Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL

BUDIDAYA TANAMAN PORANG ATAU ILES-ILES

Oleh :
KELOMPOK TANI
PORANG JAYA MAKMUR DESA TAMBU
KELOMPOK TANI
PORANG JAYA MAKMUR DESA TAMBU
Desa Tambu Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah
Nomor : 04/KTPJM/X/2020
Perihal : Permohonan Bantuan Bibit Porang

Kepada Yth,
BPK. KEPALA DINSA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
Di-
Tempat

Assalamualaikum War. Wab


Bersama ini kami mengajukan permohonan bantuan Bibit Porang yang di kelola
secara kelompok, sebagai bahan pertimbangan bagi Bapak bersama ini kami lampirkan
sebagai berikut:
1. Proposal Permohonan Bantuan Bibit Porang
2. Surat Keputusan Kepala Desa Tentang Pembentukan Kelompok Tani Porang
Jaya Makmur Desa Tambu
3. Daftar nama anggota Kelompok Tani Porang Jaya Makmur Desa Tambu
Demikianlah Proposal ini kami buat, mohon kiranya dapat di wujudkan. Atas
perhatiannya kami ucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Donggala, ….. September 2020


Hormat Kami:
Ketua Sekretaris

(……………………………….) (……………………………….)

Mengetahui:
Kepala Desa UPTD

(……………………………….) (……………………………….)
A. Pendahuluan
Porang merupakan salah satu jenis tumbuhan umbi-umbian, berupa semak
(herba) yang dapat dijumpai tumbuh di daerah tropis dan sub-tropis. Belum banyak
dibudidayakan dan ditemukan tumbuh liar di dalam hutan, di bawah rumpun bambu, di
tepi sungai dan di lereng gunung (pada tempat yang lembab). Porang dapat tumbuh di
bawah naungan, sehingga cocok dikembangkan sebagai tanaman sela di antara jenis
tanaman kayu atau pepohonan yang dikelola dengan sistem agroforestry. Budidaya
porang merupakan upaya diversifikasi bahan pangan serta penyediaan bahan baku
industri yang dapat meningkatkan nilai komoditi ekspor di Indonesia. Komposisi umbi
porang bersifat rendah kalori, sehingga dapat berguna sebagai makanan diet yang
menyehatkan.
Porang dapat tumbuh baik pada tanah kering dan berhumus dengan pH 6-7.
Umbi batangnya berada di dalam tanah dan umbi inilah yang dipungut hasilnya.
Tanaman porang dikawasan hutan kebanyakan dibudidayakan dibawah tegakan
tanaman jati dan sonokeling. Saat ini masih terdapat kerancuan dalam membedakan
antara tanaman Porang (Amarphopallus ancophillus) dengan Iles- iles (Amarphopallus
muelleri Blume), Suweg (Amarphopallus companulatus) dan Walur (Amarphopallus
variabilis), ciri-ciri tanaman porang dijeskan pada (gambar 1)..Penelitian terbaru
membuktikan bahwa dari keempat jenis umbi- umbian tersebut porang memiliki
kandungan glukomanan tertinggi (35%), Untuk itu umbi porang saat ini banyak dicari
orang karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi
Pada beberapa tahun terakhir kebutuhan porang sangat besar. Pada tahun 2009
kebutuhan chip porang mencapai 3.400 ton chip kering porang. Sedangkan produksi
porang pada tahun 2009 hanya sekitar 3.000 ton.
Usaha peningkatan potentsi produksi tanaman porang dapat dilakukan dengan
melakukan evaluasi lahan, evaluasi lahan merupakan proses penilaian potensi suatu
lahan untuk penggunaan-penggunaan tertentu yang berguna untuk membantu
perencanaan dan pengelolaan lahan melalui interpretasi sifat fisika kimia tanah, potensi
penggunaan lahan sekarang dan sebelumnya. Evaluasi lahan secara fisik dapat
menjawab tingkat kesesuaian lahannya dan secara ekonomik akan menjawab kelayakan
usahataninya. Secara spesifik, kesesuaian lahan untuk suatu komoditas dinilai
berdasarkan sifat-sifat fisik linkungan sepeti tingkat kesuburan tanah, iklim, topografi
(kelas lereng), hidrologi, dan drainase.
B. Syarat Tumbuh
Tanaman porang yang dibudidayakan harus punya kualitas yang baik, untuk itu
perlu diketahui syarat-syarat tumbuh tanaman porang, antara lain:
1. Keadaan iklim
 Intensitas cahaya 60 – 70%
 Ketinggian 0 – 700 m dpl. Namun yang paling bagus pada daerah dengan
ketinggian 100 – 600 m dpl.
2. Keadaan tanah
 Dibutuhkan tanah yang gembur/subur dan tidak becek.
 Tanah dengan tekstur lempung berpasir dan bersih dari alang-alang.
 Derajat keasaman tanah ideal antara pH 6 – 7.
3. Kondisi lingkungan
 Naungan yang ideal: Jati, Mahoni Sono, dan lain-lain.
 Tingkat kerapatan naungan minimal 40% maksimal 60%. Semakin rapat
semakin baik.

C. Penanaman Porang
Porang sangat baik ditanam ketika musim hujan, yaitu sekitar bulan November-
Desember. Tahap penanaman porang adalah sebagai berikut:
1. Bibit yang sehat satu per satu dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan letak
bakal tunas menghadap ke atas.
2. Tiap lubang tanaman diisi 1 bibit porang dengan jarak tanam sesuai kebutuhan.
3. Tutup bibit dengan tanah halus / tanah olahan setebal ±3 cm.

D. Pemeliharaan Tanaman Porang


Tanaman porang merupakan tanaman yang memerlukan pemeliharaan secara
khusus. Namun untuk mendapatkan hasil pertumbuhan dan produksi yang maksimal,
dapat dilakukan perawatan yang intensif dengan cara:
1. Penyiangan
 Dilakukan dengan membersihkan gulma yang berupa rumput liar yang
dapat menjadi pesaing tanaman porang dalam hal kebutuhan air dan
unsur hara.
 Sebaiknya dilakukan sebulan setelah umbi porang ditanam. Penyiangan
berikutnya dapat dilakukan saat gulma muncul.
 Gulma yang terkumpul ditimbun dalam sebuah lubang agar membusuk
dan menjadi kompos.
2. Pemupukan
Pada saat pertama kali ditanam, dilakukan pemupukan dasar. Untuk
pemupukan berikutnya dapat dilakukan setahun sekali (awal musim hujan).
Jenis pupuk adalah pupuk urea 10 g/lubang dan SP 36,5 g/lubang. Pemberian
pupuk dilakukan dengan cara ditanam disekitar batang porang.
3. Pengamanan pohon pelindung
Porang merupakan tanaman yang butuh naungan. Oleh karena itu perlu
dilakukan pemeliharaan terhadap pohon pelindung agar pohon pelindung dan
tanaman porang dapat tumbuh dengan baik.
E. Pertumbuhan dan Masa Panen Tanaman Porang
1. Tanaman porang dapat dipanen untuk pertama kali setelah umur tanaman
mencapai 3 tahun. Setelah itu, tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus
menanam kembali umbinya.
2. Tanaman porang hanya mengalami pertumbuhan selama 5 – 6 bulan tiap
tahunnya (pada musim penghujan). Di luar masa itu, tanaman mengalami masa
istirahat /dorman dan daunnya akan layu sehingga tampak seolah-olah mati.
3. Waktu panen tanaman porang dilakukan pada bulan April – Juli (masa dorma).
4. Umbi yang dipanen adalah umbi besar yang beratnya lebih dari 2 kg/umbi,
sedangkan umbi yang masih kecil ditinggalkan untuk dipanen pada tahun
berikutnya.
5. Rata-rata produksi umbi porang berkisar 80 ton per hektar.

F. Analisa Finansial
TABEL HARGA BIBIT PORANG KATAK UMBI / UMBI

Jenis Bibit Harga/Kg Isi/Kg Kebutuhan


Umbi Rp. 125,000 50 - 100 Biji 400 Kg
Katak Rp. 375,000 100-150 Biji 266 Kg

TABEL ESTIMASI HARGA BIBIT 1-Ha

Jenis Bibit Harga/Kg Kebutuhan Total


1 – Ha Bibit
Umbi Rp. 125,000 400 Kg Rp.50,000,000
Katak Rp. 375,000 266 Kg Rp. 99,750,000
Jumlah Rp. 149,750,000
Terbilang : Seratus Empat Puluh Sembilan Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu
Rupiah

 Biaya Pengiriman Per-Kila = Rp. 49,000


 Bibit Umbi : 400 X Rp. 75,500 = Rp. 30,200,000
 Bibit Katak : 266 X Rp. 75,500 = Rp. 20,083,000
Jumlah = Rp. 50,283,000
Terbilang : Lima Puluh Juta Dua Ratus Delapan Puluh Tiga Ribu Rupiah

 Estimasi Keseluruhan
 Bibit Porang = Rp. 149,750,000
 Ongkir = Rp. 50,283,000
Jumlah = Rp. 200,033,000
Terbilang : Dua Ratus Juta Tiga Puluh Tiga Ribu Rupiah

KELOMPOK TANI PORANG JAYA MAKMUR


DESA TAMBU KECAMATAN BALAESANG
NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN

10

Hormat Kami:
Ketua Sekretaris

(……………………………….) (……………………………….)

Anda mungkin juga menyukai