktikan telah banyak lahir sosok

manusia berkualitas dalam sistem pendidikan Islam dan ini lahir ketika mereka

berpegang teguh pada ilmu Allah yaitu Al-Qur`an dan menjadikannya menjadi

rujukan utama dalam seluruh aspek kehidupan. Rasulullah dan sahabat nabi SAW

adalah orang orang orang yang kembali kepada Allah dan menjadikan Al-Qur`an

sebagai pedoman hidupnya. Al-Qur`an juga menuntun ilmuan Muslim menuju

kejayaan Islam. Hal ini tak lepas dari penggalian ilmu yang bersumber dari

penjiwaan terhadap Al-Qur`an.60

Pada hakikatnya, Al-Qur`an merupakan mukjizat dengan segala makna

yang dibawakan dan dikandung oleh lafaz-lafaznya. 61 Mukjizat ini hanya bisa

diketahui oleh orang-orang yang berilmu pengetahuan. 62 Dan yang mampu

menilai keagungan mukjizat ini hanyalah orang-orang yang memiliki disiplin ilmu

pengetahuan atau orang yang mencari kebenaran dengan menggunakan akal

fikiranya untuk berfikir. 63 Kemukjizatan Al-Qur`an merupakan suatu hal yang

memiliki banyak perspektif dan beragam sudut pandang. Tidak ada seorangpun

yang mungkin bisa untuk mengeksploitasi secara menyeluruh kemukjizatan Al-


59
Mehdi Nakosteen. Kontribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat ( Deskripsi Analisis
Abad keemasan Islam), (Surabaya : Risalah Gusti,1995), h. 85
60
Divroh-himakom.blogspot.com diunduh 10 juli 2015
61
Manaa al-Qattan, Maba hit Fi ulum Al-Qur`an, h. 377
62
Izlamic.ctgem.com diunduh 10 juni 2015
63
Izlamic.ctgem.com diunduh 10 juni 2015
19
Qur`an ini. 64 Bahkan hingga secara kolektif, kapan pun mereka berada, dan

berasal dari berbagai macam keilmuannya, wawasanya, dan berasal dari berbagai

macam keahlian, tetap mereka mustahil melakukanya. 65 Mereka hanya mampu

menjelaskan sedikit saja rahasia-rahasia Al-Qur`an dengan berbagai macam

perspektif sesuai dengan zaman mereka berada. Allah berfirman dalam surah

Luqman : 27

    


  
  
   
    
  
Artinya : “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut(menjadi tinta).
Ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah(kering)nya, niscaya tidak akan habis-
habisnya(dituliskan) kalimat Allah). 66 Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (Q.S. Lukman,[31]:(27))67

Luasnya sumber pengetahuan dari Allah juga dinyatakan dalam surah Al-

Kahfi ayat : 109

   


  
   
   
  


64
Hisyam Thalbah (et.al). Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur`an dan hadis(Kemukjizatan sastra
dan bahasa Al-Qur`an) jilid 7, h. 267
65
Ibid., h.41
66
Yang dimaksud dengan “Kalimat Allah” ialah Ilmu-Nya dan Hikmah-Nya.
67
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.413
20
Artinya : “ Katakanlah : sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat
Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhan-ku,
Meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu(pula(Q.S. Al-kahfi,[18]:(109))68

Menurut Amsal, ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari agama.

Sebagaimana Al-Qur`an merupakan sumber intelektualitas, ia merupakan sumber

rujukan bagi agama dan segala pengembangan ilmu pengetahuan. 69


. Al –Qur'an

merupakan firman Allah yang azali, yang membicarakan semua aspek kehidupan

masyarakat di setiap masa.70 Dengan begitu Al-Qur`an tetap terbuka untuk diamati oleh

siapa saja yang datang setelah kita pada masa yang akan datang. 71 Ayat-ayat Al-Qur`an

dan hadis di atas apabila di telaah lebih teliti dan mendalam menunjukkan adanya nilai-

nilai manajemen dalam Islam. Manajemen dalam sumber daya manusia perspektif Islam

sangat dibutuhkan apalagi dalam aspek pendidikannya. Pendidikan Islam yang di-manage

secara baik dan teratur akan mencapai hasil maksimal. Sebalikknya pendidikan yang

tidak di-manage secara baik tentu akan menghasilkan sesuatu yang tidak menentu pula.

Menurut Aisha Salim Juma dalam Internasional Journal of Information and

Busines Managemen, yang berjudul Islamic and Western approaches to human resource

management in organizations : a practical approach bahwa Manajemen SDM dalam

Islam berasal dari prinsip-prinsip Islam yang dituntun oleh Al-Qur`an dan Sunnah. Secara

umum manusia tidak bisa dintuntun oleh apa yang mereka pikir benar tetapi mereka

membutuhkan tuntunan ilahiah dari Allah SWT dalam manajemen organisasi mereka.

Saat ini, kebanyakan dari organisasi dalam manajemen SDM menggunakan pendekatan

barat daripada pendekatan-pendekatan Islam. 72

68
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.304
69
Amsal Bachtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h.16
70
Hisyam Thalbah, Op Cit., h. 225
71
Hisyam Thalbah, Op Cit., h. 41
72
www. Jitbm.com diunduh 10 April 2016

21
Ditinjau dari perspektif sistem filsafat, rumusan definitif manajemen pendidikan

lslam telah mencakup sisi : ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ontologi sebagai objek

pengelolaan, dalam hal ini berupa lembaga pendidikan Islam, sumber-sumber belajar, dan

hal hal lain yang terkait; epistemologi sebagai “ cara atau metode” pengelolaan, dalam

hal ini berupa proses pengelolaan dan cara menyiasati; sedangkan aksiologi sebagai hasil

pengelolaan berupa pencapaiaan tujuan pendidikan Islam. Adapun istilah efektif dan

efisien merupakan keterangan yang menjelaskan aksiologi sedangkan efisien menitik

beratkan pada epistemologi.73

Nanang Fattah menjelaskan bahwa filsafat manajemen yang termasuk didalamnya

adalah filsafat Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) bahwa yang dijadikan dasar

filsafat manajemen dibedakan dalam tiga jenis hakikat, yaitu: Hakikat tujuan, hakikat

manusia dan hakikat kerja. 74 Jadi, Filsafat manajemen SDM adalah sebuah dasar atau

beberapa dasar yang digunakan sebagai pijakan untuk mencapai tujuan, baik itu dari

aspek tujuan, aspek pelaku (manusia) maupun aspek aktifitas yang dilakukan.

Berdasarkan pemaparan diatas, mendorong penulis untuk mencoba mengkaji

term manajemen sumberdaya manusia serta hal-hal yang berkaitan dengannya dan

menjadi dasar ketertarikan penulis untuk meneliti “ Manajemen Sumberdaya Manusia

Dalam Perspektif Islam Dan Relevansinya Dengan Teori Manajemen Modern”.

B. Fokus dan Sub Fokus Penelitian

1. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah SDM ditinjau dari Perspektif Islam dikaji

73
Mujamil Qomar, Manajemen pendidikan Islam : Strategi baru Pengelolaan Lembaga
Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga,2008), h.13
74
Nanang fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosyda Karya,
2004), h.15
22
dalam kajian ( Al-Qur`an dan Hadis).

2. Sub Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi Sub Fokus dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Perencanaan sumberdaya manusia dalam perspektif Islam.

b. Pengadaan sumberdaya manusia dalam perspektif Islam.

c. Pelatihan dan pengembangan Sumberdaya manusia dalam perspektif

Islam.

d. Pemeliharaan sumberdaya manusia dalam Perspektif Islam.

e. Penilaian sumberdaya manusia dalam perspektif Islam.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah perencanaan sumberdaya manusia dalam perspektif Islam?

2. Bagaimanakah pengadaan sumberdaya manusia dalam perspektif Islam?

3. Bagaimanakah pelatihan dan pengembangan Sumberdaya manusia dalam

perspektif Islam ?

4. Bagaimanakah pemeliharaan sumberdaya manusia dalam Islam ?

5. Bagaimanakah penilaian sumberdaya manusia dalam perspektif Islam ?

D. Tujuan dan Kegunaan penelitian

Berdasarkan fokus penelitian dan rumusan masalah seperti digambarkan

sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah :

23
1. Mengetahui dan menganalisis perspektif Islam tentang perencanaan

sumberdaya manusia.

2. Mengetahui dan menganalisis perspektif Islam tentang pengadaan

sumberdaya manusia.

3. Mengetahui dan menganalisis perspektif Islam tentang pelatihan dan

pengembangan Sumberdaya manusia.

4. Mengetahui dan menganalisis pemeliharaan sumberdaya manusia dalam

Islam.

5. Mengetahui dan menganalisis penilaian sumber daya manusia dalam

perspektif Islam.

Penelitian ini mempunyai kegunan sebagai berikut :

1. Kegunaan secara teoretik

Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat menawarkan konsep

manajemen sumberdaya manusia sesuai dengan tuntunan Allah di dalam

Al-Qur`an dan praktek Nabi Muhammad SAW atau dengan kata lain,

penelitian ini diharabkan dapat menawarkan konsep manajemen sumber

daya manusia berbasis Islam (Al-Qur`an dan Hadis).

2. Kegunaan secara Praktis

Adapun kegunaan secara praktis adalah sebagai berikut :

a. Penelitian ini diharabkan memberikan kontribusi ilmiah bagi

peningkatan kualitas pendidikan Islam, baik dari sisi manajemen

lembaga/organisasi pendidikan maupun dalam proses transfer of

24
knowledge antara guru dan peserta didik sehingga menghasilkan output

yang bermutu.

b. Penelitian ini diharabkan berguna bagi usaha kristalisasi nilai-nilai

keislaman ke dalam konsep-konsep manajemen modern yang selama ini

berkembang di barat dan kemudian Indonesia mengadopsinya, serta

berlaku di lembaga-lembaga bisnis atau perusahaan dan usaha

penerapanya di dalam lembaga pendidikan, khususnya lembaga

pendidikan Islam.

c. Penelitian ini diharabkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan

pengetahuan positif kepada masyarakat, khususnya insan akademis

yang senantiasa ingin memperdalam ilmu-ilmu pengetahuan, khususnya

ilmu Al-Qur`an, ilmu hadis dan ilmu manajemen.

E. Kerangka Fikir

Manajemen berperan penting dalam keberhasilan suatu organisasi dalam

mencapai tujuannya. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna unsur

manajemen akan dapat ditingkatkan. Banyak faktor penunjang yang turut

menyebapkan suksesnya suatu organisasi, tetapi hampir boleh dikatakan secar

pasti bahwa manajemen yang efektif dan efisienlah yang sangat dominan dalam

perumusan keberhasilan tersebut.

Menurut Parker (Stoner & Freeman) Manajemen adalah Seni

melaksanakan pekerjaan melalui orang – orang ( the art of getting things done

25
through people). 75 Sapre menyatakan bahwa “ manajemen adalah serangkaian

kegiatan yang diarahkan langsung untuk penggunaan sumberdaya oganisasi secara

efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan organisasi. 76 Efisien disini

berarti memperoleh out put terbesar dengan input terkecil atau digambarkan

dengan melakukan segala sesuatu secara benar. Dan efektifitas adalah

menyelesaikan kegiatan-kegiatan sehingga sasaran oganisasi dapat tercapai atau

digambarkan sebagai melakukan sesuatu yang benar. Sedangkan Malayu S.P

Hasibuan mengemukakan bahwa : Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur

proses pemanfaatn sumberdaya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif

dan efisien untuk memcapai suatu tujuan tertentu yang terdiri dari 6 unsur yaitu :

man, money, materials, machines dan market. 77

Unsur men (manusia) ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu manajemen

yang disebut Manajemen Sumber Daya Manusia. Malayu.S.P Hasibuan

menyatakan : “ Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan

organisasi, karena manusia menjadi perencana, Pelaku dan penentu terwujudnya

tujuan organisasi”.78 Tujuan organisasi tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif

sumber daya manusia, meskipun alat alat yang dimiliki organisasi tersebut

berteknologi tinggi. Alat alat berteknologi tinggi yang dimiliki tidak ada

manfaatnya bagi organisasi jika peran aktif SDM tidak diikutsertakan. Mengatur

SDM sangat sulit dan kompleks, karena mereka memiliki pikiran, perasaan,

75
Husaini Isman, Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan,(Jakarta : Bumi
Aksara, 2013), h.6
76
Ibid.
77
Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumberdaya Manusia, ( Jakarta : Bumi Aksara,
2007), h.1
78
Ibid., h.10
26
status, keinginan, dan latar belakang yang heterogen yang dibawa kedalam

organisasi. SDM tidak dapat diatur dan dikuasai sepenuhnya seperti mesin, modal,

gedung dan unsur manajemen lainnya.

Manajemen sumber daya manusia (human resource managemen) adalah

serangkaian kegiatan pengelolaan sumberdaya manusia yang memusatkan kepada

praktek dan kebijakan, serta fungsi-fungsi manajemen untuk mencapai tujuan


79
organisasi . Menurut Mondy, Noe dan Premeaux, “Human resourses

managemen( HRM ) is the utilization of human resourses to achieve

organizational objectives”. 80 Edwin B. Flippo menyatakan bahwa, “Personnal

management is the planning, competatation, integration, maintenance and

separation of human resources to the and that individual, organization and

societal objectives are accomlised”.81 Sumber daya manusia adalah faktor sentral

dalam suatu organisasi. 82

Sumber daya manusia merupakan kekuatan terbesar dalam pengelolaan

seluruh sumber daya yang ada di bumi. Oleh karena itu sumber daya yang ada

harus dikelola dengan benar karena merupakan amanah yang diemban manusia

yang akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat kelak. Untuk mendapatkan

pengelolaan yang baik, manusia dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan. Di

dalam surah ar-Rahman ayat 33, Allah telah menganjurkan manusia untuk

menuntut ilmu seluas-luasnya tanpa batas dalam rangka membuktikan Ke-

79
Tjuju Yuniarsih, Manajemen Sumber Daya Manusia,(Bandung,: Alfabeta, 2011), h.3
80
Mondy, R.W, &Noe, R. M , Human Resource Managemen (9th Ed.)., (Massachusetts :
Pearson Education, Inc. 2005), h.3.
81
Edwin B. Flippo, Personal Managemen, McGraw-Hill, Inc., Singapore, 1980, h.5.
82
Tjuju Yuniarsih, Op Cit., h.8
27
Mahakuasaan Allah SWT. Dan ilmu pengetahuan yang dimaksut harus diarahkan

kepada pengkajian terhadap Al-Qur`an dan Al-hadist.

Disadari sepenuhnya bahwa manajemen sumber daya manusia pada masa

Rasulullah SAW, belum mempunyai bentuk yang formal dan sistematis, Kendati

demikian Rasullullah SAW telah melakukan strategi pengembanga sumber daya

manusia, meliputi : (1) Merencanakan dan menarik sumberdaya manusia yang

berkualitas (2) Menilai kinerja sumberdaya manusia (3) Menilai kinerja sumber

daya manusia (4) Memberikan motivasi (5) Memelihara sumber daya

berkualitas. 83 Keberhasilan tersebut bukan semata-mata disebabkan Muhammad

SAW adalah utusan Allah yang setiap gerak-gerik kehidupanya berdasar

petunjuk-Nya (Al-Qur`an). Muhammad adalah sosok manusia luar biasa yang

mampu menjadi pemimpin, manajer sekaligus pendidik masyarakat dan

keluarganya tanpa menimbulkan ketimpangan hasil antara keduanya.

Keberhasilanya tersebut dapat diketahui melalui ayat-ayat Al-Qur`an serta

riwayat-riwayat atau hadis-hadis yang secara turun temurun telah diceritakan para

ulama dalam berbagai karya mereka.

Untuk Mengetahui bagaimana manajemen sumberdaya manusia dalam

perspektif Islam, penulis akan mencoba menelusuri ayat-ayat Al-Qur`an yang

berkaitan dengannya, serta berbagai hadis yang dijadikan sebagai data sekunder

atau data pendukung. Mengingat Al-Qur`an dan hadis Rasulullah SAW tersusun

dalam bahasa arab, maka penelusuran ayat-ayat dan hadis-hadis yang berkaitan

83
M.Suyatno, Muhammad Business Strategy &Ethics : Etika dan Strategi Bisnis Nabi
Muhammad SAW, (Yogyakarta : Andi Offset, 2008), h.223
28
dengan manajemen sumberdaya manusia dalam penelitian ini akan menggunakan

istilah yang mempunyai kedekatan makna terhadap manajemen sumber daya

manusia.

Dari sisi Al-Qur`an, konsep manajemen sumberdaya manusia yang akan

merujuk pada kitab-kitab tafsir, seperti Tafsir Al-Maragi, Tafsir Ar-Razi, Tafsir fi

Zilali Al-Qur`an, Tafsir At-Tabari, dan lain-lain. Disertasi ini merupakan

penelitian dan pembahasan tentang konsep manajemen sumberdaya dalam

perspektif Islam yang hasilnya akan direlevansikan dengan teori-teori manajemen

modern. Manajemen modern dibangun atas dua konsep utama yaitu teori tentang

perilaku organisasi (organizational behavior) dan manajemen kuantitatif

(management science).84 Beberapa nama yang menganut teori perilaku antara lain:

Douglas McGregor, Abraham Maslow, Frederich Herzberg, Chris Arghris, Edgar

Schein, Edhar Schein, Rensis Likert, Robert Blake dan jane. 85

Adapun kerangka pemikirannya dirangkum dalam sebuah bagan kerangka

berfikir sebagai berikut :

Gambar 1.1 Bagan Kerangka fikir

Input Proses Output

84
Priyono,
Sumber DayaPengantar manajemen,Nilai-nilai
(Zifatama: Surabaya,2007), h.17 Perspektif
85
Ibid., h.17
Islam
Manusia Al-Qur`an dan Hadis 29

Hadis
BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Definisi Manajemen

Manajemen berasal dari kata kerja bahasa inggris “to manage” yang

bersinonim dengan to hand, to control, dan to guide (mengurus, memeriksa dan

memimpin). 86 Pandangan ini jika dilihat dari aspek leksikal memiliki kesamaan

dengan Oxford Advanced Learner‟s Dictionary of Currenr English yang

mengilustrasikan bahwa kata manajemen secara etimologis juga berasal dari

bahasa Inggris yakni berasal dari kata kerja (verb) “to manage” yang identik

dengan kata “to control” dan “to handle”.87 To manage means to bring about,to

accomplish, to have charge of or responbility for, to conduct. Managemen is the

process of deciding what todo and then gettingit done trought the effective use of

resources. 88

Dua kalimat dari Michael Amstrong ini memberikan pemahaman bahwa

manajemen merupakan suatu proses memutuskan sesuatu untuk dilaksanakan

dalam mencapai tujuan dengan sumberdaya yang ada secara efektif dan

bertanggung jawab. 89

86
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media,2008), h. 16
87
AS. Hornby, Oxford advanced Leaner‟s Dictionary of Current English, (London :
Oxford University Press, 1987), h.517
88
Michael Amstrong, Armstrong‟s Handbook of management and Leadership : A Guide
to Managing for Result, ( London : Kogan Page Limited, 2009), h.3
89
Sukarji dan Umiarso, Manajemen dalam Pendidikan Islam, (Jakarta : Mitra Wacana
Media, 2014), h. 13
30
Dalam buku yang ditulis Made pidarta dijelaskan bahwa menurut pendapat

Terry, “ management is a district process consistinf of planning, organizing,

actuating, and controling, performed to determine and accomplished stated

objectives by the use of human beings and other resources”manajemen adalah

suatu proses tertentu yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai

tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan manusia/orang-orang

dan sumber daya lainnya. 90

Definisi manajemen yang digulirkan beberapa orang memberikan batasan,

diantaranya Pertama, John A. Wagner III & John R. Hollenbeck yang

memberikan batasan manajemen sebagai the process of influencing behavior in

organizations such that common purposes are identified, worked toward, and

achieved.91 Definisi ini menekankan pada sisi aktivitas “ mempengaruhi” untuk

mencapai tujuan organisasi. Aktivitas ini hanya distimulir oleh sosok pemimpin

organisasi yang bertugas untuk mendistribusikan kewenangan dalam mencapai

tujuan organisasi. Lazimnya, pemimpin(leader) atau kepemimpinan (leadership)

merupakan suatu bentuk kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang

diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. 92

Kedua, Richard L. Darf yang pada kerangka ini memberikan batasan

bahwa manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara

efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan

90
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta : Melton Putra,1988), h. 17
91
John A. Wagner III & John R. Hollenbeck, Organizational Behavior : Securing
Competitive Adventage, ( New York : Routledge, 2010), h.13
92
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah : Konsep, Strategi dan Implementasi,
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), h.107
31
pengendalian sumber daya organisasi. 93 Sebab managing is essensial in all

organized cooperation, as well as at all levels of organization in an enterprise.94

Definisi ini mengandung dua kata kunci sebagai proses akhir dalam pencapaian

tujuan organisasi yaitu efektif dan efisien yang memiliki pengertian “

mengerjakan sesuatu dengan benar” dan “ mengerjakan sesuatu yang benar”.95

Ketiga, Nanang Fattah yang memberikan batasan manajemen sebagai

proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya

organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif

dan efisien. 96 Sedangkan James AF. Stoner, dkk., mendefinisikan manajemen

sebagai suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan

mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber

daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan.97

Keempat, Malayu S.P Hasibuan memberikan definisi bahwa manajemen

merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan


98
tertentu. Alur substansi definisi tersebut selaras dengan batasan yang

dikemukakan oleh Wibowo bahwa manajemen merupakan proses penggunaan

93
Richard L. Darf, Manajemen, Peterj. : Emil Salim,dkk., (Jakarta : Erlangga, 2002), h.8
94
Harold koontz, dkk., Management, ( New York : McGraw-Hill Book Company, 1980),
h.7
95
Lebih detailnya dalam hal ini lihat dalam Peter F. Drucker, Innovation and
Entrepreneurship, ( New York : Herper & Collins, 1985)
96
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Remaja
Rosdakarya,2001), h.1
97
James AF. Stoner, dkk, Peterj. : Alexander Sindoro, (Jakarta : Prenhallindo, 1996).h. 7
98
Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Bumi
Aksara,2008), h.1-2.
32
sumber daya organisasi dengan menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan

organisasi secara efektif dan efisien. 99

Kelima, Oemar Hamalik memberikan batasan manajemen sebagai proses

sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan

manusia lain serta sumber-sumber lainnya, menggunakan metode yang efiesien

dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. 100

Dalam term bahasa Arab, Istilah manajemen dipadankan dengan kata al-

idarah. Dr. Abdul Wahhab sebagaimana dikutip oleh Ahmad ibnu Daud al-

Muzjaji al-Asy‟ari dalam bukunya yang bejudul Muqaddimah al-Idarah al-

Islamiyah101 mendefinisikan manajemen sebagai :

Manajemen adalah aktivitas kelompok yang berkesinambungan dengan

menggunakan sumberdaya, berupa tindakan perencanaan,

pengorganisasian (pengaturan), memimpin dan mengawasi, untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sementara DR. Al-Hawari menyatakan definisi manajemen yang dikutip

Ahmad ibnu Daud al Muzjaji al-Asy‟ari102 menyatakan bahwa :

Manajemen adalah pelaksanaan kegiatan melalui orang lain melalui

proses perencanaan, pengorganisasian(pengaturan), pengarahan dan

pengawasan (kontrol) terhadap pelaksanaanya.

99
Wibowo, Manajemen Perubahan, (Jakarta : Rajawali Pres, 2008),h. 10
100
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum , (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 16.
101
Ahmad ibnu Daud al-Muzjaji, 2000, ‫خ‬٤ٓ ‫ ٓول ٓخ االكاهح االٍال‬، (Jeddah-SaudibArabia),
Cet. 1., h. 37-38
102
Ibid.
33
Manajemen di dalam Al-qur`an memiliki kata yang sepadan dengan al-tadbir

(kata ini memiliki arti memikirkan, mengatur, mengerahkan, melaksanakan, mengelola,

rekayasa, mengurus, membuat rencana, berusaha mengawasi) yang merupakan derivasi

dari kata dabbara (mengatur) untuk mencapai tujuan organisasi.103 Kata al-tadbir yang

terdapat di dalam ayat ayat Al-qur`an terletak dalam beberapa ayat, antara lain : 104

  


  
    
  
   
Artinya : “ Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian ( urusan ) itu naik
kepadanya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu”(Q.S.
Al-Sajdah,[32]:(5))105

Pada ayat lain juga terekspisit kata tersebut :

   


  
 
  
  
  
  
    
   
Artinya :

“Katakanlah, Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau
siapakah yang kuasa ( menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang
mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup
dan siapakah yang mengatur segala urusan ? Maka mereka akan menjawab, “ Allah.’

103
Sukarji dan Umiarso, Manajemen dalam Pendidikan Islam, ( Jakarta : Mitra Wacana
Media, 2014), h. 79.
104
Ramayulis, Op.Cit., 259
105
Al Qur‟an dan Terjemah, (Jakarta:Al-Fatih, 2009). h.415
34
Maka katakanlah ‘ Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?” (Q.S. Yunus,[10]:(31)).
106

Dalam dua ayat tersebut kata yudabbiru al-amra yang berarti mengatur urusan ;

mengatur dalam artian dengan tepat dan profesional, bukan seperti pada waktu sejarah

awal manajemen 7000 tahun yang lalu yang menyebutkan bahwa manajemen

merupakan sebuah proses berdasarkan trial and error, hanya sedikit atau bahkan tanpa

teori, dan hampir tidak terdapat penyebaran ide dan praktik. Tata laksana pengaturan

dan menjalankan urusan yang diajarkan Allah terhadap manusia tersebut sangat

berbeda. Ia penuh dengan keteraturan, keserasian dan kerapian mulai dari tingkat yang

paling sederhana hingga yang kompleks. Hal ini dapat di lihat pada proses bergantinya

malam dan siang yang teratur, bergiliran dan tidak ada diantara keduanya yang

berusaha mendahului, sebagaimana yang digambarkan dalam surat al-Qashash ayat 71:

   


   
   
   
   

Artinya :

Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus
menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan
sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar? (Q.S. al-
Qashash,[28]:(71)). 107

106
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.212
107
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.394
35
Pemikiran manajemen dalam Islam bersumber dari mash-nash Al-qur`an

dan petunjuk petunjuk Al-Sunnah. 108

Firman Allah dalam surah Al-Baqarah : 147

    


  

Artinya :
Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk
orang-orang yang ragu (Q.S. al-Baqarah,[2]:(147)).109

Allah berfirman dalam surah Ibrahim ayat : 1

   


  
  
  
  
 
Artinya :
“ Alif, laam raa. (ini adalah) kitab yang kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang
dengan izin tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi
Maha Terpuji.” (Q.S. Ibrahim,[14]:(1)).110

Allah berfirman dalam surah Ali Imran ayat :85

   


    
  
 

Artinya :

108
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah sebuah kajian Historis dan
Kontemporer, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), h.219
109
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.23
110
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.255
36
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
rugi.” (Q.S. Ali-Imran,[3]:(85)).111

Selain itu, manajemen dalam Islam juga berasaskan pada nilai-nilai

kemanusian yang berkembang dalam masyarakat pada waktu tersebut. Berbeda

dengan manajemen konvensional, ia merupakan suatu sistem yang aplikasinya

bersifat bebas nilai serta hanya berorientasi pada pencapaian manfaat duniawi

semata.112

Negara Islam pada masa Rasulullah Saw, sahabat Khulafa‟ al-Rasyidin,

Dinasti Umayah dan Abbasiyah telah menjalankan fungsi-fungsi manajemen.

Rasul dan para sahabat telah menggunakan manajemen untuk mengatur kehidupan

dan bersandar pada pemikiran manajemen Islam yang bersumber dari Al-qur`an

dan petunjuk rasul dalam hadis.113

Di antara karakteristik yang membedakan teori manajemen dalam Islam

dengan teori lain adalah fokus dan konsen teori Islam terhadap segala variabel

yang berpengaruh (influence) terhadap aktivitas manajemen dalam dan di luar

organisasi dan hubungan perilaku individu terhadap faktor-faktor sosial yang

berpengaruh. Teori Islam memberikan injeksi moral dalam manajemen, yakni

mengatur bagaimana seharusnya individu berperilaku. Tidak ada manajemen

dalam Islam kecuali ada nilai atau etika yang melingkupinya, sebagaimana tidak

mungkin membangun masyarakat muslim tanpa didasari dengan akhlak. 114

B. Manajemen Sumber Daya Manusia

111
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h. 60
112
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op Cit., h.219
113
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op.Cit., h.220
114
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op.Cit., h.235
37
Sumber daya manusia merupakan terjemahan dari bahasa Inggris human

resources.115 Maka ada yang menyatakan istilah human resources developmen (HRD)

sebagai sebutan terhadap manajemen sumber daya manusia. Disamping itu banyak juga

para ahli menggunakan istilah manpower management, bahkan banyak judul buku

menggunakan sebutan manajemen personalia atau manajemen kepegawaian ( Personal

management).116

Istilah sumber daya manusia dapat disamakan artinya dengan pekerja, pegawai

atau karyawan, yaitu orang yang mengerjakan atau mempunyai pekerjaan. 117

Penggunaan istilah Sumber daya manusia (SDM) dimaksudkan untuk lebih memperluas

kajian sehingga lebih bersifat universal dan tidak mengarah pada satu bidang pekerjaan

tertentu.118 Sumber daya manusia menurut Shetty dan Vernon B. Bucher (1985) dalam

Nanang Fatah terkandung aspek : kompetensi, ketrampilan/skill, kemampuan, sikap,

perilaku, motivasi dan komitmen.119

Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang

memfokuskan perhatiannya pada pengaturan peranan sumber daya manusia dalam

suatu kegiatan organisasi.120

Manajemen sumberdaya manusia (Human resources management) berbeda

dengan manajemen personalia (personnel management).121 Manajemen sumberdaya

115
Emeron Edison, Human Resource Development (Pengembangan Sumber Daya
Manusia),(Bandung: Alfabeta, 2010), h. 3
116
A. Sihotang, Manajemen Sumber Daya Manusia ( Jakarta : PT. Pradnya Paramita,
2007), h. 5
117
Nurul ulfiatun dan Teguh Triwiyanto, Manajemen Sumber Daya Manusia Bidang
pendidikan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2016), h. 2
118
Ibid.
119
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, ( Bandung : Rosda Karya, 1997), h.
13
120
TjuTju Yuniarnih dan Suwanto, Manajemen Sumber daya manusia ( Teori, Aplikasi
dan Isu penelitian)( Bandung : Alfabeta, 2013), h. 1
38
manusia menganggap bahwa karyawan adalah kekayaan (aset), jadi Manajemen

sumberdaya manusia ( MSDM) sifatnya lebih strategis bagi organisasi dalam mencapai

tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.122 Sedangkan manajemen personalia menganggap

karyawan sebagai salah satu faktor produksi yang harus dimanfaatkan secara produktif,

atau manajemen personalia lebih menekankan pada sistem dan prosedur.123

Beberapa pakar MSDM memberikan pandangan yang beragam tentang MSDM.

Schuler, Dowling, Smart dan Huber menyatakan bahwa :

Human resources management (HRM) is the recognition of the importance of an


organozation’s workforce as vital human resources contributing to the goals of
the organization, and the utilization of several functions and activities to ensure
that they are used effectively and fairly for the benefit of the individual the
organization and society.124

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa manajemen sumberdaya manusia

memberikan pengakuan tentang pentingnya tenaga kerja organisasi sebagai sumber

daya manusia utama yang memberi kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi

serta memberikan kepastian bahwa pelaksanaan fungsi dan kegiatan organisasi

dilaksanakan efektif dan adil bagi kepentingan individu, organisasi, dan masyarakat.

Amstrong berpendapat bahwa : “ The practice of human resource management


(HRM) is concerned with all aspects of how people are employed and managed in
organizations. It covers activities such as strategic HRM, human capital management,
corporate social responbility, knowledge management, organization development,
reward management, employee relations, employee well being and health and safety
and the provision of employee services. HRM practice has a strong conseptual basis
drawn from the behavioral science and from strategic management, human capital and

121
Ibid.
122
Ibid.
123
Ibid., h. 2
124
Sculer Randall S, Dowling, Peter J Smart, John P & Huber, Vadral, Human Resource
Management in Australia. (Anatarmom-wsw: Harper Education Publiser, 1992), h. 16
39
industrial relations theories. This foundation has been built with the helf of multitude of
reseach projects”.125

Praktek manajemen sumberdaya manusia (SDM) berkaitan dengan semua aspek

tentang bagaimana orang bekerja dan dikelola dalam organisasi. Ini mencakup kegiatan

seperti strategi SDM, manajemen SDM, tanggung jawab sosial perusahaan, manajemen

pengetahuan, pengembangan organisasi, sumber sumber SDM ( perencanan sumber

daya manusia, rekrutmen dan seleksi, dan manajemen bakat), manajemen kinerja,

pembelajaran dan pengembangan, manajemen imbalan, hubungan karyawan,

kesejahteraan karyawan, kesehatan dan keselamatan, serta penyediaan jasa karyawan.

Praktek SDM memiliki dasar konsep yang kuat, yang diambil dari ilmu perilaku dan dari

manajemen strategis, modal manusia, dan teori hubungan industrial. Pemahaman ini

dibangun dengan bantuan dari berbagai proyek-proyek penelitian.

Menurut Veithzal Rivai, Manajemen SDM merupaka salah satu bidang dari

manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

dan pengendalian. Proses ini terdapat dalam fungsi/bidang produksi, pemasaran,

keuangan, ataupun kepegawaian. Karena sumber daya manusia(SDM) dianggap semakin

penting perannya dalam pencapaian tujuan perusahaan, maka berbagai pengalaman

dan hasil penelitian dalam bidang SDM dikumpulkan secara sistematis dalam apa yang

disebut manajemen sumber daya manusia. Istilah manajemen mempunyai arti sebagai

125
Michael Armstrong. Armstrong‟s Handbook of Human Resouce Management
Practice 11th edition, (United Kingdom : Kogan page,2009), h. 4
40
kumpulan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya me-manage (mengelola)

sumber daya manusia.126

Manajemen sumber daya manusia adalah aktivitas untuk mencapai keberhasilan

organisasi mencapai tujuan dan berbagai sasarannya serta kemampuannya menghadapi

berbagai tantangan, baik yang bersifat eksternal maupun internal, melalui kebijakan-

kebijakan, praktik-praktik, serta sistem-sistem yang mempengaruhi perilaku, sikap dan

kinerja pegawai.127 Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu

manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada pengaturan peranan sumber daya

manusia dalam suatu kegiatan organisasi.128

Untuk melihat aktivitas manajemen sumber daya manusia dalam organisasi dapat

dilihat pada gambar 2.1129

126
Veitzal Rivai dan Eva J. Sagala, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk perusahaan
: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), h.1
127
Nurul Ulfiatun dan Teguh Triwiyanto, Op Cit., h. 3
128
TjuTju Yuniarnih dan Suwanto, Loc Cit., h. 1
129
Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Erlangga : Jakarta, 2012), h.
24
41
Kegiatan Manajemen

Visi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen :

Perencanaan, pengorganisasian, penyusunan sumber


daya manusia, penggerakan dan pengawasan

Manajemen Sumber Daya Manusia

Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia :

Pengadaan, Pemberian Kompensasi, Pengembangan Sumber


Daya Manusia, Pengintegrasian, dan Pemeliharaan
Strategik

Pelaksana Pekerjaan

Tindakan Pelaksana Pekerjaan

Pengetahuan, Ketrampilan, Kemampuan, dan Persyaratan-


Persyaratan Pekerjaan Lain

Operasional

42
Aktivitas manajemen sumber daya manusia mencakup suatu strategi yang

ditetapkan dan dijalankan oleh pengambilan keputusan untuk dapat memberikan hasil

kerja yang efektif. Pada tingkat strategik, pengelola sumber daya manusia harus dapat

merancang kegiatan-kegiatan sumber daya manusia untuk kepentingan keberlanjutan

kegiatan organisasi di masa yang akan datang.130

Dalam berbagai referensi umum, ada dua istilah yang perlu dibedakan untuk

menunjukkan ruang lingkup manajemen sumber daya manusia. Pada lingkup makro,

sering digunakan istilah human resources management, sedangkan pada lingkungan

mikro sering digunakan istilah personnel management. Human resources management

pada tingkat makro dapat dimaknai sebagai suatu program, kebijakan, dan praktik yang

mengatur tenaga kerja dalam organisasi kerja secara nasional. Sedangkan personnel

management pada tingkat mikro, lebih menekankan pada aktivitas yang berusaha untuk

memahami, mengembangkan, memotivasi, dan memelihara para pekerja di unit

organisasi kerja untuk dapat bekerja secara lebih baik.131

C. Aktifitas Sumber Daya Manusia

1. Perencanaan SDM

Perencanaan SDM adalah proses untuk menentukan jumlah dan jenis manusia

yang dibutuhkan oleh suatu organisasi/perusahaan dalam waktu dan tempat yang tepat

130
Ibid., h. 24
131
Nurul Ulfiatun dan Teguh Triwiyanto,Op.Cit., h.21
43
serta melakukan tugas yang sesuai yang diharapkan.132 Perencanaan SDM/tenaga kerja

adalah proses menentukan kebutuhan tenaga kerja dan mempertemukan kebutuhan

tersebut agar pelaksanaannya berintegrasi dengan rencana organisasi.133

Perencanaan tenaga kerja adalah Proses peramalan, pengembangan,

pengimplementasian, dan pengontrolan yang menjamin perusahaan mempunyai

kesesuaian jumlah pegawai, penempatan pegawai secara benar, waktu tepat,

bermanfaat secara ekonomis. (George Milkovich & Paul C.Nystrom, dalam Dale Yoder,

1981:173).134

Menurut pendapat pakar, perencanaan SDM berarti sebagai berikut:

Tabel 2.1 Definisi-definisi perencanaan sumber daya manusia yang dikemukakan para

pakar.135

Pakar Definisi

Arthur Sherman; George Human Resource Planning (HRP) is the process of


bohlader & Scott Snel (1996) anticipating and making provision for the movement of
people into, within, and out of an organization. Its
purpose is its recruitment, selection, training, carrer
planning, and other activities, to deploy these resource as
effectively as possible, where and when the are needed, in
order to accomplih the organization ‘ goals.”

William B.Werther, Jr. & Keith Human Resource Planning (HRP) systematically forecast
Davis (1993) an organization future demand for, and supply of,
employees. By estimating the number and type of
employees that will be needed, the human resource
department can better plan its recruitment, selection,

132
Sedarmayanti, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Bandung :
Refika Aditama,2017), h. 39
133
Ibid., h. 41
134
Ibid., h. 39
135
Wirawan Msl, Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, (Jakarta : Rajagrafindo
Persada,2015), h. 42
44
training, carrer planning, and other activities.”

Cynthia D. Fisher; Lyle F. “human resource planning is the process through which
Scoenfeldt & James B.Shaw organizational goals, as put forth in mission statement
and bussines plans, are translated into human resource
(1993) objectives concerning staffing levels and flow rates and,
and from these, into an integrated set of personnel
policies and programs. Human resources planning help to
assure that organization are neither over-nor
understaffed, that the right employees are placed in the
right jobs and in the right time, that organization and
environtmental change is anticipated and adjusted to
with minimum of cost, and that there is direction and
coherence to personnel activites.”

George T.Milkovich & John W. “Human resource planning is gathering and using
Boudreau (1991) information to support decisions about investing resource
in HR activities.”

Fred C.lunenburg (2012) “human resource planning involves identifying staffing


needs, forecasting available personnel, and determining
what additions or replacements need are required to
maintaining a staff of the desired quantity and quality to
achieve the organization’s goals. The human resource
function involves at least three different element: job
analysis, forecasting, demant and supply, and legal
restrains.”

Dilihat dari seluruh kegiatan yang dilakukan, maka posisi perencanaan terletak

pada awal sebelum kegiatan yang dilakukan, maka posisi perencanaan terlelak pada

awal sekali sebelum kegiatan atau fungsi lain dilakukan.

Beberapa syarat yang harus dipenuhi sehingga perencanaan dapat dikatakan baik, ialah :

1. Melalui rencana dapat mempermudah setiap upaya untuk mencapai tujuan

perusahaan. Oleh karena itu, sejak penyusunan hingga pelaksanaanya perlu

45
melibatkan semua pihak, karena rencana hanyalah sebagai alat dan bukan

tujuan sehingga melalui rencana yang dibuat dengan baik dapat mencapai

tujuan perusahaan;

2. Penyusunan perencanaan perlu ditangani oleh ahlinya dengan kemampuan

dan pengetahuan yang memadai.

3. Penyusunan perencanaan harus mereka yang ahli dan berpengalaman di

bidangnya.

4. Perencanaan yang baik perlu adanya kombinasi antara top down dan bottom

up ;

5. Perencanaan disusun harus didasarkan pada data yang akurat dan telah

melalui tahapan uji coba;

6. Perencanaan perlu disertai dengan program kerja atau action plan;

7. Perencanaan perlu secara jelas menggambarkan skala prioritas;

8. Perencanaan disusun dengan cara dan bahasa yang sederhana sehingga akan

memudahkan dalam pelaksanaanya, terutama bagi mereka yang tidak terlibat

dalam penyusunanan perencanaan;

9. Perencanaan yang baik adalah yang fleksibel, sebagai antisipasi perubahan,

kebijakan pemerintah dan kondisi yang tidak menentu;

10. Tersedia celah-celah untuk pada suatu saat tertentu terpaksa dilakukan

penyimpangan

46
11. Dalam penyusunan hendaknya telah diperhitungkan kemungkinan faktor-

faktor ketidakpastian;

12. Perencanaan dihitung serealistis mungkin, dengan mengabaikan keinginan-

keinginan pihak tertentu;

13. Perencanaan yang disusun adalah rencana yang mungkin dapat dilaksanakan,

artinya realistis;136

Melalui perencanaan sumberdaya manusian dapat dirancang kebutuhan

tenaga kerja di masa depan, baik dalam jumlah dan kualifikasinya untuk mengisi

berbagai jabatan dan untuk memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan

kebutuhan , perlu diperhatikan :

a. Tujuan dan sasaran strategis yang ingin dicapai dalam satu kurun waktu

tertentu di masa depan.

b. Tenaga kerja bukan hanya dilihat dari segi jumlah dan tugasnya, tetapi juga

potensi yang dimilikinya yang dapat dikembangkan.

Tahap yang paling kritis dari perencanaan sumber daya manusia adalah

penyusunan program, untuk itu ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam

penyusunan program yaitu :

1. Menghasilkan program alternatif berdasarkan model sumberdaya manusia

yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2. Mengevaluasi berbagai alternatifyang dihasilkan berdasarkan lima kriteria

136
Veitzal Rivai Zainal, Islamic Human Capital, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2014), h. 44
47
yaitu : (a) kemungkinan untuk suksess; (b) kemungkinan gagal;(c)

antisipasi besarnya biaya; (d) kelayakan teknis dari tindakan dan (e)

Kemungkinan dampaknya.

3. Memutuskan untuk melaksanakan seperangkat program yang terintegrasi

berdasarkan pencapaian tujuan sumber daya manusia seefisien, seefektif

dan seproduktif mungkin. 137

Gambar 2.2 Pilihan Strategis Mendapat Tenaga Kerja 138

Reaktif Proaktif

Luas
Sempit

Informal Formal

Kurang terkait Terkait erat dengan


dengan perencanaan perencanaan strategis

Tidak fleksibel Fleksibel

Gambar 2.3 Lingkup Perencanaan Sumber Daya Manusia139

137
Veitzal Rivai Zainal, Op.Cit, h. 49
138
Veitzal Rivai Zainal, Op.Cit, h.49
139
Veitzal Rivai Zainal, Op.Cit, h.50
48
Sempit Menengah Lebar

- Perekrutan - Perekrutan -Perekrutan

- Penyelesaian - Pelatihan dan - Pelatihan &


pengembangan pengembangan

- Penyelesaian - Sistem kompensasi

- Sistem Informasi

- Kesehatan

- Keselamatan kerja

- Penilaian

- Penyelesaian

a. Tujuan Perencanaan SDM

Secara sistematis tujuan diadakannya perencanaan SDM adalah untuk

membantu manajemen dalam pengambilan keputusan tentang SDM yang ada dan

dibutuhkan oleh organisasi.140 Tujuan perencanaan SDM adalah :

1. Menentukan kualitas dan kuantitas pegawai yang akan mengisi jabatan dalam

organisasi/perusahaan.

2. Menjamin tersedianya pegawai masa kini dan masa depan sehingga setiap

pekerjaan ada yang mengerjakannya.

3. Menghindari terjadinya kesalahan manajemen dan tumpang tindih pelaksanaan

tugas.

140
Donni Juni Priansa, Perencanaan dan Pengembangan SDM (Bandung : Alfabeta,
2014), h.50
49
4. Mempermudah koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi sehingga produktivitas kerja

meningkat.

5. Menghindari kelebihan/kekurangan pegawai.

6. Menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan, seleksi, pengembangan,

kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisplinan dan pemberhentian

pegawai.

7. Menjadi pedoman melaksanakan mutasi (vertical/horizontal) dan pensiun pegawai.

8. Menjadi dasar melakukan penilaian pegawai.141

Perencanaa SDM sebagai proses sistematis dan terus menerus dalam menganalisis

kebutuhan organisasi dan SDM dalam kondisi selalu berubah dan mengembangkan

kebijakan yang sesuai dengan rencana jangka panjang organisasi.142 Perencanaan SDM

merupakan bagian penting pada proses perencanaan strategis karena tidak saja

membantu organisasi/perusahaan dalam menentukan SDM yang diperlukan untuk

mencapai tujuan, tetapi membantu menentukan apa yang dapat dicapai dengan SDM

yang tersedia.143 Aspek pokok dalam perencanaan SDM yaitu :

1. Aspek sistematis merupakan proses yang disadari dan terencana, bukan sesuatu

yang mendadak.

2. Proses terus-menerus karena organisasi, tujuan, dan lingkungan selalu berubah.

3. Tujuan jangka pendek dan jangka panjang dengan penekanan pada rencana jangka

panjang.

141
Sedarmayanti, Op Cit., h. 39
142
Sedarmayanti, Op Cit., h. 44
143
Sedarmayanti, Op Cit., h. 40
50
4. Berhubungan dan integral dengan proses perencanaan perubahan karena

menentukan kebijakan dan prioritas organisasi akan dipengaruhi tersedianya SDM.

5. Persyaratan SDM harus dinilai dari sudut kualitas dan kuantitas.

6. Tingkat sumber daya bergantung pada kemampuan.

7. Sumber daya harus memenuhi persyaratan demi keefektifan organisasi.144

b. Pentingnya Perencanaan SDM

Pentingnya perencanaa SDM menurut Wahyudi dapat ditinjau dari beberapa

segi yaitu dari kepentingan individu; kepentingan organisasi; kepentingan Negara;

serta kepentingan perencanaan.145

Pentingnya Perencanaan SDM dapat dilihat dari :

a. Kepentingan Individu Pegawai

Dengan perencanaan SDM jelas, tegas dan akurat maka setiap pegawai dapat

mengetahui rencana manajemen SDM ditempat kerjanya.

b. Kepentingan Organisasi

Perencanaan SDM membantu pimpinan organisasi/perusahaan dalam

meningkatkan efisiensi SDM dan produktivitas kerja sehingga organisasi

perusahaan mampu mencapai tujuan jangka panjang.

c. Kepentingan Nasional

Perencanaan SDM penting bagi masyarakat karena merupakan sistem yang

diukuti dalam seleksi dan penarikan SDM. Organisasi/perusahaan akan

membutuhan SDM mengikuti ketentuan yang berlaku secara nasional sehingga

144
Sedarmayanti, Op Cit., h. 39-40
145
Donni Juni Priansa, Op.Cit., h. 51
51
mampu bersaing dengan negara lain di tingkat Internasional. Pegawai

berpotensi dapat dimanfaatkan pemerintah meningkatkan produktivitas

nasional dan membantu program pemerintah.146

Untuk itu, kegiatan perencanaan SDM dalam organisasi hendaknya berdasarkan

kepada filosofi perencanaan yang terdiri dari :

Tabel 2.2

Filosofi Perencanaan SDM147

NO Filosofi Penjelasan

1. Berfikir ke Depan Jika kita bicara perencanaan maka kita akan


mendiskusikan hal-hal yang terjadi di masa depan.

2. Mengontrol Masa Perencanaan SDM dapat meramalkan apa yang


Depan akan terjadi di masa yang akan datang.
Perencanaan yang baik akan mendorong penetapan
SDM yang lebih dini sehingga perencanaan SDM
yang baik merupakan gambaran bagaimana
mengkontrol kebutuhan SDM di masa depan

3. Proses Peramalan Perencanaan SDM merupakan proses peramalan.


Sehingga penyusunan yang ada merupakan
gambaran sederhana dari ramalan tentang masa

146
Sedarmayanti,Op Cit.,h.44
147
Donni Juni Priansa, Op Cit., h. 53
52
depan.

4. Pengambilan Perencanaan SDM membutuhkan adanya


keputusan secara pengambilan keputusan yang terpadu antara semua
Holistik level pekerjaan dan level structural organisai
sehingga keputusan yang diambil merupakan
sinergitas dari berbagai kepentingan.

5. Prosedur Formal Perencanaan SDM merupakan suatu prosedur


formal yaitu proses pengambilan keputusan
bersama yang dituangkan dalam dokumen formal.

c. Faktor Perencanaan SDM

Faktor yang mempengaruhi perencanaan SDM

1. Perubahan demografi

2. Perubahan teknologi

3. Kondisi peraturan perundang-undangan

4. Perubahan perilaku terhadap karier dan pekerjaan.148

d. Langkah dan Proses Perencanaan SDM

Langkah proses perencanaan SDM :

1. Meramalkan Kebutuhan SDM

Meramalkan kebutuhan SDM terdiri dari berbagai teknik/pendekatan yang

digunakan, sehingga perusahaan/organisasi dapat menentukan teknik paling akurat.

a. Perencanaan untuk status Quo

148
Sedarmayanti, Op Cit., h. 39
53
Pola ini tepat digunakan apabila pendekatan perencanaan merupakan

pendekatan paling sederhana untuk meramalkan kebutuhan SDM pada masa

yang akan dating dengan anggapan persedian SDM yang ada cukup.

Penggantiannya hanya untuk SDM yang dipromosikan dan SDM yang keluar.

b. Petunjuk Praktis

Pola ini mudah digunakan, karena perusahaan/organisasi mempunyai keyakinan

perbandingan pengaruh dengan pegawainya, misal: satu orang pengawas

membawahi 10 pegawai.

c. Metode Delphi

Metode ini mengandalkan pendapat ahli dalam membuat ramalan jangka

panjang.

d. Skenario

Memungkinkan perencana mempertimbangkan beberapa faktor guna

meramalkan kebutuhan SDM tiap keadaan tertentu.

e. Peramalan unit

Memerlukan manajer/supervisor yang memperkirakan kebutuhan SDM untuk

tahun berikutnya. Ramalan unit ditambahkan untuk ramalan total.

f. Simulasi Komputer

54
Untuk meramalkan kebutuhan SDM paling rumit, simulasi berupa gambaran

proses organisasi, kebijakan dan gerakan SDM.149

2. Pengadaan Sumberdaya Manusia

a. Rekrutmen dan Seleksi

Menurut Rivai (2004:161) filosofi dari rekrutmen meliputi:

Mutu karyawan yang akan direkrut harus sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan

untuk mendapatkan mutu yang sesuai. Untuk itu sebelumnya perlu dibuat : (a) analisis

pekerjaan, (b) deskripsi pekerjaan, dan (c) spesifikasi pekerjaan

 Jumlah karyawan yang diperlukan harus sesuai dengan job yang tersedia untuk
untuk mendapatkan hal tersebut perlu dilakukan: (a) peramalan kebutuhan tenaga
kerja, (b)analis terhadap kebutuhan tenaga kerja, (b) analisis terhadap kebutuhan
tenaga kerja (work force analysis).

 Biaya yang diperlukan diminimalkan.

 Perencanaan dan keputusan-keputusan strategis tentang perekrutan.

 Fleksibiliti.

 Pertimbangan-pertimbangan hukum.

b. Metode Rekrutmen

Terdapat banyak metode yang bisa diterapkan oleh organisasi dalam merekrut

pegawai. Tabel 2.3 menyajikan beberapa metode perekrutan yang lazim digunakan oleh

organisasi.

149
Sedarmayanti, Op Cit., h. 49
55
No Metode Penjelasan

1 Teori Deret Menentukan jumlah Pegawai yang bekerja atas beban kerja
yang bervariasi setiap harinya. Misalnya berapa jumlah
pewancara yang diperlukan apabila datangnya pelamar tidak
teratur atau tidak dapat dipastikan

2 Sampel Pengontrolan daftar inventaris pembukuan,kesimpulan ciri-ciri


populasi pegawai dan tingkat reabilitas yang khusus.

3 Program Linear Menentukan sumber-sumber yang jarang dalam kebiasaan yang


umum dalam suatu organisasi. Memilah-milah calon pegawai
melalui simbol-simbol atau variabel-variabel yang diterima
untuk menjadi linier

4 Teori Keputusan Badan eksekutif yang menetapkan langsung calon mana yang
direkrut dan berapa banyak jumlah pekerja yang dibutuhkan

5 Korelasi Membandingkan korelasi fungsional departemen, terisi satu


apakah menyebabkan terganggu departemen yang lain.

6 Teori Permainan Metode ini menyajikan rekrutmen melalui persaingan antara


pelamar kerja.

7 Metode Nomor Ukuran dari turun naiknya harga, jumlah kegiatan organisasi
Indeks dikaitkan dengan suatu periode, disajikan dalam nomor verbal

8 Analisis Rentetan Penafsiran penarikan pegawai, biaya pelatihan, dan produksi,


Waktu dalam suatu periode

9 Simulasi Pengetesan pekerja melalui suatu simulasi proses pekerjaan


rutin dalam jangka pendek atau pada waktu tes.

10 Teknik Reviu Member gambaran kepada calon pegawai yang diterima


Program Evaluasi tentang jaringan kejadian dan kegiatan kerja, penetapan
sumber-sumber, pertimbangan waktu dan ongkos, menyusun
jaringan, dan saluran kritik dari prosedur rekrutmen.

11 Stastik Chart Menentukan kelas-kelas departemen dengan kualifikasi syarat


Kontrol Kualitas pekerja tertentu untuk dapat memasukinya, sehingga dapat
mengontrol dan menentukan pekerja.

12 Model Inventori Menentukan pegawai dihubungakan dengan inventaris


organiasi

13 Model Integrasi Mengurangi sekecil mungkin biaya pekerja, produksi, dan


Produksi inventaris

56
Rekrutmen atau penarikan berkenaan dengan pencarian dan penarikan sejumlah

karyawan potensian yang akan diseleksi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

organisasi. Penarikan menyangkut usaha untuk memperoleh karyawan dalam jumlah

yang tepat dengan kemampun-kemampuan yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan-

jabatan yang tersedia. Gorton sebagaimana dikutip Ibrahim Bafadal mengatakan,”

Tujuan rekruitmen pegawai adalah menyediakan calon pegawai yang betul-betul baik

(surplus of candidate) dan paling memenuhi kualifikasi ( mase qualified and outstanding

individual) untuk sebuah posisi.

Mengenai sumber tenaga kerja (pegawai/karyawan), cakupannya sangat luas, dan

bisa direkut melalui :

 Sumber intern, menempatkan karyawan diantara karyawan yang sudah ada

 Menggunakan jasa karyawan/pegawai lama, menggunakan jasa karyawan lama

untuk menarik temana, tetangga, saudara dari mereka untuk bekerja pada

perusahaan tersebut.

 Melalui lembaga-lembaga pendidikan

 Mengambil dari perusahaan/instansi lain.

 Mencari langsung ke tempat sumber tenaga kerja.

 Melalui advertasi.

 Memanfaatkan kantor penempatan tenaga.

C. Proses seleksi

Agar memperoleh tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan yang

dibutuhkan, seleksi SDM harus dilakukan secara sistematis. Gambar 2.4

57
melukiskan proses seleksi SDM yang meliputi 8 langkah sebagai berikut:

1. Menyusun tim 4. seleksi 6. melakukan 8. pengumuman 9. pengangkatan,


seleksi
administrative Wawancara hasil seleksi pelatihan

prajabatan &

2. Menyusun 3.mentabulasi 5. melakukan tes 7. Uji Kesehatan Penempatan


kriteria seleksi data para pelamar
seleksi fisik dan Jiwa

a. menyusun tim seleksi

b. menyusun kriteria seleksi

c. mentabulasi data pelamar

d. seleksi administratif

e. Melakukan tes

3. Pelatihan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia

a. Pengertian Pelatihan dan pengembangan Sumberdaya manusia

Para ahli memberikan pengertian yang beragam tentang pengembangan

SDM, pelatihan, dan pelatihan & pengembangan. Mondy dan Noe mendefinisikan

pengembangan sumber daya manusia ( human resource development ) sebagai “ a

major HRM function that consists not only of T & D but also individual career

planning and development activities and performance appraisal”. (Fungsi utama

MSDM yang mencakup tidak hanya pelatihan dan pengembangan karir individu

serta penilaian kinerja).150

150
Mondy, R. W., & Noe, R. M. (2005). Human Resorce Management, ( 9th Ed.).
Massachusetts : Prentice –Hall, h. 202
58
Berikut ini adalah beberapa pengertian pelatihan dan pengembangan dari

sejumlah ahli dan institusi.

a) A short-term learning learning intervention. It is intended to build on

individual knowlegde, skills, and attitudes to meet present or future work

requirepment. Intervensi pembelajaran jangka pendek, yang ditujukan untuk

mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang datang. 151

b) The systematic process of altering the behaviour of employees in a direction

that will achieve organization goals. Training is related to present job skills

and abilities to be succesfull. (Proses sistematis untuk mengubah perilaku

karyawan, yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Pelatihan

terkait dengan ketrampilan dan kemampuan pekerjaan saat ini. Orientasinya

adalah saat ini dan membantu karyawan menguasai ketrampilan dan

kemampuan spesifik agar berhasil dalam pekerjaan.152

b. Tujuan Pengembangan SDM

151
Rothwel & Sredl, dalam Dubois, D. D. & Rothwell, W. J. (2004). Competency-Based
Human Resource Management, Palo Alto, California: Davies-Black Publishing, h. 9.
152
Ivancevich, J. M. (2007), Human resource management, (10th Ed.). New York:
McGraw-Hill/Irwin, h.399
59
Pengembangan SDM organisasi memiliki banyak tujuan, baik secara eksternal

maupun internal. Tujuan pengembangan SDM secara internal disajikan sebagai

berikut153 :

Tabel 2.4

Tujuan Pengembangan SDM Secara Internal

No Tujuan Penjelasan

1. Meningkatkan Produktivitas kerja pegawai dalam organisasi terkait dengan


kualitas maupun kuantitas kerja yang dihasilkannya. Peningkatan
Produktivitas produktivitas kerja pegawai dapat dilakukan melalui
Kerja. pengembangan SDM. Pengembangan SDM dalam organisai akan
meningkatkan kemampuan manajerial, ke mampuan berpikir,
kemampuan teknis pegawai.

a. Kemampuan manajerial.
Kemampuan untuk mengatur atau memanajemen suatu
prosedur pekerjaan sehingga dapat berjalan dengan baik dan
sesuai dengan rencana

b. Kemampuan Berpikir
Merupakan kemampuan pegawai untuk dapat menggunakan
pikirannya dalam pekerjaan sehingga individu pegawai
bukanlah sebuah benda yang dapat diperintah apa saja,
namun merupakan pegawai yang memiliki akal dan pikiran
untuk dikembangkan

c. Kemampuan teknis
merupakan kemampuan pegawai dalam menggunakan
perlengkapan dan peralatan yang ada di dalam organisasi.

2 Melakukan Pengembangan SDM, baik di level manajerial maupun operasional


dalam suatu organisasi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi.
Efisiensi Efisiensi organisasi sangatlah penting untuk meningkatkan daya
saing organisasi ditengah persaingan dengan organisasi lain.
Efisiensi dapat berupa tenaga, waktu, biaya, dan bahan baku, serta

153
Donni Juni Priansa, Op. Cit., h. 148

60
berkurangnya kerusakan dari mesin-mesin sehingga efisiensi dapat
dikatakan suatu tindakan yang sangat penting dan sangat berguna
bagi organisasi untuk dapat meningkatkan laba yang diinginkan
organisasi tersebut.

3. Melakukan Pengembangan SDM yang tepat akan mampu meningkatkan


efektivitas organisasasi. Organisasi yang efektif adalah organisasi
Efisiensi yang mampu merancang program pengembangan organisasi dan
berhasil melaksanakan program-program tersebut melebihi
harapan-harapan yang ada di dalamnya.

4. Pencegahan Banyak pegawai yang tidak mampu memfungsikan atau


kerusakan memanfaatkan peralatan dan perlengkapan kantor dengan
semestinya sehingga menyebabkan risiko kerusakan peralatan
dan perlengkapan kantor jadi lebih tinggi. Melalui pengembangan
SDM yang tepat, diharapkan kerusakan peralatan dan
perlengkapan kantor dapat dikurangi karena pegawai dapat
memanfaatkan dengan baik peralatan dan perlengkapan yang ada
di kantor.

5. Mengurangi Perkembangan SDM juga bermanfaat bagi pengurangan


kecelakaan kerja. Dengan demikian, jika pegawai yang bekerja
Kecelakaan tidak mengalami kecelakaan, maka sudah dapat dipastikan bahwa
Kerja pegawai tersebut sudah terampil dan professional dalam
mengemban pekerjaan.

Organisasi yang tidak mampu melakukan pengembangan SDM


dengan tepat cenderung akan sering menempatkan pegawai yang
tidak tepat pada pekerjaan yang diembannya sehingga resiko
terjadinya kecelakaan kerja menjadi semakin tinggi.

6. Peningkatan Pengembangan SDM yang tepat akan mampu meningkatkan


pelayanan internal yang lebih optimal, terutama bagi pelanggan
Pelayanan internal yaitu seluruh pegawai yang ada di dalam organisasi.
Internal Peningkatan pelayanan tersebut, dimana setiap pegawai
menyadari dan memahami pentingnya keterlibatan untuk
mensukseskan seluruh pekerjaan yang ada di organisasibukan
hanya pekerjaan yang ada di unit kerja, akan menggerakkan roda
organisasi mencapai visi organisasi dengan lebih optimal.

7. Moral pegawai Moral pegawai sangat penting bagi organisasi, karena dengan
moral pegawai yang baik maka setiap hasil pekerjaan sesuai
dengan apa yang diinginkan organisasi. Dengan adanya

61
pengembangan pegawai, maka moral pegawai diharapkan akan
lebih baik, dimana keahlian dan ketrampilan serta kemampuan
yang dimiliki pegawai sesuai dengan pekerjaannya, sehingga
pegawai bekerja semangat dan antusias dalam menyelesaikan
setiap pekerjaan dengan hasil yang memuaskan bagi organisasi.

8. Karir Persyaratan suatu jabatan menitikberatkan pada syarat-syarat


individual yang dibutuhkan untuk mengemban jabatan dan bekerja
dengan lebih optimal. Jabatan dalam organisasi menuntut adanya
dukungan pendidikan dan pengalaman pelatihan yang saling
menunjang. Melalui pendidikan dan pelatihan yang tepat bagi
pegawai diharapkan akan memberikan kesempatan karier yang
lebih luas, bahkan pegawai diberi kesempatan untuk duduk di level
strategis yang ada di dalam organisasi, karena organisasi
memberikan kesempatan kepada siapa saja yang mau terlibat
untuk mengemban organisasi

9. Kepimpinan Suatu organisasi membutuhkan seorang pimimpin yang cakap,


dimana dia harus mampu mengelola segala kegiatan dan aktivitas
yang ada dalam organisasi. Pengemban perlu dilakukan pula
kepada pemimpin mengingat jabatan pimpinan memegang
peranan sangat vital. Tugas seorang pimpinan tidak hanya
berhubungan dengan orang yang berada di atas tapi ia juga harus
mampu berhubungan dengan orang-orang yang ada dibawahnya.
Dengan adanya pengembangan tersebut, diharapkan seorang
pemimpin dapat melakukan tugasnya secara baik, sehingga
keberhasilan ataupun kegagalan yang diperoleh organisasi,
bergantung pada bagaimana pemimpin dalam mengatur, menjaga,
dan menjalankan setiap rencana yang telah ditetapkan dengan
adanya komunikasi yang baik antara bawahan dengan atasan.

10. Suksesi Pengembangan SDM yang tepat juga akan menggerakkan siklus
kepemimpinan kepemimpinan yang ada di dalam organisasi. Organisasi akan
mendorong calon-calon pemimpin yang berasal dari internal
organisasi untuk berkembang, sehingga suksesi kepemimpinan
yang ada di dalam organisasi akan berjalan dengan baik.

11. Kompensasi Pengembangan SDM dapat meningkatkan kompetensi dan


ketrampilan SDM sehingga pekerjaan yang diembannya akan lebih
efektif dan efesien serta pegawai mampu mengemban pekerjaan
lebih banyak. Dengan demikian akan meningkatkan kompensasi
yang diterima oleh pegawai dari organisasi. Konsep ini saat ini

62
dilakukan melalui insentif berbasis kinerja (IBK) dimana pegawai
yang memiliki kompetensi dan ketrampilan yang tinggi dan mampu
mengemban pekerjaan dengan lebih efektif, efesien, serta beban
kerja yang tinggi akan memperoleh penghasilan tambahan berupa
insentif yang besarannya ditententukan atas kinerja pegawai itu
sendiri.

Selain tujuan pengembangan SDM secara internal, pengembangan SDM juga

memiliki tujuan eksternal. Beberapa tujuan pengembangan SDM secara eksternal

disajikan dalam tabel 2.5 berikut ini154

Tabel. 2.5

Tujuan Pengembangan SDM Secara Eksternal

No Tujuan Penjelasan

1. Tuntutan pelanggan Pegawai yang mampu mengemban pekerjaanya


dengan professional akan mampu memenuhi
kebutuhan pelanggan sehingga pelanggan
merasa puas

2. Globalisasi Pegawai berorientasi global menjadi kebutuhan


strategis untuk meraih keberhasilan tingkat
global

3. Persaingan Pengembangan SDM yang tepat mampu


menghasilkan SDM yang berkompetensi yang
dapat bersaing dengan SDM organisasi lain

4. Semakin Tingginya Biaya Pengembangan SDM diperlukan agar organisasi


Pegawai mampu memperkerjakan pegawai dalam
jumlah yang ramping namum mampu
mengemban pekerjaan yang lebih banyak dan
efektif.

154
Donni Juni Priansa, Op Cit., h. 151
63
C. Prinsip Pengembangan SDM

Prinsip pengembangan SDM pada dasarnya adalah peningkatan kualitas,

kuantitas, maupun kemampuan kerja pegawai untuk mengemban tugasnya di masa

yang akan datang.155 Beberapa prinsip lainnya yang penting diperhatikan dalam

pengembangan SDM disajikan dalam tabel 2.6 berikut ini :

Tabel 2.6

Prinsip Pengembangan SDM

No Prinsip Penjelasan

1. Motivasi Tingginya motivasi yang dimiliki oleh pegawai mendorong pegawai


untuk semakin cepat dan sunggunh-sungguh dalam mempelajari
perilaku, pengetahuan, ketrampilan, maupun beradaptasi dengan
organisasi. Motivasi tersebut timbul dari dorongan diri senidri (internal)
maupun dorongan dari luar dirinya (eksternal). Motivasi eksternal
muncul dari adanya program kesejahteraan pegawai, gaji akan
meningkat, dan berbagai insentif lainnya. Pengembangan SDM harus
berhubungan dengan motivasi pegawai, sehingga pegawai akan terlibat
dengan baik dalam proses perkembangan SDM.

2. Laporan Hasil pengembangan SDM dapat dijadikan sebagai bahan informas


kemajuan untuk mengetahui bagaimana perbandingan antara pegawai pada saat
sebelum mendapat pengembangan, dan pegawai pada saat setelah
memperoleh program pengembangan. Perbandingan tersebut dapat
bersifat positif dan negative, artinya pengembangan pegawai tersebut
apakah dapat meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan efesiensi
kerja pegawai, atau sebaliknya.

3. Latihan Pegawai pada dasarnya dapat menguasai pengetahuan dan ketrampilan


yang baru. Untuk itu, diperlukan program pengembangan SDM yang
diatur secara cermat dan tepat sehingga program pengembangan SDM
yang diberikan mampu dipraktekkan dalam pekerjaan. Pengembangan
SDM yang lebih efektif adalah dengan latihan yang dapat meningkatkan
kemampuan dan keahlian praktik yang dimilik pegawai. Pengembangan

155
Donni Juni Priansa, Op.Cit., h. 151

64
SDM melalui latihan ini membutuhkan pengorbanan waktu dan biaya
yang tidak sedikit, namun hasil yang diperoleh akan lebih efektif sesuai
dengan kebutuhan organisasi dan pegawai.

4. Perbedaan Perbedaan individu perlu dijadikan pijakan dalam melaksanakan


individu program perkembangan SDM. Perbedaan tersebut bukan perbedaan
jenis kelamin, status social, ekonomi tetapi perbedaan tingkat
kecerdasan dan bakat pegawai, maka dari itu pengembangan SDM yang
paling efektif ialah dengan menyesuaikan kemampuan individu dengan
program pengembangan SDM yang diberikan.

Setelah berakhirnya pendidikan dan pelatihan, seyogyanya dilakukan evaluasi yang

mencakup:

1. Evaluasi terhadap proses

a. Organisasi penyelenggaraan diklat (administrasi, konsumsi, ruangan, petugas,

dan lain-lain)

b. Penyampaian materi diklat (relevansi, kedalaman, pengajar, dll).

2. evaluasi terhadap hasilnya mencakup evaluasi sejauh mana materi yang diberikan

dikuasi/diserap peserta diklat.

Untuk menilai keberhasilan program, manajemen harus mengevaluasi kegiatan

latihan dan pengembangan secara sistematis. Evaluasi latihan dan pengembangan dapat

mengikuti langkah berikut:

Gambar 2.5

Evaluasi latihan dan pengembangan dapat mengikuti langkah berikut:

65
Kriteria Evaluasi Tes Purna

(Post Test)
Tes Pendahuluan
Transfer Atas
Promosi
Karyawan Dilatih/
Tindak Lanjut
Dikembangkan

Setelah evaluasi dalam latihan dan pengembangan dilaksanakan, maka hasil evaluasi

digunakan untuk perbaikan/penyempurnaan latihan dan pengembangan di waktu yang

akan datang.156

tujuan pengembangan sumber daya manusia

Menurut Carrelet.al (1995:40), menyatakan bahwa tujuan dari pelatihan antara

lain adalah:

1) Meningkatkan kualitas kinerja

2) Memperbaharui ketrampilan karyawan

3) Menghindarkan penerapan manajerila yang telah usang

4) Memecahkan masalah organisasi

5) Mempersiapkan karyawan yang akan dipromosikan dan pengelolaan suksesi

kepemimpinan

156
Sedarmayanti, Op. Cit., h. 132
66
6) Memberikan bekal pelatihan kepada karyawan baru untuk orientasi.

7) Memenuhi kebutuhan karyawan.157

c. Model Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia

Beberapa konsep manajemen pemberdayaan SDM yang berkembang sajak

manajemen generasi IV hingga Generasi V sekarang ini diantaranta adalah konsep

manajemen multi budaya, organisasi pembelajaran, dan benchmarking.

1) Model Manajemen Multi Budaya

makna manajemen multi budaya (pluralisme budaya) ialah upaya mengelola budaya

yang berbeda-beda, memberdayakannya sehingga dapat meningkatkan kinerja suatu

organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Budaya dapat diartikan sebagai cipta,

rasa, karsa/karya seseorang/seseorang/kelompok, bangsa, organisasi, yang berarti ada

keragaman nilai, baik secara individu, kelompok dalam organisasi bisnis maupun non

profit.

Esensi dari manajemen multi buday terletak pada komunikasi, baik melalui kata-

kata, benda material, maupun prilaku didasarkan pada informasi yang sebaik mungkin

tentang keragaman budaya .Pentingnya peranan komunikasi dalam manajemen multi

budaya, maka perlu direkayasa model-model komunikasi yang sesuai dengan kasus-kasu

157
Tjutju Yuniarsih dan Suwatno, Op. Cit., h. 39

67
yang dihadapi. Dibawah ini adalah contoh model komunikasi multi budaya, seperti

diragakan oleh Gambar 2.6.

Model kepercayaan, Nilai dan Komunikasi Multi Budaya

Imbalan
ganjaran

Nilai Komunikasi

Kepercayaan

 Hidup  Persaingan  Organisasi social


 Alam  Kemandirian  Komunikasi non verbal
 Sejarah  Langsung  Tanggapan emosional
 Agama  Ambil resiko  Estetika
 Keselarasan kelompok  Makanan
 Kerjasama  Orientasi kegiatan
 Umur – Senioritas
 Informasi
 Pengabdian
 Hubungan
 Keselarasan Keluarga
 Formalitas/Status

68
Dari gambaran di atas tersirat pengertian bahwa prilaku seseorang (dalam

bisnis, kehidupan social, pemerintah dan lainnya) dipengerahui sistem kepercayaan, juga

oleh nilai-nilai yang dianutnya dan diberi ganjaran (imbalan).158

2) Model Learning Organization

Organisasi pembelajaran merupakan suatu kegiatan berorganisasi (lazimnya dalam

bentuk kelompok) untuk meningkatkan penguasaan ilmu, ketrampilan, profesionalisme,

dan bidang-bidang lainnya, yang sifatnya berkelanjutan. Kurang lebih mirip keizen,

hanya saja organisasi pembelajaran meliputi ruang lingkup yang beraneka ragam.

Peter Senge mengetengahkan konsep learning organization dengan lima prinsip

disiplin belajar (yang disebut “the fifth discipline”). Kelima prinsip tersebut bekerja

secara bersama-sama dan merupakan suatu sistem. Kontribusi setiap disiplin akan

tampak pada proses learning itu sendiri secara berangkai. Pembahasan singkat kelima

disiplin disampaikan sebagai berikut :

1. Personal Mastery, merupakan kegiatan belajar mengajar yang untuk meningkatkan

kapasitas pribadi. Setiap orang hingga dapat menciptakan hasil yang paling

diinginkan, dan menciptakan lingkunag organisasi yang mendorong kearah yang

lebih berani dari para anggotanya untuk mengembangkan diri menuju maksud dan

tujuan yang dipilihnya. Kegiatan yang dilakukan tidak hanya berwujud pendidikan,

pelatihan dan pengembangan. Namun termasuk bagaimana kita membawa

pengetahuan ke dalam organisasi dan menggunakan kreativitas untuk menjaga

158
Tjutju Yuniarsih dan Suwatno, Op. Cit., h. 41

69
individu dan organisasi mendengarkan, mengetahui dan melakukan perubahan

keadaan lingkungan .

2. Mental Model, merupakan refleksi dari adanya kesinambungan peningkatan

pengetahuan yang memperjelas gambaran internal tentang dirinya di dalam dunia.

Gambaran ini diangkat ke permukaan, ditunjukan dan akan menjadi pengetahuan

eksplisit (explicit knowledge), juga memperlihatkan bagaimana actions dan decisions

dapat ditampilkan. Mental model ini dimiliki oleh setiap individu anggota organisasi.

Karenanya organisasi dapat memanfaatkan mental model yang menggunakan

kesadaran orang untuk membaca realitas sosial. Garvin mengatakan bahwa dengan

menggunakan metal model, kita akan mendapatkan kondisi organisasi yang seluruh

analis diwarnai oleh mental model anggota organisasi yang siap menyiapkan

gagasan secara objektif dan sekaligus membuat pikiran secara terbuka serta dapat

menerima pikiran orang lain

3. Shared Vision, menyediakan basis untuk berpikir secara umum guna membuat

komitmen, sehingga shared vison ini penting untuk menghasilkan focus dan energi

dalam learning. Shared vision dapat digunakan untuk menggalang “a sense

commitment” kelompok, dengan cara mengembangkan image masing-masing

anggotanya secara bersama tentang masa depan yang akan dicari dan akan

diciptakan. Hal tersebut diraih dengan melalui prinspi-prinsip serta praktek kegiatan-

kegiatan yang terarah serta menghindari adanya pembangkangan dari para anggota

organisi agar tujuan yang diinginkan dapat diraih.

4. Team Learning, merupakan suatu metode untuk mengharmonisasikan kekuataan

individu secara umum, untuk mengarah pada suatu visi . bersama. Kegiatan ini

merupakan proses transformasi konversasional disertai ketrampilan beroikir

70
kolektif, sehingga kelompok learning ini tampil meyakinkan untuk dapat

mengembangkan intelejensia serta kemampuan dan bakat yang lebih besar dari

sejumlah anggota tim secara individual. Team learning dapat mengembangkan pola-

pola interaksi yang baik, mengurangi pola-pola interaksi yang bersifat defensif atau

pola-pola interaksi yang tidak dipahami. Lebih jauh, team learning ini akan

mengembangkan pola interaksi yang bersifat dialog, tidak saling tekan dan

memahami setiap pemikiran anggota organisasi.

5. System Thinking, merupakan sesuatu yang membuat seluruh tipe learning bekerja

dalam harmoni. Ini merupakan suatu cara berpikir tentang keseluruhan (holistic),

dan suatu bahasa untuk dimengerti dan dijelaskan. Juga merupakan kerangka kerja

konseptual, menggambarkan sosok pengetahuan dan analisis yang dapat

memudahkan kita untuk memahami semua pola-pola interaksi dalam suatu sistem.

Sistem ini mengindikasikan adanya berbagai kekuatan dan interelasi yang

membentuk perilaku sistem. Disiplin ini menolong kita agar dapat melihat

bagaimana sistem itu dapat berubah dan melakukan perubahan ke arah yang lebih

efektif (Garfin, 1993). Disamping itu, system thinking dapat digunakan untuk

mengambil langkah yang lebih serasi dengan berbagi proses yang lebih luas secara

alami dalam.dunia ekonomi.159

Hakikat dari organisasi pembelajaran adalah siklus dari keahlian dan kemampuan

kesadaran dan kepekaan sikap dan keyakinan dari seluruh (wilayah) perubahan yang

langgeng (siklus belajar yang dalam). Secara sederhan dapat digambarkan pada gambar

2.7

159
Tjutju Yuniarsih dan Suwatno, Op.Cit., h. 44

71
KESADARAN DAN
SIKAP DAN Wilayah perubahan
KEPEKAAN
KEYAKINAN yang Abadi (Siklus
belajar yang
dalam)

KEAHLIAN DAN
KEMAMPUAN

3) Model Benchmarking

Istilah lain dari benchmarking adalah patok duga, meniru dengan memodifikasi

(imitation with modification). Berikut beberapa rumusan pengertian benchmarking

antara lain:

a. Benchmarking is continuous, systematic process for evaluating the product,

service and work processes of organization that are recognized as representing

best practice, for the purpose of organizational improvement (spendolini,1992

dalam Nisjar S & Winardi, 1997:178)

b. Patok duga adalah suatu proses belajar yang berlangsung secara sistematik dan

terus menerus dimana setiap bagian dari perusahaan dibandingkan dengan

perusahaan yang terbaik atau pesaing yang paling unggul (Teddy Prawira dalam

Tjiptono & Diana, 2001:233)

72
c. Benchmarking dapat dirumuskan sebagai aktivitas imitation with modification,

dimana di dalam istilah modification sudah terkandung makna improvement

(Nisjar S & Winardi)

Dari beberapa rumusan pengertian benchmarking di atas, dapat dirangkum

beberapa hal penting berikut :

a. Tujuan utama benchmarking adalah menemukan kunci atau rahasia sukses dan

kemudian mengadaptasi dan memperbaikinya untuk diterapkan pada perusahaan

(organisasi) yang melaksanakan benchmarking tersebut.

b. Benchmarking bersifat legal, paling tidak melibatkan dua perusahaan (organisasi)

yang sebelumnya telah sepakat untuk membagi informasi mengenai proses

(legalitas ini diikat dalam etika benchmarking yang diatur dan bersumber dari

international benchmarking clearinghouse/IBC).

c. Perlu persiapan fisik dan mental untuk melaksanakan benchmarking karena

merupakan proses yang cukup panjang dan berat, diharapkan produk akhirnya yang

unggul, sehingga mempunyai keunggulan kompetitif.160

Untuk melaksanakan konsep benchmarking, terdapat empat langkah yang harus

dilakukan, sebagaiman diperagakan pada gambar 2.8

Bertindak Merencanakan

Merinci/ Merencanakan

Mengadaptasi/ Studi yang

Memodifikasi Bersangkutan
160
Tjutju Yuniarsih dan Suwatno, Op. Cit., h. 48
(menyempurnakan)
Menganalisis Mengumpulkan 73
data
Data
4) Model Gemba Kaizen

Konsep gemba kaizen merupakan model dari teori Z, tetapi bersifat

“kemanajemenannya” yang lengkap dan teruji dengan baik. Konsep ini sukses di jepang

dilaksanakan dijepang dan kemudian meluas ke Negara lain. Gemba diartikan sebagai

tempat yang sebenarnya, tempat di mana kejadian terjadi atau tempat dimana produk,

jasa pelayanan dibuat. Karena itu gemba terdapat dimana-mana.

Kaizen (keizen), diartikan sebagai penyempurnaan, perbaikan berkesinambungan

melibatkan semua orang, baik manajer (pimpinan) dan karyawan dengan biaya yang

tidak seberapa. Falsafah kaizen berpandangan bahwa cara hidup kita, apakah kehidupan

kerja, kehidupan social, kehidupan rumah tangga, hendaknya berfokus kepada upaya

perbaikan terus menerus, kecil bertahap, berguna (berlawanan dengan inovasi yang

drastic, yang sekali gebrak dan berbiaya tinggi). Kaizen adalah integrasi dari Total Quality

Control (TQC), cacat nihil (Zero Damaged=ZD), tepat waktu (Just in Time=JIT) dan sistem

saran (SS). Dengan demikian kaizen adalah TQC+ZD+JIT+SS.

Strategi kazien meliputi pandangan terhadap fungsi tugas; pandangan terhadap

konsep perbaikan; hubungan proses dan hasil; siklus Plan-Do-Check-Act (PDCA)=

Rencanakan – Kerjakan – Periksa – Tindak Lanjut dan siklus standarize – Do – Check –

Act (SDCA)= Standarisasi – Kerjakan – Periksa – tindak lanjut; mengutamakan kualitas;

berbicara dengan data yang akurat dan pentingnya posisi konsumen.161

161
Tjutju Yuniarsih dan Suwatno, Op Cit., h. 51
74
Pandangan terhadap fungsi tugas dan konsep perbaikan, dapat digambarkan pada

Gambar 2.9

Manajemen Puncak

Perbaikan
Manajemen Madya
Pemeliharaan

Pengawas (Supervisor)

Karvawan

Inovasi Manajemen Puncak

Kaizen
Manajemen Madya
Pemeliharaan

Pengawas (Supervisor)

Karyawan

c) Pemeliharaan sumberdaya manusia

1. Pengertian Pemeliharaan SDM

Pemeliharaan SDM merupakan usaha untuk membina dan

mengembangkan kondisi fisik, mental, sikap dan prilaku karyawan agar karyawan

menjadi loyal dan mampu bekerja secara optimal sesuai dengan kebutuhan

perusahaan. Kondisi tersebut mampu terwujud apabila ditunjang dengan

kenyamanan kerja dan kesehateraan karyawan yang memadai. Hal tersebut sesuai

75
dengan maksud yang disampaikan oleh Hasibuan yang menyatakan bahwa

pemeliharaan SDM merupakan usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan

Kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan, agar mereka tetap loyal dan bekerja

produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan.

Karyawan merupakan aset (kekayaan) utama setiap perusahaan, yang

selalu ikut aktif berperan dan paling berperan tercapai tidaknya tujuan perusahaan.

Oleh karena itu, keamanan dan keselamatan perlu mendapat pemeliharaan sebaik-

baiknya dari pimpinan perusahaan. 162

2. Tujuan dan Asas Pemeliharaan SDM

Tujuan pemeliharaan antara lain : a) untuk meningkatkan produktivitas kerja

karyawan; b) meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi karyawan; c)

meningkatkan loyalitas dan menurunkan turn over karyawan; d) memberikan

ketenangan, keamanan dan kenyamanan karyawan; e) meningkatkan

kesajahteraan karyawan dan keluarganya; f) memperbaiki kondisi fisik, mental

dan sikap karyawan; g) mengurangi konflik dan menciptakan suasana yang

harmonis; dan mengefektifkan pengadaan karyawan. Sedangkan asas

pemeliharaan dan ialah sebagai berikut:

a. Asas Manfaat dan Efisiensi

Pemeliharaan harus efisien dan memberikan manfaat yang optimal bagi

perusahaan dan karyawan, dapat meningkatkan prestasi kerja, keamanan dan

kesehatan dan loyalitas karyawana dalam mencapai tujuan.

162
Suwatno dan Donni Juni Priansa, Op.Cit., h. 249
76
b. Asas Kebutuhan dan Kepuasan

Asas kebutuahan dan kepuasan sangat penting untuk tujuan pemeliharaan

keamanan, kesehatan dan sikap loyal karyawan, sehingga mereka bersikap efektif

dan efisien agar menunjang tercapainya tujuan perusahaan.

c. Asas Peraturan Kelayakan

Keadilan dan kelayakan akan menciptakan ketenangan dan konsentrasi

karyawan terhadap tugas-tugas, sehingga semangat kerja, kerja sama dan

disiplin karyawan meningkat.

d. Asas Peraturan Legal

Peraturan legal yang bersumber dan Undang-Undang, keputusan presiden dan

keputusan menteri harus dijadikan asas pemeliharaan untuk mengindarkan

terjadi konflik dengan serikat buruh dengan pemerintah.

e. Asas Kemampuan

Pemeliharaan karyawan yang dilakukan organisasi harus sesuai dengan

kemampuan perusahaan sehingga jangan sampai pemeliharaan kesejahteraan

karyawan mengakibatkan hancurnya perusahaan. 163

3. Pentingnya Pemeliharaan sumber daya manusia

Pemeliharaan sumber daya manusia dimaksudkan sebegai suatu kegiatan

manajemen untuk mempertahankan stamina sumber daya manusia dalam

melakukan pekerjaan dalam suatu perusahaan. Dengan demikian yang

163
Suwatno dan Donni Juni Priansa, Op Cit., h. 250
77
bersangkutan tidak mengalami gangguan kerja selama melakukan tugas yang

dibebankan kepadanya. Untuk memelihara stamina, perlu dilakukan usaha

perlindungan fisik, jiwa dan raga karyawan dari berbagai macam ancaman yang

merugikan. Upaya pemeliharaan perlu dilakukan terus-menerus tanpa henti,

selama yang bersangkutan masih masih mempunyai hubungan kerja dengan

perusahaan.164

4. Kegiatan Pemeliharaan Sumber daya Manusia

Kegiatan Pemeliharaan terhadap sumber daya manusia yang dilakukan

perusahaan melakuakan sasaran utama, yaitu tetap bertahannya sumber daya

manusia dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Sumber daya

manusia akan terdorong tetap bekerja memberikan tenaganya, kemampuannya

pikiran dan waktunya bagi kemajuan perusahaan.

Kegiatan sumber daya manusia secara rinci untuk:

a. Meningkatkan loyalitas sumber daya manusia terhadap perusahaan.

b. Meningkatkan motivasi dan disiplin kerja.

c. Meningkatkan semangat dan kegairahan kerja.

d. Meningakatkan rasa aman, rasa bangga dan ketenangan jiwa sumber daya

manusia dalam melakukan pekerjaan.

e. Meningkatkan kinerja sumber daya manusia.

f. Menurunkan tingkat kemangkiran sumber daya manusia.

g. Menurunkan tingkat turn over sumber daya manusia.

h. Menciptakan suasana hubungan kerja yang harmonis dan kebersamaan.

164
Sedarmayanti, Op Cit., h. 229
78
Penyusunan program pemeliharaan ini harus didasarkan pada kondisi nyata

yang terdapat dalam perusahaan dan kemungkinan masa datang yang akan

dihadapi. Pada dasarnya pemiliharaan yang dapat dilakukan perusahaan dapat

dibedakan atas tiga macam, yaitu:

a. Pemeliharaan sumber daya manusia yang bersifat ekonomis

b. Pemeliharaan sumber daya manusia yang bersifat penyediaan fasilitas.

c. Pemeliharaan sumber daya manusia yang berupa pemberian pelayanan. 165

5. Metode-metode Perawatan

Pemilihan metode yang tepat sangat penting agar pelaksanaannya efektif

dalam mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Perawatan sumber daya

manusia juga merupakan suatu langkah proteksi yang dilakukan perusahaan

terhadap karyawannnya.

1) Komunikasi

Komunikasi adalah hubungan lisan maupun tulisan dua orang atau lebih yang

dapat menimbulkan pemahaman dalam suatu masalah.

2) Pemberian Insentif

Insentif merupakan suatu strategi yang dilakukan oleh sebuah

perusahaan/organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan

efisiensi dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam dunia

bisnis.

3) Pemberian Kesejahteraan Karyawan

165
Sedarmayanti, Op.Cit., h. 230
79
Pemberian kesejahteraan karyawan dapat dilakukan melalui berbagai cara,

antara lain sebagaimana diuraikan sebagai berikut ini.

a) Pelayanan Kesehatan

Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menunjang

segala aktivitas manusia. Untuk itu, maka setiap individu manusia

berusaha untuk selalu menjaga kesehatan jasmaninya

b) Jaminan sosial

Menurut PP No.40 tahun 2004 jaminan sosial adalah salah satu bentuk

perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi

kebutuhan dasar hidup yang layak.

c) Keselamatan dan Kesehatan Kerja

berdasarkan pendapat Megginson (1981:364) tersebut dapat diambil

pengertian bahwa istilah keselamatan mencakup kedua istilah resiko

keselamatan dan resiko kesehatan. Resiko keselamatan merupakan aspek-

aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran,

ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang,

kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Sedangkan kesehatan

kerja menunjukan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental,

emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. 166

d) Penilaian sumberdaya manusia

Penilaian kinerja adalah proses yang dilakukan organisasi untuk mengevaluasi atau

menialai keberhasilan karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Penilaian dapat

166
Tjutju Yuniarsih dan Suwatno, Op.Cit., h. 120
80
dilakukan dengan membandingkan hasil kerja yang dicapai karyawan dengan standard

pekerjaan. Bila hasil kerja yang diperoleh sampai atau melebihi standard pekerjaan

dapat dikatakan kinerja seseorang karyawan termasuk pada kategori baik. Demikian

sebaliknya, seorang karyawan yang hasil pekerjaannya tidak mancapai standard

pekerjaan termasuk pada kinerja yang tidak baik atau berkinerja rendah.167

Bagi suatu perusahaan penilaian kinerja memiliki berbagai manfaat antara lain,

evaluasi antarindividu dalam organisasi, pengembangan dalam diri setiap individu,

pemeliharaan sistem, dan dokumentasi.

1. Evaluasi antar individu dalam organisasi

Penilaian kinerja dapat bertujuan untuk menilai kinerja setiap individu dalam

organisasi. Tujuan ini dapat memberi manfaat dalam menentukan jumlah dan jenis

kompensasi yang merupakan hak bagi setiap individu dalam organisasi. Kepentingan lain

atas tujuan ini adalah sebagai dasar dalam memutuskan pemindahan pekerjaan (job

transferring) pada posisi yang tepat, promosi pekerjaan, mutasi atau demosi sampai

tindakan pemberhentian.

2. Pengembangan diri setiap individu dalam organisasi

Penilaian kinerja pada tujuan ini bermanfaat untuk pengembangan karyawan. Setiap

individu dalam organisasi dinilai kinerjanya, bagi karyawan yang memiliki kinerja rendah

perlu dilakukan pengembangan baik melalui pendidikan maupun pelatihan. Karyawan

yang berkinerja rendah disebabkan kurangnya pengetahuan atas pekerjaannya akan

167
Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Erlangga,2012), h. 231

81
ditingkatkan pendidikannya, sedangkan bagi karyawan yang kurang terampil dalam

pekerjaannya akan diberi pelatihan yang sesuai.

3. Pemeliharaan Sistem

Berbagai sistem yang ada dalam organisasi, setiap subsistem yang ada saling

berkaitan antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Salah satu subsistem yang

tidak berfungsi dengan baik akan mengganggu jalannya subsistem yang lain. Oleh karena

itu, sistem dalam organisasi perlu dipelihara dengan baik. Tujuan pemeliharaan sistem

akan memberi beberapa manfaat antara lain, pengembangan perusahaan dari individu,

evaluasi pencapaian tujuan oleh individu atau tim, perencanaan sumber daya manusia,

penentuan dan identifikasi kebutuhan pengembangan organisasi, dan audit atas sumber

daya manusia.

4. Dokumentasi

Penilaian kinerja akan memberi manfaat sebagai dasar tindak lanjut dalam posisi

pekerjaan karyawan di masa akan datang. Manfaat penilaian kinerja disini berkaitan

dengan keputusan-keputusan manajemen sumber daya manusia, dan sebagai kriteria

untuk pengujian validitas.168

D. Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan

Dalam kesatuan sistem organisasi pendidikan di sekolah, yang disebut sumber daya

manusia tidak hanya tenaga pendidik, tetapi juga tenaga kependidikan lainnya. Jika yang

dimaksudkan pendidik di sekolah dapat disebut guru, maka yang dimaksud tenaga

kependidikan lainnya adalah pustakawan, teknisi sumber belajar, staf tata usaha, dan

168
Ibid., h. 232
82
tenaga yang lainnya. 169 Bahkan dalam kesatuan sistem organisasi pendidikan pada

lingkup pengelolaan yang lebih tinggi, yang dimaksud sumber daya manusia tidak hanya

pendidik yang disebut guru dan tenaga kependidikan yang disebut pustakawan, teknisi

sumber belajar, dan staf tata usaha, tetapi juga sebutan lain termasuk didalamnya

adalah pengurus yayasan atau staf pemerintah yang ikut mengelola pendidikan.170

Dengan demikian, yang dimaksud sumber daya manusia dalam pendidikan adalah

semua orang yang bekerja di/untuk penyelenggaraan pendidikan (sistem pendidikan).171

Manajemen sumber daya manusia pendidikan adalah segala kegiatan berkaitan dengan

pengakuan akan pentingnya sumber daya manusia yang ada di sekolah sebagai sumber

yang vital dan memberinkan sumbangan bermakna terhadap pencapaian tujuan

pendidikan, serta menjamin bahwa sumber itu dimanfaatkan secara efektif dan adil

demi kemaslahatan individu, sekolah dan masyarakat.172

Manajemen sumber daya manusia pendidikan adalah segala kegiatan yang

berkaitan dengan pengakuan akan pentingnya sumber daya manusia yang ada di

sekolah sebagai sumber vital dan memberikan sumbangan bermakna terhadap

pencapaian tujuan pendidikan, serta menjamin bahwa sumber itu dimanfaatkan

secara efektif dan adil demi kemaslahatan individu, sekolah dan masyarakat. 173

Dalam lingkunga pekerjaan bidang pendidikan, secara umum ada dua

kelompok manusia dalam penyelenggaraan pendidikan, yang pada tataran teknis

operasional dapat diistilahkan : (1) kelompok orang yang disebut peserta didik,

169
Nurul ulfiatun dan Teguh Triwiyanto, Op Cit., h. 4
170
Nurul ulfiatun dan Teguh Triwiyanto, Op Cit., h. 4
171
Nurul ulfiatun dan Teguh Triwiyanto, Op Cit., h. 4
172
Nurul ulfiatun dan Teguh Triwiyanto, Op Cit., h. 11
173
Nurul ulfiatun dan Teguh Triwiyanto, Op Cit., h. 11
83
dan (2) kelompok orang yang disebut pendidik dan tenaga kependidikan. Peserta

didik adalah adalah semua orang yang mengikuti pendidikan. Sedangkan pendidik

dan tenaga kependidikan adalah semua orang yang menyelengarakan proses

pendidikan. Semua orang yang tergolong pendidik dan tenaga kependidikan itulah

yang disebut sumber daya manusia pendidikan. 174

Dalam undang-undang Republik indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, secara teknis disebutkan istilah Pendidik dan Tenaga

kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,

widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan

kehususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Sedangkan yang dimaksud tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang

mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

Secara garis besar manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia

pendidikan Islam biasanya dikelompokkan menjadi dua kelompok; yaitu :

a. Pegawai edukatif, yaitu pegawai yang bertanggung-jawab dalam kegiatan

belajar mengajar, baik langsung di dalam kelas mengenai bidang studi

tertentu, maupun tidak langsung sebagai petugas bimbingan dan penyuluhan.

b. Pegawai non educatif, yaitu pegawai yang membantu kelancaran kegiatan

belajar-mengajar, sebagai petugas tata usaha dan penjaga/pesuruh. 175

Dinyatakan bahwa pendidik adalah tenaga profesional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

174
Nurul ulfiatun dan Teguh Triwiyanto, Op Cit., h. 3
175
M. Ahmad Rohani, PGRI dan Pembinaan Profesi Guru, ( Semarang, 1989), h.27
84
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidikan di

perguruan tinggi. Sedangkan tenaga kependidikan bertugas melaksanakan

administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis

untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Berangkat dari

pernyataan inilah kemudian ada pemilahan sebutan kelompok yang tergolong

pendidik dan kelompok yang tergolong tenaga kependidikan.

Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) Nomor 20

tahun 2003, Bab XI pasal 39 ayat :

(1) Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,

pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses

pendidikan pada satuan pendidikan.

(2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian

kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

(3) Pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan menengah

disebut guru dan pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan tinggi

disebut dosen.176

Sedangkan pada Bab XI pasal 40 atat (1) dan (2) dijelaskan mengenai

hak dan kewajiban pendidik dan tenga kependidikan, yaitu :

176
Undang-undang SISDIKNAS ( Sistem Pendidikan Nasional), Nomor no tahun 2003,
Bab XI pasal 39 ayat (1) dan (2), h. 30.
85
(1) Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh `:

a) Penghasilan dan jaminan kesejahteraan yang memadai

b) Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja

c) Pembinaan karir sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas,

d) Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil

kekayaan intelektual dan

e) Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana dan fasilitas

pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

(2) Pendidik dan kependidikan berkewajiban :

a) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,

kreatif, dinamis dan dialogis,

b) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningktkan mutu

pendidikan , dan

c) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan

kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. 177

Beberapa kompetensi akademik guru yang telah diatur dalam permendiknas No. 16

Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru, diantaranya :

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultur,

emosional dan intelektual.

2. Menguasai teori belajar dan pronsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

177
Undang-undang SISDIKNAS ( Sistem Pendidikan Nasional), Nomor no tahun 2003,
Bab XI pasal 40 ayat (1) dan (2), h. 31.
86
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang

diampu.

4. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan

penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimiliki.

Ngalimin Purwanto merinci karakteristik kinerja guru yang dapat dilihat dari :

a. Guru selalu berupaya membimbing anak didik seutuhnya

b. Guru selalu menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik

masing-masing.

c. Guru selalu mengadakan komunikasi terutama untuk memperoleh informasi

tentang anak didik.

d. Guru selalu menciptakan suasana kehidupan madrasah sehingga peserta didik

betah berada dan belajar di madrasah.

e. Guru selalu memelihara hubungan dengan orangtua peserta didik.

f. Guru selalu memelihara hubungan baik dengan masyarakat.

g. Guru selalu berupaya untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu

profesinya, seperti membaca buku, mengikuti lokakarya, seminar, penataran

dan kegiatan penelitian.

h. Guru selalu menciptakana dan memelihara hubungan antara sesama guru.

i. Guru selalu tunduk terhadap kebijaksanaan dan ketentuan pemerintah dalam

bidang pendidikan.

87
j. Guru melakukan tugas profesinya dengan disiplin san rasa pengabdian. 178

Secara substansial, sumber daya manusia yang disebut pendidik dan

tenaga kependidikan merupakan salah satu komponen instrumental input yang

melakukan kesatuan proses kegiatan pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

Walaupun kedudukannya sebagai salah satu komponen dari sejumlah komponen

yang ada, namun keberadaannya sangat strategis karena sebagai penentu dan

pembuka di tengah-tengah komponen lain seperti kurikulum, sarana-prasarana,

biaya dan lainnya, untuk mengantarkan peserta menjadi luaran yang lebih

bermakna di masyarakat. Oleh karena itu, seluruh perangkat pendidik dan tenaga

kependidikan mempunyai fungsi, peran dan kedudukan yang sangat strategis

untuk menyelenggarkan proses pendidikan yang berkualitas di berbagai satuan

jenis dan jenjang pendidikan diperlukan pendidik dan tenaga kependidikan yang

andal dan secara khusus mampu melaksanakan tugas penyelenggaraan

pembelajaran yang terbaik. Gambar 2.9 Memperlihatkan keterkaitan pendidik dan

tenaga kependidikan sebagai komponen instrumental input yang melakukan

kesatuan proses kegiatan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. 179

Gambar 2.10 Konsep Manajemen Sumber daya manusia Pendidikan

BALIKAN EFEKTIVITAS

NORMATIF

KONDISI
178
M.Ngalimin Purwanto, Administrasi dan Supervisi pendidikan, ( Bandung : Remaja
Rossakarya,2003), h. 156-159
PENDIDIK
179 DAN
Nurul Ulfiatun dan Teguh Triwiyanto, Op Cit., h. 6
TENAGA

KEPEDIDIKAN 88
PROSES HASIL PRODUKTIVITAS
PENDIDIKAN

BALIKAN
EFISIENSI
NORMATIF

Untuk mendapatkan dan memberdayakan pendidik, tenaga kependidikan

dan sumber daya manusia lain diperlukan sistem manajemen yang benar dan

fungsional. Fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia tersebut dapat

dikelompokkan menjadi dua fungsi besar, yaitu fungsi manajerial dan fungsi

operasional.

Fungsi-fungsi manajerial yaitu : (1) perencanaan (planning), (2)

pengorganisasian (organizing), (3) pengarahan (directing) dan (4) pengawasan

(controlling). Fungsi-fungsi operasional itu antara lain : (1) pengadaan atau

perekrutan ( recruitment), (2) pengembangan ( development), (3) pembayaran

(compensation) dan (4) pemutusan hubungan kerja ( separation).

Gambar 2.11 Sistem dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan.180

Fungsi-fungsi manajerial :

(1)Perencanaan (Planning), (2) Pengorganisasian


(Organizing), (3) Pengarahan (Directing), &
(4)(Controlling)

180
Nurul Ulfiatun dan Teguh Triwiyanto, Op Cit., h. 7
89
Perekrutan Pengembangan Pembayaran Pemutusan
hubungan
(Recrutment) ( Development) (Compensation) kerja
Kinerja
(Separation) Pendidikan

Gambar 2.11 memperlihatkan sistem dan fungsi manajemen sumber daya

manusia.

E. Tujuan dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan

Untuk mencapai kebermaknaan sumber daya manusia yang optimal, maka

diperlukan manajemen dengan tujuan yang jelas. Tujuan manajemen dapat dilihat

dari tingkat yang paling rendah yaitu tingkat personal (personal objective), naik ke

tingkat yang lebih tinggi yaitu tujuan fungsional ( functional objective),

dilanjutkan ke tujuan organisasional ( organization objective) dan puncaknya

untuk tujuan layanan masyarakat secara nasional dan internasional (society

objective).181

Tujuan personal ( personal objective) yaitu membantu sumber daya

manusia untuk mencapai tujuan dari individunya. Tujuan fungsional (functional

objective) adalah tujuan yang memelihara kontribusi bagian-bagian dalam

organisasi agar sumber daya manusia pada bagian-bagian itu dapat menjalankan

tugas secara optimal. Tujuan organisasional yaitu tujuan yang terkait dengan

tujuan keefektifan organisasi. Sedangkan tujuan masyarakat yaitu tujuan untuk

memenuhi kebutuhan dan tantangan yang timbul di masyarakat, sehingga

181
Nurul Ulfiatun dan Teguh Triwiyanto, Op Cit., h.11
90
organisasi diharabkan dapat memberi manfaat atau keuntungan bagi

masyarakat.182

Pada lingkup organisasi pendidikan, fungsi manajemen sumber daya manusia

encakup kegiatan lain sebagai berikut : (1) perencanaan, (2) pengadaan, (3)

seleksi, (4) orientasi, (5) penempatan dan penugasan, (6) kopensasi dan

kesejahteraan, (7) pemberdayaan, (8) pengembangan kompetensi keprofesian dan

jalur karir, (9) penilaian kinerja, dan (10) pemberhentian dan pemutusan kerja. 183

F. Perkembangan Historis Teori Manajemen Sumber Daya Manusia

Pendidikan

1. Periode Scientific Management

Kajian ilmiah tentang manajemen diawali pada periode Scientific Management

yang terjadi tahun 1880-1930an. Dipelopori oleh Frederick Winslow Taylor,

seorang insiyur mesin yang bekerja di Yale & Towne Manufacturing Company, ia

berhasil meneliti “job task” yang ada di perusahaannya tempat bekerja. Taylor

dikenal sebagai tokoh gerakan “ Scientific Management”. Manajemen ilmiah

yang dikembangkan oleh Taylor didasarkan pada empat prinsip, yaitu :“ (1) the

development of the „ one best way‟ of doing a job, (2) the selection and

development of worker, (3) the bringing together of methods and men, and (4) the

close cooperation of managers and workers.”184

182
Nurul Ulfiatun dan Teguh Triwiyanto, Op Cit., h.13
183
Nurul Ulfiatun dan Teguh Triwiyanto, Op Cit., h.23
184
Nurul Ulfiatun dan Teguh Triwiyanto, Op Cit., h.17-18
91
Keempat prinsip manajemen ilmiah ini didesain untuk memaksimalkan

produktivitas kerja. Titik berat dari pemikiran Taylor ialah peningkatan efiesiensi

dan keefektifan pekerja tingkat bawah dengan cara meningkatkan produktivitas

dan memperbesar bidang produksi. Fungsi manajemen menurut Taylor ialah

Planning, Directing and Organizing of Workyang disingkat PDO.185

Sementara itu, pelopor lain bernama Henri Fayol ( 1860-1916) dari

perancis juga mempelajari teori manajemen. Fayol tertarik mempelajari aplikasi

teori administrasi di pemerintahan.

Melalui makalah awal berjudul “ Administration industriaelle et generale”

yang dipublikasikan pada tahun 1916, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa

Inggris dan disebarluaskan sampai dengan tahun 1949. Diskusi makalah Fayol

tentang prinsip-prinsip dan unsur-unsur manajemen dijabarkan menjadi empat

belas prinsip manajemen yang menjadi penekanan bagi seorang manajer untuk

diaplikasikan dalam mengubah keadaan, yaitu : (1) division of work, (2) authority,

(3) discipline, (4) unity of command, (5) unity of direction, (6) subordination of

individual interests to the general interest, (7) remuneration, (8) centralization,

(9) scalar chain ( line of authority), (10) order, (11) equity, (12) stability of tenure

personnel, (13) initiative, and (14) esprit de corps”.186

Empat belas prinsip tersebut dikembangkan oleh Fayol dari pengalaman

dan pengamatannya di tempat kerja. Dalam presentasinya, Fayol akhirnya

menyusun kerangka unsur unsur manajemen yang kemudian terkenal denga

istilah “ planning, organizing, commanding, coordinating, and controlling”. Hasil


185
Husaini Usman, Manajemen (Teori, Praktik dan Riset pendidikan), ( Jakarta : Bumi
aksara, 2013), h. 35
186
Nurul Ulfiatun dan Teguh Triwiyanto, Op Cit., h.18
92
kerja Taylor dan Fayol sebenarnya saling melengkapi. Keduanya percaya bahwa

manajemen sumber daya manusia ( management of personnel) dan sumber-

sumber lain merupakan kunci dari keberhasilan suatu organisasi perusahaan.

Keduanya mempelajari manajemen dengan pendekatan ilmiah. Namun keduanya

berbeda dalam orientasi menekannya. Taylor lebih menekankan pada rangking

dan konsentrasi pegawai tingkat operasional (tingkat bawah), sedangkan

Fayol lebih tertarik menekankan banyaknya waktu yang dimanfaatkan para

eksekutif atau manajer di atas.187

Siagian dalam Nurul Ulfiatun dan Teguh Triwiyanto menyatakan bahwa

apabila disimak secara cermat, terlihat bahwa pertumbuhannya, gerakan

manajemen ilmiah lebih menyoroti peningkatan efisiensi dan produktivitas para

pegawai dalam menggunakan mesin-mesin yang mahal dan bukan pada perlakuan

para pekerja yang sesuai dengan harkat dan martabatnya. 188

c. Periode Human Relations

Setelah manajemen dipelajari secara ilmiah, selanjutnya banyak kalangan

peneliti di perguruan tinggi yang tertarik mempelajari manajemen. Di samping

itu, untuk menangani kepegawaian di bidang industri, dalam sistem pemerintahan

mulai dibentuk “ Labor Departement” pada sekitar tahun 1902-an, yang kemudian

diperbaiki menjadi “Personnel Departemen” pada tahun 1910-an. Dengan

demikian, manajemen akhirnya diterima sebagai disiplin ilmu yang dipelajari

187
Nurul Ulfiatun dan Teguh Triwiyanto, Op Cit., h.18-19
188
Nurul Ulfiatun dan Teguh Triwiyanto, Op Cit., h.19
93
sebagai program studi di perguruan tinggi dan diterapkan di banyak organisasi

pemerintahan dan perusahaan. 189

Pendekatan ini muncul untuk merevisi teori manajemen klasik yang

ternyata tidak sepenuhnya menghasilkan efiesiensi produksi dan keharmonisan

kerja. Para ahli selanjutnya melengkapi teori manajemen klasik dengan

menerapkan sosiologi dan psikologi dalam manajemen. 190

Munsterberg (1863-1916) adalah profesor psikologi jerman lulusan

Harvard University dan mendapat julukan Bapak Psikologi Industri yang terkenal

dengan bukunya yang berjudul, Psychology and Industrial Efficiency. Ia

menggunakan peralatan-peralatan psikologi untuk membantu peningkatan

produktivitas dan menyatakan bahwa untuk meningkatan produktivitas dapat

dilakukan dengan tiga cara, yaitu (1) menerima pekerja terbaik, (2) menciptakan

pekerjaan terbaik dan (3) penggunaan pengaruh yang terbaik untuk merangsang

motivasi kerja. Ia juga menyarankan agar teknik-teknik manajemen menggunakan

hasil eksperimen psikologi. Ia juga menyarankan agar faktor sosial dan budaya

turut dipertimbangkan dalam suatu organisasi. Kontribusi utama Musterberg

untuk manajemen adalah ialah aplikasi psikologi industri dalam manajemen. 191

Mayo (1880-1949) terkenal dengan penelitian Hawthorne. Menurut

penelitian Hawthorne, hubungan manusia merupakan istilah umum yang serung

dipakai untuk menggambarkan cara interaksi manajer dengan bawahannya secara

manusiawi. Untuk menciptakan hubungan manusiawi yang baik maka manajer

harus memahami alasan-alasan pekerja bekerja dengan cara tertentu, tidak dengan
189
Nurul Ulfiatun dan Teguh Triwiyanto, OP Cit., h.19
190
Husaini Usman, Op Cit., h.45
191
Husaini Usman, Op Cit., h.46
94
cara yang lainnya. Selain itu, Mayo juga meneliti faktor-faktor sosial dan

psikologi yang dapat mempengaruhi motivasi pekerja.

Mayo (1880-1949) dan asistennya Roethlisberger (1898-1974) membagi

dua kelompok pekerja yang masing masing terdiri atas enam orang pada dua

ruang terpisah. Satu ruang dilakukan eksperimen berupa upah dinaikkan, hari

kerja dan minggu kerja diperpendek, lama istirahat dan jam makan siang diubah-

ubah, jam istirahat disuruh memilih sendiri, kesempatan untuk mengusulkan jam

istirahat agar diubah sesuai saran. Sementara itu, kelompok di ruang lainnya

dengan kondisi seperti biasa. Hasilnya menunjukkan ternyata kedua kelompok

menunjukkan peningkatan produktivitas. 192

Kesimpulannya, ternyata kelompok pekerja terpilih terjalin hubungan

emosional (merasa senasib) yang dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Perhatian pengawas (peneliti) terhadap mereka memotivasinya untuk

meningkatkan produktivitas kerja. Pengaruh terhadap meningkatnya produktivitas

kerja disebut sebagai Hawthorne effect.193

d. Periode Behavioral

Teori perilaku merupakan pengembangan dari pendekatan hubungan

manusiawi. Pendekatan ini memandang bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh

sistem sosialnya.194 Tokoh-tokoh pendekatan ini sebagai berikut.

(1) Maslow yang terkenal dengan teori hierarki kebutuhan untuk menjelaskan

perilaku manusia dalam kaitannya dengan motivasi manusia.

192
Husaini Usman, Op Cit., h.47
193
Husaini Usman, Op Cit., h.47
194
Husaini Usman, Op Cit., h. 49
95
(2) McGregor dengan teori X dan Y

(3) Herzberg dengan teori dua faktor ( hygiene-motivation)

(4) McClelland dengan teori need of power, need of affiliation, and need of

achievement.

(5) Blake dan Mouton dengan teori managerial Grid.

(6) Likert dengan teori empat sistemnya.

(7) Fiedler dengan pendekatan kotingensi dalam teori kepemimpinannya.

(8) Argyris dengan teori organisasi sebagai sistem budayanya dan optimal

actualization-organization and individual.

(9) Getzels &Guba dengan teori sistem sosial-nomotetis dan idiografisnya.

(10) Schein dengan penelitian dinamika kelompoknya.

(11) Vroom dengan teori ekspektansinya.

(12) Reddin dengan teori tiga dimensi kepemimpinannya.

(13) Mintzberg, et al., dengan struktur organisasinya.

(14) Ochi dengan teori Z-nya sebagai kombinasi budaya Amerika dan jepang.

(15) Hersey & Blanchard dengan kepemimpinan situasionalnya.

(16) Bass dengan kepemimpinan transformasionalnya.

(17) Deming dengan PDCA dan TQM-nya.

(18) Goleman dengan kepemimpinan primal dan emosionalnya.

(19) Manning & Curtis dengan kepemimpinan heroiknya.

(20) Ryan dengan kepemimpinan moralnya. 195

195
Husaini Usman, Op Cit., h. 49
96
Beberapa prinsip perilaku antara lain (1) pendekatan motivasi yang menghasilkan

komitmen pekerja sangat dibutuhkan; (2) manajemen tidak dapat dianggap sebagai

suatu proses teknik yang kaku; (3) manajemen harus sistematis dan sistematis; (4)

pendekatan yang digunakan dalam manajemen harus hari-hati; (5) organisasi sebagai

suatu keseluruhan; (7) unsur manusia merupakan kunci utama yang menentukan sukses

atau gagalnya organisasi mencapai tujuannya; (8) manajer masa kini harus dididik dan

dilatih untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep manajemen; (9) komitmen

dapat ditingkatkan melalui partisipasi dan keterlibatan pekerja; dan (10) pengawasan

harus dibangun dalam pengertian positif, bukan mencari kesalahan melainkan

mencegah terjadinya kesalahan diri.196

e. Periode Productivity Management

Periode ini tahun 1980-an. Dikatakan periode manajemen produktivitas karena

banyak negara di dunia secara nasional melakukan upaya besar-besaran untuk

memperbaiki produktivitas kerja. Tidak hanya pekerja di perusahaan perusahaan,

tetapi juga di bidang pendidikan. Departemen-departemen pendidikan pendidikan

berlomba-lomba menyusun standar minimal kerja bagi guru. Banyak hal yang

menjadi perhatian termasuk kompetisi melalui apa yang disebut dengan vauchers,

awards, pendidikan karakter, penerapan disiplin yang kuat dan sebainya. Periode

ini terus berlanjut sampai sekarang dan menjadi acuan penting dalam mempelajari

manajemen Sumber daya Manusia.197

G. Kebijakan Manajemen sumber daya Manusia pendidikan di Indonesia

196
Husaini Usman, Op Cit., h. 49-50
197
Nurul Ulfiatun dan Teguh Triwiyanto, Op Cit., h.21
97
1. Proses pengadaan PNS/ ASN

Pengadaan rekrutmen dan seleksi PNS diatur oleh peraturan pemerintah republik

Indonesia nomor 98 Tahun 2000 tentang pengadaan pegawai negeri sipil (PP98/2000)

juncto Peraturan Pemerintah republik Indonesia Nomor 11 tahun 2002 tentang

Perubahan atas peraturan pemerintah nomor 98 tahun 2000 tentang pengadaan

pegawai negeri sipil. Menurut pasal 2 PP98/2000 pengadaan PNS –perencanaan,

penguman, pelamaran, penyaringan, pengangkatan calon pns- dilakukan oleh pejabat

pembina Kepagawaian. Sedangkan yang dimaksud dengan pembina Kepegawaian adalah

Menteri, Jaksa Agung, Sekrataris Negara, sekretaris kabinet, sekretaris militer, sekretaris

Presiden, Sekretaris wakil presiden, kepala kepolisian Negara, pimpinan lembaga

pemerintah non departemen, pimpinan kesekretariatan lembaga tertinggi/tinggi

Negara, gubernur dan bupati/walikota198.

Perencanaan Pengumuman Pendaftaran Calon Penyaringan


Penerimaan PNS Penerimaan PNS PNS

Pendidikan dan Pengangkatan PNS


Pelatihan Prajabatan

198
Wirawan,Msl, Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, (Jakarta : RajaGrafindo
Persada, 2015) h.155
98
Gambar 2.12 Proses penerimaan Pegawai Negeri Sipil

a. Rekrutmen

Pejabat pembina kepegawaian menyusun perencanaan pengadaan PNS (pasal 4

dan 5 PP98/2000) yang meliputi lowongan formasi PNS, yang diumumkan seluas-luasnya

paling lambat 15 hari sebelum penerimaan lamaran. Dalam pengumuan dicantumkan

informasi mengenai :

a. Jumlah dan jenis jabatan yang lowong;

b. Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar;

c. Alamat dan tempat lamaran diajukan; dan

d. Batas waktu pengajuan lamaran199

Rekrutmen diumunkan di pengumuan di kantor-kantor pemerintah yang terkait,

disurat kabar dan majalah, di Internet atau di media massa seperti radio dan televisi

serta di internet. Akan tetapi, penguman di media massa dilakukan secara terbatas

199
Wirawan,Msl, Ibid., h.156

99
hanya memberi kesempatan kepada anggota keluarga, dan teman-teman PNS hanya

sejumlah departemen pemerintah mengumunkan secara meluas

Dalam pengumuman penerimaan PNS dikemukanan persyaratan yang harus

dipenuhi oleh setiap pelamar (pasal 6 PP11/2002)

1. Syarat yang harus dipenuhi pelamar adalah :

a. Warga Negara Indonesia

b. Berusia serendah-rendahnya 18 tahun dan setinggi-tingginya 35 tahun

c. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan keputusan

pengadilan yang sudah punya kekuatan hukum yang tetap, karena

melakukan suatu tindakan pidana kejahatan.

d. Tidak diberhentikan oleh atas permintaan sendiri atau tidak dengan hormat

sebagai PNS, atau diberhentikan tidak hormat sebagai pegawai swasta.

e. Tidak berkedudukan sebagai calon pegawai negeri

f. Mempunyai pendidikan, kecapakan, keahlian dan ketrampilan yang

diperlukan

g. Berkelakuan baik

h. Sehat jasmani dan rohani.

i. Bersedia ditempatkan diseluruh Negara republik Indonesia atau Negara lain

yang ditemtukan pemerintah, dan

j. Syarat-syarat lain yang ditentukan persyaratan jabatan

2. pengangkatan pns dapat dilakukan bagi mereka usia diatas 35 tahun

berdasarkan kebutuhan khusus secara selektif.200

200
Wirawan,Msl, Ibid., h.156
100
b. Seleksi

penyaringan atau seleksi bagi pelamar syarat dilaksanakan oleh suatu panitia

yang dibentuk oleh pejabat pembina kepegawaian (pasal 7.98/2000) yang bertugas

sebagai berikut :

a. Menyiapkan bahan ujian.

b. Menentukan pedoman pemeriksaan penilaian ujian.

c. Menentukan tempat dan jadwal ujian

d. Menyelenggarakan ujian

e. Memeriksa dan menentukan hasil ujian.

Para pelamar harus mengikuti ujian yang meliputi tes kompentensi dan psikotes

: kedua tes tersebut umumnya tertulis. Tes di administrasikan ditabulasi dan dirangkin

dari nilai tertinggi sampai nilai terendah. Di lembaga pemerintah tertentu bagi pelamar

yang lulus tes sering tes diukuti oleh wawancara. Secara teoritis jika lulus ada 120 orang

sedangkan yang diperlukan hanya 20 orang, maka yang dipilih adalah urutan 20 teringgi

pertama.201

C. Pengangkatan pegawai honorer sebagai PNS

Semenjak tahun 1990-an dan sesudah pelaksanaan undang-undang otonomi

daerah, pembangunan baik dipusat maupun di daerah berlangsung dengan pesat.

Pesatnya pembangunan memerlukan SDM di pusat maupun di derah dengan pemekaran

201
Wirawan,Msl, Ibid., h.157
101
provinsi, kabupaten dan kota memerlukan pegawai baru. Formasi PNS sangat terbatas

sehingga pengangkatan PNS secara besar-besaran sulit dilaksanakan.202

Dalam waktu yang bersamaan dalam Undang-UndangNomor 13 tahun 2003

tentang ketenaga kerjaan mucul konsep alih daya (outsourcing) yang dimanfaatkan baik

oleh perusahaan maupun lembaga pemerintah. Perusahaan-perusahaan badan usaha

milik Negara dan badan usaha Milik Daerah banyak memanfaatkan peluang ini

disamping perusahaan-perusahaan swasta. 203

Untuk menyelesaikan tuntutan para pegawai honorer, pemerintah

mengeluarkan peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 43 tahun 2005 tentang

pengangkatan tenaga honorer menjadi calon pegawai negeri sipil (PP 43/2007). Pasal 3

peraturan pemerintah tersebut menyatakan bahwa pengangkatan pegawai honorer

menjadi calon PNS diprioritaskan bagi mereka yang melaksanakan tugas sebagai guru;

tenaga kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan; tenaga penyuluh di bidang

pertanian, perikanan, peternakan, dan tenaga teknis lainnya yang sangat dibutuhkan

pemerintah.

Pengangkatan tenaga honorer tesebut didasarkan pada usia paling tinggi 46

tahun dan paling rendah 19 tahun. Masa kerjanya sebagai pegawai honorer paling

sedikit 1 tahun secara terus menerus. Akan tetapi, ketentuan masa kerja tersebut tidak

berlaku bagi dokter yang telah menjalani masa bakti sebagai pegawai tidak tetap.

202
Wirawan,Msl, Ibid., h.158
203
Wirawan,Msl, Ibid., h.158
102
Pegawai tidak tetap tersebut melengkapi kelengkapan administrasi dan bagi dokter yang

bersedia ditempatkan di daerah yang membutuhkan.204

d. Proses pengangkatan PNS

1. Nomor Induk Pegawai

Pelamar yang lulus dalam tes seleksi dipanggil dan diminta untuk menyerahkan

kelengkapan administrasi untuk pengangkatan sebagai PNS (pasal 9 PP 9/2000 juncto

peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 11 tahun 2002) – PP 11/2002. daftar

para pelamar yang lulus tersebut kemudian dikirimkan oleh pejabat pembina

kepegawaian kepada kepala badan kepagawaian Negara (BKN) untuk mendapatkan

nomor identitas nomor induk pegawai (NIP) PNS (pasal 10 PP98/2000). Fungsi dari NIP

adalah : (1) sebagai nomer identitas PNS, (2) sebagai nomer pensiun, (3) sebagai nomor

asuransi social PNS, (4) sebagai dasar penyusunan dan sistem tata usaha pns; (5)

pelayanan gaji; (6) pengembangan karier; (7) untuk mutasi pegawai antarkementrian

dan lembaga nonkementrian dan pemerintah daerah. Mulai januari 2009, NIP

menggunakan format baru terdiri dari 18 digit: 8 digit tanggal lahir; 6 digit tahun dan

bulan pengangkatan; satu digit jenis kelamin; 3 digit nomor urut. 205

2. Ijasah dan Pengangkatan

Calon PNS wajib melaksanakan tugasnya selambat-lambatnya 1 bulan setelah menerima

keputusan pengangkatan sebagai calon PNS dalam tahun anggaran berjalan penetapan

204
Wirawan,Msl, Ibid., h.158
205
Wirawan,Msl, Ibid., h.158

103
dan tidak boleh berlaku surut. Golongan ruang yang ditetapkan untuk pengangkatan

sebagai calon pns adalah :

a. Golongan ruang I/a bagi mereka yang memiliki ijazah sekolah dasar atau sederajat.

b. Golongan ruang I/c bagi yang saat melamar menggunakan surat tanda tamat

belajar/ijazah sekolah lanjutan tingkat pertama atau yang setingkat.

c. Golongan ruang II/a bagi mereka yang menggunakan surat tanda tamat belajar

sekolah lanjutan tingkat atas atau yang sederajat, diploma I atau yang setingkat.

d. Golongan ruang II/b bagi yang memiliki surat tanda tamat belajar/ijazah sekolah

guru pendidikan luar biasa atau diploma II.

e. Golongan II/c bagi mereka memiliki ijazah sarjana muda, akademi atau diploma III.

f. Golonagan ruang III/a bagi mereka menggunakan ijazah sarjana (S1) atau diploma

IV.

g. Golonagan ruang III/b bagi mereka yang menggunakan ijazah dokter, ijazah apoteker

dan magister (S2).

h. Golongan ruang III/c bagi mereka yang memiliki ijazah doktor (S3).

Ijazah-ijazah tersebut diatas hanya berlaku bagi ijazah pendidikan sekolah atau

lemabaga pendidikan didalam negeri. Ijasah dari sekolah dan lembaga pendidikan tinggi

di luar negeri harus memintakan penyetaraan dari kementerian pendidikan dan

kebudayaan.206

e. Masa Kerja

Disamping pengangkatan pertamakalinya, juga perlu diperhitungkan masa kerja

calon PNS pada pengangkatan pertama kalinya untuk menentukan gaji pokok PNS dan

206
Wirawan,Msl, Ibid., h.159

104
dasar perhitungan masa kerja selanjutnya. Masa kerja yang diperhitungkan penuh

adalah :

a. Selama menjadi pegawai negeri,kecuali selama menjalankan cuti diluar tanggungan

Negara;

b. Selama menjadi pejabat Negara;

c. Selama menjalankan tugas pemerintahan;

d. Selama menjadi pegawai/karyawan perusahaan milik Negara.

e. Masa kerja sebagai pegawai/karyawan yang berbadan hokum diluar lingkungan

badan pemerintahan yang tidak kurang dari 1 tahun dan tidak terputus-putus

diperhitungkan setengah untuk menetapkan gaji pokok dengan ketentuan sebanyak-

banyaknya delapan tahun.

Calon pegawai negeri sipil dapat diberhentikan jika :

a. Mengajukan permohonan berhenti;

b. Tidak memenuhi persyaratan kesehatan;

c. Tidak lulus pendidikan dan pelatihan prajabatan;

d. Tidak menunjukan kecakapan dalam melaksanakan tugas;

e. Menunjukan sikap dan budi pekerti yang tidak baik yang dapat mengganggu

lingkungan pekerjaan;

f. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat;

g. Pada pelamar dengan sengaja memberikan keterangan atua bukti yang tidak

benar;

105
h. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan keputusan pengadilan yang

sudah mempunyai kekuatan hukun yang tetap karena dengan sengaja

melakukan sesuatu tindak pidana kejahatan atau melakukan sesuatu tindak

pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan tugas/jabatannya.

i. Mejadi anggota dan/atau pengurus partai politik

j. Satu bulan setelah diterimanya keputusan pengangkatan sebagai calon pns

tidak melapor dan melaksanakan tugas, kecuali bukan karena kesalahan yang

bersangkutan.207

f. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan prajabatan diatur oleh pemerintah republik Indonesia

nomor 101 tahun 2000 tentang pendidikan dan pelatihan pegawai negeri sipil. Calon

PNS wajib diikutsertakan dalam pendidikan pelatihan prajabatan selambat-lambatnya

dua tahun setelah pengangkatan sebagai calon pns. Pendidikan dan pelatihan

merupakan syarat untuk diangkat sebagai PNS. Pendidikan dan pelatihan prajabatan

dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan

kebangsaan, kepribadian dan etika PNS disamping pengetahuan dasar tentang system

penyelenggaraan pemerintahan Negara, bidang tugas, dan budaya organisasi agar

mampu melaksanakan tugas dan peranannya sebagai pelayan masyarakat.

Peraturan kepala lembaga administrasi Negara nomor 4 tahun 2007 tentang

pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan prajabatan golongan III . sasaran

diklat prajabatan untuk calon pns golongan III. Sasaran diklat ini adalah memberikan

207
Wirawan,Msl, Ibid., h.160

106
kompetensi yang diperlukan untuk golongan III yang berupa pengetahuan, keterampilan,

sikap dan perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan tugasnya yang merupakan

kader pimpinan dalam kepemerintahan terdiri dari:

1. Menunjukan komitmen dan integritas moral serta tanggung jawab profesi sebagai

PNS;

2. Mewujudkan disiplin dan etos kerja;

3. Menjelaskan posisi, peran, tugas, fungsi dan kewenangan instansi asal peserta dan

organisasi publik pada umumnya;

4. Menjelaskan posisi, peran, tugas, fungsi dan kewenangan instansi asal peserta dan

organisasi publik pada umumnya;

5. Menganalisis masalah penyelenggaraan pemerintahan Negara republik Indonesia;

6. Menjelaskan ketentuan-ketentuan kepegawaian berkaitan dengan hak dan

kewajiban PNS;

7. Menganalisis masalah wawasan kebangsaan dalam kerangka Negara kesatuan

republik Indonesia;

8. Mengaplikasikan prinsip-prinsip budaya organisasi pemerintahan;

9. Mengaplikasikan teknik manajemen perkantoran modern diunit kerjanya;

10. Mengaplikasikan prinsip-prinsip pelayanan prima sesuai dengan bidang tugasnya;

11. Bekerja sama dalam kelompok melalui komunikasi yang saling menghargai;

Pendidikan dan pelatihan prajabatan untuk PNS golongan I dan II dilaksanakan

berdasarkan peraturan kepala lembaga administrasi Negara nomor 3 tahun 2007

tentang pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan prajabatan golongan I dan

II adalah:

107
1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan sikap untuk dapat

melaksanakan tugas secara professional dengan dilandasi kepribadian dan etika pns

sesuai dengan kebutuhan instansi.

2. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembantu dan perekat

persatuan dan kesatuan bangsa.

3. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorentasi pada pelayanan

pengayom, dan pemberdayaan masyarakat.

4. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola fikir dalam melaksanakan tugas

pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya pemerintah yang baik.

Materi yang diberikan dalam pelatihan prajabatan bersifat umum. Pelatihan ini diikuti

oleh materi yang bersifat khusus yang terkait pekerjaan PNS di unit-unit

organisasinya.208

g. Proses Pengangkatan Guru

1. Persyaratan

Pengangkatan seorang guru berbeda dengan pengangkatan pegawai

administrasi. Pasal 2 peraturan pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang guru

menyatakan seorang guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompentensi,

sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan.

2. Kompentensi

208
Wirawan,Msl, Ibid., h.161

108
a. Kompentensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan prilaku

yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh guru dalam

melaksanakan tugas profesinya.

b. Kompetensi guru meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang

diperoleh melalui pendidikan profesinya yang bersifat holistic.

c. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam pengelolaan

pembelajaran peserta didik yang terdiri antara lain:

1. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

2. Pemahaman terhadap peserta didik

3. Pengembangan kurikulum dan siabus

4. Perancangan pembelajaran

5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

6. pemanfaatan teknologi pembelajaran

7. Evaluasi hasil pembelajaran

8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang

dimilikinya

d. Kompetensi antara lain terdiri dari:

1. Beriman dan bertakwa

2. Berakhak mulia

3. Demokratis

4. Mantap

5. Berwibawa

6. Stabil

109
7. Jujur

8. Sportif

9. Menjadi teladan peserta didik dan masyarakat

10. Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri

11. Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan

e. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakatyang

terdiri antara lain:

1. Berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun.

2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wakil peserta

didik.

4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan

norma serta sistem nilai yang berlaku.

5. Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejadi dan semangat

kebersamaan.

f. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan

bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya

yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan:

1. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standard isi

progam satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata

pelajaran yang akan diampu.

2. Konsep dan mitode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan,

yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan progam satuan

110
pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan

diampu.

Disamping memenuhi persyaratan kompetensi tersebut, guru wajib mempunyai

serifikasi profesi yang diperoleh melalui program pendidikan profesi yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga

kependidikan yang terakreditasi. Program pendidikan profesi tersebut hanya diikuti oleh

peserta didik yang telah memiliki kualifikasi akademik S1 atau DIV. proses pengadaan

guru pns sama dengan proses pengadaan PNS, hanya persyaratan dan prosese

seleksinya yang berbeda.209

2. Program Induksi Guru Pemula

Setelah seorang diterima menjadi guru, menurut peraturan menteri pendidikan

nasional nomor 27 tahun 2010 tentang program induksi bagi guru pemula. Guru pemula

adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan proses

pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula di sekolah dan madrasah

tempat tugasnya. Program induksi kegiatan orientasi, pelatihan ditempat kerja,

pengembangan dan praktik dan pemecahan berbagai permasalahan dalam proses

pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada sekolah dan madrasah

ditempat tugasnya.

Tujuan program induksi adalah membimbing guru pemula agar dapat

beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah/madrasah di tempat kerja yag

209
Wirawan,Msl, Ibid., h.163

111
barunya; dan melaksanakan pekerjaannya sebagai guru professional di

sekolah/madrasah tersebut. Guru pemula diberi hak memperoleh bimbingan mengenai :

1. Pelaksanaan proses pembelajara, bagi guru kelas dan guru mata pelajaran.

2. Pelaksanaan proses bimbingan dan konseling, bagi guru bimbingan dan

konseling.

3. Pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah

Program induksi dilaksanakan di satuan pendidikan tempat guru pemula

bertugas selama satu tahun dan dapat diperpanjang paling lama satu tahun. Bagi guru

pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain, program induksi dilaksanakan

sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan fungsional guru. Bagi guru

pemula yang berstatus bukan PNS, program induksi dilaksanakan sebagai salah satu

syarat pengangkatan dalam jabatan guru tetap.

Program induksi dilakukan secara bertahap dan sekurang-kurangnya meliputi :

persiapan, pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya, pelaksanaan dan

observasi ajaran/bimbingan dan konseling, penilain dan pelaporan. Guru pemula diberi

beban mengajar antara 12 sampai 18 jam tatap muka per minggu bagi guru mata

pelajaran, atau beban bimbingan antara 75 sampai 100 jam peserta didik per tahun bagi

guru bimbingan dan konseling.

Selama berlangsungnya program induksi, pembimbing, kepala

sekolah/madrasah, dan pengawas wajib membimbing guru pemula agar menjadi guru

professional. Pembimbing yang diberikan meliputi bimbingan dalam perencanaan

112
pembelajaraan/bimbingan dan konseling, perbaikan dan pengayaan dengan

memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran/bimbingan dan konseling, dan

pelaksanaan tugas lain yang relevan.

Penilaian terhadap kinerja guru pemula dilakukan pada akhir masa program

induksi. Hasil penilaian tersebut merupakan kesepakatan antara pembimbing, kepala

sekolah/madrasah, dan pengawas. Hasil penilaian tersebut berupa nilai dengan kategori

amat baik, baik, cukup, sedang dan kurang, yang selanjutnya disampaikan kepada kepala

dinas pendidikan/kantor kementrian agama setempat menerbitkan sertifikat bagi guru

pemula yang memiliki kinerja paling kurang berkategori baik. Guru pemula yang

bestatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain yang telah menyelesaikan program induksi

dengan nilai kinerja paling kurang kategori baik yang dibuktikan dengan sertifikat

program induksi dapat diusulkan untuk diangkat dalam jabatan fungsional guru

H. Manajemen Pendidikan Islam

Manajemen pendidikan Islam adalah suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan

Islam secara Islami dengan cara menyisiati sumber-sumber belajar dan hal-hal lain yang

terkait untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien.210Definisi ini

memiliki ciri khas yang sangat menarik : Pertama, dari segi penekanannya, definisi ini

telah memunculkan pengelolaan pendidikan Islam yang Islami – manajerial Islami - ;

kedua, strategi yang digunakan untuk menyiasati sumber belajar dan aspek-aspek yang

terkait lainnya akan merujuk pada strategi yang Islami; dan ketiga, dengan pengelolaan

yang Islami, maka pencapaian tujuan pendidikan Islam pun juga akan turut Islami.211

210
Mujammil Qomar, Op.Cit., h.11
211
Sukarji dan Umiarso, Op.Cit., h. 75.
113
Islam secara etimologi berasal dari bahasa arab al-salam-aslama-yuslimu-

Islaman. Kata tersebut mempunyai banyak cabang, namun semuanya

menunjukkan kepada makna al-salam yaitu kesejahteraan, kedamaian, seta sifat

tunduk patuh. 212 Penjelasa lain tentang pengertian Islam dikemukakan oleh

Abdul A‟la Maududi. Beliau memberikan pengertian terhadap arti kata

Islamsecara ringkas, yakni “ Taat kepada Allah dan tunduk kepada perintah-Nya

tanpa membantah.213

Secara lebih komprehensif, pengertian atau definisi tentang Islam sekurang-

kurangnya mengandung lima pengertian berikut :214

1. Bersumber dari hadis berikut :

Ceritakan padaku ( wahai Muhammad ) tentang Islam ! Rasululloh menjawab

: “ Kau mengakui tiada Tuhan selai Allah, Muhammad adalah hamba-Nya

dan Rasul Allah, mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada

bulan Ramadhan, dan berhaji ke baitullah jika mampu.” (HR. Bukhari dan

Muslim).

2. Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan tauhid dan tunduk kepada-

Nya dengan penuh kepatuhan pada segala perintah-Nya serta menyelamatkan

diri dari perbuatan syirik.

3. Islam adalah way of life, peraturan yang bersifat integral yang mengatur hidup

dan kehidupan umat manusia dan menjadi dasar akhlak mulia yang dibawa

Nabi Muhammad Saw untuk disampaikan kepada umat manusia.

212
Abu Fahmi , HRD Syariah Teori dan Implementasi, (Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama, 2014). h. 2
213
Ibid., h. 2
214
Ibid., h. 2-5
114
4. Agama Islam merupakan kumpulan peraturan yang diturunkan Allah kepada

Rasul-Nya, baik peraturan yang berbentuk kepercayaan, akhlak, ibadah,

muamalat dan sejarah yang terkandung dilalam Al-qur`an dan sunah Rasul-

Nya dan diperintahkan untuk disampaikan kepada umat manusia.

5. Islam adalah jawaban terhadap tiga persoalan yang selalu dihadapi umat

manusia, yaitu masalah hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan

manusia lainnya dan manusia dengan alam sekitarnya.

Dengan fakta tersebut, definisi ini telah memperlihatkan pola manajemen

pendidikan Islam yang benar-benar perlu dilandasi nilai-nilai ajaran Islam. Artinya Islam

menjadi sumber dan rujukan utama pada aspek aksoilogi (efektif : mengerjakan sesuatu

yang benar) maupun epistemologinya ( efisien : mengerjakan sesuatu dengan benar)

dalam pengelolaan pendidikan Islam serta dalam merekonstruksi teori-teori manajemen

pendidikan Islam.215

Manajemen pendidikan dalam pandangan Islam menekankan pada masalah

tanggung-jawab, pembagian kerja, dan efisiensi yang dalam istilah manajemen

(pendidikan) modern dikenal dengan kaidah the righ man on the right place. Dan hal ini

tidak jauh seperti yang digambarkan dalam Al-qur`an dalam beberapa ayat seperti

dalam Qs. Al-Qashsash ayat 26 dan juga dalam Qs. Yusuf ayat 55 sebagaimana yang

mendeskripsikan tentang beberapa fenomena yang dijadikan sandaran dalam

pendidikan Islam. Ayat-ayat tersebut antara lain menyatakan :

  

    

215
Sukarji dan Umiarso, Ibid., h. 75.
115
 

 

Artinya :

“ Salah seorang dari kedua wanita itu berkata : “ Ya bapakku ambillah ia sebagai orang
yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil
untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. (Q.S.
Qashash,[28]:(26)). 216

Selanjutnya dalam surat Yusuf ayat 55, Allah berfirman :

  


   
  

Artinya : “ Berkata Yusuf : Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya


aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan. (Q.S. Yusuf,[12]:(55)). 217

Ayat Al-qur`an, hadis Nabi, perkataan sahabat nabi atau perkataan ulama yang

dipandang sebagai prinsip-prinsip dasar manajemen pendidikan Islam diantaranya

adalah :

1. Surat al-Hasyr : 18
 
  
   
    
   
 
Artinya :

216
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.388
217
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.242
116
Hai orang-orang yang beriman , bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan. (Q.S. Al-Hasyr,[59]:(18)).218

Menurut Ibn Katsir bahwa yang dimaksudkan dengan

‫ٌ هٓب هَله َٓ ۡذ ُِـَل‬ ُ َ٘‫ ُۡز‬َٝ


ٞ ‫ظ ۡو ٗ َۡل‬
adalah hendaklah masing-masing individu
mempersiapkan melakukan amal-amal shalih untuk hari Kembalimundan hari

kamu bertemu Tuhanmu.219

Ayat ini memberikan pesan kepada orang-orang yang beriman untuk

memikirkan masa depan. Dalam bahasa manajemen, pemikiran masa depan yang

dituangkan dalam konsep yang jelas dan sistematis disebut dengan perencanaan

(planning). Perencanaan ini menjadi sangat penting karena sebagai pengarah bagi

kegiatan, target-target dan hasil-hasilnya di masa depan, sehingga apa pun

kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan tertib. 220

2. Perkataan (Qawl) dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib.

“ Kebenaran yang tidak terorganisir dapat dikalahkan oleh kebatilan yang

diorganisir.” Qawl ini mengingatkan pada pentingnya berorganisasi dan

sebaliknya bahayanya suatu kebenaran yang tidak diorganisir melalui

langkah-langkah yang kongkrit dan strategi-strategi.

3. Hadis riwayat al-Bukhary

Dari Abu Hurairah ra berkata : Rasulullah Saw bersabda : Apabila suatu


umat disia-siakan, maka tunggulah kehancurannya. (Abu Hurairah)
218
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.548
219
Abu al-Fida‟ Isma‟il ibn Umar al-Dimasqa, Tafsir Al-qur`an Adzim, Juz 8(Mauqi‟u al-
Islam : Dalam Software Maktabah Syamilah, 2005),h.88.
220
Sulistyorini dan Muhammad Fathurrohman, Esensi Manajemen Pendidikan Islam (
Pengelolaan Lembaga untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Islam), (Yogyakarta : Teras,
2014), h. 24
117
bertanya:Bagaimana meletakkan amanah itu ya Rasulullah? Dia menjawab :
Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka
tunggulah kehancurannya”.

Hadis ini menghubungkan antara amanah dengan keahlian. Kalimat apabila

suatu urusan diberikan kepada seseorang yang bukan ahlinya maka tunggulah

kehancurannya tampaknya sebagai penjelas terhadap kalimat pertama apabila

amanah disia-siakan maka tunggulah kehancurannya. Hadis ini memberikan

peringatan yang perspektif manajerial karena amanah berarti menyerahkan suatu

perkara kepada sesorang yang profesional. Selain itu kata-kata Fantadzhir al-

sa‟ah diucapkan dua kali sebagai petanda betapa urgennya keahlian atau

profesionalisme itu. Implikasinya, hadis ini mendidik agar kita mengedepankan

pertimbangan profesional dalam menentukan pegawai yang diserahi suatu

pekerjaan atau tanggung jawab yang menyangkut persoalan orang banyak. 221

4. Hadis riwayar Ibnu Majah.

Dari Abdullah bin Umar berkata, Rasulullah bersabda : Berikanlah gaji /upah pegawai

sebelum kering keringatnya”.

Hadis ini memerintahkan kepada kita untuk memberikan upah, gaji, insentif atau

honorium kepada pekerja atau pegawai secepatnya(sebelum kering keringatnya).

Maksudnya sistem penggajian kepada pegawai seharusnya secara langsung, tanpa

menunggu satu bulan sekali atau satu semester sekali dan seterusnya. Dengan

pengertian lain, hadits tersebut berisi pendidikan penghargaan, dan dalam me-manage

221
Sulistyorini dan Muhammad Fathurrohman, Ibid., h. 22
118
suatu lembaga termasuk lembaga pendidikan Islam, penghargaan itu sangat kondusif

untuk mewujudkan kepuasan pegawai, selanjutnya mampu membangkitkan tanggung

jawab dan kedisiplinan.222

5. Surah al-Shaff 2-3

 
    
   
     
 
Artinya :
Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak
kamu keejakan ? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan
apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (Q.S. al-Shaff [61]:(2)).223

Ayat ini menyentuh persoalan kesesuaian antara perkataan dengan perbuatan

yang sekarang populer dengan istilah konsistensi. Sikap konsistensi bagi manajer

adalah suatu keharusan sebab dia sebagai pemimpin yang dianut bawahannya.

Ayat ini juga dapat difahami bahwa seorang manajer tersebut harus jujur dalam

me-manage lembaga pendidikan Islam. Tanpa kejujuran, maka semua manjemen

yang ia lakukan akan sia-sia. Disamping itu, ayat ini juga menunjukkan konsep

tiada dusta diantara kita. Konsep itu merupakan konsep dasar yang harus

dilakukan lembaga pendidikan Islam ketika melakukan evaluasi diri. 224

6. Perkataan Umar ibn al-Khaththab

Dari umar ibn al-Khaththab, dia berkata : koreksilah dirimu sekalian sebelum

kamu sekalian dikoreksi. Perkataan tersebut apabila difahami nampaknya

menunjukkan adanya evaluasi bagi siapapun, baik itu personal maupun berupa

222
Sulistyorini dan Muhammad Fathurrohman, Ibid., h. 24
223
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.551
224
Sulistyorini dan Muhammad Fathurrohman, Ibid., h. 2
119
organisasi. Maka seorang manajer harus ber-musahabah dalam segala kegiatan

yang ia putuskan dan lakukan,apakah kegiatan tersebut telah mampu mencapai

tujuan atau tidak. 225

i. Landasan Filosofis Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif Islam

Pemikiran manajemen dalam Islam bersumber dari nash-nash Al-qur`an dan

petunjuk petunjuk Al-Sunnah.226 In Islam, human resource management as a

function is a process of coordinating people activities to a set basics derived from

Quran the Sunah.227

Firman Allah dalam surah Al-Baqarah : 147

    


  

Artinya :
Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk
orang-orang yang ragu. (Q.S. Al-Baqarah,[2]:(147)).228

Allah berfirman dalam surah Ibrahim ayat : 1

   


  
  
  
  
 

Artinya :

225
Sulistyorini dan Muhammad Fathurrohman, Ibid.,h. 2
226
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah sebuah kajian Historis dan
Kontemporer, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), h.219
227
Sabah Alorfi, “ Human resource management from an Islamic perspective”, online
Journal of Islamic and human Advanced Research 2 (2012) 86-92. https://www.sign-ific-
ance.co.uk/index.php/JIHAR/article/ (accesed April 11, 2016).h. 91
228
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.23
120
“ Alif, laam raa. (ini adalah) kitab yang kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang
dengan izin tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi
Maha Terpuji.” (Q.S. Ibrahim,[14]:(1)).229

Allah berfirman dalam surah Ali Imran ayat : 85

   


    
  
 
Artinya :
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
rugi.” (Q.S. Ali-Imran,[3]:(85)). 230

Manajemen dalam Islam juga berasaskan pada nilai-nilai kemanusian yang

berkembang dalam masyarakat pada waktu tersebut. Berbeda dengan manajemen

konvensional, ia merupakan suatu sistem yang aplikasinya bersifat bebas nilai

serta hanya berorientasi pada pencapaian manfaat duniawi semata. 231

Negara Islam pada masa Rasulullah Saw, sahabat Khulafa‟ al-Rasyidin,

Dinasti Umayah dan Abbasiyah telah menjalankan fungsi-fungsi manajemen.

Rasul dan para sahabat telah menggunakan manajemen untuk mengatur kehidupan

dan bersandar pada pemikiran manajemen Islam yang bersumber dari Al-qur`an

dan petunjuk rasul dalam hadis.232

Al- Ali defined in his book ( the management in Islam ) the most important

characteristics of the human management which based on qur’an as follows :

229
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.255
230
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.61
231
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op Cit., h.219
232
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op Cit., h.220
121
a. Effectife management.

b. Management that implement the principles of Shura

c. Management that give a priority to human’s needs.

d. Management with self-observation.233

Di antara karakteristik yang membedakan teori manajemen dalam Islam

dengan teori lain adalah fokus dan konsen teori Islam terhadap segala variabel

yang berpengaruh (influence) terhadap aktivitas manajemen dalam dan di luar

organisasi dan hubungan perilaku individu terhadap faktor-faktor sosial yang

berpengaruh. Teori Islam memberikan injeksi moral dalam manajemen, yakni

mengatur bagaimana seharusnya individu berperilaku. Tidak ada manajemen

dalam Islam kecuali ada nilai atau etika yang melingkupinya, sebagaimana tidak

mungkin membangun masyarakat muslim tanpa didasari dengan akhlak.234

J. Landasan Epistemologi Manajemen Sumber Daya Manusia Islam

Beberapa sebutan manusia dalam Al-qur`an, yaitu : a) al-Nafs235 b) al-Insan236, c),

al-Nash237 dan d) al-Ins238, e) Unas239 f) al-Basar240, g) Bani Adam241 atau h) Dhurriah

233
Sabah Alorfi, “ Human resource management from an Islamic perspective”, online
Journal of Islamic and human Advanced Research 2 (2012) 86-92. https://www.sign-ific-
ance.co.uk/index.php/JIHAR/article/ (accesed April 11, 2016).h. 87
234
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op Cit., h.235
235
Al-qur`an, 89(al-Fajr) : 27 ; 91 (al-Shams) : 7-8
236
Al-qur`an, 4:28; 10 (Yunus):12; 16 (al-Nahl):78;32(al-Sajadah):7;dst.
237
Al-qur`an, 2 (al-Baqarah):21,165,168 ;4 (al-Nisa):1; 49(al-Hujurat):13; dst.
238
Al-qur`an, 6 (al-an‟am):112,128;17(al-Isra):88;51(al-Zariyat):56.
239
Al-qur`an, 2 (al-Baqarah):60;6(al-An‟am):112,130;51(al-Zariyat):56.
240
Al-qur`an, 18 (al-Kahfi):110;30(al-Rum):20;41(Fussilat):6.
122
Adam242, Di atas semua itu, secara fungsional, manusia disebut sebagai Abdullah (Hamba

Allah) dan khilafatullah fi al-ard (khalifah Allah di muka bumi). Manusia merupakan

makhluk yang memiliki kemampuan istimewa dan menempati kedudukan tertinggi

diantara makhluk lainnya, yakni menjadi khalifah (wakil) Tuhan di muka bumi. Allah

Subhanahuata’ala berfirman dalam surah Al-Baqarah : 30).

  


  
   
   
  
 
  
      
 
Artinya : Ingatlah para ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat : “
Sesungguhny aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka
berkata, “Apakah engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan
menumpahkan darah disana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu?dan
mensucikan nama-Mu ?” Dia berfirman,”Sesungguhnya, aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui.”243

Ayat di atas dipertegas dengan ayat lainnya dala surah Al-An‟am : 165

  


  
   
  
    
 
  
Artinya :

241
Al-qur`an, 5 (al-Maidah):27;7(al-A‟raf):26,27,31,35,172; 17 (al-Isra):70;36(Yasin):60;
19 (Maryam):58; Lihat lebih lanjut: 6 (al-An‟am):83-90; 17 (al-Isra):3-6.
242
Al-qur`an, 19 (Maryam):30;72 (al-Jin):19.
243
Departemen Agama RI, Al-qur`an dan Tafsirnya ( Edisi Revisi 2008), h. 89-90
123
Dan dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia
meninggikan sebagian kamu atas sebagian ( yang lain) beberapa derajat, untuk
mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamuï. Sesungguhnya Tuhanmu
sangat cepat memberi hukuman dan sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha
Penyayang. 244

Islam menghendaki manusia berada pada tatanan yang tinggi dan luhur.

Oleh karena itu manusia dikarunai akal, perasaan dan tubuh yang sempurna.

Islam, melalui ayat-ayat Al-qur`an telah mengisyaratkan tentang kesempurnaan

diri manusia, seperti antara lain disebutkan dalam surah at-Tin : 4

   


  
Artinya : Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya (Q.S. At-Tin,[95]:(4)) 245

Dalam Islam manusia diciptakan semata untuk beribadah kepada-Nya.246Allah

Subhanahuata’ala berfirman dalam surah Al-Dzariyat ayat 56 :

  

   

Artinya : Dan aku tidak menciptakahan jin dan manusia melainkan supaya

mereka menyembah-Ku. (Q.S. Al-Dzariyat,[51]:(56))247.

Ayat tersebut menunjukkan posisis manusia sebagai hamba Allah yang

berkewajiban hanya beribadah kepada-Nya. Hal itu memberikan konskuensi bahwa apa

244
Departemen Agama RI, Al-qur`an dan Tafsirnya, ( Edisi Revisi 2008), h.345-346.
245
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.597
246
Veitzal Rivai Zainal , Islamic Human Capital Management( Manajemen Sumber
Daya Insani),( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2014), h. 4
247
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.523
124
pun aktivitas kita harus senantiasa dalam koridor aturan yang telah Allah tentukan.248

Berkaitan dengan ini, Allah telah memerintahkan dalam surah Al-An’am : 162

   


   
 
Katakanlah : “ Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S. Al-An’am,*6]:(162)).249

Allah berfirman dalam surah Ali-Imran : 110

   


 
 
  
    
   
  
 


Artinya :

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untu manusia, menyuruh kepada yang
ma’ruf dan mencegah dari yang mungkardan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (Q.S. Ali-Imran,[3]:(110)).250

Allah berfirman dalam surah Fatir : 39

  


    
    

248
Veitzal Rivai Zainal, Op Cit., h. 1
249
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.150
250
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.64
125
 
   
   
  
 

Artinya :

Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang kafir,
maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri, dan kekafiran orang-orang yang
kafir tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka. (Q.S.
Fatir,[35]:(39). 251

Penciptaan manusia memiliki tujuan ganda, yaitu menjadi hamba Allah

(Abdullah) dan Khalifah Allah (Khalifatulloh) di muka bumi. Manusia diberikan potensi

oleh Allah SWT berupa naluri beragama sejak manusia itu dilahirkan. Potensi ini disebut

fitrah, sebagaimana Allah telah berfirman dalam surat ar-Rum ayat 30 :

  


    
    
    
  
   

Artinya :Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada anak (Islam); (sesuai) fitrah
Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (firtah) itu.252Tidak ada
perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui253

251
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.439
252
Fitrah Allah maksudnya ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri
beragama yaitu agama tauhid.
253
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h. 407
126
Rasulullah Saw juga mempertegas bahwa selain memiliki potensi fitrah, manusia

juga memiliki potensi kesucian, yaitu bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan suci.

Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda : “Dari Abu Hurairah, sesungguhnya dia berkata :

Rasulullah Saw bersabda : setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang

tuanyalah yang menjadikan anak itu beragama Yahudi, Nasrani atau Majusi.”(HR. Al-

Bukhari).

Penulis berpendapat bahwa Manusia sejatinya dilahirkan dengan naluri

beragama dan memiliki potensi fitrah yang suci yang dapat dikembangkan menjadi

SDM Pendidikan Islam yang berkualitas.

K. Karakteristik dan Prinsip Dasar Manajemen Pendidikan Islam

Manajemen Pendidika Islam mencakup objek bahasan yang cukup

kompleks, yang dapat dipertimbangkan atau dijadikan bahan dalam merumuskan

kaidah-kaidahnya. Masing-Masing bahan itu diintegrasikan untuk mewujudkan

manajemen pendidikan yang berciri khas Islam.

Dalam membahas manajemen pendidikan Islam senantiasa melibatkan

wahyu dan budaya budaya kaum muslimin ditambah kaidah-kaidah manajemen

pendidikan secara umum dengan mempertimbangkan bahan-bahan sebagai berikut

1. Teks-teks wahyu baik Al-qur`an maupun hadits yang terkait dengan

manajemen pendidikan.

2. Perkataan-perkataan (Aqwal) para sahabat Nabi maupun ulama dan

cendikiawan Muslim yang terkait dengan manajemen pendidikan.

3. Realitas perkembangan lembaga pendidikan Islam.

127
4. Kultur komunitas ( pimpinan dan pegawai) lembaga pendidikan Islam.

5. Ketentuan kaidah-kaidah manajemen pendidikan.254

Posisi dan bahan fungsi bahan-bahan keilmuan manajemen Pendidikan Islam dalam

mekanisme membangun konsep konsep teotiris tentang manajemen Pendidikan Islam

yaitu :

1. Teks-teks wahyu baik Al-qur`an maupun hadits shahih sebagai pengendali

terhadap bangunan rumusan kaidah-kaidah teoritis manajemen pendidikan

Islam.

2. Aqwal (perkataan-perkataan) para sahabat Nabi, ulama dan cendikiawan

Muslim sebagai pijakan logis argumentatif dalam menjelaskan kaidah-kaidah

teoritis manajemen pendidikan Islam secara rasional.

3. Perkembangan lembaga pendidikan Islam sebagai pijakan empiris dalam

mendasari perumusan kaidah-kaidah teoritis manajemen pendidikan Islam.

4. Kultur komunitas (pimpinan dan pegawai dalam lembaga pendidikan Islam

sebagai pijakan empiris dalam merumuskan kemungkinan strategi yang khas

dalam me-manage lembaga pendidikan Islam.

5. Ketentuan kaidah-kaidah manajemen pendidikan sebagai pijakan teotitis

dalam me-manage lembaga pendidikan Islam, tetapi juga dikritisi untuk

disesuaikan dengan kondisi budaya yang terjadi dalam lembaga pendidikan

Islam jika terdapat ketentuan-ketentuan atau prinsip-prinsip yang tidak

relevan. 255

254
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam : Strategi Baru Pengelolaan Lembaga
Pendidikan Islam, (Jakarta : Erlangga,2008), h. 11-12.
255
Sulistyorini dan Muhammad Fathurrohman, Esensi Manajemen Pendidikan Islam
128
Menurut Sulistyorini dan Muhammad Fathurrohman, manajemen

pendidikan Islam dapat dibangun dengan menggunakan pembacaan ayat kauniyah

dan qauliyah. Kemudian hasilnya dikonsultasikan dan di-break down ke dalam

kegiatan eksperimen yang pada gilirannya melahirkan teori atau ilmu manajemen

pendidikan Islam. Operasionalnya cara mengkonstruk manajemen pendidikan

Islam bisa dilakukan dengan cara : pertama, cara deduksi, yakni dimulai dari teks

wahyu atau sabda rasul (hadits) kemudian ditafsirkan secara kontekstual, dari sini

muncul manajemen pendidikan Islam tingkat filsafat, teori itu di eksperimenkan,

maka selanjutnya muncul teori manejemen penddikan Islam tingkat Ilmu. Apabila

hal tersebut dioperasionalkan, maka dapat diperoleh kaidah praktis manajemen

pendidikan Islam.

Kedua,cara induksi konsultasi, dengan cara seseorang mengambil teori

manajemen pendidikan yang sudah ada, kemudian dikonsultasikan dengan wahyu

dan kultur, yang tidak sekedar bersifat justifikasi, jika tidak berlawanan, maka

teori tersebut didaftarkan di dalam khazanah ilmu manajemen pendidikan Islam.

( Pengelolaan Lembaga untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Islam). (Yogyakarta :


Teras, 2014), h. 18-19
129
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Untuk membahas permasalahan di atas secara sistematis, maka peneliti akan

menempuh tahapan penelitian, sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

Dalam disertasi ini penulis menggunakan penelitian kepustakaan (Library

Reseach); yaitu mencari dan mengumpulkan berbagai literatur yang relevanatau

berkaitan dengan permasalahan. Studi pustaka adalah serangkaian kegiatan yang

berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat

serta mengolah bahan penelitian.256 Riset pustaka membatasi kegiatannya hanya

pada bahan bahan koleksi perpustakkan saja tanpa memerlukan riset lapangan. 257

Setidaknya ada tiga alasan penelitian dibatasi oleh studi pustaka saja, yaitu:

Pertama, karena persoalan penelitian tersebut hanya bisa dijawab lewat penelitian

pustaka dan sebaliknya tidak mungkin mengharapkan datanya dari riset lapangan.

Kedua, Studi pustaka diperlukan sebagai salah satu tahab tersendiri, yaitu studi

pendahuluan (Prelimanry research) untuk memahami lebih dalam gejala baru yang

tengah berkembang di lapangan atau dalam masyarakat. Alasan ketiga, data

pustaka tetap andal untuk menjawab persoalan penelitiannya.

256
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan : (Yayasan obor Indonesia :Jakarta ,2004),
h. 3
257
Ibid., h. 2
130
Diantara ciri studi kepustakaan yaitu pertama peneliti berhadapan langsung

dengan teks (nash) atau data angka dan bukan dengan pengetahuan langsung dari

lapangan atau saksi mata (eyewitness) berupa kejadian, orang atau benda lainnya.

Kedua, data pustaka siap pakai. Ketiga ialah bahwa data pustaka umumnya

adalah data sumber sekunder, dalam arti bahwa peneliti memperoleh bahan dari

tangan kedua dan bukan data orisil dari tangan pertama di lapangan. Keempat

adalah bahwa kondisi data pustaka tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.258 Tahap

kegiatan riset kepustakaan sebagai berikut : (1) Menyiapkan alat perlengkapan

yang diperlukan;(2) Menyiapkan bibliografi kerja (working bibliography);(3)

Mengorganisasikan waktu dan (4) Kegiatan membaca dan mencatat bahan

penelitian. 259

Data-data primer diperoleh dari buku-buku tafsir maupun hadis dan data

sekunder diperoleh dari tulisan-tulisan yang mempunyai korelasi dengan

pembahasan manajemen sumberdaya manusia, baik berupa artikel, buku atau

disertasi. Proses yang dilakukan adalah mengelompokkan ayat-ayat dan hadis

yang ada hubunganya dengan manajemen dan sumberdaya manusia (Insan

Kamil), kemudian ditelusuri secara mendalam terhadap penafsiran ayat-ayat dan

hadis terpilih yang relevan dengan pokok bahasan. Selanjutnya, penulis

menelusuri teori-teori manajemen sumber daya manusia yang relevan dengan

kajian masalah sehingga teori manajemen sumberdaya manusia dengan ayat Al-

qur`an dan hadis dapat dicari relevansinya.

258
Ibid., h. 4
259
Ibid., h. 17
131
2. Analisis Data

Setelah diperoleh data dari berbagai sumber sebagaimana tersebut diatas,

maka peneliti melakukan pengolahan secara deskriptif-analitik melalui proses

pengumpulan data yang signifikan sesuai pokok permasalahan yang diteliti.

Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala

saat penelitian dilakukan.260 Studi deskriptif mencoba untuk mencari suatu uraian

yang menyeluruh dan teliti dari suatu keadaan. 261

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis isi (content analysis),262

yaitu suatu analisis data yang sistematis dan objektif. Analisis isi adalah suatu

tehnik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru

(replicabel) dan shahih dengan memperhatikan konteksnya. 263

Adapun tahapan analisis isi yang ditempuh penulis adalah dengan langkah-

langkah :

1. Menentukan permasalahan

2. Menyusun kerangka pemikiran

3. Menyusun perangkat metodologi, yang terdiri dari rangkaian metode-

metode mencakup :

260
Arief Furhan, Pengantar penelitian Dalam Pendidikan, (Pustaka Pelajar:Yogyakarta
,2004), h.447.
261
Supranto, Metode riset (Aplikasinya dalam pemasaran),(Rineka Cipta : Jakarta, 2003),
h.58
262
Pengertian tentang content analysis : Analisis isi adalah metode ilmiah untuk mempelajari
dan menarik kesimpulan atas suatu fenomena dengan memanfaatkan dokumen(teks).
263
Klaus Krippendorff, Analisis Isi : Pengantar teori dan dan metodologi, (Rajawali Press,
1993), h.15
132
a. Menentukan metode pengukuran dan prosedur operasionalisasi

konsep.

b. Menentukan universe atau populasi yang akan diteliti serta bagaimana

pengambilan sampelnya.

c. Menentukan metode pengumpulan data dan membuat cooding sheet.

4. Analisis data

5. Interpretasi data.264

Analisis yang dilakukan terhadap ayat-ayat Al-qur`an dan hadis yang

dihubungkan dengan teori manajemen sumberdaya manusia yang relevan

kemudian diinterpretasi dengan hal-hal yang menjadi kenyataan secara empirik

dalam pendidikan sehingga menghasilkan proposisi-proposisi yang merupakan

pernyataan hubungan atau hakikat hubungan antara Al-qur`an maupun hadis

dengan teori manajemen sumber daya manusia.

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Tulisan-tulisan dalam bentuk buku maupun artikel memang banyak yang

mengkaji tentang term baik “manajemen sumberdaya manusia atau

manajemen sumberdaya manusia perspektif

Islam”. Namun, pembahasan yang secara khusus fokus pada perspektif Islam

tentang manajemen sumber daya manusi dan relevansinya dengan teori

Manajemen modern sepanjang pengetahuan penulis belum ditemukan.

264
Burhan Bungin (Ed), Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis Ke Arah
Ragam Varian kontemoporer, (Jakarta : PT Raja Grafindo persada, 2004), h.139-142.
133
Sepanjang pengetahuan peneliti, ada beberapa sarjana atau individu yang

telah melakukan kajian dan penelitian manajemenen sumberdaya manusia dalam

Islam tapi belum spesifik membahas perspektif Islam tentang Manajemen

sumberdaya manusia dan relevansinya dengan Manajemen modern. Ada yang

menulis dalam buku, jurnal,disertasi,tesis dan selebihnya berupa artikel dan

makalah.

Salah satu cendikiawan muslim yang mantap mengusung nilai nilai

manajemen sumber daya insani dalam karyanya adalah prof. Veithzal Rivali

dalam bukunya yang berjudul Islamic Human Capital Managemen, yang

diterbitkan Rajawali Pres tahun 2014. Kehadiran buku ini diilhami oleh berbagi

pandangan dan pengalaman penulis, pendapat pakar, utamanya pakar dalam

bidang manajemen dan bisnis islam, disertai sentuhan wahyu Allah serta hadis.

Dalam buku tersebut ia mengkaji masalah manusia sebagai sumber daya

dengan disertai sentuhan Islam dengan mengacu pada Al-qur`an dan hadis.

Buku ini memberikan kontribusi penting bagi pembukaan perspektif baru dalam

membangun sumber daya insani dan memperkenalkan keunggulan konsep-konsep

islam mengenai sumberdaya islami.

Terdapat beberapa Jurnal dan Artikel yang memuat Manajemen Sumber

daya manusia dalam Perspektif Al-qur`an maupun Manajemen sumberdaya

manusia dalam Islam, diantaranya yaitu karya :

134
1. Akil Lutfi AlKhasawneh, Hamdan Rasheed Al-Jammal dan Mashael Al-

Khasawnew. 265 Hasil penelitiannya yaitu Konsep SDM yang ditunjukan

dalam pemikiran administrasi kontemporer adalah konsep yang sama yang

telah ditunjukkan di dalam pemikiran Islam yang diasimilasi di dalam Al

Qur'an, yang membentuk arti umum, yaitu manusia dan elemen manusia.

Tingginya SDM dari perspektif pemikiran islam, khususnya apa yang

disebutkan dalam Al Qur'an sudah pasti dan menjangkau seluruh jangka

waktu dan cakupan tempat, dan ini tidak berubah, karena diwahyukan oleh

Allah, dimuliakan dan diagungkan oleh-Nya.

2. Aisha Salim Juma Alarimy. 266 Hasil penelitiannya yaitu Manajemen SDM

dalam Islam berasal dari prinsip-prinsip Islam yang dituntun oleh Al Qur'an

dan Sunnah. Secara umum manusia tidak bisa dintuntun oleh apa yang

mereka pikir benar tetapi mereka membutuhkan tuntunan ilahiah dari Allah

SWT dalam manajemen organisasi mereka. Saat ini, kebanyakan dari

organisasi dalam manajemen SDM menggunakan pendekatan barat daripada

pendekatan-pendekatan Islam.

3. Conference paper Abdurezak A. Hashi and Bashiir A.267 Hasil penelitiannya

yaitu Teori kontemporer pengembangan SDM menekankan untuk

265
Akil Lutfi AlKhasawneh and others, “Human resources stature from the Islamic
perspective, Internasional Jurnal of Academic Research in Buness and Social Sciences, vol, no 12
( Dec 2015) , http : // www.hrmars.com / (accesed April 10, 2016).
266
Aisha Salim Juma Alarimy, “Islamic and western approaches to human resource
management in organizations : a practical approach” Inter nasional Journal of Information and
Busines Managemen, vol.39 No.1.( July 2015), http : // www. Jitbm.com (accesed April 10, 2016).
267
Abdurezak A. Hashi and Bashiir A, Conference paper: Internasional conference on
Human Capital Development, by UMP, Kuantan Pahang, Malaisya. “ Human capital development
from islamic, May 25-27, 2009.
135
mendahulukan kebutuhan biologis manusia hingga menggunakan tenaga kerja

sebagai alat mekanis dari produksi, perspektif Islam pada pengembangan

human capital lebih mendahulukan pendekatan menyeluruh dan berorientasi

pada manusia yang menggunakan tanggung jawab moral, potensi intelektual,

pengetahuan dan kemampuan individu. Pengembangan SDM harus sejalan

dengan prinsip metafisis dan nilai etis yang permanen dan stabil.

4. Parvaneh Adelzadeh. 268 Tujuan penelitian ini adalah Mempelajari manusia

dari sudut pandang Islam dalam usaha untuk mempertimbangkan manajemen

SDM Islam. Hasil dari penelitian ini yaitu SDM harus dikelola berdasarkan

Al Qur'an.

5. Junaidah Hasyim. 269 Hasil temuan yang didapat mengungkapkan bahwa

organisasi Islam di Malaysia sering menggunakan praktik manajemen SDM

berdasar petunjuk Al Qur'an. Hal ini karena organisasi-organisasi tersebut

adalah organisasi Islam, dimiliki dan dikelola oleh seorang muslim. Mereka

mempekerjakan muslim dan mereka berurusan dengan produk dan pelayanan

Islam. Terungkap juga bahwa tiga aspek dari keadilan organisasi dan

kepuasan pekerjaan berkaitan erat dengan praktik manajemen SDM. Seperti

hal penelitian sebelumnya, etika kerja Islam secara signifikan berhubungan

dengan komitmen organisasi dan kepuasan pekerjaan.

http://irep.iium.edu.my/23273/2/Human_Capital_Development_from_an_Islamic_Perspectie.
pdf (accesed April 10, 2016).
268
Parvaneh Adelzadeh, ” Management of human resources from holy qur'an perspective”,
Kuwai chapter of Arabian Journal of Business and managemen Review Vol.2 no.4; Dec.2012,
http://www.omicsonline.com/open-access/2224-8358/2224-8358-2-239.pdf (accesed April 11,
2016).
269
Junaidah Hasyim, “ The quran-based human resource management and its effects on
organisational justice, job satisfaction and turnover intention,” The Journal of Internasional
Managemen Studies, Volume 3, number 2, August, 2008.
http://www.jimsjournal.org/21%20Junaidah%20Hashim.pdf (accesed April 12, 2016).
136
6. Mohd Syahrir Bin Ahmad Razimi, Murshidi Noor dan Norzaidi Mohd

Daud.270 Hasil penelitiannya yaitu Manajemen SDM dari perspektif Islam,

meliputi : Perekrutan, seleksi, manajemen pengetahuan, kepemimpinan dan

hubungan karyawan

7. Paper Mohamed Brainine dan David. 271 Kesimpulan dari penelitian ini

berupa studi yang membuktikan bahwa ada perbedaan antara teori

manajemen Islam dan pelaksanaan manajemen di negara Arab. Manajemen di

negara-negara Arab dibentuk dan dipengaruhi oleh norma dan nilai budaya

non-Islami dari negara-negara yang berbeda dan oleh manajemen berpikir

barat dari pada prinsip-prinsip Islam dari Al Qur'an dan Hadits.

8. Rafiu Wasiu Kehinde dan Ahmad Abdul Malik. 272 Dalam jurnal ini

terungkap bahwa menurut sistem manajemen konvensional, manajemen

adalah sebuah seni seperti halnya ilmu pengetahuan untuk persiapan,

pengaturan, dan pengarahan usaha manusia untuk mengendalikan kekuatan

dan memanfaatkan materi alam untuk keuntungan manusia. Sementara itu,

sistem manajemen Islam adalah sebuah tindakan di dalam hidup setiap

manusia yang dilaksanakan dalam keselarasan dengan prinsip-prinsip Islam.

Manajemen Islam dikutip dari Abrar dari artikelnya yang berjudul

270
Mohd Syahrir Bin Ahmad Razimi and others, “ The concept of dimension in human
resource management from Islamic management perspectiv.” Jurnal Middle-East Journal of
Scientific Reseach 20(9) : 117582,2014. http://www.idosi.org/mejsr/mejsr20(9)14/31.pdf
(accesed April 12, 2016).66
271
Mohamed Brainine and David Pollard “Human resource management with Islamic
management priciples: a dialectic for a reverse diffusion in management.”
http://www.emeraldinsight.com/doi/abs/10.1108/00483481011075576 (accesed April 12, 2016).
272
Rafiu Wasiu Kehinde and Ahmad Abdul Malik, “ Islamic management perspective of
human and material resource,” online Journal of Humanities and Social Science , Volume 19,
issue 6, Ver.IV (jun.2014), PP 42-50. http : // www.iosrjournals.org (accesed April 11, 2016).

137
“Organizational Development through Islamic Management”, sebuah model

pemerintahan memberikan dimensi spiritual yang positif untuk prinsip-prinsip

manajemen yang ada untuk mengembalikan keseimbangan di manajemen

keseharian dalam proses pengambilan keputusan oleh orang-orang yang

terpusat pada kebaikan dan melarang hal yang salah.

9. Sabah Alorfi. 273 Jurnal ini Membicarakan ranah manajemen sumber daya

manusia terkait dengan prinsip agama Islam dan hasil penelitian ini yaitu

setiap organisasi yang menggunakan dan menerapkan prinsip-prinsip agama

Islam akan berada di jalan yang benar menuju kesuksesan. Prinsip-prinsip

berikut ini adalah beberapa dasar daripada manajemen SDM dalam Islam

yaitu : Niat (Al-Nya),Wali (Al-Amana), Kebenaran (Sidq).

10. Siti Akmar Samah, Kamaruzman jusoff, Moh Roslan Nor dan Ishak

Sulaiman. 274 Penelitian ini mempelajari elemen-elemen manajemen Islam

Nabi Muhammad SAW. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tentang

pengatur Pengembangan Modal Manusia. Karakas memperkenalkan tiga

perspektif tentang bagaimana spritualitas menguntungkan organisasi sebagai

sebuah individu dan sebagai sebuah unit itu sendiri.

273
Sabah Alorfi, “ Human resource management from an Islamic perspective”, online
Journal of Islamic and human Advanced Research 2 (2012) 86-92. https://www.sign-ific-
ance.co.uk/index.php/JIHAR/article/ (accesed April 11, 2016)
274
Siti Akmar Samah, and others “ Prophetic best practices in business for human capital
development,” GJAT/Desember/Vol Issue ISSN : 2232-0474/e-ISSN :2232-048,www.gjat.my
(accesed April 12, 2016).
138
Kesejahteraan
karyawan
Performa dan
Spiritualitas Perasa arti atau produktifitas
tujuan yang meningkat

Perasaan
keterkaitan dan
komunitas

Tradisi kenabian dalam pendukungan kesadaran moral. Sembuk dkk. (1999)

menjabarkan sebuah kurikulum holistik segitiga yang cocok dalam

pengembangan modal manusia di semua bidang.

Spritual,Etis dan

Kesadaran sosial

Profesionalisme Komersialisasi

Praktik terbaik melalui pencontohan. Dengan meningkatnya ekspektasi,

praktik dan kemampuan menajemen Rasulullah SAW melalui praktik

kenabiannya seperti ditemukan dalam hadits dan sunnah, berkontribusi untuk

memberikan arah dalam mengatur pengembangan modal manusi.

139
Setelah melakuka analisa mendalam terhadap jurnal-jurnal dan artikel tersebut,

penulis melihat masih ada celah yang luas untuk membahas lebih dalam mengenai

konsep manajemen sumberdaya manusia perspektif Islam yang dapat digali dari

Al-qur`an dan Hadis sebagai rujukan utama, kemudian dicari relevansinnya

dengan konsep manajemen sumberdaya manusia modern yang berkembang saat

ini.

Di indonesia ada beberapa sarjana yang mengkaji Sumber daya Islam

diantaranya adalah sebuah disertasi dari program pasca sarjana Institut Pertanian

Bogor, tahun 2011, Karya Popy Novita Pasaribu yang berjudul Model

Sumberdaya Manusia Perbankan Syariah Berbasis Nilai Islam.275 Namun dalam

penelitian tersebut perspektif Islam tentang sumber daya manusia belum di bahas

secara mendalam.

Selanjutnya terdapat tulisan dalam bentuk makalah yang ditulis Intan

Wijayanti berjudul Al-qur`an dan Al-Hadits sebagai Sumber Kajian Manajemen

Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan Islam, dari Program Pasca Sarjana

Manajemen Pendidikan Islam STAIN Ponorogo, tahun 2014. Dalam tulisan

tersebut ia mengkaji tentang karakteristik sumber daya manusia pendidikan Islam

dalam Al-qur`an dan Hadis, Komponen manajemen sumberdaya manusia

pendidikan sebagai hasil kajian Al-qur`an maupun Al-Hadits dan juga dibahas

275
http://elibrary.sb.ipb.ac.id/files/disk1/24/mbipb-12312421421421412-popynovita-1170-
s5-1dm-05-p-n.pdf di unduh 25 April 2016
140
mengenai upaya membangun manajemen sumberdaya Qur‟ani didalam

pendidikan Islam. 276

Mencermati beberapa karya ilmiah, terlihat bahwa penelitian Perspektif

Islam tentang konsep manajemen sumberdaya manusia dan relevansinya dengan

teori manajemen modern belum banyak terungkap, dengan demikian perspektif

Al-qur`an tentang manajemen sumber daya manusia dan relevansinya dengan

teori manajemen modern belum mendapatkan perhatian secara spesifik oleh

peneliti terdahulu dalam beberapa penelitiannya.

Berdasarkan penenitian terdahulu, maka peneliti lebih memfokuskan objek

penelitian pada masalah Perspektif Islam tentang konsep manajemen sumberdaya

manusia dan relevansinya dengan teori manajemen modern yang difokuskan pada

bidang pendidikan Islam, dikaji dalam kajian Al-qur`an dan Hadis. Dalam

penelitian ini akan dicari, digali dan dianalisis konsep manajemen sumberdaya

manusia perspektif Islam dan diungkap teori-teori atau konsep manajemen

sumberdaya manusia Islam yang dianggap lebih relevan dikaitkan dengan konsep

manajemen modern.

276
www. Acacemia edu. Com, di download tanggal 29 Apri 2016.
141
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Buku Referensi

1. Buku Induk Manajemen SDM – Human Capital Syariah

Buku karya karya Saifuddin Bachrun. Penulis adalah praktisi

manajemen sumber daya manusia yang memiliki pengalaman lebih dari tiga

puluh tahun. Buku ini memberikan ulasan secara komprehensif teori dan

praktek Manajemen Sumber Daya Manusia pada era manajemen modern, yang

dilengkapi dengan rujukan nilai-nilai bersumber dari Al Qur‟an dan Sunah

Nabi. Organisasi akan menjadi hidup (living organism) dan bersemangat

(passionate) bila diisi oleh para pemimpin dan karyawan yang memiliki ruh

syariah, yang hidupnya berorientasi pada kehidupan yang sejati, akherat kelak

bukan material semata.

Penulis memakai istilah human capital untuk sumber daya manusia.

Terminologi ini lebih luas dan dalam jika dibandingkan dengan istilah

personnel, human resources atau human aset. Berbeda dengan literatur

manajemen sumberdaya manusia yang selama ini ada, penulis menjabarkan

secara sistematis dan komprehensif manajemen sumberdaya manusia mutakhir

dan tidak bebas nilai. Pendekatan bahasan yang merujuk pada Al-qur`an dan

Hadis menjadikan fungsi manajemen sumber daya manusia menjadi begitu

efektif dan bernilai. Buku ini dilengkapi dengan contoh praktis penerapan

manajemen sumber daya manusia dalam perspektif syariah yang mudah dan

bisa diterapkan.

142
2. Islamic Human Capital Management (Manajemen Sumber Daya Manusia

Insani)

Karya Prof. Dr. Veithzal Rivai Zainal, S.E., M.M., MBA, Prof. Dr. Salim

Basalamah, S.E, MS dan Dr. Natsir Muhammad, S.E., M.M. Buku ini mengajak

untuk membumikan Islam dalam lingkup Sumberdaya Insani (SDI). Selain

memberikan kontribusi penting bagi perspektif baru dalam membangu SDI,

buku ini juga memperkenalkan keunggulan konsep-konsep Islam mengenai SDI

sendiri.

Buku ini hadir didorong oleh keprihatinan mendalam dari penulis, bahwa

banyaknya kalangan yang sepatunya menjadi khalifah di muka bumi ini, tetapi

dalam prakteknya telah jauh dari mengaplikasikan dalam kehidupannya .

Melalui buku ini penulis ingin mewujudkan kembali konsep manusia

sebagai khalifah di muka bumi yang memiliki potensi besar dalam menentukan

nilai manusia sebagai sumber daya insani yang islami agar dapat memberikan

kontribusi besar dalam membentuk manusia menjadi insan yang kaffah,

konsisten dan konsekuen dalam menegakkan panji panji Islam dalam

kehidupan. Penulis mampu memaparkan secara lengkap, mulai dari teori

sampai dengan contoh aplikasi sehingga memidahkan pembaca dalam mencerna

isi dan maknanya.

3. HRD Syariah, Teori dan Implementasi Manajemen Sumber Daya Manusia

Berbasis Syariah

Buku ini ditulis oleh Ust.Abu Fahmi, Ir. Agus Siswanto, M.E.I, Ir.

Muhammad Fahri Farid, M.M dan Arijulmanan, s.s, M.H.I. Buku ini ditulis

143
oleh penulis penulis yang berpengalam di bidang HRD berbasis spiritual. Buku

ini berisi tentang pengaturan SDM syariah agar senatiasa memiliki jiwa amanah

dan profesional. Dalam buku ini digambarkan bagaimana SDM Syariah

merupakan solusi terbaik bagi setiap organisasi untuk mencapai targetnya.

Secara umum, SDM syariah memiliki nilai nilai universal yang selaras

dengan bisiness ethic dari seluruh penjuru dunia. SDM syariah harus menjadi

pribadi yang memiliki komitmen tinggi pada kejujuran ( honesty), profesional,

percaya diri dan bisa diandalkan. Semua itu lahir dari prophetic value sebagai

efek positif tauhid yang hanif dalam keyakinan Islam. SDM syariah harus

menjadi duta Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.

4. Manajemen Syariah sebuah kajian historis dan kontemporer.

Buku ini ditulis oleh Ahmad Ibrahim Abu Sinn. Buku ini diterjemahkan

dari buku aslinya Al-Idarah fi Al-Islam oleh Dimyauddin Djuwaini. Buku ini

hadir sebagai kontribusi untuk menyingkap teori manajemen syariah yang

bersumber dari nilai-nilai syariah Islam yang masih autentik. Selain itu

mengakomodir pemikiran manajemen modern yang relevan.

Buku ini terdiri dari dua pokok bahasan. Pembahas pertama adalah

pendahuluan yang terdiri hubungan manusia dengan Allah, peran manusia

diatas muka bumi, tugas negara dalam Islam, tonggak sejarah manajemen

Islam, public duties and utilities. Pembahasan kedua terdiri kegiatan manajemen

yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, kepepimpinan, pengawasan,

manajemen lokal, dan diakhiri dengan manajemen dalam Islam.

144
5. Muhammad SAW the Super Leader Super Manager

Buku ini ditulis oleh Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec. Metodologi

yang diterapkan dalam penulisan buku ini adalah sebagai berikut : pertama kali

dilakukan penelusuran terhadap sumber utama kehidupan Rasululloh SAW berupa

ayat ayat Al-qur`an, musnad-musnad dan sunah hadits, buku buku sirah, maghazi

wa siyar, kitab-kitab syama‟il, buku buku tentang haramayn, buku sejarah, kitab

autobiografi para tokoh dan sebagainya.

Misi utama buku ini adalah menumbuhkan kesadaran untuk mengkaitkan

perjalanan hidup pribadi, keluarga, bisnis, sosial, politik, militer, hukum dan

pendidikan Rasululloh SAW dengan disipin leadership dan manajemen. Dengan

harapan teritorial suri tauladan Rasululloh SAW tidak lagi dalam masjid dan

mushalla tetapi mulai keluar merambah manajemen manajemen pasar modal,

perbankan, asuransi, sistem hukum, manajemen stratejik, pembiyayaan ekspor-

impor, sistem pendidikan dan bidang kehidupan lainnya.

6. Manajemen Dalam Pendidikan Islam

Buku karya Sukarji dan Umiarso. Buku ini disusun berdasarkan keinginan

penulis untuk menemukan makna hakiki pengelolaan pendidikan Islam. Disisi

yang lain, penulis mencoba memberikan perspektif lain pada diskursus

manajemen Pendidikan Islam dengan memisahkan antara manajemen dan

pendidikan Islam. Titik temu antara keduanya akan terpaut pada sisi pencapaian

secara efektif dan efiesien tujuan pendidikan Islam dengan membangun manusia

sempurna ( insan kamil).

Buku ini terdiri atas tujuh bab dengan ciri khas masing-masing. Pada bab I

145
penulis mencoba mendeskripsikan tentang pemetaan diskursus proses manajerial

dalam pendidikan Islam. Bab II, penulis menguak tentang manajemen pendidikan

yang sangat ideal, Bab III menyajikan tentang pendidikan Islam secata umum.

Bab IV merupakan bab yang menjadi substansi buku gradual ini yang didalamnya

mengkaji tentang sisi penting tata kelola potensi pendidikan untuk mencapai

tujuan pendidikan Islam. Bab V berisi tentang tentang kepemimpinan Pendidikan

Islam. Bab IV memunculkan suatu tatanan teori dalam menggerakkan manajemen

pendidikan Inslam yaitu kepemimpinan transformasional-spiritual. Dan Bab VII

adalah penutup yang didalam nya penulis secara parsial memberikan rekomendasi

untuk melakukan pelacakan lagi teori-teori yang masih parsial.

7. Esensi Manajemen Pendidikan Islam (Pengelolaan Lembaga untuk

Meningkatkan Kualitas Pendidikan Islam).

Buku ini ditulis Sulistyorini dan Muhammad Fathurrohman ( 2014). Buku

ini merupakan buku kolaborasi yang ditulis oleh dua penulis yang memiliki latar

belakang sedikit berbeda. Sebuah perpaduan antara paradigma manajemen

pendidikan di STAIN Tulunggagung dengan paradigma manajemen pendidikan

UIN Malang. Perpaduan dua paradigma tersebut diharapkan memberikan

sumbangsih pemikiran dalam kaitanya manajemen pendidikan yang lebih luas dan

mendalam.

8. Human Resource Management in Education, (Contexts, Themes and

Impact).

Buku ini ditulis oleh Justine Mercer, Bernard Barker dan Richard Bird.
This book providesan holistic, reseach-based in human resource management
( HRM) within of the core ideas and key debates in human resource management(
HRM) within the education sector. It has been written to help practitioners,

146
students and academics develop an approprite conseptual framwork within which
to offer readers a clearly articulated critical stance. It challenges the normative
best-practice paradigm that dominates the field of HRM in educational, and in its
place develops a consistent alternative perspective that takes full account of
recent nasional and internasional trends.

9. Human Resorce Management Practice

Buku ini ditulis Michael Armstrong. Michael Armstrong is an honours

graduate in economics from the London School of Economics, a Fellow on the

Institute of Personal and Development and a Fellow of the Institude of

Management Consultancy. He is also Chief Examiner ( Employee Reward) for the

Institute of Personal and Development.

This book is largerly based on Michael Armstrong‟s hand-on experience

as a personal practitioner, initially in the engineering and food industries as an

employee development specialist.

10. Human Resorce Management, 14 th ed.

Buku ini ditulis oleh Gary Dessler. Buku ini memberikan suatu pengantar

penuh dan praktis mengenai meningkatkan kinerja, produktivitas dan profitabilitas

di tempat kerja. Seluruh manajer tidak hanya manajer SDM membutuhkan dasar

kuat dalam konsep dan tehnik manajemen SDM untuk melakukan pekerjaan

mereka secara efektif. Dengan demikian akan ditemukan penekanan pada materi

praktis yang dibutuhkan untuk tanggung jawab manajemen.

Buku ini dilengkapi fitur fitur yang sangat membantu bagi para pembaca

untuk lebih memamami penerapannya dalam dunia nyata. Selain itu dilengkapi

dengan berbagai latihan dan soal yang dapat digunakan mahasiswa untuk melatih

dan menerapkan pemahaman yang didapat dari materi buku ini.

147
11. Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia

Buku karya Wirawan. Buku ini membahas Manajemen Sumber Daya

Manusia (MSDM) dari perspektif sumber Sumber Daya Manusia Indonesia.

Sumber Daya Manusia manusia Indonesia yang jumlahnya no 5 di dunia dan

hidup di negara nomor 7 luasnya di dunia dan kaya dengan sumber daya alam,

akan tetapi sebagian masih hidup miskin dan primitif. Mereka kurang kompetitif

jika dibandingkan SDM negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia dan

Thailand. Untuk membantu pengembangan sumber daya manusia Indonesia buku

ini ditulis. Pengembangan Sumber Daya Manusia Indonesia harus menjadi

program berkelanjutan dari pemerintah dan setiap individu warga Bangsa

Indonesia. Hanya dengan cara tersebut SDM Indonesia dalam 10 tahun medatang

menjadi SDM yang mempunyai keunggulan kompetitif dalam alam globalisasi

dunia.

Buku ini fokus pada Sumber Daya Manusia Indonesia. Isinya

komprehensif, pertama berisi teori-teori mengenai manajemen Sumber Daya

Manusia (MSDM). Sebagai ilmu pengetahuan yang mandiri, MSDM mempunyai

berbagai teori yang membentuk tubuh, tulang dan otot ilmu tersebut. Buku ini

membahas MSDM dalam kaitannya dengan ilmu-ilmu bantu tersebut. Kedua,

buku ini membahas aplikasi MSDM dalam praktek penerapannya dalam dunia

bisnis, pemerintah dan pendidikan di Indonesia.

Ciri khas lain buku ini di samping membahas tehnik-tehnik penelitian

MSDM dan mengemukakan terjemahan model model dan contoh penelitian-

penelitian MSDM yang dilakukan oleh para pakar di berbagai negara yang dapat

148
digunakan menumbuhkan ide untuk melakukan penelitian MSDM di Indonesia.

12. Manajemen Sumber Daya Manusia ( Membangun Tim kerja yang solid

untuk meningkatkan kinerja).

Buku ini ditulis oleh Prof. Dr. Lijan Poltak Sinambela. Buku ini ditulis

dengan judul Manajemen Sumberdaya Manusia, dengan sub tema Membangun

Tim Kerja yang Solid untuk Meningkatkan Kinerja. Penekanan pada tim kerja

dipandang perlu mengingat sekalipun pegawai sangat trampil, sangat disiplin dan

berkomitmen pada pekerjaanya, tetapi kinerja organisasi yang optimal tidak dapat

dicapai jika hanya mengandalkan dirinya. Oleh sebab itu, manusia harus dapat

bekerja sama dengan baik dalam tim kerja. Apabila tim kerja memiliki kinerja

yang baik akan dengan sendirinya dapat meningkatkan kinerja organisasi.

Pembahasan buku ini dibagi dalam lima bagian. Bagian pertama disajikan

Konsep Dasar Manajemen Sumber Daya Manusia sebagai pengantar perihal

pengelolaan SDM dalam organisasi. Bagian kedua Perencanaan SDM terdiri dari

Analisis Jabatan yang akan membahas landasan persiapan SDM untuk

melaksanakan perencanaan SDM sampai dengan pensiun. Kemudian dilanjutkan

perencanaan SDM yang akan membahas kebutuhan SDM secara komprehensif

setiap bagian hingga diperoleh kebutuhan pegawai secara menyeluruh dalam

organisasi. Bagian ini diakhiri denga Rekrutmen dan seleksi. Selanjutnya, bagian

ketiga disajikan Pengembangan SDM, terdiri Pelatihan dan Pengembangan.

Bagian keempat adalah Pembinaan SDM, bagian kelima Membangun Tim Kerja

untuk Kinerja.

149
13. Manajemen Sumber Daya Manusia

Buku ini ditulis oleh Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA. Dalam buku ini

dibahas dengan cerdas manajemen sumberdaya manusia berdasarkan pendekatan

mikro, yaitu mambahas konsep, teori, metode dan langkah langkah dalam

manajemen sumber daya manusia yang diterapkan pada tingkat organisasi.

Buku ini dimulai dengan pembahasan tentang pentingnya manajemen

sumber daya manusia bagi setiap jenis organisasi dan diakhiri dengan pembahasan

mengenai audit kepegawaian. Artinya disoroti bebagai langkah yang harus

ditempuh untuk melihat apakah bagian kepegawaian melaksanakan fungsi-fungsi

kepegawaiannya dengan baik atau tidak.

14. Manajemen Pendidikan ( Suatu Pengantar Praktik).

Buku ini ditulis oleh Imam Gunawan dan Djum Djum Noor Benty.

Pembahasa buku ini adalah tiga bidang kajian besar yang dikaji dalam ilmu

manajemen pendidikan, yaitu manajemen pendidikan, supervisi pendidikan, dan

kepemimpinan pendidikan.

Ketiga bidang tersebut diuraikan lebih lanjut, buku ini membahas tentang

sejarah perkembangan ilmu administrasi dan manajemen; konsep dasar

manajemen pendidikan; fungsi perencanaan; fungsi pengorganisasian; fungsi

penggerakan; fungsi pengawasan; manajemen pendidikan mencakup manajemen

peserta didik; manajemen kurikulum dan pembelajaran; manajemen sumberdaya

manusia pendidikan; manajemen sarana dan prasarana pendidikan; manajemen

keuangan sekolah dan manajemen hubungan sekolah dan masyarakat.

150
15. Manajemen Sumber Daya Manusia (Reformasi Birokrasi dan

Manajemen Pegawai Negeri Sipil)

Buku ini ditulis oleh Prof. Dr. Sedarmayanti, M.Pd., APU. Buku ini

membahas secara komprehensif tentang manajemen sumber daya manusia di

organisasi/instansi pemerintah. Sumber daya manusia merupakan titik sentral

untuk mencapai keunggulan daya saing di era global, dengan terus

mengembangkan kompetensi, profesionalisme, komitmen dan integritas yang

dapat dipertanggungjawabkan dalam berbagai karya yang kreatif dan inovatif.

Meningkatkan keunggulan kompetitif akan memberikan kontribusi positif bagi

eksistensi organisasi/ perusahaan/instansi, sehingga akan lebih mampu

mengadaptasi diri terhadap perubahan lingkungan yang dinamis dan kompetitif.

Buku ini juga membahas tentang Reformasi Birokrasi yang bertujuan

untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance), melalui

peningkatan kompetensi dan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil. Selain itu,

terdapat pembahasan mengenai Manajemen Pegawai Negeri Sipil yang bertujuan

untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan secara

berdayaguna dan berhasilguna dengan dukungan PNS yang profesional,

bertanggung jawab, jujur dan adil melalui pembinaan yang dilaksankan

berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karir yang dititik beratkan pada

sistem prestasi kerja.

151
B. Pemaparan Hasil Penelitian

1. Perspektif Islam Tentang Perencanaan Sumberdaya Manusia

Perencanaan adalah masalah yang sangat penting bagi SDM di Lembaga

pendidikan Islam. Islam mengajarkan kita tentang studi perencanaan secara jelas

terperinci dalam Al-Quran dan As-Sunnah sebagai sumber segala ilmu yang

menjadi pedoman kita untuk menindak lanjuti berbagai macam permasalahan

hidup, begitu pun dengan perencanaan.

a. Kewajiban membuat perencanaan dengan teliti

Dalam Manajemen Islam disebutkan bahwa semua tindakan Rasulullah selalu

membuat perencanaan yang teliti.277 Mengenai kewajiban untuk membuat perencanaan

yang teliti ini, banyak terdapat di dalam Al-qur`an, baik secara tegas maupun sindiran

(kinayah) agar sebelum mengambil sesuatu tindakan haluslah di buat perencanaan. 278

Fungsi manajemen Pendidikan Islam ini (perencanaan) mempunyai dasar normatif

dalam Al-qur`an, salah satunya dalam surat al-Hasyr ayat 18 yang menyatakan bahwa :

 
  
   
    
   
 
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan

277
Sulistyorini dan Muhammad Fathurrohman, Esensi Manajemen pendidikan Islam,
(Yogyakarta : 2014), h. 29
278
Ibid., h. 29
152
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan ( Q.S. Al-Hasyr,[59]:(18)). 279

Surat Al Hasyr terdiri atas 24 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah,

diturunkan sesudah surat Al Bayyinah. Dinamai surat Al Hasyr (pengusiran) diambil dari

perkataan Al-Hasyr yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Di dalam surat ini disebutkan

kisah pengusiran suatu suku Yahudi yang bernama Bani Nadhir yang berdiam di sekitar

kota Madinah.

Kata-kata ‘ghad’ sendiri dalam bahasa Arab berarti besok. Beberapa ahli ta’wil

menyatakan dalam beberapa riwayat : Allah senantiasa mendekatkan hari kiamat hingga

menjadikannya seakan terjadi besok, dan ‘besok’ adalah hari kiamat. Ada juga yang

mengartikan ‘ghad’ sesuai dengan makna aslinya, yakni besok. Hal ini bisa diartikan juga

bahwa kita diperintahkan untuk selalu melakukan introspeksi dan perbaikan guna

mencapai masa depan yang lebih baik. Melihat masa lalu, yakni untuk dijadikan

pelajaran bagi masa depan. Atau juga menjadikan pelajaran masa lalu sebuah investasi

besar untuk masa depan.

Ma qaddamat ligad yang artinya memperhatikan apa yang telah dilakukan

untuk hari esok pada firman Allah tersebut dapat kita tafsirkan dan kita buktikan bahwa

Alquran telah memperkenalkan teori perencanaan baik berkaitan dengan perencanaan

dalam kehidupan di dunia maupun untuk kehidupan di akhirat. Dalam tafsir Ibnu Katsir

279
Al Qur‟an dan Terjemah, (Jakarta:Al-Fatih, 2009), h.548
153
menjelas kan bahwa intropeksilah diri kalian sebelum kalian diintropeksi dan lihatlahlah

amalan apa yang telah kalian simpan untuk bekal hari kiamat.280

Imam Al-Ghozali kemudian menafsirkan ayat diatas sebagai berikut;bahwa

manusia diperintahkan untuk memperbaiki dirinya, untuk meningkatkan keimanan dan

ketakwaan kepada Allah SWT, dimana proses kehidupan manusia tidak boleh sama

dengan kehidupan yang sebelumnya (kemarin), disamping itu kata

perhatikanlah menurut Iman Al-Ghazali mengandung makna bahwa manusia harus

memperhatikan dari setiap perbuatan yang dia kerjakan, serta harus mempersiapkan

diri (merencanakan) untuk selalu berbuat yang terbaik demi hari esok.

Prof. Dr. Quraish Shihab dalamnya tafsir “al-Misbah” nya, menafsirkan bahwa

ayat tersebut berbicara mengenai perencanaan. Beliau mengatakan bahwa kata

“waltandzur’ nafsumma koddamat lighod”, mempunyai arti bahwa manusia harus

memikirkan terhadap dirinya dan merencanakan dari segala apa yang menyertai

perbuatan selama hidupnya, sehingga ia akan memperoleh kenikmatan dalam

kehidupan ini.

Kemudian dalam Tafsir Imam Thobari dituliskan

َ‫ا هللا‬ُٞ‫ارهو‬ٝ : ُٙ‫َّللاَ } ؛ ٓؼ٘ب‬ ‫اْ ه‬ُٞ‫اْ ارهو‬َُٞ٘ٓ ‫َٖ آ‬٣ِ‫ب اُهن‬َٜ ُّ٣َ‫بأ‬٣ { : ٠َُ‫ُ ر َ َؼب‬ُُْٚٞ َ‫ه‬
ْ َٓ ‫ٌ هٓب هَله‬
} ‫ذ ُِـَ ٍل‬ ٌ ‫ظ ْو َٗ ْل‬ُ َ٘‫ ُْز‬َٝ { ، ٚ٤ٕ‫اعز٘بة َٓؼب‬ٝ ِٚ ٚ‫ثؤكاء كوائ‬ ِ
ٍ‫ هب‬، ‫ب‬ُٜ‫ثو‬ُٞ٣ ً ‫ِّئب‬٤ٍ َ ً‫ػٔال‬ َ ّ‫ب أ‬ٜ٤‫٘غ‬ ِ ُ٣ ً ‫ٕب ُِؾب‬ َ ً‫ػٔال‬ َ ‫بٓ ِخ‬٤‫ّ اُو‬ٞ٤ُ ِ ١‫؛ أ‬
.)ٍ‫ب ًَـَل‬َٜ َِ‫ َع َؼ‬٠‫ػخَ َؽزه‬ َ ‫َب‬ ‫ة اُ ه‬ ُ ‫ُوَ ِ ّو‬٣ ُ‫ ( َٓب ىَ ا ٍَ هللا‬: َٖ‫اُؾ‬
ُ
} ََُِٕٞٔ ‫و ثِ َٔب ر َ ْؼ‬٤ ‫اْ ه‬ُٞ‫ارهو‬َٝ {
‫َّللاَ اِ هٕ ه‬
ٌ ِ‫َّللاَ َفج‬
280
Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Shahih Tafsir Ibnu Katsir, (Cet; IV, Jakarta:
Pustaka Ibnu Katsir, 2011), h. 36
154
Artinya :

Firman Allah (Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah) makusudnya
bertaqwa pada allah dengan cara menunaikan kewajibanNya dan menjauhhi
laranganNya (dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok) maksudnya hari kiamat amal kebaikan yang akan menyelamatkan atau
amal amal kejelekan yang akan membinasakannya berkata Al Hasan ( senantiasa allah
mendekatkan hari kiamat sehingga menjadikannya seperti besuk akan terjadi) (dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan).

Kemudian dalam Tafsir Imam Jalain dituliskan

ُ ْ٘ َ ‫ ُْز‬َٝ ‫َّللا‬
ْ َٓ ‫ظ ْو َٗ ْلٌ َٓب هَله‬
ِّ ْٞ َ٤ُِ "ٍ‫ذ ُِـَل‬ ‫ا ه‬ُٞ‫ا ارهو‬َُٞ٘ٓ ‫َٖ آ‬٣ِ‫ب اُهن‬َٜ ّ٣َ‫َب أ‬٣

‫ب َٓخ‬٤َ ‫ْاُ ِو‬

Artinya : (Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok) yakni untuk
menghadapi hari kiamat (dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kalian kerjakan).

Dari ayat tersebut mengandung kata Al-Tandur yakni melihat, memperhatikan,


atau menganalisis ; artinya setiap orang perlu memperhatikan setiap sesuatu yang akan
diperbuatnya hari esok.281 Menurut Muhammad Ali al-Shabuni ٌ‫اُز٘ظوٗل‬ٝ ‫ هلٓذ ٓب‬adalah
hendaknya masing-masing individu memerhatikan amal-amal saleh apa yang diperbuat
untuk menghadapi hari Kiamat. Perencanaan ini menjadi sangat penting karena
berfungsi sebagai pengarah bagi kegiatan, target-target, dan hasil hasilnya di masa
depan sehingga apapun kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan tertib. 282 Proses
manajemen pada dasarnya adalah perencanaan segala sesuatu secara sistematis
melahirkan keyakinan yang berdampak pada melakukan sesuatu sesuai dengan aturan

281
Sulistyorini dan Muhammad Fathurrohman, Op Cit., h. 86
282
Mujamil Qomar. Manajemen Pendidikan Islam (Surabaya : Erlangga), h. 30
155
serta memiliki manfaat.283 Perbuatan yang tidak ada manfaatnya adalah sama dengan
perbuatan yang tidak pernah direncanakan. 284

Ayat di atas menunjukkan tentang tiga hal, yang pertama adalah perintah untuk

bertakwa artinya kerjakanlah apa yang diperintahkan dan tinggalkanlah apa yang

dilarang, itulah esensi takwa. Kedua Perintah untuk membuat

perhitungan/perencanaan. Hendaklah kita memperhatikan apa yang telah kita kerjakan

untuk akhirat (masa depan) yang dapat member manfaat kepada kita pada hari hisab

(perhitungan amal) dan pembalasan. Hendaklah masing-masing diri memperhitungkan

yang akan diperbuatnya sebelum Allah nanti memperhitungkannya. Hendaklah kita

berencana dan mengumpulkan bekal untuk hari akhir nanti. Ketiga, pengawasan Allah

mengetahui segala keadaan kita. Sedikitpun tidak ada yang luput dari pandangan-Nya.

Allah akan menghisab semua perbuatan kita dan akan membalasnya.285

Dalam Al;Qur’an beberapa ayat lain yang mengindikasikan tentang pentingnya


sebuah perencanaan, antara lain dalam surah Yusuf : 47

   


  
   
   

283
Sulistyorini dan Muhammad Fathurrohman, Op Cit., h. 29
284
Sulistyorini dan Muhammad Fathurrohman, Op Cit., h. 29
285
Veitzal Rivai Zainal, Islamic Human Capital, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2014), h. 67
156
Yusuf berkata : “ Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa;

Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di bulirnya kecuali sedikit untuk

kamu makan.” ( Q.S. Yusuf, [12]:(47)).286

Dalam Tafsir Jalalain dituliskan

َ٣ِٝ ْ ‫ ر َؤ‬٢
َ ِٛ َٝ ‫َٖ كَأَثًب" ُٓزَز َب ِث َؼخ‬٤ٍِِ٘ ‫ٍجْغ‬َ " ‫ا‬ٞ‫ػ‬ ُ ‫اى َه‬ ْ ١ ْ َ ‫َٕ " أ‬ُٞ‫"هَب ٍَ ر َْي َهػ‬
‫" ُِئ هَال‬ُِٚ‫ٍ ْ٘ج‬ُ ٢ِ‫ُ "ك‬ًُٙٞ ‫ اُرْ ُو‬١ ْ َ ‫ُ" أ‬ٙٝ‫ٖ ْلر ُ ْْ كَنَ ُه‬
َ ‫َ َٔبٕ "كَ َٔب َؽ‬ ّ ِ ُ‫َجْغ ا‬‫اُ ه‬
ُ ‫َٕ " كَب ْك ُه‬ًُُِٞ ْ ‫ال ِٓ هٔب ر َؤ‬٤
ٍُٙٞ ً ِِ َ‫"اال ه‬‫َل ه‬ ُ ‫َ ْل‬٣
Artinya :

(Yusuf berkata, "Supaya kalian bertanam) artinya tanamlah oleh kalian (tujuh tahun
lamanya sebagaimana biasa) yakni secara terus-menerus; hal ini merupakan takbir
daripada tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk (maka apa yang kalian panen
hendaklah kalian biarkan) biarkanlah ia (dibulirnya) supaya jangan rusak (kecuali sedikit
untuk kalian makan) maka boleh kalian menumbuknya.

Nabi Yusuf a.s. menerangkan ta’bir mimpi raja, seolah-olah beliau

menyampaikan kepada raja dan pembesar-pembesarnya, bahwa mereka akan

menghadapi suatu masa tujuh tahun lamanya penuh dengan segala kemakmuran dan

keamanan. Ternak berkembangbiak, tumbuh-tumbuhan subur, dan semua orang akan

merasa senang dan bahagia. Maka hendaknya mereka menggalakkan rakyat untuk

bertanam dalam masa tujuh tahun itu. Hasil dari tanaman itu mesti disimpan, gandum

disimpan dengan tangkai-tangkainya supaya tahan lama. Sebagian kecil dikeluarkan

untuk dimakan sekadar keperluan saja. Setelah masa itu, akan datang masa yang penuh

kesengsaraan dan penderitaan selama tujuh tahun pula. Pada waktu itu, ternak habis

musnah, tanaman-tanaman tidak berbuah, udara panas, musim kemarau panjang.

Sumber-sumber air menjadi kering dan rakyat menderita kekurangan makanan. Semua

286
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.241
157
simpanan makanan akan habis, kecuali tinggal sedikit untuk dijadikan benih. Kemudian

setelah itu, maka datanglah masa hidup makmur, aman dan sentosa. Di masa itu bumi

menjadi subur, hujan turun sangat lebatnya, manusia kelihatan beramai-ramai memeras

anggur dengan aman dan gembira. Mereka telah duduk bersantai menikmati buah-

buahan hasil kebunnya bersama anak-anak dan keluarganya. Itulah ta’bir dari mimpi

raja.

Berdasarkan ayat tersebut, kita ketahui bahwa tujuan jelas dan terbatas, yaitu

perencanaan persiapan dalam menghadapi ‘masa-masa kelaparan’, dengan

menggunakan segala kemungkinan dengan sebaik-baiknya, yaitu menyimpan hasil

panen yang melimpah selama tujuh tahun untuk menghadapi tujuh tahun berikutnya di

masa susah/ paceklik sambil menanti tahun yang padanya manusia diberi hujan dengan

cukup dan di masa itu mereka memeras anggur.

Ayat lain yang menyatakan penting perencanaan adalah Al-qur`an Surat al-Anfâl
8 ayat 60

  


   
 
   
  
   
   
    
   
 
Artinya:

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi
dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu
menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu
158
tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan
pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan
dianiaya (dirugikan).”

Surat al-Anfâl 8 ayat 60 menegaskan bahwa tujuan dari perencanaan tersebut

adalah untuk “menggetarkan musuh” (irhâb al‘adu), bukan untuk menindas, atau

menjajah, bukan pula untuk dimaksud melakukan agresi. Untuk mewujudkan hal itu,

maka segala kemungkinan (imkâniyât) sumber daya (quwwah) mesti direncanakan dan

dipersiapkan untuk mencapai tujuan tersebut, baik sumber daya manusia ataupun

materi Perencana mesti membangun dan menetapkan tujuan, yaitu statemen tentang

apa yang akan diperlukan, apa yang akan dicapai dan kapan pencapaian itu. 287

Surat al-Anfâl 8 ayat 60 menegaskan pula bahwa perencanaan untuk mencapai

tujuan memerlukan pembiayaan. Ayat tersebut mengaitkan pembiayaan dengan

menafkahkan harta pada jalan Allah. Menginfakkan harta benda merupakan bentuk

ibadah yang mudah bagi orang-orang yang tidak dihinggapi ketamakan terhadap dunia

dan yang tidak mengejar dunia, tetapi merindukan akhirat. Allah telah memerintahkan

kita untuk menginfakkan sebagian dari harta kita untuk menjauhkan cinta dunia.

Menginfakkan harta benda merupakan sarana untuk membersihkan diri dari sifat tamak.

Tidak diragukan lagi bahwa bentuk ibadah ini sangat penting bagi orang-orang yang

beriman dalam kaitannya dengan perhitungan di akhirat. 288

Selanjutnya dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

287
Media.neliti.com/media/publications/56861-ID-perencanaan-dalam-perspektif-manajemen-
i.pdf. diunduh 08 maret 2018
288
Media.neliti.com/media/publications/56861-ID-perencanaan-dalam-perspektif-
manajemen-i.pdf. diunduh 08 maret 2018
159
‫بٓخ‬٤‫ّ اُو‬ٞ٣ ‫ؾبٍت‬٣ ٕ‫ب هجَ أ‬٤ٗ‫ اُل‬٢‫ ك‬َٚ‫ؽبٍت ٗل‬
Artinya: Orang yang cerdas adalah orang yang mampu menghitung-hitung amal
perbuatannya dan mempersiapkan amalan untuk hari esok” (HR. at-Turmudzi).289

Perintah untuk memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok,

dipahami oleh Thabathabai yang dikutip dalam Tafsir al-Misbah sebagai perintah untuk

evaluasi terhadap amal-amal yang dilakukan. Ini seperti seorang tukang telah

menyelesaikan pekerjaannya. Ia dituntut untuk memperhatikannya kembali agar

menyempurnakannya bila telah baik, atau memperbaikinya bila masih ada

kekurangannya, sehingga jika tiba saatnya diperiksa, tidak ada lagi kekurangan dan

barang tersebut terlihat sempurna.290

Selanjut perintah untuk memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari

esok dalam hadis berikut

٠ِٕ ‫ٍ هللا‬ٍٞ‫ افن ه‬: ٍ‫ٔب هب‬ٜ٘‫ هللا ػ‬٠ٙ‫ػٖ اثٖ ػٔو ه‬
ٝ‫جت ا‬٣‫ب ًؤٗي ؿو‬٤ٗ‫ اُل‬٠‫ كوبٍ ًٖ ك‬٠‫ٍِْ ثٌٔ٘ج‬ٝ ٚ٤ِ‫هللا ػ‬
ٍٞ‫و‬٣ ‫ٔب‬ٜ٘‫ هللا ػ‬٠ٙ‫ًبٕ اثٖ ػٔو ه‬ٝ ،َ٤‫ػب ثوٍج‬
ٖٓٝ ‫ي‬ٙ‫فن ٖٓ ٕؾزي ُٔو‬ٝ ‫ذ كال ر٘ظو أَُبء‬٤َٓ‫اماا‬
)ٟ‫ اُجقبه‬ٙ‫ا‬ٝ‫ري (ه‬ُٞٔ ‫بري‬٤‫ؽ‬

Artinya: Dari Ibnu umar R.A. telah berkata bahwa rosulullah SAW telah memgang
pundakku lalu beliau berkata: “jadilah engkau didunia seolah-olah perantau (orang
asing) atau orang yang sedang menempuh perjalanan”, Ibnuumar berkata: “jika engkau
ada diwaktu sore maka jangan menunggu sampai waktu pagi dan sebaliknya, jika
engkau di waktu pagi maka jangan engkau menunggu sampai waktu sore dan
gunakanlah sehatmu untuk sakitmu, dan gunakanlah hidupmu untuk matimu.” (H.R.
Bukhori).

289
Muhammad bin I>‟sya Abu> „>sya, Al-Ja<mi as-Shahih ath-Tirmidzi, Juz IV (
Beirut ; Da>r Ihya> At-Tu>rats al-„Araby, t.th.), 638
290
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah,(Jakarta: Lentera Hati, 2002), h.130
160
Dari keterangan sarah hadis mengenai perkataan Ibnu Umar, dapat diketahui

bahwa dalam melakukan sesuatu pekerjaan atau amalan tidak boleh ditunda-tunda.

Apabila kita bisa melakukan sesuatu pekerjaan di waktu sore hari maka kita tidak boleh

menundanya hingga pagi hari, begitu juga sebaliknya, karena menunda-nunda pekerjaan

adalah hal yang tidak benar karena jika menunda-nunda pekerjaan maka pekerjaan yang

dilaksanakan hasilnya tidak memuaskan.

Dari keterangan sarah hadits mengenai perkataan Ibnu Umar, “Gunakanlah

waktu sehatmu sebelum sakit dan hidupmu sebelum mati” dapat difahami bahwa

apabila kita dalam keadaan sehat maka kita harus memanfaatkan situasi tersebut,

karena melaksanakan amalan pekerjaan dalam keadaan sehat lebih mudah dari pada

dalam keadaan sakit begitu juga waktu hidup sebelum ajal menjemput. Maka dalam

melakukan amalan atau pekerjaan direncanakan dengan sebaik mungkin. Berdasarkan

Surat al-Hasyr ayat 18, surat Yusuf ayat 47, surat Surat al-Anfâl ayat 60, HR. At-Turmudzi

dan HR. Bukhori, penulis berpendapat bahwa terdapat kewajiban bagi manusia untuk

membuat perencanaan yang teliti, termasuk didalamnya adalah perencanaan

sumberdaya manusia di dalam Lembaga Pendidikan Islam

b. Allah Maha Perencana dan rencana Allah sangat teguh

Allah SWT pun sungguh mutlak adalah zat yang Maha Perencana. Hal ini

diungkapkan dalam firman Allah SWT dalam Alqur‟an surah Al- Thariq [86] : 16

  


Artinya : Dan akupun membuat rencana ( tipu daya) yang jitu

Dalam tafsir Jalalain dituliskan :

161
.ِٕٞٔ‫ؼ‬٣ ‫ش ال‬٤‫ْ ٖٓ ؽ‬ٜ‫ل < أٍزلهع‬٤ً ‫ل‬٤ً‫أ‬ٝ >
Artinya :

(Dan Aku pun membuat rencana pula dengan sebenar-benarnya) maksudnya, Aku
biarkan mereka bersenang-senang sesuka hatinya, tanpa mereka sadari bahwa hal itu
merupakan Istidraj dari Aku, yang kelak Aku akan mengazab mereka dengan sepedih-
pedihnya. (Tafsir Al-Jalalain, At-Tariq 86:16)

Selanjutnya di ayat lain yaitu dalam surah Ali Imran ayat 54 Allah berfirman

   


  

Artinya :

“Dan berencanalah kalian, Allah membuat rencana. Dan Allah sebaik-


baik perencana.” (Ali Imran: 54)

Ayat ini merupakan rentetan dari kisah Nabi Isa ketika menyeru kaumnya kepada

agama Islam. Dan ayat ini juga merupakan ancaman kepada orang kafir yang ingkar akan

dakwah Nabi Isa kepada mereka.

Mereka merancang untuk menyalib dan membunuh Nabi Isa Walau bagaimanapun

perancangan mereka atau muslihat mereka di hancurkan oleh Allah, dalam ayat yang

seterusnya Allah menceritakan bagaimana Allah mematikan dan mengangkat Nabi Isa

a.s ke langit sehinggalah Hari Qiamat.Surah al-‘Imran ayat 54 menjelaskan bagaimana

rapi dan hebatnya urusan perancangan Allah demi untuk membatalkan urusan

rancangan tipu daya kafir Quraisy.291

Selanjutnya dalam Surah Shad ayat 27:

291
https://wahdahperkongsian.wordpress.com/2011/04/27/allah-sebaik-baik-
perancang/ di unduh 08 maret 2018
162
  
  
    
   
   

Artinya:

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa
hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-
orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.

Allah menjelaskan bahwa Dia menjadikan langit, bumi, dan makhluk apa saja

yang tidak sia-sia. Langit dengan segala bintang yang menghiasi, matahari yang

memancarkan sinarnya diwaktu siang dan bulan yang menampakkan bentuknya yang

berubah-rubah dari malam ke malam, sangat bermanfaat bagi manusia. Semua itu

diciptakan dengan penuh perencanaan yang sangat besar bagi kelestarian makhluk

ciptaan-Nya dan sebagai rahmat yang tak ternilai harganya.

Dalam ayat diatas menjelaskan bahwa, Allah menjelaskan Ia menciptakan alam

semesta ini dengan bathil (sia-sia), akan tetapi didalamnya mengandung banyak sekali

hikmah.292

Rencana Allah sangatlah teguh sebagaimana Firman Allah dalam surah Al-

Qalam : 45

    

 

292
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya, Jilid 8 ( Jakarta : DIPA Badan
Litbang, 2007), h.366
163
Artinya :

Dan aku member tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku

sangat teguh.293

Dalam tafsir Ibnu Abbas dituliskan

ٌ ِ‫ َٓز‬١ِ‫ل‬٤ْ ًَ ٕ‫ْ { ِا ه‬ِٜٜٓ‫ ْْ } أ‬ُٜ َُ ٢ِِ ْٓ ُ ‫أ‬َٝ {


‫ل‬٣‫ ّل‬٢‫ٖ } ػناث‬٤
Artinya :

(Dan Aku memberi tangguh kepada mereka) penangguhan mereka (Sesungguhnya


rencana-Ku amat teguh) siksaKu amat pedih.

Dalam tafsir Jalalain dituliskan

َ ُ٣ ‫ل َال‬٣ِ‫ّل‬
‫طبم‬ ‫ ْْ ه‬ُٜ ِْ ِٜ ْٓ َ ‫ ْْ" أ‬ُٜ َُ ٢ِِ ْٓ ُ ‫أ‬َٝ "
َ "ٖ٤ِ‫ َٓز‬١ِ‫ل‬٤ْ ًَ ٕ‫"ا‬

Artinya :

(Dan Aku memberi tangguh kepada mereka) Aku menangguhkan mereka.


(Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh) amat kuat dan tak dapat ditinggalkan.

Dalam tafsir Ibnu Kasir dituliskan

ْٛ‫أٓل‬ٝ ْٛ‫أٗظو‬ٝ ْٛ‫أإفو‬ٝ :١‫ٖ } أ‬٤ ٌ ِ‫ َٓز‬١ِ‫ل‬٤ْ ًَ ٕ‫ ْْ ِا ه‬ُٜ َُ ٢ِِ ْٓ ُ ‫أ‬ٝ{


َ
ٌ ِ‫ َٓز‬١ِ‫ل‬٤ْ ًَ ٕ‫ { اِ ه‬:٠ُ‫نا هبٍ رؼب‬ُٜٝ ‫ْ؛‬ٜ‫ ث‬١‫ٌٓو‬ٝ ١‫ل‬٤ً ٖٓ ‫مُي‬ٝ
ٖ٤
٠ِ‫اعزوأ ػ‬ٝ ،٢ٍِ‫ًنة ه‬ٝ ،١‫ْ ُٖٔ فبُق أٓو‬٤‫ ػظ‬:١‫} أ‬
.٢‫ز‬٤ٖ‫ٓؼ‬
Artinya :

(Dan aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku sangat teguh)
dan aku tangguhkan mereka dan aku tundakan mereka dan aku perpanjang waktu

293
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h. 566
164
mereka dan itulah rencanKu dan tipudayaKu pada mereka, dan untuk itulah Allah
berfirman (Sesungguhnya rencana-Ku sangat teguh) yaitu bessar bagi orang yang
menyelisihi perintahKu dan mendustakan utusannKu dan berbuat maksiat padaKu.

Berdasarkan surah Al- Thariq : 16, surah Ali Imran ayat 54, Surah Shad ayat 27,

dan surah Al-Qalam : 45, penulis berpendapat bahwa sesungguhnya Allah mutlak Maha

Pembuat Rencana, Rencana Allah sangatlah teguh, rencana Allah tidak ada yang sia sia

melainkan penuh dengan hikmah, demikian halnya perencanaan Allah dalam mengatur

(memanaj) sumber daya manusia.

c. Merujuk pada petunjuk Allah dalam membuat perencanaan

Dalam membuat perencanaan sumberdaya manusia dalam perspektif Islam

haruslah merujuk kepada petunjuk-Nya. Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah : 38

  


   
   
    
  

Artinya :

Kami berfirman : “Turunlah kamu semuanya dari surga itu ! Kemudian jika datang
petunjuk –Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak
ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati( Q.S. Al-
Baqarah,[2]:(38)).”294

Dalam Tafsir Thobari dituliskan

294
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.7
165
‫خ‬٤‫اُؾ‬ٝ ٌ٤ِ‫اث‬ٝ
ُ ‫اء‬ٞ‫ؽ‬ٝ ُّ ‫ؼب ً } ؛ آك‬٤ِٔ ‫ب َع‬َٜ ْ٘ ِٓ ْ‫ا‬ٞ‫ط‬ ُ ‫ ِج‬ْٛ ‫{ هُ َِْ٘ب ا‬
{ ، ٌٍ ٍٞ‫ه‬ٝ ‫ًزبة‬ ٌ ١‫ } ؛ أ‬ًٟ‫ل‬ُٛ ٢ِِّّ٘ٓ ٌُْ ‫٘ه‬٤َ ِ‫ؤْر‬٣َ ‫ { كَب ِ هٓب‬، ًٝٝ‫اُطب‬ٝ
ُ
ْْ ُٛ َ‫ال‬َٝ { ، ُِْٜ‫َزوج‬٣ ‫ٔب‬٤‫ ك‬، } ْْ ِٜ ٤ْ َِ‫ػ‬
َ ‫ف‬ٌ َْٞ ‫ كَالَ ف‬١‫ا‬ َ َ‫ل‬ُٛ ‫كَ َٖٔ ر َ ِج َغ‬
.‫ا‬ٞ‫ ٓب فِهل‬٠ِ‫ ػ‬، } َُٕٞٗ َ‫َؾْ ي‬٣
Artinya :

(Kami berfirman : “ Turunlah kamu semuanya dari surga itu), Adan dan Hawa dan Iblis
dan Ular dan berung Merak (Kemudian jika datang petunjuk –Ku kepadamu) kitab suci
dan utusan Allah(maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya tidak ada
kekhawatiran atas mereka )pada apa yang mereka hadapi (dan tidak pula mereka
bersedih hati) atas apa yang mereka tempati

Dalam Tafsir Jalalain dituliskan

َ ‫ ْؼ ِطق‬٤َ ُِ ُٙ‫ ًؼب" ًَ هو َه‬٤ِٔ ‫ب" ِٓ ْٖ ْاُ َغ٘هخ " َع‬َٜ ْ٘ ِٓ ‫ا‬ٞ‫ط‬
"‫ "كَب ِ هٓب‬ِٚ ٤ْ َِ ‫ػ‬ ُ ‫ ِج‬ْٛ ‫"هُ َِْ٘ب ا‬
"ًٟ‫ل‬ُٛ ٢ِّ٘ ِٓ ْْ ٌُ َ٘٤ِ‫َؤْر‬٣" ‫اُيائِلَح‬ ‫ َٓب ه‬٢‫هخ ِك‬٤ِٛ ‫ْ ْو‬ ‫إ اُ ه‬ْ ُٕٞٗ ّ‫ ا ْكؿَب‬ِٚ ٤ِ‫ك‬
‫ "كَ َال‬٢ِ‫ػز‬ َ ِ‫ػ ِٔ ََ ث‬
َ ‫طب‬ َ َٝ ٢ِ‫" كَآ ََٖٓ ث‬١‫ا‬ َ َ‫ل‬ُٛ ‫ٍ "كَ َٔ ْٖ رَجِ َغ‬ٍٞ ُ ‫ َه‬َٝ ‫ًِز َبة‬
‫ا ْاُ َغ ه٘خ‬ُِٞ‫ ْل ُف‬٣َ ْٕ َ ‫ ِف َوح ِثؤ‬٥‫ ْا‬٢‫َٕ " ِك‬ُٞٗ َ‫ؾْ ي‬٣َ ْْ ُٛ ‫ َال‬َٝ ْْ ِٜ ٤ْ َِ‫ػ‬
َ ‫ف‬َْٞ ‫ف‬
Artinya :

(Kami berfirman, "Turunlah kalian daripadanya") maksudnya dari surga (semuanya)


diulanginya dan dihubungkan-Nya dengan kalimat yang mula-mula tadi (kemudian jika)
asalnya dari 'in maa' yang diidgamkan menjadi 'immaa' yang berarti jika; 'in' huruf
syarat dan 'maa' sebagai tambahan. (datang petunjuk-Ku kepada kalian) berupa Kitab
dan rasul, (maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku) lalu ia beriman kepada-Ku
dan beramal serta taat kepada-Ku (niscaya tak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak
pula mereka berduka cita), yakni di akhirat kelak, karena mereka akan masuk surga.

Perencanaan adalah aktivitas pengambilan keputusan mengenai sasasaran

(objectives) apa yang akan dicapai, tindakan apa yang akan diambil dalam rangka

pencapaian tujuan atau sasaran dan siapa yang akan melaksanakan tugas tugasnya.295

295
Sukarji dan Umiarso, Manajemen Dalam Pendidikan Islam, (Jakarta : Mitra Wacana
Media), h. 84
166
Secara deskriptif bisa dikatakan bahwa planning involves selecting objectives and

strategies, policies, programs, and prosedures for achieving them – either for the entire

enterprise of for any organized part thereof. Planing is, of course decision making, since

it involves selecting from among alternatives. 296 Ketika ditarik dalam konteks

pendidikan, maka perencanaan merupakan suatu bentuk aktivitas yang memikirkan dan

memilih rangkaian tindakan-tindakan yang tertuju pada tercapainya maksud-maksud

dan tujuan pendidikan,297 dan juga sebagai sejumlah kegiatan yang ditentukan

sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai

tujuan yang ditetapkan.298 Berdasarkan surah Al-Baqarah : 38, menganalisis Tafsir

Thobari dan Tafsir Jalalain penulis berpendapat bahwa dalam membuat perencanaan

termasuk didalamnya perencanaan SDM maka harus merujuk pada petunjuk Allah.

Dengan mengikuti petunjuk Allah dan beriman dengan pengaturan Allah serta

melaksanakan sesuai petunjuknya maka tidak ada kekhawatiran untuk melakukan

kesalahan hingga mencapai tujuan hakiki perencanaan SDM sang Maha Pembuat

Rencana menuju surganya

296
Harold Koontz, dkk., Management, ( New York : McGraw-Hill Book Company,1980),
h. 79
297
M. Ngalimin Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : Remaja
Rosda Karya, 2002), h. 16
298
Husaini Usman, Manajemen : Teori, praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2006), h.48
167
d. Perencanaan disertai dengan tawakal

Allah berfirman dalam surah Yusuf : 67

   


  
  
   
      
    
  

 
Dan Ya’qub berkata : “ Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari
satu pintu gerbang dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; Namun
demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikit pun daripada (takdir) Allah.
Keputusan menetapkan ( sesuatu) hanyalah hak Allah ; kepada-Nya-lah aku bertawakal
dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakal berserah diri” ( Q.S.
Yusuf, [12]:(67)). 299

Dalam Tafsir Ibnu Jalalain dituliskan

ْٖ ِٓ ‫ا‬ُِٞ‫ا ْك ُف‬َٝ ‫اؽل‬ ِ َٝ ‫"ٓ ْٖ َثبة‬ ِ ‫ٖو‬ ْ ِٓ "‫ا‬ُِٞ‫ َال ر َ ْل ُف‬٢ ‫ب َث ِ٘ ه‬٣َ ٍَ ‫هَب‬َٝ "
َ " ‫" أ َ ْككَغ‬٢ِ٘‫ َٓب أ ُ ْؿ‬ٝ"
"ْْ ٌُ ْ٘ ‫ػ‬ َ ْٖ٤‫ج ٌُ ْْ ْاُ َؼ‬٤ٖ ِ ُ ‫اة ُٓزَلَ ِ ّوهَخ" ُِئ هَال ر‬َْٞ ‫أَث‬
‫ ِاٗه َٔب مَ ُِ َي‬َٝ ْْ ٌُ ٤ْ َِ‫ػ‬
َ ُٙ‫ء" هَل َهه‬٢ْ ّ
َ " ‫َّللا ِٓ ْٖ" ىَ ائِلَح‬ ‫"ٓ ْٖ ه‬ ِ ‫ مَ ُِ َي‬٢ُِ ْٞ َ‫ِثو‬
‫صِ ْوذ‬َٝ ِٚ ‫ هً ِْذ" ِث‬ََٞ ‫ ر‬ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ َ " ٙ‫ؽْ ل‬َٝ "ِ‫"اُ ُؾ ٌْْ هاال ِ هّلِل‬ْ ‫ّلَوَخ " ِا ِٕ" َٓب‬ َ
Artinya: (Dan Yakub berkata, "Hai anak-anakku! Janganlah kalian masuk) ke
negeri Mesir (dari satu pintu gerbang, tetapi masuklah dari pintu-pintu gerbang
yang berlainan) supaya kalian tidak menjadi sial karenanya (namun demikian aku
tidak dapat menghindarkan) menolak (diri kalian) dengan melalui saranku ini
(dari takdir Allah) huruf min di sini adalah zaidah (barang sedikit pun) yang
telah ditakdirkan-Nya terhadap kalian; sesungguhnya hal tersebut hanyalah
terdorong oleh rasa sayangku. (Tiada lain) (keputusan hanyalah hak Allah)
semata (dan hanya kepada-Nyalah aku bertawakal) artinya hanya kepada-Nyalah

299
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.243
168
aku percaya (dan hanya kepada-Nyalah hendaknya orang-orang yang bertawakal
berserah diri.")

Selain dalam Al-qur`an, Hadis Nabi Saw pun menyatakan perencanaan disertai

denga tawakal diantaranya :

، ٠ٍ َ ُٞٓ ُٖ ‫ػ ْجلُ هللاِ ْث‬َ ‫ َؽلهصََ٘ب‬، ٢ ُّ ٓ‫ ُْ ث ُْٖ ْاُ ُٔ ْ٘ن ِِه ْاُ ِؾيَ ِا‬٤ِٛ ‫َؽلهصََ٘ب ِاث َْوا‬
َ‫هخ‬٤َٓ ُ ‫ػ ْٖ َع ْؼلَ ِو ث ِْٖ أ‬َ ، َ‫هخ‬٤َٓ ُ ‫ ث ِْٖ أ‬ٝ‫ػ ْٔ ِو‬ َ ِْٖ ‫ػ ْج ِل هللاِ ث‬ َ ُْٖ ‫ة ث‬ٞ ُ ُ‫ ْؼو‬٣َ ٢ِ٘ َ ‫َؽلهص‬
، ِ‫ ٍَ هللا‬ٍٞ ُ ‫ب َه‬٣َ : ُ‫ هُ ِْذ‬: ٍَ ‫ُ هَب‬ْٚ٘ ‫ػ‬ ‫ ه‬٢
َ ُ‫َّللا‬ َ ٙ ِ ‫ َه‬ٝ‫ػ ْٔ ٍو‬ َ ِٚ ٤‫ػ ْٖ أ َ ِث‬َ ،
َْ ً‫ ه‬ََٞ ‫ر‬َٝ ‫َب‬ٛ‫ّ ْل‬٤ِ ‫ ثَ َْ َه‬: ٍَ ‫ هً َُ ؟ هَب‬ََٞ ‫أَر‬َٝ ٢ِ‫أ ُ ْه ٍِ َُ َٗبهَز‬
Artinya :

“Mengabarkan padaku Ibrahim Ibnu Mundzir al Hizami, mengabarkan padaku Abdullah


Ibnu Musa, Mengabarkan padaku Ya’kub Ibnu Abdillah Ibnu Umar Ibnu Umayyah dari
Ja’far Ibnu Umayah dari bapaknya Amr Radhiyallahu ‘anhu berkata, ‘Aku bertanya,
‘Wahai Rasulullah !!, Apakah aku ikat dulu unta (tunggangan)-ku lalu aku bertawakkal
kepada Allah, atau aku lepaskan begitu saja lalu aku bertawakkal ? ‘Beliau menjawab,
‘Ikatlah kendaraan (unta)-mu lalu bertawakkallah”. (HR Tirmidzi)

Ada juga kata-kata mutiara (mahfudzat) tentang hal itu “Orang-orang yang

lemah mengimani nasib, sedangkan orang-orang yang kuat mengimani sebab dan

hasil”.“Jika kamu melakukan sesuatu maka fikirkanlah dahulu akibatnya.” (HR. Bukhari

Muslim).

Ibrhim Hanin Al-Quayyid dalam bukunya “ 10 Kebiasaan Manusia Tanpa Batas”

menyampaikan bahwa ada 10 kebiasaan yang dapat menghantarkan manusia menjadi

sukses,dan salah satunya adalah membuat rencana atau perencanaan.300Perencanaan

adalah meletakkan tujuan-tujuan dalam sebuah program kerja yang dapat dilaksanakan

atau dengan kata lain memberikan gambaran yang jelas mengenai masa depan dan

menentukan langkah-langkah yang efektif untuk sampai pada gambaran tersebut.

300
Veitzal Rivai Zainal, Op.Cid., h. 69
169
Maksudnya adalah menentukan langkah-langkah yang dapat membantu dalam

mewujudkan tujuan-tujuan tersebut. 301Fungsi manajemen yaitu perencanan

diantataranya adalah manajemen sumber daya manusia, merupakan proses terpenting

dari semua fungsi manajemen pendidikan Islam lainya.302 Pada kerangka ini yang

menjadi subjek manajemen pendidikan Islam adalah Abdullah yang dalam setiap

perilakunya berlandaskan pada ketuhanan yang esa.303

Berdasarkan surah Yusuf : 67 dan HR Tirmidzi penulis berpendapat bahwa

dalam membuat perencanaan diantaranya perencanaan SDM maka harus disertai

dengan tawakal kepada Allah hal ini senada dengan yang dikatakan Nabi Ya’kub AS

bahwa “Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah ; kepada-Nya-lah aku

bertawakal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakal berserah

diri”. Tawakal ketika membuat perencanaan juga dikuatkan dengan perkataan

Rasululloh ‘Ikatlah kendaraan (unta)-mu lalu bertawakkallah”.

e. Hasil perencanaan dipetik kemudian hari

Apa yang dilakukan manusia itu, maka itu juga yang akan dipetik manfaatnya

dikemudian hari, Sebagaimana firman Allah Swt dalam surah Al-Baqoroh : 202

  


   
  

Artinya :

301
Veitzal Rivai Zainal, Op.Cit., h. 69
302
Sukarji dan Umiarso, Op Cit., h. 87
303
Sukarji dan Umiarso, Op Cit., h. 87
170
mereka Itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan;

dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya (Q.S. Al-Baqarah, [2]:(202)).304

Dalam tafsir Ibnu Abas dituliskan

{ ‫ اُغ٘خ‬٢‫اكو ك‬ٝ ‫ت } ؽع‬٤ ِ ٗ ْْ ُٜ َُ { ‫ اُٖلخ‬ٙ‫ن‬ٛ َٛ‫ُئي } أ‬ٝ‫{ أ‬


ٌ َٖ
َ ‫هللا‬ٝ { ْٜ‫اْ } ٖٓ ؽغ‬ُٞ‫َج‬
‫ٍ اما ؽبٍت‬ٞ‫و‬٣ } ‫ ُغ اُؾَبة‬٣‫ٍ ِو‬ َ ًَ ‫ِّٓ هٔب‬
‫بء‬٣‫َ اُو‬ٛ٧ ‫ل اُؼوبة‬٣‫وبٍ ّل‬٣ٝ ‫غ اُؾلع‬٣‫وبٍ ٍو‬٣ٝ ‫غ‬٣‫ ٍو‬ٚ‫كؾَبث‬
Artinya :

(Mereka Itulah) yang mempunyai sifat ini(mendapat bahagian) keberuntungan yang


melimpah disurga (dari apa yang mereka usahakan) sari bukti mereka ( dan Allah sangat
cepat perhitungan-Nya) dikatakan apabila menghisap, maka hisapnya cepa, cepat
melindungi, sangat siksanya bagi yang tukang ria.

Dan dalam tafsir Jalalain dituliskan

٢ِ‫ا ك‬ُِِٞٔ ‫ػ‬


َ "‫ا‬ُٞ‫َج‬ َ ًَ ‫"ّ" ِٓ ْٖ أَعْ َ " َٓب‬ ِ ‫اة‬َٞ َ ‫ت" ص‬٤َٖ ِ ٗ ْْ ُٜ َُ ‫َُئِ َي‬ُٝ‫"أ‬
‫ هَ ْله‬٢ِ‫ ْْ ك‬ًُِّٜ ‫ُ َؾب ٍِت ْاُق َِْن‬٣ "‫غ ْاُ ِؾ ََبة‬٣‫ٍ ِو‬ ‫ َ ه‬ٝ"
َ ‫َّللا‬ َ ‫ػبء‬ َ ُّ‫اُل‬َٝ ‫ْاُ َؾ ّظ‬
ٍ ٣ِ‫َب ُِ َؾل‬٤ْٗ ُّ‫هبّ اُل‬٣َ‫به ِٓ ْٖ أ‬َٜ َٗ ‫ٖق‬
‫ش ثِنَ ُِ َي‬ ْ ِٗ
Artinya :

(Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian), maksudnya pahala (dari),


artinya disebabkan (apa yang mereka usahakan), yakni amal mereka dari haji
dan doa (dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya). Menurut keterangan sebuah
hadis, Allah melakukan hisab atau perhitungan bagi seluruh makhluk dalam
tempo yang tidak lebih dari setengah hari waktu dunia.

Dalam tafsir Imam Thobhari dituliskan

‫ ه‬: ُٙ‫ة } ٓؼ٘ب‬


ٕ‫ا‬ َ ‫ ُغ ْاُ ِؾ‬٣‫َّللاُ ٍَ ِو‬
ِ ‫َب‬ ‫ ه‬َٝ ْ‫ا‬ُٞ‫َج‬
َ ًَ ‫ت ِّٓ هٔب‬٤ ِ ٗ ْْ ُٜ َُ ‫َُـب ِئ َي‬ُٝ‫{ أ‬
ٌ َٖ
ٖٓ ‫اكو‬ٝ
ٌ ‫ت‬٤ٖٗٝ ‫ؽع‬ ٌّ ُْٜ ‫فوح‬٥‫ا‬ٝ ‫ب‬٤ٗ‫ اُل‬٠ُ‫َٕ هللا رؼب‬ُٞ‫َؤ‬٣ ٖ٣‫اُن‬
304
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.31
171
ُ ‫نا‬ٛ ٢‫ك‬ٝ ‫ْ ؛‬ٜ‫ ؽ ِ ّغ‬٢‫ُ ك‬ٙٞ‫اُغياء اًزَج‬ٝ ‫و‬٤‫اُق‬ٝ
ٕ‫ب‬٤‫ث‬ ِ ‫اة‬ٞ‫اُض‬
.ِ‫ اُوطغ‬٠ِ‫ْ ػ‬ٜ‫اٍزغبثخ كػبئ‬
Artinya :
(Mereka Itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan;
dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya) maknanya sesunguhnya orang yang meminta
pada Allah untuk dunia dan akhirat beruntung mendapat bagaian yanag melimpah,
pahala dan kebaikan sebagai balasan yang mearaeka usahakan pada tujuan
mereka;dan pada keterangan ini, dikabulkan doa mereka menurut kadarnya.

Selanjutnya dalam Surah al-Qashash ayat 77

  


    
    
   
   
    
   


Artinya : Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Ayat tersebut mengunakan redaksi yang bersifat aktif ketika berbicara tentang

kebahagiaan akhirat, bahkan dengan menekanya untuk bersungguh dan dengan sekuat

tenaga berupaya meraihnya.305 Ayat ini bisa kita pahami secara konteks dan hal ini

menandakan bahwa segala sesuatu yang ingin kita capai harus di dasari dengan penuh

perencanaan yang matang demi mencapai apa yang kita inginkan.

305
M.Quraish Shihab, Op Cit., h. 407-408.

172
Selanjutnya dalam surah Al An’am, 38 Allah berfirman :

    


  
  
    
    
   

Artinya : “Dan tidak ada seekor burung pun yang ada di bumi dan burung-burung yang
terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga)
seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam kitab, kemudian
kepada Allah mereka dikumpulkan. (QS. Al An’am, 38).

Dari ayat tersebut dapat kita ambil makna yang tersirat, bahwasannya setiap mahluk

hidup memiliki aktivitasnya masing-masing, dan setiap aktivitas tersebut akan dicatat

dalam kitab amal perbuatan. Dari mulai yang terkecil hingga yang terbesar akan dicatat

secara rinci dan detail oleh Malaikat. Dan kelak buku amalan tersebut akan menjadi

saksi di Yaumul Hisab. Untuk itu perlu adanya perencanaan dalam melakukan suatu

aktivitas, karena manusia berbeda dengan mahluk hidup lainnya, manusia memiliki

aktivitas yang dinamis, berbeda dengan tumbuhan dan hewan. Karena manusia dibekali

oleh akal pikiran, hal ini merupakan faktor yang membedakan manusia dengan mahluk

hidup lainnya di alam dunia.

173
Berdasarkan surah Al-Baqoroh : 202 merujuk pada Tafsir Ibnu Abas, Tafsir Jalalain

dan Tafsir Imam Thobhari maka penulis berpendapat bahwa apapun yang dilakukan

manusia itu, maka itu juga yang akan dipetik manfaatnya dikemudian hari demikian

halnya dengan hasil perencanaan SDM yang juga akan dipetik kemudian hari hasilnya.

Selanjutnya dalam Surah al-Qashash ayat 77 menjelaskan bahwa bahwasannya setiap

mahluk hidup memiliki aktivitasnya masing-masing, dan setiap aktivitas tersebut akan

dicatat dalam kitab amal perbuatan. Dengan demikian dalam Islam setiap aktivitas

perencanaan SDM dicatat dalam kitab amal perbuatan, akan dihisab dan akan dipetik

hasilnya di kemudian hari.

f. Perencanaan yang dibuat adalah perencanaan yang baik dan dengan niat baik.

Perencanaan yang dibuat haruslah perencanaan yang baik sebagaiman Allah

berfirman dalam surah Al-Fathir : 10

    


   
  
 
  
  
   
   

Artinya :

Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu
semuanya kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh
dinaikkan-Nya dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang
keras, dan rencana jahat mereka akan hancur. .( Q.S. Fatir,[35]:(10)) 306

306
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.435
174
Dalam tafsir Jalalain dituliskan

‫ ِف َوح َك َال‬٥‫ ْا‬َٝ ‫ب‬٤َ ْٗ ُّ‫ اُل‬٢ِ‫ ك‬١ ْ َ ‫ؼًب" أ‬٤ِٔ ‫لِلَفِ ْاُ ِؼ هيح َع‬
‫ل ْاُ ِؼ هيح َ ِ ه‬٣‫ُ ِو‬٣ َٕ‫" َٓ ْٖ ًَب‬
َٞ ُٛ َٝ َُِٚٔ‫ ْؼ‬٣َ "‫ّت‬٤ِ ‫اُط‬ ‫ٖ َؼل ْاُ ٌَ ِِْ ه‬ ْ ٣َ ِٚ ٤ْ َُ‫ُ "ا‬ٚ‫ُ ِط ْؼ‬٤ِْ َ‫ ك‬ِٚ ‫طب َػ ِز‬
َ ‫ُ هاال ِث‬ْٚ٘ ِٓ ٍ‫رََ٘ب‬
َٖ٣ِ‫اَُهن‬ٝ" َ ُِٚ‫ ْو َج‬٣َ "ُٚ‫ ْوكَؼ‬٣َ ‫ٖب ُِؼ‬ ‫ ْاُ َؼ ََٔ اُ ه‬ٝ" َ ‫َب‬ٛٞ ْ‫َٗؾ‬َٝ ‫َّللا‬ ‫ هاال ه‬َُٚ‫َال ا‬
ْٝ َ ‫ أ‬ٙ‫ل‬٤٤ِ ‫ح ِٓ ْٖ ر َ ْو‬َٝ ‫ كَاه اُ٘ه ْل‬٢‫ ِ ِك‬٢ ‫َٕ " ْاُ َٔ ٌَ َواد "اُ ه‬ٝ‫َ ْٔ ٌُ ُو‬٣
ّ ‫ّئ َبد" ِثبُ٘ه ِج‬٤ِ َ
‫ َٓ ٌْو‬َٝ ‫ل‬٣ِ‫ّل‬ َ ‫ػنَاة‬ َ ْْ ُٜ َُ" ٍ‫ َ ْٗلَب‬٧‫ ْا‬٢ِ‫ ًَ َٔب مَ ًَ َو ك‬ٚ‫اف َواع‬ ْ ْٝ َ ‫ أ‬ِْٚ‫هَز‬
‫ ِِي‬ْٜ ُ٣ "‫ه‬ُٞ‫ج‬٣َ َٞ ُٛ ‫َُ ِئ َي‬ُٝ‫أ‬
Artinya :

(Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allahlah kemuliaan itu
semuanya) di dunia dan di akhirat, maka kemuliaan itu tidak akan dapat diraih
melainkan dengan jalan taat kepada-Nya, oleh karenanya taatlah kepada-Nya. (Kepada-
Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik) yang telah dipermaklumkan oleh-Nya,
yaitu kalimat "Laa Ilaaha Illallaah", artinya, "Tidak ada Tuhan selain Allah", dan kalimat-
kalimat yang baik lainnya (dan amal saleh dinaikkan-Nya) diterima oleh-Nya. (Dan
orang-orang yang merencanakan) membuat rencana makar (kejahatan) terhadap diri
Nabi di Darun Nadwah, yaitu untuk mengikatnya, atau membunuhnya atau
mengusirnya, sebagaimana keterangan yang telah disebutkan dalam surah Al-Anfal
(bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur) yakni akan
berantakan.

Dalam tafsir Ibnu Kasir dituliskan

ٕ‫ؾت أ‬٣ ٕ‫ َٓ ْٖ ًب‬:١‫ؼًب } أ‬٤ِٔ ‫لِلَفِ ْاُ ِؼ هيح ُ َع‬


‫لُ ْاُ ِؼ هيح َ َ ِ ه‬٣‫ُ ِو‬٣ َٕ‫{ َٓ ْٖ ًَب‬
ُٚ َٖ‫ؾ‬٣ ٚٗ‫ كب‬،‫بػخ هللا‬ٛ ّ‫ِي‬٤ِ‫ ك‬،‫فوح‬٥‫ا‬ٝ ‫ب‬٤ٗ‫ اُل‬٢‫يا ك‬٣‫ػي‬ ً ٌٕٞ٣
،‫ب‬ٜ‫ؼ‬٤ٔ‫ اُؼيح ع‬ُٚٝ ،‫فوح‬٥‫ا‬ٝ ‫ب‬٤ٗ‫ٕ هللا ٓبُي اُل‬٧ ‫؛‬ٙ‫ك‬ٖٞ‫ٓو‬
Artinya :

(Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allahlah kemuliaan itu
semuanya) barang siapayang mencintai kemulyaan didunia dan akhirat, maka dia
senantiasa ta’at pada Allah, maka dia akan berhasil apa yang ia maksudkannya, karena
Allah memiliki kemulyaan dunia dan akhirat , dan bagi allah itu semua kemulyaan.

175
Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa perkataan yang baik itu ialah kalimat

tauhid, yaitu laa ilaa ha illallah, dan ada pula yang mengatakan zikir kepada Allah dan

ada pula yang mengatakan semua perbuatan yang baik yang diucapkan karena Allah.

Maksudnya ialah bahwa perkataan baik dan amal yang baik itu dinaikkan untuk diterima

dan diberi-Nya pahala.307

Perecanaan Sumber daya manusia dibuat dengan niat yang baik karena segala

amal perbuatan tergantung niatnya. Rasululloh Saw bersabda :

: ٍٞ‫و‬٣ ‫ٍ هللا ملسو هيلع هللا ىلص‬ٍٞ‫ ٍٔؼذ ه‬ٚ٘‫ هللا ػ‬٠ٙ‫ٖ٘ ه‬٤٘ٓ‫وأُئ‬٤ٓ‫هبٍ ا‬
ٚ‫غور‬ٛ ‫ كٖٔ ًبٗذ‬ٟٞٗ‫اٗٔب ٌَُ آوء ٓب‬ٝ ‫بد‬٤ُ٘‫اٗٔب االػٔبٍ ثب‬
ٚ‫غور‬ٛ ‫ٖٓ ًبٗذ‬ٝ ،ٍُٚٞ‫ه‬ٝ ‫ هللا‬٠ُ‫ ا‬ٚ‫غور‬ٜ‫ ك‬ٍُٚٞ‫ه‬ٝ ‫ هللا‬٠ُ‫ا‬
ٙ‫ا‬ٝ‫ (ه‬ٚ٤ُ‫بعو ا‬ٛ ‫ ٓب‬٠ُ‫ ا‬ٚ‫غور‬ٜ‫ب ك‬ٜ‫ٌ٘ؾ‬٣ ‫ آوءح‬ٝ‫ب ا‬ٜ‫ج‬٤ٖ٣ ‫ب‬٤ٗ‫ُل‬
)َِْٓٝ ٟ‫اُجقبه‬

Artinya: Amirul Mu’minin (Umar bin Khottob) RA berkata: “aku mendengar rosulullah
SAW bersabda: “Sesungguhnya amal perbuatan itu disertai dengan niat, dan setiap
orang mendapat balasam amal sesuai dengan niatnya. Barang siapa yang berpijak
karena Allah dan Rosulnya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang
diharapkan atau karena wanita yang ia nikahi, maka nikahnya menuju yang ia
inginkan.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Rasululloh Saw bersabda :

“Allah menulis kebaikan dan kejelekan yang dilakukan hambanya, barang siapa yang
berencana melakukan kebaikan tetapi tidak melaksanakan, tetap ditulis sebagai satu
amal baik yang sempurna baginya oleh Allah, tetapi barang siapa yang melakukan
kebaikan dan betul betul dilaksanakan maka oleh Allah ditulis 10 kebaikan dan 700

307
Veitzal Rivai Zainal, Islamic Human Capital, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2014), h. 37
176
lipat/cabang sampai cabang yang banyak, sebaliknya barang siapa yang berencana
melakukan kejelekan tetapi tidak dilaksanakan maka ia dianggap melakukan kebaikan
yang sempurna, jika ia berencana melakukan kejelekan dan melaksanakannya maka
ditulis sebagai satu kejelekan”. (Matan lain: Muslim 187, Ahmad 1897, 3288)

Hadis tersebut mengindikasikan bahwa seorang muslim harus mempunyai


rencana/planning dalam segala hal yang baik, bahkan dalam hadis tersebut digambarkan
dengan hitungan matematis, yaitu 1 kebaikan ditulis 10 kebaikan.

Berdasarkan pemaparan penulis diatas maka penulis berpendapat bahwa sesuai

denga tafsir Jalalain dan tafsir Ibnu Kasir surah Al-Fathir ayat 10 bahwasanya “ Barang

siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu, maka

kemuliaan itu tidak akan dapat diraih melainkan dengan jalan taat kepada-Nya” .

Dengan demikian dalam membuat perencanaan SDM maka tujuannya adalah untuk

mendapatkan kemuliaan dari Allah sehingga dalam membuat perencanaan SDM dalam

lembaga pendidikan Islam maka perencaaan yang dibuat adalah perencanaan yang baik,

sesuai dengan syari’atnya dan dilaksanakan sebagai bukti ketaatan kepada-Nya. Oleh

karena itu setiap perencanaan SDM diniatkan untuk kebaikan sebagaimana hadis

Rasulullah dari Amirul Mu’minin (Umar bin Khottob) RA berkata: “aku mendengar

rosulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya amal perbuatan itu disertai dengan niat, dan

setiap orang mendapat balasan amal sesuai dengan niatnya.

Dengan niat yang baik maka perencanaan SDM di Lembaga pendidikan Islam akan

menghasilan perencanaan yang baik dan mendapat balasan amal sesuai dengan niatnya.

g. Perencanaan berdasarkan konsep pembelajaran dan hasil musyawarah

dengan orang-orang yang berkompeten, cermat dan luas pandangannya.

177
Dalam Falsafah Perencanaan Islam, Konsepsi perencanaan dengan berbagai

variannya dicanangkan berdasarkan konsep pembelajaran dan hasil musyarawah

dengan orang-orang yang berkompeten, orang yang cermat dan luas pandangannnya

dalam menyelesaikan persoalan. Ketentuan ini bersandar pada petunjuk Allah:

   


    
  
    
Artinya :

“ Dan Kami telah mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang kami beri
wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mememiliki pengetahuan
(yakni: orang-orang yang mempunyai pengetahuan tentang nabi dan kitab-kitab) jika
kamu tidak mengetahuan”. .(Q.S An-Nahl, [16 ]: (43)) 308

Konsep musyarawah yang digunakan dalam setiap perencanaan-perencanaan

urusan perang atau sipil menunjukan ada indikasi yang kuat bahwa kaum muslimin

senantiasa membuat perencanaan atas segala sesuatu yang akan dilakukan. Mereka

saling bermusyawarah dan menentukan langkah yang terbaik atas persoalan yang

dihadapi. Mereka sangat visioner dan tidak buta dalam menentukan perencanaan

strategis.309

Dalam tahap perencanaan operasional (pelaksanaan), khalifah secara langsung

menjelaskan tujuan dan petunjuk secara terperinci. Peran ini pernah dijalankan oleh

khalifah Abu Bakar ketika memberangkatkan pasukan perang ketika untuk memerangi

kaum murtad. Khalifah memberikan petunjuk dan nasehat kepada usamah, pimpinan

308
Ahmad Ibrahim Abu Sin, Manajemen Syariah sebuah Kajian Historis dan
Kontemporer, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012), h. 89
309
Ahmad Ibrahim Abu Sin, Ibid., h. 89
178
perang mereka, “Janganlah kalian berkhianat, mencederai (janji), berbuat ghulul, dan

meniru. Janganlah kalian membunuh anak-anak, orang tua renta. Jangan menyembelih

dan jangan memotong pohon yang sudah berbuah. Dan janganlah kalian menyembelih

domba atau onta, kecuali untuk dimakan.310

Demikian selanjutnya dalam surah Al-Qashash : 77

  


   
   
   
    
   
    
 
Artinya :

Carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah( kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,
dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan ( Q.S. Al-Qashash,[28]:(77)).311

Dalam tafsir Jalalain dituliskan

ُٚ‫ ِف َوح" ِثؤ َ ْٕ ر ُ ْ٘ ِلو‬٥‫َّللا" ِٓ ْٖ ْاُ َٔبٍ "اُلهاه ْا‬


‫ َٔب آر َبى ه‬٤ِ‫ُِتْ "ك‬ْٛ ُ ‫ا ْثز َؾ" ا‬َٝ "
ِ
‫ػخ ه‬
.‫َّللا‬ َ ‫ب‬َٛ ٢ِ‫ك‬

310
Ahmad Ibrahim Abu Sin, Ibid., h. 89
311
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.394
179
‫ ِف َو ِح‬٦ْ ُِ ‫ب‬َٜ ٤‫ أ َ ْٕ ر َ ْؼ ََٔ ِك‬١ْ َ ‫ب" أ‬٤َ ْٗ ُّ‫جي ِٓ ْٖ اُل‬٤َٖ ِ ٗ" ‫ٌ" رَزْ ُوى‬ َ ْ٘ َ ‫ َال ر‬َٝ "
‫ َال رَجْؾِ" ر َْطُِت‬َٝ ‫ْي‬٤َُ‫َّللا ا‬ ‫ََٖ ه‬ َ ْ‫ٖلَهَ ِخ " ًَ َٔب أَؽ‬ ‫بً ِثبُ ه‬ ِ ‫أَؽْ َ ِْٖ" ُِِ٘ه‬ٝ" َ
" َٖ٣ِ‫ُ ِؾتّ ْاُ ُٔ ْل َِل‬٣ ‫َّللا َال‬‫"إ ه‬ ‫ ه‬٢ٕ‫ب‬ ِ ‫ َ ْهٗ" ِث َؼ َٔ َِ ْاُ َٔ َؼ‬٧‫ ْا‬٢ِ‫َبك ك‬ ْ
َ َ‫"اُل‬
ْْ ُٜ ‫ُؼَب ِهج‬٣ ُٚ‫ أَٗه‬٠َ٘‫ثِ َٔ ْؼ‬
Artinya : (Dan carilah) upayakanlah (pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepada kalian) berupa harta benda (kebahagiaan negeri akhirat) seumpamanya
kamu menafkahkannya di jalan ketaatan kepada Allah (dan janganlah kamu
melupakan) jangan kamu lupa (bagianmu dari kenikmatan duniawi) yakni
hendaknya kamu beramal dengannya untuk mencapai pahala di akhirat (dan
berbuat baiklah) kepada orang-orang dengan bersedekah kepada mereka
(sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat)
mengadakan (kerusakan di muka bumi) dengan mengerjakan perbuatan-
perbuatan maksiat. (Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan) maksudnya Allah pasti akan menghukum mereka.

Dalam tafsir Thobhari dituliskan

‫أػطبى‬
َ ‫ٔب‬٤‫ُِتْ ك‬ٛ‫ا‬ٝ ١‫ف َوح َ } ؛ أ‬٥‫ا‬ ِ ‫هاه‬ ‫َبى ه‬
َ ‫َّللاُ اُل‬ َ ‫ َٔآ آر‬٤‫ا ْثز َؾِ ِك‬َٝ {
َ ‫ٔب‬٤‫ْ ٌْ ِو هللاِ ك‬
ْ‫أٗؼ‬ َ ٕ‫ أ‬ٞٛٝ ، َ‫اُ ِّ٘ؼٔ ِخ اُغ٘هخ‬ٝ ٍِ ‫ا‬ٞٓ٧‫هللاُ ٖٓ ا‬
ُ ‫ّ ث‬ٞ‫و‬٣
َِٖٓ ‫ َج َي‬٤َٖ َ ‫الَ ر‬َٝ {: ٠ُ‫ُ رؼب‬ُٚٞ‫ه‬ٝ ، ِ‫ب هللا‬ٙ
ِ ٗ ٌَ٘ َ ‫ ه‬٢‫ُ ك‬َٚ‫ُ ْ٘ ِلو‬٣ٝ ُ‫هللا‬
‫أَؽْ َِٖ ًَ َٔآ‬َٝ { : ُُٚٞ‫ه‬ٝ ، ‫فورِ َي‬٥ ََ َٔ ‫ٌ ُزؼ‬ َ ْ٘ َ‫ال ر‬ٝ ١‫ب } ؛ أ‬٤َ ْٗ ُّ‫اُل‬
َََٖ ْ‫ ًَ َٔب أؽ‬، ٖ٤ً‫أَُب‬ٝ ‫وواء‬ ِ ُ‫ اُل‬٠ُ‫ أؽْ َ ِْٖ ا‬١‫ َْي } ؛ أ‬٤َُ‫َّللاُ ِا‬‫ََٖ ه‬ َ ْ‫أَؽ‬
َ‫ال‬َٝ {، ‫ي‬٤ِ‫ػ‬ َ َ ‫ُ ًٔب‬ٙ‫ا ْػجُ ْل‬ٝ َ‫غِ هللا‬ٛ‫أ‬
ْ‫أٗؼ‬ ِ : ُٙ‫ ٓؼ٘ب‬: ََ ٤ْ ِ‫ه‬َٝ .‫ َْي‬٤َُ‫هللاُ ا‬
٢ٕ ِ ‫هٗ ثبُٔؼب‬٧‫ا‬ ِ ٢‫ال ر َ ْؼ َٔ َْ ك‬ٝ ١‫ٗ } ؛ أ‬ ِ ‫ َ ْه‬٧‫ ا‬٢‫َبكَ ِك‬ َ َ‫رَجْؾِ ْاُل‬
.} َٖ٣ِ‫ُ ِؾتُّ ْاُ ُٔ ْل َِل‬٣ َ‫َّللاَ ال‬
‫{ ِا هٕ ه‬، ّ‫ اَُال‬ٚ٤ِ‫ ػ‬٠ٍٞٓ ‫ٓقبُل ِخ‬ٝ
Artinya: (Carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu
kebahagiaan negeri akhirat )maksudnya carilah apa yang Allah telah berikan
pada kamu dari harta dan kenikmatan surga, mengerjakan sukur pada Allah
dengan mensukuri nikmat Allah yaitu menafkahkah harta pada sesuatu yang
diridhoi Allah, dan firman Allah ta‟ala(dan janganlah kamu melupakan bagianmu
dari kenikmatan duniawi)dan jangalah kamu lupa beramal untuk akhirat. Dan
Firman Allah (dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu)maksudnya berbuat baiklah kepada fakir miskin sebagai
mana Allah berbuat baik kepadamu maksudnya taatlah pada Allah sebagai mana
Allah telah memberi nikmat kepadamu (dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
muka bumi) yakni dan janganlah berbuat kemasiatan di muka bumi dan

180
pembangkangan pada nabi musa( sessungguhnya Allah tidak suka pada orang
yang berbuat kerusakan dimuka Bumi).

Dalam tafsir Ibnu Kasir dituliskan

} ‫ب‬٤َ ْٗ ُّ‫جَ َي َِٖٓ اُل‬٤َٖ


ِ ٌٗ َ ْ٘ َ ‫ال ر‬َٝ َ ‫ف َوح‬٥‫ا‬
ِ ‫هاه‬ ‫َبى ه‬
َ ‫َّللاُ اُل‬ َ ‫ َٔب آر‬٤‫ا ْثز َؾِ ِك‬َٝ {
،‫اُ٘ؼٔخ اُطبئِخ‬ٝ َ٣‫نا أُبٍ اُغي‬ٛ ٖٓ ‫جي هللا‬ٛٝ ‫ اٍزؼَٔ ٓب‬:١‫أ‬
‫ب‬ٜ‫ؾَٖ ُي ث‬٣ ٢‫ اُز‬،‫اع اُووثبد‬ٞٗ‫ ثؤ‬ٚ٤ُ‫اُزووة ا‬ٝ ‫بػخ هثي‬ٛ ٢‫ك‬
‫ ٓٔب‬:١‫َب } أ‬٤ْٗ ُّ‫جَ َي َِٖٓ اُل‬٤َٖ ِ ٌٗ َ ْ٘ َ ‫ال ر‬َٝ { .‫فوح‬٥‫ اُلاه ا‬٢‫اة ك‬ٞ‫اُض‬
ًٖ‫أَُب‬ٝ ٌ‫أُالث‬ٝ ‫أُْبهة‬ٝ ًَ‫ب ٖٓ أُآ‬ٜ٤‫أثبػ هللا ك‬
‫ي‬٤ِ‫ِي ػ‬ٛ٧ٝ ،‫ي ؽوًّب‬٤ِ‫ُ٘لَي ػ‬ٝ ،‫ي ؽوًّب‬٤ِ‫ كبٕ ُوثي ػ‬،‫أُ٘بًؼ‬ٝ
‫أَؽْ َ ِْٖ ًَ َٔب‬َٝ { .ٚ‫ ؽن ؽو‬١‫ كآد ًَ م‬،‫ي ؽوب‬٤ِ‫هى ػ‬ٝ‫ُي‬ٝ ،‫ؽوًّب‬
‫ال‬َٝ { ‫ي‬٤ُ‫ ا‬ٞٛ َٖ‫ ًٔب أؽ‬ٚ‫ فِو‬٠ُ‫ أؽَٖ ا‬:١‫ َْي } أ‬٤َُ‫َّللاُ ِا‬ ‫ََٖ ه‬ َ ْ‫أَؽ‬
‫ إٔ رلَل‬ٚ٤‫ٔزي ثٔب أٗذ ك‬ٛ ٌٖ‫ر‬ ْ ‫ ال‬:١‫ٗ } أ‬ ِ ‫ه‬٧‫ا‬ ْ ٢ِ‫َبكَ ك‬ َ َ‫رَجْؾِ ْاُل‬
} َٖ٣ِ‫ُ ِؾتُّ ْاُ ُٔ ْل َِل‬٣ ‫َّللاَ ال‬
‫ فِن هللا { اِ هٕ ه‬٠ُ‫ء ا‬٢َ‫ر‬ٝ ، ٗ‫ه‬٧‫ ا‬ٚ‫ث‬
Artinya : (Carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu
kebahagiaan negeri akhirat )maksudnya Allah telah memberikan kepada kamu
harta yang banyak dan nikmat yang panjang untuk tunduk pada Allah dan
pendekatan/taqorub pada Allah dengan berbagai macam pendekatan/taqorub
yang menghasilkan pahala/balasan kampung akhirat (dan janganlah kamu
melupakan bagianmu dari kenikmatan duniawi) yakni apa saja yang Allah
bolehkan tentang makan dan minum pakaian, tempat tinggal dan menikah
sesungguhnya bagimu ada hak untuk Allah dan bada dirimu ada haq, dan pada
keluagamu ada haq, dan pada istrimu ada haq, maka berikanlah sitiap haq itu
pada yang mempunyai haq (dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu) yakni berbuatlah baik kepada mahluk Allah
sebagai mana Allah berbuat baik kepada kamu(dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di muka bumi) yakni janganlah kamu disibukkan dengan harta kamu
untuk berbuat kerusakan dimuka bumi(sesungguhnya Allah tidak suka pada orang
yang berbuat kerusakan)

Selanjutnya dalam Surah Asy-Syarh : 7-8 Allah berfirman :

   


   

181
Artinya : Maka apabila kamu telah selesai ( dari suatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan). Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharab.
( Q.S. Asy Syarh,[94]:(7)).312

Selanjutnya dalam tafsir Jalalain dituliskan

٠َُ‫ ِا‬َٝ " ‫ػبء‬


َ ُّ‫ اُل‬٢ِ‫ٖتْ " اِرْ َؼتْ ك‬
َ ْٗ ‫ٖ َالح " كَب‬
‫" كَبِمَا كَ َو ْؿذ " ِٓ ْٖ اُ ه‬
‫ع‬ْ ‫ هو‬ٚ ْ َ‫َهثّي ك‬
َ َ ‫بهؿَتْ " ر‬
Artinya : (Maka apabila kamu telah selesai) dari shalat (bersungguh-sungguhlah
kamu) di dalam berdoa. (Dan hanya kepada Rabbmulah hendaknya kamu
berharap) atau meminta dengan merendahkan diri.

Dalam tafsir Ibnu Abbas dituliskan

٢‫اُوزبٍ { كبٖٗت } ك‬ٝ ‫بك‬ٜ‫اُغ‬ٝ ٝ‫ذ } ٖٓ اُـي‬َ ‫{ كَبِمَا كَ َو ْؿ‬


‫ اُلػبء‬٢‫ثخ كبٖٗت ك‬ٞ‫وبٍ اما كوؿذ ٖٓ اُٖالح أٌُز‬٣ٝ ‫اُؼجبكح‬
‫ هثي كبهكغ‬٠ُ‫ائغي ا‬ٞ‫ؽ‬ٝ } ‫ َه ِثّ َي كبهؿت‬٠ُ‫ا‬ٝ {

Artinya :

(Maka apabila kamu telah selesai) dari penyerbuan dan jihat dan peperangan
((bersungguh-sungguhlah kamu) dalam beribadah dan dikatakan apabila kamu telah
selesai dari mengerjakan ssolat wajib maka bersungguh sungguhlah kamu dalam berdoa
(Dan hanya kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap) dan keinginan-keingian
kamu maka kepada tuhanmu maka kemukakanlah

Selanjutnya dalam tafsir Ibnu Kasir

ْ َ‫ َه ِثّ َي ك‬٠َُ‫ ِا‬َٝ ْ‫ٖت‬


ٖٓ ‫ اما كَوؿذ‬:١‫بهؿَتْ } أ‬ َ ْٗ ‫ذ َكب‬
َ ‫{ َكبِمَا َك َو ْؿ‬
،‫ اُؼجبكح‬٢‫ كبٖٗت ك‬،‫ب‬ٜ‫هطؼذ ػالئو‬ٝ ‫ب‬ُٜ‫أّـب‬ٝ ‫ب‬٤ٗ‫ه اُل‬ٞٓ‫أ‬
Artinya :

312
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h. 596
182
(Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh urusan. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharab).
Maksudnya apabila kamu telah menyelesaikan urusan dunia dan kesibukannya dan
telah menyelesaikan yang berkaiatan dengan urusan dunia,maka bersunguh-
sungguhlah kamu dalam beribadah

Dalam tafsir Thobri dituliskan

‫ه‬ُٞٓ ‫كوؿذ ٖٓ أ‬ َ ‫ اما‬١‫ٖتْ } ؛ أ‬ َ ٗ‫ذ َكب‬ َ ‫ { َكب ِ َما َك َو ْؿ‬: ٠َُ‫ُ ر َ َؼب‬ُُْٚٞ َ‫ه‬
ٚٗ‫اُؾَٖ أ‬
ِ ٖ‫ػ‬ٝ .‫اُؼجبكح‬ٝ ِ‫ ٖٓ اإلثالؽ‬ٚ‫ٖتْ ُِ َٔب أُٓود ث‬ َ ٗ‫ب كب‬٤ُّٗ‫اُل‬
.‫ب‬َُٜ ْ‫ ارْ َؼت‬١‫ٖتْ ُِ ِْ ِؼجَبكَحِ)) أ‬ َ ْٗ ‫ب ِك كَب‬َٜ ‫ذ َِٖٓ ْاُ ِغ‬ َ ‫ ((كَبمَا كَ َو ْؿ‬: ٍ‫هب‬
‫ٖالَ ِح‬ ‫د َِٖٓ اُ ه‬ َ ْْ ‫ؽ‬َ ‫ ((اما كَ َو‬: ٍ‫ هب‬ٚٗ‫ٖ أ‬٤ٖ‫ثٖ اُؾ‬ ِ َٕ‫ػٖ ػِٔوا‬ٝ
ْ‫ٖت‬ َ ٗ‫ { كَب‬ُٚٞ‫ه‬ٝ .))ِٚ ٤ْ َُ‫اهؿَتْ ا‬ ْ َٝ ، ‫ُ َؽب َعز ََي‬ِْٚ ٍ َ َٝ ، ‫بء‬ ِ ‫ػ‬َ ُّ‫كَبرْ َؼتْ ُِِل‬
‫ َه ِثّ َي‬٠َُ‫ ِا‬َٝ { : ٠ُ‫ُ رؼب‬ُٚٞ‫ه‬ٝ .َِ ٔ‫ اُؼ‬٢‫اُلُّإْ ة ك‬ٝ ‫ٖت‬ َ ‫} ٖٓ اُ٘ه‬
ٖٓ ‫ أؽ ٍل‬٠ُ‫ب ا‬ٜ‫ال روكَؼ‬ٝ ، ‫هثي‬ َ ٠ُ‫ائغي ا‬ٞ‫ؽ‬ َ ‫ اهكَ ْغ‬١‫بهؿَتْ } ؛ أ‬ ْ َ‫ك‬
.ٚ‫فَِ ِو‬
Artinya :

Firman Allah (Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh) maknyanya apabila kamu telah selesai menerjakan urusan dunia, aka
kerjakanlah apa yang kamu diperintahkan dengannya menyampaikan dan ibadah. Dari
Hasan ia berkata ((maka apabila kamu telah seklesai dari medan jihat maka
kerjakanlah untuk ibadah))yakni bersungguh sungguh padanya. Dari Imron ibnu khusain
sesungguhnya ia berkata(( apabila kamu telah selesai dari sholat maka kerjakan dengan
bersungguh sungguh untuk berdoa,mintalah padaNya kepearluan kamu, dan
berharaplah padanya)) (maka bersungguh-sungguhlah) dari keseriusan dan terus
menerus dalam beramal (Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharab)
yakni sampaikan hajad kamu pada tuhan kamu, jangan kamu sampapikan pada
seseorang dari mahluknya.

183
Allah berfirman dalam surah Al-Zumar : 39

   

   

  

Artinya :

Katakanlah : “Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku


akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui.( Q.S. Al-Zumar,[39]:(39)).313

Dalam HR Ibnu Al-Mubarak, Rasulullah Saw bersabda :

ْٕ ِ‫ا‬ٝ ِٚ ٚ ْ ً ‫ْوا‬٤‫ُ كب ِ ْٕ ًبَٕ َف‬َٚ‫إٔ ر َ ْلؼَ ََ ْأٓوا ً كَزَلَث ْهو ػبهِجَز‬


ِ ٓ‫كؤ‬ ْ ‫د‬ َ ‫أه ْك‬
َ ‫اما‬
ِٚ َ ‫ًبَٕ َّوا ً كبٗز‬
“ Jika engkau ingin sesuatu pekerjaan maka fikirkanlah akibatnya, maka jika perbuatan
itu baik, ambillah dan jika perbuatan itu jelek, maka tinggalkanlah.”314

Firman Allah dalam surah Al-Mu’minun: 61

ِ ‫ َْوا‬٤‫ ْاُ َق‬٢ِ‫َٕ ك‬ُٞ‫بهػ‬


َُٕٞ‫ب ٍَب ِثو‬َٜ َُ ْْ ُٛ َٝ ‫د‬ ِ ََ ُ٣ ‫َُئِ َي‬ُٝ‫أ‬
Artinya :

Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang


yang segera memperolehnya.( Q.S. Al-Mukminun,[23]:(61)).315

Dalam tafsir Ibnu Abbas dituliskan

313
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.461
314
Veitzal Rivai Zainal, Op Cit., h. 38
315
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.346
184
ٕٝ‫جبكه‬٣ } ‫واد‬٤‫ اُق‬٢‫َٕ ِك‬ُٞ‫بهػ‬ ِ ََ ٣ُ { ‫ اُٖلخ‬ٙ‫ن‬ٛ َٛ‫ُئي } أ‬ٝ‫{ أ‬
‫واد‬٤‫ٕ ثبُق‬ٞ‫ْ ٍبثو‬ٛٝ } َُٕٞ‫ٍب ِثو‬
َ ‫ب‬َٜ َُ ْْ ُٛ َٝ {‫ػٔبٍ اُٖبُؾخ‬٧‫ ا‬٢‫ك‬
Artinya :

(mereka itu) yang mempunyai sifat ini (bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan)
bergegas-gegas pada amal saleh ( dan mereka pada amal berlomba-lomba) mereka
berlamba-lomba pada kebaikan

Dalam tafsir Jalalain dituliskan

‫ ِػ ِْْ ه‬٢ِ‫َٕ " ك‬ُٞ‫ٍبثِو‬


‫َّللا‬ َ ‫ب‬َٜ َُ ْْ ُٛ َٝ "
Artinya : (Mereka itu bersegera untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan, dan
merekalah orang-orang yang segera memperolehnya) menurut ilmu Allah.

Dalam tafsir Thobari dituliskan

َٖ٣‫ْ اُن‬ٛ ‫ٖلخ‬ ّ ِ ُ‫ ا‬ٙ‫ن‬ٛ َُ ٛ‫ أ‬١‫د } ؛ أ‬ ِ ‫ َْوا‬٤‫ ْاُ َق‬٢ِ‫َٕ ك‬ُٞ‫بهػ‬


ِ ََ ُ٣ ‫َُئِ َي‬ْٝ ُ ‫{ أ‬
‫ب‬ٜ٤ُ‫ ا‬١‫َٕ } ؛ أ‬ُٞ‫ٍب ِثو‬ َ ‫ب‬َٜ َُ ْْ ُٛ َٝ { ، ‫ػٔب ٍِ اُٖبُؾخ‬٧‫ ا‬٢‫ٕ ك‬ٞ‫َُبهػ‬٣
‫ب‬َٜ َُ ٠‫ َؽ‬ْٝ َ ‫ { ثِؤ َ هٕ َهث َهي أ‬: ِٚ ُٞ‫ ًو‬، ‫ب‬ٜ٤ُ‫ ا‬٠٘‫ب) ثٔؼ‬َٜ َُ( ٌٕٞ٣ ، َُٕٞ‫ٍبثو‬ َ
٢‫َٕ ك‬ُٞ‫ٍبثو‬ َ ‫ب‬َٜ َُ ْْ ُٛ َٝ : ُٙ‫ ٓؼ٘ب‬: ََ ٤ْ ‫ ِه‬َٝ .‫ب‬ٜ٤ُ‫ ا‬١‫] أ‬5 : ‫}[اُيُيُخ‬
.‫ اُغ٘هخ‬٢‫َٕ ك‬ٞ‫د ٍبثو‬ ِ ‫وا‬٤‫ اُق‬٢‫ْ ك‬ٜ‫ ِٖٓ أع َِ َُٓبهػز‬١‫اُغ٘هخ ؛ أ‬

Artinya :

(mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan) maksudnya inilah sifat


mereka orang orang yang bersegera mengerjakan amal sholeh (merekalah orang-orang
yang segera memperolehnya) yang kepada kebaikan mereka berlomba-lomba bentuk
laha maknanya ilaiha seperti pada surat Al Zilzal ayat 5 (‫ ) ِبأَنَّ َربَّكَ أ َ ْو َحى لَ َها‬yakni ‫إليها‬
maknanya (dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya di surga) yakni;
oleh karena itu cepatnya mereka dalam kebaikan, berlomba memperoleh surga

Setiap manusia mendapatkan kebahagiaan sesuai dengan usahanya

sebagaimana Allah berfirman dalam Surah Al Baqarah : 202

185
  

   

  

Artinya :

Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan kebahagiaan dari apa yang mereka

usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. ( Q.S. Al-Baqarah, [2]:(202)).316

Dalam Tafsir Ibnu Abbas dituliskan

{ ‫ اُغ٘خ‬٢‫اكو ك‬ٝ ‫ت } ؽع‬٤ ِ ٗ ْْ ُٜ َُ { ‫ اُٖلخ‬ٙ‫ن‬ٛ َٛ‫ُئي } أ‬ٝ‫{ أ‬


ٌ َٖ
َ ‫هللا‬ٝ { ْٜ‫اْ } ٖٓ ؽغ‬ُٞ‫َج‬
‫ٍ اما ؽبٍت‬ٞ‫و‬٣ } ‫ ُغ اُؾَبة‬٣‫ٍ ِو‬ َ ًَ ‫ِّٓ هٔب‬
‫بء‬٣‫َ اُو‬ٛ٧ ‫ل اُؼوبة‬٣‫وبٍ ّل‬٣ٝ ‫غ اُؾلع‬٣‫وبٍ ٍو‬٣ٝ ‫غ‬٣‫ ٍو‬ٚ‫كؾَبث‬
Artinya :

(mereka Itulah) yang mempunyai sifat ini(mendapat bahagian) keberuntungan yang


melimpah disurga (dari apa yang mereka usahakan) dari bukti mereka ( dan Allah
sangat cepat perhitungan-Nya) dikatakan apabila menghisap, maka hisapnya cepa,
cepat melindungi, sangat pedih siksanya bagi yang tukang ria.

Dalam tafsir Jalalain dituliskan

٢‫ا ِك‬ُِِٞٔ ‫ػ‬


َ "‫ا‬ُٞ‫َج‬ َ ًَ ‫"ّ" ِٓ ْٖ أَعْ َ " َٓب‬ ِ ‫اة‬َٞ َ ‫ت" ص‬٤َٖ ِ ٗ ْْ ُٜ َُ ‫ َُ ِئ َي‬ُٝ‫"أ‬
‫ هَ ْله‬٢ِ‫ ْْ ك‬ًُِّٜ ‫ُ َؾب ٍِت ْاُق َِْن‬٣ "‫غ ْاُ ِؾ ََبة‬٣‫ٍ ِو‬ ‫ َ ه‬ٝ"
َ ‫َّللا‬ َ ‫ػبء‬ َ ُّ‫اُل‬َٝ ‫ْاُ َؾ ّظ‬
ٍ ٣ِ‫َب ُِ َؾل‬٤ْٗ ُّ‫هبّ اُل‬٣َ‫به ِٓ ْٖ أ‬َٜ َٗ ‫ٖق‬
.‫ش ِثنَ ُِ َي‬ ْ ِٗ
Artinya : (Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian), maksudnya pahala
(dari), artinya disebabkan (apa yang mereka usahakan), yakni amal mereka dari
haji dan doa (dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya). Menurut keterangan

316
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h. 32
186
sebuah hadis, Allah melakukan hisab atau perhitungan bagi seluruh makhluk
dalam tempo yang tidak lebih dari setengah hari waktu dunia.

Berdasarkan Alqur’an surat An-Nahl ayat 43 dan sikap Abu Bakar dalam

perencanaan strategis saat memberangkatkan pasukan perang ketika memerangi kaum

murtad penulis berpendapat bahwa Perencanaan SDM dalam pers

pektif Islam diantaranya adalah perencanaan berdasarkan konsep pembelajaran

dan hasil musyawarah dengan orang-orang yang berkompeten dan luas pandangannya.

h. Orientasi perencanan untuk kehidupan dunia dan akhirat.

Orientasi perencanaan sumberdaya manusia selain untuk kehidupan didunia

tapi juga berorientasi pada kehidupan di akhirat. Allah berfirman dalam Surah An-Nisa :

134

   


   
  
   

Artinya :

Barang siapa yang menghendaki pahala didunia saja( maka ia merugi), karena di sisi

Allah ada pahala dunia dan akhirat, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat (

Q.S. An-Nisa ,[4]:(134)). 317

Dalam tafsir Jalalain dituliskan

317
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.99
187
"‫ ِف َوح‬٥‫ ْا‬َٝ ‫َب‬٤ْٗ ُّ‫اة اُل‬َٞ َ ‫َّللاِ ص‬
‫َب كَ ِؼ ْ٘لَ ه‬٤ْٗ ُّ‫اة اُل‬َٞ َ ‫ "ص‬ِٚ ِِ َٔ َ‫ل" ثِؼ‬٣‫ُ ِو‬٣ َٕ‫" َٓ ْٖ ًَب‬
َ َِ ٛ
‫ت‬ َ ‫ هَال‬َٛٝ ٌَ ّ ‫َف‬٧‫طُِت أ َ َؽل ًُ ْْ ْا‬ ْ ٣َ ْْ َِ َ‫ ك‬ِٙ ‫ ِْو‬٤‫ؿ‬
َ ‫ َال ِػ ْ٘ل‬َٙ‫ُِ َٔ ْٖ أ َ َهاك‬
ٙ‫ َعل ِا هال ِػ ْ٘ َل‬ُٞ٣ ‫ُ َال‬ُٚ‫طَِج‬ْ َٓ َٕ‫ْش ًَب‬ ُ ٤‫ُ َؽ‬َُٚ ِٚ ٕ ِ ‫ ِثب ِ ْف َال‬٠َِ‫ َ ْػ‬٧‫ْا‬
Artinya : (Siapa yang menginginkan) dengan amal perbuatannya (pahala dunia,
maka di sisi Allah tersedia pahala dunia dan akhirat) yakni bagi orang yang
menginginkannya, dan bukan untuk umumnya manusia. Mengapa seseorang di
antara kalian mencari yang paling rendah di antara keduanya, dan kenapa ia
tidak mencari yang lebih tinggi saja, yaitu yang akan diperolehnya dengan jalan
mengikhlaskan tuntutan kepada-Nya serta yang tidak akan ditemuinya hanyalah
pada Zat Yang Maha Kaya. (Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.)

Dalam Tafsir Ibnu Kasir dituliskan :

‫ا‬ٝ‫و‬ٜ‫ٖ أظ‬٣‫ٖ اُن‬٤‫ ٖٓ أُ٘بكو‬:١‫ب } أ‬٤َ ْٗ ُّ‫اة اُل‬ َ َٞ َ ‫لُ ص‬٣‫ُ ِو‬٣ َٕ‫{ َٓ ْٖ ًَب‬
ُ َٞ َ ‫َّللاِ ص‬
ُْٜ َٖ‫ ٓب ؽ‬ٞٛٝ } ‫َب‬٤ْٗ ُّ‫اة اُل‬ ‫ { كَ ِؼ ْ٘لَ ه‬،‫عَ مُي‬٧ ٕ‫ٔب‬٣‫اإل‬
‫ػ٘ل‬ٝ :١‫ف َوحِ } أ‬٥‫ا‬
ِ َٝ { :ُٚٞ‫ه‬ٝ .ٖ٤َُِٔٔ‫ب ٓغ ا‬ٛ‫و‬٤‫ؿ‬ٝ ْٗ‫ٖٓ أُـب‬
.ْٜ٘‫ ٗبه ع‬٢‫ثخ ك‬ٞ‫ْ ٖٓ اُؼو‬ُٜ ٙ‫ ٓب اكفو‬ٞٛٝ ،‫فوح‬٥‫اة ا‬ٞ‫هللا ص‬

Artinya :

(Barang siapa yang menghendaki pahala didunia) yakni dari orang orang munafiq yang
lahirnya beriman oleh karena itu (maka disisi Allah balasan dunia)dan dia mendapatkan
dari harta rampasan perang dan lainnya bersama orang muslim. Dan perkataan: (dan
akhirat) yakni: disisi Allah balasan akhirat dan apa yang mereka simpan dari siksaan
neraka jahanam,

Dalam Tafsir Thobari dituliskan

ُ َٞ َ ‫َّللاِ ص‬
ِ َٝ ‫ب‬٤َ ْٗ ُّ‫اة اُل‬
١‫ف َوحِ } ؛ أ‬٥‫ا‬ َ َٞ َ ‫لُ ص‬٣‫ُ ِو‬٣ َٕ‫{ هٖٓ ًَب‬
‫ب كَ ِؼ٘لَ ه‬٤َ ْٗ ُّ‫اة اُل‬
‫ِت‬ٛ ٠ِ‫َٖ ْو ػ‬ ِ ‫َ ْوز‬٣ ‫ال‬ٝ َْ َٔ ‫َ ْؼ‬٤ِْ َ‫ ك‬، ‫ب‬٤ُّٗ‫ ٓ٘لؼخَ اُل‬ِٚ ِٔ‫لُ ثؼ‬٣‫و‬٣ ٕ‫َٖٓ ًب‬
ٖٓ‫أُئ‬ٝ
ِ ، ‫اُلبعو‬ٝ
ِ ‫ ْاُجَ ِ ّو‬٠ُ‫إ ٌَ ا‬ٝ ‫ب‬٤ُّٗ‫اة اُل‬ٞ‫ص‬ َ ‫ ه‬، ‫ب‬٤ُّٗ‫اُل‬
ٕ‫كب‬
{ ، َِ ٔ‫ ال رُ٘بٍ االه ثبُؼ‬٢‫فو ِح اُز‬٥‫ِت ا‬ٛ َ ‫ق‬ْ ِ‫ ٌَ ه‬٤َ ُِ ٌُٖٝ ، ‫اٌُبكو‬ٝ
188
، ْٜ‫ث‬ِٞ‫ ه‬٢‫وا ً } ؛ ثٔب ك‬٤ٖ ِ ‫ { َث‬، ِٙ ‫ؼب ً } ؛ ُِ ٌَالَ ِّ ػجبك‬٤ِٔ ٍ ‫ ًَبَٕ ه‬َٝ
َ ُ‫َّللا‬
٢ِ‫إ ك‬‫" ه‬:‫ش‬ ِ ٣‫ اُؾل‬٢‫ك‬ٝ . َْٖ٤ِ‫اٍ ْْ ُٓ َوائ‬ ْ ٖ٤‫لٌ ُِٔ٘بكو‬٣‫ل‬َٜ ‫ ِخ ر‬٣َ ٥‫ ا‬٢‫ك‬ٝ
ِ ‫أهثَؼُ ِٔبئ َ ِخ َٓ هوحٍ أ ِػله ُِ ِْوُ هو‬
‫اء‬ ْ ٍّ ْٞ َ٣ َ‫٘ه َْ ًُ ه‬َٜ ‫ُ َع‬ْٚ٘ ِٓ ُ‫ك‬ٞ‫ب ُ رَز َ َؼ ه‬٣ِ‫اك‬َٝ ‫اُ٘هبه‬
ٖٓ ً ‫ب‬َٙٞ ‫ ِػ‬ِٚ ِٔ‫لُ ثؼ‬٣‫و‬٣ ٕ‫ َٖٓ ًب‬: ‫ ِخ‬٣٥‫ ا‬٠٘‫ ٓؼ‬: ََ ٤ْ ِ‫ه‬َٝ " َْٖ٤ِ‫ْاُ ُٔ َوائ‬
‫ب ٓب‬٤ُّٗ‫ٗ اُل‬ ِ ‫ػ َو‬ َ ٖٓ ِٚ ٤ِ‫ُ هللا ػ‬ٚ‫َ هللاِ ؛ أصَب َث‬ٚ‫ع‬ٝ ٚ‫لُ ث‬٣‫و‬٣ ‫ال‬ٝ ‫ب‬٤ُّٗ‫اُل‬
. ُٚ‫أؽجه‬
Artinya :

(Barang siapa yang menghendaki pahala didunia saja maka ia merugi, karena di sisi
Allah ada pahala dunia dan akhirat) makssudnya maka barang siapa yang menghendaki
dengan amalnya manfaat keduniaa, maka kerjakanlah dan Aloh tidak mengurangi
atasatas pencahariannya didunia ,maka sessssungguhnya balasan didunia menghasilkan
kebaikan ataupun dosa, baik orang kafir atau orang beriman,tetapiupaya mencari
akhirat tidak akan mendapatkan kecuali dengan amal (dan Allah maha mendengar)pada
berkataan hamba hambanya (melihat) apa yang ada pada hati mereka,dan pada ayat
penakut-nakutan, pengancaman pada orang orang munafiq yang ria dan didalam
hadist (sesungguhnya didalam lembah neraka jahamanmereka menjenguknya setiap
hari empat ratus kali disediakan bagi orang yang beribadah karena ria) dan dikatakan
makna ayat:barang isapa dengan amalnya menghendaki balasan didunia dan tidak
mengharapkan ridhoan Allah, Allah memberinya haarta benda didunia apa yang ia
cintai

Dalam Tafsir Ibnu Abbas dituliskan

‫ هللا‬ٚٙ‫ اكزو‬١‫ اُن‬ِٚٔ‫ب ثؼ‬٤ٗ‫ب } ٓ٘لؼخ اُل‬٤ٗ‫اة اُل‬ َ َٞ َ ‫لُ ص‬٣‫ُ ِو‬٣ َٕ‫{ هٖٓ ًَب‬
{ ‫ب‬٤ٗ‫اة اُل‬ٞ‫ؼَٔ هلل كبٕ ص‬٤ِ‫ب } ك‬٤ٗ‫اة اُل‬ ُ َٞ َ ‫ { كَ ِؼ٘لَ هللا ص‬ٚ٤ِ‫ػ‬
} ً ‫وا‬٤ٖ
ِ َ‫ؼب ً } ُٔوبٌُْ { ث‬٤ِٔ ٍ
َ ‫ ًَبَٕ هللا‬َٝ { ‫ل هللا‬٤‫فوح } ث‬٥‫ا‬ٝ
ٌُْ‫ثؤػٔب‬
(Barang siapa yang menghendaki pahala didunia saja) manfaat untuk dunia dengan
amal amalnya yang Allah tetapkan padanya (maka disisi Allah balasan didunia) maka
mereka beramal karena Allah maka sessungguhnya balasan didunia (dan akhirat) ( dan
Allah maha mendengar) apa yang kamu katakan (melihat) pada amal amal kamu

Melalui dua surah diatas menunjukkan pada kita bahwa perlu adanya

keseimbangan dalam merencanakan hidup. Kebahagiaan di dunia perlu kita cari, tetapi

189
jangan lupakan akhirat sehingga sesuai dengan apa yang disampaikan Rasulullah “

Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah kau akan hidup selamanya, dan beramallah untuk

akhiratmu seolah-olah kau akan mati esok” sehingga timbul semangat dalam bekerja

dan sungguh-sungguh dalam beribadah.

Berdasarkan pemaparan tafsir pada surat Al-Thariq ayat 16, Al-Qolam ayat 45,

Al-Baqarah ayat 38, Al-Hasr ayat 18, Yusuf ayat 47, Yusuf 67, Albaqoroh ayat 202, Al-

Fatir ayat 10, Al-Qashas ayat 77, surat Asy-Syarh 7-8 dan An-Nisa ayat 134 menurut

kesimpulan penulis terdapat prinsip perencanaan sumber daya manusia dalam

perspektif Islam, yaitu Allah Maha Membuat rencana, Rencana Allah sangat teguh,

merujuk pada petunjuk Allah dalam membuat perencanaan, perencanaan dibuat dengan

teliti, perencanaan disertai dengan tawakal, hasil perencanaan dipetik kemudian hari,

perencanaan yang dibuat adalah perencanaan yang baik, perencanaan berdasarkan

konsep pembelajaran dan hasil musyawarah orang-orang yang berkompeten, cermat

dan luas pandangannya dan orientasi perencanaan untuk kehidupan dunia dan akhirat.

Tabel 4.1

Prinsip-Prinsip Perencanaan Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Islam

NO Ayat / Hadis Prinsip

1.  Kewajiban membuat


 perencanaan dengan

teliti
 
 
  
 
   

190
 
 
Artinya : Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan ( Q.S. Al-
Hasyr,[59]:(18)).
 
 
 
 
 
  
 
Yusuf berkata : “ Supaya kamu bertanam tujuh tahun
(lamanya) sebagaimana biasa; Maka apa yang kamu
tuai hendaklah kamu biarkan di bulirnya kecuali
sedikit untuk kamu makan.” ( Q.S. Yusuf,
[12]:(47)). 318

 
 
  


 
 

 
 

  
 
  
 
 
 

318
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.241
191
 
Artinya:

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka


kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari
kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang
dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh
Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka
yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah
mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan
pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup
kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya
(dirugikan).”

ّٞ٣ ‫ؾبٍت‬٣ ٕ‫ب هجَ أ‬٤ٗ‫ اُل‬٢‫ ك‬َٚ‫ؽبٍت ٗل‬


‫بٓخ‬٤‫اُو‬
Artinya: Orang yang cerdas adalah orang yang
mampu menghitung-hitung amal perbuatannya
dan mempersiapkan amalan untuk hari
esok” (HR. at-Turmudzi)
2.   Allah Maha Perencana
 dan rencana Allah sangat

Artinya : Dan akupun membuat rencana ( tipu daya) teguh

yang jitu.


  
 


Artinya :

“Dan berencanalah kalian, Allah membuat rencana.


Dan Allah sebaik-
baik perencana.” (Ali Imran: 54).

  

192
  



Artinya :

Dan aku memberi tangguh kepada mereka.


Sesungguhnya rencana-Ku sangat teguh. (Al-Qolam
ayat 45)

3.  Merujuk pada petunjuk


 Allah dalam membuat
  
perencanaan
 
  
  
 
  
Artinya :

Kami berfirman : “ Turunlah kamu semuanya dari


surga itu ! Kemudian jika datang petunjuk –Ku
kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti
petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas
mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati( Q.S.
Al-Baqarah,[2]:(38)).”319

4.    Perencanaan disertai


  dengan tawakal
 
 

 
 
   
  
   
 
 


319
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.7
193

Dan Ya’qub berkata : “ Hai anak-anakku janganlah
kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu
gerbang dan masuklah dari pintu-pintu gerbang
yang berlain-lain; Namun demikian aku tiada dapat
melepaskan kamu barang sedikit pun daripada
(takdir) Allah. Keputusan menetapkan ( sesuatu)
hanyalah hak Allah ; kepada-Nya-lah aku bertawakal
dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang
bertawakal berserah diri” ( Q.S. Yusuf, [12]:(67)).320

ُّ ٓ‫ ُْ ث ُْٖ ْاُ ُٔ ْ٘ن ِِه ْاُ ِؾيَ ِا‬٤ِٛ ‫َؽلهصََ٘ب ِاث َْوا‬
٢
٢َِ٘‫ َؽلهص‬، ٠ٍ َ ُٞٓ ُْٖ ‫ػ ْجلُ هللاِ ث‬ َ ‫ َؽلهصََ٘ب‬،
َ‫هخ‬٤َٓ ُ ‫ ث ِْٖ أ‬ٝ‫ػ ْٔ ِو‬ َ ِْٖ ‫ػ ْج ِل هللاِ ث‬ َ ُْٖ ‫ة ث‬ٞ ُ ُ‫َ ْؼو‬٣
ٝ‫ػ ْٔ ٍو‬ َ ِٚ ٤ِ‫ػ ْٖ أَث‬َ ، َ‫هخ‬٤َٓ ُ ‫ػ ْٖ َع ْؼلَ ِو ث ِْٖ أ‬ َ ،
ٍَ ٍٞ ُ ‫ب َه‬٣َ : ُ‫ هُ ِْذ‬: ٍَ ‫ُ هَب‬ْٚ٘ ‫ػ‬ ‫ ه‬٢
َ ُ‫َّللا‬ َ ِٙ ‫َه‬
َْ ‫ َث‬: ٍَ ‫ هً َُ ؟ هَب‬ََٞ ‫أَر‬َٝ ٢ِ‫ أ ُ ْه ٍِ َُ َٗب َهز‬، ِ‫هللا‬
َْ ً‫ ه‬ََٞ ‫ر‬َٝ ‫َب‬ٛ‫ّ ْل‬٤ِ َ‫ه‬

Artinya :

“Amr bin Umayah Radhiyallahu ‘anhu berkata, ‘Aku


bertanya, ‘Wahai Rasulullah !!, Apakah aku ikat dulu
unta (tunggangan)-ku lalu aku bertawakkal kepada
Allah, atau aku lepaskan begitu saja lalu aku
bertawakkal ? ‘Beliau menjawab, ‘Ikatlah kendaraan
(unta)-mu lalu bertawakkallah”. (HR Tirmidzi)

5.   Hasil perencanaan dipetik


  kemudian hari
 
 
 

320
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h. 243
194
Artinya :

mereka Itulah orang-orang yang mendapat bahagian


daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat
cepat perhitungan-Nya (Q.S. Al-Baqarah,
[2]:(202)). 321

6.    Perencanaan yang dibuat


  adalah perencanaan yang
baik dan dibuat dengan

niat yang baik.
  





 



 
  
 
 
Artinya :

Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka


bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya kepada-
Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan
amal yang saleh dinaikkan-Nya dan orang-orang
yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab
yang keras, dan rencana jahat mereka akan hancur.
.(Q.S. Fatir,[35]:(10)) 322

ٚ٘‫ هللا ػ‬٠ٙ‫ٖ٘ ه‬٤٘ٓ‫وأُئ‬٤ٓ‫هبٍ ا‬


‫ اٗٔب‬: ٍٞ‫و‬٣ ‫ٍ هللا ملسو هيلع هللا ىلص‬ٍٞ‫ٍٔؼذ ه‬
ٟٞٗ‫اٗٔب ٌَُ آوء ٓب‬ٝ ‫بد‬٤ُ٘‫االػٔبٍ ثب‬
ٍُٚٞ‫ه‬ٝ ‫ هللا‬٠ُ‫ ا‬ٚ‫غور‬ٛ ‫كٖٔ ًبٗذ‬
321
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.31
322
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.435
195
‫ٖٓ ًبٗذ‬ٝ ،ٍُٚٞ‫ه‬ٝ ‫ هللا‬٠ُ‫ ا‬ٚ‫غور‬ٜ‫ك‬
‫ب‬ٜ‫ٌ٘ؾ‬٣ ‫ آوءح‬ٝ‫ب ا‬ٜ‫ج‬٤ٖ٣ ‫ب‬٤ٗ‫ ُل‬ٚ‫غور‬ٛ
ٙ‫ا‬ٝ‫ (ه‬ٚ٤ُ‫بعو ا‬ٛ ‫ ٓب‬٠ُ‫ ا‬ٚ‫غور‬ٜ‫ك‬
)َِْٓٝ ٟ‫اُجقبه‬

Artinya: Amirul Mu’minin (Umar bin Khottob) RA


berkata: “aku mendengar rosulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya amal perbuatan itu disertai dengan
niat, dan setiap orang mendapat balasam amal
sesuai dengan niatnya. Barang siapa yang berpijak
karena Allah dan Rosulnya, dan barang siapa yang
hijrahnya karena dunia yang diharapkan atau karena
wanita yang ia nikahi, maka nikahnya menuju yang
ia inginkan.” HR. Bukhori dan Muslim

7.   Perencanaan


   berdasarkan konsep
pembelajaran dan hasil
 
musyawarah orang-orang
 yang berkompeten,
  cermat dan luas
  pandangannya.
  

Artinya :

“ Dan Kami telah mengutus sebelum kamu, kecuali


orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada
mereka; maka bertanyalah kepada orang yang
mememiliki pengetahuan (yakni: orang-orang yang
mempunyai pengetahuan tentang nabi dan kitab-
kitab) jika kamu tidak mengetahuan.(Q.S An-Nahl,
[16 ]: (43))

8.
‫َب كَ ِؼ٘لَ ه‬٣ْۡ ُّٕ‫اة ٱُل‬
ِ‫ٱّلِل‬ َ َٞ َ ‫لُ ص‬٣‫ُ ِو‬٣ َٕ‫هٖٓ ًَب‬ Orientasi perencanan
untuk kehidupan dunia
‫ ًَبَٕ ه‬َٝ ْ‫ٱٍ ْۡأْ ِف َو ِح‬َٝ ‫ب‬٣َ ْۡ ُّٕ‫اة ٱُل‬
ُ‫ٱّلِل‬ ُ َٞ َ ‫ص‬ dan akhirat.

ْ‫و‬٤ٖ ِ َ‫ َغْا ث‬٤ِٔ ٍَ


196
Artinya :

Barang siapa yang menghendaki pahala didunia


saja( maka ia merugi), karena di sisi Allah ada pahala
dunia dan akhirat, dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat ( Q.S. An-Nisa ,[4]:(134)).323

2. Konsep Pengadaan Sumber daya Manusia dalam Perspektif Islam

a. Rekrutmen dan Seleksi

Rekrutmen adalah proses pencarian dan pemikatan para calon karyawan yang

mampu untuk melamar sebagai karyawan. Rekrutmen juga dapat dikatakan

sebagai proses untuk mendapatkan sejumlah karyawan yang berkualitas untuk

menduduki suatu jabatan atau pekerjaan. 324

1. Kuat dan dapat dipercaya menjadi Kriteria Rekrutmen

Islam sangat mendorong umatnya untuk memilih calon pegawai berdasarkan

pengetahuan, pengalaman dan kemampuan teknis yang dimilikinya. 325 Rekrutmen

secara Islam adalah memilih sesuai kualitas dan kuantitas orang yang melamar.

Sumber daya manusia yang berkualitas dalam Islam digambarkan dalam firman

Allah

  

    

323
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h.99
324
Veitzal Rivai Zainal, Op Cit., h. 147
325
Abu Fahmi, HRD Syariah Teori dan Implementasi, (Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama, 2014), h. 104
197
 

 

Artinya :
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata : “ Ya bapakku ambillah ia sebagai
orang yang bekerja ( pada Kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik
yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi padat
dipercaya. ( Q.S. Al-Qhashas, [12]:(26)).326

Dalam Tafsir Jalalain dituliskan

ِ ‫ب أ َ َث‬٣َ " ٟ‫ٖ ْـ َو‬


‫ذ‬ ُّ ُ‫ ا‬ْٝ َ ‫ أ‬ٟ‫ٍ َِخ ْاُ ٌُج َْو‬ َ ‫ ْاُ ُٔ ْو‬٢ َ ِٛ َٝ "‫ َٔب‬ُٛ ‫ذ اؽْ لَا‬ ْ َُ‫"هَب‬
‫ْو َٓ ْٖ ا ٍْز َؤ ْ َع ْود‬٤‫"إ َف‬ ‫ؿََ٘ٔ٘ب َثلََُ٘ب ه‬ َ ٠‫ػ‬ َ ‫ ْو‬٣َ ‫وا‬٤ ً ‫ُ أ َ ِع‬ٙ‫ُ" ار ه ِق ْن‬ٙ‫ا ٍْز َؤ ْ ِع ْو‬
‫ُ ِث َٔب‬ْٚ‫ُ كَؤ َ ْفجَ َور‬ْٚ٘ ‫ػ‬
َ ‫ب‬َٜ ََُ‫َؤ‬َ َ‫ ك‬ٚ‫أ َ َٓبَٗز‬َٝ ِٚ ِ‫ر‬ٞ‫ُ ُِوُ ه‬ٙ‫ ا ٍْز َؤ ْ ِع ْو‬١ ْ َ ‫ٖ" أ‬٤ِٓ َ ٧‫ ْا‬١ ّ ِٞ َ‫ْاُو‬
‫ب‬َٜ ‫َبكَح أَٗه‬٣‫ ِى‬َٝ ٢‫ ف َِْ ِل‬٢ِْٓ‫ ْا‬: ‫ب‬َٜ َُ ُْٚٞ َ‫ ِٓ ْٖ ه‬َٝ ‫ َؽ َغو ْاُجِئْو‬ٚ‫رَوَل َهّ ِٓ ْٖ َه ْكؼ‬
ٚ‫ ا ْٗ ٌَبؽ‬٢‫ت ِك‬ َ ‫ُ كَ َو ِؿ‬ٚ‫ ْو َكؼ‬٣َ ْْ ََِ‫ ك‬ٍْٚ‫ة َهأ‬ َ ٞ‫ٕ ه‬ َ ‫ب‬َٜ ‫ػ ِِ َْ ِث‬ َ َٝ ُْٚ‫َُ هٔب َعب َءر‬
Artinya :
(Salah seorang dari kedua wanita itu berkata) yakni wanita yang disuruh
menjemput Nabi Musa yaitu yang paling besar atau yang paling kecil ("Ya
bapakku! Ambillah dia sebagai orang yang bekerja pada kita) sebagai pekerja
kita, khusus untuk menggembalakan kambing milik kita, sebagai ganti kami
(karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja
pada kita ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya") maksudnya, jadikanlah ia
pekerja padanya, karena dia adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. Lalu
Nabi Syuaib bertanya kepada anaknya tentang Nabi Musa. Wanita itu
menceritakan kepada bapaknya semua apa yang telah dilakukan oleh Nabi Musa,
mulai dari mengangkat bata penutup sumur, juga tentang perkataannya,
"Berjalanlah di belakangku". Setelah Nabi Syuaib mengetahui melalui cerita
putrinya bahwa ketika putrinya datang menjemput Nabi Musa, Nabi Musa
menundukkan pandangan matanya, hal ini merupakan pertanda bahwa Nabi
Musa jatuh cinta kepada putrinya, maka Nabi Syuaib bermaksud mengawinkan
keduanya.

Ayat ini menjelaskan yang dimaksud dengan kuat disini dapat dianologikan

dengan ketrampilan atau kualifikasi tertentu yang diisyaratkan oleh jabatan

bersangkutan serta kemampuan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Islam.

326
Al Qur‟an dan Terjemah, Op Cit., h. 388
198
Dapat dipercaya berarti takut pada Allah SWT, mentaati kewajiban moral dan
327
komitmen pola tujuan-tujuan organisasi serta masyarakat. Ayat tersebut

memberikan pemahaman bahwa Islam mendorong umatnya untuk memilih

pekerjaan atau calon karyawan berdasarkan dua dimensi kompetensi, yaitu

lahiriah dan batiniah.328

Kompetensi lahiriah didefinisikan sebagai kekuatan yang pengertiannya dapat

dibedakan atau tergantung dari : jenis pekerjaan, kewajiban dan tanggung jawab

yang dipikul seorang pekerja.329 Ibnu Taimiyah dalam Abu Sinn pada bukunya,

Manajemen Syariah, mengatakan, “ Definisi kekuatan berbeda berdasarkan ruang

yang melingkupinya.330 Pemahaman kuat di sini berbeda sesuai dangan perbedaan

jenis pekerjaan, kewajiban dan tanggung jawab yang dipikulnya. 331

Kompetensi batiniah dapat didefinisikan sebagai sifat atau karakter dapat

dipercaya atau jujur dan amanah, yang juga merupakan salah satu sifat utama

Nabi Muhammad Saw yaitu Siddiq.332 Amanah merupakan faktor penting untuk

menentukan kepatuhan kelayakan calon pegawai. Hal ini bisa diartikan dengan

melaksanakan segala kewajibab dengan ketentuan Allah dan takut terhadap


333
aturan-Nya. Dalam aktivitas pekerjaan sehari-hari, amanah berarti

melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya sebaik mungkin sesuai

dengan prosedur, tidak memasukkan unsur penipuan, kezaliman, intimidasi,

327
Jusmaliani, Pengelolaan Sumber Daya Insani, (Jakarta: Bumi Aksara,2011), h.77
328
Abu Fahmi dkk., Op Cit., h.159
329
Abu Fahmi dkk., Op Cit., h. 159
330
Abu Fahmi dkk., Op Cit., h. 159
331
Sulistyorini dan Muhammad Fathurrohman, Esensi Manajemen pendidikan Islam,
(Yogyakarta : 2014), h. 124
332
Abu Fahmi dkk., Op Cit., h. 159
333
Sulistyorini dan Muhammad Fathurrohman, Esensi Manajemen pendidikan Islam,
(Yogyakarta : 2014), h. 124
199
nepotisme atau kecenderungan terhadap golongan tertentu.334

Rasulullah pernah berpesan pada Abu Dzar

َ‫ ال‬،٢َِ‫ أ ُ ِؽتُّ َُ َي َٓب أ ُ ِؽتُّ َُِ٘ ْل‬٢ِّٗ ‫ ِا‬َٝ ،‫لًب‬٤ْ ‫ ِؼ‬ٙ


َ ‫اى‬ َ ‫ أ َ َه‬٢ِّٗ ‫ ِا‬،‫ب أ َ َثب مَ ٍ ّه‬٣َ
ٍْْ ٤ِ‫ز‬٣َ ٍَ ‫َْٖ َٓب‬٤ُ‫ ه‬ََٞ ‫الَ ر‬َٝ ٖ٤َ
ِ ْ٘‫رَؤ َ هٓ َو هٕ اص‬
Artinya :
“Wahai Abu Dzar, aku memandangmu seorang yang lemah dan aku menyukai
untukmu apa yang kusukai untuk diriku. Janganlah sekali-kali engkau memimpin
dua orang dan jangan sekali-kali engkau menguasai pengurusan harta anak
yatim.” (Sahih, HR. Muslim no. 1826)

Hadis ini jelas menyatakan bahwa kelemahan Abu Dzar menjadi pertimbangan

Rasulullah ketika memberi amanah kepemimpinan dan pengurusan harta anak

yatim. Dalam hal ini Rasul pernah bersabda : “ Ketika engkau menyia nyiakan

amanah, maka tunggulah kehancuran. Dikatakan, hai Rasulullah, apa yang

membuatnya sia-sia ? Rasul bersabda, ketika suatu perkara diserahkan kepada

orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran.”335

Menurut Mujamil, Pegawai yang baik memiliki berbagai kelebihan dari segi

atau dimensi yang berbeda-beda, antara lain memiliki keimanan yang kuat, jujur,

amanah, disiplin, cerdas, terampil, cekatan, mudah tanggap terhadap persoalan,

tanggung jawab, mempunyai rasa memiliki dan mengembangkannya, tidak

banyak bicara tetapi banyak kerja, berpengalaman, mampu menghargai orang lain

dan mudah bergaul. Sedangkan orang yang paling memenuhi kualifikasi yang

berarti memiliki peluang besar untuk diterima sebagai pegawai adalah orang yang

memiliki potensi yang paling bisa melampaui standar minimal yang

dipersyaratkan baik berupa kesehatan, tingkat pendidikan, keahlian, kepribadian


334
Abu Fahmi dkk., Op Cit., h. 159
335
Abu Fahmi dkk., Op Cit., h. 159
200
dan sebagainya.336

Sebelum menunjuk sesorang untuk memangku jabatan, Rasulullah

mempertimbangkan apakah sesorang itu layak memangku jabatan tersebut atau

tidak terlebih dahulu. Langkah tersebut dilakukan dengan melakukan fit and

proper test bagi calon pejabat. Bahkan langkah ini dilakukan sebelum amanah itu

diberikan.337

Praktik manajemen SDM telah dilakukan oleh beliau sejak awal dakwahnya.

Berawal dari pemilihan orang-orang yang diajak untuk masuk ke dalam Islam,

proses itu di lakukan di Mekah dengan waktu 13 tahun. Pada tahap ini Rasulullah

menyiapkan SDM yang memiliki loyalitas tinggi terhadap Islam. Seleksi ini

sangat penting untuk dilakukan mengingat tugas yang dilaksanakan sangat berat

dan membutuhkan komitmen lahir dan batin. 338

Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa metode yang digunakan oleh Nabi

dalam pemilihan dan pengangkatan para pembantu yang mengelola

pemerintahannya adalah sebagai berikut :

1. Mengangkat individu yang aslah ( paling layak dan sesuai).

2. Memilih individu dengan kualitas terbaik.

3. Memiliki individu yang mempunyai kafaah (kapabilitas) dan amanah. 339

Landasan hukum proses seleksi dalam Islam juga terlihat jelas dari pernyataan

336
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam : Strategi Baru Pengelolaan Lembaga
Pendiikan Islam, ( Jakarta : Erlangga, 2008), h. 121
337
Abu Fahmi dkk., Op Cit., h. 87
338
Abu Fahmi dkk., Op.Cit., h. 87
339
Abu Fahmi dkk, Op Cit., h. 92-93.
201
Khalifah Ali bin Abi Thalib R.A yang berbunyi:

Artinya :
”Jika engkau ingin mengangkat pegawai, maka pilihlah secara selektif.
Janganlah engkau mengangkat pegawai karena ada unsur kecintaan dan
kemuliaan (nepotisme), karena hal ini akan menciptakan golongan durhaka dan
khianat. Pilihlah pegawai karena pengalaman dan kompetensi yang dimiliki,
tingkat ketakwaannya dan keturunan orang shaleh, serta orang yang memiliki
akhlak mulia, argumen yang shahih, tidak mengejar kemuliaan (pangkat) dan
memiliki pandangan yang luas atas suatu pekerjaan.”

Dari pernyataan diatas dapat kita jabarkan bahwa seleksi tidak boleh

dilakukan dengan mementingkan orang yang terdekat atau kerabat yang tidak

memenuhi kriteria seleksi. Mengangkat orang karena ada unsur hubungan tertentu

akan mengakibatkan adanya karyawan yang memiliki kinerja buruk, tidak patuh

terhadap atasan, tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang

diberikan, tidak loyal terhadap organisasi dan melakukan hal yang merugikan

organisasi, ataupun korupsi serta kolusi. Sehingga berdampak buruk terhadap

kinerja organisasi secara keseluruhan.

Berdasarkan surah Al-Qhashas ayat 26, kemudian merujuk pada tafsir

Jalalain penulis berpendapat kriteria dalam rekrutmen SDM dalam perspektif

Islam yaitu kuat dan dapat dipercaya. Kuat baik secara jasmani maupun Rohani

dan dapat sekaligus dipercaya. Pesan Rasulullah kepada Abu Dzar untuk tidak

menjadi pemimpin dan mengurus harta anak yatim karena pandangan Rasulullah

akan kelemahan Abu Dzar menjadi bukti penguat dasar rekrutmen SDM disurah

Al-Qhashas ayat 26 bahwa kuat menjadi salah satu kriteria utama untuk rekrutmen

sumberdaya manusia dalam perspektif Islam.

2. Selektif Memilih Pemimpin

202
Selanjutnya dalam memilih pemimpin, Islam menyuruh selektif dalam

memilih siapa yang akan dijadikan sebagai pemimpin. Misalnya Allah SWT

menyuruh kita hanya mengangkat pemimpin dari kalangan yang seiman saja dan

jangan memilih non muslim sebagai pemimpin. 340

  
  
   
    
    
  
   
   
Artinya : “Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi auliya
dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya
lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu
yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya.
Dan hanya kepada Allah kembali (mu)” (QS. Al Imran: 28).

Ibnu Abbas radhiallahu’anhu menjelaskan makna ayat ini: “Allah Subhanahu Wa


Ta’ala melarang kaum mu’minin untuk menjadikan orang kafir sebagai walijah (orang
dekat, orang kepercayaan) padahal ada orang mu’min. Kecuali jika orang-orang kafir
menguasai mereka, sehingga kaum mu’minin menampakkan kebaikan pada mereka
dengan tetap menyelisihi mereka dalam masalah agama. Inilah mengapa Allah Ta’ala
berfirman: ‘kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari
mereka‘” (Tafsir Ath Thabari, 6825).

Nabi Saw bersabda :

٢ِٗ ‫ أ َ ْف َج َو‬، ٍ‫ ِ هَب‬١ ُّ ِٖ ‫ػ‬


ّ ‫ ِو‬ْٛ ‫اُي‬ َ ، ‫ْت‬ ٌ ٤‫ّ َؼ‬ ُ ‫ أَ ْف َج َوَٗب‬، ٕ‫ب‬ ِ َٔ ٤َ ُ‫ ْا‬ُٞ‫َؽلهصََ٘ب أَث‬
ُٚ‫ َٔب أَٗه‬ُٜ ْ٘ ‫ػ‬ ‫ ه‬٢
َ ُ‫َّللا‬ َ ٙ ِ ‫ َه‬، ‫ػ َٔ َو‬ َ ْٖ ‫ػ‬
ُ ِْٖ ‫ػ ْج ِل هللاِ ث‬ َ ، ِ‫ػ ْج ِل هللا‬ َ ُْٖ ‫ٍب ُِ ُْ ث‬
َ
ِ َ‫ ك‬ِٚ ِ‫هز‬٤‫ػ ْٖ َه ِػ‬
ُّ ‫بإل َٓب‬ َ ٌٍ ٝ‫ َٓ َْ ُئ‬َٝ ٍ‫ ًُُِّ ٌُ ْْ َهاع‬: ٍُ ُٞ‫َو‬٣ ‫ ٍَ هللاِ ملسو هيلع هللا ىلص‬ٍٞ ُ ‫ٍ ِٔ َغ َه‬ َ
ٌٍ ُٝ‫ َٓ َْئ‬َٞ ْٛ َٝ ٍ‫ َهاع‬ِٚ ِِ ْٛ َ ‫ أ‬٢‫اُو ُع َُ ِك‬ ‫ ه‬َٝ ِٚ ِ‫هز‬٤‫ػ ْٖ َه ِػ‬ َ ٌٍ ُٝ‫ َٓ َْئ‬َٞ ْٛ َٝ ٍ‫َهاع‬

340
Veitzal Rivai Zainal, Op.Cit., h. 149
203
َ ٌ‫َُخ‬ُٝ‫ َٓ َْئ‬٢
ْٖ ‫ػ‬ َ ْٛ َٝ ، ٌ‫خ‬٤َ ‫ب َها ِػ‬َٜ ‫ ِع‬ْٝ َ‫ذ ى‬ ِ ٤ْ ‫ َث‬٢‫ ْاُ َٔ ْوأَح ُ ِك‬َٝ ِٚ ‫ه ِز‬٤‫ػ ْٖ َه ِػ‬
َ
ٍ ‫ َه‬ِٙ ‫ّ ِل‬٤ِ ٍَ ٍِ ‫ َٓب‬٢ِ‫ ْاُقَب ِك ُّ ك‬َٝ ‫ب‬َٜ ِ‫هز‬٤‫َه ِػ‬
‫اع‬

Artinya :

“Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada


kami Syu'aib dari Az Zuhriy berkata, telah menceritakan kepadaku Salim bin
'Abdullah dari 'Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhuma bahwa dia mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: \"Setiap kalian adalah
pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya.
Seorang imam (kepala Negara) adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung
jawaban atas rakyatnya. Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan
akan diminta pertanggung jawaban atas orang yang dipimpinnya. Seorang isteri
di dalam rumah tangga suaminya adalah pemimpin dia akan diminta
pertanggung jawaban atas siapa yang dipimpinnya. Seorang pembantu dalam
urusan harta tuannya adalah pemimpin dan dia akan diminta pertanggung
jawaban atasnya.”(HR. Al-Bukhari dari Abdullah bin Umar).

Selanjutnya dalam surah Al-Baqarah ayat 247 Allah berfirman :

   


    
    
   
  
   
    
 
  
  
   
    

Artinya :
Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah
mengangkat Thalut menjadi rajamu." mereka menjawab: "Bagaimana Thalut
memerintah Kami, Padahal Kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan
daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi
(mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan
menganugerahinya ilmu yang Luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan
pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha Luas
pemberian-Nya lagi Maha mengetahui.

204
Buya Hamka, ketika menafsirkan ayat 247 pada surat Al-Baqarah dalam karya

terbesarnta Tafsir Al-Azhar menyebutkan: Disini Al-qur`an telah meninggalkan dua

pokok dasar buat memilih orang yang akan menjadi pemimpin, atau memegang puncak

kekuasaan. Pertama ilmu, kedua tubuh. Ayat 247 ini menceritakan bagaimana Allah

mengatakan Thalut menjadi raja Bani Israil dengan menganugrahkan kepadanya ilmu

yang luas dan tubuh yang perkasa, fil ‘ilmi wal jismi. Ilmu terpenting yang dimiliki adalah

dalam hal cara menggunakan tenaga. Pemimpin tidak perlu tahu segala cabang ilmu,

tetapi harus tahu memilih tenaga yang akan ditugaskan untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan.

Pokok dasar yang kedua adalah tubuh (jismi). Hal ini berkaitan dengan

kesehatan, bentuk tampang, yang menibulkan simpati. Oleh karena itu banyak ulama

fiqh berpendapat bahwa seseorang yang cacat (invalid) jangan dijadikan pemimpin.

Rasulullah adalah contoh pemimpin yang Paripurna, hampir semua teori kepemimpinan

ada pada rasululloh diantaranya empat fungsi kepemimpinan ( the 4 roles of leadership)

yang dikembangkan dalam Stephen Covey. Konsep ini menekankan bahwa seorang

pemimpin memiliki 4 fungsi kepemimpinan, yaitu sebagai perintis ( pathfinding),

penyelaras(aligning), pemberdaya (empowering) dan panutan(modelling).341

Berdasarkan surah Al Imran ayat 28 penulis bependapat bahwa dalam memilih

pemimpin dalam memanaj SDM dalam Lembaga pedidikan Islam maka proses seleksi

dilakukan secara selektif diantaranya dengan menjadikan seorang mukmin menjadi

pemimpin Lembaga Pendidikan Islam dan bukan orang kafir, selain itu pemimpin yang

341
Covey, Stephen R. the 8th Habit From Efeectiveness to Greatness, London : Somon &
Schuster UK Ltd, h. 114
205
dipilih adalah pemimpin yang kuat sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Baqarah

ayat 247. Dalam surat tersebut diceritakan Thalut diangkat oleh Allah sebagai raja Bani

Israil karena kekuatan Thalut dalam keimanan, ilmu dan tubuh yang perkasa. Dengan

demikian berdasarkan surah Al-Baqarah ayat 247 penulis berpendapat bahwa dalam

memilih pemimpin Lembaga Pendidikan Islam haruslah sangat selektif dengan

mempertimbngkan faktor keimanan sebagai landasan aqidah yang kuat, pertimbangan

kompetensi keilmuan yang dan kesehatan fisik yang kuat, karena dalam memimpin dan

menjalankan organisasi Lembaga Pendidikan Islam dengan baik sangat dibutuhkan

kompetensi Ruhiyah yang kuat, keilmuan dan sekaligus fisik yang kuat.

4. Jabatan diserahkan pada ahlinya.

Untuk mencapai sasaran organisasi maka setiap urusan haruslah diberikan pada

ahlinya sehingga urusan tersebut dikerjakan secara professional. Namun, jika sebaliknya

pekerjaan atau suatu urusan diberikan kepada seseorang yang bukan profesinya, urusan

atau pekerjaan tersebut tidak akan dapat diselesaikan malah akan membawa kepada

kehancuran serta kekecewaan bagi banyak orang (Syaid Ahmad Al-Hasyimi Bik, 1948).342

Seleksi calon karyawan merupakan persoalan krusial. Hal ini pernah diisyaratkan

rosululloh dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari ( Shahih Bukhari) dari Abu

Hurairah .

ُْٖ ‫الَ ٍُ ث‬ِٛ ‫ َؽلهصََ٘ب‬، َٕ‫ َٔب‬٤ْ َِ ٍ ُ ُْٖ ‫ ُؼ ث‬٤ْ َِ ُ‫ َؽلهصََ٘ب ك‬، ٕ‫َب‬ ٍ ٍِ٘ ُْٖ ‫َؽلهصََ٘ب ُٓ َؾ هٔلُ ث‬
، ُْٚ٘ ‫ػ‬ ‫ ه‬٢
َ ُ‫َّللا‬ َ ٙ ِ ‫ َه‬، َ ‫ َْوح‬٣‫ َو‬ُٛ ٢‫ػ ْٖ أ َ ِث‬ َ ، ‫به‬ ٍ ََ َ٣ ِْٖ ‫بء ث‬ ِ ‫ط‬َ ‫ػ‬َ ْٖ ‫ػ‬َ ، ٍ٢ّ ِِ ‫ػ‬
َ
ٍَ ‫ػخَ هَب‬ ‫ َ َٓبَٗخُ كَب ْٗز َِظ ِو اُ ه‬٧‫ذ ا‬
َ ‫َب‬ ِ ‫ّ َؼ‬٤ِ ُٙ ‫ ِامَا‬: ‫ ٍُ هللاِ ملسو هيلع هللا ىلص‬ٍُٞ ‫ هَب ٍَ َه‬: ٍَ ‫هَب‬

342
Veitzal Rivai Zainal, Op.Cit., h.91
206
َ ٠َُ‫ َ ْٓ ُو ِا‬٧‫ ٍَ هللاِ هَب ٍَ ِامَا أ ُ ٍْ ِ٘ َل ا‬ٍٞ
ِٚ ِِ ْٛ َ ‫ ِْو أ‬٤‫ؿ‬ ُ ‫ب َه‬٣َ ‫ب‬َٜ ُ ‫ػز‬
َ ‫ب‬ٙ
َ ‫ْق ِا‬ َ ٤ًَ
.َ‫ػخ‬َ ‫َب‬ ‫كَب ْٗز َِظ ِو اُ ه‬

Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sinan telah menceritakan kepada
kami Fulaih bin Sulaiman telah menceritakan kepada kami Hilal bin Ali dari 'Atho' bin
yasar dari Abu Hurairah radhilayyahu'anhu mengatakan: “ Ketika engkau menyia-
nyiakan amanah, maka tunggulah kehancuran. Dikatakan, hai Rasulullah, apa yang
membuatnya sia-sia ? Rasul bersabda, “ Ketika suatu perkara diserahkan kepada orang
yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran.”

Rosulullah Saw selain merekrut Abu Bakar ra dan Umar Ibnu Khattab juga

merekrut Usman bin Affan dan Ali bin Ali Thalib. Para khalifah tersebut

memimpin dengan menonjolkan sifat adil mereka. 343 Calon pegawai harus dipilih
344
berdasarkan kepatutan dan kelayakan. Persoalan ini pernah diingatkan

Rasulullah dalam sabdanya : “ Barang siapa memperkerjakan orang karena ada

unsur nepotisme, padahal disana terdapat orang yang lebih baik dari orang

tersebut, maka ia tekah menghianati amanah yang telah diberikan Allah, Rasul-

Nya dan kaum Muslimin. Dalam hadis lain Rasul bersabda : “ Barang siapa

memperkerjakan satu orang diantara 10 orang, dan ia tahu bahwa diantara

mereka terdapat orang yang lebih utama (patut dan layak), maka ia telah menipu

Allah, Rasul-Nya dan kaum Muslimin secara umum.”

Nabi Yusuf juga pernah meminta jabatan bendahara mesir karena

keahliannya sebagaimana firman Allah :

343
Abu Fahmi dkk, Op Cit., h. 104
344
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op Cit., h.106
207
  

   

  

Artinya :

“Jadikanlah aku bendahara negara (Mesir), sesungguhnya aku adalah orang

yang pandai menjaga lagi berpengetahuan.” (Yusuf: 55)

Sesungguhnya permintaan beliau ini bukan karena ambisi beliau untuk

memegang jabatan kepemimpinan. Namun semata karena keinginan beliau untuk

memberikan kemanfaatan kepada manusia secara umum, sementara beliau melihat

dirinya memiliki kemampuan, kecakapan, amanah, dan menjaga terhadap apa

yang tidak mereka ketahui. Dalam Islam, prosesi pengangkatan pegawai harus

berdasarkan kepatutan dan kelayakan calon atas pekerjaan yang akan dijalaninya.

Ketika pilihan pengangkatan jatuh pada orang yang disinyalir memiliki

kemampuan, padahal ia terdapat orang yang lebih patut, layak dan lebih baik

darinya (dari golongan orang terdahulu), maka prosesi pengangkatan ini

bertentangan dengan syariat Islam. 345

346
Profesionalisme dalam pandangan Islam dicirikan oleh tiga hal:

1) Ahliyah (keahlian)

Islam menetapkan bahwa seorang yang akan diangkat untuk posisi jabatan atau

tugas tertentu terlebih lagi jika itu berkaitan dengan keputusan orang banyak, haruslah

345
Dr. Muhammad as-Sayyid al-Dimyathi, Tauliyah al-Wadzaif al-Ammah, 1971, h. 53
346
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebeet Widjajakusuma, Menggagas
Bisnis Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 2002, h. 104
208
orang yang memiliki keahlian dan kecakapan dalam tugas atau jabatan itu. Islam

mengingatkan tindakan mengangkat orang yang bukan ahlinya atau orang yang tidak

tepat dianggap telah melanggar amanah dan berkhianat kepada Allah SWT, Rasul-Nya

dan berkhianat terhadap kaum muslimin.

2) Himmatul ‘Amal (etos kerja tinggi)

Selain memiliki keahlian dan kecakapan, seorang dikatakan mempunyai sikap

profesional jika dia selalu bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan

tugas. Islam sangat mendorong setiap muslim untuk selalu bekerja keras, bersungguh-

sungguh mencurahkan tenaga dan kemampuannya dalam bekerja. selain dorongan

ibadah seorang muslim bekerja keras karena adanya keinginan untuk memperoleh

imbalan atau penghargaan (reward) material dan non material seperti gaji penghasilan

serta karir dan kedudukan yang lebih baik.

3) Amanah (terpercaya dan bertanggungjawab)

Seorang pekerja yang muslim yang profesional haruslah memiliki sifat amanah,

terpercaya dan bertanggungjawab, bekerja dengan sungguh-sungguh dan mencurahkan

segala potensi yang dimiliki demi untuk mewujudkan tujuan organisasi dan bukan hanya

mencari kepentingan pribadinya, sehingga muncul jiwa amanah yaitu mampu

menjalankan tugas dan bertanggungjawab atas tugas yang diberikan. Islam menilai

bahwa memenuhi amanah kerja merupakan jenis ibadah yang paling utama.

Adapun ciri spiritual sumber daya manusia bermutu adalah yang memiliki ciri-

ciri spiritual-moralitas sebagai berikut

1.Menyakini urgensi menyeru kepada kebajikan( amar ma’ruf nahi munkar)

209
2. Banyak ibadah, sebagai bukti keyakinan.

3. Berani di atas kebenaran yang diyakininya.

4. Amalnya bersih

5. Hidupnya mencerminkan karakter yang baik dan nilai-nilai Asmaul Husna.

6. Niat ihlas, iman, takwa, saleh.

7. Integritas yang tinggi antara fikiran, ucapan dan tindakan ( hati, akal, jasad)

8. Memiliki keyakinan menyeluruh-kaffah

9. Memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai Islam.

10. Kepribadiannya menjaga keaslian.

11. Kejujuran, kesetiaan, ketaatan, istiqamah.

12.’Khauf’ takut siksa neraka.

13. Memiliki visi dan misi yang jelas

14. Menghindarkan syirik

15. Menghormati/menghargai orang lain.

16. Muraqabah ( mendekatkan diri kepada Allah), Muhasabah (instropeksi diri),

mujahadah ( bersungguh-sungguh).

17. Rela berkorban, siap berkorban.

18. Raja’ dan khauf, sabar.

210
19. Selalu berdakwah, selalu dalam kebenaran.

20. Selalu merujuk pada Qur‟an dan Hadis

21. Semangat dan motivasi yang tinggi.

22. Sopan.

23. Syukur.

24. Taat.

25. Tawaduk.

26. Tawazun.

27. Tegas.

28. Tepat waktu.

29. Tidak bangga diri ( takabur).

30. Tidak Curang.

31. Totalitas.347

Intrumen seleksi dalam perspektif Islam diantaranya adalah :

a. Kompetisi (Lomba)

Berkaitan dengan kompetisi ini Allah SWT berfirman dalam Al-qur`an

surah Al-Baqarah : 148

  

347
Veitzal Rivai Zainal, Op.Cit., h. 163-168
211
  
   
   
    
   
Artinya :
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya.
Maka berlomba-lombalah ( dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu
berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu semua. Sesunnguhnya Allah
Mahakuasa atas segala. ( Q.S. Al-baqarah, [2]:(148)).348

Dalam Tafsir Jalalain dituliskan :

ٚ‫ٕ َالر‬ َ ٢ِ‫خ ك‬َٜ ْ‫ع‬ِٝ "‫ب‬َٜ ٤ُِّ َٞ ُٓ َٞ ُٛ " ‫خ" هِ ْجَِخ‬َٜ ْ‫ع‬ِٝ " َْٓ ُ ٧‫ ُِ ٌُ ٍَّ" ِٓ ْٖ ْا‬ٝ" َ
‫ػبد‬ ‫ه‬ ْ
َ ‫ اُطب‬٠َُ‫ا ا‬ٝ‫ َْواد" َثبك ُِه‬٤‫ا اُ َق‬ُٞ‫َب "كَب ٍْز َ ِجو‬ٛ‫ َال‬ْٞ َٓ ‫ ِه َوا َءح‬٢‫ ِك‬َٝ
‫ب َٓخ‬٤َ ‫ّ ْاُ ِو‬ْٞ ٣َ ْْ ٌُ ‫غْ َٔؼ‬٣َ "‫ ًؼب‬٤ِٔ ‫َّللا َع‬ ِ ْ ‫ؤ‬٣َ ‫ا‬ٌُُٞٗٞ َ ‫َْٖ َٓب ر‬٣َ‫ب "أ‬َٜ ُُٞ‫هَج‬َٝ
‫د ِث ٌُ ْْ ه‬
"‫و‬٣‫ء هل‬٢ّ ًَ ٠ِ‫ ٌُ ْْ ِثؤ َ ْػ َٔب ُِ ٌُ ْْ "إ هللا ػ‬٣‫بى‬ ِ ‫ُ َغ‬٤َ‫ك‬
Artinya :
(Dan bagi masing-masing) maksudnya masing-masing umat (ada arah dan
tujuan) maksudnya kiblat (tempat ia menghadapkan wajahnya) di waktu salatnya.
Menurut suatu qiraat bukan 'muwalliihaa' tetapi 'muwallaahaa' yang berarti
majikan atau yang menguasainya, (maka berlomba-lombalah berbuat kebaikan)
yakni segera menaati dan menerimanya. (Di mana saja kamu berada, pastilah
Allah akan mengumpulkan kamu semua) yakni di hari kiamat, lalu dibalas-Nya
amal perbuatanmu. (Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu)

Setiap umat mempunyai kiblat masing-masing. Nabi Ibrahim dan Ismail

a.s menghadap kiblat ke Ka‟bah. Bani Israil menghadap ke Baitul Makdis dan

orang-orang Nasrani menghadap ke timur. Yang prinsip ialah beriman kepada

Allah dan mematuhi segala perintah-Nya. Karena Allah telah memerintahkan

supaya kaum muslimin menghadap ke Ka‟bah dalam shalat, fitnah dan cemoohan

dari orang-orang yang ingkar itu tidak perlu dilayani, tetapi hendaklah kaum

muslimin bekerja denga giat, beramal, bertaubat, dan berlomba-lomba beramal

348
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.23
212
kebajikan. Allah nanti akan menghimpun sekalian manusia untuk menghitung dan

membalas segala amal perbuatanya, dan Allah Maha Kuasa atas segala seasuatu ;

tidak ada yang melemahkannya untuk mengumpulkan seluruh manusia pada hari

pembalasan.

b. Uji loyalitas ( Amanah)

Berkaitan dengan uji loyalitas ini, Allah SWT berfirman dalam Al-qur`an

surah Al-Ma‟idah : 1

 
 
   
   
  
  
     
 
Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu


binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu)
dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya. (
Q.S. Al-Maidah, [5]:(1)).349

Dalam Tafsir Jalalain dituliskan :

ْْ ٌُ ْ٘٤َ‫ ث‬٢ِ‫ك ْاُ ُٔ َئ هًلَح اُهز‬ُٜٞ ُ‫كِ" ْاُؼ‬ُٞ‫ا ِث ْبُؼُو‬ُٞ‫ك‬ْٝ َ ‫ا أ‬َُٞ٘ٓ ‫َٖ آ‬٣ِ‫ب اُهن‬َٜ ّ٣َ‫َب أ‬٣"
ََْ٘‫ ْاُـ‬َٝ ‫ ْاُجَوَو‬َٝ َ‫اإل ِث‬ ْ ‫اُ٘هبً "أ ُ ِؽِه‬َٝ ‫َّللا‬
ِ ْ "ّ‫ َ ْٗ َؼب‬٧‫ َٔخ ْا‬٤ِٜ َ‫ذ َُ ٌُ ْْ ث‬ ‫ْٖ ه‬٤َ‫ث‬َٝ
ْْ ٌُ ٤ْ َِ‫ػ‬َ ‫ذ‬ ْ َٓ ‫ " ُؽ ِ ّو‬٢ِ‫ ك‬ٚٔ٣‫ ٌُ ْْ" رَؾْ ِو‬٤ْ َِ‫ػ‬ َ ٠َِْ‫ُز‬٣ ‫"اال َٓب‬ ‫أ َ ًْ ًال ثَ ْؼل اُنهثْؼ ه‬
ْ٣‫اُزهؾْ ِو‬َٝ ‫ٖ ًال‬ ِ ‫ٕ ُٓز ه‬ٌُٞ ٣َ ْٕ َ‫ى أ‬ٞ‫ ُغ‬٣َ َٝ ‫خ َك ِبال ٍْ ِزضَْ٘بء ُٓ ْ٘وَ ِطغ‬٣َ ٥‫ز َخ" ْا‬٤ْ َٔ ُ‫ْا‬
ْ َ ‫أَ ْٗز ُ ْْ ُؽ ُوّ" أ‬َٝ ‫ْل‬٤ٖ
١ ‫ اُ ه‬٢ِِّ ‫ْو ُٓ ِؾ‬٤‫ؿ‬ َ " ٙٞ ْ‫َٗؾ‬َٝ ‫د‬ْٞ َٔ ُ‫ٗ ِٓ ْٖ ْا‬ َ ‫ػ َو‬ َ ‫ُِ َٔب‬

349
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.106
213
ٌُْ ْ‫ؾ‬٣َ ‫َّللا‬
‫"إ ه‬‫و َُ ٌُ ْْ ه‬٤ِٔ ٙ َ ْٖ ِٓ ٍ‫ ْاُ َؾب‬٠َِ‫ػ‬
َ ‫ْو‬٤‫ؿ‬َ ‫ٖت‬ ْ ََٗٝ َُٕٞٓ ‫ُٓؾْ ِو‬
ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬
َ ٗ‫ َال ا ْػزِ َوا‬ٙ‫ْو‬٤‫ؿ‬َ َٝ َ٤ِِ ْ‫ل" ِٓ ْٖ اُزهؾ‬٣‫ُ ِو‬٣ ‫َٓب‬
Artinya :

(Hai orang-orang yang beriman, penuhilah olehmu perjanjian itu) baik perjanjian yang
terpatri di antara kamu dengan Allah maupun dengan sesama manusia. (Dihalalkan bagi
kamu binatang ternak) artinya halal memakan unta, sapi dan kambing setelah hewan
itu disembelih (kecuali apa yang dibacakan padamu) tentang pengharamannya dalam
ayat, "Hurrimat `alaikumul maitatu..." Istitsna` atau pengecualian di sini munqathi` atau
terputus tetapi dapat pula muttashil, misalnya yang diharamkan karena mati dan
sebagainya (tanpa menghalalkan berburu ketika kamu mengerjakan haji) atau
berihram; ghaira dijadikan manshub karena menjadi hal bagi dhamir yang terdapat
pada lakum. (Sesungguhnya Allah menetapkan hukum menurut yang dikehendaki-Nya)
baik menghalalkan maupun mengharamkannya tanpa seorang pun yang dapat
menghalangi-Nya.

Menurut Muhammad Ali Ash- Shabuny, dalam kitabnya Qabas min Nuril-

Qur‟an,yang dimaksud dengan janji-janji tersebut mencakup janji dan sumpah

setia antara manusia dengan Rabb-nya, juga antara manusia dengan manusia lain,

yang mencakup kewajiban kewajiban yang sejalan dengan syariat yang ditetapkan

Allah atas hamba-hamba-Nya yang mukmin, dan juga mencakup sumpah setia

dalam baiat dan bersekutu, perjanjian pinjam meminjam dan gadai, akad nikah

dan sumpah. 350

c. Berakal/Berilmu/ Fisik Sehat

Hal ini ditegaskan oleh Firman Allah SWT dalam Al-qur`an surah Al-Baqarah : 247

   


    
    
   
  

350
Muhammad Ali Asy-Shabuny, Cahaya Al-qur`an, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar,
2002), cet. 2, h. 249
214
   
    
 
  
  
   
    


Artinya :

Nabi mereka mengatakan kepada mereka : “ Sesungguhnya Allah telah mengangkat


Talut menjadi rajamu. “ mereka menjawab : Bagaimana memerintah kami, padahal
kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang dia pun tidak
diberi kekayaan yang cukup banyak? “ Nabi ( mereka) berkata : “ Sesungguhnya Allah
telah memilih rajamu dan menganugrahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.”
Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah maha
luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui ( Q.S. Al-Baqarah, [2]:(247)).351

Dalam Tafsir Jalalain dituliskan :

َ ٤ًَ "٠ٗ‫ا أ َ ه‬ُُٞ‫د َٓ ِِ ًٌب هَب‬ُُٞ‫ب‬ٛ


‫ْق‬ َ ْْ ٌُ َُ ‫ش‬ َ ‫َّللا هَ ْل َث َؼ‬
‫إ ه‬ ‫ ْْ ه‬ّٜ٤‫ ْْ َٗ ِج‬ُٜ َُ ٍَ ‫هَب‬ٝ"
َ
َ ْٖ ِٓ ٌْ
ْٜ‫ٍج‬ َ ٤َُ ُٚ‫َٗه‬٧ِ "ُْٚ٘ ِٓ ‫َٗؾْ ُٖ أ َ َؽ ّن ِث ْبُ ُٔ ِْ ِي‬َٝ ‫َ٘ب‬٤ْ َِ‫ػ‬ َ ‫ُ ْاُ ُٔ ِْي‬َُٚ ٌُٕٞ َ٣"
ْٖ ِٓ ‫ٍ َؼخ‬َ ‫د‬ َ ْ‫ُئ‬٣ ْْ َُٝ"َ ‫ًب‬٤‫ َها ِػ‬ْٝ َ ‫ؿب أ‬ ً ‫ ًَبَٕ كَثهب‬َٝ ‫ح‬ٞ‫ َال اُ ُّ٘جُ ه‬َٝ ‫ْاُ َٔ َِْٔ ٌَخ‬
‫"إ ه‬
‫َّللا‬ ‫ ْْ ه‬ُٜ َُ ٢ ّ ِ‫ اهَب َٓخ ْاُ ُٔ ِْي "هَب ٍَ" اُ٘هج‬٠َِ‫ػ‬ َ ‫ب‬َٜ ِ‫ٖ ث‬٤‫َ َْز َ ِؼ‬٣ "ٍ‫ْاُ َٔب‬
ِْْ ‫ ْاُ ِؼ‬٢‫ٍ َؼخ " ِك‬ َ "‫طخ‬ َ " ‫ُ ُِ ِْ ُٔ ِْ ِي‬ٙ‫َبه‬
َ َْ ‫ُ َث‬َٙ‫ىَ اك‬َٝ ْْ ٌُ ٤ْ َِ‫ػ‬ َ ‫افز‬ْ "ُٙ‫طلَب‬ َ ٕ ْ ‫ا‬
‫ ْْ ف َِْوًب‬ّٜٔ َ ‫أَر‬َٝ ْْ َِٜٔ ْ‫أَع‬َٝ ‫ٓئِ ٍن‬ْٞ َ٣ َ٤ِ‫ اٍ َْوائ‬٢َِ٘‫ ًَبَٕ أ َ ْػَِْ ث‬َٝ "َْْ‫ ْاُ ِغ‬َٝ
"‫ا ٍِغ‬َٝ ‫َّللا‬ َ ٗ‫ُ َال ا ْػ ِز َوا‬ٙ‫ز َب َء‬٣‫ََْبء" ا‬٣ ْٖ َٓ ٌِْٚ ُٓ ٢ِ‫ُئْ ر‬٣ ‫َّللا‬
َ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬
‫ َ ه‬ٝ" ‫ َ ه‬ٝ"َ
َُُٚ َْٛ َ ‫ أ‬َٞ ُٛ ْٖ َٔ ِ‫ْ" ث‬٤ِِ ‫ػ‬ َ " َِْٚٚ‫ك‬
Artinya : Kata nabi mereka kepada mereka, "Sesungguhnya Allah telah
mengangkat Thalut bagi kamu sebagai raja." Jawab mereka, "Bagaimana),
artinya betapa (ia akan menjadi raja, padahal kami lebih berhak terhadap
kerajaan ini daripadanya). Ia bukanlah dari keturunan raja-raja atau bangsawan

351
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h. 40
215
dan tidak pula dari keturunan nabi-nabi. Bahkan ia hanyalah seorang tukang
samak atau gembala, (sedangkan ia pun tidak diberi kekayaan yang mencukupi")
yakni yang amat diperlukan untuk membina atau mendirikan sebuah kerajaan.
(Kata nabi) kepada mereka, ("Sesungguhnya Allah telah memilihnya sebagai
rajamu (dan menambahnya pula keluasan) dan keperkasaan (dalam ilmu dan
tubuh"). Memang ketika itu dialah orang Israel yang paling berilmu, paling
gagah dan paling berakhlak. (Dan Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa
yang dikehendaki-Nya) suatu pemberian yang tidak seorang pun mampu untuk
menghalanginya. (Dan Allah Maha Luas) karunia-Nya, (lagi Maha Mengetahui)
orang yang lebih patut menerima karunia-Nya itu.

Adapun harta kekayaan tidak dimasukkan menjadi syarat untuk menjadi raja

karena bila syarat-syarat yang empat tersebut telah dipenuhi, maka mudahlah baginya

untuk mendapatkan harta yang diperlukan sebab Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi

Maha Mengetahui.

Berdasarkan surat Yusuf ayat 55 dan hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari penulis

berpendapat bahwa seleksi SDM adalah persoalan yang penting dan yang lebih penting

lagi adalah mengangakat pegawai yang layak dalam Lembaga pendidikan Islam.

Kelayakan pegawai dapat dilihat dari kompetensi kepribadian dan kompetensi

pengetahuan sebagaiman yang di gambarkan dalam surah Yusuf ayat 55 bahwa nabi

Yusuf adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan sehingga layak untuk

dijadikan bendahara Mesir. Selain itu Allah menjaga nabi yusuf untuk melakukan dosa.

Demikian halnya dengan seleksi SDM lembaga Pendidikan Islam, kompetensi

kepribadian dan pengetahuan pegawai/pejabat menjadi instrumen seleksi yang

disesuaikan dengan jabatan yang akan diemban. Selanjutnya berdasarkan hadis Imam

Bukhari, Rasulullah Saw bersabda “ Ketika suatu perkara diserahkan kepada orang yang

bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran.” Hadis ini menjadi dasar Profesionalisme

dalam jabatan Lembaga Pendidikan Islam, SDM yang profesional dalam lembaga

216
pendidikan Islam akan menjadi aset terbaik bagi Lembaga untuk menjalakan

organisasinya dengan baik sehingga menjauhan organisasi lembaga pendidikan Islam

dari kehancuran, karena SDM yang ada didalam Lembaga Pendidikan Islam adalah SDM

yang profesional dan Expert dibidangnya

5. Jabatan tidak diberikan kepada yang meminta atau sangat mengingikanya tanpa

kompetensi yang layak.

Untuk menerapkan kaidah kepatutan dan kelayakan dalam pengangkatan

pegawai, Rasulullah pernah menolak permintaan sahabat Abu Dzar untuk dijadikan

sebagai pegawai beliau, karena ada kelemahan. Dalam hadis ini (sebagaimana

telah dibahas sebelumnya), standar pengangkatan pegawai adalah kepatutan dan

kelayakan seseorang untuk memikul tanggung jawab pekerjaan yang akan diwakilkan

kepadanya.352

Sebagaimana diriwayatkan dalam hadis, suatu ketika Paman Rasulullah meminta

untuk dijadikan sebagai pegawai beliau dalam suatu wilayah, kemudian Rasulullah

bersabda :

َ‫ أ ُ ٍَب َٓخ‬ُٞ‫ ُٓ َؾ هٔلُ ث ُْٖ ْاُ َؼالَ ِء هَبالَ َؽلهصََ٘ب أَث‬َٝ َ‫ َجخ‬٤ْ ّ
َ ٠‫ َث ٌْ ِو ث ُْٖ أ َ ِث‬ُٞ‫َؽلهصََ٘ب أَث‬
ُ‫ هَب ٍَ كَف َِْذ‬٠ٍ َ ُٞٓ ٠‫ػ ْٖ أ َ ِث‬ َ َ ‫ ثُ ْوكَح‬٠‫ػ ْٖ أ َ ِث‬ ‫ػ ْج ِل ه‬
َ ِ‫َّللا‬ َ ِْٖ ‫ ِل ث‬٣ْ ‫ػ ْٖ ثُ َو‬ َ
‫ كَوَب ٍَ أ َ َؽلُ ه‬٠ِّٔ ‫ػ‬
‫ب‬٣َ ِْٖ ٤َِ‫اُو ُع‬ َ ٠َِ٘‫ َه ُعالَ ِٕ ِٓ ْٖ ث‬َٝ ‫ أََٗب‬-‫ملسو هيلع هللا ىلص‬- ٠ِّ ‫ اُ٘ه ِج‬٠َِ‫ػ‬ َ
‫ف َُو‬٥‫هَب ٍَ ا‬َٝ .َ‫ َع ه‬َٝ ‫ػ هي‬ ‫اله َى ه‬َٝ ‫٘ َٓب‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ ‫ ثَ ْؼ‬٠َِ‫ػ‬ َ ‫َّللاِ أ َ ِّٓ ْوَٗب‬ ‫ ٍَ ه‬ٍٞ ُ ‫َه‬
َ‫ال‬َٝ ََُُٚ‫ٍؤ‬ َ ‫نَا ْاُ َؼ َٔ َِ أ َ َؽلًا‬َٛ ٠َِ‫ػ‬ َ ٠ُِّ َٞ ُٗ َ‫َّللاِ ال‬‫ ه‬َٝ ‫ِٓضْ ََ مَ ُِ َي كَوَب ٍَ « ِاٗهب‬
» ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬َ ٓ َ ‫أ َ َؽلًا َؽ َو‬
352
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op Cit., h.107
217
Artinya:

Telah mengabarkan kepada kami abu bakar Ibnu Abi Saibah dan muhammad A’lai
berkata dibakabarkan kepada kami Abu Usamah dari Buroidi Ibnu Abdillah dari Abu
Burdata dari Abu Musa berkata: “Aku dan dua orang lelaki dari keturunan pamanku
datang kepada nabi, salah satu dari lelaki itu berkata, Hai Rasullah, jadikanlah aku
sebagai pejabat atas kekuasaan yang telah diberikan Allah kepadaMu, lelaki lainnya
juga mengakatakan demikian. Kemudian Rasullah SAW bersabda: Demi Allah, wahai
pamanku, aku tidak akan memyerahkan persoalan ini ( pengangkatan pegawai) kepada
seorang pun yang memintanya atau sangat menginginkannya.” Beliau kemudian
memberikan nasehat bahwa jabatan itu bisa menjadi nikmat, tapi juga bisa berubah
menjadi azab. (HR. Muslim)353

Begitu juga dengan sikap yang ditunjukkan Khalifah Umar ketika para sahabat

meminta Ibnu Umar untuk dijadikan sebagai pejabat. Ibnu Umar dipandang sebagai

seorang yang bertakwa dan mampu bertindak adil. Khalifah Umar menolak untuk

menjadikannya sebagai pegawai, begitu juga menjadi Khalifah setelah kepemimpinan

Khalifah Umar. Sahabat Umar menjelaskan, cukup satu orang saja dari keluarga Umar r.a

yang akan menjalani hisab (perhitungan) di hari akhir nanti.354

Dalam masa kekhalifahan beliau, ditentukan suatu kaidah, “ Barang siapa

memperkerjakan orang karena ada unsur kecintaan atau kerabat, dan pengangkatannya

hanya berdasarkan unsur tersebut, maka ia telah berkhianat terhadap amanat Allah,

Rasul-Nya dan kaum Mukminin”.355

Suatu ketika Khalifah Umar r.a duduk bersama sahabat lainnya, dan berkata : “

Tolonglah aku wahai penduduk kufah, jika aku angkat seorang pemimpin yang lembek,

maka kalian akan melemahkannya. Jika aku angkat seorang pemimpin yang kuat dan

353
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op Cit., h.107
354
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op Cit., h.107
355
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op Cit., h.107
218
tegas, kalian akan melaporkannya. Saya sangat suka jika menemukan orang Muslim,

kuat dan dapat dipercaya, maka akan aku angkat dia sebagai pemimpin kalian.”356

Salah seorang dari sahabat berkata : “ Demi Allah, akan aku tunjukkan

orang yang kuat, dapat dipercaya dan Muslim, “ Sahabat Umar berkata : “ Siapa

dia ?” sahabat berkata : Abdullah bin Umar.” Khalifah Umar r.a berkata : “

Semoga Allah membunuhmu, demi Allah saya tidak akan memilihnya.”

Selanjutnya larangan meminta jabatan ini terdapat dalam hadis berikut ini :

ٍُ ٍٞ ُ ‫ َه‬٢ْ ُِ ٍَ ‫ هَب‬: ٍَ ‫ُ هَب‬ْٚ٘ ‫ػ‬ ‫ ه‬٢


َ ُ‫َّللا‬ َ ٙ ِ ‫ٍ ُٔ َوح َ َه‬
َ ِْٖ ‫اُوؽْ َٔ ِٖ ث‬ ‫ػ ْج ِل ه‬ َ ْٖ ‫ػ‬ َ
‫ب‬َٜ َ ‫ز‬٤‫ ِر‬ُٝ‫بهح َ كَبِٗه َي ِا ْٕ أ‬ َ َٓ ‫اإل‬ِ ْ ٍْ َ ‫ٍ ُٔ َوح َ َال ر َ َْؤ‬
َ َْٖ‫اُوؽْ َٔ ِٖ ث‬ ‫ػ ْجلَ ه‬ َ ‫ب‬٣َ : ‫هللاِ ملسو هيلع هللا ىلص‬
‫ب‬َٜ ٤ْ َِ‫ػ‬
َ ‫ذ‬َ ْ٘ ‫ ِْو َٓ َْؤََُ ٍخ أ ُ ِػ‬٤‫ؿ‬َ ْٖ ِٓ ‫ب‬َٜ َ ‫ز‬٤‫ ِر‬ُٝ‫ ِا ْٕ أ‬َٝ ‫ب‬َٜ ٤ْ َُ‫ذ ِا‬ َ ِْ ًِ ُٝ ‫ػ ْٖ َٓ َْؤََُ ٍخ‬ َ
َ ‫ب كَ ٌَ ِلّ ْو‬َٜ ْ٘ ِٓ ‫ ًْوا‬٤‫َب َف‬ٛ‫ َْو‬٤‫ؿ‬
‫ِ٘ َي‬٤ِٔ َ٣ ْٖ ‫ػ‬ َ ‫ْذ‬ َ ٣َ‫ٖ كَ َوأ‬٤
ٍ ِٔ َ٣ ٠َِ‫ػ‬ َ ‫ذ‬ َ ‫ ِامَا َؽَِ ْل‬َٝ
‫ ٌْو‬٤‫ َف‬َٞ ُٛ ١ِ‫د اُهن‬ ِ ْ‫أ‬َٝ
Artinya :
Dari Abdurrahman bin Samurah dia berkata: Rasûlullâh Shallallahu „alaihi wa
sallam telah bersabda kepadaku, “Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah
kamu meminta jabatan! Karena sesungguhnya jika diberikan jabatan itu
kepadamu dengan sebab permintaan, pasti jabatan itu (sepenuhnya) akan
diserahkan kepadamu (tanpa pertolongan dari Allâh). Dan jika jabatan itu
diberikan kepadamu bukan dengan permintaan, pasti kamu akan ditolong (oleh
Allâh Azza wa Jalla) dalam melaksanakan jabatan itu. Dan apabila kamu
bersumpah dengan satu sumpah kemudian kamu melihat selainnya lebih baik
darinya (dan kamu ingin membatalkan sumpahmu), maka bayarlah kaffârah
(tebusan) dari sumpahmu itu dan kerjakanlah yang lebih baik (darinya)”. (HR.
Bukhari)
Dalam hadis ini dijelaskan bahwa terdapat larangan meminta jabatan. Jika

larangan Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam yang mulia ini tidak dilanggar, maka

akan menghasilkan kemaslahatan yang sangat besar, baik bagi yang memimpin

yaitu pejabat itu sendiri maupun yang dipimpin yaitu rakyat. Karena dia akan
356
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op Cit., h.107
219
selalu mendapat pertolongan dari Rabbul „alamin dalam melaksanakan tugasnya.

Bentuk pertolongan dari Allah Azza wa Jalla itu bermacam-macam, misalnya:

1. Beban yang berat menjadi terasa ringan

2. Hal yang sulit menjadi mudah

3. Kesempitan akan menjadi lapang

4. Teguran, koreksi dan perbaikan dari kesalahan yang dia lakukan, sehingga dia

tetap berada di jalan yang benar dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin.

Selanjutnya terdapat hadis mengenai larangan meminta jabatan dan tamak

pada jabatan

ُ‫ هللا‬٠‫ِٕه‬ َ ِ٢ َ ُ‫ كَف َِْذ‬:ٍَ ‫ هَب‬،ُْٚ٘ ‫ػ‬


ّ ‫ اُ ه٘ ِج‬٠َِ‫ػ‬ ‫ ه‬٢
َ ُ‫َّللا‬ َ ٙ ِ ‫ َه‬٠ٍ َ ُٞٓ ٢‫ػ ْٖ أ َ ِث‬ َ
‫ كَوَب ٍَ أَ َؽلُ ه‬،٢ِٓ ْٞ َ‫ َه ُعالَ ِٕ ِٓ ْٖ ه‬َٝ ‫ٍِه َْ أََٗب‬
‫ب‬٣َ ‫ أ َ ِّٓ ْوَٗب‬:ِْٖ ٤َِ‫اُو ُع‬ َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬
َ
َ ْٖ َٓ ‫نَا‬َٛ ٢ُِّ َٞ ُٗ َ‫ « ِاٗهب ال‬:ٍَ ‫ كَوَب‬،َُِْٚ‫ف َُو ِٓض‬٥‫هَب ٍَ ا‬َٝ ،ِ‫َّللا‬
،ََُُٚ‫ٍؤ‬ ‫ ٍَ ه‬ٍٞ ُ ‫َه‬
ْٚ٤َِ‫ػ‬
َ ٓ َ ‫الَ َٓ ْٖ َؽ َو‬َٝ
Artinya :
Dari Abu Musa Radhiyallahu anhu dia berkata, “Saya masuk menemui Nabi
Shallallahu „alaihi wa sallam bersama dengan dua orang dari kaumku, lalu salah
seorang dari kedua orang itu berkata, “Jadikanlah (angkatlah) kami sebagai
amir (pejabat) wahai Rasulullâh!” Kemudian yang seorang lagi juga meminta hal
yang sama. Maka beliau Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya
kami tidak akan mengangkat sebagai pejabat orang yang memintanya dan tidak
juga orang yang tamak terhadap jabatan itu”(HR.Bukhâri ).

Hadis ini dengan jelas menyatakan bahwa Bahwa pemimpin tidak mengangkat

orang seseorang yang meminta jabatan dan tamak akan jabatan dan kekuasaan.

Rasulullah menggambarkan kerakusan terhadap jabatan melebihi dua ekor

serigala yang kelaparan lalu dilepas di tengah segerombolan kambing. Beliau

bersabda:

220
َ ‫ٓ ْاُ َٔ ْو ِء‬
٠َِ‫ػ‬ ِ ‫ب ِٓ ْٖ ِؽ ْو‬َٜ َُ َ‫َل‬ َ ٢‫بٕ أ ُ ْه ٍِ ََ ِك‬
َ ‫ؿ٘ ٍَْ ِثؤ َ ْك‬ ِ ‫بٕ َعب ِئ َؼ‬ِ ‫َٓب ِمئْ َج‬
ِٚ ِ٘٣ْ ‫ف ُِ ِل‬ِ ‫ْ َو‬ ‫اُ ه‬َٝ ٍِ ‫ْاُ َٔب‬
Artinya :
“Tidaklah dua ekor serigala yang lapar dilepas di tengah gerombolan kambing
lebih merusak daripada merusaknya seseorang terhadap agamanya karena
ambisinya untuk mendapatkan harta dan kedudukan yang tinggi.” (HR. at-
Tirmidzi no. 2482, disahihkan asy-Syaikh Muqbil dalam ash-Shahihul Musnad,
2/178)
Berdasarkan Hadis Bukhari dan Muslim diatas penulis berpendapat bahwa

dalam perspektif Islam jabatan tidak diberikan kepada yang meminta atau sangat

mengingikanya tanpa kompetensi yang layak hal ini sesuai dengan sabda

Rasulullah “ Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah kamu meminta jabatan

“ ! selanjutnya Rasulullah bersabda di hadis yang di riwayatkan Bukhâri

“Sesungguhnya kami tidak akan mengangkat sebagai pejabat orang yang

memintanya dan tidak juga orang yang tamak terhadap jabatan itu”. Kedua

hadis diatas memberikan arahan bahwa dalam perspektif Islam terdapat larangan

meminta jabatan tanpa kompetensi yang layak dan memberikan jabatan pada

orang yang meminta dan tamak terhadap jabatan tersebut.

5. Pemilihan pegawai atas dasar kesepakatan

Dalam memilih seorang pegawai, beliau senantiasa meminta pendapat dari para

sahabat, bukan hanya berdasarkan pendapat pribadinya. Suatu ketika, Khalifah berkata

kepada para sahabatnya : “Berikanlah isyarat kepadaku, tunjukkanlah kepadaku orang

yang patut untuk aku jadikan pegawai. Sesungguhnya aku menginginkan seorang

pemimpin. Jika semula ia bukan pemimpin, maka ia seperti pemimpin mereka. Dan jika

ia adalah pemimpin mereka, maka ia adalah bagian dari mereka”. Para sahabat

221
kemudian mengajukan nama sahabat Rabi’ bin Ziyad al-Haritsi. Sahabat Umar r.a

menyetujuinya dan mengangkatnya sebagai pemimpin. Umar r.a berterima kasih kepada

para sahabat atas saran yang diberikan.357

Sahabat Umar r.a memberikan wasiat kepada Ali, Utsman dan Sa’ad bin Abi

Waqqash, “Hai Ali, jika engkau mengangkat pemimpin untuk mengurusi persoalan

manusia, pilihlah dari keluarga Bani Hasyim. Hai Utsman, jika engkau mengangkat

pemimpin untuk mengurusi persoalan manusia, pilihlah dari keluarga Abu Mu’ith. Hai

Sa’ad, jika engkau mengangkat pemimpin untuk mengurusi persoalan manusia, pilihlah

dari sanak kerabatmu.”358

Setelah dilakukan tahapan seleksi pegawai melalui beberapa ujian, Khalifah

Umar r.a selalu bermusyawarah dan meminta pendapat dari sahabat, ketika akan

menentukan pilihan calon pegawai yang akan mengemban tanggung jawab besar.

Bahkan terkadang, khalifah memberikan kebebasan dan tanggung jawab pemilihan

pegawai kepada para sahabat setelah memberikan penjelasan tentang karakter pegawai

yang diinginkan.359

Hal ini diindikasikan dengan pekataan Umar r.a kepada para sahabat, “Berikan

isyarat kepadaku, tunjukkan kepadaku orang yang pantas untuk aku jadikan sebagai

pegawai. Sesungguhnya aku menginginkan seorang pemimpin dari kaumnya.. Jika

semula ia bukan pemimpin, maka ia seperti pemimpin mereka. Dan jika ia adalah

pemimpin mereka, maka ia adalah bagian dari mereka”. Kemudian, para sahabat

357
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op Cit., h.108
358
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op Cit., h.108
359
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op Cit., (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), h.110
222
menentukan seseorang sesuai dengan karakter yang dijelaskan, dan khalifah akan

menentukan pilihannya.360

Diawal perkembangan Islam, Jabatan kepegawaian tidak membutuhkan ujian

seleksi bagi calon pegawai, tetapi hanya melalui konsensus pendapat para sahabat. Hal

ini bisa dimaklumi, karena Masyarakat muslim pada saat itu masih relatif kecil. Sehingga,

relatif mudah untuk mengetahui orang-orang shaleh yang layak dan patut menjadi

pegawai. Ketika wilayah kekuasaan Islam meluas, khalifah atau gubenur harus tegas dan

selektif dalam meilih calon pegawai. Di samping itu, penentuan pilihan calon pegawai

tidak bisa dilakukan /berdasarkan pendapat individu, sehingga akan berpotensi terhadap

penyalahgunaan wewenang dan menentukan orang yang tidak layak.361

Berdasarkan pada sikap umar yang selalu meminta pendapat sahabatnya ketika

mengangkat pegawai dan juga Wasiat Umar kepada Ali, Utsman dan Sa’ad bin Abi

Waqqash dalam mengangkat pemimpin untuk mengurusi umat penulis berpendapat

bahwa dalam perspektif Islam pemilihan pegawai didasarkan atas dasar kesepakatan

dan bukan didasarkan pada pendapat pribadi untuk menghindarkan penyalahgunaan

wewenang dan menentukan orang yang tidak layak.

6. Memberikan Ujian Seleksi berkaitan dengan Aqidah Islam.

Memberikan ujian seleksi kepada calon pegawai adalah persoalan asasi (pokok)

dalam Islam. Hal ini setidaknya dicerminkan dari sikap Rasulullah ketika mengangkat

Muadz bin Jabal sebagai pejabat kehakiman.

360
Jika semula ia bukan pemimpin, maka ia seperti pemimpin mereka. Dan jika ia adalah
pemimpin mereka, maka ia adalah bagian dari mereka”. h.110
361
Jika semula ia bukan pemimpin, maka ia seperti pemimpin mereka. Dan jika ia adalah
pemimpin mereka, maka ia adalah bagian dari mereka”.h.110-111
223
Rasulullah bertanya kepada Muadz : “ Dengan apa engkau akan memutuskan persoalan

hukum ?” Muadz menjawab, “ Dengan kitab Allah. “ Rasulullah bertanya : “ Jika kamu

tidak menemukannya ?” Muadz menjawab : “ Dengan sunah Rasulullah

(hadis).”Rasulullah bertanya lagi : “Jika engkau tidak menemukan juga ?” Muadz

menjawab, “ Aku akan berijtihad dengan pendapatku.” Rasulullah bersabda : “

Alhamdulilah, Allah telah menolong utusan Rasulullah menjalankan agama sesuai

dengan apa yang diridhai Allah dan Rasul-Nya.”362

Allah berfirman :

 
   
   
    
  
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan

bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha

mengetahui ( Al-Hujurat :1)

Dalam Tafsir Jalalain dituliskan :

ْ َ ‫ رَوَل َهّ أ‬٠َ٘‫ا" ِٓ ْٖ هَل َهّ ِث َٔ ْؼ‬ُٞٓ ّ‫ا َال رُوَ ِل‬َُٞ٘ٓ ‫َٖ آ‬٣ِ‫ب اُهن‬َٜ ّ٣َ‫َب أ‬٣"
‫ا‬ُٞٓ ّ‫ َال رُوَ ِل‬١
‫ َٔب‬ٜٗ‫ ِْو ا ْم‬٤َ‫ ثِـ‬١ َ ‫" ْاُ ُٔجَ ِِّؾ‬ٍُٚٞ
ْ َ ‫ُ أ‬ْٚ٘ ‫ػ‬ ُ ‫ َه‬َٝ ‫َّللا‬‫ ِ ه‬١َ‫َل‬٣ ْٖ٤َ‫ َال كِ ْؼَ "ث‬َٝ ٍٍ ْٞ َ‫ثِو‬
‫ ُٓ َغبكَ َُخ‬٢‫ذ ِك‬ ْ َُ َ‫ْ" ِث ِل ْؼ ِِ ٌُ ْْ َٗي‬٤ِِ ‫ػ‬ َ " ْْ ٌُ ُِ ْٞ َ‫غ" ُِو‬٤ِٔ ٍ ‫إ ه‬
َ ‫َّللا‬ ‫ا ه‬ُٞ‫ارهو‬ٝ"
‫َّللا ه‬ َ
َْ ‫ٍِه‬َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬
َ ‫َّللا‬ َ ٢ ّ ‫ َٔب ِػ ْ٘ل اُ٘ه ِج‬ُٜ ْ٘ ‫ػ‬ َ ‫َّللا‬‫ ه‬٢
َ ٙ ِ ‫ػ َٔو َه‬ ُ َٝ ‫ َث ٌْو‬٢‫أ َ ِث‬
‫ َٔ ْٖ َهكَ َغ‬٤ِ‫َٗيَ ٍَ ك‬َٝ ‫ ْاُوَ ْؼوَبع ثْٖ َٓ ْؼجَل‬ْٝ َ ‫ َ ْه َوع ثْٖ َؽب ِثٌ أ‬٧‫و ْا‬٤ِٓ ْ ‫ ر َؤ‬٢ِ‫ك‬
َْ ‫ ٍَِه‬َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬
َ ‫َّللا‬‫ ه‬٠‫ِٕه‬ َ ٢ ّ ِ‫ ِػ ْ٘ل اُ٘هج‬ٚ‫ر‬ْٞ ٕ
َ

362
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op Cit., h.109-110
224
Artinya : (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului) berasal
dari lafal Qadima yang maknanya sama dengan lafal Taqaddama artinya,
janganlah kalian mendahului baik melalui perkataan atau perbuatan kalian (di
hadapan Allah dan Rasul-Nya) yang menyampaikan wahyu dari-Nya, makna yang
dimaksud ialah janganlah kalian mendahului Allah dan Rasul-Nya tanpa izin dari
keduanya (dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Mendengar) semua perkataan kalian (lagi Maha Mengetahui) semua perbuatan
kalian. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan perdebatan antara Abu Bakar r.a.,
dan sahabat Umar r.a. Mereka berdua melakukan perdebatan di hadapan Nabi
saw. mengenai pengangkatan Aqra' bin Habis atau Qa'qa' bin Ma'bad. Ayat
selanjutnya diturunkan berkenaan dengan orang yang mengangkat suaranya
keras-keras di hadapan Nabi saw.

Berdasarkan sikap Rasulullah ketika mengangkat Muadz bin Jabal sebagai pejabat

kehakiman dan firman Allah dalam surah Al-Hujurat ayat 1 penulis berpendapat bahwa

ketika Memberikan Ujian Seleksi dalam pengadaan SDM di Lembaga Pendidikan Islam

yang menjadi poin penting dalam seleksinya adalah berkaitan dengan Aqidah Islam,

dengan menjadikan Aqidah Islam menjadi instrimen seleksinya maka SDM yang terpilih

nantinya adalah SDM Islami yang berjiwa sesuai dengan Alqur’an dan Hadis, hal ini

sesuai dengan surah Al-Hujarat ayat 1 yaitu SDM dalam perspektif Islam yang selalu

merujuk pada Qur’an dan Hadis dalam setiap aktifitasnya termasuk aktifitas kerjanya di

Lembaga Pendidikan Islam

7. Larangan pengangkatan berdasarkan kecintaan dan Nepotisme

Pernyataan Khalifah Ali bin Abi Thalib kepada Gubenur Mesir Asytar al-Nukhai,

memberikan petunjuk yang jelas tentang mekanisme pemilihan calon pegawai,“ Jika

engkau ingin mengangkat pegawai, maka pilihlah secara selektif. Jangan engkau

mengangkat pegawai karena ada unsur kecintaan dan kemuliaan(nepotisme), karena

hal ini akan menciptakan golongan durhaka dan khianat. Pilihlah pegawai karena

pengalaman dan kompetensi yang dimiliki, tingkat ketakwannya dan keturunan yang

225
shaleh, serta orang yang memiliki ahlak mulia, argumen yang shahih, tidak mengejar

kemuliaan dan memiliki pandangan yang luas atas suatu persoalan”.363

Prosesi pemilihan calon pegawai dalam Islam, memiliki beberapa ketentuan

yang bersifat mengikat. Proses ini diawali dengan menentukan tugas dan tanggung

jawab pekerjaan secara terperinci. Kemudian, dilakukan seleksi terhadap beberapa calon

pegawai yang sedang berkompetisi. Penentuan pilihan dilakukan oleh jamaah, karena

pendapatnya dirasa lebih bertanggung jawab daripada pendapat pribadi dalam

menentukan orang yang lebih patut dan layak. Jika terjadi deadlock dan terdapat

persamaan bobot karakter diantara calon, maka dilakukan pengundian untuk

menentukan pilihan salah satu diantara mereka.364

Proses pemilihan calon pegawai yang dilakukan institusi/perusahaan dewasa ini

merupakan pengembangan dan penyempurnaan prinsip prinsip seleksi di awal

perkembangan Islam. Calon pegawai diseleksi pengetahuan dan kemampuan teknisnya

sesuai dengan beban dan tanggung jawab pekerjaanya. Rasulullah dan Khulafaur

Rasyidin senantiasa menerapkan prinsip untuk tidak membebankan tugas dan tanggung

jawab kepada orang yang tidak mampu mengembannya.365

Dalam manajemen berbasis syariah, keahlian saja tidak cukup, tetapi juga harus

diimbangi dengan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi. Jika salah satu dari aspek

tersebut tidak dimiliki oleh karyawan, maka ketimpangan yang akan terjadi. Maka setiap

muslim dalam beraktifitas apapun harus dilakukan dengan sikap yang profesional.

363
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op.Cit., h.111
364
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op Cit., h.111
365
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op Cit., h.111
226
Berdasarkan Pernyataan Khalifah Ali bin Abi Thalib kepada Gubenur Mesir

Asytar al-Nukhai, penulis berpendapat bahwa terdapat larangan untuk mengangkat

pegawai karena ada unsur kecintaan dan kemuliaan(nepotisme), karena hal ini akan

menciptakan golongan durhaka dan khianat. Selanjutnya pegawai dipilih karena

pengalaman dan kompetensi yang dimiliki, tingkat ketakwannya dan keturunan yang

shaleh, serta orang yang memiliki ahlak mulia, argumen yang shahih, tidak mengejar

kemuliaan dan memiliki pandangan yang luas atas suatu persoalan.

8. Seleksi dilaksanakan secara Adil

Dalam proses seleksi, harus dilaksanakan secara adil, sebagaimana firman Allah SWT

dalam Al-qur`an surah Al-A’raf : 29

   


   
  
   
  

Katakanlah : “ Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan”. Dan (katakanla) : “
Luruskan muka (diri)mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan
mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaiman Dia telah menciptakan
kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepada-Nya)”
(Q.S.Al-A‟raf, [7]:(29)).366

Dalam tafsir jalalain dituliskan

٠َ٘‫ َٓ ْؼ‬٠َِ‫ػ‬ َ ‫ف‬ٞ‫ط‬ ُ ‫ا" َٓ ْؼ‬ُٞٔ ٤ِ‫أَه‬ٝ" َ ٍِ ‫" ثِ ْبُ َؼ ْل‬ْٜ ِ َ‫ ثِ ْبُ ِو‬٢ِّ‫"هُ َْ أ َ َٓ َو َهث‬
"ْْ ٌُ ٛٞ‫ ُع‬ٝ" ُ ‫ا ُٓوَل ًهها‬ُِٞ‫ كَب ْه َج‬ِْٚ‫ هَج‬ْٝ َ ‫ا أ‬ُٞٔ ٤‫أَ ِه‬َٝ ‫ا‬ٞ‫ط‬ ُ َِ ‫ هَب ٍَ أ َ ْه‬١ ِ َ‫ِث ْبُ ِو‬
ْ َ ‫ أ‬ْٜ
ُُٙٝ‫ُ" ا ُ ْػجُل‬ٙٞ‫ػ‬ ُ ‫ا ْك‬ٝ" َ ْْ ًُ ‫ك‬ٞ‫ٍ ُغ‬ ُ َُُٚ ‫ا‬ٖٞ ُ ِِ ‫ أ َ ْف‬١ ْ َ ‫ِ هّلِلِ " ِػ ْ٘ل ًُ َّ ََٓ ِْغل" أ‬
‫ا‬ٌُُٞٗٞ َ ‫َُ ْْ ر‬َٝ ْْ ٌُ َ‫ْ ِْوى " ًَ َٔب ثَلَأ َ ًُ ْْ" َفَِو‬ّ ُ‫ٖ" ِٓ ْٖ ا‬٣ِّ‫ُ اُل‬َُٚ َٖ٤ٖ ِ ِِ ‫" ُٓ ْق‬
366
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.153
227
‫ب َٓخ‬٤َ ‫ّ ْاُ ِو‬ْٞ ٣َ ‫بء‬٤َ ْ‫ل ًُ ْْ أَؽ‬٤‫ُ ِؼ‬٣ ١
ْ َ ‫َٕ " أ‬ُٝ‫ك‬ُٞ‫ئًب "رَؼ‬٤ْ ّ
َ
Artinya : (Katakanlah, "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan") yaitu
perbuatan yang adil. (Dan luruskanlah) diathafkan secara makna kepada lafal bil
qisthi, yang artinya, Ia berkata, "Berlaku adillah kamu dan luruskanlah dirimu."
Atau diathafkan kepada lafal sebelumnya dengan menyimpan taqdir yakni:
Hadapkanlah dirimu (mukamu) kepada Allah (di setiap salatmu) ikhlaslah kamu
kepada-Nya di dalam sujudmu (dan sembahlah Allah) beribadahlah kepada-Nya
(dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya) bersih dari kemusyrikan.
(Sebagaimana Dia menciptakanmu pada permulaan) yang sebelumnya kamu
bukanlah merupakan sesuatu (demikian pulalah akan kembali kepada-Nya)
artinya Dia akan mengembalikan kamu pada hari kiamat dalam keadaan hidup
kembali.

Makna Adil diungkapkan dalam Al-qur`an antara lain dengan kata kata al-

adl, al-qisth, al-mizan. „Adl yang berarti “sama” menurut Quraish Shihab

memberi kesan adanya dua pihak atau lebih karena jika hanya satu puhak atau

lebih karena jika hanya satu pihak , tidak akan terjadi persamaan.”367

Berkaitan dengan sumber daya manusia, Allah memirintahkan amanat kepada

yang berhak, sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Nisaa : 58

    


  
  
   
   
    
   

Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan ( menyuruh kamu) apabila menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.368

Dalam tafsir jalalain dituliskan

367
M.quraish Shihab, M.A Wawasan Al-qur`an, (Bandung : Mizan,2000), cet XI, h.111.
368
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h. 87
228
ْٖ ِٓ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ َ َِٖٔ ُ ‫ َٓب اُإْ ر‬١ ْ َ ‫ َ َٓبَٗبد" أ‬٧‫ا ْا‬ُّٝ‫ؤ ْ ُٓو ًُ ْْ أ َ ْٕ ر ُ َئك‬٣َ ‫َّللا‬ ‫إ ه‬ ‫" ه‬
‫ُ ِٓ ْلز َبػ‬ْٚ٘ ‫ػ‬ َ ‫َّللا‬ ‫ ه‬٢ َ ٙ ِ ‫ َه‬٢ ّ ِِ ‫ػ‬َ َ‫ذ َُ هٔب أ َ َفن‬ ْ َُ َ‫ب" َٗي‬َٜ ِْٛ َ ‫ أ‬٠َُ‫م "ا‬ُٞ‫ْاُ ُؾو‬
٢ ّ ‫ب هََ ًْوا َُ هٔب هَل َِّ اُ٘ه ِج‬َٜ ِٗ‫ٍبك‬ َ ٢‫ ِْ َؾخ اُؾغج‬ٛ َ ْٖ‫ػضْ َٔبٕ ث‬ ُ ْٖ ِٓ ‫ْاُ ٌَ ْؼجَخ‬
ُٚ‫ػ ِِ ْٔذ أَٗه‬ َ ْٞ َُ ٍَ ‫هَب‬َٝ َُٚ‫ ََٓ٘ؼ‬َٝ ‫ػبّ ْاُلَزْؼ‬ َ ‫ٍِه َْ َٓ هٌخ‬ َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ َ ‫َّللا‬‫ ه‬٠‫ِٕه‬ َ
ِٚ ٤ْ َُ‫ ا‬ِٙ ّ‫ٍِه َْ ِث َو ِك‬
َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬
َ ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬‫ٍ ه‬ٍٞ ُ ‫ُ كَؤ َ َٓ َو َه‬ٚ‫َّللا َُ ْْ أ َ َْٓ٘ؼ‬
‫ٍ ه‬ٍٞ ُ ‫َه‬
َْ ٍَِْ َ ‫خ كَؤ‬٣َ ٥‫ ْا‬٢ ّ ِِ ‫ػ‬َ َُُٚ َ ‫ت ِٓ ْٖ مَ ُِ َي كَوَ َوأ‬ َ ‫َبى فَب ُِلَح ر َب ُِلَح كَ َؼ ِغ‬ َ ٛ ٍَ ‫هَب‬َٝ
‫د‬ ْ َ‫ َهك‬َٝ ْٕ ‫ ِا‬َٝ ‫َخ‬٣٥‫ ْا‬َٝ ٙ‫َُل‬َٝ ٢ِ‫ ك‬٢ َ ‫جَخ كَجَ ِو‬٤ْ َّ ِٚ ٤‫ َ ِف‬٧ِ ٚ‫ر‬ْٞ َٓ ‫ُ ِػ ْ٘ل‬ٙ‫طب‬ َ ‫أ َ ْػ‬َٝ
ْٖ٤َ‫اِمَا َؽ ٌَ ْٔز ُ ْْ ث‬ٝ" َ ‫ َ٘ ِخ ْاُ َغ ْٔغ‬٣‫ب ُٓ ْؼزَجَو ثِوَ ِو‬َٜ ُٓٞٔ ُ‫َبٓ كَؼ‬ ّ ‫ٍجَت ف‬ َ ٠َِ‫ػ‬ َ
ْ٤ِٓ ّ‫ ا ْكؿَب‬ِٚ ٤‫َّللا ِٗ ِؼ هٔب" ِك‬ ‫إ ه‬ ‫ا ِث ْبُ َؼ ْل ٍِ ه‬ُٞٔ ٌُ ْ‫ؤ ْ ُٓو ًُ ْْ "أ َ ْٕ رَؾ‬٣َ "ً‫اُ٘هب‬
‫خ‬٣َ ‫" ر َؤ ْ ِك‬ِٚ ‫ ِؼظ ٌُ ْْ ِث‬٣َ " ‫ئًب‬٤ْ ّ َ َْ ‫ ِٗ ْؼ‬١ ْ َ‫كَخ أ‬ٕٞ ُ ْٞ َٔ ُ‫ َٓب اُ٘ه ٌِ َوح ْا‬٢ِ‫ِٗ ْؼ َْ ك‬
‫وا" ِث َٔب‬٤ ً ٖ ِ َ‫ُوَبٍ "ث‬٣ ‫ؼًب" ُِ َٔب‬٤ِٔ ٍ َ َٕ‫َّللا ًَب‬ ‫"إ ه‬‫ ْاُ ُؾ ٌْْ ِث ْبُ َؼ ْل ٍِ ه‬َٝ ‫ َ َٓبَٗخ‬٧‫ْا‬
ََ‫ُ ْلؼ‬٣
Artinya :
(Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat) artinya
kewajiban-kewajiban yang dipercayakan dari seseorang (kepada yang berhak
menerimanya) ayat ini turun ketika Ali r.a. hendak mengambil kunci Kakbah dari
Usman bin Thalhah Al-Hajabi penjaganya secara paksa yakni ketika Nabi saw.
datang ke Mekah pada tahun pembebasan. Usman ketika itu tidak mau
memberikannya lalu katanya, "Seandainya saya tahu bahwa ia Rasulullah
tentulah saya tidak akan menghalanginya." Maka Rasulullah saw. pun menyuruh
mengembalikan kunci itu padanya seraya bersabda, "Terimalah ini untuk selama-
lamanya tiada putus-putusnya!" Usman merasa heran atas hal itu lalu
dibacakannya ayat tersebut sehingga Usman pun masuk Islamlah. Ketika akan
meninggal kunci itu diserahkan kepada saudaranya Syaibah lalu tinggal pada
anaknya. Ayat ini walaupun datang dengan sebab khusus tetapi umumnya berlaku
disebabkan persamaan di antaranya (dan apabila kamu mengadili di antara
manusia) maka Allah menitahkanmu (agar menetapkan hukum dengan adil.
Sesungguhnya Allah amat baik sekali) pada ni`immaa diidgamkan mim kepada
ma, yakni nakirah maushufah artinya ni`ma syaian atau sesuatu yang amat baik
(nasihat yang diberikan-Nya kepadamu) yakni menyampaikan amanat dan
menjatuhkan putusan secara adil. (Sesungguhnya Allah Maha Mendengar) akan
semua perkataan (lagi Maha Melihat) segala perbuatan.

Mekanisme yang digunakan dalam mengangkat SDM dalam perspektif Islam

adalah sebagai berikut :

a. Mekanisme kepantasan dan kelayakan

229
Ketika ingin mengangkat seorang pejabat, Khalifah Umar r.a senantiasa

menyediakan waktu untuk menentukan jenis pekerjaan dan tanggung jawab yang harus

diemban oleh seorang pejabat. Selain itu, Khalifah juga menentukan wewenang ataupun

tanggung jawab terkait dengan jabatan yang diberikan. Setelah itu, Khalifah akan

memberikan tanda tangan dan stempel, serta disaksikan oleh beberapa sahabat Anshar

dan Muhajirin.369

Sebelum para pejabat berangkat ke Madinah, kaum muslimin berkumpul di

dalam masjid. Kemudian, Khalifah membacakan wewenang dan tanggung jawab yang

harus dipikul pegawai tersebut, dan disaksikan oleh kaum Muslimin. Hal ini dimaksudkan

agar para pegawai mengetahui job description secara jelas, serta memahami batasan

wewenang dan tanggung jawab mereka. Selain itu, jika terjadi tindak penyimpangan,

kaum muslimin yang menjadi saksi bisa memberikan tindak koreksi.370

Jika dianalogikan dengan ilmu manajemen moder, sahabat Umar r.a bisa

dinobatkan sebagai tokoh manajemen. Setidaknya ini didukung oleh langkah-langkah

yang ditempuh Umar r.a yang menjalankan proses manajemen. Sebelum mengangkat

seorang pegawai, terlebih dahulu, Khalifah Umar r.a menentukan aktivitas-aktivitas dan

tanggung jawab yang harus diemban oleh calon pegawai. Kemudian, didelegasikan

kepada orang yang berkompeten untuk menjalankannya. Pengangkatan seorang

pegawai adalah bukan persoalan gampang. Akan tetapi, harus melewati beberapa tahap

seleksi, sebelum menentukan calon pegawai sesuai dengan kompetensinya371

369
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op Cit., h.108
370
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op Cit., h.108
371
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op Cit., h.109
230
Dalam kitab ‘Al-Siyasah al-Syar’iyyah’ Ibnu Taimiyah menjelaskan “ Yang penting

dalam persoalan ini (pengangkatan pegawai) adalah mengetahui yang paling pantas dan

layak. Hal ini bisa disempurnakan dengan mengetahui wilayah dan jalan yang

dimaksudkan untuk menuju ke arah sana. Jika engkau mengetahui maksud dan media

(fasilitas) untuk mencapainya, maka sempurnakanlah urusan ini.”372

b. Bukan kuantitas, Melainkan kualitas

Orang mula-mula memeluk Islam memang sedikit dari segi jumlah. Namun

berkat keterlibatan dan peran mereka, kini umat Islam menjadi salah satu yang

terbesar jumlahnya di muka bumi. Permasalahan Islam saat ini bukan dalam hal

kuantitas, tetapi dari segi kualitas. Secara kuantitas, jumlah umat Islam di dunia

dapat dikatakan lebih dari cukup. Mereka tersebar di segenap penjuru bumi.

Namun, dari segi kualitas, kondisi kaum muslimin tengah mengalami kondisi

kemunduran kronois, bahkan keprihatinan yang tiada akhir. Iman mereka goyah

tatkala kesenangan dan kenikmatan dunia menghinggapi diri mereka. Tidak

sedikit diantara mereka menjadi hamba-hamba dunia, musrik, bahkan murtad.

Sesungguhnya generasi muslim dewasa ini dapat menjadi pelanjut generasi

muslim pertama. Syaratnya, umat Islam harus mau dan bersungguh-sungguh

meneladani kehidupan generasi muslim pertama. 373

Kualitas SDM masa Rasulullah Saw dan para sahabatnya sehingga dikenal

sebagai generasi terbaik umat sebagaimana pujian Allah Swt, ternyata

372
Ibnu Taimiyah, Op.Cit., h.21
373
Syafiyurrahman Al-Mubarakfury, Ar-Rahiqul Makhtum : Bahtsun Fii Sirati An-
Nabawiyah „Ala Shahibiha Afdalu Shalatu Wa Salam, h.104
231
pembentukannya diawali dengan fondasi tauhid yang sangat kuat. 374 Hal itu

diabadikan dalam surah At- Taubah ayat 100 :

ْْ ُٛ ُٞ‫َٖ اره َجؼ‬٣ِ‫اُهن‬َٝ ‫به‬ ِ َٖ ْٗ َ ٧‫ ْا‬َٝ َٖ٣‫بع ِو‬ ِ َٜ ُٔ ُ‫َٕ َِٖٓ ْا‬ُُٞٝ‫ َ ه‬٧‫َٕ ْا‬ُٞ‫َب ِثو‬ ‫اُ ه‬َٝ
١‫د رَغْ ِو‬ ٍ ‫ ْْ َع٘هب‬ُٜ َُ ‫ػله‬ َ َ ‫أ‬َٝ ُْٚ٘ ‫ػ‬
َ ‫ا‬ٞٙ ُ ‫ َه‬َٝ ْْ ُٜ ْ٘ ‫َّللاُ َػ‬
‫ ه‬٢ َ ِٙ ‫بٕ َه‬ ٍ َ
َ ْ‫ِثبِؽ‬
ُْ ٤‫ ُى ْاُؼَ ِظ‬ْٞ َ‫ب أَثَلًا مَ ُِ َي ْاُل‬َٜ ٤ِ‫َٖ ك‬٣ِ‫به فَب ُِل‬
ُ َٜ ْٗ َ ٧‫ب ْا‬َٜ َ ‫رَؾْ ز‬
Artinya : Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) dari
golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan
baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah
menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di dalamnya selama-
lamanya. Mereka kekal didalamnya. Itulah kemenangan yang besar(Q.S.At-
Taubah, [9]:(100)).375

Dalam Tafsir Jalalain dituliskan :

َ‫ل‬ِٜ ّ َ ْٖ َٓ ْْ ُٛ َٝ "‫ٖبه‬ ِ َٜ ُٔ ُ‫َٕ ِٓ ْٖ ْا‬ُُٞٝ‫ َ ه‬٧‫َٕ ْا‬ُٞ‫َب ِثو‬


َ ْٗ َ ٧‫ ْا‬َٝ َٖ٣‫بع ِو‬ ‫اُ ه‬ٝ" َ
ْ
‫َب َٓخ‬٤‫ّ اُ ِو‬ْٞ َ٣ ٠َُ‫ ْْ" ا‬ُٛ ُٞ‫َٖ ار ه َجؼ‬٣ِ‫اَُهن‬ٝ" َ ‫ٖ َؾبثَخ‬ ‫غ اُ ه‬٤ِٔ ‫ َع‬ْٝ َ ‫ثَ ْل ًها أ‬
"ُْٚ٘ ‫ػ‬ َ ‫ا‬ٞٙ ُ ‫ َه‬ٝ" َ ِٚ ‫ػ ِز‬
َ ‫طب‬َ ‫ ْْ" ِث‬ُٜ ْ٘ ‫ػ‬ ‫ ه‬٢
َ ‫َّللا‬ َ ٙ َ ََٔ ‫ ْاُ َؼ‬٢‫بٕ" ِك‬
ِ ‫"ه‬ ٍ َ
َ ْ‫" ِثبِؽ‬
‫َبكَ ِح‬٣‫ هِ َوا َءح ِث ِي‬٢ِ‫ك‬َٝ "‫به‬َٜ ْٗ َ ٧‫ب ْا‬َٜ ‫ رَؾْ ز‬١‫ ْْ َع٘هبد رَغْ ِو‬ُٜ َُ ‫ػله‬ َ َ ‫أ‬ٝ"
َ ِٚ ‫ا ِث‬َٞ َ ‫ِثض‬
ْٖ ِٓ
Artinya :
(Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama masuk Islam di antara
orang-orang Muhajirin dan Ansar) mereka adalah para sahabat yang ikut perang
Badar atau yang dimaksud adalah semua para sahabat (dan orang-orang yang
mengikuti mereka) sampai hari kiamat (dengan baik) dalam hal amal
perbuatannya. (Allah rida kepada mereka) melalui ketaatan mereka kepada-Nya
(dan mereka pun rida kepada Allah) rida akan pahala-Nya (dan Allah
menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di
bawahnya) menurut suatu qiraat lafal tahtahaa dibaca dengan memakai huruf
min sebelumnya sehingga bacaannya menjadi min tahtihaa (mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar)

Dalam ayat diatas Allah Swt tidak mengkhususkan rida dan jaminan

jannah (surga)-Nya untuk para Muhajirin dan Anshar (As-Salaf) semata, tetapi

374
Abu Fahmi, Op.Cit., h. 108
375
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.203
232
orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik pun mendapatkan rida Allah dan

jaminan seperti mereka. 376 Jada prinsipnya proses rekrutmen dan seleksi dalam

perspektif Islam bertujuan mencari sosok karyawan yang dalam dirinya berpadu

unsur amanah dan profesionalisme ( trustworthiness and profesionalisme).377

Berdasarkan Al-qur`an surah Al-A’raf ayat 29 dan surah Al-Nisaa ayat 58, penulis

berpendapat bahwa seleksi SDM didalam Lembaga Pendidikan Islam harus dilaksanakan

secara Adil, amanat kepada yang berhak dan pada prinsipnya proses rekrutmen dan

seleksi dalam perspektif Islam bertujuan mencari sosok karyawan yang dalam dirinya

berpadu unsur amanah dan profesionalisme.

Berdasarkan pemaparan tafsir pada surat Al-Qhashas ayat 26, Al-Thariq

ayat 16, Surah Al-Baqarah ayat 247, Al Imran ayat 28, Al-A‟raf ayat 29 dan

hadis menurut kesimpulan penulis terdapat prinsip pengadaan sumber daya

manusia dalam perspektif Islam, diantaranya yaitu Kriteria dalam rekrutmen yaitu

Kuat dan dapat dipercaya, Selektif Memilih Pemimpin, Jabatan Diserahkan pada

ahlinya, Jabatan tidak diberikan kepada yang meminta atau sangat

menginginkannya, Pemilihan pegawai atas dasar kesepakatan, Memberikan Ujian

Seleksi berkaitan dengan Akidah Islam, Larangan pengangkatan berdasarkan

kecintaan dan nepotisme dan Seleksi dilaksanakan secara adil.

Tabel 4.1

Prinsip-Prinsip Pengadaan Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Islam

376
Syafiyurrahman Al-Mubarakfury, Ar-Rahiqul Makhtum : Bahtsun Fii Sirati An-
Nabawiyah „Ala Shahibiha Afdalu Shalatu Wa Salam, h.104
377
Abu Fahmi dkk., Op Cit., h. 161
233
No Ayat/Hadis Prinsip

1.  Kriteria rekrutmen yaitu


 Kuat dan dapat dipercaya

 
  


 

Artinya :
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata :
“ Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang
bekerja ( pada Kita), karena sesungguhnya
orang yang paling baik yang kamu ambil
untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang
kuat lagi padat dipercaya. ( Q.S. Al-Qhashas,
[12]:(26)).378

 
 
  
 
 
 
 

 


  
 
  
 



 

378
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h. 388
234

 
 
 
  
 


Artinya :

Nabi mereka mengatakan kepada mereka : “


Sesungguhnya Allah telah mengangkat Talut
menjadi rajamu. “ mereka menjawab :
Bagaimana memerintah kami, padahal kami
lebih berhak mengendalikan pemerintahan
daripadanya, sedang dia pun tidak diberi
kekayaan yang cukup banyak? “ Nabi
(mereka) berkata : “ Sesungguhnya Allah telah
memilih rajamu dan menganugrahinya ilmu yang
luas dan tubuh yang perkasa.” Allah memberikan
pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-
Nya. Dan Allah maha luas pemberian-Nya lagi
Maha Mengetahui ( Q.S. Al-Baqarah,
[2]:(247)). 379

Khalifah Umar r.a berkata : “ Tolonglah aku


wahai penduduk kufah, jika aku angkat seorang
pemimpin yang lembek, maka kalian akan
melemahkannya. Jika aku angkat seorang
pemimpin yang kuat dan tegas, kalian akan
melaporkannya. Saya sangat suka jika
menemukan orang Muslim, kuat dan dapat
dipercaya, maka akan aku angkat dia sebagai
pemimpin kalian.”

2.   Selektif Memilih



 Pemimpin
 


379
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h. 40
235
 
 
 
  
  

  

  
 


Artinya : “Janganlah orang-orang mukmin


mengambil orang-orang kafir menjadi auliya
dengan meninggalkan orang-orang mukmin.
Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah
ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat)
memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari
mereka. Dan Allah memperingatkan kamu
terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada
Allah kembali (mu)” (QS. Al Imran: 28).

Nabi Saw bersabda :

ِٖ ‫ػ‬ َ ،‫ْت‬٤‫ّ َؼ‬ ُ ‫أ َ ْفجَ َوَٗب‬،ٕ‫ب‬ ِ َٔ َ٤ُ‫ ْا‬ُٞ‫َؽلهصََ٘ب أَث‬


َ ُْٖ ‫ٍب ُِ ُْ ث‬
‫ػ ْج ِل‬ َ ٢ِٗ‫أ َ ْفجَ َو‬،ٍ‫ ِ هَب‬١ ُّ
ّ ‫ ِو‬ْٛ ‫اُي‬
٢ َ ٙ ِ ‫ َه‬، ‫ػ َٔ َو‬ ُ ِْٖ ‫ػ ْج ِل هللاِ ث‬ َ ْٖ ‫ػ‬ َ ، ِ‫هللا‬
٠ِٕ ِ‫ ٍَ هللا‬ٍٞ ُ ‫ٍ ِٔ َغ َه‬َ ُٚ‫ َٔب أَٗه‬ُٜ ْ٘ ‫ػ‬
َ ُ‫َّللا‬‫ه‬
ٍ‫ ًُُِّ ٌُ ْْ َهاع‬: ٍُ ُٞ‫َو‬٣ ٍِْٝ ٚ٤ِ‫هللا ػ‬
ِ َ‫ ك‬ِٚ ِ‫هز‬٤‫ػ ْٖ َه ِػ‬
ٍ‫بإل َٓب ُّ َهاع‬ َ ٌٍ ُٝ‫ َٓ َْئ‬َٝ
٢‫اُو ُع َُ ِك‬ ‫ ه‬َٝ ِٚ ‫ه ِز‬٤‫ػ ْٖ َه ِػ‬ َ ٌٍ ُٝ‫ َٓ َْئ‬َٞ ْٛ َٝ
ِٚ ِ‫هز‬٤‫ػ ْٖ َه ِػ‬ َ ٌٍ ُٝ‫ َٓ َْئ‬َٞ ْٛ َٝ ٍ‫ َهاع‬ِٚ ِِ ْٛ َ ‫أ‬
، ٌ‫َخ‬٤‫ب َها ِػ‬َٜ ‫ ِع‬ْٝ َ‫ذ ى‬ ِ ٤ْ َ‫ ث‬٢ِ‫ ْاُ َٔ ْوأَح ُ ك‬َٝ
ُّ ‫ ْاُقَب ِك‬َٝ ‫ب‬َٜ ِ‫هز‬٤‫ػ ْٖ َه ِػ‬ َ ٌ‫َُخ‬ُٝ‫ َٓ َْئ‬٢ َ ْٛ َٝ
‫اع‬
ٍ ‫ َه‬ِٙ ‫ّ ِل‬٤ِ ٍ َ ٍِ ‫ َٓب‬٢‫ِك‬

236
Artinya :

“Telah menceritakan kepada kami Abu Al


Yaman telah mengabarkan kepada kami
Syu'aib dari Az Zuhriy berkata, telah
menceritakan kepadaku Salim bin 'Abdullah
dari 'Abdullah bin 'Umar radliallahu
'anhuma bahwa dia mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
\"Setiap kalian adalah pemimpin dan akan
diminta pertanggung jawaban atas yang
dipimpinnya. Seorang imam (kepala Negara)
adalah pemimpin dan akan diminta
pertanggung jawaban atas rakyatnya.
Seorang suami dalam keluarganya adalah
pemimpin dan akan diminta pertanggung
jawaban atas orang yang dipimpinnya.
Seorang isteri di dalam rumah tangga
suaminya adalah pemimpin dia akan diminta
pertanggung jawaban atas siapa yang
dipimpinnya. Seorang pembantu dalam
urusan harta tuannya adalah pemimpin dan
dia akan diminta pertanggung jawaban
atasnya.”(HR. Al-Bukhari dari Abdullah bin
Umar).
3.
‫ ُؼ‬٤ْ َُِ‫ َؽلهصََ٘ب ك‬، ٕ‫َب‬ ٍ ٍِ٘ ُْٖ ‫َؽلهصََ٘ب ُٓ َؾ هٔلُ ث‬
Jabatan Diserahkan pada

، ٍ٢ ّ ِِ ‫ػ‬َ ُْٖ ‫الَ ٍُ ث‬ِٛ ‫ َؽلهصََ٘ب‬، َٕ‫ َٔب‬٤ْ ٍَِ ُ ُْٖ ‫ث‬ ahlinya

٢‫ػ ْٖ أ َ ِث‬
َ ، ‫به‬ ٍ ََ ٣َ ِْٖ ‫بء ث‬ ِ ‫ط‬َ ‫ػ‬ َ ْٖ ‫ػ‬ َ
ٍَ ‫ هَب‬: ٍَ ‫ هَب‬، ُْٚ٘ ‫ػ‬ ‫ ه‬٢
َ ُ‫َّللا‬ َ ٙ ِ ‫ َه‬، َ ‫ َْوح‬٣‫ َو‬ُٛ
ُ‫ َ َٓبَٗخ‬٧‫ذ ا‬ ُ ‫ ِامَا‬: ‫ ٍُ هللاِ ملسو هيلع هللا ىلص‬ٍٞ
ِ ‫ّ َؼ‬٤ِ ٙ ُ ‫َه‬
‫ب‬٣َ ‫ب‬َٜ ُ ‫ػز‬َ ‫ب‬ٙ َ ‫ْق ِا‬ َ ٤ًَ ٍَ ‫ػخَ هَب‬ َ ‫َب‬ ‫كَب ْٗز َِظ ِو اُ ه‬
٠َُ‫ َ ْٓ ُو ِا‬٧‫ ٍَ هللاِ هَب ٍَ ِامَا أ ُ ٍِْ٘لَ ا‬ٍٞ ُ ‫َه‬
.َ‫ػخ‬ َ ‫َب‬ ‫ كَب ْٗز َِظ ِو اُ ه‬ِٚ ِِ ْٛ َ ‫ ِْو أ‬٤‫ؿ‬ َ
Artinya :

Rasulullah bersabda : Telah menceritakan kepada


kami Muhammad bin Sinan telah menceritakan
kepada kami Fulaih bin Sulaiman telah
menceritakan kepada kami Hilal bin Ali dari

237
'Atho' bin yasar dari Abu Hurairah
radhilayyahu'anhu mengatakan: “ Ketika engkau
menyia-nyiakan amanah, maka tunggulah
kehancuran. Dikatakan, hai Rasulullah, apa yang
membuatnya sia-sia ? Rasul bersabda, “ Ketika
suatu perkara diserahkan kepada orang yang
bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran.”

4.
ُ‫ ُٓ َؾ هٔل‬َٝ َ‫ َجخ‬٤ْ ّ َ ٠ِ‫ ثَ ٌْ ِو ث ُْٖ أَث‬ُٞ‫َؽلهصََ٘ب أَث‬ Jabatan tidak diberikan

ْٖ ‫ػ‬ َ َ‫ٍب َٓخ‬ َ ُ ‫ أ‬ُٞ‫ث ُْٖ ْاُ َؼالَ ِء هَبالَ َؽلهصََ٘ب أَث‬ kepada yang meminta atau

ْٖ ‫ػ‬ َ َ ‫ ثُ ْوكَح‬٠‫ػ ْٖ أ َ ِث‬ ‫ػ ْج ِل ه‬


َ ِ‫َّللا‬ َ ِْٖ ‫ ِل ث‬٣ْ ‫ثُ َو‬ sangat menginginkannya.

-٠ ِّ ‫ اُ ه٘ ِج‬٠َِ‫ػ‬ َ ُ‫ هَب ٍَ كَف َِْذ‬٠ٍ َ ُٞٓ ٠‫أ َ ِث‬


ٍَ ‫ كَوَب‬٠ِّٔ ‫ػ‬ َ ٠َِ٘‫ َه ُعالَ ِٕ ِٓ ْٖ ث‬َٝ ‫ أََٗب‬-‫ملسو هيلع هللا ىلص‬
٠َِ‫ػ‬ َ ‫َّللاِ أ َ ِّٓ ْوَٗب‬ ‫ ٍَ ه‬ٍٞ ‫أ َ َؽلُ ه‬
ُ ‫ب َه‬٣َ ِْٖ ٤َِ‫اُو ُع‬
ٍَ ‫هَب‬َٝ .َ‫ َع ه‬َٝ ‫ػ هي‬ ‫اله َى ه‬َٝ ‫٘ َٓب‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ ‫َث ْؼ‬
‫ ه‬َٝ ‫ف َُو ِٓضْ ََ مَ ُِ َي كَوَب ٍَ « ِاٗهب‬٥‫ا‬
َ‫َّللاِ ال‬
َ‫ال‬َٝ َُُٚ َ ‫ٍؤ‬ َ ‫نَا ْاُؼَ َٔ َِ أ َ َؽلًا‬َٛ ٠َِ‫ػ‬ َ ٠ُِّ َٞ ُٗ
» ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬َ ٓ َ ‫أ َ َؽلًا َؽ َو‬
Artinya:

Telah mengabarkan kepada kami abu bakar ibnu


abi saibah dan muhammad alai berkata
dibakabarkan kepada kami abu usamah dari
buroidi ibnu abdillah dari abu burdata dari abu
musa berkata: “Aku dan dua orang lelaki dari
keturunan pamanku datang kepada nabi, salah
satu dari lelaki itu berkata, Hai Rasullah,
jadikanlah aku sebagai pejabat atas kekuasaan
yang telah diberikan Allah kepadaMu, lelaki
lainnya juga mengakatakan demikian. Kemudian
Rasullah SAW bersabda: Demi Allah, wahai
pamanku, aku tidak akan memyerahkan
persoalan ini ( pengangkatan pegawai) kepada
seorang pun yang memintanya atau sangat
menginginkannya.” Beliau kemudian memberikan
nasehat bahwa jabatan itu bisa menjadi nikmat,
tapi juga bisa berubah menjadi azab. (HR.
Muslim)

238
٢
َ ٙ ِ ‫ٍ ُٔ َوح َ َه‬َ ِْٖ ‫اُوؽْ َٔ ِٖ ث‬ ‫ػ ْج ِل ه‬ َ ْٖ ‫ػ‬ َ
ِ‫ ٍُ هللا‬ٍٞ ُ ‫ َه‬٢ْ ُِ ٍَ ‫ هَب‬: ٍَ ‫ُ هَب‬ْٚ٘ ‫ػ‬ َ ُ‫َّللا‬‫ه‬
‫ٍ ُٔ َوح َ َال‬
َ َْٖ‫اُوؽْ َٔ ِٖ ث‬ ‫ػ ْجلَ ه‬ َ ‫َب‬٣ : ‫ملسو هيلع هللا ىلص‬
ْٖ ‫ػ‬ َ ‫ب‬َٜ َ ‫ز‬٤‫ ِر‬ُٝ‫بهح َ كَبِٗه َي اِ ْٕ أ‬َ َٓ ‫اإل‬ ِ ْ ٍْ َ ‫ر َ َْؤ‬
ْٖ ِٓ ‫ب‬َٜ َ ‫ز‬٤‫ ِر‬ُٝ‫ ِا ْٕ أ‬َٝ ‫ب‬َٜ ٤ْ َُ ‫ذ ِا‬
َ ِْ ًِ ُٝ ‫َٓ َْؤََُ ٍخ‬
‫ذ‬ َ ‫ ِامَا َؽَِ ْل‬َٝ ‫ب‬َٜ ٤ْ َِ‫ػ‬
َ ‫ذ‬ َ ْ٘ ‫ ِْو َٓ َْؤََُ ٍخ أ ُ ِػ‬٤‫ؿ‬ َ
‫ب‬َٜ ْ٘ ِٓ ‫ ًْوا‬٤‫َب َف‬ٛ‫ َْو‬٤‫ؿ‬ َ ‫ْذ‬ َ ٣َ‫ٖ كَ َوأ‬٤ ٍ ِٔ َ٣ ٠َِ‫ػ‬ َ
‫ ٌْو‬٤‫ َف‬َٞ ُٛ ١ِ‫د اُهن‬ ِ ْ‫أ‬َٝ ‫ِ٘ َي‬٤ِٔ َ٣ ْٖ ‫ػ‬ َ ‫كَ ٌَ ِلّ ْو‬
Artinya :
Dari Abdurrahman bin Samurah dia berkata:
Rasûlullâh Shallallahu „alaihi wa sallam
telah bersabda kepadaku, “Wahai
Abdurrahman bin Samurah, janganlah kamu
meminta jabatan! Karena sesungguhnya jika
diberikan jabatan itu kepadamu dengan
sebab permintaan, pasti jabatan itu
(sepenuhnya) akan diserahkan kepadamu
(tanpa pertolongan dari Allâh). Dan jika
jabatan itu diberikan kepadamu bukan
dengan permintaan, pasti kamu akan ditolong
(oleh Allâh Azza wa Jalla) dalam
melaksanakan jabatan itu. Dan apabila kamu
bersumpah dengan satu sumpah kemudian
kamu melihat selainnya lebih baik darinya
(dan kamu ingin membatalkan sumpahmu),
maka bayarlah kaffârah (tebusan) dari
sumpahmu itu dan kerjakanlah yang lebih
baik (darinya)”. (HR. Bukhari)

:ٍَ ‫ هَب‬،ُْٚ٘ ‫ػ‬ ‫ ه‬٢


َ ُ‫َّللا‬ َ ٙ ِ ‫ َه‬٠ٍ َ ُٞٓ ٢‫ػ ْٖ أ َ ِث‬ َ
َ ُ‫ هللا‬٠ِ‫ٕ ه‬
ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ َ ِ٢ ّ ‫ اُ٘ه ِج‬٠َِ‫ػ‬ َ ُ‫كَف َِْذ‬
ٍَ ‫ كَوَب‬،٢ِٓ ْٞ َ‫ َه ُعالَ ِٕ ِٓ ْٖ ه‬َٝ ‫ٍِه َْ أََٗب‬ َ َٝ
‫ ٍَ ه‬ٍٞ
،ِ‫َّللا‬ ُ ‫ب َه‬٣َ ‫ أ َ ِّٓ ْوَٗب‬:ِْٖ ٤َِ‫اُو ُع‬
‫أ َ َؽلُ ه‬
٢ُِّ َٞ ُٗ َ‫ « ِا هٗب ال‬:ٍَ ‫ كَوَب‬،َُِْٚ‫ف َُو ِٓض‬٥‫هَب ٍَ ا‬َٝ

239
ْٚ٤َِ‫ػ‬ َ ‫الَ َٓ ْٖ َؽ َو‬َٝ ،ََُُٚ‫ٍؤ‬
َ ٓ َ ْٖ َٓ ‫نَا‬َٛ
Artinya :
Dari Abu Musa Radhiyallahu anhu dia
berkata, “Saya masuk menemui Nabi
Shallallahu „alaihi wa sallam bersama
dengan dua orang dari kaumku, lalu salah
seorang dari kedua orang itu berkata,
“Jadikanlah (angkatlah) kami sebagai amir
(pejabat) wahai Rasulullâh!” Kemudian yang
seorang lagi juga meminta hal yang sama.
Maka beliau Shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda, “Sesungguhnya kami tidak akan
mengangkat sebagai pejabat orang yang
memintanya dan tidak juga orang yang tamak
terhadap jabatan itu”(HR.Bukhâri ).
5. Pernyataan Umar RA kepada sahabatnya : Pemilihan pegawai atas

“Berikanlah isyarat kepadaku, tunjukkanlah dasar kesepakatan


kepadaku orang yang patut untuk aku jadikan
pegawai. Sesungguhnya aku menginginkan
seorang pemimpin. Jika semula ia bukan
pemimpin, maka ia seperti pemimpin mereka.
Dan jika ia adalah pemimpin mereka, maka ia
adalah bagian dari mereka”. Para sahabat
kemudian mengajukan nama sahabat Rabi’ bin
Ziyad al-Haritsi. Sahabat Umar r.a menyetujuinya
dan mengangkatnya sebagai pemimpin. Umar r.a
berterima kasih kepada para sahabat atas saran
yang diberikan.

6. Sikap Rasulullah ketika mengangkat Muadz bin Memberikan Ujian Seleksi


Jabal sebagai pejabat kehakiman. Rasulullah
bertanya kepada Muadz : “ Dengan apa engkau berkaitan dengan Akidah
akan memutuskan persoalan hukum ?” Muadz
menjawab, “ Dengan kitab Allah. “ Rasulullah Islam
bertanya : “ Jika kamu tidak menemukannya ?”
Muadz menjawab : “ Dengan sunah Rasulullah
(hadis).”Rasulullah bertanya lagi : “Jika engkau
tidak menemukan juga ?” Muadz menjawab, “
Aku akan berijtihad dengan pendapatku.”
Rasulullah bersabda : “ Alhamdulilah, Allah telah
menolong utusan Rasulullah menjalankan agama
sesuai dengan apa yang diridhai Allah dan Rasul-
Nya.

240
6. Pernyataan Khalifah Ali bin Abi Thalib kepada Larangan pengangkatan
Gubenur Mesir Asytar al-Nukhai, memberikan
petunjuk yang jelas tentang mekanisme berdasarkan kecintaan dan
pemilihan calon pegawai,“ Jika engkau ingin
mengangkat pegawai, maka pilihlah secara nepotisme
selektif. Jangan engkau mengangkat pegawai
karena ada unsur kecintaan dan
kemuliaan(nepotisme), karena hal ini akan
menciptakan golongan durhaka dan khianat.
Pilihlah pegawai karena pengalaman dan
kompetensi yang dimiliki, tingkat ketakwannya
dan keturunan yang shaleh, serta orang yang
memiliki ahlak mulia, argumen yang shahih, tidak
mengejar kemuliaan dan memiliki pandangan
yang luas atas suatu persoalan”.

7.    Seleksi dilaksanakan secara


 
adil

 
 

 
 
 
 
Katakanlah: “Tuhanku menyuruh
menjalankan keadilan”. Dan (katakanla) : “
Luruskan muka (diri)mu di setiap
sembahyang dan sembahlah Allah dengan
mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya.
Sebagaiman Dia telah menciptakan kamu
pada permulaan (demikian pulalah kamu
akan kembali kepada-Nya)” (Q.S.Al-A‟raf,
[7]:(29)).380

3. Konsep Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam

Perspektif Islam.

a. Manusia membutuhkan pelatihan dan pengembangan SDM

380
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.153
241
Di dalam Al-qur`an, banyak ayat mengemukakan tentang ciri khas manusia. Ciri khas

manusia tersebut memiliki keistimewaan dan kekurangan. Menurut Taufiq (2004) dalam

Veitzal Rivai Zainal381 terdapat sifat dan ciri khas yang dimiliki oleh kebanyakan manusia,

dan hanya sedikit yang tidak memiliki antara lain :

1. Mengeban amanah/ tugas, sebagaimana firman Allah SWT surah Al-Baqoroh


: 30
  
  
   
   
  
 
  
      
 

Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfiran kepada malaikat : “ Sesungguhnya aku


hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi : “ Mereka berkata : “ Mengapa
engkau hendak menjadikan (khalifah) di muka bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji engkau dan menyucikan engkau ?” Tuhan berfirman : “ Sesunggugnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S.Al-Baqarah , [2]:(30)).382

Dalam Tafsir Jalalain dituliskan :

ٗ‫ َ ْه‬٧‫ ْا‬٢‫ َعب ِػَ ِك‬٢ِّٗ ‫ب ُٓ َؾ هٔل ا ْم " هَب ٍَ َهثّي ُِ ِْ َٔ َال ِئ ٌَ ِخ ا‬٣َ ‫ا ْم ًُ ْو‬َٝ
‫ب‬َٜ ٤ِ‫ا أَرَغْ َؼ َُ ك‬ُُٞ‫ آكَّ "هَب‬َٞ ُٛ َٝ ‫ب‬َٜ ٤ِ‫ ك‬٢ٓ‫ب‬ ِ ٌَ ْ‫ن أَؽ‬٤‫ ر َ ْ٘ ِل‬٢ِ‫ ك‬٢ِ٘‫ ْقُِل‬٣َ "‫لَخ‬٤ِِ ‫َف‬
ََ ‫ب ِث ْبُوَزْ َِ ًَ َٔب كَ َؼ‬َٜ ‫و‬٣‫ُ ِو‬٣ "‫َ َْ ِلي اُ ِلّ َٓبء‬٣ٝ" َ ٢ٕ‫ب‬ ِ ‫ب" ِث ْبُ َٔ َؼ‬َٜ ٤ِ‫ُ ْلَِل ك‬٣ ْٖ َٓ
‫ ْْ ْاُ َٔ َالئِ ٌَخ‬ِٜ ٤ْ َِ‫ػ‬ ‫ٍ ََ ه‬
َ ‫َّللا‬ َ ‫ا أ َ ْه‬ُٝ‫َل‬
َ ‫ب كََِ هٔب أَ ْك‬َٜ ٤ِ‫ا ك‬ُٞٗ‫ ًَب‬َٝ ٕ‫ب‬ّ ‫ ْاُ َغ‬َُٞ٘‫ث‬
"‫َٖ " ِث َؾ ْٔلِى‬٤َِ‫َ ِّجؼ" ُٓزََِ ِّج‬ َ ُٗ ُٖ ْ‫َٗؾ‬ٝ" َ ٍ‫ ْاُ ِغ َجب‬َٝ ‫ ْاُ َغيَ ا ِئو‬٠َُ‫ ْْ ا‬ُٛ ُٝ‫ط َوك‬ َ َ‫ك‬
381
Veitzal Rivai Zainal, Op Cit., h. 231-232
382
Al-Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.6
242
ّ‫بُال‬‫ن ِثي َك ه‬٤ِِ ٣َ ‫ػ هٔب َال‬ َ ‫ي‬ٛ‫ُٗوَلًِّ َُي" ُٗ٘ ِ َّي‬ٝ" َ ‫َّللا‬ ‫ٍ ْج َؾبٕ ه‬ ُ ٍُٞ‫ َٗو‬١ ْ َ‫أ‬
٢ِّٗ‫ "ا‬٠َُ‫ف هَب ٍَ ر َ َؼب‬ ِ ‫ َكَ٘ؾْ ُٖ أ َ َؽ ّن ِث ِبال ٍْ ِز ْق َال‬١ ْ َ ‫ ْاُ ُغ َِْٔخ َؽبٍ أ‬َٝ ‫ىَ ائِلَح‬
ٚ‫هز‬٣‫أ َ هٕ مُ ِ ّه‬َٝ َّ‫ ا ٍْزِ ْق َالف آك‬٢ِ‫َِٖ َؾخ ك‬ ْ َٔ ُ‫َٕ " ِٓ ْٖ ْا‬ُٞٔ َِ‫أ َ ْػَِْ َٓب َال ر َ ْؼ‬
‫َ ْقُِن َهثَّ٘ب‬٣ ْٖ َُ ‫ا‬ُُٞ‫ ْْ كَوَب‬ْٜ٘٤َ‫و ْاُؼَ ْلٍ ث‬َٜ ‫ظ‬ ْ ٤َ َ‫ ك‬٢ٕ‫ب‬ ِ َ‫ ْاُؼ‬َٝ ‫غ‬٤‫ ْْ ْاُ ُٔ ِط‬ِٜ ٤ِ‫ك‬
‫ُ َك َقَِنَ ه‬ٙ‫ َو‬٣َ ْْ َُ ‫زَ٘ب َٓب‬٣َ ْ‫ ُهإ‬َٝ َُُٚ ‫َ ْج ِوَ٘ب‬
‫َّللا‬ َ ّ‫ف َِْوًب أ َ ًْ َو‬
َ ُِ َِْ‫ َال أ َ ْػ‬َٝ ‫ ِٓ٘هب‬ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬
ْٖ ِٓ ‫خ‬ٚ َ ‫ب ِثؤ َ ْٕ هَ َج‬َٜ ٜ ْ‫ع‬َٝ ١
َ ‫ب هَ ْج‬َٜ ْ٘ ِٓ ٘ ْ َ ‫ َ ْهٗ أ‬٧‫ْ ْا‬٣ِ‫ آكَّ ِٓ ْٖ أَك‬٠َُ‫ر َ َؼب‬
‫ػ‬ٝ‫اُو‬ َ َٝ ‫ ْاُ ُٔ ْقزَ ِِلَخ‬ِٙ ‫َب‬٤ِٔ ُ‫َذ ِث ْب‬
ُّ ِٚ ٤ِ‫َٗلَ َـ ك‬َٝ ُٙ‫ا‬ٞ‫ٍ ه‬ ْ ٘‫ػ ِغ‬ ُ َٝ ‫ب‬َٜ ٗ‫ا‬َٞ ُْ َ ‫غ أ‬٤ِٔ ‫َع‬
‫ٍب ثَ ْؼل أ َ ْٕ ًَبَٕ َع َٔبكًا‬ ً ‫َب‬‫اًٗب َؽ ه‬َٞ َ٤‫به َؽ‬ َ َ‫ك‬
َ ٖ
Artinya : (Dan) ingatlah, hai Muhammad! (Ketika Tuhanmu berfirman kepada
para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi") yang akan mewakili Aku dalam melaksanakan hukum-hukum atau
peraturan-peraturan-Ku padanya, yaitu Adam. (Kata mereka, "Kenapa hendak
Engkau jadikan di bumi itu orang yang akan berbuat kerusakan padanya) yakni
dengan berbuat maksiat (dan menumpahkan darah) artinya mengalirkan darah
dengan jalan pembunuhan sebagaimana dilakukan oleh bangsa jin yang juga
mendiami bumi? Tatkala mereka telah berbuat kerusakan, Allah mengirim
malaikat kepada mereka, maka dibuanglah mereka ke pulau-pulau dan ke
gunung-gunung (padahal kami selalu bertasbih) maksudnya selalu mengucapkan
tasbih (dengan memuji-Mu) yakni dengan membaca 'subhaanallaah wabihamdih',
artinya 'Maha suci Allah dan aku memuji-Nya'. (dan menyucikan-Mu)
membersihkan-Mu dari hal-hal yang tidak layak bagi-Mu. Huruf lam pada 'laka'
itu hanya sebagai tambahan saja, sedangkan kalimat semenjak 'padahal'
berfungsi sebagai 'hal' atau menunjukkan keadaan dan maksudnya adalah,
'padahal kami lebih layak untuk diangkat sebagai khalifah itu!'" (Allah
berfirman,) ("Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui")
tentang maslahat atau kepentingan mengenai pengangkatan Adam dan bahwa di
antara anak cucunya ada yang taat dan ada pula yang durhaka hingga terbukti
dan tampaklah keadilan di antara mereka. Jawab mereka, "Tuhan tidak pernah
menciptakan makhluk yang lebih mulia dan lebih tahu dari kami, karena kami
lebih dulu dan melihat apa yang tidak dilihatnya." Maka Allah Taala pun
menciptakan Adam dari tanah atau lapisan bumi dengan mengambil dari setiap
corak atau warnanya barang segenggam, lalu diaduk-Nya dengan bermacam-
macam jenis air lalu dibentuk dan ditiupkan-Nya roh hingga menjadi makhluk
yang dapat merasa, setelah sebelumnya hanya barang beku dan tidak bernyawa.

Sejak awal Allah SWT mengajak umatNya untuk belajar dan untuk berlatih

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, Caranya dengan membaca.

243
2. Manusia itu zalim dalam hal meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya,

berupa sikap mengurangi hak orang lain dan berbuat tidak adil kepadanya

sebagaimana firman Allah dalam surah Ibrahim : 34

   


   
    
   

Artinya :
Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu memohonkan
kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan
mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat
mengingkari ( nikmat Allah) (Q.S.Ibrahim, [14]:(34)).383

Dalam tafsir Jalalain dituliskan

‫ا‬ُّٝ‫ ِا ْٕ رَؼُل‬ٝ" َ ْْ ٌُ ‫ٖب ُِؾ‬ َ َٓ ‫َت‬ َ ‫ َؽ‬٠َِ‫ػ‬ َ "ُُٙٞٔ ُ ‫ٍؤ َ ُْز‬َ ‫آر َب ًُ ْْ ِٓ ْٖ ًُ َّ َٓب‬َٝ "
‫ه‬
ٕ‫"ا‬ ‫َب‬ٛ‫ػله‬ َ ‫ا‬ُٞ‫و‬٤‫َب" َال ر ُ ِط‬ٖٛٞ َ ٚٓ‫ ا ْٗ َؼب‬٠َ٘‫َّللا" ِث َٔ ْؼ‬
ُ ْ‫"ال رُؾ‬ ‫ِٗ ْؼ َٔخ ه‬
ِ ‫ ِث ْبُ َٔ ْؼ‬ِٚ َِ ‫اُظ ِْْ َُِ٘ ْل‬
‫ ِخ‬٤َ ٖ ُّ ‫و‬٤‫ّ ًَلهبه" ًَ ِض‬ُِٞ‫ظ‬ َ َُ" ‫َبٕ" ْاُ ٌَب ِكو‬ َ ْٗ ‫اإل‬ ِْ
ّٚ‫ ْاُ ٌُ ْلو ُِِ٘ ْؼ َٔ ِخ َهث‬َٝ
Artinya :

(Dan Dia telah memberikan kepada kalian dari segala apa yang kalian
mohonkan kepada-Nya) sesuai dengan keperluan kalian (Dan jika kalian
menghitung nikmat Allah) pemberian nikmat-Nya kepada kalian (tidaklah dapat
kalian menghitungnya) kalian tidak akan mampu menghitung-hitungnya.
(Sesungguhnya manusia itu) yang dimaksud adalah orang kafir (sangat lalim dan
sangat ingkar) artinya banyak berbuat aniaya terhadap dirinya dengan cara
melakukan maksiat dan banyak ingkar terhadap nikmat Rabbnya.

3. Manusia itu bodoh, atau tidak mengetahui kebenaran sebagaimana firman


Allah SWT dalam surah Al-Ahzab : 72
   
 
  

383
Al-Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h. 260
244
 
  
    


Artinya :

Sesungguhnya kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-
gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak
akan melaksanakannya ( berat), lalu dipikulkan amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya
manusia itu zalim dan sangat bodoh. (Q.S.Al-Ahzab, [33]:(72)).384

Dalam tafsir Jalalain dituliskan

‫اة‬َٞ ‫ب ِٓ ْٖ اُض ه‬َٜ ِ‫ كِ ْؼ‬٢ِ‫َب ِٓ هٔب ك‬ٛ‫ْو‬٤‫ؿ‬ َ َٝ ‫اد‬َٞ َِٖ ‫ َ َٓبَٗخ" اُ ه‬٧‫َ٘ب ْا‬ٙ ْ ‫ػ َو‬َ ‫"اٗهب‬
َ‫ ْاُ ِغ َجبٍ" ِثؤ َ ْٕ َفَِن‬َٝ ٗ‫ َ ْه‬٧‫ ْا‬َٝ ‫اد‬ٝ‫َ َٔ َب‬ ‫ اُ ه‬٠َِ‫ػ‬ َ " ‫ب ِٓ ْٖ ْاُ ِؼوَبة‬َٜ ً‫ر َْو‬َٝ
ِ َٖ‫أَ ّْلَ ْوَٖ " ِف ْل‬َٝ ‫ب‬َٜ َِْ٘ ِٔ ْ‫ؾ‬٣َ ْٕ َ ‫َْٖ أ‬٤‫طوًب "كَؤ َ َث‬
‫ب‬َٜ ََِٔ ‫ َؽ‬َٝ ‫ب‬َٜ ْ٘ ٓ" ْ َُٗٝ ‫ ًٔب‬ْٜ َ‫ َٔب ك‬ِٜ ٤ِ‫ك‬
ََُِٚٔ ‫ ِث َٔب َؽ‬ِٚ َِ ‫ ًٓب" َُِ٘ ْل‬ُِٞ‫ظ‬
َ َٕ‫ُ ًَب‬ٚ‫ "اٗه‬ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ َ ‫ب‬َٜ ٙ‫ػ ْو‬ َ ‫َبٕ" آكَّ ثَ ْؼل‬ ِْ
َ ْٗ ‫اإل‬
ِٚ ِ‫ال" ث‬ًٞ ُٜ ‫" َع‬
Artinya :

(Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat) yaitu ibadah salat dan ibadah-
ibadah lainnya, apabila dikerjakan, pelakunya akan mendapat pahala, dan apabila
ditinggalkan, pelakunya akan disiksa (pada langit, bumi dan gunung-gunung)
seumpamanya Allah menciptakan pada masing-masing pemahaman dan dapat
berbicara (maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir)
yakni merasa takut (akan mengkhianatinya lalu dipikullah amanat itu oleh manusia)
oleh Nabi Adam, sesudah terlebih dahulu ditawarkan kepadanya. (Sesungguhnya
manusia itu amat zalim) terhadap dirinya sendiri, disebabkan apa yang telah dipikulnya
itu (lagi amat bodoh) tidak mengerti tentang apa yang dipikulnya itu.

4. Manusia pada dasarnya lemah, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah

An-Nisa : 28

   

384
Al-Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h. 427
245
   

 

Artinya :

Allah hendak memberikan keinginan kepadamu, karena manusia dicipatkan

(bersifat) lemah. (Q.S. An-Nisa, [4]:(28)).385

Dalam tafsir Jalalain dituliskan

َ‫ ُف ِِن‬ٝ" ‫ ٌُ ْْ أَؽْ ٌَبّ اُ ه‬٤ْ َِ ‫ػ‬


َ ‫ْ ْوع‬ َ َّٜ ِ َ َ ‫ُ َق ِّلق‬٣ ْٕ َ ‫َّللا أ‬
َ ُ٣ "ْْ ٌُ ْ٘ ‫ػ‬ ‫ل ه‬٣‫ُ ِو‬٣"
‫اد‬َٞ َٜ ْ‫اُ ه‬َٝ ‫َبء‬ َ ُِّ٘‫ػ ْٖ ا‬
َ ‫ٖ ِجو‬ ْ ٣َ ‫لًب" َال‬٤‫ ِؼ‬َٙ ٕ‫َب‬ ِْ
َ ْٗ ‫اإل‬
Artinya:
(Allah hendak memberi keringanan kepadamu) artinya memudahkan hukum-

hukum syariat (karena manusia dijadikan bersifat lemah) tidak tahan

menghadapi wanita dan godaan seksual.

Dengan adanya sifat-sifat manusia yang digambarkan Allah pada ayat-ayat

tersebut diatas maka manusia memerlukan pelatihan dan pengembangan agar

terbentuk undividu-individu yang baik dan sanggup memikul amanah dan beban yang

diberikan. Bahkan dengan kekuatan iman dan karakter individu yang sabar, dengan izin

Allah SWT dapat memenangkan pertempuran386 sebagaimana firman Allah dalam surah

Al-Baqoroh : 249

  


   
   
    
   
  
385
Al-Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.83
386
Veitzal Rivai Zainal, Op Cit., h. 233
246
   
    
  
   
  
   
  
    
   
    
 
Artinya :

Maka ketika Talut membawa bala tentaranya, dia berkata, “Allah akan menguji kamu
dengan sebuah sungai. Maka barang siapa meminum (airnya), dia bukanlah pengikutku.
Dan barang siapa tidak meminumnya, maka dia adalah pengikutku, kecuali menciduk
seciduk dengan tangan.” Tetapi mereka meminumnya kecuali sebagian kecil di antara
mereka. Ketika dia (Talut ) dan orang-orang yang beriman bersamanya menyebrangi
sungai itu, mereka berkata, “ Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan jalut dan bala
tentaranya.” Mereka yang meyakini bahwa, mereka akan menemui Allah berkata, “
Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.” Dan
Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S. Al-baqarah, [2]:(249)).387

Dalam tafsir Jalalain dituliskan

َٕ‫ ًَب‬َٝ ًِ‫ْذ ْاُ َٔ ْول‬٤َ‫كِ" ِٓ ْٖ ث‬ُٞ٘‫د ِث ْبُ ُغ‬ُُٞ‫ب‬ٛ َ " ‫ٖ ََ" ف ََو َط‬ َ َ‫"كََِ هٔب ك‬
ْْ ًُ ‫ ٌُ ْْ" ُٓ ْقز َ ِجو‬٤ِِ َ ‫َّللا ُٓ ْجز‬
‫إ ه‬ ‫ُ ْاُ َٔبء "هَب ٍَ ه‬ْٚ٘ ِٓ ‫ا‬ُٞ‫َِج‬ٛ َ َٝ ‫لًا‬٣ِ‫ّل‬ َ ‫ْاُ َؾ ّو‬
ٖ٤‫ْط‬ ِ ََِ ‫ ِك‬َٝ ُّٕ ‫ ُ ْهك‬٧‫ْٖ ْا‬٤‫ َث‬َٞ ُٛ َٝ ٢ٕ‫ب‬ ِ ‫ ْاُ َؼ‬َٝ ْْ ٌُ ْ٘ ِٓ ‫غ‬٤‫و ْاُ ُٔ ِط‬َٜ ‫ظ‬ ْ ٤َ ُِ "‫ ٍو‬َٜ َ٘‫" ِث‬
ْٖ َٓ ٝ" َ ٢‫ ِٓ ْٖ أَرْ َجب ِػ‬١ ْ َ ‫" أ‬٢ِّ٘ ِٓ ٌْ َ ٤ََِ‫ "ك‬ِٚ ِ‫ ِٓ ْٖ َٓبئ‬١ ْ َ ‫ ُ" أ‬ْٚ٘ ِٓ ‫ة‬
َ ‫"كَ َٔ ْٖ ّ َِو‬
ّْ ٚ‫اُ ه‬َٝ ِ‫ؿ ْوكَخ" ِث ْبُلَزْؼ‬ ُ ‫ف‬ َ ‫ هاال َٓ ْٖ ا ْؿز ََو‬٢ِِّ٘ٓ ُٚ‫ُ "كَبِٗه‬ٚ‫َنُ ْه‬٣ "ُٚٔ‫ط َؼ‬ ْ َ٣ ْْ َُ
‫ُ" َُ هٔب‬ْٚ٘ ِٓ ‫ا‬ُٞ‫ "كَْ َِوث‬٢ِّ٘ ِٓ ُٚ‫ب كَبِٗه‬َٜ ٤ْ َِ‫ػ‬ َ ‫َ ِي ْك‬٣ ْْ ََُٝ ‫ب‬َٜ ِ‫ ث‬٠َ‫" كَب ًْزَل‬ِٙ ‫َ ِل‬٤ِ‫"ث‬
‫ب‬َٜ ‫ أَٗه‬١ َ ِٝ ‫ ْاُـُ ْوكَخ ُه‬٠َِ‫ػ‬ َ ‫ا‬ٝ‫ٖ ُو‬ َ َ ‫ ْْ" كَب ْهز‬ُٜ ْ٘ ِٓ ‫ال‬٤ ‫ ِث ٌَضْ َو ٍح ه‬ْٙٞ َ‫اك‬َٝ
ً ِِ َ‫"اال ه‬
‫ػْ ََو َه ُع ًال "كََِ هٔب‬ َ ‫ َؼخ‬ٚ ْ ‫ ِث‬َٝ ‫صٔبئ َخ‬ ِ ‫ا صَ َال‬ُٞٗ‫ ًَب‬َٝ ْْ ّٜ‫اث‬َٝ َ‫ك‬َٝ ْْ ِٜ ‫ْ ْو ِث‬ ُ ُِ ْْ ُٜ ْ‫ًَلَز‬
‫ ْاُـُ ْو َكخ‬٠َِ‫ػ‬ َ ‫ا‬ٝ‫ٖ ُو‬ َ َ ‫َٖ ا ْهز‬٣ِ‫ ْْ اُهن‬ُٛ َٝ "ُٚ‫ا َٓ َؼ‬َُٞ٘ٓ ‫َٖ آ‬٣ِ‫اَُهن‬َٝ َٞ ُٛ ُٙ َ‫ى‬ٝ‫َع َب‬
‫د‬ُُٞ‫ّ ثِ َغب‬ْٞ َ٤ُ‫ح "ََُ٘ب ْا‬ٞ‫بهَخ" هُ ه‬ٛ َ ‫"ال‬َ ‫ا‬ُٞ‫َٖ ّ َِوث‬٣ِ‫ اُهن‬١ ْ َ ‫ا" أ‬ُُٞ‫"هَب‬
387
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.41
247
" َُّٕٞ٘‫ظ‬ ُ ٣َ َٖ٣ِ‫ُ " َهب ٍَ اُهن‬ٙٝ‫ ُى‬ِٝ ‫ َغب‬٣ُ ْْ ََُٝ ‫ا‬ُٞ٘‫ َع ُج‬َٝ ْْ ِٜ ُِ ‫ ِث ِوز َب‬١ْ َ ‫" أ‬ٙ‫ك‬ُٞ٘‫ ُع‬َٝ
‫هخ‬٣‫ُ " ًَ ْْ" َف َج ِو‬ٙٝ‫ ُى‬ٝ‫َٖ َع َب‬٣ِ‫ ْْ اُهن‬ُٛ َٝ ‫ش‬ ِ ‫َّللا" ِث ْبُ َج ْؼ‬
‫ ه‬ُٞ‫ ْْ ُٓ َاله‬ُٜ ‫َٕ "أَٗه‬ُِٞ٘‫ه‬ُٞ٣
"‫َّللا‬‫وح ِثب ِ ْم ِٕ ه‬٤
َ ِ‫ذ كِئ َخ ًَض‬ْ ‫ؿَِ َج‬
َ ‫َِخ‬٤ِِ َ‫ػخ "ه‬ َ ‫"ٓ ْٖ كِئ َخ" َع َٔب‬ ِ ‫و‬٤ِ‫ ًَض‬٠َ٘‫ِث َٔ ْؼ‬
‫ٖو‬ ْ ‫اُ٘ه‬َٝ ِٕ ْٞ َ‫َٖ " ثِ ْبُؼ‬٣‫ٖبثِ ِو‬ ‫َّللا َٓ َغ اُ ه‬ ‫ َ ه‬ٝ"
َ ِٚ ِ‫ثِب ِ َهاكَر‬
Artinya :

(Maka tatkala keluar) artinya berangkat (Thalut bersama tentaranya) dari Baitulmakdis,
sedang ketika itu hari amat panas hingga mereka meminta kepadanya agar diberi air,
(maka jawabnya, "Sesungguhnya Allah akan mencoba kamu) atau menguji kamu
(dengan sebuah sungai) terletak antara Yordania dan Palestina, agar jelas siapa di
antara kamu yang taat dan siapa pula yang durhaka. "Maka barang siapa di antara
kamu (meminumnya), maksudnya meminum airnya (maka tidaklah ia dari golonganku)
bukan pengikut-pengikutku. (Barang siapa yang tidak merasainya) artinya tidak
meminumnya, (kecuali orang yang hanya meneguk satu tegukan saja, maka ia adalah
pengikutku) 'ghurfah' dengan baris di atas atau di depan (dengan tangannya)
mencukupkan dengan sebanyak itu dan tidak menambahnya lagi, maka ia termasuk
golonganku. (Maka mereka meminumnya) banyak-banyak ketika bertemu dengan anak
sungai itu, (kecuali beberapa orang di antara mereka). Mereka ini mencukupkan satu
tegukan tangan mereka, yakni untuk mereka minum dan untuk hewan-hewan mereka.
Jumlah mereka tiga ratus dan beberapa belas orang (Tatkala ia telah melewati anak
sungai itu, yakni Thalut dengan orang-orang yang beriman bersamanya) yakni mereka
yang mencukupkan satu tegukan (mereka pun berkata) maksudnya yang minum secara
banyak tadi, ("Tak ada kesanggupan) atau daya dan kekuatan (kami sekarang ini untuk
menghadapi Jalut dan tentaranya") maksudnya untuk berperang dengan mereka.
Mereka jadi pengecut dan tidak jadi menyeberangi sungai itu. (Berkatalah orang-orang
yang menyangka), artinya meyakini (bahwa mereka akan menemui Allah), yakni di hari
berbangkit, mereka itulah yang berhasil menyeberangi sungai: ("Berapa banyaknya),
artinya amat banyak terjadi (golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang
banyak dengan izin Allah) serta kehendak-Nya (Dan Allah beserta orang-orang yang
sabar") dengan bantuan dan pertolongan-Nya.

Di sisi lain perlunya pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia ini,

karena Islam sangat mengedepankan semangat sebagaimana pesan Rasulullah bahwa “

Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Hari esok harus lebih baik dari pada hari ini.

Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, berarti celaka. Barang siapa

yang hari ini sama saja dengan hari kemarin berarti merugi.” Di sini semangat Islam

248
selalu menjadikan yang terbaik, terbaik dan terbaik.388 Umar bin Khattab pernah

mengusir sekelompok umat yang berzikir dan meminta rezeki pada pagi hari dengan

cara berdo’a lama-lama di masjid. Justru kata umar” Engkau harus bekerja dan di situlah

rezekimu akan Allah tentukan.”389

Pegawai yang telah dimiliki lembaga pendidikan Islam baik berstatus

pegawai negri ataupun swasta, keduanya harus dilakukan pembinaan dan

pengembangan. Pembinaan lebih berorientasi pada pencapaian standar minimal

yaitu melaksanakan tugas sebaik mungkin dan tidak melakukan pelanggaran.

Sedangkan pengembangan lebih berorientasi pada pengembangan karir para

pegawai, termasuk manajer manajer yang memfasilitasi mereka untuk mencapai

jabatan atau status yang lebih tinggi lagi. 390

Allah SWT tidak akan mengubah kondisi suatu kaum itu jika kaum itu tidak mau

mengubahnya. Seseorang tidak akan berubah selamanya jika ia tidak mau

mengubahnya. Ia harus melakukan perubahan. Berbagai sarana kehidupan disajikan

untuk menjadikan hamba-hamba Allah sebagai khalifah fil ardhi dan salah satunya

adalah dengan mengadakan pelatihan.

Berdasarkan surah Al-Ahzab ayat 72 dan surah An-Nisa 28 dinyatakan bahwa

diantara sifat manusia adalah bodoh dan lemah, oleh karena itu penulis berpendapat

bahwa manusia membutuhkan pelatihan dan pengembangan SDM terutama di lembaga

388
Veitzal Rivai Zainal, Op Cit., h. 233
389
Veitzal Rivai Zainal, Op Cit., h.233
390
Sulistyorini dan Muhammad Fathurrohman, Esensi Manajemen pendidikan Islam,
(Yogyakarta : 2014), h. 125

249
pendidikan Islam terutama madrasah swasta yang saat ini kompetensi SDMnya masing

lemah sehingga sangat membutuhkan pelatihan dan pengembangan.

2. Pengajaran dengan hikmah

Dalam pengajaran Allah mengingatkan agar menyeru dengan pengajaran yang

baik, Allah berfirman dalam surah An-Nahl : 125

   



  
  
    
   
   
 
Artinya :

Serulah( manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik,
dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu,
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (Q.S.An-Nahl, [16]:(125)).391

Dalam tafsir Jalalain dituliskan

ِ ‫ "ثِ ْبُ ِؾ ٌْ َٔ ِخ" ثِ ْبُوُ ْو‬ٚ٘٣ِ‫َ َهثّي" ك‬٤ِ‫ٍج‬


ٕ‫آ‬ َ ٠َُ‫َب ُٓ َؾ هٔل "ا‬٣ ً‫"ا ُ ْكعُ" اُ٘هب‬
"٢‫ ْْ ِثب َ هُ ِز‬ُٜ ُِْ ‫ َعبك‬ٝ"
َ ‫ن‬٤‫اُو ِه‬ ‫ٍ ه‬ْٞ َ‫ ْاُو‬ْٝ َ ‫ أ‬ٚ‫ا ِػظ‬َٞ َٓ "‫ََ٘خ‬ َ ‫ظخ ْاُ َؾ‬ َ ‫ ِػ‬ْٞ َٔ ُ‫ ْا‬ٝ" َ
‫ػبء‬ ‫ ه‬٠َُ‫بء ا‬
َ ُّ‫اُل‬َٝ ِٚ ‫ب ِر‬٣َ ‫َّللا ِثآ‬ ِ ‫ػ‬ َ ُّ‫َٖ" ًَبُل‬ َ ْ‫ أَؽ‬٢ َ ِٛ " ٢ِ‫ ِث ْبُ ُٔ َغبكَ َُ ِخ اُهز‬١ ْ َ‫أ‬
ِٚ٤‫ٍ ِج‬ َ ْٖ ‫ػ‬ َ َ‫ ه‬ٙ َ ْٖ َٔ ‫ػب ُِْ " ِث‬ َ ١ ْ َ ‫ أ َ ْػَِْ" أ‬َٞ ُٛ ‫"إ َهثّي‬ ‫ ه‬ٚ‫ ُؽ َغغ‬٠َُ‫ا‬
‫َٗيَ ٍَ َُ هٔب‬َٝ ٍِ ‫ َ ْٓو ثِ ْبُ ِوز َب‬٧‫نَا َهجَْ ْا‬َٛ َٝ ْْ ِٜ ٣‫بى‬ ِ ‫ُ َغ‬٤َ‫َٖ " ك‬٣ِ‫زَل‬ْٜ ُٔ ُ‫ أ َ ْػَِْ ثِ ْب‬َٞ ُٛ َٝ
ٖ‫ ُ َٓ ِضَِّ ه‬٧َ : ُٙ‫هَ ْل َهآ‬َٝ َْ ‫ٍِه‬
َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ ‫ػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬
َ ‫َّللا‬ َ ٍَ ‫ كَوَب‬ِٚ ‫ ُٓ ِض ّ ََ ِث‬َٝ ‫هُ ِز ََ َؽ ْٔيَ ح‬
:‫ ْْ َٓ ٌَبٗي‬ُٜ ْ٘ ِٓ َٖ٤ِ‫َ ْجؼ‬ َ ‫ِث‬

391
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h. 281
250
Artinya :

(Serulah) manusia, hai Muhammad (kepada jalan Rabbmu) yakni agama-Nya (dengan
hikmah) dengan Alquran (dan pelajaran yang baik) pelajaran yang baik atau nasihat
yang lembut (dan bantahlah mereka dengan cara) bantahan (yang baik) seperti
menyeru mereka untuk menyembah Allah dengan menampilkan kepada mereka tanda-
tanda kebesaran-Nya atau dengan hujah-hujah yang jelas. (Sesungguhnya Rabbmu
Dialah Yang lebih mengetahui) Maha Mengetahui (tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk)
maka Dia membalas mereka; ayat ini diturunkan sebelum diperintahkan untuk
memerangi orang-orang kafir. Dan diturunkan ketika Hamzah gugur dalam keadaan
tercincang; ketika Nabi saw. melihat keadaan jenazahnya, lalu beliau saw. bersumpah
melalui sabdanya, "Sungguh aku bersumpah akan membalas tujuh puluh orang dari
mereka sebagai penggantimu."

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Saw bersabda

َ َٗ‫ٍ ِٔ ْؼذُ أ‬
ٍ‫ٌَ ثَْٖ َٓب ُِي‬ َ ٍَ ‫هبػِ هَب‬٤‫ اُزه‬٢‫ػ ْٖ أ َ ِث‬ َ ُ‫ّ ْؼ َجخ‬
ُ ‫َؽلهصََ٘ب آكَ ُّ َؽلهصََ٘ب‬
ّ َ٣ َْ ‫ٍِه‬
‫ َال‬َٝ ‫ا‬ٝ‫َ ُِو‬ َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ٢ ُّ ‫ُ هَبَُوَب ٍَ اُ٘ه ِج‬ْٚ٘ ‫ػ‬ ‫ ه‬٢
َ ُ‫َّللا‬ َ ٙ ِ ‫َه‬
‫ا‬ٝ‫ َال رَُ٘ ِلّ ُو‬َٝ ‫ا‬ٌُّٞ٘ ِ ٍ ّ َ‫رُؼ‬
َ َٝ ‫ا‬ٝ‫َ ُِو‬

Artinya : Dikabarkan kepada kami Adam dikabarkan kepada kami syubahah dari abu
tayah berkata aku mendengar Anas ibnu malik berkata: “ Ajarilah anak-anak kalian,
Mudahkanlah dan jangan engkau persulit. Berilah kabar gembira dan jangan membuat
mereka lari. Jika salah seorang diantara kalian marah, maka hendaklah ia diam.” (HR
Bukhari)392

Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia ini perlu dilakukan , karena

dunia ini akan terus berputar, dan perkembangan ilmu pengetahuan semakin maju.

Kalau kita tidak siap, kita akan tertinggal. Untuk itu dibutuhkan sumberdaya manusia

yang kuat, yang kokoh, manusia-manusia yang mempunyai semangat beramal dan

memiliki etos kerja. Sebab, orang-orang yang didalam jiwanya terdapat gairah untuk

251
beramal dan bekerjalah yang mempunyai jaminan kuat untuk menjadi orang kuat,

terhormat, maju, rajin berusaha yang bermanfaat, percaya akan kemampuan dirinya

dan tidak suka meminta-minta saja, tidak mau terpendam dalam kelemahan dan

keputusasaaan ( Muhammad Tholhah Hasan : 2003). (dalam Veithzal Rivai Zainal).393

Mereka yang demikian itulah yang memenuhi pesan Nabi Muhammad Saw dalam sabda

beliau :

ُْٖ ‫َّللاِ ث‬
‫ػ ْجلُ ه‬َ ‫ ٍْو هَبالَ َؽلهصََ٘ب‬٤َٔ ُٗ ُْٖ ‫اث‬َٝ َ‫ َجخ‬٤ْ ّ َ ٠‫ َث ٌْ ِو ث ُْٖ أ َ ِث‬ُٞ‫َؽلهصََ٘ب أَث‬
ِٖ ‫ػ‬َ َٕ‫ ْث ِٖ َؽجهب‬٠َ٤ ْ‫َؾ‬٣ ِْٖ ‫ػ ْٖ ُٓ َؾ هٔ ِل ث‬ َ َٕ‫ػضْ َٔب‬ ُ ِْٖ ‫ َؼخَ ث‬٤‫ػ ْٖ َه ِث‬ َ ٌ٣ َ ‫ِا ْك ِه‬
ُّٟ ِٞ َ‫ « ْاُ ُٔئْ ِٓ ُٖ ْاُو‬-‫ملسو هيلع هللا ىلص‬- ِ‫َّللا‬
‫ ٍُ ه‬ٍٞ ُ ‫ َْوح َ هَب ٍَ هَب ٍَ َه‬٣‫ َو‬ُٛ ٠ِ‫ػ ْٖ أَث‬ َ ِ‫َػ َْوط‬٧‫ا‬
ْٓ ‫ ٌْو اؽْ ِو‬٤‫ ًُ ٍَّ َف‬٠‫ ِك‬َٝ ‫ق‬٤ ِ ‫ ِؼ‬ٚ‫َّللاِ َِٖٓ ْاُ ُٔئْ ِٓ ِٖ اُ ه‬ ‫ ه‬٠َُ‫أ َ َؽتُّ ِا‬َٝ ‫ ٌْو‬٤‫َف‬
َْ ُ‫ ٌء كَالَ رَو‬٠ْ ّ َ ‫ٕب َث َي‬ َ َ ‫ ِا ْٕ أ‬َٝ ‫الَ ر َ ْؼ ِغ ْي‬َٝ ِ‫بّلِل‬‫ا ٍْز َ ِؼ ْٖ ِث ه‬َٝ ‫ ْ٘لَؼُ َي‬٣َ ‫ َٓب‬٠َِ‫ػ‬ َ
ْٞ َُ ٕ‫ َٓب َّب َء كَ َؼ ََ كَب ِ ه‬َٝ ِ‫َّللا‬ ‫َُ ٌِ ْٖ هُ َْ هَلَ ُه ه‬َٝ .‫ ًَنَا‬َٝ ‫ كَ َؼ ِْذُ ًَبَٕ ًَنَا‬٠َِّٗ‫ أ‬ْٞ َُ
.» ٕ‫ب‬ ِ ‫ط‬َ ٤ْ ْ َ ‫ر َ ْلز َ ُؼ‬
‫ػ َٔ ََ اُ ه‬
Artinya :

Dikabarkan kepada kami Abu Bakar Ibnu Syaibah dan Ibnu Numair berkata dikabarkan
kepada kami Abdullah Ibnu Idris dari Robiah Ibnu Utsman dari Muhammad Ibnu Yahya
Ibnbu Habban dari A’ Roj dari Abu Hurairah berkata Rasullah SAW: “ Seorang mukmin
yang kuat itu lebih disukai Allah daripada seorang mu’min yang lemah. Rajinlah
melakukan segala yang bermanfaat bagimu ( dunia-akhirat) dan mintalah pertolongan
kepada Allah dan janganlah menjadi orang yang lemah.”( HR. Muslim).

Menurut Syaikh Muhammad Al-Utsaimin (dalam Veithzal Rivai Zainal), yang

dimaksud dengan orang-orang mukmin yang kuat itu adalah orang yang kuat

keimanannya. Sehingga dengan keimanannya itu mampu membawa dia untuk

melaksanakan apa yang diwajibkan Allah kepadanya, menambah dengan ibadah sunah

dan aktivitas yang bermanfaat lainnya. Bukan sebaliknya, orang yang lemah imannya

393
Veitzal Rivai Zainal, Op.Cit., h.235
252
tidak kuasa melaksanakan kewajiban dan meninggalkan perbuatan haram sehingga dia

banyak mengurangi hal-hal yang mulia.394

Nabi Saw bersabda :

“Perintahkanlah anak-anak kalian mengerjakan sholat di usia tujuh tahun. Dan pukullah

mereka jika meninggalkan sholat pada usia sepuluh tahun.

Manusia diberikan keistimewaan oleh Allah melebihi makhluk lainnya, Allah

berfirman dalam surah Al-Isra : 70

   


  
 
 
 
   
 
Artinya :

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam. Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
dengan Kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan
(Q.S.Al-Isra, [17]:(70)).395

Dalam tafsir Jalalain dituliskan

‫ا ْػزِلَاٍ ْاُق َِْن‬َٝ ‫طن‬ ْ ُُّ٘‫ا‬َٝ ِْ ِْ ‫ آكَّ" ثِ ْبُ ِؼ‬٢َِ٘‫ ْهَِ٘ب "ث‬َٚ‫َُوَ ْل ًَ هو َْٓ٘ب" ك‬ٝ"
َ
٠َِ‫ػ‬ ْ
َ "‫ اُ َج ّو‬٢‫ ْْ ِك‬ُٛ ‫ َؽ ََِٔ٘ب‬ٝ"ْ ْ
َ ‫د‬ْٞ َٔ ُ‫ ْْ َث ْؼل ا‬ٜ‫بهر‬ َ َٜ َٛ ُْٚ٘ ِٓ َٝ ‫ْو مَ ُِ َي‬٤‫ؿ‬َ َٝ
ِْ ِ‫بئ‬َٜ ‫و ِٓ هٔ ْٖ َفَِ ْوَ٘ب" ًَ ْبُ َج‬٤ِ‫َلُٖ " ًَض‬ َ "‫ ْاُ َجؾْ و‬ٝ"
ُّ ُ‫ ا‬٠َِ‫ػ‬ َ ّ‫اة‬ٝ‫اُل َه‬
‫ر َ ْْ ََٔ ْاُ َٔ َالئِ ٌَخ‬َٝ ‫ب‬َٜ ‫ ثَبث‬٠َِ‫ػ‬ َ ْٝ َ ‫ َٓب أ‬٠َ٘‫ال" كَ َٔ ْٖ ِث َٔ ْؼ‬٤ً ٚ ِ ‫ُ "ر َ ْل‬ٞ‫ ُؽ‬ُٞ ُ‫ ْا‬َٝ
394
Veitzal Rivai Zainal, Op Cit., h.236
395
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.289
253
ِ ‫ ِْيَ ّ ر َ ْل‬٣َ ‫ َال‬َٝ ٌْ٘ ‫َ ْاُ ِغ‬٤ٚ
َ ‫ ْْ أ َ ْك‬ُٛ ‫ ا ْم‬ٙ‫َ أ َ ْك َواك‬٤ٚ
ْٖ ِٓ َٚ ِ ‫ ْاُ ُٔ َواك ر َ ْل‬َٝ
‫بء‬٤َ ‫ َ ْٗ ِج‬٧‫ْو ْا‬٤‫ؿ‬ َ ‫ْاُ َجَْو‬
Artinya :

(Dan sesungguhnya telah Kami muliakan) Kami utamakan (anak-anak Adam) dengan
pengetahuan, akal, bentuk yang paling baik, setelah wafat jenazahnya dianggap suci
dan lain sebagainya (dan Kami angkut mereka di daratan) dengan menaiki kendaraan
(dan di lautan) dengan menaiki perahu-perahu (dan Kami beri mereka rezeki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan) seperti hewan-hewan ternak dan hewan-hewan liar (dengan kelebihan yang
sempurna.) Lafal man di sini bermakna maa; atau makna yang dimaksudnya menurut
bab yang berlaku padanya. Maknanya menyangkut juga para malaikat; sedangkan
makna yang dimaksud adalah pengutamaan jenisnya, dan tidak mesti semua individu
manusia itu lebih utama dari malaikat karena mereka lebih utama daripada manusia
yang selain para nabi.

Allah berfirman dalam surah Al-Fatir : 10

    


   
  
 
  
  
   
   

Artinya :

Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu


semuanya. Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh
dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang
keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur (Q.S.Al-Fatir, [35]:(10)). 396

Dalam tafsir Jalalain dituliskan

396
Al-Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h. 435
254
‫ ِف َوح َك َال‬٥‫ ْا‬َٝ ‫ب‬٤َ ْٗ ُّ‫ اُل‬٢‫ ِك‬١ ْ َ ‫ ًؼب" أ‬٤ِٔ ‫لِلَف ْاُ ِؼ هيح َع‬
ِ ‫ل ْاُ ِؼ هيح َ ِ ه‬٣‫ُ ِو‬٣ َٕ‫" َٓ ْٖ ًَب‬
َٞ ُٛ َٝ َُِٚٔ‫ ْؼ‬٣َ "‫ّت‬٤ِ ‫اُط‬ ‫ٖ َؼل ْاُ ٌَ ِِْ ه‬ْ ٣َ ِٚ ٤ْ َُ‫ُ "ا‬ٚ‫ُ ِط ْؼ‬٤ِْ َ‫ ك‬ِٚ ِ‫طب َػز‬
َ ‫ُ هاال ِث‬ْٚ٘ ِٓ ٍ‫رََ٘ب‬
َٖ٣ِ‫اَُهن‬ٝ" َ َُِٚ‫َ ْوج‬٣ "ُٚ‫ ْوكَؼ‬٣َ ‫ٖب ُِؼ‬ ‫ ْاُ َؼ ََٔ اُ ه‬ٝ" َ ‫َب‬ٛٞ ْ‫َٗؾ‬َٝ ‫َّللا‬ ‫ هاال ه‬َُٚ‫َال ا‬
ْٝ َ ‫ أ‬ٙ‫ل‬٤ِ٤‫ح ِٓ ْٖ ر َ ْو‬َٝ ‫ كَاه اُ٘ه ْل‬٢‫ ِ ِك‬٢ّ ِ‫ِّئ َبد" ثِبُ٘هج‬٤َ ‫َٕ " ْاُ َٔ ٌَ َواد "اُ ه‬ٝ‫َ ْٔ ٌُ ُو‬٣
‫ َٓ ٌْو‬َٝ ‫ل‬٣ِ‫ّل‬ َ ‫ػنَاة‬ َ ْْ ُٜ َُ" ٍ‫ َ ْٗلَب‬٧‫ ْا‬٢‫ ًَ َٔب مَ ًَ َو ِك‬ٚ‫اف َواع‬ ْ ْٝ َ ‫ أ‬ِْٚ‫هَز‬
‫ ِِي‬ْٜ ُ٣ "‫ه‬ُٞ‫ج‬٣َ َٞ ُٛ ‫َُئِ َي‬ُٝ‫أ‬
Artinya :

(Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allahlah kemuliaan itu
semuanya) di dunia dan di akhirat, maka kemuliaan itu tidak akan dapat diraih
melainkan dengan jalan taat kepada-Nya, oleh karenanya taatlah kepada-Nya. (Kepada-
Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik) yang telah dipermaklumkan oleh-Nya,
yaitu kalimat "Laa Ilaaha Illallaah", artinya, "Tidak ada Tuhan selain Allah", dan kalimat-
kalimat yang baik lainnya (dan amal saleh dinaikkan-Nya) diterima oleh-Nya. (Dan
orang-orang yang merencanakan) membuat rencana makar (kejahatan) terhadap diri
Nabi di Darun Nadwah, yaitu untuk mengikatnya, atau membunuhnya atau
mengusirnya, sebagaimana keterangan yang telah disebutkan dalam surah Al-Anfal
(bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur) yakni akan
berantakan.

Berdasarkan surah An-Nahl ayat 125, Penulis berpendapat bahwa dalam

pendidikan dan pengembangan SDM di dalam Lembaga Pendidikan Islam dilakukan

dengan cara hikmah dan dengan pengajaran yang baik.

3. Allah memerintahkan untuk menuntut ilmu

Allah memerintahkan hambanya untuk membaca sebagaimana Allah

berfirman dalam surah dalam surah Surah Al-A‟laq ayat 1

  

  

255
Artinya : “ Bacalah dengan ( menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia

mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya” (Q.S.Al-Alaq, [96]:(1)).397

Dalam tafsir Jalalain dituliskan

‫ َفَِنَ " ْاُق ََال ِئن‬١ِ‫ ِع ْل ْاُ ِو َوا َءح ُٓ ْجز َ ِلئًب " ِثبٍ ِْْ َهثّي اُهن‬ْٝ َ ‫" اِ ْه َوأْ " أ‬
Artinya :

(Bacalah) maksudnya mulailah membaca dan memulainya (dengan menyebut nama

Rabbmu yang menciptakan) semua makhluk.

Secara harfiah kata qara’ yang terdapat pada ayat tersebut berarti menghimpun

huruf-huruf dan kalimat yang satu dengan kalimat lainnya dan membentuk suatu

bacaan.398 Sedangkan menurut al-Marahi scara harfiah ayat tersebut dapat diartikan

jadilah engkau seorang yang dapat membaca berkat kekuasaan dan kehendak Allah

yang telah menciptakanmu, walaupun sebelumnya engkau tidak dapat

melakukannya.399 Selain itu ayat tersebut juga mengandung perintah agar manusia

memiliki keimanan, yaitu berupa keyakinan terhadap adanya kekuasaan dan kehendak

Allah, juga mengandung pesan ontologis tentang sumber ilmu pengetahuan. Pada ayat

tersebut Allah SWT menyuruh Nabi Muhammad SAW agar membaca. Sedangkan yang

dibaca itu objeknya bermacam-macam. Yaitu ada yang berupa ayat-ayat Allah yang

tertulis sebagaimana surat al-Alaq itu sendiri dan dapat pula ayat-ayat Allah yang tidak

tertulis seperti yang terdapat pada alam jagad raya dengan segala hukum kausalitas

yang ada di dalamnya, dan pada diri manusia. Berbagai ayat tersebut jika dibaca dalam

397
Al-Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.597
398
Al-Raghib al-Asfahani, Mu‟jam Mufradat Al-Fadz Al-qur`an, (Beirut : Dar al-Fikr,
tp.th.), h.414
399
Ahmad Mushthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghiy, Jilid X, (Beirut ; Dar al-Fikr,
tp.th.), h. 198
256
arti ditelaah, diobservasi, dikategorisasi, dibandingkan, dianalisa dan disimpulkan dapat

menghasilkan Ilmu pengetahuan.400

Selanjutnya dalam Surah al-Alaq ayat 4 Allah berfirman :

   

Artinya : Yang mengajar (manusia) dengan pena.

Dalam tafsir jalalain dituliskan

ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ ‫ٍ َٓ ْٖ ف ه‬ٝ‫أ َ ه‬َٝ " ِْ ََِ‫ " ِث ْبُو‬َٜ


َ ٌ٣‫ ِا ْك ِه‬ِٚ ‫ ِث‬َٜ ّ ‫ػِه َْ " ْاُق‬
َ ١ِ‫" اُهن‬
ّ‫َ َال‬
‫اُ ه‬
qalam atau pena ialah Nabi Idris a.s. Artinya : (Yang mengajar) manusia menulis

(dengan qalam) orang pertama yang menulis dengan memakai.

Kata al-qalam pada ayat ini sebagaimana dikemukakan al-Raghib al-Asfahani

berarti potongan dari sesuatu yang agak keras seperti kuku dan kayu dan secara khusus

digunakan untuk menulis.401 Sedangkan dalam Tafsir al-Maraghi ayat tersebut

menjelaskan bahwa Dia-lah Allah yang menjadikan qalam sebagai media yang digunakan

manusia untuk memahami sesuatu, sebagaimana mereka memahaminya melalui

ucapan.402

Islam mengajarkan bahwa untuk mencapai sukses harus belajar dan mencari

ilmu. Hanya dengan ilmu kesuksesan dapat diraih. Ada tuntunan dari Rasulullah Saw

400
A. Baiquni, Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern, (Bandung : Mizan,1998) cet.I, h.34.
401
Al-Raghib al-Asfahani, Mu‟jam Mufradat Al-Fadz Al-qur`an, (Beirut : Dar al-Fikr,
tp.th.), h.427
402
Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidian, (Jakarta : Rajawali Perss,2012), h. 49
257
bahwa beliau bersabda : “Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib

baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akhirat, maka

wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib

baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi).

Di dalam Al-qur`an, kata „ilm dan turunannya ( tidak termasuk al-a‟lam,

al-„alamin dan alamat yang disebut 76 kali) disebut sebanyak 778 kali. 403 Kata

ilmu berasal dari bahasa Arab „ilm yang berarti pengetahuan, merupakan lawan

kata jabl yang berarti ketidaktahuan atau kebodohan. 404 Sumber lain mengatakan

bahwa kata „ilm adalah bentuk masdar dari „alima, ya‟lamu-„ilman. Menurut Ibn

Zakaria, pengarang buku Mu‟jam Maqayis al-Lughah bahwa kata „ilm mempunyai

arti denotatif “ bekas sesuatu yang dengannya dapat dibedakan sesuatu dari yang

lainnya”. Menurut Ibn Manzur ilmu adalah antonim dari tidak tahu ( naqid al-

jabl), sedangkan menurut al-Asfani dan al-Anbari, ilmu adalah mengetahui

hakikat sesuatu( idrak al-syai‟bi baqq qatih).405

Setiap karyawan muslim wajib menuntut ilmu. Rasulullah Saw bersabda : “

Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”. Allah

SAW memberikan keutamaan dan kemuliaan bagi orang-orang yang berilmu dalam

firman-Nya dalam Al-qur`an surat Al-Mujaadilah ayat 11 :

 
   

403
Ensiklopedia Al-qur`an, Kajian Kosakata dan Tafsirnya, ( Jakarta :Yayasan
Bimantara, 1997), cet. I, h. 150
404
Ensiklopedia Islam, Jilid 2, (Jakarta : Van Hoeve Ichtiar Baru, 1997), cer. Ke-4, h. 201
405
Ensiklopedia Al-qur`an, Kajian Kosakata dan Tafsirnya, ( Jakarta : Yayasan
Bimantara, 1997), cet. I, h. 150
258
  
  
    
  
  
 
   
   
Artinya :

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang
diberi pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah mngetahui apa yang kamu kerjakan
(Q.S.Al-Mujadallah, [58]:(11)).406

Dalam tafsir jalalain ditulisakan

"ٌِِ ْ‫ ْاُ َٔغ‬٢‫ا " ِك‬ُٞ‫ٍؼ‬ ‫ ه‬ََٞ ‫ا" ر‬ٞ‫ ََ َُ ٌُ ْْ رَلَ هَ ُؾ‬٤‫ا امَا ِه‬َُٞ٘ٓ ‫َٖ آ‬٣ِ‫ب اُهن‬َٜ ّ٣َ‫ب أ‬٣َ "
ْْ ًُ ‫غْ ٌِِ َٓ ْٖ َعب َء‬٣َ ٠‫اُ ِنّ ًْو َؽزه‬َٝ َْ ‫ٍِه‬ َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬
َ ‫َّللا‬ َ ٢ ّ ‫َٓغْ ٌِِ اُ ه٘ ِج‬
ََ ٤ِ‫ ِامَا ه‬ٝ" َ ‫ ْاُ َغ٘هخ‬٢ِ‫َّللا َُ ٌُ ْْ" ك‬
‫َؼ ه‬ َ ‫َ ْل‬٣ ‫ا‬ٞ‫َ ُؾ‬ َ ‫ هِ َوا َءح ْاُ َٔ َغب ٌُِ "كَب ْك‬٢ِ‫ك‬َٝ
٢ِ‫ك‬َٝ "‫ا‬ٝ‫ْ ُي‬ ُ ْٗ ‫ َْواد "كَب‬٤‫َب ِٓ ْٖ ْاُ َق‬ٛ‫ْو‬٤‫ؿ‬ َ َٝ ‫ٖ َالح‬ ‫ اُ ه‬٠َُ‫ا ا‬ُٞٓ ُٞ‫ا" ه‬ٝ‫ْ ُي‬ ُ ْٗ ُ ‫ا‬
٢‫ػ ِخ ِك‬ ‫ا ِٓ ْ٘ ٌُ ْْ" ِث ه‬َُٞ٘ٓ ‫َٖ آ‬٣ِ‫َّللا اُهن‬
َ ‫بُطب‬ ‫ ْوكَغ ه‬٣َ " ‫ َٔب‬ِٜ ٤‫ٖ ِك‬٤ِْ ّ ُ‫ ِ ّْ ا‬ٚ
َ ‫ِه َوا َءح ِث‬
‫ ْاُ َغ٘هخ‬٢ِ‫ا ْاُ ِؼ ِْْ كَ َه َعبد" ك‬ُٞ‫ر‬ُٝ‫َٖ أ‬٣ِ‫ ْوكَغ "اُهن‬٣َ "ٝ" َ ‫مَ ُِ َي‬
Artinya :

(Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kalian, "Berlapang-


lapanglah) berluas-luaslah (dalam majelis") yaitu majelis tempat Nabi saw.
berada, dan majelis zikir sehingga orang-orang yang datang kepada kalian dapat
tempat duduk. Menurut suatu qiraat lafal al-majaalis dibaca al-majlis dalam
bentuk mufrad (maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan
untuk kalian) di surga nanti. (Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kalian") untuk
melakukan salat dan hal-hal lainnya yang termasuk amal-amal kebaikan (maka
berdirilah) menurut qiraat lainnya kedua-duanya dibaca fansyuzuu dengan
memakai harakat damah pada huruf Syinnya (niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antara kalian) karena ketaatannya dalam hal
tersebut (dan) Dia meninggikan pula (orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

406
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.543
259
beberapa derajat) di surga nanti. (Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian
kerjakan).

Berkenaan dengan turunnya ayat tersebut dapat diikuti keterangan yang

diberikan oleh Ibn Abi Khatim. Menurut riwayatnya yang diteriman dari Muqatil bin

Hibban, bahwa pada suatu ketika di hari jum’at Rasulullah berada di suatu tempat yang

sempit, saat mana ia tengah menerima tamu dari penduduk Badar dari kalangan

Muhajirin dan Anshar, tiba-tiba sekelompok seorang yang di dalamnya termasuk Tsabut

bin Qais datang dan ingin duduk di bagian depan tempat tersebut. Mereka berdiri

memuliakan Rasulullah dan mengucapkan salam kepadanya. Nabi menjawab salam

kelompok orang tersebut, dan juga kelompok tersebut menjawab salam yang lainnya.

Mereka berdiri di sampingnya dan menunggu agar diberikan tempat yang agak luas.

Namun orang yang datang terdahulu tetap tidak memberikan peluang. Kejadian

tersebut kemudian mendorong Rasulullah mengambil inisiatif dan berkata kepada

sebagian orang yang ada disekitarnya, sehigga Rasulullah tampak menunjukkan

kekecewaannya di hadapan mereka. Dalam keadaan demikian itulah ayat tersebut

diturunkan.407

Selanjutnya berkenaan dengan kandungan ayat tersebut dapat dikemukakan

sebagai berikut. Kata tafassahu pada ayat tersebut maksudnya adalah tawass’u yaitu

saling meluaskan dan mempersilakan. Sedangkan kata yasfabillahu lakum maksudnya

Allah akan melapangkan rahmat dan rezeki bagi mereka. Unsuzyu maksudnya saling

merendahkan hati untuk memberi kesempatan setiap orang yang datang. Yarfa’illahu

ladzina amanu, maksudnya Allah akan mengangkat derajad mereka yang telah

407
Ahmad Mushthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghiy, Jilid X, (Beirut ; Dar al-Fikr,
tp.th.), h. 16.
260
memuliakan dan memiliki ilmu di akhirat pada tempat yang khusus dengan kemuliaan

dan ketinggian derajatnya.408

Dari ayat tersebut dapat diketahui tiga hal sebagai berikut :

Pertama, bahwa para sahabat berupaya ingin saling mendekat pada saat berada di

majelis Rasulullah Saw, dengan tujuan agar ia dapat mudah mendengar wejangan dari

Rasulullah yang diyakini bahwa dalam wejangannya itu terdapat kebaikan yang amat

dalam serta keistimewaan yang agung.

Kedua, bahwa perintah untuk saling meluangkan dan meluaskan tempat ketika

berada di majelis, tidak saling berdesakan dan berhimpitan dapat dilakukan sepanjang

dimungkinkan, karena cara demikian dapat menimbulkan keakraban diantara sesama

orang yang berada di dalam majelis dan bersama-sama dapat mendengar wejangan

Rasulullah SAW.

Ketiga, bahwa pada setiap orang yang memberikan kemudahan kepada hamba Allah

yang ingin menuju pintu kebaikan dan kedamaian, Allah akan memberikan keluasan

kebaikan dan kedamaian, Allah akan memberikan keluasan di dunia dan di akhirat. 409

Singkatnya ayat ini berisi perintah untuk memberikan kelapangan dalam mendatangkan

setiap kebaikan dan memberikan rasa kebahagiann kepada setiap orang Islam. Atas

dasar inilah Rasulullah SAW menegaskan bahwa Allah akan selalu menolong hamban-

Nya, selama hamba tersebut selalu menolong sesama saudaranya.410

Berdasarkan surah Al-A‟laq ayat 1 dan surat Al-Mujaadilah ayat 11

408
Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidian, (Jakarta : Rajawali Perss,2012), h. 152
409
Ahmad Mushthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghiy, Jilid X, (Beirut ; Dar al-Fikr,
tp.th.), h. 16.
410
Ibid., h. 16-17
261
penulis berpendapat bahwa wajib bagi SDM dalam lembaga pendidikan Islam

untuk selalu menambah ilmu untuk meningkatkan kompetensinya.

4. Menuntut ilmu diniatkan ibadah

Barang siapa yang mencari ilmu dengan niat beribadah dan melaksanakan

firman Allah, maka para malaikat akan melindungi pencari ilmu itu dengan

membentangkan sayapnya; dan ikan-ikan di laut mendo’akan si pencari ilmu tersebut.

Rasululloh Saw bersabda :

ْٖ ‫ػ‬ َ ، َ‫ك‬ٝ‫ػ ْجلُ هللاِ ث ُْٖ كَ ُا‬ َ ‫ َؽلهصََ٘ب‬، ٢ َ ْٜ ‫ ٍ ْاُ َغ‬٢


ُّ ِٔ ٚ َ ُْٖ ‫ٖ ُو ث‬
ّ ِِ ‫ػ‬ ْ َٗ ‫َؽلهصََ٘ب‬
ِْٖ ‫و ث‬٤ ِ ِ‫ػ ْٖ ًَض‬ َ ، ٍَ ٤ِٔ ‫كَ ث ِْٖ َع‬ٝ‫ػ ْٖ كَ ُا‬ َ ، َ ‫ح‬َْٞ ٤‫بء ث ِْٖ َؽ‬ ِ ‫بٕ ِْ ث ِْٖ َه َع‬ ِ ‫ػ‬ َ
ُٙ‫ كَؤَر َب‬، َ‫ ََٓ ِْغ ِل ِك َٓ ْْن‬٢ِ‫اء ك‬ ِ َ‫ اُل ْههك‬٢ِ‫َب ِػ ْ٘لَ أَث‬ ً ُِ ‫ ًُ ْ٘ذُ َعب‬: ٍَ ‫ هَب‬، ٌٍْ ٤َ‫ه‬
ٍِ ٍٞ ُ ‫َ٘ ِخ َه‬٣ِ‫ َٓل‬، ‫َ٘ ِخ‬٣ِ‫ز ُ َي َِٖٓ ْاُ َٔل‬٤ْ َ‫ أَر‬، ‫اء‬ ِ َ‫ب أ َ َثب اُل ْههك‬٣َ : ٍَ ‫ كَوَب‬، ٌَ ‫َه ُع‬
ِ٢ّ ‫ػ ِٖ اُ٘ه ِج‬ َ ِٚ ‫ِس ِث‬ ُ ّ‫ أَٗه َي ر ُ َؾل‬٢ِ٘‫ش َثَِ َـ‬ ٍ ٣ِ‫ٍ هِ َْ ؛ ُِ َؾل‬ َ ٝ ِٚ ٤ْ ِ‫ػ‬ َ ‫ هللا‬٠‫ِٕه‬ َ ِ‫هللا‬
: ٍَ ‫ َهب‬، َ‫ ال‬: ٍَ ‫بهح ٌ ؟ هَب‬ َ ‫ كَ َٔب َعب َء ِث َي رِ َغ‬: ٍَ ‫ هَب‬, َْ ِ‫ٍ ه‬ َ ٝ ِٚ ٤ْ ِ‫ػ‬ َ ‫ هللا‬٠‫ِٕه‬ َ
ِ‫ ٍَ هللا‬ٍٞ ُ ‫ٍ ِٔ ْؼذُ َه‬ َ ٢ِّٗ ِ‫ كَب‬: ٍَ ‫ هَب‬، َ‫ ال‬: ٍَ ‫ُ ؟ هَب‬ٙ‫ ُْو‬٤‫ؿ‬ َ ‫الَ َعب َء ثِ َي‬َٝ
، ‫ ِػ ِْ ًٔب‬ِٚ ٤‫ٌ ِك‬ ُ َِٔ ‫ ِْز‬٣َ ‫وًب‬٣‫ ِو‬ٛ َ ‫ٍَِ َي‬ َ ْٖ َٓ : ٍُ ُٞ‫و‬٣َ َْ ِ‫ٍ ه‬ َ ٝ ِٚ ٤ْ ِ‫ػ‬ َ ‫ هللا‬٠‫ِٕه‬ َ
‫ب‬ٙ ً ‫ب ِه‬َٜ َ ‫ ُغ أَعْ ِ٘ َؾز‬ٚ َ َ ‫ ِا هٕ ْاُ َٔالَئِ ٌَخَ َُز‬َٝ ، ‫ ْاُ َغ٘ه ِخ‬٠َُ‫وًب ِا‬٣‫ ِو‬ٛ َ َُُٚ ُ‫َّللا‬
‫ ََ ه‬ٜ‫ٍ ه‬ َ
‫بء‬
ِ َٔ َ‫ اُ ه‬٢ِ‫ُ َٓ ْٖ ك‬َُٚ ‫َ َْز َ ْـ ِل ُو‬٣ ِْ ِْ ‫ت ْاُ ِؼ‬ َ ُِ ‫ب‬َٛ ٕ‫ ِا ه‬َٝ ، ِْ ِْ ‫ت ْاُ ِؼ‬ ِ ُِ ‫طب‬ َ ُِ
‫ ْاُ َؼبثِ ِل‬٠َِ‫ػ‬ َ ِْ ُِ ‫ ََ ْاُ َؼب‬ٚ ْ َ‫ ِا هٕ ك‬َٝ ، ‫بء‬ ِ َٔ ُ‫ ْا‬٢ِ‫َبٕ ك‬ ُ ‫ز‬٤‫ ْاُ ِؾ‬٠‫ َؽزه‬، ٗ ِ ‫ َ ْه‬٧‫ا‬َٝ
، ‫بء‬ ِ ٤َ ‫ َ ْٗ ِج‬٧‫ َهصَخُ ا‬َٝ ْْ ُٛ ‫ ِا هٕ ْاُؼَُِ َٔب َء‬، ‫ت‬ ِ ًِ ‫ا‬َٞ ٌَ ُ‫ٍب ِئ ِو ْا‬َ ٠َِ‫ػ‬ َ ‫ َِ ْاُوَ َٔ ِو‬ٚ ْ َ‫ًَل‬
ْٖ َٔ َ‫ ك‬، َْ ِْ ‫ا ْاُ ِؼ‬ُٞ‫ ههص‬َٝ ‫ ِاٗه َٔب‬، ‫ ًٔب‬َٛ ‫الَ ك ِْه‬َٝ ‫َبها‬ ً ٘٣ِ‫ا ك‬ُٞ‫ ِ ّهص‬َٞ ُ٣ ْْ َُ ‫ب َء‬٤َ ‫ َ ْٗ ِج‬٧‫ِا هٕ ا‬
.‫اكِ ٍو‬َٝ ‫ع‬ ّ ٍ ‫ُ أ َ َفنَ ِث َؾ‬َٙ‫أ َ َفن‬
Artinya :

Mengabarkan kepada kami Nasr Ibnu Ali Al Jahdhomiu, mengabarkan pada kami
Abdullah Ibnu Daud dari Asim Ibnu Raja’ Ibnu Haiwai, dari Dawud ibnu Jamil dari Kasir
Ibnu Qois berkata aku duduk disamping Abi Darda’ di masjid Damsik maka datang
seorang laki laki maka berkata hai Abu Darda’ aku datang padamu dari madinah, kota

262
Rasulallah SAW untuk suatu hadis ” Sampaikanlah padaku sesungguhnya engkau
menceritakan padanya dari Nabi SAW, dia berkata apakah datang padamu pedagang
dia berkata tidak, dia bertanya lagi dan tidak datang padamu selainnya, dia menjawab
tidak, dia berkata sesungguhnya aku mendengar Rasulallah SAW bersabda “Barang
siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan
untuknya jalan ke surga. Sesungguhnya para malaikat menaungi dengan sayapnya
karena ridha kepada orang yang menuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang menuntut
ilmu dimohonkan ampun baginya oleh penghuni langit dan bumi hingga ikan-ikan
didalam air. Dan sesungguhnya keutamaan orang alim atas orang yang beribadah
(tetapi tidak ‘alim) adalah seperti bulan purnama atas seluruh bintang-bintang.
Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya para Nabi itu
tidak mewariskan dinar dan dirhan, hanya saja mereka mewariskan ilmu, maka
barangsiapa yang mengambil bagiannya, berarti ia telah mengambil bagian yang
banyak sekali ”.(HR. Ibnu Majah).

Rasulullah bersabda :

ُ‫وع ُؼ ٓلاك‬٤‫اُؼِٔبء ك‬
ِ ‫لاء ِثٔلا ِك‬ُْٜ‫ا‬
ِ ‫ىٕ كٓب ُء‬ٞ٣ ‫بٓ ِخ‬٤‫ ُّ اُو‬ٞ٣ ٕ‫اما ًب‬
)ٌٗ‫لاء (اثٖ اُ٘غبهػٖ أ‬ُْٜ‫ا‬ِ ّ‫ك‬
ِ ٠ِ‫اُؼِٔبء ػ‬
ِ
Artinya :

“ Pada hari kiamat akan ditimbang tinta para ulama dan darah para syuhada”.

Selanjutnya Nabi Saw bersabda :

“Sesungguhnya yang paling utama diantara kalian adalah yang belajar Al-qur`an dan

mengajarkannya.

Menurut Hujjatul islam, Al-Ghazali ( dalam Veithzal Rivai Zainal) bahwa pada

garis besarnya, seseorang mendapat ilmu itu dengan dua cara :

1. Proses pengajaran dari manusia, disebut : At-Ta‟lim Al-Insani, yang dibagi

menjadi dua, yaitu :

a. Belajar kepada orang lain ( diluar dirinya).

b. Self study dengan menggunakan kemampuan akal fikirannya sendiri.

263
2. Pengajaran yang langsung diberikan Allah kepada seseorang yang disebut

: Ilmu Al- Ta‟lim Al- Rabbani. Ini dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Diberi dengan cara wahyu, yang ilmunya disebut : Al-Anbiya (ilmu

para nabi) dan ini khusus untuk para nabi.

b. Diberikan dengan cara ilhamnya disebut Ilmu laduny ( Ilmu dari sisi

Tuhan). Ilmu laduny ini diperoleh dengan cara langsung dari Allah

tanpa perantara.411

Konsep penguasaan ilmu bagi karyawan muslim sebenarnya sebagai alat untuk

mendekatkan diri pada Allah SWT. Oleh karena itu ilmu sebagai alat yang memiliki fungsi

sebagai : Petunjuk atau cara meningkatkan keimanan dan bimbingan cara

beramal.412Didalam menuntut ilmu sebagai karyawan, ada beberapa hal yang yang harus

diperhatikan antara lain :

1. Niat.

2. Bersungguh-Sungguh.

3. Terus-menerus.

4. Sabar.

5. Menghormati dan memuliaka orang yang menyampaikan ilmu kepada kita.

6. Sopan dan baik dalam bertanya.

Menuntut ilmu bagi SDM di Lembaga Pendidikan Islam diniatkan sebagai

ibadah, niat ibadah inilah yang menjadi motivator terbesar bagi SDM di Lembaga

Pendidikan Islam untuk meningkatkan kompetensinya.

411
Veitzal Rivai Zainal, Op.Cit., h. 251
412
Syaifuddin Bachrun, Buku Induk Manajemen SDM-Human Capital Syariah, (Bekasi
Selatan : Sinar Media Abadi, 2014, h.277
264
5. Terdapat Banyak Metode Pelatiha SDM dalam Islam

Metode pendidikan dan pelatiha sumber daya manusia, didalam Alqur‟an

terdapat surah Al-Jumuah : 2

   


  
  
 
  
    
 
Artinya : Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di
antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan
mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunah), dan
sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. 413

Berdasarkan arti kontekstual ayat tersebut, kita dapat melaksanakan

metode itu dalam pembinaan dan pelatihan karyawan

1. Metode Tilawah

Tilawah memiliki makna membaca. Membaca ini diarahkan untuk membaca

ayat-ayat Allah SWT. Ayat Al-qur`an di atas menyebutkan makna „ ayat Allah‟

secara luas, dengan kata lain dapat diartikan sebagai ayat Allah yang bersifat

kauniyah (ciptaan, alam) dan juga dalam bentuk qauliyah ( Al-qur`an). Dengan

demikian, kita dapat memaknai konsep tilawah sebagai kemampuan membaca

ayat Allah secara luas. 414

2. Metode Taklim

Taklim artinya proses pengajaran. Al-qur`an telah menjelaskan masalah taklim

413
Al-Qur‟an dan Terjemah, (Jakarta:Al-Fatih, 2009). h.
414
Veitzal Rivai Zainal, Op.Cit., h. 260

265
secara langsung, yaitu mengajarkan Al-Kitab. Salah satu tugas Rasulullah SAW

adalah „yualimukumul kitab‟ (mengajarkan tentang kitab). Konsep kitab, menurut

Arkoun yang memaknainya sebagai „ sumber hukum‟. Denga kata lain, kata

„kitab‟ itu bukan hanya dalam arti Al-qur`an, tetapi lebih umum dari itu sebagai

„sumber hukum‟

3. Metode Tazkiyyah

Kata tazkiyyah berasal dari kata “ zakka” yang berarti tumbuh-kembang atau
penyucian. Metode ini dimaknai sebagai salah satu kemampuan memisahkan atau
membersihkan dari yang tidak baik, seperti dalan firman Allah, surah Asy-Syams
: 8-10
 
   
     
 
Artinya : Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaanya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Q.S.asy-Syams, [91]:(8)).415

Metode lain yang dapat digali dalam Alqur‟an mengenai metode

pendidikan sumber daya manusia adalah metode Tarbiyah. Allah SWT berfirman

dalam surah Al-Isra : 41

   

 

   



Artinya :
415
Al-Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.595
266
Dan sesungguhnya dalam Al-qur`an ini kami telah ulang-ulangi (peringatan-
peringatan), agar mereka selalu ingat. Dan ulangan peringatan itu tudak lain
hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). (Q.S.Al-Isra, [17]:(41)).416

Dalam tafsir jalalain dituliskan

‫ل‬٤‫ ِػ‬َٞ ُ‫ ْا‬َٝ ‫ػْل‬َٞ ُ‫ ْا‬َٝ ٍ‫ َ ْٓضَب‬٧‫نَا ْاُوُ ْوإٓ" ِٓ ْٖ ْا‬َٛ ٢ِ‫ه٘هب "ك‬٤‫ٕ هو ْكَ٘ب" َث‬َ ‫َُوَ ْل‬ٝ" َ
ْٖ ‫ػ‬
َ "‫ها‬ٞ ‫ ْْ مَ ُِ َي ه‬ُٛ ‫ل‬٣‫َ ِي‬٣ ‫ ْْ" َٓب‬ُٛ ‫ل‬٣‫َ ِي‬٣ ‫ َٓب‬ٝ"
ً ُ‫"اال ُٗل‬ َ ‫ا‬ٞ‫ظ‬ ُ ‫َز ه ِؼ‬٣ "‫ا‬ٝ‫َنه هً ُو‬٤ُِ "
‫ْاُ َؾ ّن‬
Artinya :
(Dan sesungguhnya telah Kami jelaskan) kami terangkan (di dalam Alquran ini)
misal-misal, janji dan ancaman (agar mereka selalu ingat) maksudnya mengambil
pelajaran darinya (Akan tetapi tidak menambahkan kepada mereka) hal tersebut
(melainkan hanya menambah mereka lari) dari perkara yang hak

Ayat diatas menunjukkan kepada kita bahwa metode tarbiah dalam Islam

selalu melalui pengulangan. Pengulangan (Up-grading), atau pemantapan

dimaksudkan agar karyawan yang telah mengikuti pelatihan tersebut tidak mudah

lupa. Islam menekankan pentingnya sebuah mekanisme pemantapan hasil

pelatihan. Ayat tersebut juga memperinci ada dua kemungkinan hasil pengulangan

dari pemantapan, yaitu golongan yang kembali kepada ghirah awal (semangat)

dan khitahnya ( visi dan misi) dan golongan yang tidak ada perubahan atau

bahkan jauh dari harapan.417

Untuk menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan dalam mengajar,

Rasulullah menggunakan bermacam metode, diantaranya adalah (1) Metode

ceramah. 418 (2) dialog misalnya dialog antara Rasululloh dengan Mu‟adz Ibn Jabal

416
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h. 286
417
Veitzal Rivai Zainal, Op.Cit., h. 260
418
Mahmud Yunus, Sejarah Peradabab Islam, (Jakarta : Hidakarya Agung, 1989), h.7
267
ketika Mu‟adz akan diutus sebagai Qodi ke negeri Yaman; 419 (3) Diskusi atau

tanya jawab, sahabat sering bertanya kepada Rasulullah tentang suatu hukum dan
420
Rasululloh menjawabnya; (4) Metode Diskusi, misalnya diskusi antara

Rasulullah dan para sahabatnya tentang hukum yang akan diberikan tawanan

perang Badar 421.

(5) Metode demostrasi, misalnya Hadis Rasulullah,

ْٖ ‫ػ‬ ُ ٣َ‫ة َهب ٍَ َؽلهصََ٘ب أ‬


َ ‫ة‬ُّٞ ِ ‫ب‬ٛ‫ ه‬َٞ ُ‫ػ ْجلُ ْا‬
َ ‫ هَب ٍَ َؽلهصََ٘ب‬٠‫َؽلهصََ٘ب ُٓ َؾ هٔلُ ث ُْٖ ْاُ ُٔضَ٘ه‬
َْ ِ‫ٍ ه‬َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ٢ ّ ِ‫ اُ ه٘ج‬٠َُ‫َ٘ب ِا‬٤ْ َ ‫ هِ َالثَخَ هَب ٍَ َؽلهصََ٘ب َٓب ُِ ٌي أَر‬٢ِ‫أَث‬
ٍُ ٍٞ ُ ‫ ًَبَٕ َه‬َٝ ً‫َِخ‬٤ْ ََُٝ ‫ ًٓب‬ْٞ ٣َ َٖ٣‫ُ ِػ ْْ ِو‬ٙ‫َٕ َكؤَهَ َْٔ٘ب ِػ ْ٘ َل‬ُٞ‫بهث‬ ِ َ‫ّ َج َجخٌ ُٓزَو‬ َ ُٖ ْ‫َٗؾ‬َٝ
‫ََِ٘ب‬ْٛ َ‫َ٘ب أ‬٤ْ َٜ َ ‫ظ هٖ أَٗهب هَ ْل ا ّْز‬ َ ‫وًب كَ َِ هٔب‬٤‫ ًٔب َه ِك‬٤‫ٍِه َْ َه ِؽ‬ َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ َ ُ‫َّللا‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬ َ ِ‫َّللا‬ ‫ه‬
٠َُ‫ا ِا‬ُٞ‫اه ِعؼ‬ ْ ٍَ ‫ُ هَب‬ٙ‫ػ هٔ ْٖ ر ََو ًَْ٘ب ثَ ْؼلََٗب َكؤ َ ْفجَ ْوَٗب‬ َ ‫ٍؤَََُ٘ب‬ َ ‫ هَ ْل ا ّْز َ ْوَ٘ب‬ْٝ َ ‫أ‬
‫ َال‬ْٝ َ ‫ب أ‬َٜ ‫ظ‬ ُ َ‫َب َء أَؽْ ل‬٤ّْ َ ‫مَ ًَ َو أ‬َٝ ْْ ُٛ ٝ‫ ُٓ ُو‬َٝ ْْ ُٛ ُٞٔ ِِّ ‫ػ‬ َ َٝ ْْ ِٜ ٤ِ‫ا ك‬ُٞٔ ٤‫ ٌُ ْْ كَؤ َ ِه‬٤ِِ ْٛ َ ‫أ‬
ِْٕ ّ‫ُ َئم‬٤ِْ ‫ٖ َالح ُ َك‬ ‫د اُ ه‬ ْ ‫ َو‬ٚ َ ‫ َكبِمَا َؽ‬٢ِِّ ٕ َ ُ ‫ أ‬٢ُِٗٞٔ ُ ‫ز‬٣ْ َ ‫ا ًَ َٔب َهأ‬ُِّٕٞ َ َٝ ‫ب‬َٜ ‫ظ‬ ُ َ‫أَؽْ ل‬
ْْ ًُ ‫َ ُئ هٓ ٌُ ْْ أ َ ًْجَ ُو‬٤ُْ َٝ ْْ ًُ ُ‫َُ ٌُ ْْ أ َ َؽل‬
Artinya :

Telah Mengabarkan padaku Muhammad bin Al Mutsanna telah mengabarkan


pada kami „Abdul Wahhab berkata mengabarkan pada kami ayyub dari Abu
Qilabah telah mengabarkan pada kami Malik bin Al Huwairis berkata, Kami
mendatangi Nabi SAW dan ketika itu kami masih muda sejajar umurnya,
kemudian kami bermukin di sisi beliau selama 20 malam. Rasulullah SAW adalah
seorang pribadi yang lembut. Maka ketika beliau menkasir bahwa kami sudah
rindu dan selera terhadap istri-istri kami, beliau bersabda : Kembalilah kalian
untuk menemui istri-istri kalian, berdiamlah bersama mereka, ajaril dan suruhlah
mereka, dan beliu menyebut beberapa perkara yang sebagian kami ingat dan
sebagian lainnya tidak, dan shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat.
Jika shalat telah tiba, hendaklah salah seorang diantara kalian melakukan adzan

419
Khalid Muhammad Khalid, Karakteristik Perilaku Enam Puluh Sahabat, Terj.
Muhammad Syaf, (Bandung : Diponegoro Bandung, 1999), cet. Ke-17, h.166
420
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia,1990), h. 121-
122.
421
Ibid., h. 128
268
dan yang paling dewasa menjadi imam.422

(6) Metode eksperimen, metode sosiodrama dan bermain peranan. 423 Rasulullah

Saw antaralain menggunakan suara nyaring lembut. Rasulullah Saw membuat

gambar sebagai visualisasi agar mudah dimengerti.

ٍَ ‫َبَٕ هَب‬٤‫ٍ ْل‬ ُ ْٖ ‫ػ‬ َ ‫ ٍل‬٤‫ٍ ِؼ‬ َ ُْٖ ‫ ث‬٠َ٤ ْ‫َؾ‬٣ ‫ َِ أ َ ْفجَ َوَٗب‬ٚ ْ َ‫ٕلَهَخُ ث ُْٖ ْاُل‬ َ ‫َؽلهصََ٘ب‬
‫ ه‬٢
ُ‫َّللا‬ َ ٙ ِ ‫َّللاِ َه‬ َ ْٖ ‫ػ‬
‫ػ ْج ِل ه‬ َ ٍْْ ٤َ‫غِ ث ِْٖ ُفض‬٤ِ‫ػ ْٖ َهث‬ َ ‫ػ ْٖ ُٓ ْ٘ن ٍِه‬ َ ٢ِ‫ أَث‬٢َِ٘‫َؽلهص‬
‫َطب‬ًّ ‫ ف‬َٜ ‫ف ه‬َٝ ‫َطب ُٓ َو هث ًؼب‬ ًّ ‫ٍ هِ َْ ف‬َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ٢ ُّ ‫ اُ٘ه ِج‬َٜ‫ُ هَب ٍَ ف ه‬ْٚ٘ ‫ػ‬ َ
٢‫ ِك‬١ِ‫نَا اُهن‬َٛ ٠َُ‫َبها ِا‬ ً ‫ٕـ‬ ِ ‫طب‬ ً ‫ط‬
َ ‫ ُف‬َٜ ‫ف ه‬َٝ ُْٚ٘ ِٓ ‫َبه ًعب‬ ِ ‫ ف‬ِٜ ٍَ َٞ ُ‫ ْا‬٢ِ‫ك‬
ُُِٚ‫نَا أ َ َع‬َٛ َٝ ٕ‫ب‬ ُ َ ِ ْ ‫نَا‬َٛ ٍَ ‫ َهب‬َٝ ِٜ ٍَ َٞ ُ‫ ْا‬٢ِ‫ ك‬١ِ‫ هاُن‬ِٚ ‫ ِٓ ْٖ َعبِٗ ِج‬ِٜ ٍ
َ ْٗ ‫اإل‬ َ َٞ ُ‫ْا‬
ُ ‫ط‬
ٜ َ ‫ ْاُ ُق‬ِٙ ‫ ِن‬َٛ َٝ َُُِٚٓ َ ‫َبه ٌط أ‬ِ ‫ ف‬َٞ ُٛ ١ِ‫نَا اُهن‬َٛ َٝ ِٚ ‫ ِث‬ٛ َ ‫ هَ ْل أ َ َؽب‬ْٝ َ ‫ أ‬ِٚ ‫ ِث‬ٌٜ ٤‫ُٓ ِؾ‬
‫نَا‬َٛ َُٙ‫طؤ‬ َ ‫ ِا ْٕ أ َ ْف‬َٝ ‫نَا‬َٛ ُْٚ َ َٜ َٗ ‫نَا‬َٛ َُٙ‫طؤ‬ َ ‫اٗ كَب ِ ْٕ أ َ ْف‬ ُ ‫َػ َْو‬٧‫َبه ْا‬ ُ ‫ٖـ‬ ّ ِ ُ‫ا‬
‫نَا‬َٛ ُْٚ َ َٜ َٗ
Artinya:
Mengabarkan pada kami Shodaqoh Ibnu Fadli, mengabarkan pada kami Yahya
ibnu Sa‟id dari sofyan berkata mengabarkan padaku bapakku dari Mundhir dari
Robi‟ ibnu Khusaim dari Abdullah meriwayatkan : “ Nabi membuat gambar
persegi empat, lalu menggambar garis panjang di tengah persegi empat tadi dan
keluar melewati batas persegi itu. Kemudian beliau juga membuat garis-garis
kecil di dalam persegi tadi, di sampingnya : (persegi yang digambar Nabi). Dan
beliau bersabda : “ Ini adalah manusia, dan ( persegi empat ) ini adalah ajal
yang mengelilinginya, dan garis (panjang) yang keluar ini, adalah cita-citanya.
Dan garis-garis kecil ini adalah penghalang-penghalangnya. Jika tidak(terjebak)
dengan (garis) yang ini, maka kena (garis) yang setelahnya. Jika tidak mengenai
semua (penghalang) tadi, maka dia pasti tertimpa ketuarentaan.”(HR. Bukhari
Juz 8 : 110).

Kalau digambarkan secara visual yang digambarkan oleh rasulullah Saw,

kira-kira seperti gambar 4

422
Ibid., h. 150
423
Ibid., h. 154-158

269
Gambar 4.3 Visualisasi Hadits Rasulullah

CITA-CITA

. Angan-angan/Cita-cita manusia

Batas ajal manusia

. Garis-garis adalah musibah- musibah/

Halangan-halangan/kesulitan-kesulitan/

Ujian-ujian yang dihadapi manusia

Lolos dari yang satu menghadapi yang lain

Didalam teks lain, Beliau menjelaskan garis lurus yang terdapat di dalam

garis adalah keluar melewati gambar yang merupakan harapan dan angan-

angannya sementara garis-garis yang kecil yang ada disekitar garis lurus dalam

270
gambar adalah musibah yang selalu menghadang manusia dalam kehidupannya di

dunia. “Jika manusia dapat selamat dan terhindar dari cengkraman satu musibah,

musibah lain akan menghadangnya, dan jika ia selamat dari semua musibah, ia

tidak akan pernah terhindar dari ajal yang mengelilinginya.”(HR. Bukhari).

Rasulullah Saw meggunakan metode tanya jawab. Nabi Muhammad SAW

selalu membuka lebar atas pengajuan pertanyaan dari sahabat beliau. Rasulullah

Saw senantiasa membuka lebar atas pengajuan pertanyaan dari para sahabat

beliau. Rasululah Saw senantiasa memberikan jawaban kepada sahabat beliau

secara proposional (ringkas) atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Terkadang pula Rasulullah memberikan jawaban kepada mereka secara panjang

dan lebar. Hal ini beliau lakukan apabila hal tersebut dianggap penting, dengan

tujuan agar mereka dapat lebih memahami maksudnya. 424

ِ ‫َّللا ث ِْٖ َػ ْج ِل ه‬
ِْٖ ‫َّللا ث‬ ُ ْٖ ‫َبَٕ َػ‬
ِ ‫ ِل ه‬٤ْ ‫ػ َج‬ َ ٤ْ ًَ ِْٖ ‫ؼ ث‬ ِ ُِ ‫ٕب‬َ ْٖ ‫ َٓب ُِيٌ َػ‬٢َِ٘‫ َُ َؽلهص‬٤‫َؽلهصََ٘ب ِا ٍْ َٔب ِػ‬
‫ ه‬٠‫ِٕه‬
ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬‫ ٍُ ه‬ٍٞ ُ ‫ ََُ٘ب َه‬٠‫ِٕه‬ َ ٍَ ‫ُ هَب‬ٚ‫ ِ أَٗه‬٢ّ َِٜ٘ ‫ ِل ث ِْٖ فَب ُِ ٍل ْاُ ُغ‬٣ْ َ‫ ٍك َػ ْٖ ى‬ُٞ‫ػزْجَخَ ث ِْٖ َٓ َْؼ‬ ُ
‫ف‬َ ‫ٖ َو‬ َ ْٗ ‫َِ ِخ كََِ هٔب ا‬٤ْ ‫َذ ِٓ ْٖ اُِه‬ َ ‫ ِاصْ ِو‬٠َِ‫ ِخ َػ‬٤َ ‫ ِج‬٣ْ َ‫ْؼ ِث ْبُ ُؾل‬
ْ ٗ‫ٍ َٔبءٍ ًَب‬ ِ ‫ٖج‬ ُّ ُ‫ٕ َالحَ ا‬ َ َْ ‫ٍِه‬َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫َػ‬
‫ا‬ُُٞ‫َٕ َٓبمَا هَب ٍَ َهثُّ ٌُ ْْ هَب‬ٝ‫ ََْ رَل ُْه‬ٛ ٍَ ‫بً كَوَب‬ ِ ‫ اُ٘ه‬٠َِ‫ٍِه َْ أَ ْهجَ ََ َػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬
َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫َّللاُ َػ‬ َ ٢ ُّ ‫اُ٘ه ِج‬
‫ ًَبكِ ٌو كَؤ َ هٓب َٓ ْٖ هَب ٍَ ُٓ ِط ْوَٗب‬َٝ ٢ِ‫ ُٓئْ ِٓ ٌٖ ث‬١ِ‫ٕجَ َؼ ِٓ ْٖ ِػجَبك‬ ْ َ‫ُ أَ ْػَِ ُْ هَب ٍَ أ‬ٍُُٚٞ ُ ‫ َه‬َٝ ُ‫َّللا‬‫ه‬
‫ ًَنَا‬َٝ ‫ ِء ًَنَا‬َْٞ ٘‫أ هٓب َٓ ْٖ هَب ٍَ ِث‬َٝ ‫ت‬َ ْ
ِ ًَ ْٞ ٌَ ُ‫ ًَبكِ ٌو ِثب‬٢‫ كَنَُِيَ ُٓئْ ِٓ ٌٖ ِث‬ِٚ ِ‫ َه ْؽ َٔز‬َٝ ‫َّللا‬ ِ ‫ َِ ه‬ٚ ْ َ‫ِثل‬
ِ ًَ ْٞ ٌَ ُ‫ ُٓئْ ِٓ ٌٖ ثِ ْب‬٢ِ‫كَنَُِيَ ًَبكِ ٌو ث‬
‫ت‬

Artinya :
Mengabarkan pada kami Ismail, mengabarkan padaku Malik dari Sholih Ibnu
Kaisan dari „Ubaidilah ibnu Abdillah ibnu „Utbah ibnu Masud dari Zaid bin
Khalid al-Juhani ra meriwayatkan : Rasulullah Saw menjadi iman sholat shubuh
du Hudaibiyah, yang semalam turun hujan. Setelah selesai sholat, Nabi Saw
menghadap ke jamaah lalu bersabda :

“ Tahukah kamu sekalian, apa yang telah difirmankan oleh Rabb kalian ? Mereka
menjawab : “Allah dan Rasulnya yang lebih tahu.” Sabda Nabi Saw Saw : “ Allah
berfirman ; Ketika hamba-hamba-Ku bangun pagi-pagi, diantara mereka ada yang

424
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h.280
271
mukmin ada yang kafir. Siapa yang berkata bahwa hujan turun karena karunia dan
nikmat Allah Saw, maka dia itu mukmin (iman) kepada-Ku, dan kafir dengan bintang-
bintang. Barang siapa yang berkata hujan turun karena bintang ini dan bintang itu,
maka ia kafir dengan-Ku, dan iman dengan bintang-bintang.” Shahih Bukhari (846,
1038) dan di Adabul Mufrad no : 907

Rasulullah Saw mendemostrasikan secara visual agar jelas.425

ِّ ِٗ ‫ ْٔلَا‬َٜ ُ‫ أ َ ْكَِ َؼ ْا‬٠ِ‫ت َػ ْٖ أَث‬


٠ ٍ ٤ِ‫ َؽج‬٠ِ‫لَ ث ِْٖ أَث‬٣‫َ ِي‬٣ ْٖ ‫ْش َػ‬ ُ ٤‫ ٍل َؽلهصََ٘ب اُِه‬٤‫ٍ ِؼ‬َ ُٖ‫جَخُ ْث‬٤ْ َ‫َؽلهصََ٘ب هُز‬
‫ هللا‬٠ٙ‫ ه‬- ‫ت‬ ٍ ُِ ‫ب‬ٛ َ ٠‫ ثَْٖ أَ ِث‬٠ ‫ػ ِِ ه‬ َ ُٚ‫ أَٗه‬- ٠
َ ‫ٍ ِٔ َغ‬ ‫ ْاُـَب ِك ِو ه‬٠ِ٘ ‫ ْؼ‬٣َ - ‫ ٍْو‬٣‫َّللا ث ِْٖ ُى َه‬
ِ ‫َػ ْٖ َػ ْج ِل ه‬
َ‫أ َ َفن‬َٝ ِٚ ِ٘٤ِٔ َ٣ ٠ِ‫ُ ك‬َِٚ‫وا كَ َغ َؼ‬٣ ً ‫ أ َ َفنَ َؽ ِو‬-ٍِْٝ ٚ٤ِ‫ هللا ػ‬٠ِٕ- ‫َّللا‬ ِ‫ ه‬٠ ‫ ٍُ ِا هٕ َٗ ِج ه‬ُٞ‫َو‬٣ - ٚ٘‫ػ‬
.» ٠ِ‫ه أ ُ هٓز‬ٞ ِ ًُ ُ‫ م‬٠َِ‫ػ‬ َ ٌّ ‫ ِْٖ َؽ َوا‬٣َ‫ن‬َٛ ٕ‫ ص ُ هْ هَب ٍَ « اِ ه‬ِٚ ُِ ‫ ِّ َٔب‬٠ِ‫ُ ك‬ََِٚ‫جًب كَ َغؼ‬َٛ َ‫م‬
.
Artinya :

Mengabarkan Qutaibah ibnu Said Mengabarkan pada kami Lais dari Yazid Ibni Abi Habib
dari Abi Aflaha Alhamdani dari Abdillah ibnu Zubair yaitu Ghofiki sesungguhnya ia
mendengar Ali bin Abi Thalib Ra meriwayatkan : Rasulullah Saw memegang sutera di
tangan kanan dan emas di tangan kirinya kemudian bersabda : “Sutera dan emas ini
haram terhadap laki-laki dari umatku.” (HR Imam Abu Dawud).

Rasulullah Saw tidak hanya mengajarkan dalam hal pengetahuan. Beliau

juga mengajarkan atau menganjurkan atau memerintahkan umatnya untuk

memiliki ketrampilan.426Zaman Rasulullah Saw ketrampilan yang dituntunkan

berkuda, berenang dan memanah. Dalam kilasan zaman ketrampilan berkuda juga

dapat menjadikan ketrampilan mengendarai kendaraan. Dengan berenang tidak

ada rasa takut akan air dan mampu menaklukkan samudra. Memanah adalah

senjata diwaktu itu. Orang perlu mempertahankan diri. Mengajarkan untuk

berkonsentrasi dan membidik sasaran dengan tepat dan memilih sasaran yang

425
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h.281
426
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h.282
272
tepat pula. Terlepas dari ketrampilan tersebut, kekuatan dan kesehatan badan

sangat terlatih. Orang harus sehat dan bugar.427

Allah berfirman pada surat taha 132

 
 
    
   
 

Artinya :

dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki
kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (Q.S.Taha,
[20]:(132)). 428

Dan beliau juga bersabda,

ْٖ ‫ػ‬َ َُ ٤‫ َؽلهصََ٘ب ِا ٍْ َٔب ِػ‬- ٟ ‫ ْْ ٌُ ِو ه‬٤َ ُ‫ ْا‬٠ِ٘ ‫ ْؼ‬٣َ - ّ‫ْ ٍَب‬ِٛ ُْٖ ‫َؽلهصََ٘ب ُٓ َئ هٓ َُ ث‬
َ ‫ َؽ ْٔيَ ح‬ُٞ‫كَ أَث‬ٝ‫اه ث ُْٖ كَ ُا‬ َ َٞ ُٛ َٝ َ‫ك‬ٝ‫ كَ ُا‬ُٞ‫ هَب ٍَ أَث‬- َ ‫ َؽ ْٔيَ ح‬٠‫ ٍاه أ َ ِث‬ٞ‫ٍ ه‬
ُ ٞ‫ٍ ه‬ َ
ٍَ ‫ هَب‬ِٙ ّ‫ػ ْٖ َع ِل‬ َ ِٚ ٤‫ػ ْٖ أ َ ِث‬ َ ‫ت‬ ُ ِْٖ ‫ ث‬ٝ‫ػ ْٔ ِو‬
ٍ ٤ْ ‫ّ َؼ‬ َ ْٖ ‫ػ‬ َ -٠ ُّ ِ‫ َْوك‬٤ٖ ‫ اُ ه‬٠ ُّ ِٗ َ‫ْاُ ُٔي‬
َ ‫ ْْ أ َ ْثَ٘ب ُء‬ُٛ َٝ ِ‫ٖالَح‬
ِ‫ٍجْغ‬ ‫الَكَ ًُ ْْ ثِبُ ه‬ْٝ َ ‫ا أ‬ٝ‫ « ُٓ ُو‬-‫ملسو هيلع هللا ىلص‬- ِ‫َّللا‬
‫ ٍُ ه‬ٍٞ ُ ‫هَب ٍَ َه‬
٠‫ ْْ ِك‬ُٜ َ٘٤ْ ‫ا َث‬ُٞ‫كَ ِ ّوه‬َٝ َٖ٤ٍِِ٘ ‫ػ ْْ ِو‬ َ ‫ ْْ أ َ ْثَ٘ب ُء‬ُٛ َٝ ‫ب‬َٜ ٤ْ َِ‫ػ‬
َ ْْ ُٛ ُٞ‫ ِْوث‬ٙ‫ا‬َٝ َٖ٤ٍِِ٘
»‫بع ِغ‬
ِ ٚ َ َٔ ُ‫ْا‬
Artinya :

Mengabarkan pada kami Muammal ibnu Hisyam yaitu Yaskurria Mengabarkan pada
kami Ismail dari Sawarrin Abi Hamzah bekata Abu Dawud dan dia Sawarru ibnu Dawud
Abu Hamzah Al Muzaniu Soiroffi dari Amr Ibnu Syuaib dari bapaknya dari kakeknya

427
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h.284
428
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h. 321
273
berkata, Rasulullah SAW bersabda “Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melakukan
shalat saat usia mereka tujuh tahun, dan pukullah mereka saat usia sepuluh tahun dan
pisahkanlah mereka ditempat tidur ”. (HR. Sunan Abu Daud).

Di zaman Rasulullah Saw yang lebih banyak melakukan perjalanan dalam

berniaga, dari utara (syam) dan keselatan (Yaman). Ke timur China dan ke barat Maroko

perlu memiliki kesehatan yang prima dan memiliki kemampuan mengendarai kendaraan

(kuda,unta). Para wanita yang tidak keluar antar negara untuk berniaga mereka juga

harus meiliki ketrampilan seperti menjahit dan menenun. Penguasaan ketrampilan

meningkatkan daya juang dan menaikkan nilai tambah bagi pemiliknya.429

6. Pentingnya memperhatikan Ahlaq dan penampilan fisik

Perilaku atau attitude dikenal dalam Islam sebagai akhlaq. Menurut turunan

kata, manusia memiliki unsur “Khalq” dan “khuluq”. Khalq adalah bentuk fisik

penciptaan dari manusia, dalam penampilan luar. Adapun khuluq adalah sifat, tingkah

laku, kebiasaan dan ruhani.430

ُْٖ ‫ َؽلهصََ٘ب َٗبكِ ُغ ث‬، ٗ‫ب‬ ٍ ٤َ ‫ٌَ ث ُْٖ ِػ‬ ُ َٗ‫ َؽلهصََ٘ب أ‬، ‫به‬ ٍ ٌ‫ ُْو ث ُْٖ َث ه‬٤‫اُي َث‬
ُّ ‫َؽلهصََ٘ب‬
ِْٖ ‫ػ ِٖ اث‬ َ ، ٍ‫ َهثَبػ‬٢‫بء ث ِْٖ أ َ ِث‬ ِ ‫ط‬ َ ‫ػ‬َ ْٖ ‫ػ‬ َ ، ٌٍْ ٤َ‫ح َ ث ِْٖ ه‬َٝ ‫ػ ْٖ كَ ْو‬ َ ، ِ‫ػ ْج ِل هللا‬ َ
ُٙ‫ َك َغب َء‬، َْ ‫ٍِه‬ َ ٝ ِٚ ٤ْ ِ‫ػ‬ َ ‫ هللا‬٠ِ‫ٕ ه‬ َ ِ‫ ٍِ هللا‬ٍٞ ُ ‫ ًُ ْ٘ذُ َٓ َغ َه‬: ٍَ ‫ُ هَب‬ٚ‫ أَٗه‬، ‫ػ َٔ َو‬ ُ
ْ‫ ص ُ ه‬، َْ ‫ٍِه‬
َ ٝ ِٚ ٤ْ ِ‫ػ‬َ ‫ هللا‬٠ِ‫ٕ ه‬ َ ِ٢ ّ ‫ اُ ه٘ ِج‬٠َِ‫ػ‬َ َْ ‫ كَ ََِه‬، ‫به‬ ِ َٖ ْٗ َ ٧‫َه ُع ٌَ َِٖٓ ا‬
َ ْ‫ أَؽ‬: ٍَ ‫ َُ ؟ هَب‬ٚ
، ‫ ْْ ُفُِوًب‬ُٜ َُ٘ َ ‫َٖ أ َ ْك‬٤ِِ٘ٓ ْ‫ ْاُ ُٔئ‬١ ُّ َ ‫ أ‬، ِ‫ ٍَ هللا‬ٍٞ ُ ‫َب َه‬٣ : ٍَ ‫هَب‬
، ‫د ِم ًْ ًوا‬ ِ ْٞ َٔ ِْ ُِ ْْ ُٛ ‫ أ َ ًْض َ ُو‬: ٍَ ‫ٌ ؟ هَب‬ ُ َ٤ًْ َ ‫َٖ أ‬٤ِِ٘ٓ ْ‫ ْاُ ُٔئ‬١ ُّ َ ‫ كَؤ‬: ٍَ ‫هَب‬
.ً‫ب‬ ُ ٤َ ًْ َ ٧‫َُئِ َي ا‬ُٝ‫ أ‬، ‫ُ ا ٍْزِ ْؼلَاكًا‬َٙ‫ ْْ ُِ َٔب ثَ ْؼل‬ُٜ َُ٘ َ ْ‫أَؽ‬َٝ

429
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h.284
430
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h.285
274
Artinya :

Mengabarkan pada kami Zubair ibnu Bakar, Mengabarkan pada kami Annas Ibnu Iyad,
Mengabarkan pada kami, Nafi’ ibnu Abdillah dari Farwah ibnu Qois, dari ‘Atho ibni Abi
Rabah, dari Ibnu Umar Ra meriwayatkan : Saya pernah bersama Rasulullah Saw, tiba-
tiba datang seorang laki-laki Anshar kepada beliau. Ia mengucapkan salam kepada Nabi
Saw dan bertanya ; “ Ya Rasulullah, bagaimanakah orang mukmin yang utama ?” Nabi
menjawab : “ Orang yang paling baik akhlaknya. “ Dia bertanya lagi ; “ Orang mukmin
yang bagaimanakah yang paling bijak ?” Nabi Saw menjawab : “ Orang yang paling
banyak mengingat kematian, dan yang paling baik persiapannya setelah kematian,
merekalah orang-orang yang bijak.” (HR Imam Ibnu Majah ).

Syariah Islam menekankan pentingnya memperhatikan kedua-duanya. Menjaga

penampilan fisik yang sehat, bugar, bersih, rapi adalah penting. Disisi lain memelihara

akhlaq juga sangat penting. Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah SWT untuk

mengajari manusia akhlak mulia.431Didalam pergaulan antar manusia lebih-lebih di

lingkungan sosial dilingkungan sosial atau lingkungan kerja ada pesan dari Rasulullah

Saw yang harus diperhatikan.

Abdullah bin Amr ra meriwayatkan dari Nabi Saw beliau bersabda :

٢‫ػ ْج ِل هللاِ ث ِْٖ أ َ ِث‬


َ ْٖ ‫ػ‬ َ ، ُ‫ّ ْؼ َجخ‬
ُ ‫ َؽلهصََ٘ب‬: ٍَ ‫بً هَب‬ ٍ َ٣‫ ِا‬٢‫َؽلهصََ٘ب آكَ ُّ ث ُْٖ أ َ ِث‬
٢
َ ٙ
ِ ‫ َه‬، ٝ‫ػ ْٔ ٍو‬ َ ْٖ ‫ػ‬
َ ِْٖ ‫ػ ْج ِل هللاِ ث‬ َ ، ِ٢ ‫ػ ِٖ اُ ه‬
ّ ِ‫ْ ْؼج‬ َ ، ََ ٤‫اِ ٍْ َٔب ِػ‬َٝ ‫َلَ ِو‬ ‫اُ ه‬
ْٖ ِٓ َُٕٞٔ ِِ َْ ُٔ ُ‫ٍ ِِ َْ ْا‬َ ْٖ َٓ ُْ ِِ َْ ُٔ ُ‫ ْا‬: ٍَ ‫ ِ ملسو هيلع هللا ىلص هَب‬٢ّ ‫ػ ِٖ اُ٘ه ِج‬َ ، ‫ َٔب‬ُٜ ْ٘ ‫ػ‬ ‫ه‬
َ ُ‫َّللا‬
.ُْٚ٘ ‫ػ‬ ‫ ه‬٠َٜ َٗ ‫ َغ َو َٓب‬َٛ ْٖ َٓ ‫بع ُو‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ َٜ ُٔ ُ‫ ْا‬َٝ ِٙ ‫ ِل‬٣َ َٝ ِٚ ِٗ‫َب‬
َ ُِ
Artinya :

Mengabarkan pada kami Adam ibnu Abi Iyas, ia berkata Mengabarkan pada kami
Syu’bah dari Abdillah Ibni Abi Safar dan Ismail, dari Sya’bi dari Abdillah ibnu Amri RA,
dari nabi SAW bersabda “Orang muslim yang baik adalah yang muslim lainnya aman
dari gangguan ucapan dan tangannya, dan orang yang hijrah( tergolong kelompok
Muhajirin) adalah yang meninggalkan apa-apa yang dilarang Allah.” (HR Imam Bukhari )

431
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h.285
275
Abu Hurairah meriwayat, dari Nabi Saw, beliau bersabda :

ْٖ ‫ػ‬َ ‫ؼًب‬٤ِٔ ‫ ث ُْٖ ُؽغْ ٍو َع‬٠ َ ُْٖ ‫جَخُ ث‬٤ْ َ ‫هُز‬َٝ ‫ة‬ُّٞ
َ َٝ ‫ ٍل‬٤‫ٍ ِؼ‬
ُّ ِِ ‫ػ‬ َ ٣َ‫ ث ُْٖ أ‬٠َ٤ ْ‫َؾ‬٣ ‫َؽلهصََ٘ب‬
٠ِٗ ‫ هَب ٍَ أ َ ْف َج َو‬- َُ ٤‫ة َؽلهصََ٘ب ِا ٍْ َٔب ِػ‬َُّٞ ٣َ‫ هَب ٍَ اث ُْٖ أ‬- ‫ ََ ث ِْٖ َع ْؼلَ ٍو‬٤‫ِا ٍْ َٔب ِػ‬
ٚ٤ِ‫ هللا ػ‬٠ِٕ- ِ‫َّللا‬ ‫ ٍَ ه‬ٍٞ ُ ‫ َْوح َ أ َ هٕ َه‬٣‫ َو‬ُٛ ٠‫ػ ْٖ أ َ ِث‬ َ ‫ْاُ َؼالَ ُء‬
َ ِٚ ٤‫ػ ْٖ أ َ ِث‬
ُ ‫َؤ ْ َٓ ُٖ َع‬٣ َ‫َ ْل ُف َُ ْاُ َغ٘هخَ َٓ ْٖ ال‬٣ َ‫ هَب ٍَ « ال‬-ٍِْٝ
» َُٚ‫ائِو‬َٞ َ‫ُ ث‬ٙ‫به‬
Artinya :

Mengabarkan pada kami Yahya ibnu Ayub dan Qutaibah ibnu Said dan Ali Ibnu Hujrin,
dari Ismail ibnu Ja’far, berkata ibnu Ayub, mengabarkan pada kami Ismail, ia berkata
Mengabarkan padaku Ala dari bapaknya dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah
SAW berdabda “ Tidak kan masuk surga orang yang tetangganya tidak aman dari
gangguannya.” (HR. Imam Muslim )

Imam Abu Nueim, Kitab al-Hilya‟ Juz I :239, membawakan atsar dari

Muadz bin jabal r.a :

Muadz bin Jabal ra : “ Pelajarilah ilmu karena mempelajarinya karena

Allah adalah Khasy‟yah (bentuk rasa takut). Menuntutnya adalah ibadah,

mengingat-ingatnya adalah tasbih, membahasnya adalah jihad, mengajarkannya

kepada yang belum mengetahuinya adalah sedekah, menyerahkannya kepada

orang yang ahli dibidangnya adalah sebuah pendekatan diri ( kepada Allah). Ilmu

adalah tanda tapal-batas halal-haram.

“ Ilmu adalah menaranya ahli surga. Penghibur di kala sendirian, sahabat

dikala sepi, pengarah ketika menyendiri, penunjuk saat lapang dan sempit. Ilmu

adalah senjata menghadapi lawan, membimbing ketika angkuh.

Islam memandang bahwa ilmu merupakan dasar penentuan martabat dan

derajat seseorang dalam kehidupan. Allah memerintahkan pada Rasul-Nya untuk

276
senantiasa meminta tambahan ilmu. Dengan bertambahnya Ilmu, akan meningkatkan

pengetahuan seorang Muslim terhadap berbagai dimensi kehidupan, baik urusan dunia

dan agama. Sehingga, ia akan mendekatkan diri dan lebih mengenal Allah, serta

meningkatkan kemampuan dan kompetensinya dalam menjalankan tugas pekerjaan

yang dibebankan kepadanya.432

7. Islam mendorong umatnya bersungguh-sungguh untuk meningkatkan kinerja.

Pelatihan (training) dalam segala bidang pekerjaan merupakan bentuk ilmu

untuk meningkatkan kinerja, di masa Islam mendorong umatnya untuk bersungguh-

sungguh dan memuliakan pekerjaan. Rasulullah bersabda :

ِْٖ ‫ػ ْٖ فَب ُِ ِل ث‬ َ ، ‫ ٍه‬ْٞ َ ‫ػ ْٖ ص‬َ ٠َ َ ٤‫ أ َ ْف َج َوَٗب ِػ‬، ٠ٍ َ ُٞٓ ُْٖ ‫ ُْ ث‬٤ِٛ ‫َؽلهصََ٘ب ِاث َْوا‬
‫ هللا‬٠ِٕ ِ‫ ٍِ هللا‬ٍٞ ُ ‫ػ ْٖ َه‬ َ ، ُْٚ٘ ‫ػ‬َ ُ‫َّللا‬‫ ه‬٢ َ ٙ ِ ‫ َه‬، ّ‫ػ ِٖ ْاُ ِٔ ْولَ ِا‬ َ ، َٕ‫َٓ ْؼلَا‬
ْٖ ِٓ ََ ًُ ْ ‫َؤ‬٣ ْٕ َ ‫ ًْوا ِٓ ْٖ أ‬٤‫ َف‬ٜ
ُّ ‫ َؼب ًٓب َه‬ٛ َ ٌ‫ َٓب أ َ ًَ ََ أ َ َؽل‬: ٍَ ‫ٍِْ هَب‬ٝ ٚ٤ِ‫ػ‬
َِ َٔ ‫ػ‬َ ْٖ ِٓ َُ ًُ ْ ‫ؤ‬٣َ َٕ‫ ًَب‬- ُّ َ‫َال‬ ‫ اُ ه‬ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬َ - َ‫ك‬ٝ‫ هللاِ كَ ُا‬٢ ‫ ِا هٕ َٗ ِج ه‬َٝ ِٙ ‫ ِل‬٣َ َِ َٔ ‫ػ‬ َ
.ِٙ ‫ ِل‬٣َ
Artinya :

Mengabarkan pada kami Ibrahim ibnu Musa, Mengabarkan pada kami Isa dari Saurin
dari Kholid ibnu Ma’dan, dari Miqdam RA, dari Rasulallah SAW bersabda “ Tidak ada
makanan yang lebih baik yang dimakan oleh seseorang daripada apa yang ia makan
dari pekerjaan tangannya. Sesungguhnya Nabi Allah Dawud a.s memakan makanan dari
hasil kerja tangannya. ( HR. Bukhari)433

Diriwayatkan dari Ali r.a., ia berkata :”Rasulullah mengutusku ke Yaman untuk

menjadi hakim, kemudian saya berkata : “ Ya Rasulullah engkau mengutusku, sedang

432
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op.Cit., h.117
433
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op.Cit., h.117
277
aku masih muda belia, dan saya tidak memiliki pengalaman tentang peradilan?”

Rasulullah menjawab : Sesungguhnya Allah akan memberikan hidayah kepadamu dan

menetapkan lisanmu. Ketika datang ke hadapanmu dua orang yang sedang berseteru,

maka janganlah engkau menetapkan keputusan, sampai engkau mendengarkan

penyataan pihak pertama. Hal ini akan lebih hati-hati dan bersih bagimu untuk

menjelaskan keputusan peradilan”. Ali r.a berkata : “ Setelah itu, tidak ada keraguan

bagiku dalam memberikan keputusan.434

Pada musim haji, Khalifah Umar r.a senantiasa mengelar pertemuan tahunan

bagi para gubenur dan pegawai yang tersebar di berbagai wilayah kekuasaan Islam.

Pertemuan ini dijadikan sebagai media untuk melalukan training guna meningkatkan

kemampuan para pegawai dalam menjalankan persoalan umat. Masing- masing gubenur

dan pegawai saling tukar pengalaman dan pendapat untuk mengatasi persoalan

manajemen pemerintahan. Dengan adanya pertemuan ini, diharabkan mampu

meningkatkan pengalaman dan kemampuan dalam menjalankan manajemen

pemerintahan.435

Di samping itu, Khalifah Umar r.a sering mengirimkan surat kepada pegawai dan

gubenur yang berisi petunjuk dan nasehat, serta peringatan kepada mereka tentang

kewajiban yang harus ditunaikan, menegakkan keadilan dan belas kasihan terhadap

kehidupan rakyat. Surat Khalifah Umar r.a yang ditunjukkan kepada Abu Musa al-Asy’ari,

434
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op.Cit., h.117
435
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op.Cit., h.117
278
pegawai beliau di Irak, merupakan materi pelatihan penting yang dapat dijadikan

sebagai dasar-dasar sistem peradilan.436

Begitu juga surat yang dkirimkan Khalifah Ali r.a kepada Gubenur Mesir, Asytar

al-Nukha’i, yang berisi tentang prinsip-prinsip dan konsep dasar manajemen. Di samping

itu, Khalifah juga berwasiat untuk berlaku lemah lembut dan memperhatikan kehidupan

rakyat, mengedepankan kepentingan mayoritas di atas kepentingan individu atau

golongan dan senantiasa bermusyawarah dengan para wakil rakyat, menjauhi sikap

nepotisme dalam mengangkat calon pegawai, namum berdasarkan kompetensi dan

kemampuan teknis, melakukan pengawasan dan audit terhadap kinerja pegawai terkait

urusan rakyat.437

Firman Allah dalam surah An-Nahl : 90

   


 
  
  
  
  


Artinya :

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran. (Q.S.An-Nahl, [16]:(90)). 438

Dalam tafsir Jalalain dituliskan


436
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op.Cit., h.117
437
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op.Cit., h.118
438
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.277
279
‫َبٕ" أَكَاء‬ ِ ْ ٝ"
َ ْ‫اإلؽ‬ َ ‫ٖبف‬ ِ ْ ْٝ َ ‫ل أ‬٤‫ ِؽ‬ْٞ ‫ؤ ْ ُٓو ِث ْبُ َؼ ْل ٍِ" اُز ه‬٣َ ‫َّللا‬
َ ْٗ ‫اإل‬ ‫"إ ه‬ ‫ه‬
"‫ز َبء‬٣‫ ِا‬ٝ"َ ‫ش‬٣ِ‫ ْاُ َؾل‬٢‫ُ ًَ َٔب ِك‬ٙ‫َّللا ًَؤَٗهي ر ََوا‬ ‫ أ َ ْٕ ر َ ْؼجُل ه‬ْٝ َ ‫ْاُلَ َوائِ٘ أ‬
َ ٠َٜ ْ٘ َ٣ٝ"
ْٖ ‫ػ‬ َ ِٚ ‫زِ َٔب ًٓب ِث‬ْٛ ‫ُ ِثبُ ِنّ ًْ ِو ا‬ٖٚ ‫" ْاُوَ َواثَخ َف ه‬٠َ‫ ْاُوُ ْوث‬١ِ‫طبء "م‬ َ ‫ا ْػ‬
"٢‫ ْاُجَ ْـ‬ٝ" َ ٢ٕ‫ب‬ ِ َ‫ ْاُ َٔؼ‬َٝ ‫ػب ِٓ ْٖ ْاٌُُ ْلو‬ ً ‫ ْاُ ُٔ ْ٘ ٌَو" ّ َْو‬ٝ" َ ‫اُيَٗب‬ ّ ِ "‫ْاُلَؾْ َْبء‬
ِ ْ ْ‫ ِز َٔب ًٓب ًَ َٔب َث َلأ َ ِث ْبُلَؾ‬ْٛ ‫ُ ِثبُ ِنّ ًْ ِو ا‬ٖٚ
‫َبء ًَنَ ُِ َي‬ ‫بً َف ه‬ ِ ‫اُظ ِْْ ُِِ٘ه‬
ُّ
ّ‫ ا ْكؿَب‬ِٚ ٤ِ‫ك‬َٝ َٕٞ‫ظ‬ ُ ‫َٕ " رَز ه ِؼ‬ٝ‫ "َُ َؼِه ٌُ ْْ رَنَ هً ُو‬٢ْٜ ‫اُ٘ه‬َٝ ‫ َ ْٓ ِو‬٧‫ ِؼظ ٌُ ْْ" ِث ْب‬٣َ "
ِٙ ‫ ِن‬َٛ َٝ ‫ك‬ُٞ‫ػ ْٖ اثْٖ َٓ َْؼ‬ َ ‫ ْاُ ُٔ َْزَ ْل َهى‬٢ِ‫ك‬َٝ ٍ‫ اُنها‬٢ِ‫َٕ ك‬ ْ َ ٧‫ ْا‬٢ِ‫اُزهبء ك‬
‫ْ ّو‬‫اُ ه‬َٝ ‫ ِْو‬٤‫ ْاُوُ ْوإٓ ُِ ِْ َق‬٢ِ‫َخ ك‬٣‫أَعْ َٔغ آ‬

Artinya :

(Sesungguhnya Allah menyuruh kalian berlaku adil) bertauhid atau berlaku adil dengan
sesungguhnya (dan berbuat kebaikan) menunaikan fardu-fardu, atau hendaknya kamu
menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya sebagaimana yang telah dijelaskan
oleh hadis (memberi) bantuan (kepada kaum kerabat) famili; mereka disebutkan secara
khusus di sini, sebagai pertanda bahwa mereka harus dipentingkan terlebih dahulu (dan
Allah melarang dari perbuatan keji) yakni zina (dan kemungkaran) menurut hukum
syariat, yaitu berupa perbuatan kekafiran dan kemaksiatan (dan permusuhan)
menganiaya orang lain. Lafal al-baghyu disebutkan di sini secara khusus sebagai
pertanda, bahwa ia harus lebih dijauhi; dan demikian pula halnya dengan penyebutan
lafal al-fahsyaa (Dia memberi pengajaran kepada kalian) melalui perintah dan larangan-
Nya (agar kalian dapat mengambil pelajaran) mengambil pelajaran dari hal tersebut. Di
dalam lafal tadzakkaruuna menurut bentuk asalnya ialah huruf ta-nya diidghamkan
kepada huruf dzal. Di dalam kitab Al-Mustadrak disebutkan suatu riwayat yang
bersumber dari Ibnu Masud yang telah mengatakan, bahwa ayat ini yakni ayat 90 surah
An-Nahl, adalah ayat yang paling padat mengandung anjuran melakukan kebaikan dan
menjauhi keburukan di dalam Alquran.

Selanjutnya Allah berfirman dalam surah As-Shaff : 10 – 13

 
  
  
   
   
   
   
280
 
   
   
  
    
   
 
Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang
dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih ? (yaitu) kamu beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih
baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan
memasukanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (
memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah
keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai ( yaitu)
pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang beriman. (Q.S.As-Saff, [61]:(10)).439

Dalam tafsir Jalalain dituliskan

ِ ‫ ٌُ ْْ" ثِبُز ه ْق ِل‬٤‫بهح ر ُ ْ٘ ِغ‬


‫ق‬٤ َ ‫ رِ َغ‬٠َِ‫ػ‬َ ْْ ٌُ ُُّ‫ ََْ أَك‬ٛ ‫ا‬َُٞ٘ٓ ‫َٖ آ‬٣ِ‫ب اُهن‬َٜ ّ٣َ‫َب أ‬٣"
" َُِٕٞ٘ٓ ْ‫ا َٗ َؼ ْْ " رُئ‬ُُٞ‫ ْْ هَب‬ُٜ ‫ْ" ُٓئْ ُِْ كَ ٌَؤَٗه‬٤ُِ َ ‫ػنَاة أ‬ َ ْٖ ٓ" ِ ‫ل‬٣ِ‫اُز ه ْْل‬َٝ
‫َ ه‬٤‫ٍ ِج‬
‫َّللا‬ َ ٢ِ‫َٕ ك‬ُٝ‫ل‬ِٛ ‫ر ُ َغب‬َٝ ٍُٚٞ ِ ْ ٠َِ‫ػ‬
ُ ‫ َه‬َٝ ِ‫ َٔبٕ " ِثب َ هّلِل‬٣‫اإل‬ َ َُٕٞٓ ُٝ‫رَل‬
ْْ ٌُ َُ ‫ْو‬٤‫ُ َف‬ٚ‫َٕ " أَٗه‬ُٞٔ َِ‫إ ًُ ْ٘ز ُ ْْ رَ ْؼ‬ ْ ْْ ٌُ َُ ‫ْو‬٤‫أ َ ْٗلَُ ٌُ ْْ مَ ُِ ٌُ ْْ َف‬َٝ ْْ ٌُ ُِ ‫ا‬َٞ ْٓ َ ‫ِثؤ‬
ْْ ٌُ َُ" ‫َ ْـ ِلو‬٣ ُُِٙٞ‫إ ر َ ْل َؼ‬
ْ ١ْ َ ‫ ُٓوَلهه أ‬ٛ‫اة ّ َْو‬َٞ ‫َ ْـ ِلو" َع‬٣ "ُُِٙٞ‫كَب ْك َؼ‬
٢‫ َجخ ِك‬٤ِّ َٛ ًِٖ ‫َب‬ َ َٓ َٝ ‫به‬َٜ ْٗ َ ٧‫ب ْا‬َٜ ‫ ِٓ ْٖ رَؾْ ز‬١‫ُ ْل ِفِ ٌُ ْْ َع٘هبد رَغْ ِو‬٣َٝ ْْ ٌُ ‫ث‬ُُٞٗ‫م‬
‫ػ ْلٕ" اهَب َٓخ‬ َ ‫َع٘هبد‬
Artinya : (Hai orang-orang yang beriman, sukakah kalian Aku tunjukkan suatu
perniagaan yang dapat menyelamatkan kalian) dapat dibaca tunjiikum dan
tunajjiikum, yakni tanpa memakai tasydid dan dengan memakainya (dari azab
yang pedih) yang menyakitkan; mereka seolah-olah menjawab, mengiyakan. Lalu
Allah melanjutkan firman-Nya: (Yaitu kalian beriman) artinya kalian tetap
beriman (kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta
dan jiwa kalian. Itulah yang lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui)

439
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h. 552
281
bahwasanya hal ini lebih baik bagi kalian, maka kerjakanlah (Niscaya Allah akan
mengampuni) menjadi jawab dari syarat yang diperkirakan keberadaannya;
lengkapnya, jika kalian mengerjakannya, niscaya Dia akan mengampuni (dosa-
dosa kalian dan memasukkan kalian ke dalam surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai dan memasukkan kalian ke tempat-tempat tinggal yang baik di
dalam surga Adn) sebagai tempat menetap. (Itulah keberuntungan yang besar).

Allah berfirman dalam surah At-Taubah :122

   


   
   
 
 
 
  
  

Artinya : “ Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke
medan perang). Mengapa sebagain dari setiap golongan diantara mereka tidak
pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat
manjaga dirinya” (Q.S.At-Taubah, [9]:(122)).

Dalam tafsir Jalalain dituliskan

‫هخ‬٣‫ٍ ِو‬َ َْ ‫ٍِه‬ َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬


َ ‫َّللا‬ َ ٢ ّ ‫ٍ ََ اُ ه٘ ِج‬ َ ‫أ َ ْه‬َٝ ‫ اُزهق َُِّق‬٠َِ‫ػ‬ َ ‫ا‬ٞ‫ ِثّ ُق‬ُٝ ‫َُ هٔب‬َٝ
‫ " ًَبكهخ‬ٝ‫ ْاُـ َْي‬٠َُ‫ا" ا‬ٝ‫ ْ٘ ِل ُو‬٤َ ُِ َُِٕٞ٘ٓ ْ‫ َٓب ًَبَٕ ْاُ ُٔئ‬ٝ" َ ٍَ َ‫ ًؼب َكَ٘ي‬٤ِٔ ‫ا َع‬ٝ‫َٗلَ ُو‬
‫ػخ‬ َ ‫بئِلَخ" َع َٔب‬ٛ ِ ‫ َِخ‬٤‫ هال "َٗلَ َو ِٓ ْٖ ًُ َّ كِ ْوهَخ" هَ ِج‬َٜ َ‫ َال" ك‬ْٞ ََِ‫ك‬
َ ْْ ُٜ ْ٘ ٓ"
‫ا‬ٝ‫ُ ْ٘ن ُِه‬٤ُِ َٝ ٖ٣ِّ‫ اُل‬٢ِ‫َٕ "ك‬ُٞ‫ ْاُ َٔب ًِض‬١ ْ َ ‫ا" أ‬ُٜٞ ‫َزَلَوه‬٤ُِ " َُٕٞ‫ش ْاُجَبه‬ َ ٌَ َٓ َٝ
ِ ِِ ‫ ِثز َ ْؼ‬ٝ‫ ْْ" ِٓ ْٖ ْاُـ َْي‬ِٜ ٤ْ َُ ‫ا ا‬ُٞ‫ ْْ امَا َه َعؼ‬ْٜٓٞ َ‫ه‬
ّ‫َؽْ ٌَب‬٧‫ُ ِٓ ْٖ ْا‬ُٙٞٔ ‫ ْْ َٓب ر َ َؼِه‬ِٜ ٔ٤
ً‫ػجهب‬ َ ْٖ‫ هَب ٍَ اث‬ٚ٤ْٜ ََٗٝ ٙ‫بٓزِضَب ٍِ أ َ ْٓو‬ ‫َٕ " ِػوَبة ه‬ٝ‫ؾْ نَ ُه‬٣َ ْْ ُٜ ‫"َُ َؼِه‬
ْ ‫َّللا ِث‬
‫ َٔب‬٤ِ‫اؽل ك‬ ِ َٝ ‫ػ ْٖ رَقَُِّق‬ َ ِ ٢ْٜ ‫ب ِثبُ٘ه‬َٜ ِْ‫ هَج‬٢ِ‫ا َ هُز‬َٝ ‫َب‬٣‫َ َوا‬ ‫ٕخ ِثبُ ه‬
َ ٖٞ ُ ‫ َٓ ْق‬ِٙ ‫ ِن‬َٜ َ‫ك‬
َْ ‫ ٍَِه‬َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬
َ ‫َّللا‬ َ ٢ ّ ِ‫امَا ف ََو َط اُ٘هج‬
Artinya :Tatkala kaum Mukminin dicela oleh Allah bila tidak ikut ke medan
perang kemudian Nabi saw. mengirimkan sariyahnya, akhirnya mereka berangkat
ke medan perang semua tanpa ada seorang pun yang tinggal, maka turunlah
firman-Nya berikut ini: (Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu

282
pergi) ke medan perang (semuanya. Mengapa tidak) (pergi dari tiap-tiap
golongan) suatu kabilah (di antara mereka beberapa orang) beberapa golongan
saja kemudian sisanya tetap tinggal di tempat (untuk memperdalam pengetahuan
mereka) yakni tetap tinggal di tempat (mengenai agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya) dari
medan perang, yaitu dengan mengajarkan kepada mereka hukum-hukum agama
yang telah dipelajarinya (supaya mereka itu dapat menjaga dirinya) dari siksaan
Allah, yaitu dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Sehubungan dengan ayat ini Ibnu Abbas r.a. memberikan penakwilannya bahwa
ayat ini penerapannya hanya khusus untuk sariyah-sariyah, yakni bilamana
pasukan itu dalam bentuk sariyah lantaran Nabi saw. tidak ikut. Sedangkan ayat
sebelumnya yang juga melarang seseorang tetap tinggal di tempatnya dan tidak
ikut berangkat ke medan perang, maka hal ini pengertiannya tertuju kepada bila
Nabi saw. berangkat ke suatu ghazwah.

Salah satu tehnik pengelolaan manajemen training yang dapat dilakukan pada

lembaga pendidikan Islam adalah dengan menggunakan prinsip Plan Do Check Action

(PDCA). PDCA Cycle merupakan model empat langkah untuk menciptakan suatu

perubahan. Ia harus terus menerus diputar atau diulang untuk menghasilkan continus

improvement.440 Awalnya diciptakan oleh Shewhart yang kemudian dikembangkan

Demings. Dalam perspektif Islam continus improvement telah digambarkan Rasulullah

dalam hadis “ Hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik daripada hari ini”.

Konsep ini dapat diterapkan pada manajemen training dalam rangka pembentukan SDM

yang unggul.441

Manajemen training didahului dengan perencanaan (plan), selanjutnya proses

pelaksanaan training itu sendiri dapat dilaksanakan secara in-house atau di luar kantor.

Tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi training serta aktivitas-aktivitas yang

440
Abu Fahmi dkk., HRD Syariah Teori dan Implementasi Manajemen Sumber Daya
Manusia Berbasis Syariah, ( Jakarta : Gramedia, 2014), h. 174
441
Ibid., h. 174
283
diperlukan guna membuatnya lebih baik. Selanjutnya roda PDCA dapat diputar sehingga

bermuara pada “continous improvement” atau pengembangan berkesinambungan.442

Berdasarkan pemaparan tafsir surat At-Taubah ayat : 100, An-Nahl :125, Al-Alaq

:1, Al-Mujadallah : 11, Al-Isra : 41 dan hadis menurut kesimpulan penulis terdapat

prinsip pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dalam perspektif Islam,

yaitu fondasi tauhid yang kuat, Menyeru dengan pengajaran yang baik, Allah

memerintahkan untuk mencari ilmu, Menuntut ilmu diniatkan ibadah, Metode Pelatihan

SDM, Pentingnya memperhatikan Ahlaq dan Penampilan fisik, dan Islam mendorong

umatnya bersungguh-sungguh untuk meningkatkan kinerja.

Tabel 4.1

Prinsip-Prinsip Pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Perspektif

Islam

No Ayat / Hadis Prinsip

َٖ٣‫بع ِو‬ ِ َٜ ُٔ ُ‫َٕ َِٖٓ ْا‬ُُٞٝ‫ َ ه‬٧‫َٕ ْا‬ُٞ‫َب ِثو‬ ‫اُ ه‬َٝ
1. Dilandasi pondasi tauhid

ٕ‫ب‬
ٍ َ َ ْ‫ ْْ ِثبِؽ‬ُٛ ُٞ‫َٖ اره َجؼ‬٣ِ‫اُهن‬َٝ ‫به‬ ِ َٖ ْٗ َ ٧‫ ْا‬َٝ yang sangat kuat

‫ػله‬ َ َ ‫أ‬َٝ ُْٚ٘ ‫ػ‬ َ ‫ا‬ٞٙ ُ ‫ َه‬َٝ ْْ ُٜ ْ٘ ‫ػ‬ َ ُ‫َّللا‬ ‫ ه‬٢ َ ٙ ِ ‫َه‬
‫به‬ُ َٜ ْٗ َ ٧‫ب ْا‬َٜ َ ‫ رَؾْ ز‬١‫د رَغْ ِو‬ ٍ ‫ ْْ َع٘هب‬ُٜ َُ
ُْ ٤‫ ُى ْاُ َؼ ِظ‬ْٞ َ‫ب أ َ َثلًا مَ ُِ َي ْاُل‬َٜ ٤‫فَب ُِ ِلَٕ ِك‬
Artinya : Orang-orang yang terdahulu lagi
pertama-tama (masuk Islam) dari golongan
Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang
mengikuti mereka dengan baik, Allah rida
kepada mereka dan mereka pun ridha kepada

442
Ibid., h. 174
284
Allah dan Allah menyediakan bagi mereka
surga-surga yang mengalir di dalamnya
selama-lamanya. Mereka kekal didalamnya.
Itulah kemenangan yang besar (Q.S.At-
Taubah, [9]:(100)).443
2.   Menyeru dengan

pengajaran yang baik


 

 
  
 
 
 
 
 


Artinya :

Serulah( manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan


hikmah dan pengajaran yang baik, dan
berdebatlah dengan mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
mendapat petunjuk. (Q.S.An-Nahl, [16]:(125)).444

3.  Allah Memerintahkan

untuk mencari ilmu






 



443
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.203
444
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h. 281
285
Artinya : “ Bacalah dengan ( menyebut) nama
Tuhanmu yang menciptakan. Dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya” (Q.S.Al-
Alaq, [96]:(1)).445



 
 
 


 
  
 

 

 



 
 

 
Artinya :

Allah akan meninggikan orang-orang yang


beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
mngetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S.Al-
Mujadallah, [58]:(11)).446

4.
،٢ َ ْٜ ‫ ٍ ْاُ َغ‬٢
ُّ ِٔ ٚ َ ُْٖ ‫ٖ ُو ث‬
ّ ِِ ‫ػ‬ ْ َٗ ‫َؽلهصََ٘ب‬ Menuntut ilmu diniatkan

ِْ ٕ‫ب‬
ِ ‫ػ‬ َ ْٖ ‫ػ‬ َ ‫َؽلهصََ٘ب‬
َ ، َ‫ك‬ٝ‫ػ ْجلُ هللاِ ْث ُٖ كَ ُا‬ ibadah

ِْٖ ‫كَ ث‬ٝ‫ػ ْٖ كَ ُا‬


َ ، َ ‫ح‬َْٞ ٤‫بء ث ِْٖ َؽ‬ ِ ‫ث ِْٖ َه َع‬
: ٍَ ‫ هَب‬، ٌٍْ ٤َ‫و ث ِْٖ ه‬٤ ِ ِ‫ػ ْٖ ًَض‬
َ ، ٍَ ٤ِٔ ‫َع‬
445
Al-Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.597
446
Al-Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.543
286
٢ِ‫اء ك‬ ِ َ‫ اُل ْههك‬٢ِ‫َب ِػ ْ٘لَ أَث‬ ً ُِ ‫ًُ ْ٘ذُ َعب‬
‫ب‬٣َ : ٍَ ‫ كَوَب‬، ٌَ ‫ُ َه ُع‬ٙ‫ كَؤَر َب‬، َ‫ََٓ ِْغ ِل ِك َٓ ْْن‬
، ‫َ٘ ِخ‬٣ِ‫ز ُ َي َِٖٓ ا ُْ َٔل‬٤ْ َ‫ أَر‬، ‫اء‬ ِ َ‫أَثَب اُل ْههك‬
َْ ‫ٍِه‬ َ ٝ ِٚ ٤ْ ِ‫ػ‬ َ ‫ هللا‬٠‫ِٕه‬ َ ِ‫ ٍِ هللا‬ٍٞ ُ ‫َ٘ ِخ َه‬٣ِ‫َٓل‬
ِٖ ‫ػ‬ َ ِٚ ‫ِس ِث‬ ُ ّ‫ أَٗه َي ر ُ َؾل‬٢ِ٘ َ‫ش َثَِـ‬ ٍ ٣ِ‫؛ ُِ َؾل‬
‫ كَ َٔب‬: ٍَ ‫ هَب‬, َْ ‫ ٍَِه‬ٝ ِٚ ٤ْ ِ‫ػ‬ َ ‫ هللا‬٠‫ِٕه‬ َ ِ٢ ّ ‫اُ٘ه ِج‬
َ‫ال‬َٝ : ٍَ ‫ هَب‬، َ‫ ال‬: ٍَ ‫بهح ٌ ؟ هَب‬ َ ‫َعب َء ِث َي رِ َغ‬
٢ِّٗ ِ‫ كَب‬: ٍَ ‫ هَب‬، َ‫ ال‬: ٍَ ‫ُ ؟ هَب‬ٙ‫ ُْو‬٤‫ؿ‬ َ ‫َعب َء ِث َي‬
َ ‫ هللا‬٠‫ِٕه‬
ِٚ ٤ْ ِ‫ػ‬ َ ِ‫ ٍَ هللا‬ٍٞ ُ ‫ٍ ِٔ ْؼذُ َه‬ َ
ٌ ُ َِٔ ‫ ِْز‬٣َ ‫وًب‬٣‫ ِو‬ٛ َ ‫ٍَِ َي‬ َ ْٖ َٓ : ٍُ ُٞ‫و‬٣َ َْ ‫ٍِه‬ َ ٝ
٠َُ‫وًب ِا‬٣‫ ِو‬ٛ َ َُُٚ ُ‫َّللا‬‫ ََ ه‬ٜ‫ٍ ه‬ َ ، ‫ ِػ ِْ ًٔب‬ِٚ ٤ِ‫ك‬
‫ب‬َٜ َ ‫ ُغ أَعْ ِ٘ َؾز‬ٚ َ َ ‫ ِا هٕ ْاُ َٔالَئِ ٌَخَ َُز‬َٝ ، ‫ْاُ َغ٘ه ِخ‬
ِْ ِْ ‫ت ْاُ ِؼ‬ َ ٕ‫ ِا ه‬َٝ ، ِْ ِْ ‫ت ْاُ ِؼ‬
َ ُِ ‫ب‬ٛ ِ ُِ ‫طب‬ َ ُِ ‫ب‬ٙ ً ‫ِه‬
،ٗ ِ ‫ َ ْه‬٧‫ا‬َٝ ‫بء‬ ِ َٔ َ‫ اُ ه‬٢ِ‫ُ َٓ ْٖ ك‬َُٚ ‫ َْز َ ْـ ِل ُو‬٣َ
ََ ٚ ْ َ‫ ِا هٕ ك‬َٝ ، ‫بء‬ ِ َٔ ُ‫ ْا‬٢ِ‫َبٕ ك‬ ُ ‫ز‬٤‫ ْاُ ِؾ‬٠‫َؽزه‬
٠َِ‫ػ‬ َ ‫ َِ ْاُوَ َٔ ِو‬ٚ ْ َ‫ ْاُ َؼب ِث ِل ًَل‬٠َِ‫ػ‬ َ ِْ ُِ ‫ْاُ َؼب‬
ُ‫ َهصَخ‬َٝ ْْ ُٛ ‫ اِ هٕ ْاُؼَُِ َٔب َء‬، ‫ت‬ ِ ًِ ‫ا‬َٞ ٌَ ُ‫ٍبئِ ِو ْا‬ َ
‫َبها‬ ً ٘٣ِ‫ا ك‬ُٞ‫ ِ ّهص‬َٞ ُ٣ ْْ َُ ‫ب َء‬٤َ ‫ َ ْٗ ِج‬٧‫ ِا هٕ ا‬، ‫بء‬ ِ ٤َ ‫ َ ْٗ ِج‬٧‫ا‬
ْٖ َٔ َ‫ ك‬، َْ ِْ ‫ا ْاُ ِؼ‬ُٞ‫ ههص‬َٝ ‫ ِاٗه َٔب‬، ‫ ًٔب‬َٛ ‫الَ ك ِْه‬َٝ
.‫اكِ ٍو‬َٝ ‫ع‬ ّ ٍ ‫ُ أ َ َفنَ ِث َؾ‬َٙ‫أ َ َفن‬
Artinya :

Mengabarkan kepada kami Nasr Ibnu Ali Al


Jahdhomiu, mengabarkan pada kami Abdullah
Ibnu Daud dari Asim Ibnu Raja’ Ibnu Haiwai, dari
Dawud ibnu Jamil dari Kasir Ibnu Qois berkata aku
duduk disamping Abi Darda’ di masjid Damsik
maka datang seorang laki laki maka berkata hai
Abu Darda’ aku datang padamu dari madinah,
kota Rasulallah SAW untuk suatu hadis ”
Sampaikanlah padaku sesungguhnya engkau
menceritakan padanya dari Nabi SAW, dia berkata
apakah datang padamu pedagang dia berkata
287
tidak, dia bertanya lagi dan tidak datang padamu
selainnya, dia menjawab tidak, dia berkata
sesungguhnya aku mendengar Rasulallah SAW
bersabda “Barang siapa yang menempuh jalan
untuk mencari ilmu, maka Allah akan
memudahkan untuknya jalan ke surga.
Sesungguhnya para malaikat menaungi dengan
sayapnya karena ridha kepada orang yang
menuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang
menuntut ilmu dimohonkan ampun baginya oleh
penghuni langit dan bumi hingga ikan-ikan
didalam air. Dan sesungguhnya keutamaan orang
alim atas orang yang beribadah (tetapi tidak
‘alim) adalah seperti bulan purnama atas seluruh
bintang-bintang. Sesungguhnya para ulama
adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya
para Nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirhan,
hanya saja mereka mewariskan ilmu, maka
barangsiapa yang mengambil bagiannya, berarti
ia telah mengambil bagian yang banyak sekali
”.(HR. Ibnu Majah).

ْٖ ‫ػ‬ َ ‫ْش‬ ُ ٤ُِ‫ا‬ ‫ ٍل َؽلهصََ٘ب ه‬٤‫ٍ ِؼ‬ َ ُْٖ ‫ َجخُ ث‬٤ْ َ ‫َؽلهصََ٘ب هُز‬
‫ أ َ ْكَِ َؼ‬٠‫ػ ْٖ أ َ ِث‬
َ ‫ت‬ ٍ ٤‫ َؽ ِج‬٠‫لَ ث ِْٖ أ َ ِث‬٣‫ ِي‬٣َ
- ‫ ٍْو‬٣‫َّللاِ ث ِْٖ ُى َه‬ َ ْٖ ‫ػ‬
‫ػ ْج ِل ه‬ َ ٠ ِّ ِٗ‫ ْٔلَا‬َٜ ُ‫ْا‬
٠ِ‫ ثَْٖ أَث‬٠ ‫ػ ِِ ه‬
َ ‫ٍ ِٔ َغ‬َ ُٚ‫ أَٗه‬- ٠ ‫ ْاُـَبكِ ِو ه‬٠ِ٘‫َ ْؼ‬٣
ٕ‫ ٍُ ِا ه‬ُٞ‫و‬٣َ - ٚ٘‫ هللا ػ‬٠ٙ‫ ه‬- ‫ت‬ ٍ ُِ ‫ب‬ٛ َ
٠ِ‫ُ ك‬َِٚ‫وا كَ َغ َؼ‬٣ ً ‫ أ َ َفنَ َؽ ِو‬-‫ملسو هيلع هللا ىلص‬- ِ‫َّللا‬
‫ ه‬٠ ‫َٗ ِج ه‬
ْ‫ ص ُ ه‬ِٚ ُِ ‫ ِّ َٔب‬٠ِ‫ُ ك‬َِٚ‫جًب َك َغ َؼ‬َٛ َ‫أ َ َفنَ م‬َٝ ِٚ ِ٘٤ِٔ َ٣
‫ه‬ِٞ ًُ ُ‫ م‬٠َِ‫ػ‬ َ ٌّ ‫ ِْٖ َؽ َوا‬٣َ‫ن‬َٛ ٕ‫هَب ٍَ « اِ ه‬
.» ٠‫أ ُ هٓ ِز‬
Artinya :

Mengabarkan Qutaibah ibnu Said Mengabarkan


pada kami Lais dari Yazid Ibni Abi Habib dari Abi
Aflaha Alhamdani dari Abdillah ibnu Zubair yaitu
Ghofiki sesungguhnya ia mendengar Ali bin Abi
Thalib Ra meriwayatkan : Rasulullah Saw
memegang sutera di tangan kanan dan emas di

288
tangan kirinya kemudian bersabda : “Sutera dan
emas ini haram terhadap laki-laki dari umatku.”
(HR Imam Abu Dawud).

5.   Terdapat metode


 
Pelatihan dan

  pengembangan SDM

 dalam Islam





 
  
 

Artinya : Dia-lah yang mengutus kepada kaum
yang buta huruf seorang Rasul di antara
mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya
kepada mereka, mensucikan mereka dan
mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As
Sunah), dan sesungguhnya mereka
sebelumnya benar-benar dalam kesesatan
yang nyata. 447

 
 


 
  
Artinya :

Dan sesungguhnya dalam Al-qur`an ini kami

telah ulang-ulangi (Q.S.Al-Isra, [17]:(41)).448

447
Al-Qur‟an dan Terjemah, (Jakarta:Al-Fatih, 2009). h.
448
Al-Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h. 286
289
ُ‫ػ ْجل‬ َ ‫ هَب ٍَ َؽلهصََ٘ب‬٠٘‫َؽلهصََ٘ب ُٓ َؾ هٔلُ ث ُْٖ ْاُ ُٔض َ ه‬
٢‫ػ ْٖ أ َ ِث‬ َ ‫ة‬ُّٞ ُ ٣َ‫ة هَب ٍَ َؽلهصََ٘ب أ‬ ِ ‫ب‬ٛ‫ ه‬َٞ ُ‫ْا‬
ِ٢ ّ ‫ اُ ه٘ ِج‬٠َُ‫َ٘ب ِا‬٤ْ َ ‫هِ َالثَخَ هَب ٍَ َؽلهصََ٘ب َٓب ُِ ٌي أَر‬
ٌ‫ّجَجَخ‬ َ ُٖ ْ‫َٗؾ‬َٝ َْ ‫ٍِه‬ َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ َ ُ‫َّللا‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬ َ
‫ ًٓب‬ْٞ ٣َ َٖ٣‫ُ ِػ ْْ ِو‬ٙ‫َٕ كَؤَهَ َْٔ٘ب ِػ ْ٘ َل‬ُٞ‫بهث‬ ِ َ‫ُٓزَو‬
ِٚ ٤ْ َِ ‫ػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬ ‫ ٍُ ه‬ٍٞ ُ ‫ ًَبَٕ َه‬َٝ ً‫َِخ‬٤ْ ََُٝ
‫ظ هٖ أَٗهب هَ ْل‬ َ ‫وًب َكَِ هٔب‬٤ِ‫ ًٔب َهك‬٤‫ٍِه َْ َه ِؽ‬ َ َٝ
ْٖ ٔ‫ػ ه‬ َ ‫ٍؤ َ ََُ٘ب‬َ ‫ هَ ْل ا ّْز َ ْوَ٘ب‬ْٝ َ ‫ََِ٘ب أ‬ْٛ َ‫َ٘ب أ‬٤ْ َٜ َ ‫ا ّْز‬
٠َُ‫ا ِا‬ُٞ‫اه ِعؼ‬ ْ ٍَ ‫ُ هَب‬ٙ‫ر ََو ًَْ٘ب َث ْؼلََٗب كَؤ َ ْف َج ْوَٗب‬
ْْ ُٛ ُٞٔ ِِّ ‫ػ‬َ َٝ ْْ ِٜ ٤ِ‫ا ك‬ُٞٔ ٤ِ‫ ٌُ ْْ كَؤَه‬٤ِِ ْٛ َ ‫أ‬
‫ َال‬ْٝ َ ‫ب أ‬َٜ ‫ظ‬ ُ َ‫َب َء أَؽْ ل‬٤ّْ َ ‫مَ ًَ َو أ‬َٝ ْْ ُٛ ٝ‫ ُٓ ُو‬َٝ
٢ِِّ ٕ َ ُ ‫ أ‬٢ُِٗٞٔ ُ ‫ز‬٣ْ َ ‫ا ًَ َٔب َهأ‬ُِّٕٞ َ َٝ ‫ب‬َٜ ‫ظ‬ ُ َ‫أَؽْ ل‬
ْْ ٌُ َُ ِْٕ ّ‫ُ َئم‬٤ِْ َ‫ٖ َالح ُ ك‬ ‫د اُ ه‬ ْ ‫ َو‬َٚ ‫كَبِمَا َؽ‬
ْْ ًُ ‫ ُئ هٓ ٌُ ْْ أ َ ًْ َج ُو‬٤َ ُْ َٝ ْْ ًُ ُ‫أ َ َؽل‬
Artinya :

Telah Mengabarkan padaku Muhammad bin


Al Mutsanna telah mengabarkan pada kami
„Abdul Wahhab berkata mengabarkan pada
kami ayyub dari Abu Qilabah telah
mengabarkan pada kami Malik bin Al
Huwairis berkata, Kami mendatangi Nabi
SAW dan ketika itu kami masih muda sejajar
umurnya, kemudian kami bermukin di sisi
beliau selama 20 malam. Rasulullah SAW
adalah seorang pribadi yang lembut. Maka
ketika beliau menkasir bahwa kami sudah
rindu dan selera terhadap istri-istri kami,
beliau bersabda : Kembalilah kalian untuk
menemui istri-istri kalian, berdiamlah
bersama mereka, ajaril dan suruhlah mereka,
dan beliu menyebut beberapa perkara yang
sebagian kami ingat dan sebagian lainnya
tidak, dan shalatlah sebagaimana kalian
melihat aku shalat. Jika shalat telah tiba,

290
hendaklah salah seorang diantara kalian
melakukan adzan dan yang paling dewasa
menjadi imam.449

‫ ٍل‬٤‫ٍ ِؼ‬ َ ُٖ‫ ْث‬٠٤َ ‫َ ْؾ‬٣ ‫ َِ أَ ْف َج َوَٗب‬ٚ ْ َ‫ٕلَهَخُ ْثُٖ ْاُل‬ َ ‫َؽلهصََ٘ب‬
َ
ِ ‫ َػ ْٖ ُٓ ْ٘ن ٍِه َػ ْٖ َه ِث‬٢‫ أ ِث‬٢َِ٘‫َبَٕ هَب ٍَ َؽلهص‬٤‫ٍ ْل‬
‫غ‬٤ ُ ْٖ ‫َػ‬
‫ُ هَب ٍَ ف ه‬ْٚ٘ ‫َّللاُ َػ‬
َٜ ‫ ه‬٢ َ ٙ
ِ ‫َّللاِ َه‬ ‫ ٍْْ َػ ْٖ َػ ْج ِل ه‬٤َ‫ث ِْٖ ُفض‬
َٜ‫ف ه‬َٝ ‫َطب ُٓ َوثه ًؼب‬ ًّ ‫ٍِه َْ ف‬ َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫َّللاُ َػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬ َ ٢ ُّ ‫اُ٘ه ِج‬
‫طب‬ ً ‫ط‬ َ ‫ ُف‬َٜ ‫ف ه‬َٝ ُْٚ٘ ِٓ ‫َبه ًعب‬ ِ ‫ ف‬ِٜ ٍ َ َٞ ُ‫ ْا‬٢ِ‫َطب ك‬ ًّ ‫ف‬
ِٚ ‫ ِٓ ْٖ َعب ِٗ ِج‬ِٜ ٍ َ َٞ ُ‫ ْا‬٢‫ ِك‬١ِ‫َنَا اُهن‬ٛ ٠َُِ‫َبها ا‬ ً ‫ٕـ‬ ِ
ُُِٚ‫َنَا أ َ َع‬َٛٝ ُٕ‫َب‬ ْ
ِ ‫َنَا‬ٛ ٍَ ‫هَب‬َٝ ِٜ ٍ
َ ْٗ ‫اإل‬ َ َٞ ُ‫ ا‬٢ِ‫ ك‬١ِ‫اُهن‬
ْ
‫ط‬ ٌ ‫َبه‬ ِ ‫ ف‬َُٞ ٛ ١ِ‫نَا اُهن‬َٛ َٝ ِٚ ِ‫ ث‬ٛ َ ‫ هَ ْل أ َ َؽب‬ْٝ َ‫ أ‬ِٚ ِ‫ ث‬ٜ ٌ ٤‫ُٓ ِؾ‬
ْٕ ِ‫اٗ كَب‬ ُ ‫َػ َْو‬٧‫َبه ْا‬ ُ ‫ٖـ‬ ّ ِ ُ‫ ا‬ٜ ُ ‫ط‬ َ ‫ ْاُ ُق‬ِٙ ‫ ِن‬َٛ َٝ َُُِٚٓ َ‫أ‬
‫َنَا‬ٛ ُْٚ َ َٜ َٗ ‫نَا‬َٛ َُٙ‫طؤ‬َ ‫اِ ْٕ أَ ْف‬َٝ ‫نَا‬َٛ ُْٚ َ َٜ َٗ ‫َنَا‬ٛ َُٙ‫طؤ‬ َ ‫أَ ْف‬
Artinya:
Mengabarkan pada kami Shodaqoh Ibnu
Fadli, mengabarkan pada kami Yahya ibnu
Sa‟id dari sofyan berkata mengabarkan
padaku bapakku dari Mundhir dari Robi‟ ibnu
Khusaim dari Abdullah meriwayatkan : “
Nabi membuat gambar persegi empat, lalu
menggambar garis panjang di tengah persegi
empat tadi dan keluar melewati batas persegi
itu. Kemudian beliau juga membuat garis-
garis kecil di dalam persegi tadi, di
sampingnya : (persegi yang digambar Nabi).
Dan beliau bersabda : “ Ini adalah manusia,
dan ( persegi empat ) ini adalah ajal yang
mengelilinginya, dan garis (panjang) yang
keluar ini, adalah cita-citanya. Dan garis-
garis kecil ini adalah penghalang-
penghalangnya. Jika tidak(terjebak) dengan
(garis) yang ini, maka kena (garis) yang
setelahnya. Jika tidak mengenai semua
(penghalang) tadi, maka dia pasti tertimpa
ketuarentaan.”(HR. Bukhari Juz 8 : 110).

ِْٖ ‫ٕب ُِؼِ ث‬ َ ْٖ ‫ َٓب ُِيٌ َػ‬٢َِ٘‫ َُ َؽلهص‬٤‫َؽلهصََ٘ب اِ ٍْ َٔب ِػ‬


ِْٖ ‫ػزْ َجخَ ث‬ ِ ‫َّللاِ ث ِْٖ َػ ْج ِل ه‬
ُ ِْٖ ‫َّللا ث‬ ‫ ِل ه‬٤ْ ‫ػ َج‬ُ ْٖ ‫َبَٕ َػ‬ َ ٤ْ ًَ
٠‫ِٕه‬ َ ٍَ ‫ُ هَب‬ٚ‫ ِ أَٗه‬٢ّ َِٜ٘ ‫ ِل ث ِْٖ فَب ُِ ٍل ْاُ ُغ‬٣ْ َ‫ ٍك َػ ْٖ ى‬ُٞ‫َٓ َْؼ‬
449
Ibid., h. 150
291
َ ‫ٕ َالح‬ َ َْ ‫ٍِه‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬
َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫َّللاُ َػ‬ ِ ‫ ٍُ ه‬ٍُٞ‫ََُ٘ب َه‬
َ ‫َّللا‬
ْٖ ِٓ ‫َذ‬ ْ ٗ‫ٍ َٔبءٍ ًَب‬ َ ‫ ِاصْ ِو‬٠َِ‫ ِخ َػ‬٤َ ‫ ِج‬٣ْ َ‫ْؼ ِثب ُْ ُؾل‬ِ ‫ٖج‬ ُّ ُ‫ا‬
َْ ‫ٍِه‬َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫َّللاُ َػ‬‫ ه‬٠‫ِٕه‬ َ ٢ ُّ ِ‫ف اُ٘هج‬ َ ‫ٖ َو‬َ ْٗ ‫َِ ِخ كََِ هٔب ا‬٤ْ ‫اُِه‬
ْْ ٌُ ُّ‫َٕ َٓبمَا هَب ٍَ َهث‬ٝ‫ ََْ رَل ُْه‬ٛ ٍَ ‫بً كَوَب‬ ِ ‫ اُ٘ه‬٠َِ‫أَ ْه َج ََ َػ‬
١ِ‫ٕجَ َؼ ِٓ ْٖ ِػجَبك‬ ْ َ‫ُ أَ ْػَِ ُْ هَب ٍَ أ‬ٍُُٚٞ ‫ا ه‬ُُٞ‫هَب‬
ُ ‫ َه‬َٝ ُ‫َّللا‬
‫ َِ ه‬ٚ
ِ‫َّللا‬ ْ َ‫ ًَبكِ ٌو كَؤ َ هٓب َٓ ْٖ هَب ٍَ ُٓ ِط ْوَٗب ثِل‬َٝ ٢ِ‫ُٓئْ ِٓ ٌٖ ث‬
‫أَ هٓب‬َٝ ‫ت‬ ِ ًَ ْٞ ٌَ ُ‫ ًَبكِ ٌو ِث ْب‬٢‫ كَنَُِيَ ُٓئْ ِٓ ٌٖ ِث‬ِٚ ِ‫ َه ْؽ َٔز‬َٝ
ٌٖ ِٓ ْ‫ ُٓئ‬٢ِ‫ ًَنَا كَنَُِيَ ًَبكِ ٌو ث‬َٝ ‫ ِء ًَنَا‬َْٞ ِ٘‫َٓ ْٖ هَب ٍَ ث‬
ِ ًَ ْٞ ٌَ ُ‫ِث ْب‬
‫ت‬
Artinya :
Mengabarkan pada kami Ismail, mengabarkan
padaku Malik dari Sholih Ibnu Kaisan dari
„Ubaidilah ibnu Abdillah ibnu „Utbah ibnu
Masud dari Zaid bin Khalid al-Juhani ra
meriwayatkan : Rasulullah Saw menjadi iman
sholat shubuh du Hudaibiyah, yang semalam
turun hujan. Setelah selesai sholat, Nabi Saw
menghadap ke jamaah lalu bersabda :
“ Tahukah kamu sekalian, apa yang telah
difirmankan oleh Rabb kalian ? Mereka menjawab
: “Allah dan Rasulnya yang lebih tahu.” Sabda
Nabi Saw Saw : “ Allah berfirman ; Ketika hamba-
hamba-Ku bangun pagi-pagi, diantara mereka ada
yang mukmin ada yang kafir. Siapa yang berkata
bahwa hujan turun karena karunia dan nikmat
Allah Saw, maka dia itu mukmin (iman) kepada-
Ku, dan kafir dengan bintang-bintang. Barang
siapa yang berkata hujan turun karena bintang ini
dan bintang itu, maka ia kafir dengan-Ku, dan
iman dengan bintang-bintang.” Shahih Bukhari
(846, 1038) dan di Adabul Mufrad no : 907

6.
ُْٖ ‫ٌَ ث‬ ُ َٗ‫ َؽلهصََ٘ب أ‬، ‫به‬ ٍ ٌ‫ ُْو ث ُْٖ َث ه‬٤‫اُي َث‬
ُّ ‫َؽلهصََ٘ب‬ Pentingnya

ْٖ ‫ػ‬ َ ، ِ‫ػ ْج ِل هللا‬ َ ُْٖ ‫ َؽلهصََ٘ب َٗبكِ ُغ ث‬، ٗ‫ب‬ ٍ َ٤‫ِػ‬ memperhatikan Ahlaq

٢‫بء ث ِْٖ أ َ ِث‬


ِ ‫ط‬ َ ‫ػ‬َ ْٖ ‫ػ‬ َ ، ٌٍْ ٤َ‫ح َ ث ِْٖ ه‬َٝ ‫كَ ْو‬ dan penampilan fisik

ُ‫ ًُ ْ٘ذ‬: ٍَ ‫ُ هَب‬ٚ‫ أَٗه‬، ‫ػ َٔ َو‬ ُ ِْٖ ‫ػ ِٖ اث‬ َ ، ٍ‫َهثَبػ‬


، َْ ‫ ٍَِه‬ٝ ِٚ ٤ْ ِ‫ػ‬َ ‫ هللا‬٠‫ِٕه‬ َ ِ‫ ٍِ هللا‬ٍٞ ُ ‫َٓ َغ َه‬
٠َِ‫ػ‬ َ َْ ‫َِه‬ َ ‫ َك‬، ‫به‬ ِ َٖ ْٗ َ ٧‫ُ َه ُع ٌَ َِٖٓ ا‬ٙ‫كَ َغب َء‬
: ٍَ ‫ ص ُ هْ هَب‬، َْ ‫ ٍَِه‬ٝ ِٚ ٤ْ ِ‫ػ‬ َ ‫ هللا‬٠‫ِٕه‬ َ ِ٢ ّ ‫اُ٘ه ِج‬
292
َ ‫َٖ أ َ ْك‬٤ِِ٘ٓ ْ‫ ْاُ ُٔئ‬١
‫ َُ ؟‬ٚ ُّ َ ‫ أ‬، ِ‫ ٍَ هللا‬ٍٞ ُ ‫َب َه‬٣
ُّ َ ‫ كَؤ‬: ٍَ ‫ هَب‬، ‫ ْْ ُفُِوًب‬ُٜ َُ٘
١ َ ْ‫ أَؽ‬: ٍَ ‫هَب‬
ْْ ُٛ ‫ أ َ ًْض َ ُو‬: ٍَ ‫ٌ ؟ هَب‬ ُ َ٤ًْ َ ‫َٖ أ‬٤ِِ٘ٓ ْ‫ْاُ ُٔئ‬
َُٙ‫ ْْ ُِ َٔب ثَ ْؼل‬ُٜ ََُ٘ ْ‫أَؽ‬َٝ ، ‫د ِم ًْ ًوا‬ ِ ْٞ َٔ ِْ ُِ
.ً‫ب‬ُ ٤َ ًْ َ ٧‫َُ ِئ َي ا‬ُٝ‫ أ‬، ‫ا ٍْ ِز ْؼلَاكًا‬
Artinya :

Mengabarkan pada kami Zubair ibnu Bakar,


Mengabarkan pada kami Annas Ibnu Iyad,
Mengabarkan pada kami, Nafi’ ibnu Abdillah dari
Farwah ibnu Qois, dari ‘Atho ibni Abi Rabah, dari
Ibnu Umar Ra meriwayatkan : Saya pernah
bersama Rasulullah Saw, tiba-tiba datang seorang
laki-laki Anshar kepada beliau. Ia mengucapkan
salam kepada Nabi Saw dan bertanya ; “ Ya
Rasulullah, bagaimanakah orang mukmin yang
utama ?” Nabi menjawab : “ Orang yang paling
baik akhlaknya. “ Dia bertanya lagi ; “ Orang
mukmin yang bagaimanakah yang paling bijak ?”
Nabi Saw menjawab : “ Orang yang paling banyak
mengingat kematian, dan yang paling baik
persiapannya setelah kematian, merekalah orang-
orang yang bijak.” (HR Imam Ibnu Majah ).

‫ َؽلهصََ٘ب‬: ٍَ ‫بً هَب‬ ٍ َ٣‫ ِا‬٢ِ‫َؽلهصََ٘ب آكَ ُّ ث ُْٖ أَث‬


‫ اُ ه‬٢‫ػ ْج ِل هللاِ ث ِْٖ أ َ ِث‬
‫َلَ ِو‬ َ ْٖ ‫ػ‬ َ ، ُ‫ّ ْؼ َجخ‬ ُ
‫ػ ْج ِل‬ َ ْٖ ‫ػ‬ َ ، ِ٢ ّ ‫ْ ْؼ ِج‬‫ػ ِٖ اُ ه‬ َ ، ََ ٤‫ ِا ٍْ َٔب ِػ‬َٝ
، ‫ َٔب‬ُٜ ْ٘ ‫ػ‬ ‫ ه‬٢
َ ُ‫َّللا‬ َ ٙ ِ ‫ َه‬، ٝ‫ػ ْٔ ٍو‬ َ ِْٖ ‫هللاِ ث‬
َ ْٖ َٓ ُْ ِِ َْ ُٔ ُ‫ ْا‬: ٍَ ‫ ِ ملسو هيلع هللا ىلص هَب‬٢
َْ ِِ ٍ ّ ِ‫ػ ِٖ اُ٘هج‬ َ
‫بع ُو‬ ِ َٜ ُٔ ُ‫ ْا‬َٝ ِٙ ‫ ِل‬٣َ َٝ ِٚ ِٗ ‫َب‬
َ ُِ ْٖ ِٓ َُٕٞٔ ِِ َْ ُٔ ُ‫ْا‬
.ُْٚ٘ ‫ػ‬ ‫ ه‬٠َٜ َٗ ‫ َغ َو َٓب‬َٛ ْٖ َٓ
َ ُ‫َّللا‬
Artinya :

Mengabarkan pada kami Adam ibnu Abi Iyas, ia


berkata Mengabarkan pada kami Syu’bah dari

293
Abdillah Ibni Abi Safar dan Ismail, dari Sya’bi dari
Abdillah ibnu Amri RA, dari nabi SAW bersabda
“Orang muslim yang baik adalah yang muslim
lainnya aman dari gangguan ucapan dan
tangannya, dan orang yang hijrah( tergolong
kelompok Muhajirin) adalah yang meninggalkan
apa-apa yang dilarang Allah.” (HR Imam Bukhari ).

ُّ ِِ ‫ َػ‬َٝ ‫ ٍل‬٤‫ٍ ِؼ‬


٠ َ ٣َ‫ ْثُٖ أ‬٠٤َ ‫ ْؾ‬٣َ ‫َؽلهصََ٘ب‬
َ ُٖ‫ َجخُ ْث‬٤ْ َ‫هُز‬َٝ ‫ة‬ُّٞ
ٍَ ‫ هَب‬- ‫ ََ ث ِْٖ َع ْؼلَ ٍو‬٤‫ؼًب َػ ْٖ ِا ٍْ َٔب ِػ‬٤ِٔ ‫ْثُٖ ُؽ ْغ ٍو َع‬
‫ ْاُؼَالَ ُء‬٠ِٗ‫ هَب ٍَ أ َ ْفجَ َو‬- َُ ٤‫ة َؽلهصََ٘ب اِ ٍْ َٔب ِػ‬ُّٞ َ ٣َ‫ا ْثُٖ أ‬
٠ِٕ- ‫َّللا‬ ِ ‫ ٍَ ه‬ٍٞ ُ ‫ َْوح َ أَ هٕ َه‬٣‫ َُو‬ٛ ٠‫ َػ ْٖ أَ ِث‬ِٚ ٤‫َػ ْٖ أَ ِث‬
َ‫َ ْل ُف َُ ْاُ َغ٘هخَ َٓ ْٖ ال‬٣ َ‫ هَب ٍَ « ال‬-ٍِْٝ ٚ٤ِ‫هللا ػ‬
ُ ‫ؤْ َُٖٓ َع‬٣َ
» َُٚ‫ا ِئو‬َٞ ‫ُ َث‬ٙ‫به‬
Artinya :

Mengabarkan pada kami Yahya ibnu Ayub dan


Qutaibah ibnu Said dan Ali Ibnu Hujrin, dari Ismail
ibnu Ja’far, berkata ibnu Ayub, mengabarkan pada
kami Ismail, ia berkata Mengabarkan padaku Ala
dari bapaknya dari Abu Hurairah, sesungguhnya
Rasulullah SAW berdabda “ Tidak kan masuk
surga orang yang tetangganya tidak aman dari
gangguannya.” (HR. Imam Muslim )

7.
‫ أ َ ْف َج َوَٗب‬، ٠ٍ َ ُٞٓ ُْٖ ‫ ُْ ث‬٤ِٛ ‫َؽلهصََ٘ب ِاث َْوا‬
Islam mendorong

َٕ‫ػ ْٖ فَب ُِ ِل ث ِْٖ َٓ ْؼلَا‬ َ ، ‫ ٍه‬ْٞ َ ‫ػ ْٖ ص‬ َ ٠َ َ ٤‫ِػ‬ umatnya bersungguh-

ْٖ ‫ػ‬َ ، ُْٚ٘ ‫ػ‬ ‫ ه‬٢


َ ُ‫َّللا‬ َ ٙ ِ ‫ َه‬، ّ‫ػ ِٖ ْاُ ِٔ ْولَ ِا‬ َ ، sungguh untuk

ٌ‫ َٓب أ َ ًَ ََ أ َ َؽل‬: ٍَ ‫ ٍِ هللاِ ملسو هيلع هللا ىلص هَب‬ٍٞ ُ ‫َه‬ meningkatkan kinerja.
َِ َٔ ‫ػ‬َ ْٖ ِٓ ََ ًُ ْ ‫ؤ‬٣َ ْٕ َ ‫ ًْوا ِٓ ْٖ أ‬٤‫ َف‬ٜ ُّ َ‫ َؼب ًٓب ه‬ٛ
َ
- ُّ َ‫َال‬ ‫ اُ ه‬ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬َ - َ‫ك‬ٝ‫ هللاِ كَ ُا‬٢ ‫ ِا هٕ َٗ ِج ه‬َٝ ِٙ ‫َ ِل‬٣
َ ْٖ ِٓ َُ ًُ ْ ‫َؤ‬٣ َٕ‫ًَب‬
.ِٙ ‫َ ِل‬٣ َِ َٔ ‫ػ‬
Artinya :

Mengabarkan pada kami Ibrahim ibnu Musa,


Mengabarkan pada kami Isa dari Saurin dari

294
Kholid ibnu Ma’dan, dari Miqdam RA, dari
Rasulallah SAW bersabda “ Tidak ada makanan
yang lebih baik yang dimakan oleh seseorang
daripada apa yang ia makan dari pekerjaan
tangannya. Sesungguhnya Nabi Allah Dawud a.s
memakan makanan dari hasil kerja tangannya. (
HR. Bukhari)450

4. Konsep Pemeliharaan Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Islam


451
Menurut Abu Sinn, pada masanya Rasulullah adalah pribadi yang

menetapkan upah bagi para pegawainya sesui dengan kondisi, tanggung jawab

dan jenis pekerjaan. Proses penetapan gaji pertama kali dalam Islam bisa dilihat

dari kebijakan Rasulullah untuk memberikan gaji pertama kali dalam Islam bisa

dilihat dari kebijakan Rasulullah untuk memberikan gaji satu dirham setiap hari

kepada Itab bin Usaid yang diangkat sebagai gubenur Mekkah. Pada masa

Khalifah Umar ra, gaji pegawai disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan

kesejahteraan masyarakat setempat. Jika tingkat biaya hidup masyarakat

meningkat, upah para pegawai harus dinaikkan sehingga mereka bisa memenuhi

kebutuhan hidup.

1. Pemberian imbalan yang layak dan tidak memberi beban yang berat

Menurut Tanjung, 452 Upah dalam Islam dikaitkan dengan imbalan yang

diterima seseorang yang bekerja, baik imbalan dunia (finansial maupun non

finansial), maupun imbalan akhirat (pahala sebagai investasi akhirat). Allah

menegaskan tentang imbalan ini dalam surah At-Taubah :105, An-Nahl : 97 dan

450
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op.Cit., h.117
451
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op.Cit., h.112
452
Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam praktek pengupahan karyawan
perusahaan, Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Ibnu Khaldun, Bogor,2004, h.10
295
Al-Kahfi : 30. Lebih lanjut kita lihat hadits Rasulullah Saw tentang upah yang

diriwayatkan ole Abu Dzar, bahwa Rasulullah bersabda :

،‫ة‬ ِ َ‫َؽْ ل‬٧‫إ ٍَ ا‬ ِ َٝ ْٖ ‫ػ‬ َ ، ُ‫ّ ْؼ َجخ‬ ُ ‫ َؽلهصََ٘ب‬: ٍَ ‫ة َهب‬ ٍ ‫بٕ ث ُْٖ َؽ ْو‬ ُ َٔ ٤ْ ٍَِ
ُ ‫َؽلهصََ٘ب‬
ِٚ ِٓ َ‫ؿال‬ ُ ٠َِ‫ػ‬ َ َٝ ، ٌ‫ ُؽِهخ‬ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ ‫ذُ أ َ َثب مَ ٍ ّه ِث ه‬٤‫ه هَب ٍَ َُ ِو‬ٝ
َ َٝ ، ِ‫بُوثَنَح‬ ِ ‫ػ ِٖ ْاُ َٔ ْؼ ُو‬َ
ٍَ ‫ كَوَب‬، ِٚ ِّٓ ُ ‫ُ ثِؤ‬ُٚ‫ ْهور‬٤َ‫ٍبثَجْذُ َه ُعالً كَؼ‬ َ ٢ِّٗ ِ‫ ا‬: ٍَ ‫ كَوَب‬، ‫ػ ْٖ مَ ُِ َي‬ َ ُُٚ‫َؤ َ ُْز‬
َ َ‫ُؽِهخٌ ك‬
ٌ‫هخ‬٤ِِ ِٛ ‫ي َعب‬٤ َ ‫ ِاٗه َي ْآ ُو ٌإ ِك‬ِٚ ِّٓ ُ ‫ُ ِثؤ‬َٚ‫ ْهور‬٤‫ػ‬ َ َ ‫ب أ َ َثب مَ ٍ ّه أ‬٣َ ‫ ملسو هيلع هللا ىلص‬٢ُّ ‫ اُ٘ه ِج‬٢ َ ُِ :
ِٙ ‫ ِل‬٣َ ‫ذ‬َ ْ‫ُ رَؾ‬ٙٞ‫ ٌُ ْْ كَ َٔ ْٖ ًَبَٕ أ َ ُف‬٣ِ‫ل‬٣ْ َ ‫ذ أ‬ ‫ ُْ ه‬ُٜ َِ‫ُُ ٌُ ْْ َع َؼ‬ََٞ ‫اُٗ ٌُ ْْ ف‬َٞ ‫ِا ْف‬
َ ْ‫َّللاُ رَؾ‬
ْٕ ِ ‫ ْْ كَب‬ُٜ ُ‫َ ْـ ِِج‬٣ ‫ ْْ َٓب‬ُٛ ُٞ‫الَ ر ُ ٌَ ِِّل‬َٝ ، ٌ ُ ‫َ ِْ َج‬٣ ‫ُ ِٓ هٔب‬َْٚ ‫ُ ِْ ِج‬٤ُْ َٝ َُ ًُ ْ ‫َؤ‬٣ ‫ُ ِٓ هٔب‬ْٚٔ ‫ط ِؼ‬ ْ ُ٤ِْ َ‫ك‬
.ْْ ُٛ ُٞ٘٤‫ ْْ كَؤ َ ِػ‬ُٛ ُٞٔ ُ ‫ًَِه ْلز‬
Artinya : Mengabarkan pada kami Sulaiman ibnu Harbin berkata, Mengabarkan
pada kami Syu‟bah dari Waasil Alahdab, dari Ma‟rur berkata, aku menemui Abu
Dzar di Zabadah dan ditempat tinggalnya ada anak laki-laki dan aku bertanya
akan hal itu, maka berkata : Sesungguhnya aku mempunyai anak laki-laki, aku
mencelanya, maka berkata padaku Nabi SAW, hai Abu Dzar mengapa engkau
mencelanya, sesungguhnya kamu laki-laki pada masa jahiliyah ( para budak dan
pelayanmu) adalah saudaramu, Allah menempatkan mereka di bawah asuhanmu,
sehingga barang siapa mempunyai saudara di bawah asuhannya maka harus
diberinya makan seperti apa yang dimakannya( sendiri) dan memberi pakaian
seperti apa yang dipaiknya(sendiri); dan tidak membebankan pada mereka
dengan tugas yang berat dan jika kamu membebankannya dengan tugas itu, maka
hendaklah membantu mereka (mengerjakannya).(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari ayat-ayat Al-qur`an dan hadits-hadits di atas, dapat didefinisikan

bahwa : Upah adalah imbalan yang diterima seseorang atas pekerjaanya dalam

bentuk imbalan materi (dunia) dan dalam bentuk imbalan pahala ( di akhirat)

secara adil dan layak.453

2. Upah terkait dengan Moral

Selanjutnya Tanjung menyatakan bahwa Upah dalam Islam sangat terkait

dengan moral. Beberapa arahan moral sangat melekat dengan sistem pengupahan

453
Abu Fahmi, Op.Cit., h.187
296
karyawan seperti :

1. Memperhatikan ketentuan jam kerja dan disiplin waktu demi efektivitas dan

kelancaran kerja ( An-Nisaa‟ : 28), (Al-Baqarah : 185).

2. Adanya hubungan yang harmonis dan iklim kerja yang kondusif serta

komunikasi yang terbuka dan transparan ( Al-Hujurat : 5-13), (Al-A‟raaf

:199), (Ali Imran : 134).

3. Pembayaran upah lembur dan kerja ekstra ( HR. Muslim dan Ibnu Hibban).

4. Pemberian hak cuti dan istirahat sebagaimana lazimnya ( HR. Baihaqi)

5. Penilaian kerja secara objektif, komprehensif, dan adil yang mengutamakan 4

aspek : kejujuran, kehati-hatian, sikap hormat pada atasan, dan kesetiaan (At-

Taubah : 105), (Al-Zalzalah : 7-8), (An-Nisaa‟ : 58).

6. Pekerja berhak menolak pemotongan gaji yang dilakukan oleh majikannya

karena utangnya, jika dia sangat membutuhkan gaji tersebut( Al-Kharaj : 6).

7. Pekerja berhak mendapatkan jaminan hari tua ( Al-Isra : 23-24).

8. Jaminan keselamatan kerja serta pemberian kompensasi bagi kecelakaan dan

resiko kerja ( Al-Baqarah : 286), (An-Nisaa‟ : 28)

3. Pemberian tunjangan

Pemberian Tunjangan dalam Islam terdapat dalam Al Qur‟an Surat Al-Kahfi

ayat 77

  


  
 
  
  
    

297
   
  
Artinya : “ Maka keduanya ( Nabi Musa As dan Khidir AS) berjalan ; hingga
ketika keduanya sampai kepada penduduk suatu negri, mereka minta dijamu oleh
penduduknya, tetapi mereka( penduduk negri itu) tidak mau menjamu mereka,
kemudian keduanya mendapatkan dinding rumah yang hampir roboh ( di negeri
itu), lalu dia menegakkannya. Dia (Musa) berkata : “ Jika engkau mau, niscaya
engkau dapat meminta imbalan untuk itu” (Q.S.Al-kahf, [18]:(77)).454

Dalam Tafsir Jalalain dituliskan

"‫ب‬َٜ ِْٛ َ ‫َط َؼ َٔب أ‬ ْ ‫خ "ا ٍْز‬٤َ ًِ ‫طب‬ َ ْٗ َ‫ أ‬٢


َ ِٛ "‫خ‬٣َ ‫َ َه ْو‬ْٛ َ ‫ب أ‬٤َ َ ‫ امَا أَر‬٠‫ط َِ َوب َؽزه‬ َ ْٗ ‫" َكب‬
"‫اها‬ ً َ‫ب ِعل‬َٜ ٤ِ‫ َعلَا ك‬َٞ َ‫ َٔب ك‬ُٛ ُٞ‫ل‬٤ِّ ٚ َ ُ٣ ْٕ َ ‫ا أ‬ْٞ َ‫َبكَ ٍخ "كَؤَث‬٤ٚ ‫ ْْ ه‬ُٜ ْ٘ ِٓ ‫َِجًب‬ٛ
ِ ‫اُط َؼبّ ِث‬ َ
ِٚ ِٗ ‫َ َال‬٤َٔ ُِ ُٜ‫َ َْو‬٣ ْٕ َ ‫َ ْو ُوة أ‬٣ ١ْ َ ‫٘" أ‬ ّ َ‫َ ْ٘و‬٣ ْٕ َ ‫ل أ‬٣‫ُ ِو‬٣" ‫ ِٓبئ َخ م َِهاع‬ٚ‫اهرِلَبػ‬ ْ
٢‫ ِك‬َٝ "‫ ِّئْذ َ ِالر ه َق ْند‬ْٞ َُ" ٠ٍ َ ُٞٓ َُُٚ "ٍَ ‫ "هَب‬ِٙ ‫ ِل‬٤َ ‫و ِث‬َٚ ِ ‫ُ" ْاُق‬َٚٓ ‫"كَؤَهَب‬
٠َُ ‫َٗب َٓ َغ َؽب َعزَ٘ب ا‬ُٞ‫ّل‬٤ِ ٚ َ ُ٣ ْْ َُ ‫ْش‬ ُ ٤‫ أَعْ ًوا" ُع ْؼ ًال َؽ‬ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬َ " ‫هِ َوا َءح َُز َِق ْند‬
‫ه‬
ّ‫اُط َؼب‬
Artinya :
(Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk
suatu negeri) yaitu kota Inthakiyah (mereka meminta dijamu kepada penduduk
negeri itu) keduanya meminta kepada mereka supaya memberi makan kepadanya
sebagaimana layaknya tamu (tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu
mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah) yang
tingginya mencapai seratus hasta (yang hampir roboh) mengingat kemiringannya
yang sangat (maka Khidhir menegakkan dinding itu) dengan tangannya sendiri
(Musa berkata) kepadanya, ("Jika kamu mau, niscaya kamu mengambil) menurut
suatu qiraat dibaca Laittakhadzta (upah untuk itu)" yakni persenan karena
mereka tidak mau menjamu kita, sedangkan kita sangat membutuhkan makanan.

Dari ayat tersebut masalah hubungan kerja dan upah sudah ada sejak

zaman Nabi Musa As. Atau mungki sebelum Nabi Musa. Bentuk hubungan kerja

masih pada taraf pekerjaan jasa, sebagaimana dalam kisah Nabi Musa dan putri

Nabi Syuaib yang kelak wanita ini menjadi pendamping hidup beliau :

 

454
Al-Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.302
298
  
   
   
    
    
   
 
Artinya :
Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan
kemalu-maluan, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia
memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami".
Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu´aib) dan menceritakan kepadanya
cerita (mengenai dirinya), Syu´aib berkata: "Janganlah kamu takut. Kamu telah
selamat dari orang-orang yang zalim itu"(Q.S.Al-Qasas, [28]:(25)). 455

Kemudian dalam tafsir jalalain dituliskan

‫ب‬َٜ ‫ؼَخ ًُ ّْ ك ِْهػ‬ٙ‫ا‬ ِ َٝ ١ ْ َ ‫َبء" أ‬٤ ْ‫ ا ٍْزِؾ‬٠َِ‫ػ‬ َ ٢َِْْٔ ‫ َٔب ر‬ُٛ ‫ُ اؽْ لَا‬ْٚ‫"كَ َغب َءر‬
‫ي أَعْ و َٓب‬٣َ ‫غْ ِي‬٤َ ُِ ‫ى‬ٞ‫ػ‬ ُ ‫ ْل‬٣َ ٢‫إ أ َ ِث‬‫ذ ه‬ ْ َُ‫ُ "هَب‬ْٚ٘ ِٓ ‫بء‬٤َ ‫ب َؽ‬َٜ ٜ ْ‫ع‬َٝ ٠َِ‫ػ‬ َ
‫د‬ْ َ‫ٖل‬ َ َ‫ب ه‬َٜ ‫ُعْ َوح ًَؤَٗه‬٧‫ أ َ ْفن ْا‬َٚ‫ َٗ ْل‬٢ِ‫ب ُٓ ْ٘ ٌِ ًوا ك‬َٜ ‫ْذ ََُ٘ب" كَؤ َ َعب َث‬٤َ‫ٍو‬ َ
‫ؼ‬٣‫اُو‬ ِّ ‫ذ‬ ْ َِ‫ كَ َغ َؼ‬ِٚ ٣ْ َ‫َل‬٣ ْٖ٤َ‫َذ ث‬ ْ َْٔ َ‫َب ك‬ٛ‫ل‬٣‫ُ ِو‬٣ ْٖ ٔ‫إ ًَبَٕ ِٓ ه‬ ْ ‫ْاُ ُٔ ٌَبكَؤَح‬
٠َِ ‫ػ‬ َ ٢ِ٘ ٤ُُِّ ‫ك‬َٝ ٢‫ ف َِْ ِل‬٢ِْٓ‫ ْا‬: ‫ب‬َٜ َُ ٍَ ‫ب كَوَب‬َٜ ٤ْ ‫ٍب َه‬ َ ‫ب َكز َ ٌِْْق‬َٜ ‫ث‬ْٞ َ ‫ ِْوة ص‬َٚ‫ر‬
ٙ‫ ِػ ْ٘ل‬َٝ ّ‫َ َال‬ ‫ اُ ه‬ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬َ ‫ْت‬٤‫ّ َؼ‬ ُ َٞ ُٛ َٝ ‫َب‬ٛ‫ أ َ ْٕ َعب َء أ َ َثب‬٠َُ‫ذ ا‬ ‫ه‬
ْ َِ‫ن كَلَ َؼ‬٣‫اُط ِو‬
‫ب ِٓ هٔب‬ٙ ً َٞ ‫ٕ ِػ‬ٌُٞ ٣َ ْٕ َ ‫ أَفَبف أ‬: ٍَ ‫هَب‬َٝ ِ ‫ٌ َكز َ َؼ ه‬
ْ ِِ ْ‫ اع‬: ٍَ ‫ػَْبء كَوَب‬ َ
: ٍَ ‫ب هَب‬ٙ ً َٞ ‫ْو ِػ‬٤‫ػ ََٔ َف‬ َ ٠َِ‫ػ‬ َ ‫َطُِت‬ ْ ٗ ‫ْذ َال‬٤َ‫َ ث‬ْٛ َ ‫ ِاٗهب أ‬َٝ ‫ َٔب‬ُٜ َُ ‫ْذ‬٤َ‫ٍو‬ َ
ُٙ‫أ َ ْفجَ َو‬َٝ ََ ًَ َ ‫اُطؼَبّ كَؤ‬ ‫ط ِؼْ ه‬ ْ َُٗٝ ‫ْق‬٤ٚ ‫ اُ ه‬١‫ ُٗ ْو ِو‬٢ِ‫ػبكَح آثَبئ‬ َ َٝ ٢ِ‫ػبكَر‬ َ ‫َال‬
٠َ٘‫ٖلَه ِث َٔ ْؼ‬ ْ َٓ "ٖٔ َ ‫ ْاُ َو‬ِٚ ٤ْ َِ‫ٔ َػ‬ ‫هَ ه‬َٝ ُٙ‫ "كََِ هٔب َعب َء‬ِٚ ُِ ‫ِث َؾب‬
ْٕٞ ‫ػ‬ َ ‫ ِٓ ْٖ كِ ْو‬ٚ‫ك‬َْٞ ‫ف‬َٝ ِْٚ‫ ْْ هَز‬ٛ‫ٖل‬ ْ ‫ َه‬َٝ ٢ ّ ‫ْط‬ِ ‫ ْاُ ِوج‬ِْٚ‫ٓ ِٓ ْٖ هِز‬ٖٞ ُ ‫ْاُ َٔ ْو‬
ْٕٞ ‫ػ‬ َ ‫طبٕ ُِ ِل ْو‬ َ ِْ ٍ
ُ ‫َٖ " ا ْم َال‬٤ِٔ ُِ ‫اُظب‬‫ّ ه‬ْٞ َ‫د ِٓ ْٖ ْاُو‬ْٞ ‫َق َٗ َغ‬ ْ ‫"هَب ٍَ َال رَق‬
َٖ٣‫َ َٓ ْل‬ْٛ َ ‫ أ‬٠َِ‫ػ‬ َ
Artinya : (Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita
itu berjalan kemalu-maluan) seraya menutupkan kain kerudung ke mukanya
karena malu kepada Nabi Musa (ia berkata, "Sesungguhnya bapakku memanggil
455
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.388
299
kamu agar ia memberikan balasan terhadap kebaikanmu memberi minum ternak
kami") Nabi Musa memenuhi panggilannya dan menolak dalam hatinya upah
yang akan diberikan kepadanya, karena seolah-olah wanita itu bermaksud
hendak memberi upah dan menganggap dirinya sebagai seorang upahan.
Kemudian wanita itu berjalan di muka Nabi Musa tiba-tiba angin meniup
kainnya, sehingga terlihat kedua betisnya. Lalu Nabi Musa berkata kepadanya,
"Berjalanlah engkau di belakangku dan tunjukkanlah jalan itu kepadaku". Wanita
itu menuruti apa yang dikatakan oleh Nabi Musa, sehingga Nabi Musa sampai ke
tempat bapak wanita itu, dia adalah Nabi Syuaib a.s. Ketika Nabi Musa sampai di
hadapannya ternyata telah disiapkan makan malam, maka Nabi Syuaib berkata,
"Duduklah, kemudian makan malamlah". Nabi Musa menjawab, "Aku khawatir
jika makan malam ini sebagai imbalan karena aku telah memberi minum ternak
keduanya, sedangkan aku berasal dari ahlul bait yang tidak pernah meminta
imbalan dari suatu pekerjaan yang baik". Nabi Syuaib berkata, "Tidak, ini
merupakan tradisiku dan tradisi nenek moyangku. Kami biasa menjamu tamu
kami, juga biasa memberi makan". Nabi Musa baru mau memakannya dan
menceritakan kepadanya semua apa yang telah ia alami. Untuk itu maka Allah
swt. berfirman, ("Maka tatkala Musa mendatangi bapak wanita itu dan
menceritakan kepadanya kisah mengenai dirinya) lafal Al Qashash adalah
Mashdar yang bermakna Isim Maf'ul; maksudnya Nabi Musa menceritakan
kepadanya tentang pembunuhannya terhadap seorang bangsa Mesir dan niat
bangsa Mesir untuk membunuhnya, serta kekhawatirannya terhadap Firaun
(Syuaib berkata, 'Janganlah kamu takut! Kamu telah selamat dari orang-orang
yang zalim'.") karena tidak ada kekuasaan bagi Firaun atas negeri Madyan.

Ibnu Umar meriwayatkan, Nabi Muhammad Saw memperkerjakan orang

untuk menggarap tanah khaibar dengan ketentuan separuh dari hasilnya berupa

kurma atau sayuran untuk gaji para pekerja.” Shahih Bukhari no.: 2165

4. Pejabat dijamin kehidupannya agar dapat berkontribusi penuh.

Syaifuddin Bachrun, menemukan nilai-nilai gaji di zaman Sahabat Rasulullah

Saw berkaitan dengan jabatan publik di pemerintahan atau karyawan pemerintah

atau karyawan karena tugas negara.456 Hadits Nabi Saw kepada pejabat publik :

Mustaurid bin Syaddad meriwayatkan, aku mendengar Rasulullah Saw bersabda

ُّ ‫ىَ ا ِػ‬ْٝ َ ٧‫ َؽلهصََ٘ب ا‬٠َ‫ َؽلهصََ٘ب ْاُ ُٔ َؼبك‬٠


٠ ُّ ّ‫اُو ِه‬ َ ُٞٓ ‫َؽلهصََ٘ب‬
‫إَ ه‬َٝ ‫ ث ُْٖ َٓ ْو‬٠ٍ
456
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h.324
300
‫ّلها ٍك‬َ ِْٖ ‫ ِه ِك ث‬َْٞ ‫ػ ِٖ ْاُ ُٔ َْز‬
َ ‫ ٍْو‬٤‫ ِْو ث ِْٖ ُٗ َل‬٤‫ػ ْٖ ُع َج‬
َ َ‫ل‬٣‫ ِي‬٣َ ِْٖ ‫س ث‬ ِ ‫به‬ِ ‫ػ ِٖ ْاُ َؾ‬
َ
ً‫ َعخ‬ْٝ َ‫ ٌْزََِتْ ى‬٤َ ِْ َ‫بٓالً ك‬ َ ‫ ٍُ « َٓ ْٖ ًَبَٕ ََُ٘ب‬ُٞ‫و‬٣َ -‫ملسو هيلع هللا ىلص‬- ٠
ِ ‫ػ‬ ‫ٍ ِٔ ْؼذُ اُ ه٘ ِج ه‬
َ ٍَ ‫هَب‬
ٌٖ ٌَ َْ َٓ َُُٚ ْٖ ٌُ َ٣ ْْ َُ ْٕ ِ ‫َ ٌْزََِتْ فَب ِك ًٓب كَب‬٤ِْ َ‫ُ فَب ِك ٌّ ك‬َُٚ ْٖ ٌُ َ٣ ْْ َُ ْٕ ِ ‫كَب‬
‫ هللا‬٠ِٕ- ٠ ‫ ثَ ٌْ ٍو أ ُ ْفجِ ْودُ أ َ هٕ اُ٘هجِ ه‬ُٞ‫ هَب ٍَ َهب ٍَ أَث‬.» ‫َ ٌْزََِتْ َٓ َْ ًٌَ٘ب‬٤ِْ َ‫ك‬
.» ‫به ٌم‬ ِ ٍ َ ْٝ َ ‫ ؿَب ٌٍّ أ‬َٞ ُٜ َ‫ َْو مَ ُِ َي ك‬٤‫ؿ‬
َ َ‫ هَب ٍَ « َٓ ِٖ ار ه َقن‬-ٍِْٝ ٚ٤ِ‫ػ‬
Artinya :

Mengabarkan pada kami Musa ibnu Marwan Roqiyyu, mengabarkan pada kami
Mua‟fa, mengabarkan pada kami Auzaai‟u, dari Haris ibnu Yazid, dari Juabir
Ibnu Nufair dari Mustaurid Ibnu Syaddad berkata, aku mendengar Nabi SAW
berkata“ Siapa yang menjadi pejabat kami, maka milikilah istri jika belum punya
istri. Jika belum punya pembantu, maka milikilah pembantu. Jika belum punya
tempat atau rumah, maka milikilah maka milikilah tempat atau rumah. Abu bakar
berkata : Aku diberitahu bahwa Nabi bersabda, “ Siapa yang mengambil selain
itu maka dia termasuk koruptor atau pencuri.” (HR. Abu Dawud)

Itu adalah basis yang diletakkan oleh Rasulullah Saw Seorang pejabat

dijamin kehidupannya agar dapat berkontribusi penuh selama bekerja untuk

pemerintah yang nota bene melayani masyarakat. Rasulullah Saw mendapatkan

harta untuk operasional ini antara lain dari rampasan perang ( Surat Al Anfal ayat

1). Harta dari zakat dan infak yang masuk dalam Baitul Mal. 457

Dari berbagai sumber, masalah penggajian lebih jelas di era kekhalifahan

sahabat-sahabat Rasulullah Saw. Kisah penggajian diawal pemerintahan para

sahabat Nabi SAW dimulai dari peristiwa pertemuan Khalifah Abu Bakar RA dan
458
Umar bin Khathab RA. Suatu hari, Khalifah Abu Bakar Ra dalam

perjalanannya berdagang, ditengah perjalanan, ia bertemu dengan Umar bin

Khathab Ra. Umar Ra bertanya : “ Mau berangkat ke mana engkau, wahai Abu

Bakar ?”. “ Seperti biasa, aku mau berdagang ke pasar”. Jawab sang khalifah.

457
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h. 324
458
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h. 324
301
Umar RA kaget mendengar jawaban itu, lalu berkata : “ Engkau sekarang

sudah menjadi khalifah, karena itu berhentilah berdagang dan konsentrasilah

mengurus kekhalifahan.” Abu Bakar RA kemudian bertanya : “ Jika aku tak

berdagang, bagaimana aku menafkahi anak dan istriku ?” Lalu Umar RA

mengajak Abu Bakar RA untuk menemui Abu Ubaidah RA. Kemudian

ditetapkanlah oleh Abu Ubaidah Ra gaji untuk khalifah Abu Bakar RA yang

diambil dari baitul mal. 459

Sebagai seorang khalifah pada awalnya gaji Abu Bakar RA adalah 2000

Dirham per tahun. Di samping gaji tersebut, masih ada fasilitas 1 kambing per hari

plus sedikit lemak dan susu. Kambing digunakan untuk jamuan para tamu yang

datang. Dan keluarga Abu Bakar RA berhak mendapatkan kepala dan kaki

kambing tersebut.460 2000 Dirham adalah jumlah gaji yang tidak mencukupi

kebutuhan keluarga. Abu Bakar RA berkata kepada Umar RA yang menjabat

sebagai Menteri Keadilan dan Hukum : “Tambahi untukku ( gajiku) karena aku

punya keluarga. Kalian telah menyibukkan aku dari bisnisku. “ Selanjutnya

berkata : “ Aku tidak butuh dengan jabatanku memimpin kalian. Kalian

memberiku gaji yang tidak cukup untukku dan keluargaku.” 461

Berikut ini yang dilakukan oleh Khalifah Abu Bakar RA sebagai konsep

penggajian. Di saat negara belum mempunyai banyak kekayaan ia berprinsip :

“ Sesungguhnya hidup ini, keteladana lebih baik daripada mementingkan diri

sendiri.”

Besaran tunjangan di tahun pertama adalah 10 Dirham per tahun. Pada


459
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h.325
460
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h. 325
461
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h.325
302
tahun ke dua dimana pemasukan negara semakin besar, maka masyarakat

mendapatkan 20 dirham per tahun. Baik laki-laki atau perempuan, besar atau

kecil, orang merdeka atau budak. Dengan strategi tunjangan semacam ini, terlihat

bahwa gaji Khalifah Abu Bakar RA adalah 200 kali lipat dari tunjangan satu

orang rakyatnya. Khalifah atau pejabat pemerintah mendapatkan gaji „besar‟

karena tidak bisa mencari nafkah, sementara masyarakat jauh lebih kecil karena

sifatnya sebagai tambahan nafkah mereka. 462

Di zaman Khalifah Umar bin Khathab RA, disamping ia melanjutkan konsep

tunjangan Khalifah Abu Bakar RA, beliau juga melakukan perbaikan. Jumlah tunjangan

yang diberikan negara kepada masyarakat, menjadi jauh lebih besar seiring dengan

negara semakin kaya :

1. Tunjangan tahunan untuk rakyatnya dibuat berdasarkan strata, atau

berdasarkan tingkatan (grading). Sebagai dasar gradingnya adalah istri nabi

yang masih hidup, yang ikut berperang, yang hijrah dari mekah ke

Madinah(kaum muhajirin), yang menolong( kaum Ansor), ibu-ibu dan anak-

anak.

2. Tunjangan tertinggi sebesar 12.000 Dirham, bagi istri nabi yang masih hidup.

Sedangkan yang terendah adalah 100 Dirham bagi bayi yang baru lahir.

3. Tunjangan barang diberikan dalam bentuk pakaian, bahan pangan atau bentuk

lainnya. 463

Dari uraian di atas, Khalifah Umar ra (13-23 Hijriah) telah meletakkan dasar-

dasar Grading beserta kriterianya. Ia meletakkan prinsip keadilan dimana adil

462
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h.326
463
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h.327
303
dalam hal ini disebut sebagai seimbang atau setara (tawassuth). Setara dengan

kecakapan dan jabatan serta sesuai dengan hasil keringat/jerih-payah dalam

jumlah dan nilai (kualitas-kuantitas) hasil kerja.464

Contoh dalam pemberian gaji berbasis “grade” yang dilakukan oleh Khalifah

Umar bin Khatthab ra.

1. Grade tertinggi dalam hal ini Grade lima (5) yakni kepada Thabaqat al-

Badriyyin (veteran perang badar). Untuk keluarga syuhada Muhajirin per

kepala keluarga memperoleh insentif 5.000 dirhan pertahun. Sementara

keluarga syuhada Anshar per kepala keluarga mendapat 4.000 dirham

pertahun. Dilebihkannya insentif tahunan syuhada Muhajirin, karena

dipandang lebih utama dalam perjuangan dan saudara tua kaum Anshar. Jadi

di Grade 5, ada nilai minimum dan maksimumnya yakni 4.000 dirham dan

5.000 dirham.

2. Grade empat (4) yakni kepada Thabaqat al-Muhajirin(rombongan hijrah), dari

rombongan hijrah ke Ethiopia sampai hijrah kubra ke madinah, dan ikut

berkabung dalam beberapa ekspedisi perang pasca Badar al-Kubra,

Ramadhan 2 H. Memperoleh 4.000 dirham per kepala keluarga per tahun.

Kecuali Ibnu „Umar ra, ia hanya mendapat 3.500 dirham, bahkan pernah 350

dirham, karena ia ikut hijrah bersama ayahnya, Umar bin Khatthab ra.

3. Grade Tiga (3) kepada Thabaqat al-Anshar,yaitu para sahabat asli madinah

yang bergabung bersama Nabi Saw dalam berbagai peperangan, kecuali

perang Badar. Memperoleh 3.000 dirham per kepala keluarga per tahun.

464
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h.327
304
4. Grade Dua (2) kepada Thabaqat al-Hudaibiyah dan Fathu Makkah.

Memperoleh 2.000 dirham per kepala keluarga per tahun.

5. Grade Satu (1) yaitu grade yang terendah untuk Thabaqat al-Fath al-

Qadisiyah dan Yarmuk (Jum.Ula 13 H/Juli 634 M). Memperoleh 1.500

dirham bagi syuhada dan 1.000 dirham per tahun bagi yang korban luka

berat.465

Kalau diperhatikan dari grading ini, ada minimum dan maksimum dari besarnya gaji.

Kalau ditilik dari segi bentuk struktur skalanya, yang dilakukan Khalifah adalah Struktur

Skala Ganda berurutan.466

Dari catatan yang Syaifuddin Bachrun dapatkan, Khalifah juga memberikan gaji

kepada pegawai pemerintah, seperti kepada para hakim, dan guru. Gaji guru di zaman

Khalifah Umar ra, Sebesar 15 Dinar. Satu dinar sama dengan 4,25 gram emas. Untuk 15

Dinar akan setara dengan 63,75 gram emas. 467

Upah adalah bentuk imbalan atau jasa yang telah diberikan oleh pekerja/buruh.

Firman Allah SWT di surat At-Taubah : 105 yang artinya : “ Dan katakanlah : Bekerjalah

kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmun akan melihat pekerjaanmu

itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan

yang nyata, lalu diberikan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” Firman

Allah SWT Surat An-Nahl : 97, yang artinya, “ Barang siapa yang mengerjakan amal soleh,

baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan

465
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h.328
466
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h.328
467
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h.329
305
kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan

kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.”

Tafsir dari kedua ayat tersebut, penjelasan menurut SHIHAB (2000) : Surat At

Taubah ayat 105 sebagai berikut : “ Bekerjalah kamu demi karena Allah semata dengan

aneka amal yang sholeh dan bermanfaat, baik untuk diri kamu maupun untuk

masyarakat umum, Allah akan melihat yakni menilai dan memberi ganjaran amal kamu

itu.” Ganjaran yang dimaksud adalah upah atau kompensasi. Demikian juga dengan

Surat An-Nahl ayat 97, maksud dari kata “balasan” dalam ayat ini adalah upah atau

kompensasi. Jadi dalam Syariah Islam, jika seseorang mengerjakan pekerjaan dengan

niat karena Allah (amal shaleh), maka ia akan mendapatkan balasan, baik didunia

(berupa upah atau materi lain) maupun di akhirat (berupa pahala), yang berlipat ganda.

Dari dua ayat tersebut dapat kita simpulkan, upah dalam konsep Islam memiliki dua

aspek, yaitu dunia dan akhirat.468

Proses penentuan upah yang islami berasal dari dua faktor : objektif dan

subjektif. Objektif adalah upah ditentukan melalui pertimbangan tingkat upah di pasar

tenaga kerja. Sedangkan subjektif, upah ditentukan melalui pertimbangan-pertimbangan

sosial. Maksud pertimbangan-pertimbangan sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan

tenaga kerja.469 Ada beberapa faktor yang menjadikan pekerja diperlakukan manusiawi.

1. Hubungan kerja antara majikan dan pekerja adalah hubungan persaudaraan.

2. Syarat-syarat kerja, beban kerja, lingkungan kerja dan suasana kerja

memperhatikan nilai-nilai kemanusian pekerja.

468
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h.465
469
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h. 465
306
3. Pembayaran upah yang adil dan ditingkat upah minimum (terendah) harus

mencukupi bagi pemenuhan kebutuhan dasar pekerja. 470

5. Kaum Lemah diberi porsi sebagai orang yang berhak mendapat rizki dari

orang lain

Kaum lemah (Mustadh’afin) selalu diberi porsi oleh Allah SWT sebagai orang yang

berhak mendapatkan rizki dari orang lain. Kaum lemah, dengan spesifikasi kaum pekerja,

mendapatkan perhatian yang sangat tinggi dari Nabi Muhammad SAW.471

Nabi Muhammad Saw pernah memarahi sahabatnya yang berlaku kasar kepada

pebantunnya. Misalnya dalam riwayat berikut ini :

‫َب ٍك َؽلهصََ٘ب‬٣‫ اثَْٖ ِى‬٢ِ٘‫َ ْؼ‬٣ ‫اؽ ِل‬ ِ َٞ ُ‫ػ ْجلُ ْا‬َ ‫ َؽلهصََ٘ب‬١ ُّ ‫بٓ ٍَ ْاُ َغؾْ لَ ِه‬ ِ ًَ ُٞ‫َؽلهصََ٘ب أَث‬
ُّ ‫ ٍك ْاُجَ ْل ِه‬ُٞ‫ َٓ َْؼ‬ُٞ‫ هَب ٍَ هَب ٍَ أَث‬ِٚ ٤‫ػ ْٖ أَ ِث‬
١ َ ِ٢ ّ ِْٔ ٤‫ْ اُزه‬٤
َ ِٛ ‫ػ ْٖ ِاث َْوا‬ َ ِ ُ َٔ ‫ َ ْػ‬٧‫ْا‬
‫ ا ْػَِ ْْ أ َ َثب‬٢‫ر ًب ِٓ ْٖ ف َِْ ِل‬ْٞ ٕ
َ ُ‫َ ِٔ ْؼذ‬ َ َ‫ ك‬ِٛ ْٞ َ‫ ِثبُ ه‬٢ُِ ‫ؿ َال ًٓب‬ ُ ‫ة‬ ُ ‫ ِْو‬َٙ‫ًُ ْ٘ذُ أ‬
َٞ ُٛ ‫ ِامَا‬٢ِِّ٘ٓ ‫ت هَب ٍَ كََِ هٔب كََٗب‬ ِ ٚ َ َ‫د ِٓ ْٖ ْاُـ‬ ‫ ْْ اُ ه‬َٜ ‫ ٍك كََِ ْْ أ َ ْك‬ُٞ‫َٓ َْؼ‬
َ ْٞ ٖ
ْْ َِ‫ ٍك ا ْػ‬ُٞ‫ ٍُ ا ْػَِ ْْ أَثَب َٓ َْؼ‬ُٞ‫َو‬٣ َٞ ُٛ ‫ٍِه َْ كَبِمَا‬
َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬‫ ٍُ ه‬ٍٞ ُ ‫َه‬
‫ ٍك أ َ هٕ ه‬ُٞ‫ كَوَب ٍَ ا ْػَِ ْْ أَثَب َٓ َْؼ‬١ِ‫َل‬٣ ْٖ ِٓ ٛ
َ‫َّللا‬ َ ْٞ َ ‫ْذُ اُ ه‬٤َ‫ ٍك هَب ٍَ كَؤ َ ُْو‬ُٞ‫أَثَب َٓ َْؼ‬
َُٙ‫ ًًب ثَ ْؼل‬ُِْٞٔ َٓ ‫ة‬ ُ ‫ ِْو‬َٙ‫نَا ْاُـُ َال ِّ هَب ٍَ كَوُ ِْذُ َال أ‬َٛ ٠َِ‫ػ‬ َ ‫ َْي ِٓ ْ٘ َي‬٤َِ‫ػ‬ َ ‫أ َ ْهلَ ُه‬
‫أ َ َثلًا‬

Artinya :

Mengabarkan pada kami Abu Kamil Jahdzariyyu, Mengabarkan pada kami Abdul
Waahid yaitu Ziyad A’masyu dari Ibrahim Taimiyyi dari bapaknya berkata, Abu Mas’ud
al-Badri meriwayatkan : “Aku Pernah memukul pelayan (budak) milikku dengan cemeti,
tiba-tiba aku mendengar suara dari belakangku, ‘ Ketahuilah wahai Abu Mas’ud !
Ketahuilah wahai Abu Mas’ud ! “aku tidak memperhatikan suara tersebut karena terlalu
marahnya.” Abu Mas’ud berkata, “ Ketika telah dekat, ternyata itu adalah Rasulullah

470
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h.466
471
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h.395
307
Saw, Dan beliaulah yang mengatakan, “ Ketahuillah wahai Abu Mas’ud”. “Ketahuillah
wahai Abu Mas’ud”, Sesungguhnya Allah lebih kuasa atas dirimu daripada kuasamu atas
budak ini. “ Abu Mas’ud berkata lagi, “ Kemudian aku berkata, “ Aku tidak akan
memukul seorang budakpun setelah itu.”( HR. Imam Muslim).

Nabi Muhammad Saw pernah mengingatkan agar tidak membebani pekerja

melebihi kemampuan para pekerjanya.472

ٍَ ‫ة هَب‬ ُ َ‫َؽْ ل‬٧‫إ ٌَ ْا‬ ِ َٝ ‫ّ ْؼ َجخُ َؽلهصََ٘ب‬ ُ ‫بً َؽلهصََ٘ب‬ ٍ ٣َ ‫ ِا‬٢‫َؽلهصََ٘ب آكَ ُّ ث ُْٖ أَ ِث‬
‫ ه‬٢
ُ‫َّللا‬ َ ٙ ِ ‫ َه‬١ ‫به ه‬ِ َ‫ْذُ أَثَب مَ ٍ ّه ْاُ ِـل‬٣َ‫ ٍل هَب ٍَ َهأ‬٣ْ ٍٞ ُ َْٖ‫ه ث‬ٝ َ ‫ٍ ِٔ ْؼذُ ْاُ َٔ ْؼ ُو‬ َ
٢ِّٗ ‫ػ ْٖ مَ ُِ َي كَوَب ٍَ ِا‬ َ ُٙ‫َؤ َ َُْ٘ب‬َ َ‫ ُؽِهخٌ ك‬ِٚ ِٓ ‫ؿ َال‬ ُ ٠َِ‫ػ‬ َ َٝ ٌ‫ ُؽِهخ‬ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ َ َٝ ُْٚ٘ ‫ػ‬ َ
٢ُِ ٍَ ‫ٍِه َْ كَوَب‬ َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ َ ُ‫َّللا‬‫ ه‬٠‫ِٕه‬ َ ِ٢ ّ ‫ اُ٘ه ِج‬٠َُ‫ ِا‬٢ِٗ‫ْ ٌَب‬ َ َ‫ٍبثَجْذُ َه ُع ًال ك‬ َ
ْْ ٌُ ََُُٞ ‫اَٗ ٌُ ْْ ف‬َٞ ‫ ص ُ هْ هَب ٍَ اِ هٕ اِ ْف‬ِٚ ِّٓ ُ ‫ُ ثِؤ‬َٚ‫ ْهور‬٤‫ػ‬ َ َ ‫ٍِه َْ أ‬
َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ٢ ُّ ِ‫اُ٘هج‬
َُ ًُ ْ ‫ؤ‬٣َ ‫ُ ِٓ هٔب‬ْٚٔ ‫ط ِؼ‬ ْ ُ٤ِْ َ‫ ك‬ِٙ ‫ ِل‬٣َ ‫ذ‬َ ْ‫ُ رَؾ‬ٙٞ‫ ٌُ ْْ كَ َٔ ْٖ ًَبَٕ أ َ ُف‬٣‫ ِل‬٣ْ َ‫ذ أ‬ ‫ ْْ ه‬ُٜ َِ‫َع َؼ‬
َ ْ‫َّللاُ رَؾ‬
ْْ ُٜ ُ‫َ ْـ ِِج‬٣ ‫ ْْ َٓب‬ُٛ ُٞٔ ُ ‫ ْْ كَب ِ ْٕ ًَِه ْلز‬ُٜ ُ‫َ ْـ ِِج‬٣ ‫ ْْ َٓب‬ُٛ ُٞ‫ َال ر ُ ٌَ ِِّل‬َٝ ٌ ُ َ‫َ ِْج‬٣ ‫ُ ِٓ هٔب‬َْٚ ‫ُ ِْ ِج‬٤ُْ َٝ
ْْ ُٛ ُٞ٘٤‫كَؤ َ ِػ‬

Artinya :

Mengabarkan pada kami Aadam ibnu Abi Iyas, Mengabarkan pada kami Syu’bah,
Mengabarkan pada kami Waasil Ahdab, Aku mendengar Ma’rur ibnu Suaid berkata, aku
melihat Abu Dzar Alghifari RA di rumahnya bersama anak laki-lakinya, maka kami
bertanya padanya, sesunggunya aku mempunyai anak laki-laki maka aku mengadukan
pada rasulallah SAW, maka berkata padaku Nabi SAW mengapa engkau mencelanya,
kemudian Rasulullah berkata “Sesungguhnya saudara-saudaramu yang menjadi
pekerjamu, yang (karena) Allah SWT menjadikan mereka di bawah kekuasaanmu. Maka
barang siapa yang sudaranya berada di bawah kekuasaanya maka hendaklah memberi
makan kepadanya dari sesuatu yang ia makan dan mmemberi pakaian kepadanya dari
sesuatu yang ia pakai, serta janganlah ia membebani mereka sesuatu yang tidak
mampu dijalankan oleh mereka. Jika engkau terpaksa membebani mereka sesuatu yang
memberatkan mereka maka bantulah mereka. “ ( HR Imam Bukhari ).

472
Syaifuddin Bachrun, Op.Cit., h. 396
308
Penilaian kinerja, penempatan dan aktivitas adalah aktifitas penunjang tujuan

fungsional manajemen sumber daya manusia yang bertujuan mempertahankan

kontribusi departemen sumber daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan

kebutuhan organisasi.473 Sedangkan untuk mencapai tujuan pribadi manajemen sumber

daya manusia, yaitu tujuan pribadi dari setiap anggota organisasi yang hendak dicapai

melalui aktivitasnya di dalam organisasi maka aktifitas penunjangnya adalah pelatihan

dan pengembangan, penilaian kinerja, penempatan, kompensasi dan aktivitas.474

6. Penentuan upah para pegawai sebelum dimulai pekerjaan.

Penentuan upah bagi para pegawai sebelum mereka mulai menjalankan

pekerjaannya, telah dijelaskan dalam hadis Nabi SAW yang berbunyi:

“Barangsiapa mempekerjakan seorang pekerja, maka harus disebutkan

upahnya.” Dalam hadis tersebut, Rasulullah memberikan petunjuk bahwa dengan

memberikan informasi gaji yang akan diterima, diharapkan akan memberikan

dorongan semangat bagi pegawai untuk memulai pekerjaan, dan memberikan rasa

ketenangan.475

Selain itu, cara pemberian gaji kepada pegawai dalam Islam telah digariskan sesuai

dengan sabda Nabi SAW:476

َ‫هخ‬٤‫ػ ِط‬
َ ِْٖ ‫ ِل ث‬٤‫ٍ ِؼ‬ ُ ْٛ َٝ ‫ َؽلهصََ٘ب‬، ٢
َ ُْٖ ‫ت ث‬ ُّ ‫ ِل اُ ِلّ َٓ ْْ ِو‬٤ُِ َٞ ُ‫هبً ث ُْٖ ْا‬
ُ ‫َؽلهصََ٘ب ْاُ َؼج‬
َ ، ِٚ ٤‫ػ ْٖ أ َ ِث‬
ْٖ ‫ػ‬ َ ، َْ ٍَِْ َ ‫ ِل ث ِْٖ أ‬٣ْ َ‫اُوؽْ َٔ ِٖ ث ُْٖ ى‬ ‫ػ ْجلُ ه‬ َ ‫ َؽلهصََ٘ب‬، ٢ ُّ ِٔ ََِ
ُّ ُ‫ا‬
473
Henry Simamora, Manajemen Sumber daya Manusia, (Yogyakarta : Adiyta Media,
2014), h.40
474
Ibid.
475
Sinn, Op.Cit.,,h. 113.
476
Qomar, Op.Cit.,, h.140.
309
: َْ ِ‫ٍ ه‬ َ ‫ هللا‬٠‫ِٕه‬
َ ٝ ِٚ ٤ْ ِ‫ػ‬ َ ِ‫ ٍُ هللا‬ٍُٞ ‫ هَب ٍَ َه‬: ٍَ ‫ هَب‬، ‫ػ َٔ َو‬ ُ ِْٖ ‫ػ ْج ِل هللاِ ث‬
َ
,ُٙ‫ َْو أَعْ َو‬٤‫ َ ِع‬٧‫ا ْا‬ْٞ ‫ط‬
ُ ‫أ َ ْػ‬.ُُٚ‫ػ َوه‬ ‫ ِغ ه‬٣َ ْٕ َ ‫ َه ْج ََ أ‬، ُٙ‫و أَعْ َو‬٤
َ ‫ق‬ َ ‫ َ ِع‬٧‫ا ا‬ٞ‫ط‬ ُ ‫أ َ ْػ‬
ُُٚ‫ػ َوه‬
َ ‫ق‬ ‫َ ِغ ه‬٣ ْٕ َ ‫هَ ْج ََ أ‬
Artinya:

Mengabarkan pada kami Abbas Ibnu Walid Dimasqi, mengabarkan pada kami Wahab
ibnu Sa’id ibnu ‘Athiyah Assulami, mengabarkan pada kami Abdurrahman ibnu Zaid ibnu
Aslam dari bapaknya, dari Abdillah ibnu Umar berkata, bersabda Rasalallah SAW
“Berikan upah kepada pekerja sebelum keringatnya kering. (HR. Ibnu Majah)

7. Upah ditentukan berdasarkan jenis pekerjaan.

Upah ditentukan berdasarkan jenis pekerjaan. Hal ini merupakan asas

pemberian upah sebagaimana ketentuan yang dinyatakan Allah dalam firman-Nya

surat al-Ahqaf ayat 19: 477

  

  

   



Artinya :

“Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka

kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-

pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.”478

Dalam tafsir jalalain dituliskan

477
Ibid., 113.
478
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h. 504
310
َٖ٤ِِ٘ٓ ْ‫ ْاُ ٌَب ِكو "كَ َه َعبد" كَلَ َه َعبد ْاُ ُٔئ‬َٝ ِٖٓ ْ‫ ُِ ٌُ ٍَّ" ِٓ ْٖ ِع ٌْ٘ ْاُ ُٔئ‬ٝ" َ
"‫ا‬ُِِٞٔ ‫ػ‬ َ ‫"ٓ هٔب‬ َ ‫ اُ٘هبه‬٢ِ‫َٖ ك‬٣‫كَ َه َعبد ْاُ ٌَبكِ ِو‬َٝ ‫خ‬٤َ ُِ ‫ػب‬
ِ ‫ٍبكَِِخ‬ َ ‫ ْاُ َغ٘هخ‬٢ِ‫ك‬
"ْْ ُٜ َ٤ّ‫ ِك‬َٞ ُ٤ُِ ٝ"
َ ٢ٕ‫ب‬ِ ‫َٕ ِٓ ْٖ ْاُ َٔ َؼ‬ٝ‫ ْاُ ٌَبكِ ُو‬َٝ ‫ػبد‬ َ ‫اُطب‬ ‫َٕ ِٓ ْٖ ه‬ُِٞ٘ٓ ْ‫ ْاُ ُٔئ‬١ ْ َ‫أ‬
‫ ْْ َال‬ُٛ ٝ" َ ‫َب‬ٛ‫ َعيَ ا َء‬١ ْ َ ‫ ْْ" أ‬ُٜ‫ٕ "أ َ ْػ َٔب‬ٞ ِ ُُّ٘‫ هِ َوا َءح ثِب‬٢ِ‫ك‬َٝ ‫َّللا‬ ‫ ه‬١ ْ َ‫أ‬
ِ ‫ُيَ اك ُِ ِْ ٌُله‬٣َٝ َٖ٤ِِ٘ٓ ْ‫ُ ْ٘ؤَ ُِ ِْ ُٔئ‬٣ ‫ئًب‬٤ْ ّ
‫به‬ ْ ُ٣
َ " َُٕٞٔ َِ‫ظ‬
Artinya :
(Dan bagi masing-masing mereka) bagi masing-masing dari orang mukmin dan orang
kafir (derajat), derajat orang-orang yang beriman memperoleh kedudukan yang tinggi di
dalam surga, sedangkan derajat orang-orang kafir memperoleh kedudukan di dasar
neraka (menurut apa yang telah mereka kerjakan) berdasar pada amal ketaatan bagi
orang-orang mukmin dan kemaksiatan bagi orang-orang kafir (dan agar Dia
mencukupkan bagi mereka) yakni Allah mencukupkan bagi mereka; menurut suatu
qiraat dibaca Walinuwaffiyahum (pekerjaan-pekerjaan mereka) maksudnya balasannya
(sedangkan mereka tiada dirugikan) barang sedikit pun, misalkan untuk orang-orang
mukmin dikurangi dan untuk orang-orang kafir ditambahi.

Imam Ibnush Shalah rahimahullah berkata di dalam kitab Mukaddimah-nya,

“Sesungguhnya umat ini telah sepakat untuk menilai adil (terpercaya dan taat)
kepada seluruh para sahabat, begitu pula terhadap orang-orang yang terlibat dalam
fitnah yang ada di antara mereka. hal ini sudah ditetapkan berdasarkan kesepakatan
para ulama yang pendapat-pendapat mereka diakui dalam hal ijma’.” 479

Tingginya moralitas Abu Bakar sebagai khalifah pertama dapat dilihat dari sabda

Rasululloh SAW

“ Ahlak yang baik itu ada tiga ratus enam puluh jumlahnya. Dan jika Allah menginginkan

dari seorang hamba kebaikan maka dia akan menjadikan dalam dirinya satu kebaikan,

479
https://muslim.or.id/2406-inilah-generasi-terbaik-dalam-sejarah.html diunduh
tanggal10 oktober 2016
311
yang dengannya dia akan masuk surga.” Abu bakar berkata, “ Apakah dalam diri saya

ada salah satunya wahai Rasululloh ? Rasululloh menjawab, “Semuanya !”480

Dalam Islam, kompensasi dan kesejahteraan mendapat perhatian yang besar.

Kesejahteraan ini bisa bersifat material dan non material.481Dalam sejarahnya, para

guru, dosen dan pegawai di lembaga pendidikan Islam dan di negara-negara Islam

senantiasa dicukupi dari Bait al- Mal atau dari penghasilan badan-badan waqaf.482

Berdasarkan pemaparan tafsir dan hadis menurut kesimpulan penulis terdapat

prinsip pemeliharaan sumber daya manusia dalam perspektif Islam, yaitu Pemberian

imbalan yang layak dan tidak memberi beban berat, Upah terkait dengan moral,

Pemberian tunjangan, Pejabat dijamin kehidupannya agar dapat berkontribusi penuh,

kaum lemah diberi porsi sebagai orang yang berhak mendapatkan rizki dari orang lain,

penentuan upah sebelum pekerjaan dimulai dan Upah ditentukan berdasarkan jenis

pekerjaan.

Tabel 4.1

Prinsip-Prinsip Pemeliharaan Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Islam

No Alqur’an/Hadis Prinsip

1.
‫ َؽلهصََ٘ب‬: ٍَ ‫ة َهب‬ ُ َٔ ٤ْ ٍَِ
ٍ ‫بٕ ث ُْٖ َؽ ْو‬ ُ ‫َؽلهصََ٘ب‬ Pemberian imbalan yang

ِٖ ‫ػ‬َ ،‫ة‬ ِ َ‫َؽْ ل‬٧‫إ ٍَ ا‬ِ َٝ ْٖ ‫ػ‬ َ ، ُ‫ّ ْؼجَخ‬


ُ layak dan tidak memberi

480
Imam As-Suyuthi, Tarikh Khulafa‟. (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar,2003), h.63
481
Sulistyorini dan Muhammad Fathurrohman, Esensi Manajemen pendidikan Islam,
(Yogyakarta : 2014), h. 134
482
Ibid

312
، ِ‫بُوثَنَح‬ ‫ذُ أَثَب مَ ٍ ّه ثِ ه‬٤‫ه هَب ٍَ َُ ِو‬ٝ ِ ‫ْاُ َٔ ْؼ ُو‬
beban berat

ٌ‫ ُؽ هِخ‬ِٚ ِٓ َ‫ؿال‬ ُ ٠َِ‫ػ‬ َ َٝ ، ٌ‫ ُؽِهخ‬ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ َ َٝ


ُ‫ٍبثَجْذ‬َ ٢ِّٗ‫ ِا‬: ٍَ ‫ كَوَب‬، ‫ػ ْٖ مَ ُِ َي‬ َ ُُٚ‫َؤ َ ُْز‬ َ َ‫ك‬
ُ
٢ ُّ ‫ اُ٘ه ِج‬٢ َ ُِ : ٍَ ‫ كَوَب‬، ِٚ ِّٓ ‫ُ ِثؤ‬ُٚ‫ ْهور‬٤‫َه ُعالً كَ َؼ‬
ٌ‫ ِاٗه َي ْآ ُوإ‬ِٚ ِّٓ ُ ‫ُ ِثؤ‬َٚ‫ ْهور‬٤‫ػ‬
َ َ ‫ب أ َ َثب مَ ٍ ّه أ‬٣َ ‫ملسو هيلع هللا ىلص‬
ُْ ُٜ َِ‫ُُ ٌُ ْْ َع َؼ‬ََٞ ‫اُٗ ٌُ ْْ ف‬َٞ ‫هخٌ ِا ْف‬٤ِِ ِٛ ‫ي َعب‬٤ َ ِ‫ك‬
‫ذ‬ َ ْ‫ُ رَؾ‬ٙٞ‫ ٌُ ْْ كَ َٔ ْٖ ًَبَٕ أ َ ُف‬٣ِ‫ل‬٣ْ َ ‫ذ أ‬ َ ْ‫َّللاُ رَؾ‬‫ه‬
‫ُ ِٓ هٔب‬َْٚ ‫ُ ِْ ِج‬٤ُْ َٝ َُ ًُ ْ ‫َؤ‬٣ ‫ُ ِٓ هٔب‬ْٚٔ ‫ط ِؼ‬ ْ ُ٤ِْ َ‫ ك‬ِٙ ‫َ ِل‬٣
ْٕ ِ ‫ ْْ كَب‬ُٜ ُ‫ ْـ ِِج‬٣َ ‫ ْْ َٓب‬ُٛ ُٞ‫الَ ر ُ ٌَ ِِّل‬َٝ ، ٌ ُ ‫ ِْ َج‬٣َ
.ْْ ُٛ ُٞ٘٤‫ ْْ كَؤ َ ِػ‬ُٛ ُٞٔ ُ ‫ًَِه ْلز‬
Artinya : Mengabarkan pada kami Sulaiman
ibnu Harbin berkata, Mengabarkan pada
kami Syu‟bah dari Waasil Alahdab, dari
Ma‟rur berkata, aku menemui Abu Dzar di
Zabadah dan ditempat tinggalnya ada anak
laki-laki dan aku bertanya akan hal itu,
maka berkata : Sesungguhnya aku
mempunyai anak laki-laki, aku mencelanya,
maka berkata padaku Nabi SAW, hai Abu
Dzar mengapa engkau mencelanya,
sesungguhnya kamu laki-laki pada masa
jahiliyah ( para budak dan pelayanmu)
adalah saudaramu, Allah menempatkan
mereka di bawah asuhanmu, sehingga
barang siapa mempunyai saudara di bawah
asuhannya maka harus diberinya makan
seperti apa yang dimakannya( sendiri) dan
memberi pakaian seperti apa yang
dipaiknya(sendiri); dan tidak membebankan
pada mereka dengan tugas yang berat dan
jika kamu membebankannya dengan tugas
itu, maka hendaklah membantu mereka
(mengerjakannya). (HR. Bukhari dan
Muslim)
2. 1. Memperhatikan ketentuan jam kerja dan Upah terkait dengan moral
disiplin waktu demi efektivitas dan
kelancaran kerja ( An-Nisaa‟ : 28), (Al-
Baqarah : 185).
2. Adanya hubungan yang harmonis dan

313
iklim kerja yang kondusif serta
komunikasi yang terbuka dan transparan
( Al-Hujurat : 5-13), (Al-A‟raaf :199),
(Ali Imran : 134).
3. Pembayaran upah lembur dan
kerjaekstra ( HR. Muslim dan Ibnu
Hibban).
4. Pemberian hak cuti dan istirahat
sebagaimana lazimnya ( HR. Baihaqi)
5. Penilaian kerja secara objektif,
komprehensif, dan adil yang
mengutamakan 4 aspek : kejujuran,
kehati-hatian, sikap hormat pada atasan,
dan kesetiaan (At-Taubah : 105), (Al-
Zalzalah : 7-8), (An-Nisaa‟ : 58).
6. Pekerja berhak menolak pemotongan
gaji yang dilakukan oleh majikannya
karena utangnya, jika dia sangat
membutuhkan gaji tersebut( Al-Kharaj :
6).
7. Pekerja berhak mendapatkan jaminan
hari tua ( Al-Isra : 23-24).
8. Jaminan keselamatan kerja serta
pemberian kompensasi bagi kecelakaan
dan resiko kerja ( Al-Baqarah : 286),
(An-Nisaa‟ : 28).
3.  Pemberian tunjangan
 
 



 

 
 
 
  
 
 
 
Artinya : “ Maka keduanya ( Nabi Musa As
dan Khidir AS) berjalan ; hingga ketika
keduanya sampai kepada penduduk suatu

314
negri, mereka minta dijamu oleh
penduduknya, tetapi mereka( penduduk
negri itu) tidak mau menjamu mereka,
kemudian keduanya mendapatkan dinding
rumah yang hampir roboh ( di negeri itu),
lalu dia menegakkannya. Dia (Musa)
berkata : “ Jika engkau mau, niscaya
engkau dapat meminta imbalan untuk itu”
(Q.S.Al-kahf, [18]:(77)).483
٠ُّ ‫اُو ِّه‬
‫ه‬ َٕ‫ا‬َٝ ‫ ث ُْٖ َٓ ْو‬٠ٍ َ ُٞٓ ‫َؽلهصََ٘ب‬
4. Pejabat dijamin

ِٖ ‫ػ‬ َ ٠ ُّ ‫ىَ ا ِػ‬ْٝ َ ٧‫ َؽلهصََ٘ب ا‬٠َ‫َؽلهصََ٘ب ْاُ ُٔ َؼبك‬ kehidupannya agar dapat

‫ ٍْو‬٤َ‫ ِْو ث ِْٖ ُٗل‬٤‫ػ ْٖ ُع َج‬ َ َ‫ل‬٣‫ ِي‬٣َ ِْٖ ‫س ث‬ ِ ‫به‬ ِ ‫ْاُ َؾ‬ berkontribusi penuh

ُ‫ٍ ِٔ ْؼذ‬ َ ٍَ ‫ّلها ٍك هَب‬ َ ِْٖ ‫ ِه ِك ث‬َْٞ ‫ػ ِٖ ْاُ ُٔ َْز‬ َ


‫ ٍُ « َٓ ْٖ ًَبَٕ ََُ٘ب‬ُٞ‫َو‬٣ -‫ملسو هيلع هللا ىلص‬- ٠ ‫اُ٘هجِ ه‬
ْٖ ٌُ ٣َ ْْ َُ ْٕ ِ ‫ َعخً كَب‬ْٝ َ‫ ٌْزََِتْ ى‬٤َ ِْ َ‫بٓالً ك‬ ِ ‫ػ‬ َ
ْٖ ٌُ ٣َ ْْ َُ ْٕ ِ ‫ ٌْزََِتْ فَب ِك ًٓب كَب‬٤َ ِْ َ‫ُ فَب ِك ٌّ ك‬َُٚ
ٍَ ‫ هَب‬.» ‫َ ٌْزََِتْ َٓ َْ ًٌَ٘ب‬٤ِْ َ‫ُ َٓ َْ ٌَ ٌٖ ك‬َُٚ
- ٠ ‫ ثَ ٌْ ٍو أ ُ ْفجِ ْودُ أ َ هٕ اُ ه٘جِ ه‬ُٞ‫هَب ٍَ أَث‬
َٞ ُٜ َ‫ َْو مَ ُِ َي ك‬٤‫ؿ‬ َ َ‫ هَب ٍَ « َٓ ِٖ ار ه َقن‬-‫ملسو هيلع هللا ىلص‬
.» ‫به ٌم‬ ِ ٍ َ ْٝ َ ‫ؿَب ٌٍّ أ‬
Artinya :

Mengabarkan pada kami Musa ibnu


Marwan Roqiyyu, mengabarkan pada kami
Mua‟fa, mengabarkan pada kami Auzaai‟u,
dari Haris ibnu Yazid, dari Juabir Ibnu
Nufair dari Mustaurid Ibnu Syaddad
berkata, aku mendengar Nabi SAW berkata“
Siapa yang menjadi pejabat kami, maka
milikilah istri jika belum punya istri. Jika
belum punya pembantu, maka milikilah
pembantu. Jika belum punya tempat atau
rumah, maka milikilah maka milikilah
tempat atau rumah. Abu bakar berkata : Aku
diberitahu bahwa Nabi bersabda, “ Siapa
yang mengambil selain itu maka dia

483
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.302
315
termasuk koruptor atau pencuri.” (HR. Abu
Dawud)
‫ َؽلهصََ٘ب‬١ ُّ ‫بٓ ٍَ ْاُ َغؾْ لَ ِه‬ ِ ًَ ُٞ‫َؽلهصََ٘ب أَث‬
5. Kaum lemah diberi porsi

‫ب ٍك َؽلهصََ٘ب‬٣َ ‫ اثَْٖ ِى‬٢ِ٘‫ ْؼ‬٣َ ‫اؽ ِل‬ ِ َٞ ُ‫ػ ْجلُ ْا‬ َ sebagai orang yang berhak

ْٖ ‫ػ‬ َ ِ٢ ّ ِْٔ ٤‫ْ اُزه‬٤ َ ِٛ ‫ػ ْٖ ِاث َْوا‬ َ ِ ُ َٔ ‫ َ ْػ‬٧‫ْا‬ mendapatkan rizki dari

ُّ ‫ ٍك ْاُجَ ْل ِه‬ُٞ‫ َٓ َْؼ‬ُٞ‫ هَب ٍَ هَب ٍَ أَث‬ِٚ ٤‫أ َ ِث‬


١ orang lain.
ِٛ ْٞ َ ‫ ثِبُ ه‬٢ُِ ‫ؿ َال ًٓب‬ ُ ‫ة‬ ُ ‫ ِْو‬َٙ‫ًُ ْ٘ذُ أ‬
‫ ا ْػَِ ْْ أ َ َثب‬٢‫رًب ِٓ ْٖ ف َِْ ِل‬ْٞ ٕ َ ُ‫َ ِٔ ْؼذ‬ َ َ‫ك‬
ْٖ ِٓ ‫د‬ َ ْٞ ٖ ‫ ْْ اُ ه‬َٜ ‫ ٍك كََِ ْْ أ َ ْك‬ُٞ‫َٓ َْؼ‬
َٞ ُٛ ‫ ِامَا‬٢ِّ٘ ِٓ ‫ت هَب ٍَ كََِ هٔب كََٗب‬ ِ ٚ َ َ‫ْاُـ‬
‫ٍِه َْ كَبِمَا‬ َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬ ‫ ٍُ ه‬ٍٞ ُ ‫َه‬
‫ ٍك ا ْػَِ ْْ أ َ َثب‬ُٞ‫ ٍُ ا ْػَِ ْْ أ َ َثب َٓ َْؼ‬ُٞ‫و‬٣َ َٞ ُٛ
١ِ‫ل‬٣َ ْٖ ِٓ ٛ َ ْٞ َ ‫ْذُ اُ ه‬٤‫ ٍك هَب ٍَ كَؤ َ ُْ َو‬ُٞ‫َٓ َْؼ‬
‫َّللاَ أ َ ْهلَ ُه‬
‫ ٍك أ َ هٕ ه‬ُٞ‫كَوَب ٍَ ا ْػَِ ْْ أَثَب َٓ َْؼ‬
ُ‫نَا ْاُـُ َال ِّ هَب ٍَ كَوُ ِْذ‬َٛ ٠َِ‫ػ‬ َ ‫ َْي ِٓ ْ٘ َي‬٤َِ‫ػ‬ َ
‫ُ أَ َثلًا‬َٙ‫ ًًب َث ْؼل‬ُِْٞٔ َٓ ‫ة‬ ُ ‫ ِْو‬َٙ‫َال أ‬
Artinya :

Mengabarkan pada kami Abu Kamil


Jahdzariyyu, Mengabarkan pada kami Abdul
Waahid yaitu Ziyad A’masyu dari Ibrahim
Taimiyyi dari bapaknya berkata, Abu Mas’ud al-
Badri meriwayatkan : “ Aku Pernah memukul
pelayan (budak) milikku dengan cemeti, tiba-
tiba aku mendengar suara dari belakangku, ‘
Ketahuilah wahai Abu Mas’ud ! Ketahuilah
wahai Abu Mas’ud ! “ aku tidak memperhatikan
suara tersebut karena terlalu marahnya.” Abu
Mas’ud berkata, “ Ketika telah dekat, ternyata
itu adalah Rasulullah Saw, Dan beliaulah yang
mengatakan, “ Ketahuillah wahai Abu Mas’ud”.
“Ketahuillah wahai Abu Mas’ud”, Sesungguhnya
Allah lebih kuasa atas dirimu daripada kuasamu
atas budak ini. “ Abu Mas’ud berkata lagi, “
Kemudian aku berkata, “ Aku tidak akan
memukul seorang budakpun setelah itu.”( HR.
Imam Muslim).

316
ُ‫ّ ْؼ َجخ‬ ُ ‫بً َؽلهصََ٘ب‬ ٍ ٣َ ‫ ِا‬٢‫َؽلهصََ٘ب آكَ ُّ ث ُْٖ أ َ ِث‬
ُ‫ٍ ِٔ ْؼذ‬ َ ٍَ ‫ة هَب‬ ُ َ‫َؽْ ل‬٧‫إ ٌَ ْا‬ ِ َٝ ‫َؽلهصََ٘ب‬
‫ْذُ أَثَب مَ ٍ ّه‬٣َ‫ ٍل هَب ٍَ َهأ‬٣ْ ٍٞ ُ َْٖ‫ه ث‬ٝ َ ‫ْاُ َٔ ْؼ ُو‬
ٌ‫ ُؽ هِخ‬ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ َ َٝ ُْٚ٘ ‫ػ‬ ‫ ه‬٢
َ ُ‫َّللا‬ َ ٙ ِ ‫ َه‬١ ِ َ‫ْاُ ِـل‬
‫به ه‬
‫ػ ْٖ مَ ُِ َي‬ َ ُٙ‫َؤ َ َُْ٘ب‬َ َ‫ ُؽِهخٌ ك‬ِٚ ِٓ ‫ؿ َال‬ ُ ٠َِ‫ػ‬ َ َٝ
٠َُ‫ ِا‬٢ِٗ‫ْ ٌَب‬ َ َ‫ٍب َثجْذُ َه ُع ًال ك‬ َ ٢ِّٗ ‫كَوَب ٍَ ِا‬
٢ُِ ٍَ ‫ٍِه َْ كَوَب‬ َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ َ ُ‫َّللا‬‫ ه‬٠‫ِٕه‬ َ ِ٢ ّ ِ‫اُ٘هج‬
َُٚ‫ ْهور‬٤‫ػ‬ َ َ ‫ٍ هِ َْ أ‬
َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ َ ُ‫َّللا‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬ َ ٢ ُّ ‫اُ٘ه ِج‬
ْْ ٌُ ََُُٞ ‫اَٗ ٌُ ْْ ف‬َٞ ‫ ص ُ هْ هَب ٍَ ِا هٕ ِا ْف‬ِٚ ِّٓ ُ ‫ِثؤ‬
َٕ‫ ٌُ ْْ كَ َٔ ْٖ ًَب‬٣ِ‫ل‬٣ْ َ ‫ذ أ‬ َ ْ‫َّللاُ رَؾ‬ ‫ ْْ ه‬ُٜ َِ‫َع َؼ‬
َُ ًُ ْ ‫َؤ‬٣ ‫ُ ِٓ هٔب‬ْٚٔ ‫ط ِؼ‬ ْ ُ٤ِْ َ‫ ك‬ِٙ ‫َ ِل‬٣ ‫ذ‬ َ ْ‫ُ رَؾ‬ٙٞ‫أ َ ُف‬
‫ ْْ َٓب‬ُٛ ُٞ‫ َال ر ُ ٌَ ِِّل‬َٝ ٌ ُ ‫ ِْ َج‬٣َ ‫ُ ِٓ هٔب‬َْٚ ‫ُ ِْ ِج‬٤ُْ َٝ
ْْ ُٜ ُ‫ ْـ ِِج‬٣َ ‫ ْْ َٓب‬ُٛ ُٞٔ ُ ‫ ْْ كَب ِ ْٕ ًَِه ْلز‬ُٜ ُ‫ ْـ ِِج‬٣َ
ْْ ُٛ ُٞ٘٤‫كَؤ َ ِػ‬

Artinya :

Mengabarkan pada kami Aadam ibnu Abi Iyas,


Mengabarkan pada kami Syu’bah,
Mengabarkan pada kami Waasil Ahdab, Aku
mendengar Ma’rur ibnu Suaid berkata, aku
melihat Abu Dzar Alghifari RA di rumahnya
bersama anak laki-lakinya, maka kami bertanya
padanya, sesunggunya aku mempunyai anak
laki-laki maka aku mengadukan pada rasulallah
SAW, maka berkata padaku Nabi SAW mengapa
engkau mencelanya, kemudian Rasulullah
berkata “Sesungguhnya saudara-saudaramu
yang menjadi pekerjamu, yang (karena) Allah
SWT menjadikan mereka di bawah
kekuasaanmu. Maka barang siapa yang
sudaranya berada di bawah kekuasaanya maka
hendaklah memberi makan kepadanya dari
sesuatu yang ia makan dan mmemberi pakaian
kepadanya dari sesuatu yang ia pakai, serta
317
janganlah ia membebani mereka sesuatu yang
tidak mampu dijalankan oleh mereka. Jika
engkau terpaksa membebani mereka sesuatu
yang memberatkan mereka maka bantulah
mereka. “ ( HR Imam Bukhari ).

،٢ ُّ ‫ ِل اُ ِلّ َٓ ْْ ِو‬٤ُِ َٞ ُ‫هبً ث ُْٖ ْا‬ُ ‫َؽلهصََ٘ب ْاُ َؼج‬


6. Penentuan upah sebelum

َ‫هخ‬٤‫ػ ِط‬ َ ِْٖ ‫ ِل ث‬٤‫ٍ ِؼ‬ َ ُْٖ ‫ت ث‬ ُ ْٛ َٝ ‫َؽلهصََ٘ب‬ pekerjaan dimulai

ُْٖ ‫اُوؽْ َٔ ِٖ ث‬ ‫ػ ْجلُ ه‬ َ ‫ َؽلهصََ٘ب‬، ٢ ُّ ِٔ ََِ


ُّ ُ‫ا‬
‫ػ ْج ِل‬ َ ْٖ ‫ػ‬ َ ، ِٚ ٤‫ػ ْٖ أ َ ِث‬ َ ، َْ ٍَِْ َ ‫ ِل ث ِْٖ أ‬٣ْ َ‫ى‬
ِ‫ ٍُ هللا‬ٍٞ ُ ‫ هَب ٍَ َه‬: ٍَ ‫ هَب‬، ‫ػ َٔ َو‬ ُ ِْٖ ‫هللاِ ث‬
‫ا‬ٞ‫ط‬ ُ ‫ أ َ ْػ‬: َْ ِ‫ٍ ه‬ َ ٝ ِٚ ٤ْ ِ‫ػ‬َ ‫ هللا‬٠‫ِٕه‬ َ
‫ق‬ ‫ ِغ ه‬٣َ ْٕ َ ‫ هَ ْج ََ أ‬، ُٙ‫و أَعْ َو‬٤ َ ‫ َ ِع‬٧‫ا‬
ْٕ َ ‫ هَ ْج ََ أ‬,ُٙ‫ َْو أَعْ َو‬٤‫ َ ِع‬٧‫ا ْا‬ْٞ ‫ط‬ ُ ‫أ َ ْػ‬.ُُٚ‫ػ َوه‬ َ
ُُٚ‫ػ َوه‬َ ‫ق‬ ‫َ ِغ ه‬٣
Artinya:

Mengabarkan pada kami Abbas Ibnu Walid


Dimasqi, mengabarkan pada kami Wahab ibnu
Sa’id ibnu ‘Athiyah Assulami, mengabarkan
pada kami Abdurrahman ibnu Zaid ibnu Aslam
dari bapaknya, dari Abdillah ibnu Umar berkata,
bersabda Rasalallah SAW “Berikan upah kepada
pekerja sebelum keringatnya kering. (HR. Ibnu
Majah)

7.  Upah ditentukan


 
berdasarkan jenis
 
 pekerjaan.

 
 
Artinya :
“Dan bagi masing-masing mereka derajat
menurut apa yang telah mereka kerjakan dan
agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan)
pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka

318
tiada dirugikan.

5. Penilaian Sumberdaya Manusia Dalam Perspektif Islam

Penilaian kinerja dalam Islam pada prinsipnya adalah merencanakan,

memantau, serta mengevaluasi kompetensi syariah para karyawan. 484 Berdasarkan

hadits Nabi, seseorang dapat diminta menjadi imam shalat dengan beberapa

alasan, yaitu hafalannya, bacaanya dan lain lain. 485 Maka dapat diperkirakan

bahwa seseorang muslim yang memiliki bacaan/makhraj yang baik memiliki

kepedulian dan tanggung jawab yang besar terhadap agamanya, sebagaimana

hadits : “Bahwa nilai dirimu ditentukan dari bacaanmu yang terakhir.” Oleh

karenya, sebagai salah satu kriteria yang dapat dinilai adalah kemampuan

membaca Al-qur`an serta hafalannya.486

1. Bersungguh-sungguh dalam bekerja

Islam mengajarkan umatnya untuk selalu bersungguh-sungguh dalam bekerja.

Karena dengan kesungguh-sungguhan tersebut akan dapat mencapai tujuan yang

optimal, sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Insyirah 7 :

Artinya : “ Maka apabila kamu telah selesai ( dari suatu urusan), kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh ( urusan) yang lain”. (Al-Inyirah : 7)

Dalam surat Al-Qashash ayat 77 dilaskan tentang perintah untuk bekerja dengan

sebaik baiknya :

484
Abu Fahmi dkk., Op.Cit., h. 183
485
Abu Fahmi dkk., Op.Cit., h. 183
486
Abu Fahmi dkk., Op.Cit., h. 174
319
  
    
    
   
   
    
   

Artinya : “ dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah ( kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka (bumi).
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S. al-
Qashash,[28]:(77)). 487

2. Tercapainya tujuan yang optimal tergantung kinerja.

Al-qur`an juga menjelaskan bahwa tercapainya tujuan yang optimal dan

diinginkan bergantung pada kinerja orang itu sendiri, bukan bergantung dari orang lain,

sebagaimana dijelaskan dalam surat an-Najm ayat 39 dan ar-Ra’d ayat 11 :

    

 

Artinya : dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah

diusahakannya”. (Q.S. An-Najm,[53]:(39)).488

   


  
    
     
  
   
    

487
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.394
488
Al-Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.527
320
     
  
Artinya : “bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Q.S. Ar-
Rad,[13]:(11)).489

4. Bekerja dalam Islam menempati posisi yang mulia.

Rasululah Saw memberikan pelajaran menarik tentang pentingnya bekerja. Dalam

Islam bekerja bukan sekedar memenuhi kebutuhan perut, tetapi juga memelihara diri

dan martabat kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi. Karenanya, bekerja dalam

Islam menempati posisi yang teramat mulia. Islam sangat menghargai orang yang

bekerja dengan tangannya sendiri.

‫هبً ث ُْٖ ُٓ َؾ هٔ ٍل‬


ُ ‫ػج‬ َ ‫ة َؽلهصََ٘ب‬ٞ َ ُ‫ ْؼو‬٣َ ُْٖ ‫ ُٓ َؾ هٔلُ ث‬: ً‫هب‬ ِ ‫ ْاُ َؼج‬ُٞ‫أ َ ْف َج َوَٗب أَث‬
ُٞ‫ ٍْو أَث‬٤َٔ ‫ػ‬ َ ْٖ ‫ػ‬
ُ ِْٖ ‫ ِل ث‬٤‫ٍ ِؼ‬ َ َ‫ك‬ٝ‫ائِ َُ ث ُْٖ كَ ُا‬َٝ ‫ ٍل َؽلهصََ٘ب‬٤ْ َ‫ػج‬ ُ ُْٖ ‫َؽلهصََ٘ب ُٓ َؾ هٔلُ ث‬
َِ ‫اُو ُع‬ ‫ت ه‬ ِ َْ ًَ ٟ ُّ َ ‫ أ‬-‫ملسو هيلع هللا ىلص‬- ٠
ُّ ِ‫ٍئِ ََ اُ٘هج‬
ُ : ٍَ ‫ة هَب‬ ٍ ‫بى‬
ِ ‫ػ‬ َ ُْٖ ‫ ْاُجَ َوا ُء ث‬ِٚ ٓ‫أ ُ ه‬
‫ه‬ٍٝ ‫ْغٍ َٓج ُْو‬٤‫ ًُ َُّ َث‬َٝ ِٙ ‫ ِل‬٤َ ‫اُو ُع َِ ِث‬ ‫ػ َٔ َُ ه‬ َ «: ٍَ ‫ت؟ هَب‬ ُ ٤َ ٛ ْ َ‫أ‬
Artinya :

Mengabarkan pada kami Abu Abbas : Muhammad Ibnu Ya’kub, Mengabarkan pada
kami Abbas ibnu Muhammad, Mengabarkan pada kami Muhammad ibnu Ubaid,
Mengabarkan pada kami Waail ibnu Abu Daud dari Said ibnu Umair Abu Umamah
Baraau ibnu ‘Azib berkata : Rasulullah Saw pernah ditanya , “ Pekerjaan apakah yang
paling baik ? “ Beliau menjawab, “ Pekerjaan terbaik adalah usaha seseorang dengan
tangannya sendiri dan semua perjualbelian yang dianggap baik. ” ( HR Ahmad dan
Baihaqi).

5. Bekerja disejajarkan dengan Mujahid Fi Sabilillah

489
Al-Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.250
321
Sedemikian tingginya penghargaan itu sehingga orang yang bersungguh-

sungguh bekerja disejajarkan dengan mujahid fi sabilillah. Kerja tak hanya menghasilkan

nafkah materi, tetapi juga pahala, bahkan magfirah dari Allah SWT.

Nabi bersabda

،ُّ ‫ هٔب‬َٛ ‫ َؽلهصََ٘ب‬،‫و‬٤ ٍ ِ‫ َؽلهصََ٘ب ُٓ َؾ هٔلُ ثٖ ًَض‬،٢ ُّ ‫َؽلهصََ٘ب ُٓ َؾ هٔلُ ثٖ ُٓ َؼب ٍم ْاُ َؾ َِ ِج‬
،٠َِ٤ْ َُ ٢‫ػ ِٖ ثٖ أ َ ِث‬ ُ ٖ‫ػ ِٖ ْاُ َؾ ٌَ ِْ ث‬
َ ،َ‫جَخ‬٤ْ َ ‫ػز‬ َ ،ٍْ ِِ َْ ُٓ ٖ‫ َُ ث‬٤‫َؽلهصََ٘ب ِا ٍْ َٔب ِػ‬
َْ ‫ٍِه‬َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ٢ ّ ‫ اُ٘ه ِج‬٠َِ‫ػ‬َ ‫ َٓ هو‬:ٍَ ‫ هَب‬،َ ‫ت ثٖ ػُغْ َوح‬ ِ ‫ػ ْٖ ًَ ْؼ‬ َ
ِٙ ‫ٍِه َْ ِٓ ْٖ ِع ِْ ِل‬ َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬
َ ُ‫َّللا‬ ‫ ٍِ ه‬ٍٞ
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫بة َه‬ ُ ‫ٕ َؾ‬ ْ َ ‫ أ‬َٟ‫ كَ َوأ‬،ٌَ ‫َه ُع‬
ٍَ ‫ كَوَب‬،‫َّللاِ؟‬ ‫ َِ ه‬٤‫ٍ ِج‬َ ٢ِ‫نَا ك‬َٛ َٕ‫ ًَب‬ْٞ َُ :ِ‫َّللا‬ ‫ ٍَ ه‬ٍٞ ُ ‫ب َه‬٣َ :‫ا‬ُُٞ‫ كَوَب‬،ِٚ ٛ‫َب‬ ِ ََْٗٝ
ِٙ ‫َُ ِل‬َٝ ٠َِ‫ػ‬ َ ٠‫َ َْ َؼ‬٣ ‫" ِا ْٕ ًَبَٕ ف ََو َط‬:َْ ‫ٍِه‬ َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬‫ ٍُ ه‬ٍٞ ُ ‫َه‬
ِْٖ ٣َٞ َ‫ أَث‬٠َِ‫ػ‬ َ ٠‫َ َْ َؼ‬٣ ‫ ِا ْٕ ًَبَٕ ف ََو َط‬َٝ ،‫َّللا‬ ِ ‫ َِ ه‬٤ِ‫ٍج‬ َ ٢ِ‫ ك‬َٞ ُٜ َ‫َبها ك‬ ً ‫ٕـ‬ ِ
ِٚ َِ ‫ َٗ ْل‬٠َِ‫ػ‬ َ ٠‫ َْ َؼ‬٣َ َٕ‫ ِا ْٕ ًَب‬َٝ ،‫َّللا‬ ِ ‫ َِ ه‬٤‫ ٍَ ِج‬٢‫ ِك‬َٞ ُٜ َ‫ ِْٖ ك‬٣‫و‬٤ َ ‫ ِْٖ ًَ ِج‬٤‫ َق‬٤ْ ّ َ
٢ِ‫ ك‬َٞ ُٜ َ‫ ُٓلَبف ََوح ً ك‬َٝ ‫ب ًء‬٣َ ‫ ِا ْٕ ًَبَٕ ف ََو َط ِه‬َٝ ،‫َّللا‬ ِ ‫ َِ ه‬٤‫ٍ ِج‬ َ ٢ِ‫ ك‬َٞ ُٜ َ‫ب ك‬َٜ ُّ‫ُ ِؼل‬٣
."ٕ‫ب‬
ِ ‫ط‬ َ ٤ْ ْ ‫ َِ اُ ه‬٤‫ٍ ِج‬ َ
Artinya :

Mengabarkan pada kami Mu’ad Al-Halabi, Mengabarkan pada kami Muhammad ibnu
Kasir, Mengabarkan pada kami Hamam, Mengabarkan pada kami Ismail ibnu Muslim,
dari hakim ibnu ‘Utaibah, dari Abi Laila, dari Ka’ab ibnu ‘Ujrah berkata : seorang laki-laki
lewat di depan Rasulallah, maka sahabat rasullah melihat dari ketabahan dan
kerajinannanya, maka sahabat bertanya : Wahai ya Rasulullah apakah ini termasuk
jihad fi sabilillah, maka Rasulullah Saw bersabda, Jika ada seseorang yang keluar dari
rumah untuk bekerja guna mengusahakan kehidupan anaknya yang masih kecil, maka ia
telah berusaha di jalan Allah. Jika ia bekerja untuk dirinya sendiri agar tidak sampai
meminta-minta pada orang lain, itu pun dijalan Allah. Jika ia bekerja untukuntuk kedua
orang tuanya yang sudah tua maka ia telah berusaha di jalan Allah. Tetapi jika ia
bekerja untuk pamer atau bermegah-megahan, maka itulah di jalan setan atau karena
mengikuti jalan setan. (HR. Thabrani).

Kerja juga terkait dengan martabat manusia. Seorang yang telah bekerja dan

bersungguh-sungguh dalam pekerjaanya akan bertambah martabat dan kemualiaanya.

322
Sebaliknya, orang yang tidak bekerja alias menganggur, selain kehilangan martabat dan

harga diri di hadapan dirinya sendiri, juga dihadapan orang lain.Jatuhnya harkat dan

harga diri akan menjerumuskan manusia pada perbuatan hina. Tindakan mengemis,

merupakan kehinaan, baik di sisi manusia maupun di sisi Allah SWT. Orang yang

meminta-minta kepada sesama manusia tidak saja hina di dunia, tetapi juga akan

dihinakan Allah kelak di akhirat.490

ِٖ ‫ػ‬َ ، ِٚ ٤‫ػ ْٖ أ َ ِث‬


َ ، ّ‫ْ ٍَب‬ِٛ ْٖ ‫ػ‬ ٌ ٤َٛ ُٝ ‫ َؽلهصََ٘ب‬، ‫ٍ ٍل‬
َ ‫ْت‬ َ َ ‫ ث ُْٖ أ‬٠‫َؽلهصََ٘ب ُٓ َؼِه‬
َ‫َؤ ْ ُفن‬٣ ْٕ َ ٧ : ٍَ ‫ ِ ملسو هيلع هللا ىلص هَب‬٢ َ ، ُْٚ٘ ‫ػ‬
ّ ‫ػ ِٖ اُ٘ه ِج‬ ‫ ه‬٢
َ ُ‫َّللا‬ َ ٙ ِ ‫ َه‬، ّ‫ ِا‬ٞ‫ ِْو ثَ ِٖ ْاُ َؼ ه‬٤َ‫اُيث‬ُّ
‫ ٌْو‬٤‫ُ َف‬َٜٚ ْ‫ع‬َٝ ِٚ ِ‫َّللاُ ث‬‫ق ه‬ ‫َ ٌُ ه‬٤َ‫ َغ ك‬٤ِ‫َج‬٤‫ت َك‬ ٍ ‫ط‬َ ‫َؤ ْ ُفنَ ُؽ ْي َٓخً ِٓ ْٖ َؽ‬٤‫أ َ َؽلُ ًُ ْْ أَؽْ جُالً َك‬
َ ‫ َْؤ َ ٍَ اُ٘ه‬٣َ ْٕ َ ‫ِٓ ْٖ أ‬
.ً‫ب‬

Artinya :

Mengabarkan pada kami Mua’l ibnu Asad, Mengabarkan pada kami Wuhaib dari
Hisyam dari bapaknya, dari Zubair ibnu ‘Awwam RA, dari Nabi SAW bersabda, Demi
Allah, jika seseorang diantara kamu membawa tali dan pergi untuk mencari kayu
bakar,kemudian dipikul kepasar untuk dijual, dengan bekerja itu Allah mencukupi
kebutuhanmu, itu lebih baik daripada ia meminta-minta kepada orang lain. ( HR Bukhari
).

Bekerja juga berkaitan dengan kesucian jiwa. Orang yang sibuk bekerja tidak

akan ada waktu untuk bersantai-santai dan melakukan ghibah serta membicarakan

orang lain. Ia akan menggunakan waktunya untuk meningkatkan kualitas kerja dan

usaha. Begitu pentingnya arti bekerja, sehingga Islam menetapkannya sebagai suatu

kewajiban. Setiap muslim yang berkemampuan wajib hukumnya bekerja sesuai dengan

bakat dan kemampuannya.491

490
Veitzal Rivai Zainal, Op.Cit., h. 402
491
Veitzal Rivai Zainal, Op.Cit., h. 402
323
Abu Hanifah adalah ulama besar yang sangat dihormati. Ilmunya luas dan

muridya banyak. Di tengah kesibukannya belajar dan mengajar, ia masih menyempatkan

diri untuk bekerja sehingga tidak jelas apakah ia seorang pedagang yang ulama atau

ulama yang pedagang. Baginya, berusaha itu suatu keharusan. Sedangkan berjuang,

belajar dan mengajar ilmu itu juga kewajiban. Tentang nilai usaha ini, Islam tidak hanya

bicara dalam teori, tetapi juga memberikan contohnya. Rasululah Saw adalah

pekerja.Para sahabat yang mengelilingi beliau juga adalah para pekerja. Delapan sahabat

Rasulullah Saw yang dijamin masuk surga adalah para saudagar yang kaya.492

5. Bekerja dalam Islam adalah kewajiban

Bekerja dalam konsep Islam merupakan kewajiban atau fardhu. Dalam kaidah

fikih, orang yang menjalankan kewajiban akan mendapatkan pahala, sedangkan mereka

yang meninggalkan akan terkena sanksi dosa. Tentang kewajiban bekerja

٠َ٤ ْ‫َؾ‬٣ ٖ‫ ث‬٠َ٤ ْ‫َؾ‬٣ ‫ َؽلهصََ٘ب‬،٢ ُّ ِٗ‫لَ اُ َّ ِِغ َْز َب‬٣‫َ ِي‬٣ ٖ‫َؽلهصََ٘ب أَؽْ َٔلُ ث‬
ْٖ ‫ػ‬َ ،‫ه‬ٞ ٍ ٖ َ ، َٕ‫َب‬٤‫ٍ ْل‬
ُ ْ٘ َٓ ْٖ ‫ػ‬ ُ ْٖ ‫ػ‬ َ ،‫و‬٤ ٍ ِ‫ػجهبكُ ثٖ ًَض‬َ ‫ َؽلهصََ٘ب‬،١ ُّ ‫ه‬ِٞ ُ‫ ََبث‬٤ْ ‫اُ٘ه‬
،َْ ‫ٍِه‬
َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ٢ ‫ أ َ ّٕ اُ ه٘ ِج ه‬،‫َّللا‬ َ ْٖ ‫ػ‬
ِ ‫ػ ْج ِل ه‬ َ ،َ‫ػ ِْوَ َٔخ‬
َ ْٖ ‫ػ‬ َ ،ْ٤َ ِٛ ‫ِاث َْوا‬
َ ٣‫خٌ َث ْؼلَ ْاُلَ ِو‬ٚ
.‫ ِخ‬ٚ َ ٣‫ت ْاُ َؾال ٍِ كَ ِو‬ ُ َِ ٛ
َ :ٍَ ‫هَب‬

Artinya :

Mengabarkan pada kami Ahmad ibnu Yazid Sijistaani, mengabarkan pada kami Yahya
Naisyaburi, mengabarkan pada kami A’bad ibnu Kasir dari Sufyan dari Mansur dari
Ibrahim, dari ‘Alqomah dari Abdillah, Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, Mencari
rezeki yang halal itu wajib sesudah menunaikan yang fardhu ( seperti shalat, puasa dan
sebagainya). (HR Thabrani dan al-Baihaqi)

492
Veitzal Rivai Zainal, Op.Cit., h. 403
324
karena bekerja merupakan kewajiban, maka tak heran jika Umar bin Khaththab pernah

menghalau orang yang pada siang hari tetap asyik duduk di masjid, sementara sang

mentari sudah terpancar bersinar.493

Seorang muslim boleh bekerha mencari rezeki dengan jalan menjadi pegawai,

baik itu pegawai negri atau swasta, selama ia mampu memikul pekerjaanya dan dapat

menunaikan kewajiban. Tetapi di samping itu seorang muslim tidak boleh mencalonkan

dirinya untuk suatu pekerjaan yang bukan ahlinya.494 Abu Dzar pernah meminta kepada

Nabi untuk diberi suatu jabatan, maka oleh Nabi ditepuknya pundak Abu Dzar sambil

beliau bersabda :

‫ش‬ِ ٤ْ ‫ْت ث ُْٖ اُِه‬ ُ ٤‫ّ َؼ‬ ُ ٠‫ أ َ ِث‬٠َِ٘‫ش َؽلهص‬ ِ ٤ْ ‫ت ث ِْٖ اُِه‬
ِ ٤ْ ‫ّ َؼ‬ُ ُْٖ ‫ػ ْجلُ ْاُ َٔ ِِ ِي ث‬
َ ‫َؽلهصََ٘ب‬
ِْٖ ‫ػ ْٖ ثَ ٌْ ِو ث‬َ ‫ت‬ ٍ ٤ِ‫ َؽج‬٠‫لُ ث ُْٖ أ َ ِث‬٣‫َ ِي‬٣ ٠َِ٘‫ٍ ْؼ ٍل َؽلهص‬َ ُْٖ ‫ْش ث‬ ُ ٤‫ اُِه‬٠َِ٘‫َؽلهص‬
‫ َ ًْ َج ِو‬٧‫ َْوح َ ا‬٤‫ػ ِٖ اث ِْٖ ُؽ َغ‬ َ ٠ِّ ِٓ ‫ َْو‬ٚ‫لَ ْاُ َؾ‬٣‫ ِي‬٣َ ِْٖ ‫س ث‬
ِ ‫به‬ ِ ‫ػ ِٖ ْاُ َؾ‬ َ ٝ‫ػ ْٔ ٍو‬ َ
ِٙ ‫ ِل‬٤َ ‫ة ِث‬ َ ‫ َو‬ٚ َ ‫ هَب ٍَ َك‬٠ُِِِ٘ٔ ‫َّللاِ أَالَ ر َ َْز َ ْؼ‬
‫ ٍَ ه‬ٍٞ ُ ‫ب َه‬٣َ ُ‫ مَ ٍ ّه هَب ٍَ هُ ِْذ‬٠‫ػ ْٖ أ َ ِث‬ َ
َّ ْٞ َ٣ ‫ب‬َٜ ‫ ِاٗه‬َٝ ٌ‫ب أ َ َٓبَٗخ‬َٜ ‫ ِاٗه‬َٝ ‫ق‬٤
ٌ ‫ ِؼ‬ٙ َ ‫َب أَثَب مَ ٍ ّه ِا هٗ َي‬٣ « ٍَ ‫ ص ُ هْ هَب‬٠‫ َٓ ْ٘ ٌِ ِج‬٠َِ‫ػ‬ َ
» ‫ب‬َٜ ٤ِ‫ ك‬ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ َ ِٟ‫ اُهن‬ٟ‫أَكه‬َٝ ‫ب‬َٜ ّ‫َب ِث َؾ ِو‬َٛ‫َٗلَا َٓخٌ ِااله َٓ ْٖ أ َ َفن‬َٝ ٟ ٌ ‫َب َٓ ِخ ِف ْي‬٤‫ْاُ ِو‬
Artinya : Mengabarkan pada kami Abdul Malik ibnu Syuaib ibnu Lais, mengabarkan
padaku Abi Syuaib ibnu Lais, Mengabarkan padaku Lais Ibnu Sa’di, Mengabarkan
padaku Yazid Ibnu Abi Habib dari Abu Bakar ibnu ‘Amr dari Haris ibnu Yazid Alhadromi
dari Hujairah Al-Akbar dari Abu Dzar berkata, aku berkata ya Rasullah mengapa engkau
tidak memperkerjakan aku, berkata maka memukul dengan tangannya pada pada
pundakku, kemudia Rasulallah berrsabda “ Hai Abu Dzar ! Engkau orang lemah,
kekuasaan adalah suatu amanat dan kelak di hari kiamat akan menyusahkan dan
menyesalkan, kecuali orang yang dapat menguasainya karena haknya dan
melaksanakan apa yang menjadi tugasnya.” ( Riwayat Muslim).

Telah bersabda Rasulullah Saw kepadaku :

493
Veitzal Rivai Zainal, Op.Cit., h. 403
494
Veitzal Rivai Zainal, Op.Cit., h.403
325
‫َ ُٖ َؽلهصََ٘ب‬ َ ‫بى ٍّ َؽلهصََ٘ب ْاُ َؾ‬ ُ ‫ َؿ َؽلهصََ٘ب َع ِو‬ٝ‫بٕ ث ُْٖ كَ ُّو‬
ِ ‫و ث ُْٖ َؽ‬٣ ُ ‫ َج‬٤ْ َّ ‫َؽلهصََ٘ب‬
ٚ٤ِ‫ هللا ػ‬٠ِٕ- ِ‫َّللا‬ ‫ ٍُ ه‬ٍٞ ُ ‫ َه‬٠ُِ ٍَ ‫ٍ ُٔ َوح َ هَب ٍَ هَب‬ َ ُْٖ ‫اُوؽْ َٔ ِٖ ث‬ ‫ػ ْجلُ ه‬ َ
ْٖ ‫ػ‬َ ‫ب‬َٜ َ ‫ز‬٤‫ْط‬ِ ‫بهحَ كَبِٗه َي ِا ْٕ أُػ‬ ِ ٍِ َ ‫اُوؽْ َٔ ِٖ الَ ر َ َْؤ‬
َ َٓ ‫اإل‬ ‫ػ ْجلَ ه‬ َ ‫َب‬٣ « -ٍِْٝ
» ‫ب‬َٜ ٤ْ َِ ‫ػ‬
َ ‫ذ‬َ ْ٘ ‫ ِْو َٓ َْؤََُ ٍخ أ ُ ِػ‬٤‫ؿ‬َ ْٖ ‫ػ‬
َ ‫ب‬َٜ َ ‫ز‬٤‫ْط‬ ِ ‫اِ ْٕ أُػ‬َٝ ‫ب‬َٜ ٤ْ َُ‫ذ ِا‬َ ِْ ًِ ُ ‫َٓ َْؤََُ ٍخ أ‬
Artinya : Mengabarkan pada kami Syaiban ibnu Farrugh, mengabarkan pada kami Jarir
ibnu Haazim, mengabarkan pada kami Hasan, mengabarkan pada kami Abdurrahman
ibnu Samarah berkata, berkata padaku Rasulallah SAW “ Hai Abdurrahman ! Jangan
kamu minta untuk menjadi kepala, karena kalau kamu diberinya padahal kamu tidak
minta, maka kamu akan diberi pertolongan, tetapi jika kamu diberinya itu lantaran
minta, maka kamu akan dibebaninya,” ( Riwayat Muslim).

Jika seseorang tahu hanya dialah yang mampu untuk menduduki suatu jabatan,

maka ia boleh bersikap seperti apa yang dikisahkan Al-qur`an tentang

Nabi Yusuf A.S ketika berkata kepada tuannya

  


   
  

Artinya :

Jadikanlah aku untuk mengurus perbendaharaan (gudang) bumi, karena sesungguhnya

aku orang yang sangat menjaga dan mengetahui (Q.S.Yusuf, [12]:(55)). 495

Dalam Tafsir jalaiin ditulisnya

ْ ِٓ ٗ‫ َ ْهٗ" أ َ ْه‬٧‫ فَيَ ائِٖ ْا‬٠َِ‫ػ‬


٢ِّٗ‫ٖو "ا‬ َ ٢ِِْ٘ ‫ٍق "اعْ َؼ‬ ُ ُٞ٣ "ٍَ ‫"هَب‬
‫ ََ ًَبرِت َؽب ٍِت‬٤ِ‫ه‬َٝ ‫َب‬ٛ‫ ِػ ِْْ ِثؤ َ ْٓ ِو‬َٝ ‫ ِؽ ْلع‬ُٝ‫ْ" م‬٤ِِ ‫ػ‬
َ ‫ع‬٤‫َؽ ِل‬
Artinya :

495
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.242
326
(Berkatalah ia) Nabi Yusuf ("Jadikanlah aku bendaharawan negeri ini,) yakni negeri
Mesir (sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan.")
orang yang mempunyai keahlian dalam hal perbendaharaan. Menurut suatu pendapat
ditakwilkan, bahwa Nabi Yusuf pandai dalam hal menulis dan menghitung.

Setiap muslim harus menjaga dirinya dari hal-hal yang masih syubhat, di mana

syubhat itu dapat menipiskan agama dan melemahkan keyakinan, betapapun besarnya

gaji dan berharganya pekerjaan tersebut. Rasulullah Saw bersabda :

ٌ ُ ُُٗٞ٣ ‫َّللا ث ُْٖ َع ْؼلَ ٍو َؽلهصََ٘ب‬


ِ ‫ػ ْجلُ ه‬ َ ‫ه َى أ َ ْفجَ َوَٗب‬َٞ ُ‫ ثَ ٌْ ِو ث ُْٖ ك‬ُٞ‫أ َ ْفجَ َوَٗب أَث‬
َْ ٣َ ‫ َٓ ْو‬٠‫لُ ث ُْٖ أ َ ِث‬٣‫ ِي‬٣َ ٠ِٗ ‫ّ ْؼ َجخُ أ َ ْف َج َو‬ُ ‫كَ َؽلهصََ٘ب‬ٝ‫ كَ ُا‬ُٞ‫ت َؽلهصََ٘ب أَث‬ ٍ ٤‫ث ُْٖ َؽ ِج‬
َِٖٓ ‫ َٓب ر َ ْن ًُ ُو‬: ٠
ٍّ ِِ ‫ػ‬
َ ِٖ ‫َ ِٖ ْث‬ َ ‫اء هَب ٍَ هُ ِْذُ ُِ ِْ َؾ‬
ِ ‫ َه‬ْٞ ‫ٍ ِٔ ْؼذُ أ َ َثب ْاُ َؾ‬ َ ٍَ ‫هَب‬
ٕ‫جُ َي َكب ِ ه‬٣‫َ ِو‬٣ َ‫ َٓب ال‬٠َُ‫جُ َي ِا‬٣‫َ ِو‬٣ ‫ع َٓب‬ ْ َ‫« ك‬: ٍُ ُٞ‫َو‬٣ َٕ‫ ًَب‬: ٍَ ‫ هَب‬-‫ملسو هيلع هللا ىلص‬- ٠
ِّ ‫اُ٘ه ِج‬
.» ٌ‫جَخ‬٣‫ِة ِه‬ َ ‫ ِا هٕ ْاُ ٌَن‬َٝ ٌ‫َ٘خ‬٤ِْٗ‫ َٔؤ‬ٛ
ُ َ‫ٖ ْلم‬ ّ ِ ُ‫ا‬
Artinya :

Mengabarkan pada kami Abu Bakar Ibnu Faruk, Mengabarkan pada kami Abdullah ibnu
Ja’far, Mengabarkan pada kami Yunus ibnu Habib, Mengabarkan pada kami Daawud,
Mengabarkan pada kami Syu’bah, Mengabarkan padaku Yazid ibnu Abi Maryam
berkata, aku mendengar Abu Haura berkata, aku berkata pada Hasan ibnu Ali : Apa
yang kamu ingat dari Nabi SAW – berkata : Beliau bersabda “ Tinggalkanlah sesuatu
yang meragukan, beralih kepada sesuatu yang tidak meragukanmu maka sesungguhnya
kebenaran itu menenangkan dan sesungguhnya kebohongan itu membuat kegelisahan
”.( Riwayat Ahmad, Tirmizi, Nasa’i, Ibnu Hibban dalam sahihnya dan Hakim, Tirmizi
berkata : hadis ini hasan sahih).

Dan sabdanya pula :

‫ َؽلهصََ٘ب‬، ‫ه‬ٞ
َ ُ‫ت ث ِْٖ َّبث‬ ُ ُْٖ ‫ َؽلهصََ٘ب ُٓ َؾ هٔلُ ث‬، ‫به‬
ِ ٤ْ َ‫ّؼ‬ َ ُْٖ ‫َْب ُّ ث‬ِٛ ‫َؽلهصََ٘ب‬
ٍ ٔ‫ػ ه‬
، ِ١ ُّ ِٖ ‫ػ‬
ّ ‫ ِو‬ْٛ ‫اُي‬ َ ، ََ ٤‫ ِئ‬َْٞ ٤‫اُوؽْ َٔ ِٖ ث ِْٖ َؽ‬ ‫ػ ْج ِل ه‬ َ ِْٖ ‫ػ ْٖ هُ هوح َ ث‬
َ ،٢ ُّ ‫ىَ ا ِػ‬ْٝ َ ٧‫ا‬
‫ هللا‬٠‫ِٕه‬ َ ِ‫ ٍُ هللا‬ٍٞ ُ ‫ هَب ٍَ َه‬: ٍَ ‫ هَب‬، َ ‫ َْوح‬٣‫ َو‬ُٛ ٢‫ػ ْٖ أ َ ِث‬ َ ، َ‫ٍَِ َٔخ‬َ ٢‫ػ ْٖ أ َ ِث‬ َ
.ِٚ ٤ِ٘‫َ ْؼ‬٣ َ‫ُ َٓب ال‬ًُٚ ‫ ِٓ ْٖ ُؽَ ِْٖ ِا ٍْالَ ِّ ْاُ َٔ ْو ِء ر َْو‬: َْ ‫ٍِه‬ َ ٝ ِٚ ٤ْ ِ‫ػ‬ َ
327
Artinya :

Mengabarkan pada kami Hisyam ibnu ‘Ammar, mengabarkan pada kami Syuaib ibnu
Syabur, Mengabarkan pada kami Al-Auzaai’, dari Qurrata ibnu Abdirrahman ibnu
Haiwail, dari Zuhri, dari Abu Salamah dari Abu Hurairah berkata, Rasulallah SAW
bersabda “ dari kebaikan Islam seseorang sehingga ia meninggalkan sesuatu yang tidak
bermanfaat baginya”. (Riwayat Tirmizi)

6. Allah memberikan penilaian setiap perbuatan manusia

Al-qur`an sendiri menginformasikan bahwa Allah juga ternyata memberikan

penilaian terhadap setiap perbuatan manusia. Hal ini tentunya demi kebaikan manusia

itu sendiri. Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah : 134.

     


   
   
  

Artinya :

Itu adalah umat yang lalu, baginya apa yang telah diusakannya dan bagimu apa yang
sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa
yang telah mereka kerjakan (Q.S.Al-Baqarah, [2]:(134)).496

Dalam tafsir Jalalain dituliskan

‫ش‬ِ ٤ِْٗ‫ش ُِز َؤ‬ َ ‫أَٗه‬َٝ ‫ َٔب‬ِٜ ٤ِ٘‫ َث‬َٝ ‫ة‬ُٞ‫ ْؼو‬٣َ َٝ ْ٤ِٛ ‫ اث َْوا‬٠َُ‫َبهح ا‬ َ ّ‫اإل‬ ِ ْ َٝ ‫"رِ ِْ َي" ُٓ ْجزَلَأ‬
ُٙ‫ َعيَ ا ُإ‬١ ْ َ ‫ذ" ِٓ ْٖ ْاُ َؼ ََٔ أ‬ ْ َ‫َج‬َ ًَ ‫ب َٓب‬َٜ َُ" ‫ذ‬ ْ َ‫ٍَِل‬
َ "‫ذ‬ ْ َِ‫ "أ ُ هٓخ هَ ْل َف‬ٙ‫َفجَو‬
‫ا‬ُٞٗ‫ػ هٔب ًَب‬ َ ََُُٕٞ‫ َال ر ُ َْؤ‬َٝ ْْ ُ ‫َ ْجز‬ َ ًَ ‫ ِك " َٓب‬ُٜٞ َ٤ِْ ُِ ‫طبة‬ َ ‫َُ ٌُ ْْ" ْاُ ِق‬ٝ"
َ ‫ا ٍْزِئَْ٘بف‬
‫ب‬َٜ ِْ‫ل ُِ َٔب هَج‬٤ًِ ْ ‫ ْاُ ُغ َِْٔخ ر َؤ‬َٝ ْْ ٌُ َِٔ ‫ػ‬
َ ْٖ ‫ػ‬َ ََُُٕٞ‫ُ َْؤ‬٣ ‫َٕ " ًَ َٔب َال‬َُِٞٔ ‫َ ْؼ‬٣
496
Al-Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.20
328
Artinya :

(Itu) isyarat kepada Ibrahim dan Yakub serta anak cucu mereka, menjadi 'mubtada'
atau subyek dan dipakai kata muannats/jenis wanita disebabkan predikatnya yang
muannats pula, (adalah umat yang telah lalu) (bagi mereka apa yang telah mereka
usahakan) maksudnya balasan atau ganjaran amal perbuatan mereka (dan bagi kamu)
ditujukan kepada orang-orang Yahudi (apa yang kamu usahakan dan kamu tidak akan
diminta pertanggungjawaban tentang apa-apa yang mereka kerjakan) sebagaimana
mereka tidak pula akan diminta pertanggungjawaban tentang amal perbuatanmu.
Kalimat yang di belakang ini memperkuat maksud kalimat di muka.

Juga dalam surah berikutnya Al-Baqarah : 202. Allah SWT berfirman :

  

   

  

Artinya :

Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian daripada yang mereka usahakan;

dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. (Q.S.Al-Baqarah, [2]:(202)).497

Dalam tafsir Jalalain dituliskan

٢ِ‫ا ك‬ُِِٞٔ ‫ػ‬


َ "‫ا‬ُٞ‫َج‬ َ ًَ ‫"ّ" ِٓ ْٖ أَعْ َ " َٓب‬ ِ ‫اة‬َٞ َ ‫ت" ص‬٤َٖ ِ ٗ ْْ ُٜ َُ ‫َُئِ َي‬ُٝ‫"أ‬
‫ هَ ْله‬٢ِ‫ ْْ ك‬ًُِّٜ ‫ُ َؾب ٍِت ْاُق َِْن‬٣ "‫غ ْاُ ِؾ ََبة‬٣‫ٍ ِو‬ ‫ َ ه‬ٝ"
َ ‫َّللا‬ َ ‫ػبء‬ َ ُّ‫اُل‬َٝ ‫ْاُ َؾ ّظ‬
ٍ ٣ِ‫َب ُِ َؾل‬٤ْٗ ُّ‫هبّ اُل‬٣َ‫به ِٓ ْٖ أ‬َٜ َٗ ‫ٖق‬
‫ش ثِنَ ُِ َي‬ ْ ِٗ
Artinya :

(Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian), maksudnya pahala (dari),


artinya disebabkan (apa yang mereka usahakan), yakni amal mereka dari haji
dan doa (dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya). Menurut keterangan sebuah

497
Al-Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.31
329
hadis, Allah melakukan hisab atau perhitungan bagi seluruh makhluk dalam
tempo yang tidak lebih dari setengah hari waktu dunia.

Allah berfirman dalam surah Al-Mulk : 15, Allah berfirman

   


   
  
  
 
Artinya :

Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala
penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (
kembali setelah) dibangkitkan. (Q.S.Al-Mulk, [67]:(15)).498

Dalam tafsir Jalalain dituliskan

"‫ب‬َٜ ‫ ََٓ٘ب ًِج‬٢ِ‫ا ك‬ْٞ ْ َ‫ب "ك‬َٜ ٤ِ‫ ِ ك‬٢ْْ َٔ ِْ ُِ ‫َِخ‬ْٜ ٍ


ُ ٓ‫ب‬ ً َُُ‫ َ ْهٗ م‬٧‫ َع َؼ ََ َُ ٌُ ْْ ْا‬١ِ‫ اُهن‬َُٞ ٛ"
َ "‫ال‬ٞ
ِ َ‫ه ُِ ِْ َغي‬ُٞ‫ه" ِٓ ْٖ ْاُوُج‬ْٞ
‫اء‬ َ ْْ ٌُ ِِ ‫ َ َع‬٧ِ ‫م‬ُِٞ‫" ْاُ َٔ ْق‬ٚ‫ا ِٓ ْٖ ِه ْىه‬ًُُِٞ ٝ"
ُ ُُّ٘‫ ا‬ِٚ ٤ْ َُِ‫ا‬ٝ" َ ‫ب‬َٜ ‫اِٗج‬َٞ ‫َع‬

Artinya :

(Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kalian) mudah untuk dipakai berjalan di
atas permukaannya (maka berjalanlah di segala penjurunya) pada semua arahnya (dan
makanlah sebagian dari rezeki-Nya) yang sengaja diciptakan buat kalian. (Dan hanya
kepada-Nyalah kalian dibangkitkan) dari kubur untuk mendapatkan pembalasan.

Kinerja atau performace merujuk pada penampilan kerja, juga berarti prestasi

kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja.499 Penilaian kinerja

merupakan konsep yang sangat penting dalam sistem manajemen kinerja. Karena

498
Al Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.563
499
Veitzal Rivai Zainal, Op.Cit., h. 410
330
apabila penilaian kinerja dilakukan secara teratur dan terus-menerus pada setiap jenjang

hierarki akan menjadi dasar untuk tersedianya dan mendorong umpan balik, dia

menentukan hal-hal apa saja yang berjalan dengan baikdalam membangun fondasi

kesuksesan organisasi di masa mendatang, dan dia juga sanggup menandai hal-hal apa

jaga yang tidak berjalan dengan baik sehingga tindakan perbaikan dapat diambil. 500

Firman Allah SWT dalam surah Al-qur`an : 110

 
   
  
    
   
 
Artinya :

Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu
usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan. (Q.S.Al-Baqarah,
[2]:(110)). 501

Dalam tafsir Ibnu Abas dituliskan

} ‫اْ اُيًبح‬ُٞ‫آر‬َٝ { ٌٔ‫اد اُق‬ُِٖٞ‫ا ا‬ٞٔ‫اْ اُٖالح } أر‬ُٞٔ ٤ِ‫أَه‬َٝ {


{ ٌَْ‫ٗل‬٧ ‫ا‬ٞ‫َٗلُ َِ ٌُْ } رَِل‬٧ ْ‫ا‬ُٞٓ ّ‫ َٓب رُوَ ِل‬َٝ { ٌُْ‫ا‬ٞٓ‫ا ىًبح أ‬ٞ‫أػط‬
‫ا‬ٝ‫ُ } رغل‬ُٙٝ‫ٕلهخ { ر َِغل‬ٝ ‫ىًبح‬ٝ ‫ ٍْو } ٖٓ ػَٔ ٕبُؼ‬٤‫ِّٓ ْٖ َف‬
ٖٓ ٕٞ‫َٕ } ر٘لو‬َُِٞٔ ‫ { ِػ٘لَ هللا } ٖٓ ػ٘ل هللا { ِا هٕ هللا ِث َٔب ر َ ْؼ‬ٚ‫اث‬ٞ‫ص‬
. ٌْ‫بر‬٤٘‫و } ث‬٤ ٌ ٖ
ِ ‫اُيًبح { َث‬ٝ ‫اُٖلهخ‬
Artinya :

(Dan dirikanlah shalat)Tunaikanlah sholat lima waktu (dan tunaikanlah zakat) bayarlah
Zakat dari harta kamu (Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu)

500
Veitzal Rivai Zainal, Op.Cit., h.410
501
Al-Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.17
331
menyimpan untuk diri kamu (Dari kebaikan) dari amal soleh zakat dan sodoqoh (kamu
akan mendapatkannya) mendapatkan dan pahalanya (disisi Allah) dari sisi Allah
(Sesungguhnya Allah Maha pada apa yang kamu kerjakan) kamu nafkakan dari odaqoh
dan zakat (melihat)usahamu.

Dalam tafsir Jalalain dituliskan

"‫ْو‬٤‫ َ ْٗلُ َِ ٌُ ْْ ِٓ ْٖ َف‬٧ِ ‫ا‬ُٞٓ ّ‫ َٓب رُوَ ِل‬َٝ ‫اُي ًَبح‬‫ا ه‬ُٞ‫آر‬َٝ ‫ٖ َالح‬ ‫ا اُ ه‬ُٞٔ ٤‫أ َ ِه‬ٝ"َ
‫إ ه‬
‫َّللا ِث َٔب‬ ‫ " ِػ ْ٘ل ه‬ٚ‫اث‬َٞ َ ‫ ص‬١
‫َّللا ه‬ ْ َ ‫ُ" أ‬ُٙٝ‫ٕلَهَخ "ر َِغل‬ َ َٝ ‫َِٖ ٍخ‬ ِ ًَ ‫ػخ‬
َ ‫ب‬ٛ َ
ِٚ ‫ ٌُ ْْ ِث‬٣‫بى‬
ِ ‫ُ َغ‬٤َ‫و" ك‬٤ٖ ِ َ‫َٕ ث‬َُِٞٔ ‫ر َ ْؼ‬

Artinya : (Dan dirikanlah salat serta bayarkanlah zakat dan apa-apa yang kamu
persembahkan buat dirimu berupa kebaikan) artinya ketaatan seperti sedekah dan
menghubungkan silaturahmi, (tentulah kamu akan mendapatinya) maksudnya
pahalanya (di sisi Allah, sesungguhnya Allah Maha Melihat akan apa-apa yang kamu
kerjakan) sehingga kamu akan menerima balasan daripadanya.

(Dan dirikanlah salat serta bayarkanlah zakat).

   


   
   
  

Artinya :

Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab yang durhaka tersimpan dalam

sijjin.Tahukah, kamu apakah sijjin itu ? Ialah kitab tertulis. (Q.S.Al-Mutaffifin, [82]:(7)).

Dalam tafsir Jalalain dituliskan

332
٢‫ ًِز َبة أ َ ْػ َٔبٍ ْاُ ٌُلهبه " َُ ِل‬١ ْ َ ‫" ًَ هال " َؽوًّب " ِا هٕ ًِز َبة ْاُلُ هغبه " أ‬
ََ ٤‫ ِه‬َٝ , ‫ ْاُ ٌَلَ َوح‬َٝ ٖ٤ٛ‫ب‬
ِ ٤َ ْ‫ َ ْػ َٔب ٍِ اُ ه‬٧ِ ‫بٓغ‬
ِ ‫ ًِز َبة َع‬َٞ ُٛ ََ ٤ِ‫ٖ " ه‬٤‫ٍِ ِ ّغ‬
‫ َٓب‬َٝ " ٙ‫ك‬ُٞ٘‫ ُع‬َٝ ٌ٤ِِ ‫ َٓ َؾ َّ ِا ْث‬َٞ ُٛ َٝ ‫َب ِث َؼخ‬ ‫ َ ْهٗ اُ ه‬٧‫ َٓ ٌَبٕ أ َ ٍْلََ ْا‬َٞ ُٛ
ُّٞ ‫ّ " َٓ ْقز‬ُٞ‫ٖ " ًِز َبة َٓ ْوه‬٤‫ٖ " َٓب ًِز َبة ٍِ ِ ّغ‬٤‫أ َ ْك َهاى َٓب ٍِ ِ ّغ‬
Artinya: (sekali-kali tidak) maksudnya, benarlah (karena
sesungguhnya kitab orang-orang yang durhaka) yakni kitab
catatan amal perbuatan orang-orang kafir (tersimpan dalam
sijjiin) menurut suatu pendapat; sijjiin itu adalah nama sebuah
kitab yang mencatat semua amal perbuatan setan dan orang
kafir. Menurut suatu pendapat lagi sijjiin itu adalah nama tempat
yang berada di lapisan bumi yang ketujuh; tempat itu merupakan
pangkalan iblis dan bala tentaranya.(Tahukah kamu apakah
sijjiin itu?) maksudnya apakah kitab sijjiin itu? (Ialah kitab yang
bertulis) yakni yang mempunyai catatan.

Setiap amal tergantung niatnya. Rasululloh Saw Bersabda :

Artinya :

“ Sesungguhnya amal perbuatan tergantung niat, dan sesungguhnya setiap orang

akan mendapatkan sesuai yang ia niatkan.502

Sumberdaya manusia pendidikan Islam menjadikan akhirat sebagai tujuannya.

Sebagaimana sabda rasululloh Saw :

“Barang siapa menjadikan akhirat sebagai tujuannya, maka Allah menjadikan


kekayaan dalam hatinya, Allah akan memudahkan urusannya, dan dunia akan
mendatanginya dalam keadaan tunduk dan hina. Dan barang siapa menjadikan
dunia sebagai tujuannya, niscaya Allah akan menjadikan kemiskinan terpampang
dipelupuk matanya, Allah akan jadikan urusannya berantakan,dan ia tidak akan
memperoleh dunia kecuali apa-apa yang sudah dituliskan baginya.503

Berdasarkan pemaparan tafsir pada surat Q.S. Al-Qashash :77, An-Najm : 39,

Najm : 39, Ar-Rad :11, Al-Baqarah :134 dan hadis menurut kesimpulan penulis terdapat

502
Muttafaqun‟alaihi.
503
Hadits riwayat At-Tirmidzi, Ahmad dan lainnya, dishahihkan oleh Al-Abani dalam
silsilah shahihah (949) dari Anas bin Malik.
333
prinsip penilaian sumber daya manusia dalam perspektif Islam, yaitu Islam mengajar

umatnya bersungguh-sungguh dalam bekerja, tercapainya tujuan yang optimal

tergantung dari kinerja, Bekerja dalam Islam menempati posisi yang mulia, bekerja

disejajarkan dengan Mujahid Fi Sabililah, bekerja dalam Islam adalah suatu kewajiban

dan Allah memberikan penilaian setiap perbuatan manusia.

Tabel 4.1

Prinsip-Prinsip Penilaian Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Islam

No Ayat/Hadis Prinsip

1.
‫ َال‬َٝ َ‫ ِف َوح‬٧‫هاه ۡٱ‬
َ ‫ٲُل‬ُٜ ‫ َٔب َءار َٰى َي ٱُِه‬٤ِ‫ ۡٱثز َِؾ ك‬َٝ Islam mengajarkan

‫أَ ۡؽَِٖ ًَ َٔب‬َٝ ‫ب‬٤َ ُّٗۡ ‫ َج َي َِٖٓ ٱُل‬٤َٖ ِ ٗ ٌَ٘


َ ‫ر‬ umatnya bersungguh-
٢ِ‫َبكَ ك‬َ َ‫ َال ر َۡج ِؾ ۡٱُل‬َٝ ‫ َي‬٤ۡ َُِ‫ٱّلِلُ ا‬
‫ََٖ ه‬ َ ‫أَ ۡؽ‬ sungguh dalam bekerja
٧٧ َٖ٣ِ‫ُ ِؾتُّ ۡٱُ ُٔ ۡل َِل‬٣ ‫ٱّلِلَ َال‬ ‫ٗ ِا هٕ ه‬ ِ ‫ َ ۡه‬٧‫ۡٱ‬
Artinya : “ dan carilah pada apa yang telah
dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah ( kepada orang
lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di muka (bumi). Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan. (Q.S. al-
Qashash,[28]:(77)). 504

2.   Tercapainya tujuan yang


 
optimal tergantung kinerja
  
Artinya : dan bahwasanya seorang manusia
tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya”. (Q.S. An-Najm,[53]:(39)).505

504
Al-Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.394
505
Al-Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.527
334


 
 


  
   
 
 
 
 

 
 
   
  
 
 
Artinya : “bagi manusia ada malaikat-
malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya,
mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak mengubah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada diri mereka
sendiri. Dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap sesuatu kaum, maka
tak ada yang dapat menolaknya; dan
sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka
selain Dia. (Q.S. Ar-Rad,[13]:(11)).506
3.
ُْٖ ‫ ُٓ َؾ هٔلُ ث‬: ً‫هب‬ ِ ‫ ْاُ َؼج‬ُٞ‫أ َ ْف َج َوَٗب أَث‬ Bekerja dalam Islam

‫هبً ث ُْٖ ُٓ َؾ هٔ ٍل‬


ُ ‫ػج‬ َ ‫ة َؽلهصََ٘ب‬ٞ َ ُ‫ ْؼو‬٣َ menempati posisi yang

َُ ِ‫ائ‬َٝ ‫ ٍل َؽلهصََ٘ب‬٤ْ َ‫ػج‬ ُ ُْٖ ‫َؽلهصََ٘ب ُٓ َؾ هٔلُ ث‬ mulia

ُٞ‫ ٍْو أَث‬٤َٔ ‫ػ‬ َ ْٖ ‫ػ‬


ُ ِْٖ ‫ ِل ث‬٤‫ٍ ِؼ‬ َ َ‫ك‬ٝ‫ث ُْٖ كَ ُا‬
ََ ‫ٍ ِئ‬ ُ : ٍَ ‫ة هَب‬ ٍ ‫بى‬ ِ ‫ػ‬َ ُْٖ ‫ ْاُ َج َوا ُء ث‬ِٚ ٓ‫أ ُ ه‬
َِ ‫اُو ُع‬
‫ت ه‬ ِ َْ ًَ ٟ ُّ َ ‫ أ‬-‫ملسو هيلع هللا ىلص‬- ٠ُّ ‫اُ٘ه ِج‬
506
Al-Qur‟an dan Terjemah, Op.Cit., h.250
335
َ «: ٍَ ‫ت؟ هَب‬
‫ػ َٔ َُ ه‬
ِٙ ‫َ ِل‬٤‫اُو ُع َِ ِث‬ ُ َ٤ٛ ْ َ‫أ‬
ٍ ‫ْغٍ َٓج ُْو‬٤‫ ًُ َُّ َث‬َٝ
‫ه‬ٝ
Artinya :

Mengabarkan pada kami Abu Abbas :


Muhammad Ibnu Ya’kub, Mengabarkan pada
kami Abbas ibnu Muhammad, Mengabarkan
pada kami Muhammad ibnu Ubaid,
Mengabarkan pada kami Waail ibnu Abu
Daud dari Said ibnu Umair Abu Umamah
Baraau ibnu ‘Azib berkata : Rasulullah Saw
pernah ditanya , “ Pekerjaan apakah yang
paling baik ? “ Beliau menjawab, “ Pekerjaan
terbaik adalah usaha seseorang dengan
tangannya sendiri dan semua perjualbelian
yang dianggap baik. ” ( HR Ahmad dan
Baihaqi).

،٢ ُّ ‫َؽلهصََ٘ب ُٓ َؾ هٔلُ ثٖ ُٓ َؼب ٍم ْاُ َؾ َِ ِج‬


4. Bekerja disejajarkan

،ُّ ‫ هٔب‬َٛ ‫ َؽلهصََ٘ب‬،‫و‬٤ ٍ ِ‫َؽلهصََ٘ب ُٓ َؾ هٔلُ ثٖ ًَض‬ dengan Mujahid Fi Sabililah

ِٖ ‫ػ‬ َ ،ٍْ ِِ َْ ُٓ ٖ‫ َُ ث‬٤‫َؽلهصََ٘ب ِا ٍْ َٔب ِػ‬


٢‫ػ ِٖ ثٖ أ َ ِث‬ َ ،َ‫ َجخ‬٤ْ َ ‫ػز‬ ُ ٖ‫ْاُ َؾ ٌَ ِْ ث‬
:ٍَ ‫ هَب‬،َ ‫ت ثٖ ػُغْ َوح‬ ِ ‫ػ ْٖ ًَ ْؼ‬ َ ،٠َِ٤ْ َُ
ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬َ ُ‫َّللا‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬ َ ِ٢ ّ ‫ اُ٘ه ِج‬٠َِ‫ػ‬ َ ‫َٓ هو‬
‫بة‬
ُ ‫ٕ َؾ‬ ْ َ‫ أ‬َٟ‫ كَ َوأ‬،ٌَ ‫ٍِه َْ َه ُع‬ َ َٝ
َْ ‫ٍِه‬ َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬ ‫ ٍِ ه‬ٍٞ ُ ‫َه‬
‫َب‬٣ :‫ا‬ُُٞ‫ كَوَب‬،ِٚ ٛ‫َب‬ ِ ََْٗٝ ِٙ ‫ِٓ ْٖ ِع ِْ ِل‬
َِ ٤‫ٍ ِج‬ َ ٢ِ‫نَا ك‬َٛ َٕ‫ ًَب‬ْٞ َُ :ِ‫َّللا‬ ‫ ٍَ ه‬ٍٞ ُ ‫َه‬
‫ ه‬٠‫ِٕه‬
ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬ ‫ ٍُ ه‬ٍٞ ُ ‫ كَوَب ٍَ َه‬،‫َّللاِ؟‬ ‫ه‬
٠‫ َْ َؼ‬٣َ ‫" ِا ْٕ ًَبَٕ ف ََو َط‬:َْ ‫ٍِه‬ َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ َ
َِ ٤‫ ٍَ ِج‬٢ِ‫ ك‬َٞ ُٜ َ‫َبها ك‬ ً ‫ٕـ‬ ِ ِٙ ‫َُ ِل‬َٝ ٠َِ‫ػ‬ َ
٠َِ‫ػ‬ َ ٠‫َ َْ َؼ‬٣ ‫ ِا ْٕ ًَبَٕ ف ََو َط‬َٝ ،ِ‫َّللا‬ ‫ه‬
٢‫ ِك‬َٞ ُٜ َ‫ ِْٖ ك‬٣‫و‬٤ َ ‫ ِْٖ ًَ ِج‬٤‫ َق‬٤ْ ّ َ ِْٖ ٣َٞ ‫أ َ َث‬

336
٠َِ‫ػ‬
َ ٠َ‫َ َْؼ‬٣ َٕ‫اِ ْٕ ًَب‬َٝ ،‫َّللا‬ ِ ‫ َِ ه‬٤ِ‫ٍج‬َ
ْٕ ‫ ِا‬َٝ ،ِ‫َّللا‬
‫ َِ ه‬٤‫ٍ ِج‬ َ ٢ِ‫ ك‬َٞ ُٜ َ‫ب ك‬َٜ ُّ‫ُ ِؼل‬٣ ِٚ َِ ‫َٗ ْل‬
٢ِ‫ ك‬َٞ ُٜ َ‫ ُٓلَبف ََوح ً ك‬َٝ ‫َب ًء‬٣‫ًَبَٕ ف ََو َط ِه‬
."ٕ‫ب‬ِ ‫ط‬ َ ٤ْ ْ
‫ َِ اُ ه‬٤‫ٍ ِج‬ َ
Artinya :

Mengabarkan pada kami Mu’ad Al-Halabi,


Mengabarkan pada kami Muhammad ibnu
Kasir, Mengabarkan pada kami Hamam,
Mengabarkan pada kami Ismail ibnu Muslim,
dari hakim ibnu ‘Utaibah, dari Abi Laila, dari
Ka’ab ibnu ‘Ujrah berkata : seorang laki-laki
lewat di depan Rasulallah, maka sahabat
rasullah melihat dari ketabahan dan
kerajinannanya, maka sahabat bertanya :
Wahai ya Rasulullah apakah ini termasuk
jihad fi sabilillah, maka Rasulullah Saw
bersabda, Jika ada seseorang yang keluar dari
rumah untuk bekerja guna mengusahakan
kehidupan anaknya yang masih kecil, maka ia
telah berusaha di jalan Allah. Jika ia bekerja
untuk dirinya sendiri agar tidak sampai
meminta-minta pada orang lain, itu pun
dijalan Allah. Jika ia bekerja untukuntuk
kedua orang tuanya yang sudah tua maka ia
telah berusaha di jalan Allah. Tetapi jika ia
bekerja untuk pamer atau bermegah-
megahan, maka itulah di jalan setan atau
karena mengikuti jalan setan. (HR. Thabrani).

5.
،٢ ّ ُ‫لَ ا‬٣‫َ ِي‬٣ ٖ‫َؽلهصََ٘ب أَؽْ َٔلُ ث‬
ُّ ِٗ‫َ ِِغ َْز َب‬
Bekerja dalam Islam adalah

٠٤َ ْ‫ؾ‬٣َ ٖ‫ث‬ ٠٤َ ْ‫ؾ‬٣َ ‫َؽلهصََ٘ب‬ suatu kewajiban

،‫و‬٤ ٍ ِ‫ػجهبكُ ثٖ ًَض‬ َ ‫ َؽلهصََ٘ب‬،١ ُّ ‫ه‬ٞ ِ ُ‫ ََبث‬٤ْ ‫اُ٘ه‬


ْٖ ‫ػ‬ َ ،‫ه‬ٞ ٍ ٖ ُ ْ٘ َٓ ْٖ ‫ػ‬ َ ، َٕ‫َب‬٤‫ٍ ْل‬ ُ ْٖ ‫ػ‬ َ
‫ػ ْج ِل ه‬
،ِ‫َّللا‬ َ ْٖ ‫ػ‬ َ ،َ‫ػ ِْوَ َٔخ‬
َ ْٖ ‫ػ‬ َ ،ْ٤ َ ِٛ ‫ِاث َْوا‬
،َْ ‫ٍِه‬ َ َٝ ِٚ ٤ْ َِ‫ػ‬ ‫ ه‬٠‫ِٕه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ٢ ‫أ َ ّٕ اُ٘ه ِج ه‬
‫خٌ َث ْؼ َل‬ٚ َ ٣‫ت ْاُ َؾال ٍِ كَ ِو‬ ُ َِ ٛ َ :ٍَ ‫هَب‬
.‫ ِخ‬َٚ ٣‫ْاُلَ ِو‬
337
Artinya :

Mengabarkan pada kami Ahmad ibnu Yazid


Sijistaani, mengabarkan pada kami Yahya
Naisyaburi, mengabarkan pada kami A’bad
ibnu Kasir dari Sufyan dari Mansur dari
Ibrahim, dari ‘Alqomah dari Abdillah,
Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,
Mencari rezeki yang halal itu wajib sesudah
menunaikan yang fardhu ( seperti shalat,
puasa dan sebagainya). (HR Thabrani dan al-
Baihaqi)

6.
‫َُ ٌُْ هٓب‬َٝ ‫َجَ ۡذ‬ َ ًَ ‫ب َٓب‬َٜ َُ ‫خ هَ ۡل َفَِ ۡذ‬ٞ ٓ‫رِ َۡىَ أ ُ ه‬ Allah memberikan penilaian

ََُِٕٞٔ ۡ‫َؼ‬٣ ْ‫ا‬ُٞٗ‫َٕ َػ هٔب ًَب‬ُُٞ ٌَْْ ۡ ُ ‫ َال ر‬َٝ ْۡ ُ ‫َ ۡجز‬


َ ًَ setiap perbuatan manusia

Artinya :

Itu adalah umat yang lalu, baginya apa yang


telah diusakannya dan bagimu apa yang
sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan
diminta pertanggungan jawab tentang apa
yang telah mereka kerjakan (Q.S.Al-Baqarah,
[2]:(134)).

6. Relevansi Manajemen Sumber Daya Manusia pendidikan Islam dengan Konsep


Manajemen modern.

Pemikiran manajemen dalam Islam bersumber dari nash-nash Alqur’an dan

petunjuk-petunjuk Al-Sunnah. Selain itu, ia juga berasaskan pada nilai-nilai kemanusian

yang berkembang dalam masyarakat pada waktu tersebut. Berbeda dengan manajemen

338
konvesional, ia merupakan suatu sistem yang aplikasinya bersifat bebas nilai yang hanya

berorientasi pada pencapaian manfaat duniawi semata. 507

Tauhid adalah landasan bagi manajemen sumberdaya manusia dalam Islam, dalam

hal ini yang dimaksud adalah tauhid Islamiyah.508 Tauhid islamiayah adalah keimanan

yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah Swt. Dengan segala pelaksanaannya

kewajiban bertauhid dan ketaatan kepada-Nya, beriman kepada malaikat-malaikat-Nya,

rasul-rasulNya, hari akhir, takdir baik dan buruk, dan mengimani seluruh apa-apa yang

shahih tentang prinsip-prinsip agama (ushuluddin), perkara-perkara yang gaib, beriman

kepada apa yang menjadi ijmak (konsensus) dari salafushalih, serta seluruh berita-berita

qath’i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliah yang telah ditetapkan menurut

Al-qur`an dan As-Sunnah yang shahih serta ijmak salafusshalih.509

Tauhid Rububiyah yaitu mentauhidkan Allah dalam perbuatan-Nya, seperti

mencipta, menguasai, memberikan rezeki, mengurusi mahluk, dan lain lain. Semuanya

hanya Allah saja yang mampu. Semua orang meyakini adanya Rabb yang menciptakan,

mengusai, dan lain-lain. Kecuali orang ateis yang berkeyakinan bahwa rabb tidak ada.

Penyimpangan yang lain, yaitu kaum zoroaster yang menyakini adanya pencipata

kebaikan dan pencipta kejelekan, hal tersebut juga bertentangan dengan akidah yang

lurus.510

Tauhid Uluhiyah, yaitu menauhidkan Allah dalam perbuatan-perbuatan yang

dilakukan hamba, yaitu mengikhlaskan ibadah kepada Allah, yang mencakup berbagai

macam ibadah, seperti tawakal, nazar, takut, khosyah, pengharapan, dan lain-lain.
507
Ahmad Ibrahin Abu Sinn, Op.Cit., h. 219
508
Abu Fahmi dkk., Op.Cit., h. 57
509
Abu Fahmi dkk., Op.Cit., h. 37
510
Abu Fahmi dkk., Op.Cit., h. 38
339
Tauhid Asma wa Sifat, yaitu mengimani dan menetapkan apa yang sudah ditetapkan

Allah di dalam Al-qur`an dan oleh nabi-Nya di dalam hadist mengenai nama dan sifat

Allah tanpa mengubah makna, mengingkari, mendeskripsikan bentuk/cara dan

memisalkannya.511

Manajemen Sumber Daya Manusia dalam perspektif nilai-nilai Islami diarahkan pada

dua perbuatan manusia di dunia, yaitu perbuatan yang dinamakan muamalah dan

perbuatan yang termasuk dalam kategori ibadah. Suatu perbuatan ibadah pada

dasarnya tidak boleh dilakukan kecuali ada dalil atau ketentuan yang terdapat dalam Al-

qur`an dan Hadist yang menyatakan bahwa perbuatan itu harus atau boleh dilakukan.

Sedang dalam muamalah pada dasarnya semua perbuatan boleh dilakukan kecuali ada

ketentuan dalam Al-qur`an dan Hadist yang melarangnya.512

Kaitannya dengan konsep manajemen syariah, menurut Sofyan Syafri Harahap,

manajemen Syariah adalah sebagai suatu ilmu manajemen yang berisi struktur teori

menyeluruh yang konsisten dan dapat dipertahankan dari segi empirisnya yang didasari

pada jiwa dan prinsip-prinsip Islam.513Saifuddin Bachrun menyatakan bahwa manajemen

syariah harus mencakup: 514

a. Penilaian kinerja tidak hanya dilakukan pada saat bekerja, tetapi juga dalam setiap

tingkah laku perbuatan di Dunia selama masa hidup, karena nantinya akan

mendapat penilaian oleh Allah SWT. Oleh karena itu setiap Muslim diajarkan untuk

senantiasa berhati-hati dalam kehidupannya dan tidak hanya pada saat bekerja.

511
Abu Fahmi dkk Op.Cit., h. 38
512
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari‟ah, Jakarta: Alffabet, 2003, h. 91.
513
Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Pengawasan dan Manajemen dalam Perspektif Islam,
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, 1992, h. 126.
514
Saifuddin Bachrun, Op.Cit., h. 240.
340
b. Penilaian kinerja berdasarkan aturan Al-qur`an evaluasi penilaian kinerja terdapat

dua metode, yaitu evaluasi berdasarkan pertimbangan (sifat kepribadian, karakter)

dan evaluasi berdasarkan perilaku.

c. Islam menganjurkan pelatihan dan pengembangan tidak hanya untuk meningkatkan

pengetahuan dan ketrampilan, melainkan mencakup semuanya, dimulai dari

pengembangan moral dan pengembangan spiritual manusia.

Rasullah Saw telah mendidik dan membina para sahabatnay atas bimbingan

langsung dari Allah Swt. Melalui ayat-ayat Al-qur`an dalam masa kerasulannya. Begitu

juga para sahabat beliau melakukan pendidikan dan pembinaan bagi generasi

berikutnya sedemikian rupa sampai pada generasi ketiga pada awal Islam sehingga

kemudian mereka terlahir sebagai generasi-generasi terbaik di muka bumi ini.

Hal tersebut merupakan sebuah proses yang wajar karena mereka berada dalam

bimbingan langsung Rasullah saw. Dan generasi sahabat yang merupakan pribadi-pribadi

muslim terbaik. Sehingga kemudian dihasilkan pula generasi terbaik, dan itu jelas

dinyatakan dan diisyaratkan oleh Al-qur`an dan sunnah rasul-Nya, yakni dalam surah Ali

Imran ayat 110 dan surat At-Taubah ayat 100.

Allah berfirman dalam surah Ali-Imran ayat : 110

   


 
 
  
    
341
   
  
 

Artinya :

kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli
kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman,
dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Sosok SDM perspektif Islam adalah pribadi yang hendaknya memiliki nilai nilai

kenabian (Nubuwwah/ Prophetic). Ia memiliki karakter amanah, fatanah, tabligh dan

shidq. Amanah adalah sikap bisa dipercaya dalam mengemban tanggung jawab yang

diberikan kepadanya. Fathanah adalah profesional dalam melakukan berbagai

pekerjaan. Tabligh adalah sikap transparan dan bertanggung jawab terhadap setiap hal

yang merupakan amanah yang diberikan padanya. Terakhir adalah Shidiq atau jujur yang

berarti setiap sumber daya manusia harus terpercaya sehingga bisa diandalkan dalam

melakukan pekerjaanya.515

Selanjutnya dalam surah At-Taubah ayat 110, Allah berfirman :

 
 
 
  
   
   
 
   

515
Abu Fahmi dkk., Op.Cit., h.84
342
  

Artinya :

orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan
muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha
kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di
dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.

Dalam hal ini tauhid akan memberikan kekuatan jiwa kepada pemiliknya karena

jiwanya penuh harap kepada Allah Swt. Semata, percaya dan tawakal kepada-Nya. Rida

atas qadar (ketentuan)Nya, sabar atau musibah-Nya, serta sama sekali tak mengharap

sesuatu kepada mahluknya. Ia hanya menghadap dan meminta kepada Allah Swt.

Jiwanya kokoh seperti gunung. Apabila ditimpa musibah, ia segera mengharap kepada

Allah Swt. Agar dibebaskan darinya. Ia tidak minta kepada orang-orang mati516. Syiar dan

semboyannya adalah sabda Rasulllah saw:

Bila kamu meminta maka mintalah kepada Allah. Dan bila kamu memohon maka

mohonlah pertolongan kepada Allah. (HR. Tirmidzi, ia berkata hadist hasan shahih)

Demikian juga firman Allah Ta’ala:

   


      
   
   
Artinya : dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada
yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. dan jika Dia mendatangkan kebaikan
kepadamu, Maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.

516
Abu Fahmi dkk., Op.Cit., h. 41
343
Islamic approch to human resource management are based on three major aspects ;

(1) Taqwa which can be explained as piety, uprightness, devotions, God-fearing among

others. (2) Itqan which means that the person does things in the righ order and of the

desired quality. And (3) ahlak referts to attitudes, feeling, dispotions among others which

employees posses.517 Good human resource management that are disintegrated into

varios components which include ;

1. Trust ( Amanah)

2. Sicerity ( Ikhlas)

3. Appointment of leaders

4. justice ( Adl)

5. Equality

6. Accountability

7. Consultation ( Shura)

8. Patience ( Sabar)

9. Safety and security

10. Humbleness

11. Humulity

12. Kindness and care (Ihsan)

13. Sincerity and readiness

14. Delegation of Authority ( Tafweedah Al-sulitoh)

15. Division of Labor

517
Aisha Salim Juma Alarimy, “Islamic and western approaches to human resource
management in organizations : a practical approach” Inter nasional Journal of Information and
Busines Managemen, vol.39 No.1.( July 2015), http : // www. Jitbm.com (accesed April 10, 2016),
h. 5
344
16. Hierarchical distribution of leadership518

Tujuan manajemen dalam Islam tidak berbeda dengan tujuan yang ingin

diwujudkan oleh masyarakat Muslim, yang bermuara untuk beribadah kepada Allah,

yang tercermin dalam :

1. Menerapkan Syariat Islam dalam beribadah, muamalah dan hukum.

2. Memakmurkan bumi yang telah diwajibkan Allah kepada hamba-Nya.

3. Menegakkan kekhalifahan ( kepemimpinan) Allah di muka bumi.

6. Membentuk masyarakat dan negara Islam yang adil dan sejahtera, masyarakat yang

memiliki ruh untuk beribadah kepada Allah dengan benar.519

Menurut aspek perkembangannya, teori dan konsep mengenai manajemen sumber

daya manusia terbagi atas 3 tahap perkembangan. Menurut Miles (1975), ada tiga

kelompok teori manajer, yaitu: 1. Tradisional (Traditional) 2. Hubungan Kemanusiaan

(Human Relation Theory) 3. Sumber Daya Manusia (Human Resources). Perbedaan dasar

dari manajemen tradisional, Human Relations (hubungan kemanusiaan), sampai pada

Human Resources (manajemen sumber daya manusia) yang di bedakan Miles

berdasarkan aspek asumsi, kebijakan, dan harapan. Pada aspek asumsi kelihatan bahwa

pegawai pada masa manajemen tradisional hanya berfungsi sebagai alat atau mesin

518
Aisha Salim Juma Alarimy, “Islamic and western approaches to human resource
management in organizations : a practical approach” Inter nasional Journal of Information and
Busines Managemen, vol.39 No.1.( July 2015), http : // www. Jitbm.com (accesed April 10, 2016),
h. 5-8
519
Ahmad Ibrahim Abu Sin, Manajemen Syariah sebuah Kajian Historis dan
Kontemporer, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012), h. 250

345
sehingga kedudukan mereka tidak begitu disukai oleh pegawai lainnya, hal itu

berkembang lagi pada model human relation keadaan itu diperbaiki menjadi pegawai

diakui sebagai sebuah individu yang bekerja untuk sebuah organisasi sehingga dari

keadaan itu keinginan pegawai agar dianggap berguna dan penting dapat terwujud,

walaupun peran-peran mereka dalam hal pengambilan keputusan-keputusan organisasi

belum ada. Sehingga pada model human resources, peran tersebut benar-benar

kelihatan dan terwujud. Hal ini tampak dari kebijakan pada model tersebut yang

menjelaskan bahwa tugas pokok manajer pada model human resources adalah

memanfaatkan SDM yang ada, menciptakan lingkungan yang memungkinkan anggota

organisasi dapat menyumbangkan kemampuannya serta mendorong partisipasi dan

memperbesar self direction dan self control pada bawahan. Hal ini menunjukkan bahwa

pada model human resources lah peran dan partisipasi pegawai diakui, baik sebagai

manusia maupun sebagai bagian dari organisasi.

The approach to human resource management in organizations to see that human

resources in organizations are managed efficiently and effectively. There ara varios

theories which explain human resource management in organizations. The most

commonly used theories of human resource management include ; (1) Classical theories

which comprises of the (a) Weber’s theory of bureaucracy, (b) Taylor’s theory of scientific

management, and (c) Fayol’s administrative theory. On the other hand, there are ( 2)

humanistic theories which comprise of (a) human relations theory and ( b) McGregor’s

Theory X and Theory Y that can explain human resource management in organizatios. 520

520
Aisha Salim Juma Alarimy, “Islamic and western approaches to human resource
management in organizations : a practical approach” Inter nasional Journal of Information and
346
Teori manajemen ilmiah dibangun dengan idiologi kapitasis Amerika, dan dijadikan

standar dalam merumuskan teori.521 Falsafah manajemen ilmiah ini dapat ditemukan

dalam bukunya Fredrick Taylor dan Henry Fayol,522dan dapat disarikan sebahai berikut

1. Individu karyawan merupakan makhluk yang rasional dan ekonomis, artinya ia

hanya akan termotivasi dengan nilai materi. Jika mengharapkan mereka mampu

mencapai target yang ada, maka harus ada insentif gaji. Gaji yang diterima akan

bertambah seiring dengan peningkatan produktivitas.

2. Karyawan tidak peduli dan tidak konsen terhadap tujuan perusahaan, mereka

hanya kosen terhadap bagaimana mereka bisa memenuhi kebutuhan fisiologis

mereka yang bersifat materi. Untuk itu, manajemen berkewajiban memenuhi

kebutuhan dasar mereka.

3. Kompentensi karyawan perlu ditingkatkan dengan training, agar kinerja mereka

optimal dan menaikkan produktivitas. Diperlukan pengawasan yang ketat dari

atasan, mereka tidak lari dari kerja, atau tidak maksimal ketika tidak ada

pengawasan.

Teori Manajemen Ilmiah ini menuai kritikan diantaranya dituliskan oleh Abu

Sin523 sebagai berikut :

a. Teori manajemen ilmiah bersifat parsial dan melihat manusia merupakan unsur

pokok untuk menyelesaikan persolaan aktivitas manajemen yang hanya konsen

Busines Managemen, vol.39 No.1.( July 2015), http : // www. Jitbm.com (accesed April 10, 2016).
h. 2
521
Ahmad Ibrahim Abu Sin, Op.Cit., h.222
522
Fredrick W. Taylor, Principles of Scientifik Management, New York, Harper &
Brother, 1947,1947, h. 57
523
Ahmad Ibrahim Abu Sin, Op.Cit., h 223
347
untuk meningkatkan produktivitas dan kompetensi, teori ini menutup mata

terhadap unsur lain yang berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas, seperti

serikat buruh yang memiliki pengaruh dalam interaksi sosial dan kinerja mereka.

b. Teori ini tidak mengindahkan unsur kemanusian yang melekat dalam diri karyawan

( the human side of enterprise). Falsafah teori ini hanya memandang manusia

sebagai mahluk ekonomi, dan hanya memikirkan kebutuhan yang bersifat materi.

Selanjutnya teori Hubungan kemanusiaan, Aliran ini merupakan antitesis dari

teori manajemen ilmiah.524 Teori ini memandang bahwa karyawan merupakan makhluk

sosial dan bagian dari sistem sosial yang saling berinteraksi dengan masyarakat. Strategi

manajemen yang menganut aliran ini adalah bagaimana memenuhi kebutuhan sosial

dan psikologi seorang karyawan.525 Teori ini dikenalkan oleh Elthon Mayo dengan

mengedepankan sisi kemanusiaan dan sosial kemasyarakatan dalam manajemen.526

Konsen teori ini adalah bagaiman bisa meningkatkan produktivitas dengan mengakui sisi

kemanusiaan karyawan dan gaya kepemimpinan, serta kebutuhan spiritual karyawan.

Hal ini tidak jauh berbeda dengan teori manajemen ilmiah yang juga konsen

meningkatkan produktivitas dengan insentif gaji dan peningkatan kompetensi.527

Menurut Mouzelis528 teori ini mengubah teori manajemen ilmiah yang bersifat kapitalis,

lahir menjadi teori kemanusiaan yang bersifat kapitalis baru (New-capitalist) karena,

teori ini juga konsen untuk meningkatkan produktivitas karyawan yang berujung pada

nilai materi.

524
Ahmad Ibrahim Abu Sin, Op.Cit., h.224
525
Ahmad Ibrahim Abu Sin, Op.Cit., h.224
526
Elton Mayo, The Human of An Industrial Cilivization, Boston, 1945
527
Ahmad Ibrahim Abu Sin, Op.Cit., h.225
528
Nicos P. Mouzelis, Organization and Burcaucracy : an Analysis of Modern Theories,
Chicago, Aldine Publishing Company, 1973, h. 168
348
Adapun Islam memberikan petunjuk agar berlemah lembut dan menghormati

nilai nilai kemanusiaan yang melekat pada diri seorang pekerja.529 Islam mendorong

umatnya untuk memperlakukan manusia dengan baik, membina hubungan dengan

semangat kekeluargaan dan saling tolong menolong, Allah berfirman : “Dan tolong-

menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong

menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. “ ( Almaidah [5] : 2 ).

Alqur‟an memberikan petunjuk kepada kaum muslimin bahwa hubungan yang

terbentuk diantara mereka, harus dibangun dengan sikap untuk saling menghormati dan

menjauhi untuk saling menghina serta memperlakukan orang lain dengan buruk. Allah

berfirman :

 
    
   
   
    
   
  
  
  
    
  
 
Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan


kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan
pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang
direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan
memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka
mereka Itulah orang-orang yang zalim.

529
Ahmad Ibrahim Abu Sin, Op.Cit., h.239
349
Dalam Islam penetapan upah bagi pekerja sebagaimana yang dicontohkan

rosululloh disesuaikan dengan kondisi, tanggung jawab dan jenis pekerjaan.530

Rasululloh mendorong para majikan untuk membayarkan upah para pekerja ketika

mereka telah usai menunaikan tugasnya. Rasulullah bersabda : “Berikan upah pekerja

sebelum keringatnya kering.” Pemberian upah untuk meningkatkan dalam konsep Islam

ini relevan dengan konsep manajemen ilmiah bahwa karyawan diberi insentif gaji

berdasarkan hasil produksi yang mampu ia lakukan dan kompetensi karyawan perlu

ditingkatkan dengan training, agar kinerja mereka optimal dan menaikkan produktivitas.

Yang membedakan adalah Teori manajemen Ilmiah konsen terhadap variable ekonomi.
531
Teori manajemen ilmiah ini dibangun dengan idiologi kapitalis Amerika dan dijadikan

standar dalam merumuskan teori532 sedangkan dalam Islam dibangun oleh Tauhid

islamiyah sebagai Asas.533 Profesionalisme dalam Islam bukanlah “ bebas nilai” dalam

mencapai produktifitas, keimanan pada Allah menjadi landasan produktivitas.534

Tabel 4. 1 memuat perbandingan konsep upah antara barat dan Islam.535

Tabel 4.1 Konsep upah antara barat dan Islam

NO Aspek Barat Islam

530
Ahmad Ibrahin Abu Sinn, Op.Cit., h. 112-113.
531
Ahmad Ibrahin Abu Sinn, Op.Cit., h. 222
532
Ahmad Ibrahin Abu Sinn, Op.Cit., h. 222
533
Abu Fahmi dkk., Op.Cit., h. 37
534
Abu Fahmi dkk., Op.Cit., h. 52
535
Abu Fahmi dkk., Op.Cit., h. 187
350
1. Keterkaitan erat antara Upah dan Moral Tidak Ya

2. Upah memiliki dua dimensi : Dunia dan akhirat Tidak Ya

3. Upah diberikan berdasarkan prinsip keadilan Ya Ya

4. Upah diberikan berdasarkan prinsip kelayakan Ya Ya

Selanjutnya konsep hubungan kemanusiaan dalam Islam adalah dengan

memberikan rasa tenang dan tentram dalam menunaikan tugas pekerjaanya dengan

kinerja yang optimal. 536 konsep ini jika disandingkan dengan teori Manajemen sumber

daya manusia aliran hubungan kemanusian, maka ditemukan adanya relevansi konsep

Islam dengan konsep modern dalam hal memanaj sumberdaya manusia, yaitu

memperhatikan sisi sosial dan memperlakukan karyawan dengan baik.537 Hanya saja

teori ini bersifat parsial karena hanya konsen pada individu karyawan dalam

manajemen dan tidak membahas membahas faktor lingkungan yang mempengaruhi

satu sama lain. Perbedaan mendasar antara konsep Islam dan konsep manajemen

moderen adalah pada tujuan dalam meningkatkan produktivitas karyawan yang pada

konsep modern berujung pada nilai materi yang bersifat kapitas,538 sedangkan dalam

Islam terdapat konsep tauhid bahwa bekerja adalah bagian dari ibadah kepada Allah

yang pada akhirnya berujung pada investasi kebahagian akhirat.539 Bekerja dalam

536
Ahmad Ibrahin Abu Sinn, Op.Cit., h. 119
537
Ahmad Ibrahin Abu Sinn, Op.Cit., h. 225
538
Ahmad Ibrahin Abu Sinn, Op.Cit., h. 225
539
Abu Fahmi dkk., Op.Cit., h. 37
351
pandangan Islam begitu tinggi derajatnya.540 Allah dalam Al-qur`an surah (

Muzzamil [73] : 20) menggandengkannya dengan jihad memerangi orang-orang kafir. 541

C. Pembahasan

Allah Maha Pengatur atas segala ciptaanya, dengan kekuasaanya Allah

meciptakan keteraturan di jagad raya dan isinya, semuanya diatur oleh ritme

keteraturan sang Maha Pengatur. Allah menciptakan mekanisme keteraturan

diantaranya adalah pengaturan tentang manusia yang dalam istilah modern disebut

dengan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM).

Allah mempunyai seperangkat aturan dan manajemen untuk mengatur manusia

untuk mencapai keberhasilan diri dan organisasinya yang tidak hanya berorientasi pada

kehidupan dunia tapi juga terutama untuk kehidupan akhirat. Semua aturan tentang

manajemen sumber daya manusia bersumber dari Al-qur`an dan Hadis. Dengan anugrah

Allah yaitu kelebihan dalam kemampuan proses berfikir (ulul Albab), Allah

memerintahkan manusia untuk memaksimalkan kemampuanya untuk memahami pesan

pesan Allah dalam wahyunya diantaranya dalam hal manajemen sumber daya manusia

karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang bodoh seperti tertuang dalam

540
Saifuddin Bachrun, Op.Cit., h. 97.
541
Saifuddin Bachrun, Op.Cit., h. 97.
352
surah Al-Ahzab ayat : 72 sehingga manusia membutuhkan petunjuk dan bimbingan dari

Allah diantaranya dalam memanaj sumber daya manusia

Di dalam manajemen sumber daya manusia modern terdapat aktivitas MSDM,

diantara yaitu Perencanaan sumber daya manusia, pengadaan sumber daya manusia,

pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, pemeliharaan sumber daya

manusia dan penilaian sumber daya manusia. Dalam perspektif Islam semua aktivitas

MSDM ini telah Allah atur mekanismenya. Aturan Allah tentang aktivitas MSDM

perspektif Islam yang dapat diterapkan dalam lembaga pendidikan Islam adalah

sebagai berikut :

1. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Bagian yang sangat penting dari Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Lembaga

pendidikan Islam adalah Perencanaan Sumber Daya Manusia. Perencanaan merupakan

fungsi organisasi yang sangat fudamental sifatnya bagi organisasi, hal ini disebabkan

karena perencananaan SDM merupakan bagian yang integral dari perenncanaan jangka

panjang. Perencanaan SDM yang baik dan benar akan menghasilkan SDM yang

berkualitas sehingga mampu mengelola organisasinya dengan baik. Konsep perencanaan

ini dalam Islam terdapat dalam Al-qur`an surat Al Hasr ayat 18, dalam surat ini Allah

memerintahkan umatnya untuk memperhatikan dan menganalisis ( Al-Tandur) setiap

perbuatannya untuk hari esok yakni untuk menghadapi hari kiamat. Perencanaan

Sumber Daya Manusia dibuat dengan niat yang baik karena segala amal perbuatan

tergantung niatnya. Perencanaan SDM dalam perspektif Islam ini dirancang

berdasarkan konsep pembelajaran dan hasil musyawah orang orang orang yang

353
berkompeten, orang yang cermat dan luas pandangannya, mereka sangat visioner

untuk menentukan langkah terbaik atas persoalan yang dihadapi. Orientasi Perencanaan

SDM dalam perspektif Islam selain untuk kehidupan dunia tapi juga berorientasi pada

kehidupan akhirat. Konsep tawakal menjadi bagian yang Allah ajarkan dalam

perencanaan SDM Islam. Dengan menghayati tawakal ini maka muncullah sikap ikhlas

bagi SDM di lembaga pendidikan Islam sehingga semua aktivitas SDM dalam lembaga

pendidikan Islam ini dimaknai menjadi ibadah kepada Allah. Selai itu perencanaan SDM

harus memperhatikan budaya organisasi, pola kerja dan ciri khas lemaga pendidikan

tersebut.

Prinsip- prinsip yang penulis sarankan untuk yang dapat dijadian dasar dalam

perencanaan SDM dilembaga pendidikan Islam yaiti bahwa Allah Maha Membuat

rencana, Rencana Allah sangat teguh, merujuk pada petunjuk Allah dalam membuat

perencanaan, perencanaan dibuat dengan teliti, perencanaan disertai dengan tawakal,

hasil perencanaan dipetik kemudian hari, perencanaan yang dibuat adalah perencanaan

yang baik, perencanaan berdasarkan konsep pembelajaran dan hasil musyawarah orang-

orang yang berkompeten, cermat, luas pandangannya dan orientasi perencanaan untuk

kehidupan dunia dan akhirat.

2. Pengadaan Sumber Daya Manusia

Dalam Lembaga pendidikan Islam dalam rekrutmen SDMnya harus memiliki

kualifiasi pekerja yang baik sesuai dengan konsep Islam dalam surah Al-Qhashas ayat

26. Orang yang paling baik untuk dijadikan SDM di lembaga pendidikan Islam adalah

SDM yang kuat dan dapat dipercaya. Kuat disini di analogikan dengan ketrampilan dan

kualifikasi tertentu yang diisyaratkan oleh jabatan sehingga menjadi pekerja yang

354
profesional dan pada akhirnya menjadi exspert pada bidangnya dan mampu memahami

kemudian menerapkan prinsip prinsip Islam. Kompetensi yang diseleksi dari SDM di

lembaga pendidikan Islam adalah kompetensi lahiriyah dan batiniyah.

Seleksi SDM ini sangat penting dalam lembaga pendidikan Islam mengingat tugas

yang dilakukan membutuhkan komitmen lahir dan batin. SDM yang terutama harus

diseleksi dengan ketat adalah SDM yang terlibat dalam menyelenggarakan proses

pendidikan Lembaga pendidikan Islam baik yang dalam tanggung jawab pemerintah

ataupun oleh pihak swasta. Saat ini jumlah lembaga pendidikan Islam lebih banyak

diselenggarakan oleh pihak swasta oleh karena itu SDM Yayasan yang menyelengarakan

pendidikan pada lembaga pedidikan Islam haruslah diseleksi secara ketat ketika akan

mendirikan izin operasional Lembaganya. Melalui mekanisme seleksi yang ketat inilah

maka akan terlahir SDM penyelenggaran pendidikan yang terbaik dan terpilih. Melalui

yayasan dengan SDM terbaik dengan komitmen tinggi maka terlahirlah lembaga

lembaga pendidikan Islam yang unggul, inovatif, kompetitif dan bermutu. Mutu SDM

pendidikan Islam akan lahir dari lembaga pendidikan Islam yang bermutu.

Pendidik dan Tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,

konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dilembaga

pendidikan Islam diseleksi dengan sangat meperhatikan kompetensi ruhiyahnya selain

kompetensi lahiriah.

Guru dan dosen yang terekrut di dalam lembaga pendidikan Islam dengan mutu

yang terbaik dengan standar tinggi. Guru dan dosen ini dilahirkan dari lembaga

penyelenggara pendidikan terbaik dengan Akreditasi terbaik. Guru dan dosen mengajar

sesuai dengan bidang kompetensinya sehingga menjadi guru yang profesional dan

355
expert dalam mengajar. Guru guru dan dosen terbaik inilah yang akan memberikan

kualitas terbaik dalam proses pembelajaran. Guru dan dosen melalui proses rekrutmen

terbaik inilah yang adapat mentransfer ilmu dan nilai moral (ahlaq) secara efektif dan

efisien. Sehingga pada akhirnya melalui guru guru yang terbaik inilah akan lahir outpun

SDM yaang bermutu dari lembaga pendidikan Islam.

SDM di lembaga pendidikan Islam yang lain yang menunjang Proses pendidikan

di Lembaga pendidikan Islam diantara bagian adminitrasi, perpustakaan, Laboran,

Satpam dan Petugas kebersihan. Semua SDM ini diseleksi sesuai dengan kompetensinya

dan hanya SDM yang kompeten dan sesuai dengan asas MSDM perspektif Islam yang

berasas tauhid yang direkrut menjadi bagian dalam SDM di lembaga Islam. Semua

unsur dari SDM di lembaga pendidikan Islam mejalankan fungsinya secara sinergi guna

mencapai tujuan organisasi lembaga pendidikan Islam.

Rekrutmen SDM lembaga pendidikan Islam tidak cukup dengan model Adatif

yaitu dengan pendekatan statistik murni dalam pengambilan keputusan rekrutmen

dengan mengkonversikan skor-skor tes yang diperoleh peserta tes keberbagai angka

biasa, lalu menjumlahkannya menjadi skor kumulatif. Model pencocokan profil yaitu

mengidentifikasi profil ideal dari pegawai lembaga pendidika Islam. Profil pegawai yang

paling sesuai dengan variabel ideal yang dibuat oleh lembaga pendidikan Islamlah yang

paling memenuhi kriteria untuk dijadikan pegawai yaitu diantaranya adalah SDM yang

kuat dan dapat dipercaya (amanah).

3. Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

356
Kualitas manusia terbaik dalam Islam merujuk pada era saat manusia-manusia

terbaik sebagai buah dari proses pendidikan, pembinaan dan pelatihan dari Insan terbaik

yaitu Rasululloh. Yaitu tiga generasi pada masa rasululloh dan sesudahnya, tidak ada

generasi berikutnya yang mampu menyamainya. Allah SWT memerintahkan kita untuk

mengikuti generasi terbaik ini, berjalan diatas jalan yang mereka tempuh. Berperilaku

selaras dengan telah mereka perbuat.

Aspek tauhid menjadi perkara pertama dan utama yang ditanamkan pada SDM

terbaik dimasa Rasulullah dan sahabat. Dengan mengikuti jalan yang ditempuh oleh nabi

dalam mendidik dan melatih sahabat inilah yang menjadi Fondasi penumbuhan

kembangan Sumberdaya manusia lembaga pendidikan Islam. Ketauhidan adalah unsur

yang pertama dan utama dalam kurikulum pendidikan maupun pelatihan dan

pembinaan mereka. Tauhid ini akan memberikan kekuatan jiwa kepada pemiliknya.

Dalam Lembaga pendidikan Islam Tauhid adalah pembentuk kepribadian SDMnya.

Dalam proses pendidiak dan Pelatihan tauhid menjadi unsur pertama dan utama

sebelum materi yang lain. Tauhid menjadi fondasi dan dasar pembelajaran. Materi

keimanan kepada Allah akan menanamkan kecintaan dan pengagungan pada Allah yang

menuntun SDM di lembaga Pendidikan Islam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi

larangan-Nya. Dengan materi ini maka terbentuklah SDM Lembaga pendidikan Islam

yang mendapatkan ketenangan, ketentraman dan kedamaiian. Hal ini lahir karena

keyakinan adanya Allah sebagai pecipta, pemberi rizki, Maha Melihat dan Mendengar.

Materi keimananan pada Malaikat bagi SDM di lembaga pendidikan Islam akan

menjadi bagian dari pengawasan melekat pada SDM lembaga pendidikan Islam. Kinerja

SDM ini didasari oleh keimanan bahwa produktivitas kerjanya senantiasa dalam

357
pantauan para malaikat. Materi keimanan kepada kitab Allah akan menambah

keyakinan SDM dilembaga pendidikan Islam bahwa Allah telah memberikan pedoman

terbaik untuk aktivitas SDM di lembaga pendidikan Islam, keyakinan ini akan menjadikan

Alqur’an dan hadis menjadi refensi utama dalam aktifitas pekerjaanya.

Materi Iman kepada hari akhir akan memberi pemahaman pada SDM lembaga

pendidikan Islam bahwa aktivitasnya di lembaga pendidikan Islam tidak semata mata

berorientasi kepada dunia dengan memperoleh gaji, insentif dan kepuasan didunia.

Dimana orientasi ini akan melahirkan pribadi yang kapitalis yang mengukur beragam

aktivitasnya dengan perhitungan keuntungan ekonomi semata. Materi keimanan pada

hari akhir akan mendorong kesadaran SDM di lembaga pendidikan Islam bahwa amanah

jabatan yang diembannya akan dimintai pertanggung jawaban di hari akhir nanti.

Materi Keimanan kepada qadar akan melahirkan SDM lembaga pendidikan Islam

yakin bahwa semua yang menimpa manusia sudah menjadi takdir-Nya, bukan beraarti

harus pasrah namun sebaliknya harus berusaha semaksimal mungkin mendapatkan yang

diimpikannya. Manusia harus berusaha setelah itu bertawakal kepada Allah akan hasil

pekerjaanya di lembaga pendidikan Islam. Dengan bertawakal ini maka akan lahirlah

SDM lembaga pendidikan Islam yang selalu optimis dan penuh semangat.

Manusia memerlukan pelatihan dan pengembangan sehingga mampu memikul

amanah amanahnya.Seorang mukmin yang kuat lebih Allah cintai daripada mukmin yang

lemah. Pada lembaga pendidikan Islam maka SDM yang ada haruslah kuat secara

keimanannya, pengetahuan dan ketrampilannya. kekuatan iman akan mendorong

seseorang untuk melaksanakan kewajibannya, terus mengembangkan diri dan terus

belajar untuk menguatkan lembaganya.

358
Allah mengajarkan mukmin yang kuat harus belajar dan mencari ilmu, Sejak awal

Allah SWT mengajak umatNya untuk belajar dan berlatih meningkatkan pengetahuan

dan ketrampilan dengan cara membaca. Mencari ilmu bagi SDM di lembaga pendidikan

Islam diniatkan beribadah kepada Allah. Para pencari ilmu ini mendapat perlindungan

dari malaikat dengan membentangkan sayapnya dan dido’akan ikan ikan di lautan. Islam

memandang ilmu menjadi dasar penentu martabat dan derajat seseorang dalam

kehidupan sebagaiman firman Allah dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.

Didalam lembaga pendidikan Islam maka proses pendidikan dan pelatihannya

dapat dilakukan melaui proses training, pendidikan dan pelatihan, simposium, seminar

terbukan dan lain lain. Pendidikan dan pelatiha semua unsur SDM yang di lembaga

pendidikan Islam bermuara pada outpun SDM lembaga pendidikan Islam yang bermutu

tinggi dan memiliki karakter keislamam yang kuat. Pendidikan dan pelatihan SDM

perspektif Islam inilah yang akan menjawab probematikan kelemahan SDM di lembaga

pendidikan Islam yang harus terus tumbuh dan berkembang, bersaing secara

berkompetitif dengan perkembangan zaman yang bergerak maju, sehingga pada

akhirnya lahirlah SDM lembaga pendidikan dengan mutu terbaik dan melahirkan

outpun pendidikan yang terbaik pula.

4. Pemeliharaan Sumber Daya Manusia

Secara konsep dasar pemeliharaan sumber daya manusia dalam perspektif Islam

didasarkan pada surah Al-Maidah ayat 1, Al-Hujurat ayat 10, At-Taubah ayat 105 dan

Surah Al-Qhasas ayat 26. Konsep pola perilaku manajemen pemeliharaan sumber daya

manusia yang dapat diterapkan dalam lembaga pendidikan Islam didasarkan pada

359
penghormatan setiap individu sebagai potensi kapabilitas, pengalaman, hak dan

kewajiban masing masing. Adanya kondisi saling menghormati antara pimpinan dengan

pekerja, saling menghargai sesama pekerja, hubungan kerjasama (ta’awun) yang

didasari kebijakan dan ketakwaan, komunikasi yang baik (shalih), sikap mendahuluka

kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi.

Untuk merealisasikan prinsip diatas maka dalam lembaga pendidikan Islam

disiapkan sistem perlindungan kerja agar tidak ada praktik pelanggaran hak dan ketidak

adilan dengan ketentuan Akad kerja yang jelas, transparan dan adil sebagaimana firman

Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 282 dan surah Almaidah ayat 1. Hak hak pekerja

harus diperhatikan dalam lembaga pendidikan Islam begitu juga dengan profesionalisme

dan standarisasi kerja, gaji dan tunjangan. Pekerja dalam lembaga pendidikan Islam juga

harus mendapatkan jaminan perlindungan pekerja.

5. Penilaian sumber daya manusia

Penilaian sumber daya manusia pada lembaga pendidikan Islam harus dilakukan

secara teratur dan terus menerus pada setiap jenjang hierarkri akan menjadi dasar

untuk tersedianya dan mendorong umpan balik, dia menentukan hal-hal apa saja yang

berjalan dengan baik dalam membangun fondasi kesuksesan organisasi lembaga

pendidikan Islam dan juga menandai hal-hal apa saja yang tidak berjalan dengan baik

sehingga tindakan perbaikan dapat diambil.

Penilaian sumber daya manusia pada lembaga pendidikan Islam menjadikan taqwa

menjadi barometer penilaiannya. Takwa inilah yang menentukan derajat kualitas SDM

dilembaga pendidikan Islam. Di dalam lembaga pendidikan Islam SDM lembaga

360
pendidikannya meyakini bahwa Allah sangat tepat dan cepat perhitungannya dalam

menilai kinerja umatnya. Allah memberikan penilaian terhadap setiap perbuatan

manusia sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 134 dan juga dalam

surah Al-Baqarah 202. Jika digambarkan maka Manajemen sumber daya manusia

perspektif Islam adalah sebagai berikut.

Diagram Teori Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif Islam

1. Perencanaan I 1. Abdullah
Sumber daya Al-Hasyr: 18 2. Insan Kamil
manusia 3. Khalifah fil al-
2. Pengadaan ardhi
Sumber Daya II 4. Rahmatal Lil
Al-Baqarah:
Manusia V Al –Qhashas: alamin
134
3. Pelatihan dan 26
Pengembanga
n Sumber Daya
Manusia
Asas Al Mujadilah :
4. Pemeliharaan
11
Sumber Daya
Akidah Islam /
Manusia
5. Penilaian Tauhid IV
Sumber Daya
Manusia An-Nisa : 28

Al –Baqarah :185

III

Relevansi

361
Teori Manajemen Sumberdaya Manusia Modern

Surah As-Saff 10-11

Manajemen sumber daya manusia dalam perspektif Islam menjadikan Akidah

Islam/ tauhid sebagai asas aktivitasnya SDMnya. Tauhid yang benar menjadi syarat

sempurnya amal. Asas tauhid ini menjadi nilai tambah bagi SDM lembaga pendidikan

Islam yang lebih berorientasi pada misi mengharap keridaan Allah, mengutamakan

tujuan jangka panjang (akhirat) dibandingkan keuntungan jangka pendek (akhirat) dan

menjadikan sumber daya manusia sebagai aset utama di dalam lembaga pendidikan

Islam.

Dengan tauhid yang benar akan melahirkan SDM di lembaga pendidikan Islam

memiliki hati yang salim yaitu hati yang bersih dan suci, penuh keimanan, hati yang

tawaduk kepada Rabb-nya dan selalu mengingat-Nya. Implementasi tauhid bagi SDM di

lembaga pendidikan Islam tercermin dari pandangannya bahwa bekerja adalah bagian

dari ibadah kepada Allah. Ruh jihad ini menjadi etos kerja bagi SDM di lembaga

pendidikan Islam. Ruh ini bermuara pada pada Iman dan berhubungan langsung dengan

kekuatan Allah. Keimanan inilah yang menjadikan SDM dilembaga pendidikan Islam

ikhlas dalam bekerja dengan tujuan akhir adalah mendapakan ridho Allah SWT.

362
Sumber Daya Manusia di Lembaga Pendidikan Islam dengan motivasi

tertingginya adalah berorientasi untuk akhirat akan terus berkomitmen kuat dalam

produktivitas kerjanyan dengan apapun kondisi lembaga pendidikan Islam yang ada,

tidak hanya tergantung dengan insentif dan gaji. Konsep Ikhlas beramal menjadi kunci

motivator SDM di Lembaga Pendidikan Islam.

Aktivitas MSDM yang berasaskan tauhid dan bersumber dari Alqur’an dan hadis

melahirkan Manajemen sumber daya manusia perspektif Islam yang grand teorinya

tergambar dalam kudaran I, II, III, IV, dan V. Dimana kuadran I adalah Perencanaan

Sumberdaya Manusia perspektif Islam yang bersumber dari Al-Quran Surah Al-Hasyr

ayat 18. Kuadran II adalah Pengadaan sumberdaya manusia perspektif islam dengan

gran teorinya adalah surah Al –Qhashas ayat 26. Kuadran III adalah Pelatihan dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia perspektif Islam yang digali dari surah Al

Mujadilah : 11, Kuadran IV Pemeliharaan Sumber Daya Manusia perspektif Islam dengan

gran teorinya surah An-Nisa : 28 dan Al –Baqarah :185 dan terakhir kuadran V adalah

Penilaian Sumber Daya Manusia perspektif Islam dengan gran teorinya adalah surah Al-

Baqarah: 134

Keseluruah aktivitas manajemen sumberdaya Manusia perspektif Islam ini yang

digali dari Alqur’an dan hadis dan direlevansikan dengn teori manajemen modern akan

melahirkan SDM lembaga pendidikan Islam yang sebagai khalifah, Insan Kamil dan

Rahmatal Lil alamin.

Muara dari semua aktivitas manajemen Sumber daya manusia perspektif Islam

adalah pada petunjuk Allah tentang MSDM yaitu pada surah Surah As-Saff ayat 10-11.

Petunjuk dari Allah tentang perdagangan yang menyelematkan manusia dari siksa pedih

363
yaitu beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan

jiwanya. Selanjutnya di ayat 14, Allah memerintahkan untuk menjadi penolong

penolong agama Allah, sehingga Allah memberikan kekuatan dan menjadikan orang

yang beriman menjadi orang-orang yang menang. Iman dan Jihad dijalan Allah menjadi

penolong agama Allah adalah kunci kemenangan bagi SDM di lembaga pendidikan Islam

diantara lembaga pendidikan lain yang bersifat Umum. Ruh Iman dan Jihad lah yang

menjadi motivator utama SDM lembaga pendidikan Islam.

Sasaran strategi pada lembaga pendidikan Islam yang bisa ditawarkan

diantaranya adalah “Lembaga pendidikan Islam dengan layanan pendidikan yang

unggul” untuk itu dalam lembaga pendidikan Islam, kompetensi dan dan perilaku

karyawan harus sesuai dengan sasaran strategis tersebut, semuanya membutuhkan

karyawan bermoral tinggi dan termotivasi jika ingin lembaga pendidikan Islam unggul.

Dan pada lembaga pendidikan Islam, SDMnya melalui proseses MSDM perspektif Islam

terlahir insan kamil, khalifah di organisasi dan insan yang rahmatal lil alamin dan

termotivasi kuat denga orientasi utamnya adalah akhirat.

Pada akhirnya Lembaga pendidikan Islam harus membangun sistem kerja

berkinerja tinggi dimana sistem ini adalah sekumpulan kebijakan dan praktek

manajemen sumberdaya manusia yang secara bersama sama menghasilkan kinerja

karyawan yang unggul. Sistem kerja berkinerja tinggi ini merujuk pada Alqur’an dan

praktek manajemen SDM ala Rasululloh dan juga teori manajem SDM modern yang

sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Pengelola pendidikan diantaranya adalah pihak pemilik yayasan pendidikan

Islam menerapkan Praktek SDM lembaga pendidikan Islam yang berkinerja tinggi yang

364
dapat dilakukan diantaranya dengan memberikan penguatan Aqidah Islam, memberi

pelatihan yang lebih, upah yang lebih besar, mengunaka praktek perekrutan yang lebih

canggih dengan kompetensi ruhiah menjadi ruh utamanya, dan lebih banyak

menggunakan tim kerja dalam bingkai ukhuwah Islamiyah. Sistem dan Praktik kerja

berkinerja tinggi ini pada akhirnya akan membawa Lembaga pendidikan Islam menjadi

unggul dan menjadi pilihan utama diantara lembaga pendikan lain di Indonesia.

Dalam pengelolaan lembaga pendidikan Islam menggunakan pendekatan

manajemen mutu terpadu pendidikan, dengan filosofi perubahan secara terus menerus

yang mata air konsep tersebut adalah sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah

Saw : Hendaklah aktivitas seorang muslim hari ini lebih baik daripada hari kemarin dan

esok hari lebih baik daripada hari ini. Konsep ini relevan dengan konsep perbaikan

terus menerus yang oleh orang jepang disebut konsep gemba kainzen yang merupakan

model dari teori Z. Dimana esensi kaizen adalah memperbaiki yang kecil-kecil dan yang

mudah-mudah dahulu untuk mendapat keberhasilan. Dengan menerapkan konsep ini

Penyempurnaan dan perbaikan yang berkesinambungan dan melibatkan seluruh SDM

dilembaga pendidikan Islam dapat dilakukan dilakukan dengan bertahap dan dengan

biaya yang rendah. Dengan keberhasilan timbul rasa percaya diri untuk memperbaiki

yang besar. Misi utama lembaga pendidikan Islam adalah memenuhi kepuasan

pelangganya yang berorientasi pada mutu. Dengan menerapkan manajemen mutu

terpadu perspektif Islam maka akan akhirnya Lahirlah lembaga lembaga pendidikan

Islam yang bermutu tinggi dan menerapkan konsep pendidikan Islam dengan SDM

lembaganya yang mempunyai produktivitas tinggi yang menjadikan profesinya sebagai

jihad fisabililah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.

365
Fondasi semua disiplin ilmu dan teori-teori dari barat diantaranya ilmu

manajemen, berakar dari faham Rasionalisme, materialisme, humanisme dan

sekularisme. Sedangkan pembahasan manajemen dalam Islam tidak dapat dipisahkan

dari agama. Semua tindakan manusia dikaitkan dengan tujuan hidup dan pandangan

hidupnya. Manajemen dalam Islam tidak hanya sebagai metode untuk mengejar

keuntungan yang bersifat materi, tapi juga bersifat sosial, manajemen dalam Islam

dilandasi oleh nilai nilai Ilahiyah.

Konsep Sumber Daya Manusia Perspektif Islam relevan dengan konsep

manajemen Modern pada periode Periode Behavioral diantaranya pada teori William

Ochi dengan teori Z-nya (1981) dan Deming dengan teori mutu PDCAnya (1982).

Dalam Teori Z rasa aman ( security) memiliki arti penting, pegawai membutuhkan

penghargaan berupa bekerja dengan bebas, promosi dan dipekerjakan selamanya

sehingga memperoleh rasa aman, betah, dan nyaman dalam organisasi dalam masa

kerja yang panjang, menekankan hubungan kepercayaan antara pemimpin dan yang

dipimpin serta pengambilan keputusan kolektif. Kekuatan teori Z adalah mengikat

loyalitas karyawan tanpa batas, sehingga para pegawai diharapkan mau bekerja dalam

sikap integritas untuk meningkatkan kinerja organisasi. Teori Z yang lahir ditahun

1981an ini telah ada dalam konsep Pemeliharaan SDM dalam perspektif Islam yang

tertuang dalam Alqur`an dan hadis yaitu Pemberian imbalan yang layak, tidak memberi

beban berat, Upah terkait dengan moral, Pemberian tunjangan, pejabat dijamin

kehidupannya agar dapat berkontribusi penuh, kaum lemah diberi porsi sebagai orang

yang berhak mendapatkan rizki dari orang lain, penentuan upah sebelum pekerjaan

dimulai dan upah ditentukan berdasarkan jenis pekerjaan. Konsep dasar pemeliharaan

366
sumberdaya manusia perspektif Islam dalam Alqur`an dan hadis ini telah ada sebelum

lahirnya Teori Z oleh William Ochi (1981).

Demikian juga halnya pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

perspektif Islam yaitu Allah memerintahkan untuk mencari ilmu, menuntut ilmu

diniatkan ibadah, pendidikan dan pelatihan SDM dilandasi dengan fondasi tauhid yang

kuat, menyeru dengan pengajaran yang baik, adanya metode pelatihan dan

pengembangan SDM dalam Islam, pentingnya memperhatikan Ahlaq, penampilan fisik

dan Islam mendorong umatnya bersungguh-sungguh untuk meningkatkan kinerja.

Pendidikan dan Pelatihan SDM perspektif Islam secara terus menerus menuju perbaikan

yang tertuang dalam hadis Rasululloh “Hari ini lebih baik dari kemarin dan esok lebih

baik dari hari ini, relevan dengan teori Mutu W. Edwards Deming yang dipublikasikan

tahun 1982 dengan filosofi perbaikan secara terus menerus. Salah satu poin Mutu

Deming adalah mengenai Adopsi Falsafah baru, sebuah organisasi tidak mampu

bersaing jika terus mempertahankan penundaan waktu, kesalahan dan cacat produk,

Sehingga ide Deming yang dikembangkan di jepang oleh Kauro Ishikawa kedalam yang

mereka sebut TQC ( Total Quality Control) yang menjadi revolusi mutu di Jepang dimulai

dari, pabrik, diikuti industri jasa, bank dan keuangan yang membuat Jepang menjadi

singa pasar dunia. Hal yang paling mendasar yang menbedakan MSDM perspektif Islam

dan Modern adalah pada Aspek Idiologinya dimana Teori MSDM modern dibangun

dengan idiologi Kapitalis sedangkan Islam dibangun oleh Aqidah Tauhid Islam.

Pengembagan sumber daya manusia Perspektif Islam ditekankan pada paradigma

spiritual sebagai dasar filosofis, bukan paradigma kapitalisme dan sekularisme seperti

halnya pada manajemen modern. Perbedaan paradigma ini tentu menghasilkan banyak

perbedaan sudut pandang. Dalam memanaj sumber daya manusia perspektif Islam,
367
Rasululloh Saw adalah role modelnya. Karakteristik SDM Islam mengikuti karakter

Rasululloh yaitu Tabligh, sidiq, amanah dan fatonah.

Berdasarkan analisis penulis mengenai konsep MSDM Perspektif Islam maka Penulis

tawarkan suatu Model Continus Improvmen SDM Perspektif Islam yaitu suatu model

peningkatan mutu SDM Pendidikan Islam secara menerus dalam perspektif Islam yaitu

Model SDM Insan Kamil. Model ini meliputi 5 tahap aktifitas MSDM yaitu Perencanaan

SDM, Pengadaan SDM, Pendidikan dan Pengembangan SDM, Pemeliharaan SDM dan

Penilaian SDM. Model ini adalah sebuah Siklus yang harus terus diputar sehingga

menghasilan SDM Bermutu dan termotivasi tinggi di lembaga pendidikannya.

Jika digambarkan siklusnya adalah sebagai berikut :

368
Perencanaan SDM

- Perencanaan
teliti
- Orientasi dunia
dan akhirat

Peilaian SDM
Pengadaan SDM
Bekerja di nilai
sebagai Mujahid Fi Kriteria :
Sabilillah
- Kuat
- Dapat
dipercaya

Pemeliharaan SDM
Pendidikan dan
- Diberi imbalan Pelatihan SDM
layak
didasari Aqidah
- tidak memberi
Islam yang kuat
beban berat

Perencanaan SDM Lembaga pendidikan Islam dibuat secara teliti dan

berorientasi pada kehidupan dunia dan akhiran, selanjutnya dalam pengadaan SDM,
369
kriteria rekrutmennya adalah orang orang yang kuat dan dapat dipercaya (amanah).

Pada Sistem rekrutmen pada lembaga pendidikan Islam dalam persyaratanya

memasukkan kualifikasi kepribadian sesuai syariat Islam (berakhlaqul Karimah), praktek

Ibadah dan kemampuan membaca atau menghafal Al-Qur’an. Selain itu Materi

tesnyanya memuat materi Aqidah Islam dan ilmu keislaman lainnya. selanjutnya dalam

pendidikan dan pelatihannya didasari Aqidah yang kuat dan pemeliharaan SDM

lembaga Pendidikan Islam diantaranya adalah pemberian kesejahteraan yang layak

sekaligus pemberian tunjangan. Penilaian SDM dalam Perspektif Islam menekankan

bahawa bekerja dalam Islam dengan diniatkan ibadah disejajarkan dengan Mujahid

Fisabilillah. Jika SDM perspektif Islam ini dijalankan dan ini diputar terus sebagai siklus

maka terlahirlah SDM Insan Kamil dilembaga pendidikan Islam, yaitu Sosok SDM yang

termotivasi dengan Aqidah Islam dan berkinerja tinggi.

370
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :

1. Konsep Perencanaan sumber daya manusia dalam perspektif Islam nampak


pada semua tindakan Rasulullah selalu membuat perencanaan yang teliti.
Mengenai kewajiban untuk membuat perencanaan yang teliti ini, banyak
terdapat di dalam Al-qur`an, baik secara tegas maupun sindiran (kinayah) agar
sebelum mengambil sesuatu tindakan di buat perencanaan. Berdasarkan
pemaparan tafsir pada surat Al-Thariq ayat 16, Al-Qolam ayat 45, Al-Baqarah
ayat 38, Al-Hasr ayat 18, Yusuf ayat 47, Yusuf 67, Albaqoroh ayat 202, Al-
Fatir ayat 10, Al-Qashas ayat 77, surat Asy-Syarh 7-8 dan An-Nisa ayat 134
menurut kesimpulan penulis terdapat prinsip perencanaan sumber daya
manusia dalam perspektif Islam, yaitu Allah Maha Membuat rencana,
Rencana Allah sangat teguh, merujuk pada petunjuk Allah dalam membuat
perencanaan, perencanaan dibuat dengan teliti, perencanaan disertai dengan
tawakal, hasil perencanaan dipetik kemudian hari, perencanaan yang dibuat
adalah perencanaan yang baik, perencanaan berdasarkan konsep pembelajaran
dan hasil musyawarah orang-orang yang berkompeten, cermat, luas
pandangannya dan orientasi perencanaan untuk kehidupan dunia dan akhirat.

2. Dalam Lembaga pendidikan Islam dalam rekrutmen SDMnya memiliki


kualifiasi pekerja sesuai dengan konsep Islam. Berdasarkan pemaparan tafsir
pada surat Al-Qhashas ayat 26, Al-Thariq ayat 16, Surah Al-Baqarah ayat
247, Al Imran ayat 28, Al-A‟raf ayat 29 dan hadis menurut kesimpulan
penulis terdapat prinsip pengadaan sumber daya manusia dalam perspektif
Islam, yaitu Kriteria rekrutmen sumberdaya manusia yaitu Kuat dan dapat
dipercaya, selektif memilih pemimpin, Jabatan diserahkan pada ahlinya,

371
jabatan tidak diberikan kepada yang meminta atau sangat menginginkannya
tanpa kualifikasi yang layak, pemilihan pegawai atas dasar kesepakatan,
memberikan ujian Seleksi berkaitan dengan Akidah Islam, larangan
pengangkatan berdasarkan kecintaan dan nepotisme dan seleksi dilaksanakan
secara adil.

3. Dalam pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia, Islam memandang


bahwa ilmu merupakan dasar penentuan martabat dan derajat seseorang dalam
kehidupan. Allah memerintahkan pada Rasul-Nya untuk senantiasa meminta
tambahan ilmu. Dengan bertambahnya Ilmu, akan meningkatkan pengetahuan
seorang Muslim terhadap berbagai dimensi kehidupan, baik urusan dunia dan
agama. Berdasarkan pemaparan tafsir surat At-Taubah ayat : 100, An-Nahl
:125, Al-Alaq :1, Al-Mujadallah : 11, Al-Isra : 41 dan hadis menurut
kesimpulan penulis terdapat prinsip pelatihan dan pengembangan sumber daya
manusia dalam perspektif Islam, yaitu Allah memerintahkan untuk mencari
ilmu, menuntut ilmu diniatkan ibadah, pendidikan dan pelatihan SDM
dilandasi dengan fondasi tauhid yang kuat, menyeru dengan pengajaran yang
baik, adanya metode pelatihan dan pengembangan SDM dalam Islam,
pentingnya memperhatikan Ahlaq, penampilan fisik dan Islam mendorong
umatnya bersungguh-sungguh untuk meningkatkan kinerja.

4. Pemeliharaan sumber daya manusia dalam perspektif Islam, kompensasi dan


kesejahteraan mendapat perhatian yang besar. Kesejahteraan ini bisa bersifat
material dan non material. Upah dalam Islam dikaitkan dengan imbalan yang
diterima seseorang yang bekerja,baik imbalan dunia (finansial maupun non
finansial), maupun imbalan akhirat (pahala sebagai investasi akhirat). upah
dalam konsep Islam memiliki dua aspek, yaitu dunia dan akhirat. Berdasarkan
pemaparan tafsir Al-qur`an dan hadis mengenai pemeliharaan sumber daya
Manusia menurut kesimpulan penulis terdapat prinsip pemeliharaan sumber
daya manusia dalam perspektif Islam, yaitu Pemberian imbalan yang layak,
tidak memberi beban berat, Upah terkait dengan moral, Pemberian tunjangan,

372
pejabat dijamin kehidupannya agar dapat berkontribusi penuh, kaum lemah
diberi porsi sebagai orang yang berhak mendapatkan rizki dari orang lain,
penentuan upah sebelum pekerjaan dimulai dan upah ditentukan berdasarkan
jenis pekerjaan.

5. Penilaian kinerja dalam Islam pada prinsipnya adalah merencanakan,


memantau, serta mengevaluasi kompetensi syariah para karyawan.
Berdasarkan pemaparan tafsir pada surat Q.S. Al-Qashash :77, An-Najm : 39,
Ar-Rad :11, Al-Baqarah :134 dan hadis menurut kesimpulan penulis terdapat
prinsip penilaian sumber daya manusia dalam perspektif Islam, yaitu Islam
mengajar umatnya bersungguh-sungguh dalam bekerja, tercapainya tujuan
yang optimal tergantung dari kinerja, Bekerja dalam Islam menempati posisi
yang mulia, bekerja disejajarkan dengan Mujahid Fi Sabililah, bekerja dalam
Islam adalah suatu kewajiban dan Allah memberikan penilaian setiap
perbuatan manusia.

B. Saran

Konsep manajmen sumber daya manusia dalam perspektif Islam merupakan


konsep yang sangat penting dan berharga untuk lebih dikaji/diteliti lebih
mendalam dan komprehensif, kemudian perlu dilakukan penelitian lanjutan, yaitu
berkaitan relevansinya terhadap teori manajemen Modern dan aplikasinya di
dalam lembaga pendidikan Islam.

Tulisan ini hanya memaparkan sebagian kecil dari konsep sumber daya manusia
dalam perspektif Islam dengan segala keterbatasan penulis dalam bidang ilmu
tafsir dan hadis sehingga masih banyak kajian lain yang bisa digali dari
manajemen sumber daya manusia dalam perspektif Islam dengan lebih mendalam
dan tajam lagi dengan lebih fokus pada kajian tafsir maudhû‟i yaitu manajemen
sumberdaya manusia perspektif Al-qur`an ataupun manajemen sumberdaya
manusia perspektif hadis.

Hasil penelitian disertasi ini memberikan beberapa saran, antara lain:

373
1. Saran secara praktis, disertasi ini dapat menjadi pedoman bagi para
penyelengara pendidikan dalam mengelola Sumberdaya manusia di lembaga
pendidikannya yang didasari oleh prinsip-prinsip Islam serta sebagai buku
panduan bagi akademisi manajemen pendidikan Islam di perguruan tinggi.
2. Saran dalam dunia akademik, karena manajemen sumber daya manusia dalam
perspektif Islam ini dapat diaplikasikan pada berbagai jenjang pendidikan dan
dapat memberikan kontribusi ilmiah bagi peningkatan kualitas pendidikan
Islam melalui kristalisasi prinsip-prinsip Islam serta dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi para pemikir manajemen pendidikan Islam dalam
menyusun dan mengembangkan manajemen Sumberdaya Manusia pendidikan
Islam dengan perspektif Islam.
3. Saran terhadap usaha dan peran penting institusi pendidikan dalam turut
merumuskan, mengembangkan serta mewujudkan masyarakat yang Islami
dengan kecerdasan spritual yang tinggi melalui lembaga pendidikan sebagai
pilar utama.

C. Penutup

Demikianlah uraian penulis tentang konsep manajemen sumber daya manusia


dalam perspektif Islam, semoga usaha penulis untuk menemukan konsep
Manajemen sumber daya manusia perspektif Islam menjadi bagian usaha untuk
menerapkan nilai-nilai ajaran agama Islam dalam rangka membentuk SDM Islam
yang bermutu sesuai dengan perspektif Islam yaitu sebagai Abdullah, Insan kamil,
Khalifah fil al-ardhi dan Rahmatal lil alamin.

Namun demikian, sebagai sebuah karya tulis yang masih jauh dari kesempurnaan
sesuai dengan keterbatasan keilmuan penulis dengan banyaknya kekurangan dan
kesalahan. Penulis mengharapkan adanya saran dan kritik dari pembaca agar
tulisan ini dapat lebih sempurna dan memberi manfaat yang lebih besar. Semoga
karya ini dapat berkontribusi dalam bidang ilmu Manajemen pendidikan Islam
dan keilmuan Islam, selanjutnya menjadi bagian yang dinilai sebagai amal ibadah
yang mendatangkan manfaat bagi kehidupan di dunia dan akhirat. Âmîn.

374
Daftar Pustaka

A. Wagner III, John. & John R. Hollenbeck, Organizational Behavior : Securing


Competitive Adventage, New York: Routledge. 2010.

Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Al-Dimasqa, Abu al-Fida‟ Isma‟il ibn Umar Tafsir al-qur‟an Adzim, Juz 8
(Mauqi‟u al-Islam : Dalam Software Maktabah Syamilah, 2005).

Al-Muzjaji, Ahmad ibnu Daud, Mukaddimah al-Idarah al-Islamiyah, Jeddah :


Saudi Arabia,2000

Al-Maraghi, Ahmad Mushthafa Tafsir al-Maraghiy, Jilid X, Beirut ; Dar al-Fikr,


tp.th.

Alarimy, Aisha Salim Juma, “Islamic and western approaches to human resource
management in organizations : a practical approach” Inter nasional Journal of
Information and Busines Managemen, vol.39 No.1.( July 2015), http : // www.
Jitbm.com (accesed April 10, 2016).

Al-Khasawneh, Akil Lutfi and others, “Human resources stature from the Islamic
perspective, Internasional Jurnal of Academic Research in Buness and Social
Sciences, vol, no 12 ( Dec 2015) , http : // www.hrmars.com / (accesed April 10,
2016).

Al Qur’an dan Terjemah, Jakarta : Al faith. 2009.

Al Qur’an. Bandung ; Jamanatul Ali Art. 2005.

Al-Buraey, Muhammad, Management and Administration in. Islam ; an Islamic


Perspective to Administrative Development. 1990.

Aldillaa08‟s.student.ipb.ac.id diunduh tanggal 3 Juli 2015

Al-Raghib al-Asfahani, Mu‟jam Mufradat Al-Fadz al-Qur‟an, Beirut : Dar al-


Fikr, tp.th.

Amstrong, Michael. Armstrong‟s Handbook of management and Leadership : A


Guide to Managing for Result, London : Kogan Page Limited. 2009.

375
Arief Furhan, Pengantar penelitian Dalam Pendidikan, Pustaka Pelajar :
Yogyakarta ,2004.

Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta :


Aditya Media,2008.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta : Rineka


Cipta. 2002.

Baiquni, A. Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern, Bandung : Mizan,1998 cet.I.

B. Flippo, Edwin. Personal Managemen, McGraw-Hill, Inc., Singapore. 1980.

B. Miles, Matthew dan Michel A. Huberman. Analisis Data Kualitatif. Jakarta :


Universitas Indonesia. 1992.

Bachrun, Saifuddin. Buku Induk Manajemen SDM-Human Capital Syari‟ah,


Jakarta: Lazis Dewan Da‟wah Islamiyah Indonesia, 2014.

Bachtiar, Amsal, Filsafat Ilmu, Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2004.

Bangun, Wilson. Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga : Jakarta, 2012.

Bogdan dan Biklen. Qualitative Research For Education, an Introduction To Theory and
Methods. Allyn and Bacon Inc. 1982.

Burhan Bungin (Ed), Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis


Ke Arah Ragam Varian konteorer, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2004.

Condro Triono, Dwi. “Pendidikan di Indonesia”, Makalah yang disajikan dalam Konferensi
Pendidikan Momentum Seabad Kebangkitan Nasional, Banjarmasin, 25 Mei 2008.

Divroh-himakom.blogspot.com diunduh 10 juli 2015

Donni Juni Priansa, Perencanaan dan Pengembangan SDM ,Bandung : Alfabeta,


2014.

Echols, John dan Shadily. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta : Gramedia. 2005.

Edison, Emeron. Human Resource Development (Pengembangan Sumber Daya


Manusia), Bandung: Alfabeta, 2010

Ensiklopedia Al-Qur‟an, Kajian Kosakata dan Tafsirnya, Jakarta : Yayasan


Bimantara, 1997, Cet. I.

Ensiklopedia Islam, Jilid 2, (Jakarta : Van Hoeve Ichtiar Baru, 1997), cer. Ke-4.

376
Fahmi, Abu, dkk., HRD Syariah Teori dan Implementasi Manajemen Sumber
Daya Manusia Berbasis Syariah, Jakarta : Gramedia, 2014.

Fattah, Nanang., Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung : Remaja Rosyda


Karya. 2004.

H.A.R. Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional, Bandung : PT Remaja


Rosdakarya, 1994.

Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung : Remaja


Rosdakarya. 2010.

Harold koontz, dkk. Management, New York : McGraw-Hill Book Company,


1980.

Harold Koontz, dkk., Management, New York : McGraw-Hill Book


Company,1980.

Hashi, Abdurezak A., and Bashiir A, Conference paper: Internasional conference


on Human Capital Development, by UMP, Kuantan Pahang, Malaisya. “
Human capital development from islamic, May 25-27, 2009.

http://elibrary.sb.ipb.ac.id/files/disk1/24/mbipb-12312421421421412-popynovita-
1170-s5-1dm-05-p-n.pdf di unduh 25 April 2016
http://irep.iium.edu.my/23273/2/Human_Capital_Development_from_an_Isl
amic_Perspectie. pdf (accesed April 10, 2016).

Husaini Usman, Manajemen (Teori, Praktik dan Riset pendidikan),Jakarta : Bumi


aksara, 2013.

Husaini Usman, Manajemen : Teori, praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta :


Bumi Aksara, 2006.

Ibrahim Abu 2006. Sinn, Ahmad. Manajemen Syariah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Ilmawati, Zulia. “Wajah Buruk Pendidikan di Indonesia”, al-wa‟ie, 1-31

Ismail Yusanto, Muhammad. & Muhammad Karebet Widjajakusuma, Manajemen


Strategis Perspektif Syariah. Jakarta: Khairul Bayaan. 2003.

Isman, Husaini. Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan),Jakarta : Bumi Aksara.
2013.

Ivancevich, J. M. Human resource management. (10 th Ed.). New York: McGraw-


Hill/Irwin. 2007.

Izlamic.ctgem.com diunduh 10 juni 2015

377
Juli 2005.

Junaidah Hasyim, “ The quran-based human resource management and its effects
on organisational justice, job satisfaction and turnover intention,” The
Journal of Internasional Managemen Studies, Volume 3, number 2, August,
2008. http://www.jimsjournal.org/21%20Junaidah%20Hashim.pdf (accesed
April 12, 2016).

Juni Priansa, Donni. Perencanaan dan Pengembangan SDM ,Bandung : Alfabeta,


2014.

Jusmaliani, pengelolaan Sumber Daya Insani, Jakarta: Bumi Aksara,2011 h.77

Khalid Muhammad Khalid, Karakteristik Perilaku Enam Puluh Sahabat, Terj.


Muhammad Syaf, (Bandung : Diponegoro Bandung, 1999), cet. Ke-17.

Klaus Krippendorff, Analisis Isi : Pengantar teori dan dan metodologi, Rajawali
Press, 1993.

L. Darf, Richard. Manajemen, Peterj. : Emil Salim,dkk., Jakarta : Erlangga. 2002.

M. Ngalimin Purwanto, Administrasi dan Supervisi pendidikan, Bandung :


Remaja Rossakarya,2003.

Made Pirdata, Manajemen Pendidikan Indonesia ,Jakarta : PT Bina Aksara, 1988.

Mahmud Yunus, Sejarah Peradabab Islam, Jakarta : Hidakarya Agung, 1989.


Manager. ProLM Center : Jakarta, 2007.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. 2000.

Massachusetts : Pearson Education, Inc. 2005

Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, Yayasan obor Indonesia : Jakarta


,2004.

Miles, Matthew B dan Huberman, A. Michel. Analisis Data Kualitatif. Jakarta :


Universitas Indonesia. 1992.

Mohamed Brainine and David Pollard “Human resource management with


Islamic management priciples: a dialectic for a reverse diffusion in
management.”http://www.emeraldinsight.com/doi/abs/10.1108/0048348
1011075576 (accesed April 12, 2016).

Mohd Syahrir Bin Ahmad Razimi and others, “ The concept of dimension in
human resource management from Islamic management perspectiv.” Jurnal
378
Middle-East Journal of Scientific Reseach 20(9) : 117582,2014.
http://www.idosi.org/mejsr/mejsr20(9)14/31.pdf (accesed April 12, 2016).

Moleong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya. 2005.

Muhaimin, Arah baru Pengembangan Pendidikan Islam, Bandung, : Nuansa Baru, 2003.

Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebeet Widjajakusuma,


Menggagas Bisnis Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 2002.

Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah : Konsep, Strategi dan Implementasi,


Bandung : Remaja Rosdakarya. 2004.

Mustafa al-Maragi, Ahmad. t.t. Tafsir al-Maragi, juz I. Beirut Dar al-Fikr.

Nakosteen, Mehdi. Kontribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat (Deskripsi


Analisis Abad keemasan Islam).Surabaya : Risalah. Gusti,1995.

Nata, Abuddin, Tafsir Ayat-Ayat Pendidian, Jakarta : Rajawali Perss,2012.

Nasional. Sindonnews.com diunduh tanggal 3 Juli 2015

Nicos P. Mouzelis, Organization and Burcaucracy : an Analysis of Modern


Theories, Chicago, Aldine Publishing Company, 1973.

Parvaneh Adelzadeh, ” Management of human resources from holy qur'an


perspective”, Kuwai chapter of Arabian Journal of Business and
managemen Review Vol.2 no.4; Dec.2012,
http://www.omicsonline.com/open-access/2224-8358/2224-8358-2-
239.pdf (accesed April 11, 2016).

Peter F. Drucker, Innovation and Entrepreneurship, New York : Herper &


Collins, 1985.

Pidarta, Made. Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta : Melton Putra,1988.

Priyono, Pengantar manajemen, Surabaya: Zifatama. 2007.

Qomar, Mujamil. Manajemen Pendidikan Islam : Strategi Baru Pengelolaan


Lembaga Pendidikan Islam ,Jakarta : Erlangga,2008.

Qomar, Mujamil.Manajemen pendidikan Islam : Strategi baru Pengelolaan


Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: Erlangga. 2008.

Quran dan sunnah.Wordpress.Com diunduh 3 juli 2015

379
R. Terry, George. Principle of Managemen, New York : Irwin, 1956.

R.W, Mondy. &Noe, R. M . Human Resource Managemen (9th Ed.).

Rafiu Wasiu Kehinde and Ahmad Abdul Malik, “ Islamic management perspective of
human and material resource,” online Journal of Humanities and Social Science ,
Volume 19, issue 6, Ver.IV (jun.2014), PP 42-50. http : // www.iosrjournals.org
(accesed April 11, 2016).

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia,2008.

Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia,1990).

Randall S, Sculer. Dowling, Peter J Smart, John P & Huber, Vadral, Human
Resource Management in Australia. Anatarmom-wsw: Harper Education
Publiser. 1992.

Rivai, Veithzal dan Sylviana Murni, Education Management ( analisis teori dan praktik),
Jakarta : Rajawali Pers. 2012.

Rivai, Veitzal dan Eva J. Sagala, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
perusahaan : Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009.

Rothwel & Sredl, dalam Dubois, D. D. & Rothwell, W. J. Competency-Based


Human Resource Management. Palo Alto, California: Davies-Black
Publishing. 2004

S.I Poeradisastra, Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern, Jakarta : P3M.
1986.

S.P Hasibuan, Malayu. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi


Aksara. 2008.

Sabah Alorfi, “ Human resource management from an Islamic perspective”,


online Journal of Islamic and human Advanced Research 2 (2012) 86-92.
https://www.sign-ific-ance.co.uk/index.php/JIHAR/article/ (accesed April
11, 2016)

380
Samsudin, Sadili. Manajemen Sumberdaya Manusia, Bandung : Pustaka

Sedarmayanti, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia,


Bandung : Refika Aditama,2017.

Sihotang, A. Manajemen Sumber Daya Manusia . Jakarta : PT. Pradnya


Paramita. 2007.

Siti Akmar Samah, and others “ Prophetic Best Practices in business for human
capital development,” GJAT/Desember/Vol Issue ISSN : 2232-0474/e-
ISSN :2232-048,www.gjat.my (accesed April 12, 2016).

Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Pengawasan dan Manajemen dalam Perspektif


Islam, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, 1992.

Sukarji dan Umiarso, Manajemen Dalam Pendidikan Islam, Jakarta : Mitra


Wacana Media.

Sulistyorini dan Muhammad Fathurrohman, Esensi Manajemen Pendidikan Islam


( Pengelolaan Lembaga untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Islam).
Yogyakarta : Teras, 2014.

Supranto, Metode riset (Aplikasinya dalam pemasaran), Rineka Cipta : Jakarta,


2003.

Suwatno dan Donni Juni Priansa, Manajemen Sumber Daya Manusia dalam
organisasi publik dan bisnis Bandung : Alfabeta, 2014.

Suyatno, M. Muhammad Business Strategy &Ethics : Etika dan Strategi Bisnis Nabi
Muhammad SAW. Yogyakarta : Andi Offset. 2008.

Syafii Antonio, Muhammad. Muhammad SAW the Super Leader Super

Syukur, Fatah. Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan, Semarang: PT. Pustaka
rizki putra. 2012.

T, Hani Handoko. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,


yogyakarta:BPFE. 2001.

T. Douglas, Hall. & James Goodale G, Human Resources Management, Design


and Implementation, Glenview:Scott Foresman and Company. 1986

Thalbah (et.al). Hisyam. Ensiklopedia Mukjizat Al-qur’an dan hadis(Kemukjizatan sastra


dan bahasa Al-Qur’an) jilid 7.

381
Ulfiatun, Nurul. dan Teguh Triwiyanto, Manajemen Sumber Daya Manusia
Bidang pendidikan, Jakarta : Rajawali Pers. 2016.

Veitzal Rivai Zainal, Islamic Human Capital, Jakarta : Rajawali Pers, 2014.
Veitzal Rivai Zainal, Islamic Human Capital, Jakarta : Rajawali Pers,
2014.

Veitzal Rivai Zainal, Islamic Human Capital Management( Manajemen Sumber


Daya Insani),( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2014).h. 38.

W. Taylor, Fredrick. Principles of Scientifik Management, New York, Harper &


Brother, 1947.

Wibowo, Manajemen Perubahan, Jakarta : Rajawali Pres. 2008.

Wirawan Msl, Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, Jakarta :


Rajagrafindo Persada,2015.

www. Acacemia edu. Com, di download tanggal 29 Apri 2016.

Y Siauw, Felix. Muhammad Al-Fatih 1453. Jakarta : AlFatih-Press,2013.

Yuniarsih, Tjutju. dan Suwatno. Manajemen Sumberdaya Manusia (Teori,


Aplikasi dan isu penelitian).Bandung : Alfabeta. 2013.

Zein, Abdullah. Memikat Hati Pelanggan Ala Rasulullah. Yogyakatra: Safirah.


2016.

Zen, Abdurrohman, Ilham Keberanian Umar bin Khatab, Jogjakarta : DIVA Press. 2014.

382

Anda mungkin juga menyukai