Melayani
Informasi Telp./WA:
I’Im : 081 23456 0632
A. Pengertian
Tanaman porang sudah lama dikenal masyarakat Indonesia, khususnya pada masa
penjajahan Jepang yang dikenal dengan sebutan porang yang diharuskan ditanam di
pekarangan rumah untuk keperluan industri perang Jepang. Ada beberapa jenis tanaman yang
mirip dengan tanaman porang, yaitu Suweg, Walur, dan iles-iles yang ketiganya mempunyai
sifat yang berbeda dan yang mempunyai nilai ekonomi tertinggi adalah Porang.
berupa "Mannan" yaitii zat gula sederhana. Kegunaannya adalah sebagai zat perekat,
pembuat bahan peledak, industri, obat-obatan, kosmetik, kertas, tekstil, karet sintetis, dan
merupakan bahan campuran makanan. Di Jepang selain digunakan sebagai bahan industri,
porang juga digunakan sebagai bahan makanan tradisional dengan nama "Konnyaku" (tahu
Jepang) dan Shirrataki (Mie Jepang). Keberadaan berbagai industri kertas, makanan, farmasi,
cat, kosmetik, dan lain-lain merupakan peluang pasar yang baik untuk komoditas porang.
Umbi porang berpotensi memiliki nilai ekonomis yang tinggi, karena mengandung
glukomanan yang baik untuk kesehatan dan dapat diolah menjadi bahan pangan untuk
Tanaman porang yang dibudidayakan harus punya kualitas yang baik, untuk itu perlu
1. Keadaan iklim
• Ketinggian 0 - 1800 m dpl namun yang paling bagus pada daerah dengan ketinggian
2. Keadaan tanah
• Dibutuhkan tanah yang gembur/subur dan tidak becek (PH TANAH 6-7)
3. Kondisi lingkungan
• Naungan yang ideal adalah sengon, sono dan jati (lahan perhutani)
• Lahan dengan ketinggian 600 - 700 m dpl tanpa naungan (lahan terbuka)
B. BUDIDAYA PORANG
1. Persiapan Lahan
Lahan dibersihkan dari semak-semak liar (gulma) lalu dibuat guludan/palir selebar
50-100 cm dengan tinggi -+ 40 cm dan panjang disesuaikan lokasi. Jarak antara guludan
adalah 40-50 cm (got air) lalu dibuat lubang tempat ruang tumbuh bibit yang dilaksanakan
Porang dapat diperbanyak secara vegetatif dan generatif (biji, bulbil/katak). Bibit
yang dipilih adalah bulbil dan umbi yang sehat serta normal. Setelah bibit yang ditanam
berumur maksimal 2-3 tahun dapat dipanen setiap tahunnya tanpa perlu membeli bibit
kembali.
Kebutuhan bibit per satuan luas sangat tergantung pada jenis bibit yang digunakan
dan jarak tanam. Dengan prosentase tumbuh benih diatas 90%, kebutuhan benih per-hektar
2. Biji/bunga : ± 30 kg
1. Tentukan anakan tanaman umbi benih porang yang berumur 1 musim yang
pertumbuhannya subur dan sehat.
2. Bongkar tanaman dan bersihkan umbi dari akar dan tanah (dicuci)
3. Kumpulkan bibit tersebut di tempat yang teduh untuk penanganan selanjutnya yaitu
Tanaman porang pada setiap kurun waktu 4 tahun akan menghasilkan bunga yang
kemudian menjadi benih biji. Dalam 1 tongkol buah bisa menghasilkan biji sampai ± 250
butir yang dapat digunakan sebagai bibit porang dengan cara disemaikan terlebih dahulu.
Budidaya porang metode ini biasanya dilaksanakan sejak bulan Agustus, ketika bunga
porang mulai rebah kemudian biji ditampung. Selanjutnya biji-biji tersebut kemudian dibelah
dan embrionya dipisahkan. Dibutuhkan waktu 6-7 minggu sejak embrio disemaikan hingga
berkecambah. Embrio yang telah berkecambah dipindahkan ke dalam kantong polybag
1) Ambil bulbil dart sekitar rumpun tanaman yang berumur cukup tua / ripah
2) Bulbil yang telah dipilih dikumpulkan dalam wadah dan disimpan hingga tumbuh tunas
atau kemudian langsung ditanam pada awal sebelum masuk musim penghujan.
3. Penanaman porang
Porang sangat baik ditanam ketika awal atau menjelang musim hujan, yaitu sekitar
1. Bibit yang sehat satu persatu dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan letak bakal
2. Tiap lubang tanaman diisi 1 bibit porang dengan jarak tanam 30-50 cm atau sesuai
kebutuhan.
4. Untuk menekan biaya dan waktu bisa sekalian dikasih pupuk dasar kompos/ organik
dalam pola intensif. Namun untuk mendapatkan hasil pertumbuhan dan produksi secara
Penyiangan.
o Dilakukan dengan membuang gulma yang berupa rumput liar yang dapat menjadi
pesaing tanaman porang dalam hal kebutuhan air dan unsur hara.
o Gulma yang terkumpul ditimbun dalam sebuah lubang agar membusuk dan menjadi
kompos.
Pemupukan
Pada saat pertama kali ditanam, dilakukan pemupukan dasar yaitu berupa pupuk
pertama umur satu bulan dengan jenis pupuk Urea 20 gram/titik dan SP36 10
dengan munculnya pertumbuhan bulbil (katak) pada daun. Untuk pemberian pupuk
dilakukan dengan cara ditabur disekitar batang porang dengan jarak 5-10 cm dari pangkal
tanaman naungan agar porang juga mendapat intensitas cahaya secara maksimal.
Tanaman porang masih tergolong sangat minoritas dalam gangguan hama dan
penyakit. Biasanya gangguan jamur Sclerotium sp dapat mengakibatkan tangkai dan helai
(sejenisnya). Sedangkan pada umbi dalam tanah biasanya mendapatkan serangan ulat
bahkan juga menyerang bagian daun, dan dapat dikendalikan dengan pemberian
insektisida. Dari beberapa gangguan tersebut biasanya berawal dari proses fermentasi
Tanaman porang dapat dipanen untuk pertama kali setelah umur tanaman mencapai
Tanaman porang hanya mengalami pertumbuhan selama 5-6 bulan tiap tahunnya
(pada musim penghujan). Diluar masa itu/tanaman mengalami masa istirahat / dorman
Waktu panen tanaman porang dilakukan pada bulan April-Juli (masa dormansi).
Umbi porang yang dipanen adalah umbi besar yang beratnya -+ 2kg/umbi.
Proses penyimpanan ini bertujuan agar benih bisa bertahan sampai ke musim tanam
selanjutnya. Dengan desain tersebut agar benih bisa mendapatkan sirkulasi udara sehingga
tidak akan timbul jamur/rusak. Pastikan lokasi penyimpanan tertutup agar tidak terkena sinar
PENGOLAHAN
Setelah dipanen, umbi porang dibersihkan dari kotoran berupa tanah dan akar yang
menempel. Setelah itu untuk memperpanjang umur simpan umbi porang, maka dapat
untuk menghindari timbulnya jamur yang dapat mengurangi kualitas dan harga jual chip
porang.
ANALISA BUDIDAYA PORANG LAHAN INTENSIF BENIH UMBI JARAK
TANAM 100 CM
Dalam hitungan normal budidaya porang dapat kita analisa sebagai berikut:
• Biaya garap
o Babat semak (sistem borong) Rp. 1.500.000,-
o Sewa mesin bajak (sistem borong) Rp. 1.400.000,-
o Olah tanah (5 orang/14 hari) Rp. 5.600.000,-
o Tanam benih (5 orang/14 hari) Rp. 5.600.000,-
Rp. 14.100.000,-
• Saprodi o Benih
umbi porang 2500kg Rp, 50.000.000,-
o Pupuk kompos -+ 5000kg (Harga;Rp. 625, - /kg) Rp. 3.125.000,-
o Pupuk Urea 200kg Rp. 400.000,-
o Pupuk SP36 100kg Rp. 260.000,-
Rp. 53.785.000,-
• Biaya tenaga
o Pemupukan (5 orang/14 hari) Rp. 5.600.000,-
o Penyiangan (5 orang/14 hari) Rp. 5.600.000,-
o Panen (5 orang/14 hari) Rp. 5.600.000,-
Rp. 16.800.000,-
Total modal dan biaya garap Rp. 84.685.000,-
Estimasi panen
o Hasil panen umbi
2500 kg x 4 biji benih/kg = 10.000 biji
10.000 x 3 kg = 30.000 kg
30.000 kg x 8.000 Rp. 240.000.000,-
o Hasil panen bubil
600 kg x 80.000 Rp. 48.000.000,-
Total hasil panen Rp. 288.000.000,-
Laba bersih o
Hasil panen Rp. 288.000.000,-
o Modal budidaya Rp. 84.685.000,-
Total Rp. 203.315.000,-
Total estimasi hasil budidaya porang dari benih umbi kurun waktu 6 bulan dalam luasan
lahan hamparan 1 hektar adalah Rp. 203.315.000,-,-
Informasi Telp./WA:
I’Im : 081 23456 0632