Anda di halaman 1dari 11

Memulai bisnis budidaya kopi

Bisnis perkebunan memang menjadi salah satu bisnis yang tidak pernah mati. Begitupun dengan
bisnis budidaya kopi yang menjadi salah satu bisnis yang menguntungkan. Untuk memulai bisnis
budidaya kopi ini tidak sulit. Bisa di mulai dengan mudah dengan modal yang kecil. Anda dapat
memulai bisnis budidaya kopi dengan lahan yang kecil dahulu untuk memulainya.

Pelaku bisnis budidaya kopi


Bisnis budidaya kopi ini bisa dan cocok dijalankan oleh semua orang. Anda yang kini bingung
mencari pilihan bisnis yang tepat. Dengan kemauan dan minat yang tinggi maka bisnis budidaya
kopi ini dapat Anda jalankan dengan mudah.

Konsumen bisnis budidaya kopi


Konsumen budidaya kopi memang tidaklah sulit, konsumen budidaya kopi cukup besar dimana
kopi menjadi minuman nikmat yang disukai dari berbagai kalangan usia. Selain itu kini telah
muncul berbagai kedai atau kopi yang membutuhkan kopi dalam sajian minumannya. Sehingga
bisnis kopi akan sangat menguntungkan dimana budidaya kopi menjanjikan.

Peralatan bisnis budidaya kopi


Dalam bisnis budidaya kopi membutuhkan beberapa peralatan penting diantaranya pembukaan
lahan kopi, bibit tanaman kopi, keranjang panen, timbangan, golok dan sabit, cangkul, pompa
air, gerobak dorong, timba, mesin semprot, selang air, gunting, dan terpal. Dengan adanya
peralatan tersebut maka bisnis budidaya kopi makin maksimal.

Lokasi strategis dalam berjualan budidaya kopi


Dalam berjualan budidaya kopi, Anda bisha memasarkannya dengan cara menjualnya ke pasar,
rumah makan, restoran atau hotel. Juga dapat memasarkannya olahan ikan gurami ke berbagai
swalayan ataupun di supermarket.

Karyawan bisnis budidaya kopi


Karyawan dalam menjalankan bisnis budidaya kopi bisa menggunakan satu orang dahulu dalam
permulaan.

Harga jual budidaya kopi


Patokan harga untuk budidaya kopi dapat Anda buat dalam hitungan per kg dimana harga mulai
Rp 20.000 hingga Rp 60.000. Ini tergantung dari harga kopi yang ada di pasaran juga tergantung
varietas kopi yang ada.

Keuntungan dalam menjalankan bisnis budidaya kopi


Keuntungan bila Anda memilih terjun dalam peluang bisnis budidaya kopi ini yakni merupakan
bisnis perkebunan yang paling banyak untungnya. Dimana harga jual dari kopi dapat dikatakan
sangat besar atau tinggi di pasaran sehingga keuntungan yang di dapatkan terbilang besar.
Kekurangan bisnis budidaya kopi
Segi kekurangan bisnis budidaya kopi ialah budidaya kopi memiliki tingkat persaingan yang
tinggi dan ketat.
Analisa bisnis budidaya kopi
Investasi
Peralatan Harga
pembukaan lahan kopi Rp. 2.865.000
bibit tanaman kopi Rp. 1.252.500
keranjang panen Rp. 142.500
timbangan Rp. 182.500
golok dan sabit Rp. 65.000
cangkul Rp. 175.000
pompa air Rp. 202.350
gerobak dorong Rp. 316.800
timba Rp. 37.600
mesin semprot Rp. 226.000
selang air, gunting, dan terpal Rp. 158.000
Peralatan tambahan yang lainnya Rp. 26.500
Jumlah Investasi Rp. 5.649.750

Biaya Operasional per Bulan


Biaya Tetap Nilai
Penyusutan pembukaan lahan kopi 1/12 x Rp.
Rp. 2.387.500
2.865.000
Penyusutan bibit tanaman kopi 1/62 x Rp.
Rp. 20.202
1.252.500
Penyusutan keranjang panen 1/44 x Rp 142.500 Rp. 3.239
Penyusutan timbangan 1/62 x Rp 182.500 Rp. 4.148
Penyusutan golok dan sabit 1/62 x Rp. 65.000 Rp. 1.048
Penyusutan cangkul 1/44 x Rp. 175.000 Rp. 3.977
Penyusutan pompa air 1/62 x Rp 202.350 Rp. 3.264
Penyusutan gerobak dorong 1/62 x Rp 316.800 Rp. 5.110
Penyusutan timba 1/44 x Rp. 37.600 Rp. 855
Penyusutan mesin semprot 1/62 x Rp 226.000 Rp. 3.645
Penyusutan selang air, gunting, dan terpal 1/62 x
Rp. 2.548
Rp 158.000
Penyusutan peralatan tambahan 1/44 x Rp. 26.500 Rp. 602
upah pekerja Rp. 1.600.000
Total Biaya Tetap Rp. 4.036.137

Biaya Variabel
pupuk tambahan Rp. 21.000 x 30 = Rp. 630.000
pupuk kandang Rp. 18.000 x 30 = Rp. 540.000
pestisida Rp. 39.000 x 30 = Rp. 1.170.000
obat-obatan lainnya Rp. 17.000 x 30 = Rp. 510.000
biaya lainnya Rp. 11.000 x 30 = Rp. 330.000
Biaya transportasi Rp. 25.000 x 30 = Rp. 750.000
pengemas Rp. 12.000 x 30 = Rp. 360.000
BBM Rp. 23.000 x 30 = Rp. 690.000
Total Biaya Variabel Rp. 4.980.000

Total Biaya Operasional


Biaya tetap + biaya variabel = Rp. 9.016.137

Pendapatan per panen


20 kg x Rp. 20.000 = Rp. 400.000
Rp. 400.000 x 30 hr = Rp. 12.000.000

Keuntungan per Bulan


Laba = Total Pendapatan – Total Biaya Operasional
Rp. 12.000.000 – 9.016.137 = Rp. 2.983.863

Lama Balik Modal


Total Investasi / Keuntungan = Rp. 5.649.750 : 2.983.863 = 2 bln
Dari analisa di atas dapat disimpulkan apabila bisnis budidaya kopi sangat menguntungkan
dimana modal Rp 5.649.750 dengan kentungan per bulan Rp 2.983.863 dan balik modal dalam
2 bulan.

Bisnis budidaya kopi ini tidak dapat berjalan


maksimal jika tidak menggunakan mesin pengupas kulit kopi basah dalam pengolahannya.
Pemakaian dari mesin pengupas kulit kopi basah dibutuhkan agar proses mengupas kulit kopi
basah dalam budidaya kopi berjalan lancar dan efektif. Kinerja mesin pengupas kulit kopi basah
yakni mengupas kulit kopi basah dengan cepat dan mudah serta efisien.. Tampilan mesin
pengupas kulit kopi basah sangat modern dimana kinerjanya sangat handal dan berjalan begitu
cepat. Mengupas kulit kopi basah untuk budidaya kopi semakin mudah dan praktis dengan
hadirnya mesin pengupas kulit kopi basah. Dibandingkan cara mengupas kulit kopi basah secara
manual memang menggunakan mesin pengupas kulit kopi basah tampil unggul juga sangat
efektif. Mesin untuk mengupas kulit kopi basah dalam budidaya kopi dengan hasil cepat yang
memuaskan dapat Anda miliki langsung lewat Toko Mesin Maksindo. Mesin pengupas kulit kopi
basah dari maksindo tersedia dari kapasitas kecil hingga besar.
Demikian tadi ulasan peluang usaha budidaya kopi dan analisa bisnisnya yang bisa dijadikan
referensi memulai bisnis budidaya kopi tersebut. Tertarik mencoba bisnis budidaya kopi ?
Bisnis budidaya kopi menjadi pilihan bisnis sangat menjanjikan. Dalam menjalankan bisnis
budidaya kopi jangan lupa untuk menggunakan mesin pengupas kulit kopi basah agar bisnis
berjalan lancar juga maksimal. Semoga informasi mengenai peluang dari bisnis budidaya kopi
tersebut dapat bermanfaat.

A. Prospek Bisnis Kopi

Bisnis Kebun Kopi. Tren meminum kopi sebagai gaya hidup tidak hanya terjadi di luar
negeri. Di Indonesia, meminum kopi juga sudah menjadi kebiasaan yang terus
bertambah jumlah "pengikutnya". Secara tidak langsung, kondisi ini ikut meningkatkan
permintaan kopi domestik. Berdasarkan survei, rata-rata permintaan kopi dalam negeri
pada periode 1984—2008 meningkat dengan laju 4,32% per tahun. Sementara itu, rata-
rata peningkatan konsumsi kopi di Benua Asia serta Benua Amerika dan Eropa masing-
masing sebesar 5—8% dan 8% per tahun. Adanya tren dan peningkatan permintaan
kopi membuka peluang usaha untuk bertanam kopi. Terlebih, peluang ekspor ke
beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Italia, dan Inggris juga
terbuka lebar.

B. Persiapan Lahan Bertanam Kopi


 Pastikan lahan yang akan digunakan memenuhi 1. persyaratan tumbuh sesuai
dengan jenis kopi yang akan ditanam. Secara umum, kopi arabika dan robusta
dapat tumbuh optimal pada tanah yang memiliki pH 5—7 serta kandungan hara dan
organik tinggi.
- Kopi arabika cocok tumbuh di dataran tinggi dengan ketinggian tempat 1.000-
2.100 m dpl dengan curah hujan berkisar antara 1.000-1.500 mm/tahun dan suhu
rata-rata 16-22° C.
- Kopi robusta cocok tumbuh di daerah dengan — ketinggian 400—1.200 m dpl,
curah hujan maksimum 2.000 mm/tahun, dan suhu 20—28° C.
 Lakukan pembersihan lahan secara manual atau kimiawi menggunakan herbisida
pada 1—2 bulan menjelang penanaman.
 Tentukan jarak tanam kopi. Umumnya, kopi dapat tumbuh optimum dengan jarak
tanam 3 x 3 meter, 2,5 x 2,5 meter, atau 2 x 2 meter tergantung pada keinginan
petani kopi.
 Buat lubang tanam satu bulan sebelum penanaman. Ukuran lubang tanam idealnya
60 x 60 x 60 cm. Sementara itu, jarak tanam dapat bervariasi. Pada saat 3—4
minggu sebelum penanaman, berikan pupuk organik (pupuk kandang atau kompos)
ke dalam lubang tanam.

C. Pilih Jenis Kopi yang Sesuai


 Pilih jenis kopi yang akan ditanam sesuai dengan lokasi penanamannya. Jika lokasi
yang akan ditanami berada pada ketinggian 1.000—2.100 meter dp, maka jenis
kopi yang cocok adalah kopi arabika. Sementara itu, jika lokasi berada di ketinggian
400—1.200 mdpl, kopi yang cocok ditanam adalah kopi robusta.
 Pastikan bibit kopi yang akan ditanam berasal dari tanaman kopi yang telah
berbuah minimum 2—3 tahun. Selain itu, bibit juga dapat dibeli di perusahaan
pembibitan yang sudah memiliki sertifikasi.
Perbandingan Ciri Fisik Antara Biji Kopi Jenis Arabika dan Robusta

Arabika Robusta

Rendemen 18-20% Rendeman 20-22%

Bentuknya agak memanjang dan bidang Biji kopi agak bulat


cembungnya tidak terlalu tinggi

Ujung biji lebih mengilap, tetapi jika Lengkungan biji lebih tebal dibanding- kan
dikeringkan berlebihan akan terlihat retak atau dengan jenis arabika
pecah

Celah tengah (center cut) di bagian datar Garis tengah (parit) dari atas ke bawah hampir
(perut) tidak lurus memanjang ke bawah, tetapi rata
berlekuk

Untuk biji yang sudah diolah, kulit ari kadang- Untuk biji yang sudah diolah, tidak terdapat kulit
kadang masih menempel di celah atau parit biji ari di lekukan atau bagian parit
kopi

D. Penanaman Bibit Kopi Sesuai Prosedur


 Siapkan bibit siap tanam yang berumur 5—6 bulan dan tinggi batang 20—40 cm.
 Sobek polibag secara hati-hati. Usahakan media tanah jangan sampai pecah atau
terpisah dari bibit.
 Tempatkan bibit ke dalam lubang tanam. Pastikan bibit terletak tepat di bagian
tengah lubang tanam.
 Masukkan tanah dan padatkan agar bibit tetap tertanam kokoh.
 Untuk mengurangi penguapan, potong daun bibit hingga tersisa sepertiganya.

C. Perawatan Tanaman Kopi


 Lakukan penyulaman untuk mengganti bibit yang mati atau rusak agar produktivitas
ke depannya tetap baik. Penyulaman dilakukan hingga tanaman kopi berumur dua
tahun. Waktu yang tepat untuk penyulaman adalah pada akhir musim kemarau.
 Lakukan pemupukan setiap enam bulan. Untuk kopi yang berumur di bawah dua
tahun, rasio pupuk urea, SP-36, dan KCl yang digunakan adalah 2 : 2 : 1 dengan
dosis 200 gram per tanaman. Sementara itu, untuk tanaman kopi yang berumur di
atas dua tahun, rasio pupuk urea, SP-36, dan KCl yang diberikan adalah 2 : 2 : 2
dengan dosis per tanaman sebanyak 600 gram. Tambahkan pula kompos untuk
tanaman berumur di bawah dua tahun dan di atas dua tahun masing-masing
sebanyak 250 gram dan 500 gram.
 Kendalikan gulma, hama, dan penyakit yang menyerang.
 Lakukan pendangiran dua kali dalam setahun dengan cara mencangkul tanah di
radius piringan 30—50 cm dari titik tanam. Pendangiran dapat membantu
keefektifan penyerapan unsur hara saat pemupukan.
 Pangkas pucuk tanaman setelah tinggi tanaman kopi mencapai 120—140 cm.
Adanya pemangkasan dapat menghambat pertumbuhan ke arah atas. Pasalnya,
pertumbuhan cabang yang dikehendaki sebenarnya mengarah ke samping
sehingga memudahkan pemanenan (pemetikan buah kopi). Selain itu,
pemangkasan juga dilakukan untuk memotong tunas wiwil yang tidak dikehendaki.
Pemangkasan biasanya dilakukan 1—2 kali setiap tahun.

D. Pemanenan Kopi
 Lakukan pemanenan saat buah kopi berwarna merah tua. Hindari memetik buah
yang masih hijau (belum matang). Umumnya, tanaman kopi mulai menghasilkan
buah pada umur 3—4 tahun.
 Petik buah secara manual menggunakan tangan.
 Kumpulkan di keranjang panen. Petani kopi dapat menjual langsung buah kopi
kepada pengepul. Namun, beberapa petani kopi biasanya menjual dalam bentuk
biji kopi kering. Berikut tahapan pengolahan buah kopi menjadi biji kopi.
 Pengeringan buah
 Pengupasan kulit buah
 Pengeringan biji
 Pengupasan kulit tanduk
 Pengupasan kulit ari
 Pengeringan akhir
 Sortasi biji dan pengemasan
E. Kendala dan Solusi Bisnis Kebun Kopi
Kendala Solusi

Pemasaran buah kopi yang sulit Selain dijual dalam bentuk mentah (buah kopi basah).
Petani dapat menjual dalam bentuk kering melalui
serangkaian proses pengeringan. Selain itu, kualitas
buah kopi yang hendak dijual diusahakan memiliki
tingkat kematangan yang seragam. Hal ini dapat
membuat "posisi tawar" petani lebih tinggi.

F. Analisis Usaha Bisnis Kebun Kopi


a. Asumsi
 Lahan yang digunakan merupakan lahan pribadi seluas satu hektare.
 Reinvestasi dilakukan setiap lima tahun.
 Masa produksi kopi selama 17 tahun dan mulai menghasilkan pada tahun ke-4.
 Jumlah bibit yang dibutuhkan untuk jarak tanam 2,5 x 2,5 adalah 1.600 bibit.
Pengadaan bibit ditambahkan 25% untuk bibit sulam.
 Harga kopi diasumsikan sebesar Rp25.000.

b. Rincian Biaya
Biaya investasi bertanam kopi

Komponen Harga Jumlah Investasi

Tahun Tahun Tahun Tahun


ke-1 ke-5 ke-10 ke-15

Hand 350.000 2 Buah 700.000 700.000 700.000 700.000


sprayer

Cangkul 50.000 10 500.000 500.000 500.000 500.000


Buah

Garpu 50.000 8 Buah 400.000 400.000 400.000 400.000

Pompa air 1.000.000 1 Buah 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000


dan selang

Wheel 200.000 3 Buah 600.000 600.000 600.000 600.000


barrow

Ember 25.000 10 250.000 250.000 250.000 250.000


Buah

Sabit 20.000 5 Buah 100.000 100.000 100.000 100.000

Ajir 500 1.600 800.000 - - -


Buah

Biaya 4.350.000 3.550.000 3.550.000 3.550.000


investasi
Total biaya investasi 15.000.000

Biaya variabel bertanam kopi


Komponen Harga Jumlah Satuan
(Rp)

Biaya Input

Bibit kopi 5.000 2.000 Bibit

Bibit tanaman pelindung 3.000 88 Bibit

Pupuk kandang 500 800 Kg

PupukNPK 3.000 640 Kg

Pestisida 75.000 2 Kg

Herbisida 75.000 2 Liter

Biaya Tenaga kerja

Persiapan lahan 35.000 60 HOK

Pembuatan lubang tanam 35.000 38 HOK

Penanaman pohon pelidung 35.000 8 HOK

Penanaman bibit kopi 35.000 22 HOK

Penyulaman 35.000 5 HOK

Pendangiran 35.000 36 HOK

Pemupukan 35.000 25 HOK

Penyiangan gulma 35.000 30 HOK

Pemberantasan HPT 35.000 8 HOK

Pemangkasan 35.000 40 HOK

Pemeliharaan tanaman pelindung 35.000 4 HOK

Panen 35.000 96 HOK

Pascapanen 2.000 Kg

Biaya variabel per tahun


Biaya tahun ke- (Rp)

1 2 3 4 5-17

10.000.000 - - - -

264.000 - - - -

400.000 400.000 400.000 400.000 5.200.000

1.920.000 1.920.000 1.920.000 1.920.000 24.960.000

150.000 150.000 150.000 150.000 1.950.000

150.000 150.000 150.000 150.000 1.950.000

2.100.000 - - - -

1.330.000 - - - -

280.000 - - - -

770.000 - - - -

175.000 - - - -

1.260.000 1.260.000 1.260.000 1.260.000 16.380.000

875.000 875.000 875.000 875.000 11.375.000

1.050.000 1.050.000 1.050.000 1.050.000 13.650.000

280.000 280.000 280.000 280.000 3.640.000

1.400.000 1.400.000 1.400.000 1.400.000 18.200.000

140.000 140.000 140.000 140.000 1.820.000

- - - 3.360.000 43.680.000

- - - 1.700.000 39.600.000

9.660.000 7.625.000 7.625.000 12.685.000 182.405.000

Total biaya variabel 220.000.000

Total biaya operasional = Total investasi + Total biaya variabel


= Rp15.000.000 + Rp220.000.000
= Rp235.000.000

c. Pendapatan dan Keuntungan Bisnis Kebun Kopi


1. Pendapatan
Tahun Jumlah Harga Pendapatan Pengeluaran Keuntungan

ke- Panen (kg) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1 0 25.000 0 14.010.000 -14.010.000

2 0 25.000 0 7.625.000 -7.625.000

3 0 25.000 0 7.625.000 -7.625.000

4 850 25.000 21.250.000 12.685.000 8.565.000

5 1.050 25.000 26.250.000 17.581.154 8.668.846

6 1.250 25.000 31.250.000 14.031.154 17.218.846

7 1.500 25.000 37.500.000 14.031.154 23.468.846

8 1.600 25.000 40.000.000 14.031.154 25.968.846

9 1.600 25.000 40.000.000 17.581.154 22.418.846

10 1.600 25.000 40.000.000 14.031.154 25.968.846

11 1.600 25.000 40.000.000 14.031.154 25.968.846

12 1.600 25.000 40.000.000 14.031.154 25.968.846

13 1.600 25.000 40.000.000 14.031.154 25.968.846

14 1.600 25.000 40.000.000 14.031.154 25.968.846

15 1.600 25.000 40.000.000 17.581.154 22.418.846

16 1.600 25.000 40.000.000 14.031.154 25.968.846

17 1.600 25.000 40.000.000 14.031.154 25.968.846

516.250.000 235.000.000 281.250.000

2. Keuntungan
Keuntungan = Pendapatan – total biaya
= Rp516.250.000 – Rp235.000.000
= Rp281.250.000
d. Kelayakan Usaha
1. Rasio R/C
Rasio R/C = Pendapatan : Total biaya operasional
= Rp516.250.000 : Rp235.000.000
= 2,20
R/C lebih dari satu artinya usaha layak dijalankan. R/C 2,20 artinya setiap penambahan
modal sebesar satu rupiah akan memberikan pendapatan sebesar Rp2,20.

Anda mungkin juga menyukai