Anda di halaman 1dari 13

#VEJEBZB

#BXBOH .FSBI "MMJVN DFQB

EFOHBO 5FLOPMPHJ ..$


 
 
   
   


(GLVLI,November 
%XGLGD\D%DZDQJ0HUDK

0HQJDSDGHQJDQWHNQRORJL2UJDQLN00&"

y 'DSDW PHQJXUDQJL SHQJJXQDDQ SXSXN 13.  VHFDUD


EHUWDKDS GDULVDPSDL
y 3HQLQJNDWDQKDVLOSURGXNVLEDZDQJPHUDKVG
y 3HQJKHPDWDQ SHQJJXQDDQ SXSXN NDQGDQJ 6HEDJDL
JDPEDUDQERWRO026$*2/' JU VHWDUDGHQJDQ
WRQSXSXNNDQGDQJVHKLQJJDHVLHQGDQSUDNWLV
y 'HQJDQ SXSXN RUJDQLN 00& PDPSX PHQLQJNDWNDQ ELR
PDVVDEDLNGDXQPDXSXQKDVLOEDZDQJPHUDK6HKLQJJD
SHWDQLGDSDWPHQGDSDWNDQKDVLOVDPSLQJDQGDXQEDZDQJ
PHUDKGDQEDZDQJPHUDK
y 3XSXNRUJDQLN00&PDPSXEHUWDKDQODPDGLWDQDKGDQ
GLVHUDSWDQDPDQVHFDUDEHUODKDQ VORZUHOHDVH 
y 3HQLQJNDWDQNXDOLWDVEXDK XNXUDQERERWGD\DWDKDQ
y 3HQJJXQDDQ DJHQV KD\DWL 00& OHELK PHQMDPLQ EHEDV
UHVLGXSHVWLGDNLPLDVHKLQJJDPHQLQJNDWNDQQLODLMXDO
y 3DGDODKDQOHELKPHQMDPLQNHOHVWDULDQNHVXEXUDQWDQDK
y 'DQEHUEDJDLNHXQWXQJDQODLQQ\D
Budidaya Bawang Merah (Allium cepa)
Dengan teknologi MMC

I. Syarat Tumbuh
a. Tanah :
Bawang merah dapat tumbuh baik pada tanah yang subur, banyak
humus, dan lebih baik ditanam di tanah alluvial.
pH tanah 5,66,5.
jika pH < 5,5 tanaman akan teracuni Al sehingga menjadi kedil.
Jika pH >6,5 unsur Mn tidak tersedia, sehingga tanaman kerdil.
b. Iklim :
Tumbuh baik pada iklim agak kering.
Suhu udara 25 30 0C.
c. Ketinggian Tempat :
Cocok ditanam di dataran rendah ( 0 400 m dpl).

II. Bibit
Bawang merah bisa ditanam dengan biji atau umbi. Jika menggunakan bibit,
perlu dilakukan pemilihan bibit yang berkualitas yaitu :
a. Ukuran umbi bibit 3-4 gram/umbi,
b. Umbi telah telah disimpan 2-3 bulan,
c. Umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya),
d. Bentuk umbi kompak (tidak keropos),
e. Kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas atau berkilau)
f. Keperluan bibit untuk 1000 m2 adalah 120 Kg.

III. Pengolahan Tanah


a. Tanah dibuat bedengan dengan lebar 100 -
120 cm.
b. Diantara bedengan pertanaman dibuat saluran
air (kanal) dengan lebar 40-50 cm dan
kedalaman 50 cm.
c. Sebarkan pupuk kandang dosis 0,5-1
ton/1.000 m2 .
Pembuatan bedengan pada
d. Tanah dibedengan diolah sedalam 40 cm dan
budidaya bawang merah
dihaluskan permukaannya.
e. Bila pH tanah < 5,6 beri dolomit dengan dosis 1,5 ton / ha (1,5 kg per
bedeng) disebarkan di atas bedengan, diaduk rata dengan tanah lalu
biarkan 2 minggu.
f. Untuk mencegah serangan penyakit layu, taburkan MOSA GLIO
(SUPERGLIO) 100 gr/1 bungkus MOSA GLIO (SUPERGLIO) dicampur
25-50 kg pupuk kandang matang, diamkan 1 minggu lalu taburkan merata
di atas bedengan.

1
IV. Pemupukan
Berikan pupuk : 2-4 kg Urea + 7-15 kg ZA + 15-25 kg SP-36 merata
diatas bedengan, aduk rata dengan tanah.

Jika dipakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15)


dosis 20 kg/ 1000 m2 dicampur rata dengan
tanah di bedengan.

Siramkan MOSA GOLD yang telah dicampur


air, merata di atas bedengan, dosis 1
botol/1000 m2 dengan cara :
- Alternatif 1 :
1 botol MOSA GOLD diencerkan dalam 3 Pupuk organik Cair AGRITECH, Pupuk
organik padat MOSA GOLD dan ZPT organik
liter air (jadi larutan induk). Kemudian setiap
HORTECH untuk budidaya bawang merah
50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk
menyiram bedengan.
- Alternatif 2 :
Setiap 1 gembor (10 lt) beri 1 sendok peres makan MOSA GOLD
untuk menyiram 5-10 meter bedengan. Biarkan selama 5 - 7 hari

V. Penanaman
1. Jarak Tanam
a. Pada Musim Kemarau, 15 x 15 cm, varietas Ilocos, Tadayung atau
Bangkok
b. Pada Musim Hujan 20 x 15 cm, varietas Tiron
2. Cara Tanam
a. Umbi bibit direndam dulu dalam larutan BIO-SPF dosis 1 sendok (10
gr) dan AGRITECH 2 tutup ( 10 cc) dalam
2 liter air.
b. Simpan selama 2 hari sebelum tanam.
c. Ujung umbi dipotong 1/3 bagian atas.
d. Pada saat tanam, seluruh bagian umbi bibit
yang telah siap tanam dibenamkan ke
dalam lubang tanam hingga permukaan
irisan tertutup tanah tipis. Untuk tiap lubang
ditanam satu buah umbi bibit.
e. Bibit akan tumbuh setelah 1 minggu. Aplikasi BIO-SPF juga dilakukan untuk
perawatan tanaman, dengan cara dikocor
pada lubang tanam/bedengan.

2
VI. Awal Pertumbuhan ( 0 - 10 HST )
1. Pengamatan Hama & Penyakit
a. Hama Ulat Bawang
Waspadai hama Ulat Bawang (Spodoptera
exigua), telur diletakkan pada pangkal dan
ujung daun bawang merah secara
berkelompok, maksimal 80 butir. Telur
dilapisi benang-benang putih seperti kapas.
Kelompok telur yang ditemukan pada
rumpun tanaman hendaknya diambil dan
dimusnahkan. Pada bawang lebih sering
terserang ulat grayak jenis Spodoptera TOP BN (MOSA BN) diaplikasi
dengan jalan penyemprotan ke
exigua dengan ciri terdapat garis hitam di tanaman dilakukan pada sore hari
perut/kalung hitam di leher.

Pengendalian :
Pengendalian hama tersebut dengan TOP-BN (MOSA BN). 3 sendok
(30 gr) TOP-BN (MOSA BN) dilarutkan dalam tanki isi 14 liter air.
Disemprotkan ke pada sore hari pada lokasi-lokasi tanaman yang
menjadi tempat bersarangnya hama tersebut.

b. Penyakit layu fusarium


4 daun bawang menguning, tanaman
Penyakit ini akan memunculkan
layu dengan cepat (Jawa : ngoser). Tanaman yang terserang dicabut
lalu dikumpulkan untuk dibakar.

Pengendalian :
Pengendalian dengan MOSA GLIO (SUPERGLIO). 1 sachet (100gr)
MOSA GLIO (SUPERGLIO) di campur kompos jadi 2550kg,
didiamkan 1 minggu untuk kemudian disebar di bedengan seluas 1.000
m2.

Aplikasi MOSA GLIO/ Superglio yang dilakukan dengan metode dicampur pupuk kandang. 1
sachet MOSA GLIO/Superglio, dicampur 30kg/1 karung pupuk kandang, kemudian diperam
/didiamkan selama 1 minggu, baru kemudian dipakai untuk ditebar dilahan/bedengan
seluas 1.000m.

3
2. Penyiangan dan Pembumbunan
a. Penyiangan pertama dilakukan umur 7-
10 HST dan dilakukan secara mekanik
untuk membuang gulma atau tumbuhan
liar yang kemungkinan dijadikan inang
hama ulat bawang.
b. Pada saat penyiangan dilakukan
pengambilan telur ulat bawang. Tanah
di sekitar tanaman didangir dan
dibumbun agar perakaran bawang
merah selalu tertutup tanah.
c. Bedengan yang rusak dirapikan kembali
dengan cara memperkuat tepi-tepi selokan dengan lumpur dari dasar
saluran (melem).

3. Pemupukan Susulan
a. Dosis pemupukan tergantung jenis dan kondisi tanah setempat. Jika
kelebihan Urea/ZA dapat mengakibatkan leher umbi tebal dan umbinya
3
kecil-kecil, tapi jika kurang, pertumbuhan tanaman terhambat dan
daunnya menguning pucat. Kekurangan KCl juga dapat menyebabkan
ujung daun mengering dan umbinya kecil.
b. Pemupukan makro 2 kali ( dosis per 1000 m ) :
2 minggu : 5-9 kg Ure a +10-20 kg ZA+10-14 kg KCl
4 minggu : 3-7 kg Urea+ 7-15 kg ZA+12-17 kg KCl
c. Campur merata ketiga jenis pupuk, taburkan di sekitar rumpun atau
garitan tanaman dan jangan sampai terkena tanaman supaya daun
tidak terbakar.
d. Jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis 20 kg/ 1000 m2
diberikan pada umur 2 minggu.

4. Pengairan
a. Penyiraman dua kali, pagi dan sore hari.
Penyiraman pagi hari usahakan sepagi
mungkin di saat daun bawang masih
kelihatan basah untuk mengurangi serangan
penyakit. Penyiraman sore hari dihentikan
jika persentase tanaman tumbuh mencapai
lebih 90 %
b. Air salinitas tinggi kurang baik bagi
pertumbuhan bawang
c. Tinggi permukaan air pada saluran ( canal ) dipertahankan setinggi 20
cm dari permukaan bedengan pertanaman

4
VII. Tanaman Fase Vegetatif ( 11- 35 HST )
1. Pengamatan Hama dan Penyakit.
a. Hama Ulat bawang, Spodopteraexigua
(lihat diatas)

Pengendalian :
Pengendalian hama tersebut dengan TOP-BN (MOSA BN).
3 sendok (30 gr) TOP-BN (MOSA BN) dilarutkan dalam tanki isi 14
liter air. Disemprotkan ke pada sore hari pada lokasi-lokasi tanaman
yang menjadi tempat bersarangnya hama tersebut.

b. Hama Thrips
Hama ini mulai menyerang4 umur 30 HST karena
kelembaban di sekitar tanaman relatif tinggi dengan
suhu rata-rata diatas normal.
Daun bawang yang terserang warnanya putih
berkilat seperti perak. Serangan berat terjadi pada
suhu udara diatas normal dengan kelembaban diatas
70%. Jika ditemukan serangan, penyiraman
dilakukan pada siang hari, amati predator kumbang
macan.

Pengendalian :
Pengendalian hama ini dengan penyemprotan TOP-BN (MOSA BN) di
sore hari, 3 sendok (30 gr) TOP-BN (MOSA BN) dilarutkan dalam tanki
isi 14 liter. Dosis 1 sachet (100 gr) TOP-BN (MOSA BN) untuk 1000
m2.

c. Penyakit Bercak Ungu atau Trotol


Penyakit ini disebabkan oleh4 jamur Alternaria porii melalui umbi atau
percikan air dari tanah. Terdapat bintik lingkaran konsentris berwarna
ungu atau putih-kelabu di daun, tepi daun kuning serta mengering
ujung-ujungnya. Serangan pada umbi sehabis panen mengakibatkan
umbi busuk sampai berair dengan warna kuning hingga merah
kecoklatan. Jika hujan rintik-rintik segera lakukan
penyiraman.

Pengendalian :
Pengendalian dengan MOSA GLIO (SUPERGLIO).
Dosisnya 1 sachet (100 gr) di campur kompos jadi 25
50 kg, didiamkan 1 minggu untuk disebar di bedengan
seluas 1000 m2.

5
d. Penyakit Antraknose atau Otomotis
Penyakit ini disebabkan jamur Colletotricum gloesporiodes. Terbentuk
bercak putih pada daun dan lekukan, menyebabkan patahnya daun
secara serentak (otomatis). Tanaman terserang dicabut dan
dimusnahkan.

Pengendalian :
Sebelum tanam, umbi direndam dengan agens
hayati BIO SPF. Bio SF sebanyak 5 10 gram
dilarutkan dalam 5 liter air untuk merendam bibit
bawang merah selama 10 menit.
Selanjutnya aplikasi pada tanaman bawang
merah dilakukan pada umur 2 minggu dengan
penyiraman atau penyemprotan. Sebanyak 10 gr
BIO SPF dilarutkan dengan 20 liter air. BIO SPF
100 gr digunakan untuk 1000 m 2 tanaman
bawang merah.

e. Penyakit oleh virus


Pertumbuhan kerdil, daun menguning, melengkung ke segala arah,
terkulai serta anakannya sedikit. Pergunakan bibit bebas virus dan
pergiliran tanaman selain golongan bawang-bawangan.

Pengendalian :
Pengendalian dengan antivirus nabati Bima Sakti
dengan bahan aktif Hidroksi Benzoat dan ZnO.
Penyemprotan dengan Bima Sakti dilakukan pada
umur 10, 20, 40, hari setelah tanam dengan konsentrasi
2 ml/ liter air. Penyemprotan hanya dipilih tanaman yang
terserang saja, dilakukan saat sore hari. Saat periode
penyemprotan pemupukan N pada tanaman terserang
dihentikan.

f. Busuk bakteri.
Umbi jadi busuk dan berbau. Biasa menyerang setelah
dipanen. Usahakan disimpan di tempat yang kering.

Pengendalian :
Sebelum tanam umbi direndam dengan agens hayati BIO SPF. BIO-
SPF sebanyak 5 10 gram dilarutkan dalam 5 liter air untuk
merendam bibit bawang merah selama 10 menit.
Selanjutnya aplikasi pada tanaman bawang merah dilakukan
pada umur 2 minggu dengan penyiraman atau penyemprotan.
Sebanyak 10 gr BIO SPF dilarutkan dengan 20 liter air. BIO SPF 100
gr digunakan untuk 1.000 m2 tanaman bawang merah.

6
g. Busuk umbi/ leher batang oleh jamur
Bagian yang terserang jadi lunak, melekuk dan berwarna kelabu. Jaga
agar tanah tidak terlalu becek (atur drainase).

Pengendalian :
Sebelum tanam umbi direndam dengan agens hayati BIO SPF. Bio SF
sebanyak 5 10 gram dilarutkan dalam 5 liter air untuk merendam bibit
kentang selama 10 menit.
Selanjutnya aplikasi pada tanaman kentang dilakukan pada
umur 2 minggu dengan penyiraman atau penyemprotan. Sebanyak 10
gr BIO SPF dilarutkan dengan 20 liter air. BIO SPF 100 gr digunakan
untuk 1000 m 2 tanaman bawang merah.

Untuk pencegahan hama-penyakit usahakan pergiliran tanaman dengan


jenis tanaman lain (bukan golongan Bawang-bawangan). Pestisida Kimia
sebagai alternatif terakhir untuk mengatasi serangan hama-penyakit.

2. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyiangan kedua umur 30-35 HST, didangir, dibumbun dan
bedengan yang rusak diperbaiki.
5
b. Semprotkan AGRITECH, dosis 5 tutup/tangki tiap 7-10 hari
sekali mulai 7 hari setelah tanam hingga hari ke 50-55.
Mulai hari ke 35 penyemprotan ditambah HORTECH
dengan dosis 1-2 tutup/ tanki.
c. Pengairan, penyiraman 1x per hari pada pagi hari, jika
ada serangan Thrips dan hujan rintik-rintik penyiraman
dilakukan siang hari.

VIII. Pembentukan Umbi ( 36 - 50HST )


Pengamatan HPT (Hama dan Penyakit tanaman) sama seperti fase
vegetatif. Perlu diperhatikan pengairannya. Butuh air cukup dimusim
kemarau, perlu dilakukan penyiraman sehari dua kali yaitu pagi dan sore hari.

IX. Pematangan umbi ( 51- 65 HST )


Fase ini tidak begitu banyak air. Penyiraman hanya dilakukan sehari sekali
yaitu pada sore hari.

7
X. Panen dan Pasca Panen
1. Panen
a. 60-90 % daun telah rebah, tanaman
dataran rendah panen pada umur 55-70
hari, dataran tinggi umur 70 - 90 hari.
b. Panen dilakukan pada pagi hari yang
cerah dan tanah tidak becek
c. Pemanenan dengan pencabutan batang
dan daun-daunnya. Selanjutnya 5-10
rumpun diikat menjadi satu ikatan
(dipocong).

2. Pasca Panen
a. Penjemuran dengan alas anyaman bambu ( gedeg). Penjemuran
pertama selama 5-7 hari dengan bagian daun menghadap ke atas,
tujuannya mengeringkan daun. Penjemuran kedua selama 2-3 hari
dengan umbi menghadap ke atas, tujuannya untuk mengeringkan
bagian umbi dan sekaligus dilakukan pembersihan umbi dari sisa
kotoran atau kulit terkelupas dan tanah yang terbawa dari lapangan.
Kadar air 80 - 85 % baru disimpan di gudang.
b. Penyimpanan, ikatan bawang merah digantungkan pada rak-rak
bambu. Aerasi diatur dengan baik, suhu gudang 26-29oC kelembaban
70-80%.
c. Menjaga sanitasi gudang, jika ada umbi yang berjamur dikumpulkan
untuk dimusnahkan.

8
Budidaya Bawang Merah

Analisa Usaha Tani Bawang Merah


Skala 1 Hektar

A. Biaya Investasi

1. Drum ; 4 buah x Rp 300.000 = Rp 1.200.000


2. Sprayer ; 2 buah x Rp 500.000 = Rp 1.000.000
3. Gembor & ember ; 4 unit x Rp 50.000 = Rp 200.000
4. Saung (untuk tempat alat-alat) ;1 unit x Rp 500.000 = Rp 500.000
5. Gerobag/angkong ; 1 unit x Rp 500.000 = Rp 500.000
6. Pompa air mesin diesel ; 1 unit x Rp15.000.000 = Rp 15.000.000
7. Terpal (6 x 8 ) 2 unit x Rp 300.000 = Rp 600.000
8. Cangkul, keranjang & peralatan lain 2 paket x Rp300.000 = Rp 600.000
Total biaya Investasi = Rp 19.600.000

Biaya penyusutan investasi (1 kali budidaya) = Total biaya investasi / 6 kali tanam
= Rp 3.266.667

B. Biaya persiapan Lahan

1. Sewa lahan 1 tahun untuk 2 atau 3 kali tanam; 1/2 x Rp10.000.000 = Rp 5.000.000
2. Pembersihan lahan ; 150 HOK x Rp70.000 = Rp 10.500.000
3. Pencangkulan / pentraktoran ; 50 HOK x Rp70.000 = Rp 3.500.000
4. Pengguludan, ; 50 HOK x Rp70.000 = Rp 3.500.000
5. Pembuatan bedeng dan got ; 50 HOK x Rp70.000 = Rp 3.500.000
6. Penanaman ; 50 HOK x Rp35.000 = Rp 1.750.000
Total Biaya Persiapan lahan = Rp 27.750.000

C. Biaya Pemeliharaan & Pemanenan

1. Penyulaman -
2. Pengocoran & Pemupukan ; 5 HOK x Rp70.000 = Rp350.000
3. Penyemprotan pupuk ; 48HOK x Rp70.000 = Rp3.360.000
4. Penyemprotan pengendalian hama & penyakit
; 24 HOK x Rp70.000 = Rp1.680.000
5. Penyiraman/pengairan ; 96 HOK x Rp35.000 = Rp3.360.000
6. Penyiangan gulma ; 24 HOK x Rp70.000 = Rp1.680.000
Total biaya perawatan = Rp10.430.000 = Rp 10.430.000
7. Pemanenan ; 60 HOK x Rp70.000 = Rp4.200.000
8. Pengangkutan ; 30 HOK x Rp70.000 = Rp2.100.000
Total biaya panen = Rp6.300.000 = Rp 6.300.000
Total Biaya Pemeliharaan & Pemanenan = Rp16.730.000
Budidaya Bawang Merah

D. Biaya SAPROTAN (Sarana Prasarana Pertanian)


1. Bibit ; 2000 kg x Rp 45.000 = Rp90.000.000
2. Pupuk Kandang ; 5 ton x Rp 600.000 = Rp3.000.000
3. Pupuk Anorganik NPK 16-16-16
Pupuk dasar ; 200 kg x 1 kali pemupukan x Rp10.000 = Rp2.000.000
Pupuk susulan ; 200 kg x 2kali pemupukan x Rp10.000 = Rp4.000.000
4. Produk MMC =
- MOSA GOLD ; 20 botol x Rp 90.000
- AGRITECH ; 20 botol x Rp 35.000
- HORTECH ; 20 botol x Rp 30.000
- TOP BN / MOSA BN ; 20 sachet x Rp 35.000
- BIO-SPF ; 20 sachet x Rp 30.000
- MOSA GLIO /
SUPERGLIO ; 20 sachet x Rp 30.000
Total Produk MMC = Rp 5.000.000
Total biaya SAPRODI = Rp104.000.000

E.Cadangan pestisida nabati


- Cadangan antivirus nabati 'Bimasakti' ; 10 botol x Rp150.000 = Rp1.500.000
Total cadangan bio-pestisida lain = Rp1.500.000

F. Total Biaya tiap musim tanam


Biaya Penyusutan A + Biaya B + Biaya C + Biaya D + Biaya E
Rp3.266.667 + Rp22.750.000 + Rp16.730.000 + Rp104.000.000 + Rp1.500.000
= Rp148.246.667

G. Perkiraan keuntungan per panen


Pada asumsi yang telah disebutkan sebelumnya, produksi budidaya bawang merah adalah
sebesar 15ton per hektar per musim tanam dengan tingkat off grade sebesar : 2,50 %
atau sebesar 375 kg. Maka perkiraan pendapatan sebesar ;
1) 14.625 kg (Grade Super) x Rp 20.000 = Rp 292.500.000
2) 375 kg (Grade rendah) x Rp 10.000 = Rp 3.750.000
Sehingga total pendapatan tiap panen = Rp 296.250.000
Keuntungan per panen = Total Pendapatan - Total biaya tiap musim
= Rp 296.250.000 - Rp148.246.667
= Rp 148.003.333

Catatan :
Musim kedua tanpa biaya A dan B poin 1-5 diatas
Budidaya Bawang ini dengan cara semi organik, yakni tanpa pestisida
kimia , kecuali keadaan terpaksa

Q D N 1 H J H UL X Q W X N , E X
$ 3H UWL
U \D ZL
.D

ZZZPRVDPDQGLULFRLG_ZZZDJURNRPSOHNVNLWDFRP

Anda mungkin juga menyukai