Anda di halaman 1dari 5

Analisa Usaha Budidaya Tanaman Porang

(Amorphophallus onchophyllus)
Di Banyuwangi
 Post author

 Oleh PKPI DPK BANYUWANGI


 Post date
 7 Juni 2020

  Tak ada komentar pada Analisa Usaha Budidaya Tanaman Porang


(Amorphophallus onchophyllus) Di Banyuwangi

Gambar 1. Tanaman Porang

Tanaman yang satu ini sekarang telah menjadi tanaman yang banyak dicari oleh industri
makanan khususnya yang bergerak di bidang industri hidrocolloid, dulu tanaman ini dianggap
sebagai tanaman yang tidak ada gunanya, tumbuh di kebun bahkan di Jawa khususnya Jawa
Timur tanaman ini disebut sebagai tanaman makanan ular. Saat ini ceritanya lain, porang
banyak dicari dan dibudidayakan karena mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Hasil
olahan Porang (iles-iles) adalah tepung konjac yang sangat berguna untuk beberapa industri
di antranya industri pembuatan jelly, kulit kapsul, perekat dalam pembuatan kertas dan lain-
lain.

Gambar 2. Kondisi Lingkungan Tanaman Porang

Berikut berdasarkan Pusat Penelitian dan Pengembangan Porang Indonesia,


PERTUMBUHAN DAN MASA PANEN TANAMAN PORANG :
Þ Tanaman porang dapat dipanen untuk pertama kali setelah umur tanaman mencapai 2
tahun. Setelah itu, tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali
umbinya/bibitnya.
Þ Tanaman porang hanya mengalami pertumbuhan selama 5 – 6 bulan tiap tahunnya (pada
musim penghujan). Di luar masa itu, tanaman mengalami masa istirahat /dorman dan
daunnya akan layu sehingga tampak seolah-olah mati.
Þ Waktu panen tanaman porang dilakukan pada bulan April – Juli (masa dorma).
Umbi yang dipanen adalah umbi besar yang beratnya lebih dari 2 kg/umbi, sedangkan umbi
yang masih kecil ditinggalkan untuk dipanen pada tahun berikutnya.
Kabupaten Banyuwangi sendiri dapat dipasok bibitnya dari Kabupaten Banyuwangi sendiri
dan kabupaten lain sekitarnya yang telah lebih dahulu melakukan budidaya porang. Rincian
analisis biayanya adalah sebagai berikut:

Gambar 3. Umbi Porang


Analisis Biaya Tiga tahun pertama Per Hektar:

1. Pembukaan lahan/sewa lahan per tahun Rp. 10.000.000/Ha


2. Kegiatan persiapan lahan/pembersihan secara borongan Rp 3.500.000/ Ha
3. Pembelian 10.000 bibit porang untuk jarak tanaman 1 x 1 m dengan harga RP
7000/bibit ~> Total Rp 70.000.000; Ongkos kirim Rp 150.000/rit
4. Penanaman secara boronngan dibutuhkan Rp 3.000.000/ Ha
5. Biaya perawatan & pemupukan tahun pertama Rp 1.600.000
6. Biaya perawatan & pemupukan tahun kedua Rp 1.600.000
7. Biaya perawatan & pemupukan tahun ketiga Rp 1.600.000

No Kegiatan Satuan Biaya Biaya per Satuan Jumlah Biaya :

1. Pembukaan laha/sewa lahan pertahun 10.000.000/Ha = 10.000.000


2. Persiapan lahan/pembersihan Borongan 3.500.000 = 3.500.000
3. Bibit porang (Jarak tanam 1 x 1 m) 10.000 x 7.000 = 70.000.000
4. Ongkos kirim 1 rit 150.000 = 150.000
5. Penanaman 10.000 bibit Borongan (10 HOK) 3.000.000 = 3.000.000
6. Perawatan dan Pemupukan (Tahun I) Borongan 1.600.000 = 1.600.000
7. Perawatan dan Pemupukan (Tahun II) Borongan 1.600.000 = 1.600.000
8. Perawatan dan Pemupukan (Tahun III) Borongan 1.600.000 = 1.600.000
Total 91.450.000

Tabel 1. Analisa Biaya Tanam porang tahun pertama


Untuk pembudidayaannya tentu di setiap tempat memiliki nilai biaya yang agak berbeda.
Faktor yang mempengaruhi perbedaan ini adalah karena jarak pabrik pengolahan dengan
lokasi penanaman yang berbeda-beda, karena jarak pembelian bibit porang yang berbeda-
beda pula.
Pendapatan yang diperoleh setelah dua tahun:
1. Minimal bobot porang: 2 kg/biji
2. Total bobot panen porang:
10.000 batang x Rata” 2,5 kg x 70%
= 25.000 kg x 70% = 21.000 kg
3. Harga porang umbi terendah Rp 7.500/kg (Franco Pembeli)
4. Total pendapatan kotor di akhir tahun ketiga (panen pertama):
Rp 7.500 x 21.000 kg = Rp 157.500.000 – Rp 91.450.000 = Rp 66.050.000 / Ha
5. Pendapatan bersih panen dua tahun pertama:
Rp 157.500.000 – Rp 1.600.000 = Rp 155.900.000 / Ha
6. Penerimaan tiap tahun di tahun ketiga dan seterusnya:
Rp 157.500.000 – Rp 1.600.000 = Rp 155.900.000 / Ha

Gambar 4. Pengeringan Chip Porang

Ada 5 industri yang pengolahan porang menjadi chip atau keripik porang dan tepung porang.
Diantaranya CV. Agro Alam Raya, PT ALGALINDO, PT AMBIKO dll. Kebutuhan ke- 5
industri porang tersebut diperkirakan sekitar 4.400 ton chip/tahun.
Selain industri tersebut juga ada industri BUMN, yaitu Pabrik Penepungan Porang di Pare-
Kediri (di bawah Kesatuan Bisnis Mandiri Agroforestry milik Perum Perhutani Unit II Jawa
Timur) dengan kapasitas 15 ton umbi porang per hari.

Gambar 5. Pabrik Penepungan Porang Perum Perhutani Unit II Jawa Timur


Untuk info lebih lanjut bisa hub contac person /WA : 082393107637 Choirul hidayanto

Anda mungkin juga menyukai