Anda di halaman 1dari 18

UAS AGROFORESTRY

Oleh:

Raushanfikr Bushron

(A151190011)

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Ajaran/Kode : SISTEM AGROFORESTRY/ SVK 621


Tahun Ajaran : 2019/2020
Semester : Ganjil
Hari, Tanggal : Sabtu, 25 November 2019
Waktu : 11.00 sd 19.00 WIB

Perhatian:
1. Berdo’alah sebelum, sedang, dan setelah mengerjakan soal ujian.
2. Jawablah secara sistematis dan lengkap.
3. Dilarang copy paste jawaban dari mahasiswa yang lain.
4. Pengutipan dari penulis yang ada harus mengikuti aturan penulisan ilmiah.

Soal-soal:

1. Tuliskan semua judul artikel, tujuan, kesimpulan, dan pemetaan topik dari Agroforestry System
Journal terbitan bulan Agustus, Oktober, dan Desember 2019!
2. Tuliskan judul, tujuan, dan kesimpulan dari 14 (empat belas) artikel yang dipresentasikan oleh
mahasiswa yang lain!
3. Jelaskan intisari dari 5 (lima) Texbook yang sudah diemail setelah UTS!
4. Jelaskan berbagai aspek yang harus dipertimbangkan dalam mendesain suatu sistem
agroforestry dan jelaskan alasan-alasannya! Sebutkan berbagai pustaka dan texbook yang
menjelaskan desain agroforestry tersebut secara lengkap!
5. Jelaskan pengertian dan keuntungan dari proses tersuksesi yang dinamis atau suksesi yang
dikelola dalam pembangunan hutan, serta berikanlah contoh penerapannya di lapangan!
6. Jelaskan topik-topik riset prioritas pada sistem agroforestry di Indonesia dan jelaskan alasan-
alasannya!
7. Jelaskan pemahaman sdr tentang Problem Tree Analysis, Logical Framework Analysis, dan Peta
Jalan (Road map) Penelitian, serta buatlah masing-masing 1 (satu) contoh penerapannya dalam
riset agroforestry!
8. Jelaskan jurnal-jurnal yang berhubungan dengan bidang agroforestry dan terindeks scopus
(nama dan penerbitnya), serta sebutkan Q-nya.
9. Jelaskan permasalahan dan kendala dalam penerapan agroforestry di Indonesia, serta jelaskan
solusinya!
10. Jelaskan manfaat ilmu agroforestry bagi saudara!

Selamat belajar, semoga memperoleh ilmu yang bermanfaat...aamiin.


JAWABAN
. Tuliskan semua judul artikel, tujuan, kesimpulan, dan pemetaan topik dari Agroforestry System Journal
terbitan bulan Agustus, Oktober, dan Desember 2019!

Judul Tujuan Kesimpulan Pemetaan Topik


Assessing the
relationship between
soil quality parameters
of Nigerian alfisols and
cocoa yield

doi.org/10.1007/s10457
-018-0238-2

2. Tuliskan judul, tujuan, dan kesimpulan dari 14 (empat belas) artikel yang dipresentasikan oleh
mahasiswa yang lain!

Nama Judul Tujuan Kesimpulan


Frisilia Bamboo based 1.Menilai pertumbuhan dan  Pertumbuhan kunyit berbanding
Sopacua agroforestry produktivitas kunyit terbalik dengan LAI bambu.
(E451180141) system in tumbuhan bawah yang Karena intersepsi cahaya yang
Kerala, India: dipengaruhi oleh kepadatan lebih tinggi pada bambu jarak
Performance of penanaman dalam sistem dekat, hasil kunyit menurun
turmeric agroforestri berbasis bambu secara signifikan. Akar bambu
(Curcuma 2.Menyelidiki pola distribusi bersaing dengan tanaman
Longa L.) in akar, ketersediaan radiasi bawah pada jarak 4 x 4 hingga
the subcanopy matahari untuk fotosintesis 8 x 8 m; di luar jarak 8 x 8 m,
of differentially (PAR) namun, hanya ada interaksi
spaced seven 3.Ketersediaan produksi di atas kompetitif marjinal.
year old permukaan tanah dan bawah  Kendala utama yang membatasi
bamboo stand tanah / penyerapan karbon produktivitas kunyit tumbuhan
sebagai fungsi dari bawah mungkin adalah
penanaman kepadatan ketersediaan PAR yang lebih
bambu rendah seperti yang diamati
oleh hasil rimpang yang lebih
rendah di tegakan padat di
mana PAR tumbuhan bawah
sangat rendah. Dengan
peningkatan persepsi
pembukaan tajuk melalui
panen, mungkin PAR bawah
dapat meningkat yang
mengarah ke hasil kunyit yang
lebih tinggi.
Raushanfikr Soil CO2 The objective of this study was  The results of this study
Bushron Emissions In to determine the effects of indicate that landscape
(A155190011) Agricultural different vegetative position and vegetation
Watersheds conservation practices, associated with contour buffer
With including grass and grass-tree strips can impact surface soil
Agroforestry contour buffer strips, and CO2 production in agricultural
And Grass landscape position on soil watersheds
Contour Buffer surface CO2 efflux in three  Although the AF and GR
Strips agricultural watersheds with watersheds had higher
claypan soils cumulative CO2 production
compared to the CR watershed,
the permanent vegetative
contour buffer strips may have
the potential to mitigate some
of the increasing levels of
tropospheric CO2 levels
because of higher soil organic
C found in the AF and GR
vegetative contour strips
compared to the CR watershed.
 The results of this study suggest
that incorporation of
agroforestry vegetative buffer
strips and grass-only vegetative
buffers sequester more soil
carbon as compared to
monoculture row crop
management.
CITRA S Sistem Tujuan dari analisis ekonomi  Dua tipe agroforestry yang
PUTRI agroforestry pada penelitian ini adalah diterapkan menguntungkan
(E451190176) sebagai untuk menentukan apakah bagi petani
alternatif agroforestry skala kecil dapat  Jenis yang menguntungkan
kegiatan tebas dijadikan sebagai model bagi adalah acerola, acai dan citrus,
– bakar petani dan masyarakat lain. dilihat dari tingginya
dalam Selain itu, memungkinkan juga produktifitas dan harga pasar
pertanian skala untuk mengevaluasi
input  Selain itu, system agroforestry
kecil di yang diperlukan dalam juga dapat memberikan
Amazon, Brazil pembuatan dan pemeliharaan keuntungan yang dapat
perkebunan ini. dijadikan asset oleh para
petani
 Alternatif dari budidaya
“Slash and Burn” harus
dianalisis sehubungan dengan
jasa ekosistem yang dibawa,
terutama pengaruhnya
terhadap kesehatan
masyarakat. Kelayakannya
juga harus dievaluasi terhadap
adaptasi di wilayahnya.
 Sistem agroforestry memiliki
potensi untuk memenuhi
semua kondisi ini dan dapat
menjadi kunci untuk
menyelamatkan ekosistem
Amazon serta
mempromosikan kesejahteraan
masyarakat lokal
Fitri Arum S Sistem Untuk menentukan apakah Agroforestri adalah pendekatan
(E451190088) Wanatani pohon aprikot memiliki efek yang efektif untuk penggunaan
Berbasis signifikan terhadap lahan, yang banyak diadopsi oleh
Aprikot Di pertumbuhan dan kualitas hasil petani di Selatan Xinjiang, Cina
Xinjiang gandum melalui tumpangsari Barat Laut. PAR dan TPAR, laju
Selatan fotosintesis, serta total N dan P isi
Provinsi Cina: gandum tumpang sari secara
Pengaruh signifikan lebih rendah
Terhadap Hasil dibandingkan dengan gandum
Dan Kualitas monokultur. Naungan pohon
Gandum aprikot memiliki efek negatif
Tumpangsari pada hasil biji tetapi positif pada
kualitas biji-bijian.
Tasya Pengaruh  Untuk menentukan Terdapat beberapa pohon yang
Chotimah Kegiatan keparahan kepadatan tanah dihilangkan untuk keiatan
E451190146 Penjarangan yang diakibatkan oleh alat pemanenan maupun penjarangan
dan Pemanenan berat saat pemanenan atau mengakibatkan lebih banyak
di Agroforestry penjarangan ruang tersedia untuk pohon yang
terhadap  Untuk mengidentifikasi tersisa, Studi ini menunjukkan
Pemadatan elemen dari alat berat yang bahwa trainer chipping yang
Tanah menyebabkan pemadatan terorganisasi dengan baik tidak
tanah tinggi menyebabkan tingginya tingkat
 Untuk menganalisa apakah pemadatan tanah dan tidak
dalam manipulasi tekanan membahayakan perkembangan
pada ban di alat berat dapat dan pertumbuhan akar pohon.
membantu mengurangi Chipper dirancang khusus dan
pemadatan tanah untuk memanipulasi inflasi
tekanan ban akan memberi
manfaat lebih lanjut untuk
memiliki mobilitas yang tinggi,
efisien dan murah sehingga
pelaksanaan penjarangan di
agroforestri dapat terlaksana
dengan meminimalisisr efek
pemadatan tanah.
Hanifa Performance of penelitian ini dimaksudkan Ada perbedaan yang signifikan
Rahmah Melia dubia untuk memperkirakan dalam ketinggian pohon karena
(E451190191) under pertumbuhan dan tumpangsari Cymbopogon
Cymbopogon produktivitas perkebunan spp.Tinggi maksimum dan
spp. Based dubia M di bawah kenaikan DBH dicapai di bawah
Agroforestry wanatani dan perkebunan M. dubia (3 × 3 m). Tinggi
System tunggal Minimum ditemukan dalam jarak
yang lebih dekat dari M. dubia (2
× 2 m). Peningkatan (perbedaan
volume atau biomassa / pohon di
Cymbopogon spp. Penanaman
dan saat panen) dalam volume
dan biomassa menunjukkan
bahwa tumpangsari memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman M.dubia. Perbedaan
yang signifikan dalam volume per
pohon dan biomassa lebih tinggi
untuk pohon dalam 3 × 3 m baik
3 × 3 m M. dubia atau M. dubia
(3 × 3 m) -C. Martinii. demikian
pula, perbedaan volume dan hasil
biomassa per hektar sangat
signifikan. Ketinggian, DBH,
volume dan biomassa M. dubia
lebih dekat (3 × 2 dan 3 × 3 m)
dengan jarak M. dubia.
Habib Satrio Effects of Mengevaluasi efek interaksi Fungi mikoriza arbuskula dan
Bekti Native AMF dan PSF (secara tunggal fungi pelarut P (baik secara
(E451190226) Arbuscular dan dikombinasikan) terhadap tunggal maupun yang
Mycorrhizal ketersediaan kandungan P dikombinasikan) dapat bertindak
And untuk tanaman kopi serta secara sinergis pada tanaman kopi
Phosphate- pertumbuhan tanaman kopi untuk meningkatkan
Solubilizing dalam kondisi yang terkendali. pertumbuhan dan penyerapan
Fungi on fosfor. Oleh karena itu,
Coffee Plants penggunaan pupuk hayati
tersebut dapat digunakan sebagai
strategi yang menjanjikan untuk
budidaya kopi organik di
Meksiko.
Nanang Penyerapan Tujuan dari penelitian ini Agroforestri kopi dengan pohon
Karbon Dalam adalah untuk mengukur karet ditanam di lorong-lorong
Sistem cadangan karbon dalam baris ganda adalah alternatif yang
Agroforestri biomassa tanaman dan tanah sangat baik untuk ditingkatkan
Kopi dalam sistem agroforestri yang cadangan karbon sebagai
Dengan Pohon terdiri dari kopi dengan karet biomassa pohon dan C organik
Karet pohon dengan tanah, dibandingkan dengan
Dibandingkan membandingkannya dengan sistem budidaya tradisional
Dengan Kopi perencanaan kopi yang sepenuhnya terkena sinar
Tumbuh tumbuh terbuka atau tanpa matahari.
Terbuka Di kombinasi Naungan dari tanaman kopi
Brasil Selatan cukup menyediakan kondisi yang
menguntungkan untuk produksi
kopi dan penghasilan tambahan
dihasilkan dari penyadapan karet
pohon.
Bima Dwi Agroforestry Untuk Mengevaluasi Konversi lahan mengakibatkan
Siswanto Aji Systems perubahan sifat fisik tanah degradasi sifat tanah. Sistem
(E451190156) Improve Soil terkait dengan perubahan agroforestri dapat menjadi
Physical penggunaan lahan, termasuk alternative untuk memperbaiki
Quality in sistem agroforestry di daerah kualitas fisik tanah. Metode
Northwestern Regional Amazon, Kolombia VESS tepat digunakan untuk
Colombian menggunakan metode VESS. mengevaluasi perubahan sifat
Amazon fisik tanah pada penelitian ini
Mutia Charge Develop a more complete  Particulate organic matter
Okatrina Characteristic understanding of the role of (POM) fractions had the
Permai Yenny of Soil Organic SOM in soil fertility weathered highest CEC in all treatments
(A151170051) Matter tropical soils  The CEC of the mixed (mineral
Fractions in a and organic) fractions
Ferric Lixisol increased with decreasing
under some particle size: clay > fine silt >
multipurpose coarse silt
tree  Litter with a high C/N or
lignin/N ratio, as prunings
from Dactyladenia barteri and
Treculia africana, seemed to
induce SOM with a higher CEC
 Inputs of slowly decomposing
organic residues are
preferentially used for
increasing the CEC of these
highly weathered soils
Ridha Seasonal  The primary objective of this The results of this study also
Variation of study was to examine the indicate, to some degree, that the
Soil influence of agroforestry different land use management
Respiration practice on the seasonal practices affect the fine root
Rates in a patterns of soil respiration, biomass, microbial biomass and
Secondary fine root biomass, microbial SOC which in turn could
Forest and biomass, and soil organic influence soil respiration. The
Agroforestry matter. selection of proper tree species
System  The hypothesized that soil and management techniques that
respiration would increase mimics a natural forest system is
with increasing fine root therefore recommended when
biomass, microbial biomass, introducing agroforestry system.
and soil organic matter, and
that all these parameters
would be higher in the
secondary forests than the
agroforestry sites during dry
and wet season.
Anindya Cipta Assessment of  To determine the link The results obtained are allowed
Putri the interaction between the spatial to appreciate the biodiversity and
(G152180391) between the organization of citrus trees at complexity of these systems;
spatial plot level and the severity of which undoubtedly generates a
organization of Phytophthora foot rot disease multiplicity of spatial structures
citrus trees of citrus of plant communities, from one
populations in  To identify the least farm to another. In general, the
cocoa favorable spatial structure for spatial structure of the 19 plots
agroforests and the dissemination of surveyed is random and tends to
Phytophthora Phytophthora spp. in cocoa be aggregated or regular.
foot rot disease agroforests Furthermore, irrespective of their
of citrus spatial structure, these farms all
severity show PFRDC attacks less or
more pronounced. However,
these results show that, the
disease significantly attacks plots
with aggregated and random
spatial structures unlike those
with regular spatial structures
Zakhruvia Hubungan Menentukan Tingginya Tingginya keanekaragaman jenis
Nisa’ Bentuk Sistem keanekaragaman jenis dan dan pola pentaan ruang
Akromah Agroforestri pola pentaan ruang mempengaruhi tingkat serangan
(E451190216) Coklat dan mempengaruhi tingkat penyakit. regular spatial dengan
Jeruk Terhadap serangan penyakit jarak yang sama dan ditentukan
Tingkat mampu menurunkan resiko
Keparahan penyebaran penyakit
Penyakit Busuk
Batang
Phytophthora
Pada Jeruk
Muhamamad Land use/land Perubahan penggunaan lahan / Populasi masyarakat Zozocolco
Yahya Fadhil cover change lahan dinamika penutup di yang terpinggirkan sebagian
(A155180011) dynamics and kotamadya Zozocolco de besar mempertahankan teknik
drivers in a Hidalgo antara periode 1973 agroforestry. Dalam menanggapi
low-grade dan 2006. Unit analisis penurunan tajam dalam harga
marginal coffee ditekankan pada tutupan kopi adalah dengan menambah
growing region pohon di dalam dan di luar tanaman lada, dan lebih
of Veracruz, wilayah agroforestri kopi. mengandalkan pertanian
Mexico Model statistik spasial- subsisten.
eksplisit digunakan untuk Hasil estimasi dan simulasi
mengevaluasi berbagai menunjukkan bahwa program
variabel LULCC. pemerintah seperti DIPROCAFE
tidak akan terlalu berhasil dalam
hal tujuan ekologis atau
pelestarian tutupan pohon
agroforestri di kota-kota miskin
dan marjinal seperti Zozocolco.
Namun, program bantuan
pendapatan langsung akan
berbuat lebih banyak untuk
mengurangi ketidaksetaraan dan
mungkin deforestasi di wilayah
seperti Zozocolco. Program
seperti DIPROCAFE tampaknya
berguna dan sesuai untuk
mencegah deforestasi.
M Wasilul Changes in  Untuk mengukur stok SOC
Lutfi deep soil pada kedalaman 1,25 m di
(A151180051) organic carbon tanah dari delapan
and soil penanaman pohon
properties representatif dan lahan
beneath tree pertanian yang berdekatan
windbreak  Untuk menilai potensi
plantings in the delapan penanaman pohon
U.S. Great untuk meningkatkan kualitas
Plains tanah secara keseluruhan di
daerah dengan curah hujan
rendah seperti NGP.

3.

a. Toward Agroforestry Design An Ecological Approach (Shibu Jose Andrew M.


Gordon)

Ekologi dan prinsip-prinsip yang mendasarinya belum mendapat banyak perhatian dalam
arena penelitian dan pengembangan agroforestri meskipun memiliki peran penting dalam
menentukan keberlanjutan biologis dari sistem wanatani. Meski sering diakui, prinsip-prinsip
ekologi jarang dieksplorasi di banyak negara berkembang terbaik di dunia dan sistem wanatani
yang terkenal. Namun, perlu dicatat bahwa tren ini sedang terjadi perlahan-lahan berubah ketika
kita mengakui bahwa sistem wanatani, jika tidak dirancang berdasarkan pada prinsip-prinsip
ekologis yang baik, tidak dapat mencapai potensi mereka sepenuhnya. Faktanya, 5 tahun terakhir
telah melihat peningkatan eksponensial dalam artikel jurnal dan sintesis pekerjaan yang
mengeksplorasi fondasi ekologis dari praktik agroforestri global. Gagasan untuk buku saat ini
berasal setelah Kongres Dunia ke – 1 Agroforestry, Orlando, FL, USA, Juni – Juli 2004. Kami,
editor buku ini, telah menyelenggarakan dua sesi, keduanya berfokus pada dasar ekologis untuk
merancang sistem wanatani. Makalah dan poster yang diundang dan sukarela disajikan di sesi-
sesi ini yang mewakili penampang biofisik global saat ini penelitian sedang dilakukan di
berbagai sistem wanatani. P.K.R. Nair, Ketua Komite Penyelenggara Kongres Dunia
Agroforestri Pertama, mendorong kami untuk mempertimbangkan menerbitkan volume yang
diedit dalam seri buku baru, Kemajuan dalam Agroforestri, yang ia layani sebagai editor seri.
Kami menerima miliknya saran dengan antusias dan segera mulai mengerjakan proyek. Terpilih
penulis diundang untuk mengirimkan naskah untuk ulasan sejawat; kami selanjutnya pergi
melalui proses peer review yang ketat yang menghasilkan penerimaan 14 naskah untuk volume
saat ini. Manuskrip mewakili campuran penelitian asli dan karya sintesis ari daerah tropis dan
sedang di dunia. Kami telah mengelompokkan mereka menjadi lima bagian. Bagian pertama
yang terdiri dari satu bab adalah pengantar untuk peran pengetahuan ekologis dalam desain
agroforestri. Bagian kedua memiliki delapan bab yang mengeksplorasi pola alokasi sumber daya
dan permukaan tanah proses dalam berbagai sistem wanatani. Keempat bab termasuk dalam
yang ketiga bagian kesepakatan dengan pola alokasi sumber daya sehubungan dengan proses
bawah tanah, sementara kemajuan terbaru dalam alat analitik dan pemodelan dieksplorasi dalam
keempat bagian. Bagian terakhir adalah bab yang mensintesis keadaan saat ini pengetahuan
sehubungan dengan pengetahuan ekologis dalam sistem agroforestri.
b. Directions In Tropical Agroforestry Research: Past, Present, And Future (P. K. R. Nair)
Refleksi pada dua dekade terakhir dari penelitian terorganisir dalam
agroforestri tropis mengemukakan beberapa masalah. Upaya penelitian dimulai
dengan pendekatan induktif dan pengalaman tetapi kemudian mengikuti pendekatan
deduktif dan eksperimental yang mencakup hipotesis pengujian dan pengembangan
kemampuan prediksi; penelitian agroforestri sedang diubah menjadi kegiatan ilmiah
yang ketat. Agenda penelitian, sejauh ini, telah memberikan prioritas tinggi kesuburan
tanah dan interaksi biofisik lainnya, kurang prioritas untuk antropologis dan
sosiologis aspek, dan sedikit prioritas untuk mengevaluasi biaya dan pengembalian,
hama dan penyakit, dan disebut produk hutan (pohon) non-kayu. Apalagi masalah
skala spasial yang lebih besar, seperti karbon penyerapan, kualitas air, dan konservasi
keanekaragaman hayati, telah diabaikan karena penekanan pada studi skala lapangan
dan pertanian. Secara keseluruhan, tingginya harapan yang diangkat tentang peran
dan potensi wanatani sebagai kendaraan pengembangan belum terpenuhi. Untuk
mengatasi ini, sangat penting bahwa penelitian difokuskan pada generasi yang tepat,
teknologi berbasis sains luas penerapannya, terutama dalam kondisi miskin sumber
daya dan dalam sistem pertanian petani kecil. Agenda penelitian di masa depan harus
mencakup perpaduan yang bijaksana antara sains dan teknologi. Terapan penelitian
harus didasarkan pada temuan-temuan penelitian dasar untuk menghasilkan teknologi
untuk aplikasi di tingkat pertanian, regional dan global. Penelitian semacam itu harus
menempatkan peningkatan fokus pada sebelumnya subyek terlantar, misalnya,
eksploitasi pohon penghasil buah asli, yang komponen agronomis dari sistem
wanatani, dan isu-isu global yang disebutkan di atas. Selanjutnya, metodologi yang
tepat yang mewujudkan ekonomi, sosial, dan lingkungan biaya dan manfaat perlu
dikembangkan untuk menilai secara realistis dampak agroforestri, dan lingkungan
kebijakan yang memungkinkan yang akan memfasilitasi adopsi agroforestri perlu
tersedia. Penelitian agroforestri abad ke-21 harus berusaha untuk membangun
jembatan dari induktif fase masa lalu, melalui fase deduktif masa kini, ke fase
harnessing masa depan ilmu pengetahuan dan menghasilkan teknologi untuk
kepentingan tanah dan pengguna saat ini dan masa depan.
c. Carbon Sequestration Potential of Agroforestry Systems (B. Mohan
Kumar • P.K. Ramachandran Nair)
Perubahan iklim global disebabkan oleh meningkatnya kadar
karbon dioksida (CO2) dan lainnya gas rumah kaca diakui sebagai
masalah lingkungan yang serius dari tanggal dua puluh satu abad.
Peran sistem penggunaan lahan dalam menstabilkan tingkat CO2 dan
meningkatkan potensi karbon (C) telah menarik perhatian ilmiah dalam
beberapa waktu terakhir masa lalu, terutama setelah Protokol Kyoto ke
Kerangka Kerja PBB Konvensi Perubahan Iklim (UNFCCC). Protokol
Kyoto mengakui peran aforestasi, reboisasi, dan regenerasi alami
hutan dalam meningkatkan kapasitas penyimpanan ekosistem
ekosistem C. Diskusi pasca-Protokol Kyoto tentang perubahan iklim
juga sangat berorientasi pada agenda mitigasi meningkatnya kadar
CO2 atmosferik melalui penyerapan C pada vegetasi darat sistem.
Meskipun ekosistem hutan alam murni mewakili vegetasi terbesar dan
tanah C tenggelam, sebagian besar dari ini telah hilang terutama di
negara-negara dunia yang kurang berkembang dan berkembang.
Tidak mungkin ini lokasi terdegradasi dan gundul akan dikembalikan
ke tutupan hutan alam. Kebutuhan untuk mengubah beberapa
penggunaan lahan biomassa yang lebih rendah (seperti lahan
pertanian yang subur dan bera) ke sistem berbasis pohon kaya karbon
seperti hutan tanaman dan agroforestry oleh karena itu
mengasumsikan signifikansi. Sistem agroforestri (AFS) tersebar di satu
miliar ha di berbagai ekoregion di seluruh dunia memiliki relevansi
khusus dalam hal ini menghormati. Sistem penggunaan lahan berbasis
kayu yang abadi ini memiliki kapasitas yang relatif tinggi untuk
menangkap dan menyimpan CO2 atmosfer di vegetasi, tanah, dan
biomassa produk. Menurut Panel Antarpemerintah tentang Perubahan
Iklim, tawaran AFS penting peluang menciptakan sinergi antara
adaptasi dan mitigasi tindakan dengan potensi mitigasi teknis 1,1–2,2
Pg C dalam ekosistem darat selama 50 tahun ke depan. Selain itu, 630
juta ha lahan pertanian tidak produktif dan padang rumput dapat
dikonversi menjadi wanatani yang mewakili penyerapan C potensi
0,586 Tg C / tahun pada tahun 2040 (1 Tg = 1 juta ton). Total
penyimpanan C dalam file biomassa di atas permukaan tanah dan di
bawah permukaan tanah dalam AFS umumnya jauh lebih tinggi
daripada bahwa dalam penggunaan lahan tanpa pohon (yaitu lahan
pertanian tanpa pohon) dalam kondisi yang sebanding. Berbagai
praktik agroforestri seperti penanaman lorong, silvopasture,
penyangga riparian.

d. ECOLOGICAL BASIS OF AGROFORESTRY (Daizy Rani Batish Ravinder Kumar Kohli


Shibu Jose Harminder Pal Singh)
Dunia saat ini menghadapi masalah yang tak terhitung
banyaknya seperti populasi yang berkembang, ekosistem degradasi,
khususnya di daerah tropis, penurunan produktivitas pertanian, dan
perubahan lingkungan. Untuk mempertahankan di masa depan,
penting untuk menemukan solusi untuk masalah ini, khususnya
sehubungan dengan memastikan keamanan pangan dan mengatasi
perubahan lingkungan. Ada pendekatan untuk meningkatkan
produktivitas dan mengurangi degradasi lingkungan tidak memadai.
Layak pola penggunaan lahan, agroekosistem berkelanjutan, dan
pengelolaan sumber daya adalah alternatif yang memungkinkan
masalah-masalah ini. Agroforestri — praktik tradisional
menggabungkan pohon dengan pertanian tanaman atau padang
rumput — dapat berkontribusi besar ke arah ini melalui beragam
manfaat dan layanan ekosistem. Jika dirancang dengan baik, wanatani
dapat membantu mengurangi kemiskinan, menyediakan keamanan
pangan dan mata pencaharian, menjaga kesehatan ekosistem,
mengelola hama dan gulma, melestarikan keanekaragaman hayati,
dan mengurangi efek rumah kaca melalui penyerapan karbon.
Sebaliknya, a sistem wanatani yang dirancang dengan buruk dapat
menyebabkan masalah seperti hilangnya produktivitas karena
persaingan sumber daya dan allelopati atau efek negatif dari naungan,
masalah hama yang diperparah dan infestasi gulma, hilangnya
keanekaragaman, dan degradasi ekosistem karena pengenalan spesies
invasif. Agar sistem wanatani menguntungkan, pemahaman yang lebih
baik tentang berbagai proses ekologis diperlukan pengaturan sistem
yang rumit ini. Volume ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan
tentang bagaimana agroekosistem yang berkelanjutan secara ekologis
dapat memenuhi tantangan untuk meningkatkan produktivitas
tanaman, kesuburan tanah, dan kelestarian lingkungan. Topik dari 19
bab dipilih dengan cermat mencapai tujuan di atas. Ini dibagi menjadi
empat bagian — Interaksi Ekologis: An Tinjauan Umum (tujuh bab),
Ekologi Bawah Tanah (enam bab), Model-model dalam Agroforestri
(dua bab), dan Ekonomi Ekologis (empat bab). Bagian I berfokus pada
berbagai interaksi pohon-tanaman di berbagai ekoregion dunia.
Berbagai interaksi di atas dan di bawah permukaan tanah, terutama
dalam sistem penanaman lorong di zona beriklim sedang, telah
dianalisis secara kritis dan akan sangat membantu pembaca. Di antara
berbagai interaksi yang memengaruhi produktivitas tanaman,
allelopathy — interaksi antar-kimia yang dimediasi — sering terjadi
ditolak karena kurangnya demonstrasi lapangan yang memadai.
Sebuah bab dikhususkan untuk ini Aspek penting dari ekologi kimia,
yang juga menyoroti bagaimana alelopati dan bahan kimia yang
terlibat di dalamnya dapat dimanfaatkan secara praktis. Bukti usaha
juga telah dibuat termasuk masalah penting lainnya seperti interaksi
tri-trofik dan hama berbasis ekologis pengelolaan agroforestri dan
bagaimana produksi tanaman dapat ditingkatkan. Bagian II
dikhususkan untuk interaksi bawah tanah yang dimediasi akar dalam
sistem agroforestri dan perannya dalam meningkatkan tanaman
produktivitas, kesuburan tanah, dan keberlanjutan. Sebuah studi
mendalam tentang dinamika sampah di perkebunan dan sistem
wanatani dan berbagai faktor yang mempengaruhi pelepasan nutrisi
mungkin bermanfaat bagi pembaca. Bagian III memberikan wawasan
tentang peran pemodelan ekologis agroforestri kompleks sistem
seperti sabuk pengaman dan bagaimana mereka membantu dalam
memilih desain berbasis komputer yang sesuai untuk mendapatkan
keuntungan. Bagian IV membahas berbagai aspek sosial ekonomi
agroforestri dan alat teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat di
berbagai kawasan eko di dunia. Ini juga dimaksudkan untuk
menyediakan pengetahuan mendalam tentang berbagai sistem dan
teknologi pertanian yang membantu meningkatkan status sosial
ekonomi petani dan memberikan manfaat lingkungan bagi pengguna
lahan. Singkatnya, upaya telah dilakukan untuk mengintegrasikan
informasi yang relevan pada berbagai ekologi proses dalam sistem
wanatani menjadi satu volume komprehensif yang akan berguna bagi
guru universitas, siswa, peneliti, spesialis wanatani, lansekap,
pertanian dan penyuluh kehutanan, ilmuwan, dan petani. Kami
mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua penulis dan
pengulas atas kontribusi terpuji mereka dan kerja sama.
e. Agroforestry in Sustainable Agricultural Systems (Louise E. Buck • James P.
LassoievErick C.M. Fernandes)

Sistem pertanian berkelanjutan bergantung pada proses agroekologi


yang mempromosikan kesuburan tanah dan hamabresistensi melalui
input yang diperoleh secara biologis, dan proses sosial yang
menghasilkan pengetahuan danbinsentif untuk memproduksi berbagai
makanan dan serat dengan cara yang terjangkau secara lokal.
Agroforestribpraktek, penanaman pohon atau tanaman kayu lainnya
dengan tanaman atau padang rumput untuk berbagai manfaat,
bisabberkontribusi secara substansial untuk memajukan pertanian
berkelanjutan melalui pengaruhnya terhadap ekologis danbproses
sosial. Untuk mewujudkan potensi ini diperlukan pemahaman yang
lebih baik tentang bagaimana praktik agroforestry mempengaruhi
tanah, air, tanaman, hewan dan hubungan atmosfer, dan peran
manajemen dalam membawa tentang hasil yang diinginkan. Volume
ini dirancang untuk membantu memenuhi tantangan dan menunjukkan
caranya Perspektif para ilmuwan utama dan berbagai pekerjaan dalam
proses sedang membentuk bidang agroforestri. Kontribusi menyoroti
kemajuan dalam mengkarakterisasi dan mengevaluasi praktik
agroforestri, termasuk insentif dan kendala untuk mengelola sistem
penggunaan lahan yang kompleks ini. Koleksi bertujuan untuk
menghasilkan wawasan dari bidang pengetahuan yang sedang
dikonsolidasikan dan dikembangkan spekulasi tentang arah baru untuk
praktik dan sains. Kedalaman analisisnya menunjukkan a pematangan
substansial bidang sejak publikasi satu dekade lalu dari ICRAF yang
terkenal dan sebagian besar deskriptif "dekade pembangunan,"
volume yang sama dirancang untuk mencerminkan kemajuan di
seluruh spektrum luas penyelidikan agroforestri. Delapan bab pertama
dari volume ini fokus pada sifat biofisik dan proses di sistem wanatani,
dan peran manajemen dalam mewujudkan karakteristik dan manfaat
yang diinginkan. Nair dan rekan penulisnya menggambarkan proses
yang dimediasi pohon yang menentukan tingkat dan laju siklus hara
dalam sistem wanatani, dan meninjau efek interaksi di empat tropis
utama sistem wanatani. Mereka menyimpulkan bahwa sistem
wanatani dapat memenuhi persyaratan nitrogen ntuk
mempertahankan produksi tanaman, meskipun kurang
menguntungkan dalam nutrisi P. Peduli dengan nutrisi proses
bersepeda dalam sistem agrosilvopastoral di daerah tropis, Pell
mengidentifikasi peran ini sistem dalam meminimalkan kehilangan
nutrisi yang tidak disengaja dan memastikan bahwa sumber daya alam
dan pertanian produktivitas dipertahankan sementara petani
mendapatkan kehidupan yang layak. Dia juga meneliti efek dari legum
pohon dalam nutrisi hewan, dan menguraikan peran penting mereka
dalam penyediaan protein. Proses pergerakan air dan penggunaan air
oleh tanaman adalah fokus dari Riha dan McIntyre pemeriksaan fungsi
yang dilakukan sistem agroforestri pagar tanaman, dibandingkan
dengan lebih banyak sistem pertanian konvensional. Para penulis
mendemonstrasikan bagaimana komponen pagar tanaman bergabung
dengan faktor iklim, tanah dan lansekap untuk mempengaruhi
pergerakan air dan proses penggunaan. Staver mengacu pada
kemajuan penelitian dan pengalaman pengembangan dengan
manajemen gulma di Indonesia Sistem kopi Amerika Tengah
menyarankan pengobatan dan hipotesis efek dari gulma yang lebih
baik langkah-langkah pengendalian dan konservasi tanah dalam
sistem kopi berbasis agroforestri. Dia kemudian menggambarkan
penggunaan metode percontohan untuk memperkuat kapasitas petani
dalam pengambilan keputusan berbasis ekologi pengelolaan
heterogenitas tutupan lahan pada tanaman tahunan di bawah pohon.
Garrett dan Harper fokus pada manajemen juga dalam uraian mereka
tentang keberhasilan pembangunan lorong berusia 20 tahun yang
sukses dan program penelitian di negara bagian Missouri. Produksi
kacang tidak dapat diandalkan dari liar populasi merangsang pemilik
tanah untuk menanam dan mengelola kenari hitam sebagai langkah
reboisasi pada lahan pertanian terlantar, menghasilkan "sistem
agroforestri Missouri." Para penulis mengidentifikasi metode biologis
dan keuangan yang digunakan untuk mengevaluasi pertukaran dan
memandu manajemen keputusan untuk sistem intensif ini.
Menunjukkan bahwa sistem yang dikelola secara intensif pohon,
ternak, dan padang rumput adalah bentuk agroforestri yang paling
umum dipraktikkan di negara maju negara, Sharrow meneliti efek
interaksi antara komponen-komponen ini pada ekosistem proses
seperti suksesi, fasilitasi, kompetisi dan herbivora. Dix dan rekan
penulisnya membuat terobosan baru dalam memberikan ulasan yang
diteliti secara menyeluruh praktik pengelolaan hama terpadu saat ini
dan yang potensial dalam sistem wanatani. Menggambar literatur dari
berbagai sumber, mereka menunjukkan bahwa pendekatan ini dan
efektivitasnya tergantung pada intensitas input energi atau tenaga
kerja dalam sistem dan membahas teknik yang ada berlaku untuk
kedua jenis. Untuk melengkapi bagian ini, Mudge dan Brennan
memberikan tinjauan mendalam tentang propagasi klon sebagai
pendekatan tradisional dan kontemporer yang semakin penting untuk
menanam perambatan. Mereka menekankan pentingnya pendekatan
klon untuk meningkatkan ketersediaan yang tinggi stok penanaman
berkualitas pohon multiguna dan buah yang sesuai, dan membuka
banyak baru pilihan untuk domestikasi pohon tropis. Kami berterima
kasih kepada penulis atas koleksi materi yang unik ini untuk kreativitas
dan ketekunan mereka kerja keras dalam membawa bab ke hasil. Kami
juga menghargai upaya luar biasa dari kami rekan-rekan ilmiah yang
mengulas bab-bab untuk memastikan kualitas mutakhir mereka. Kami
berharap hasilnya merasa puas bahwa pembaca menerima dalam
merenungkan hubungan antara agroforestri dan pertanian
berkelanjutan, dan dalam merangsang kesiapannya untuk
berpartisipasi dalam tantangan semakin meningkatkan pemahaman
dan praktik kami.

4. Isu ekonomi dan pemasaran yang harus dipertimbangkan, meliputi:


Analisis permintaan pada level pasar maupun level subsisten.
Analisis permintaan potensial dan mendatang.
Analisis sistem pemasaran.
Product pricing (pembentukan harga).
Akses petani akan informasi harga dan permintaan.
Identifikasi para pemain: petani, kelompok masyarakat, LSM, lembaga pemerintah,
perguruan tinggi, sektor swasta, pedagang perantara dan produser.
Nilai tambah pengolahan pada tingkat petani atau pada tingkat komunitas.
Pengembangan kemitraan yang saling menguntungkan antara industri dan para petani.
Pertimbangan keseimbangan antara pasar lokal, nasional dan internasional.
Pasar tidak untuk selamanya (misal: cengkeh), sistem informasi pasar harus mencukupi dan
mampu disosialisasikan dengan cepat untuk merespon dengan segera perubahan tersebut.
5.
6.

Anda mungkin juga menyukai